Deskripsi Kegiatan Pabrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



BAB II



KEGIATAN PABRIK KELAPA SAWIT 2.1. Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Pengadaan TBS untuk memenuhi kebutuhan pabrik diperoleh dari kebun masyarakat yang ada di sekitar dengan cara melaksanakan kerja sama melalui koperasi. Pada saat ini PT. Balam Sawit Sejahtera sudah mendapatkan dukungan dari Koperasi Sinar Bangko Jaya untuk menyalurkan dan menyuplai TBS. Proses pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik menggunakan 100 – 110 unit kendaraan jenis colt diesel per hari.



2.2. Pengolahan TBS Pengolahan TBS menjadi CPO dilaksanakan dengan beberapa tahapan proses pengolahan, yaitu: 2.2.1. Stasiun Penerimaan Buah a. Proses Penimbangan TBS, dimana dalam tahap awal proses penerimaan TBS dimulai dari timbangan atau Weight Bridge (Jembatan Timbangan). Hal ini bertujuan untuk mengetahui jumlah (volume) TBS yang diterima dari lapangan dalam skala berat tonase. Fungsi lain timbangan yaitu untuk mencatat semua produk PKS yang akan dipasarkan yaitu CPO dan Kernel, serta untuk keperluan mencatat barang-barang masuk ke PKS; b. Proses Penimbunan TBS di Loading Ramp; stasiun ini merupakan tahap awal proses pengolahan TBS dimana TBS yang diterima akan ditampung sementara untuk diisi ke FFB Conveyor. Stasiun loading ramp terdiri dari



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-1



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



beberapa hopper yang berjumlah 12 hopper/loading ramp. Dengan kapasitas masing-masing hopper 10-12 ton TBS. Dalam proses pengisian TBS ke dalam conveyor, setiap hopper dilengkapi dengan dup pintu yang digerakkan secara hidrolik. Pada masing-masing hopper di desain sedemikian rupa dengan sudut kemiringan mencapai 27 0 .



Jadi total



kapasitas loading ramp I dan II mencapai ± 240-280 ton TBS. c. Pengisian Lori ke dalam Sterilizer, dimana Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah. Pengisian yang baik jika Lori dapat dimuat TBS sebanyak kapasitas normal. Pengisian yang tidak penuh akan menyebabkan penurunan kapasitas oleh sterilizer atau sebaliknya pengisian terlalu penuh akan mengakibatkan pintu, maupun pelat (wear plate) rusak atau buah jatuh dalam rebusan. 2.2.2. Stasiun Sterilizer (Perebusan) Stasiun rebusan terdiri dari bejana rebus yang mampu menampung 20 ton TBS setiap rebusan. Jumlah bejana rebus terdiri dari 5 bejana yang diameter 2.700 mm. Pada setiap bejana dilengkapi dengan alat parameter berupa manometer dan time recorder. Suplai uap/steam untuk merebus di ambil dari saturated steam sisa dari turbine alternator yang telah ditampung dalam bejana uap BPV (Back Pressure Vessel). Tekanan kerja pada perebusan mencapai 3 kg/cm 2 . Sistem perebusan memakai sistem single peak. Dengan range waktu perebusan satu siklus mencapai 90-95 menit setiap rebus. Setiap bejana dilengkapi oleh safety valve yang berfungsi mengurangi tekanan lebih dari tekanan kerja 3 kg/cm 2 yang bekerja secara otomatis dengan digerakkan oleh pegas. Fungsi utama perebusan adalah untuk melunakkan daging buah agar mudah di proses pada stasiun kempa, mempermudah pelepasan brondolan dari janjang,



menonaktifkan



enzim



lipase



yang



dapat



mengurangi



efisiensi



pemisahan dalam stasiun kempa dan klarifikasi, mengurangi kandungan air



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-2



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



dalam buah itu sendiri dan dalam biji (nut) dan mempermudah proses pemecahan biji (nut) di stasiun kernel plant. Pada dasarnya proses perebusan tidak terlepas dari hasil mutu dan losses. Sistem perebusan yang terlalu tinggi dari norma yang ditentukan (melewati temperatur optimal 130-140 0 C, tekanan kerja 2,8 kg/cm 2 dan waktu yang terlalu lama) akan mengurangi tingkat mutu CPO. Hal ini karena terjadi proses auto katalitik sehingga kadar FFA naik sementara itu akan terjadi losses/kerugian minyak yang terikut tandan kosong (tankos) dan juga terbawa oleh air condensate. Norma maksimum yang ditetapkan untuk losses di stasiun rebusan ialah losses minyak pada tankos maksimum 0,47 %, losses minyak pada air condensate maksimum 0,72%. Sebaliknya apabila prosedur perebusan tidak dapat mencapai sistem normal/standard juga akan mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak di stasiun lainnya seperti pada stasiun thresher/penebah, tingkat brondolan yang terikut tankos juga tinggi sehingga kerugian pada minyak pada stasiun kempa (pressan) efisiensi ekstraksi minyak akan turun sehingga persentase minyak yang terikut ampas dan biji juga tinggi. Demikian juga terhadap stasiun kernel, proses pemecahan biji (nut) juga akan sulit dilakukan akibat tingginya kadar air nut (biji) yang menyebabkan biji akan banyak yang lolos dan apabila pecah, maka tingkat kadar inti pecah juga sangat tinggi persentasenya. 2.2.3. Stasiun Thresher (Penebah) Di dalam stasiun thresher terdiri atas beberapa tahap yang dimulai dari Thresher Feeder Conveyor untuk kapasitas 45 ton TBS/jam. Unit mesin ini mengatur jumlah/kapasitas buah yang akan dipipil. Mesin ini dilengkapi dengan penggerak motor listrik yang memiliki pengaturan kecepatan ( variable speed). Untuk pengoperasian 45 Ton TBS/jam juga dioperasikan 1 unit Hopper Auto Feeder.



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-3



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



Buah rebus yang tertuang kedalam mesin penebah (thresher) akan diputar oleh drum yang berdiameter 2 m dengan kecepatan putar 19 rpm. Tujuan alat ini untuk memipil tandan buah rebus agar brondolan terlepas/terpisah dari tandannya (tankos). Efisiensi mesin ini dipengaruhi oleh besar drum dan rpm nya. Kerugian yang akan terjadi di sini adalah proses pemipilan yang kurang sempurna, akibat buah kurang masak/mentah yang mengakibatkan persentase brondolan terikut tankos tinggi sehingga minyak tak terkutip dari brondolan tersebut. Kerugian lain minyak terikut tankos tinggi akibat buah rebus terlalu masak dan buah yang rusak/memar sejak dari awal penerimaan TBS dari lapangan ke PKS, norma kerugian minyak terikut tankos maksimum 0,47 %/TBS sedangkan losses brondolan terikut tankos norma maksimum 0,12 &/TBS dan untuk losses inti 0,03%. Selanjutnya brondolan yang sudah terpipil diangkut oleh Fruit Elevator untuk seterusnya diolah pada Stasiun Kempa (Pressing). 2.2.4. Stasiun Pengadukan (Digester) Brondolan buah dari drain thresher diangkut ke digester dengan menggunakan fruit elevator. Buah diaduk di dalam digester dan dilumat untuk mempermudah pengepresan serta pemisahan sel-sel minyak dari serat dan biji. Temperatur yang baik untuk memperoleh hasil yang maksimal berkisar 90 – 95 0C. 2.2.5. Stasiun Kempa (Pressing) Buah/brondolan yang sudah terpipil diaduk dalam digester. Mesin ini memiliki pisau-pisau (Arm) yang tersusun secara bertingkat di poros (As) dan membentuk huruf S maupun C yang dapat melumatkan daging buah. Untuk mempercepat proses pelumatan dilengkapi dengan Steam Injeksi gunanya agar temperatur tetap terjaga pada batas normal 90 0 C. Dan akan mempermudah pelumatan daging buah akibat semakin panas daging buah tersebut. Untuk memenuhi desain kapasitas terpasang, setiap line dioperasikan 2 unit Digester dengan kapasitas digester mencapai 3,2 ton. Brondolan yang dilumat akan membantu proses selanjutnya yaitu pada proses pengempaan pressing. Daging



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-4



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



buah yang sudah terurai dari biji dan serat dikempa (press) dengan mesin kempa Screw Press sehingga daging buah dan biji benar -benar kering sehingga efisiensi ekstraksi dapat mencapai maksimum. Hasil dari mesin kempa ini terdiri dari Crude Oil, Fibre + Nut (Cake) untuk mempercepat proses pemisahan mesin Screw Press dilengkapi alat penekan yang digerakkan dengan hidraulik yang diatur secara elektrik, tekanan kerja hidraulik mencapai 50 -60 bar. Di samping itu pada saat pengempaan berlangsung mesin Screw Press dilengkapi pipa air panas untuk proses pengenceran Crude Oil, untuk memenuhi desain kapasitas 45 ton/jam maka screw press dioperasikan sebanyak 4 unit dengan kapasitas setiap screw press adalah 15 -17 ton/unit/jam. Selanjutnya hasil olahan Screw Press terdiri dari Cake (Fibre dan Nut) dipecah/pisah oleh Cake Breaker Conveyor dan Crude Oil disaring Vibro Screen dan selanjutnya dikirim ke Continuous Setting Tank ( Klarifikasi). Pada unit Stasiun Pressing terjadi kehilangan minyak dan inti. Kandungan minyak dalam Fibre (serat) maksimum Norma 0,65%, minyak terikut biji (nut) maksimum Norma 0,24% dan kadar inti pecah Maksimum 0,67%/TBS dalam Fibre (serat) sebelum Crude Oil dikirim ke Continuous Setting Tank ada penampung sementara di Crude Oil Tank. Di dalam Tangki ini terdiri dari 2 ruang, ruang pertama untuk proses pengendapan lumpur/pasir dan ruang kedua yang dilengkapi pipa pemanas Steam untuk menjaga temperatur tetap Normal (90 -95 0 C), dan setelah itu dipompa ke Continuous Setting Tank Stasiun Klarifikasi. 2.2.6. Stasiun Pemisahan Serabut dan Biji Basah (Depericarping) Stasiun depericarping terdiri dari 3 bagian utama yaitu Cake Breaker Conveyor, Separating Column, dan Polishing Drum, yang merupakan satu kesatuan mesin untuk memisahkan serabut dengan biji basah. Cake breaker conveyor adalah salah satu ularan pengantar dimana badannya merupakan selubung uap. Dalam selubung uap ini dimasukkan uap air untuk memanaskan serabut bekas (sampah), agar jangan terlalu berat untuk diisap oleh blower. Separating column adalah tempat perpisahan antara sampah



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-5



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



dan biji, dimana sampah akan diisap oleh blower dan disalurkan ke dalam fibry cyclone. Biji yang sifatnya lebih berat dari sampah akan jatuh masuk ke dalam polishing drum. Polishing drum berfungsi sebagai perantara biji yang akan disalurkan ke nut silo dan pembersih biji-biji yang pada bagiannya masih melekat serabut kelapa sawit tersebut. Cara kerja ketiga bagian ini semi-automatic. 2.2.7. Pemecahan Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyor) Ampas proses yang masih mengandung biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecah dan dibawa untuk dipisah antara ampas dan biji. Alat-alat ini terdiri dari pedal yang diikat pada poros yang berputar. Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil mendorongnya perlahan-lahan menuju depericarper dan penguapan dapat berlangsung dengan lancar. 2.2.8. Stasiun Klarifikasi (Pemisahan) Dalam stasiun ini terjadi proses pemisahan yang diawali dari Continuous Setting Tank. Pada tangki ini Crude Oil dikirim dari Stasiun Pressan mengalami pemisahan fase berdasarkan berat jenis. Kapasitas Tangki Continuous Setting Tank ini untuk PKS mencapai 120 m 3 . Pemisahan minyak dipengaruhi oleh temperatur dan kekentalan. Temperatur harus tetap normal 90 -95 0 C dan Crude Oil yang ditampung di Continuous Setting Tank akan terpisah antara minyak dan Sludge. Minyak dikirim ke Oil Tank dan Sludge dikirim ke Sludge Tank. Untuk mempermudah pengamatan di Continuous Setting Tank dan alat thermometer. Di dalam tangki dilengkapi pipa Coil Steam untuk pemanas tangki tersebut. Selanjutnya minyak yang tertampung di Oil Tank dipanasi kembali dengan Steam Coil yang terdapat yang terdapat di dalam tangki, agar temperatur minyak tetap dapat dipertahankan sampai 90 0 C. Minyak yang sudah cukup kemudian diproses ke Mesin Oil Furifier yang bekerja berdasarkan putaran centrifuge sehingga minyak tersebut lebih bersih dan kandungan air jadi berkurang. Efisiensi mesin ini dapat meningkatkan penurunan kadar kotoran dan 0,01 % kadar air. Da n selanjutnya minyak dikeringkan oleh Vacuum Oil Drier yang prinsip kerjanya



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-6



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



berdasarkan kevakuman sehingga kadar air minyak dapat diperkecil sampai mencapai 0,10% Norma. Minyak yang sudah melalui V.D.O selanjutnya dikirim ke Oil Storage Tank sebagai CPO. Selanjutnya sludge yang tertampung di Sludge Tank dipanasi kembali dengan menggunakan Steam Injeksi (langsung) untuk menjaga suhu tetap normal (90-95 0 C). Sludge yang ditampung dalam Sludge Tank dipompa oleh Pre-cleaner Pump yang melalui Sand Cyclone untuk menyadap/menangkap pasir halus yang masih terbawa Sludge. Sludge yang dikirim ke Sludge Balance Tank selanjutnya diolah oleh mesin Separator. Di PKS PT. Balam Sawit Sejahtera menggunakan 5 unit mesin Sludge Centrifuge dengan kapasitas desain 8 m 3 /jam. Dalam proses pengolahan sludge ini terjadi pemisahan menjadi 2 fase yaitu Fase Minyak (Oil), Light Fase dan Heavy Fase. Dalam proses pemisahannya pun tidak terlepas adanya losses minyak yaitu kerugian minyak pada Solid yang dibatasi dengan Norma Maksimum 0,4% kerugian minyak pada Heavy Fase (air buangan). Namun minyak yang terbuang ikut pada Heavy Fase masih dapat dikutip pada kolam Fat-Pit untuk ditransfer kembali ke Stasiun Klarifikasi. Efisiensi pengutipan minyak oleh mesin Sludge Centrifuge dan Oil Purifier dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu yang tepat, ketentuan tingkat pengenceran yang sesuai dan kapasitas oleh yang ditentukan. 2.2.9. Stasiun Pengolahan Sludge Dalam stasiun ini terdapat unit pendukung proses pemurnian yaitu unit pengolahan sludge yang sistem kerjanya menyatu dengan unit pemurnian. Sand Cyclone Sludge dari sludge tank dipompakan terlebih dahulu ke sand cyclone sebelum dimasukkan ke sludge separator dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya sentrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan akan di blow down secara berkala. Pemisahan Lumpur



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-7



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner, dimasukkan ke dalam sludge separator, untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong ke luar melalui sudut-sudut ke ruang pertama tangki pisah. Penampungan Limpahan Minyak Endapan dari clarifier tank, oil tank, sludge tank yang disiram dengan air setiap pagi sebelum mengolah dan ditampung di dalam tangki. Pengutipan Minyak Parit Fat pit digunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari kondensat dan stasiun klarifikasi. Minyak yang terkutip akan dipompa ke pre-claim oil tank. Pembersihan bak dilakukan setiap bulan sekali. 2.2.10. Stasiun Kernel Recovery Pada stasiun ini diusahakan untuk mengambil inti sawit (kernel) dari cangkang yang ada untuk dikeringkan menjadi inti sawit yang meliputi prose pengolahan yaitu pengeringan biji, pemecahan biji, pemisahan cangkang dengan inti sawit, dan pengeringan inti sawit dan siap packing atau dipasarkan. Secara rinci pekerjaan yang dilaksanakan di stasiun ini meliputi: Pemeraman Biji (Nut Silo) Biji yang telah dikeluarkan dari depericarper perlu diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel lekang dari cangkang. Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri dari 3 (tiga) tingkat suhu yang berbeda, yaitu bagian atas 70 0



C, bagian tengah 45 0 C, dan bagian bawah 50 0 C.



Pemecahan Biji



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-8



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



Alat pemecah biji terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu tipe nut cracker dan ripple mill. Nut cracker hendaknya dioperasikan dengan mengatur ketepatan putar yang sesuai dengan ukuran biji. - Fraksi kecil < 13 mm



:



1.400 rpm



- Fraksi sedang 13-15 mm :



1.300 rpm



- Fraksi besar > 15 mm



:



1.250 rpm



Jika pemecahan biji menggunakan ripple mill, maka magnet yang terdapat pada corong pemasukan harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Efisiensi nut cracker atau ripple mill dinyatakan dengan persentase biji yang dapat dipecahkan terhadap umpan. Pengeringan Kernel Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air dimasukkan ke silo pengering untuk diturunkan kandungan airnya hingga mencapai 7%. Pengeringan kernel sawit dilakukan dengan udara bertemperatur 45



0



C – 70



0



C selama 14-15 jam. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk



menonaktifkan kegiatan mikroorganisme sehingga proses pembentukan jamur atau proses kenaikan asam (laurid acid) dapat dibatasi pada saat kernel disimpan. Penimbunan Kernel Produk kernel ditimbun dalam kernel bin dan selanjutnya disimpan dalam karung goni dengan kelembaban udara 70% atau ditimbun di silo kernel dimana pengiriman ke tempat penjualan dengan sistem curah. 2.2.11.



Stasiun Penyimpanan CPO



Pada stasiun ini minyak hasil akhir dari proses klarifikasi selanjutnya disimpan dalam tangki timbun CPO dan siap untuk dipasarkan.



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-9



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



2.2.12. Stasiun Water Treatment Plant Air merupakan kebutuhan utama dalam Pabrik Kelapa Sawit yang digunakan pengisian ketel uap dan kebutuhan pengolahan serta untuk domestik menghendaki syarat mutu air sesuai kriteria yang diinginkan dalam suatu Pabrik. Sumber air untuk keperluan operasional PT. Balam Sawit Sejahtera diperoleh dari sumur bor (air bawah tanah) yang dipompakan ke waduk reservoar. Sebelum dimanfaatkan, air terlebih dahulu diberi perlakuan yang bertujuan agar mutu air baku sesuai syarat-syarat yang ditentukan. Tahap awal perlakuan air ini dimulai dari Stasiun Water Treatment. Proses penjernihan air di Water Treatment dilakukan dalam beberapa tahap, yakni sebelum air ke Clarifier Tank terlebih dahulu diinjeksikan bahan kimia yaitu Aluminium Sulfat (A12SO4), Soda Ash dan Polimer. Dosis pemakaian bahan kimia disesuaikan dengan kadar air yang diterima, sebelum diadakan pelarutan bahan kimia air terlebih dahulu di Jar Test untuk mengetahui berapa dosis yang dibutuhkan setiap m3 air. Fungsi ketiga jenis bahan kimia tersebut adalah untuk menjernihkan air dari zat-zat yang tersuspensi. Sehingga zat-zat terlarut yang tersuspensi di air akan mengendap dan tidak terbawa ke proses, selanjutnya untuk mempercepat proses pengendapan disediakan Clarifier Tank dan juga Water Basin. Dengan adanya ini, maka retention time untuk proses penjernihan (pengendapan) akan lebih lama. Tahap selanjutnya adalah penyaringan kotoran/flockflock yang tersuspensi yang masih terbawa dalam air. Alat penyaringan yang digunakan adalah Sand Filter. Air yang sudah melalui tahap penjernihan tersebut disalurkan ke Water Tower untuk penimbunan sementara yang selanjutnya akan didistribusikan ke pemakaian berikutnya antara lain untuk keperluan ketel uap, pengolahan, pencucian pabrik dan domestik. Tahap selanjutnya adalah pemakaian air untuk keperluan ketel uap. Sebelum air dimanfaatkan ke Ketel Uap, terlebih dahulu dilakukan proses demineralisasi air dengan tujuan untuk mengurangi zat - zat terlarut yang masih terbawa dalam air yang tidak dapat tertangkap oleh proses penjernihan yang sangat tidak diinginkan bagi ketel uap. Unsur - unsur yang selalu terikut dalam air yang tidak diharapkan antara lain: Ca2+, Mg2+,



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-10



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



Fe2+, SiO2, Nas+, C12, N12+, Fe3, So3, Hardness dan lain-lain. Untuk mengurangi kadar unsur yang terlarut tersebut maka dilakukan penangkapan Ion - Ion oleh Kation dan Anion. Pada poses Kationisasi unsur-unsur yang diambil/ditangkap adalah: Mg2, Ca2+, Fe2+, Na2+ Hardness dan lain-lain. Penangkapan unsur -unsur tersebut adalah resin. Proses reaksi yang terjadi adalah pelepasan Ion negatif. Demikian juga kadar O2 yang terlarut dalam air masih tinggi. O2 akan di proses dalam di Deaerator, sebelum ke Deaerator air dikirim dari Kation ke Degarifer ke Anion. Pada proses Anionisasi, unsur-unsur yang tertangkap adalah SiO2, C12+, FE2+, SOl3. Media penangkap unsur - unsur tersebut juga memakai Resin, sehingga pada proses reaksi, akan dilepaskan ion - ion Positif. Pada tahap waktu tertentu kedua Resin tersebut (Kation & Anion) akan mengalami kejenuhan, sehingga kemampuan resin untuk menangkap unsur - unsur yang tidak diharapkan akan semakin berkurang dan hal ini harus dilakukan regenerasi resin Kation dan Anion. Pada proses regenerasi ini zat kimia yang dipakai akan melalui resin dan menangkap unsur - unsur yang tertahan dalam resin untuk dilepaskan dan dibuang, sebaliknya resin akan menerima ion- ion: S04, Cl, dari larutan bahan kimia regenerasi sehingga fungsi resin akan normal kembali. Demikian juga pada Anion, Regenerasi dilakukan dengan melarutkan bahan kimia yang dilewatkan melalui resin tersebut untak menangkap, membawa unsur-unsur yang ditahan dalam Resin anion : SiO2, Cl2, S03, dilepaskan dan dibuang sebaliknya resin akan menerima Ion - Ion NaOH, terhadap larutan Regenerasi tersebut dan kapasitas resin untuk menangkap unsur - unsur tersebut dapat normal kembali. Tahap selanjutnya adalah proses pengurangan kandungan O2 dalam air umpan, yang mana pada air umpan masih terdapat kadar O2. Hal ini sangat tidak diharapkan dalam sebuah ketel uap. Alat yang digunakan adalah Deaerator, tujuan alat ini adalah untuk menghisap keluar udara. Dengan demikian kandungan O2 dalam air Umpan akan berkurang walau tidak dapat seluruhnya.



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-11



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



Proses berikutnya adalah Internal Treatment, yaitu proses menginjeksikan bahan kimia dalam air Umpan sebelum seterusnya dikirim ke Ketel Uap. Bahan Kimia yang diinjeksikan terdiri dari beberapa jenis antara lain: -



Untuk menaikkan pH, Alkalinity



-



Untuk menaikkan TDS, menaikkan Phosphate



-



Untuk menaikkan Sulphite, sebagai Scavenger O2



Dosis pemakaian Bahan Kimia disesuaikan dengan kondisi air Umpan harus dapat mencapai Syarat minimal Mutu Air Umpan.



2.3. Pengolahan Limbah Cair Pengolahan limbah cair PT. Balam Sawit Sejahtera terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: 1) Pembiakan Bakteri; Kolam ini digunakan untuk mengaktifkan bakteri. Bahan yang digunakan untuk adaptasi dan pembiakan antara lain: air limbah PKS pH 4,0 – 4,5, kaustik soda, bakteri dbetagen-kispa, nutrien seperti nitrogen dan fosfat. Pembiakan ini dilakukan selama 3 -7 hari. 2) Pengasaman (Aerob); Limbah yang berasal dari bak pemisah minyak dialirkan kedalam kolam pengasaman dan dibiarkan selama 5 hari. Selama penahanan akan terjadi kenaikan kadar asam mudah menguap dari 1.000 mg/l menjadi >5000 mg/l. Hal ini untuk memudahkan proses selanjutnya di dalam kolam anaerob primer. 3) Pengendalian dan Pengoperasian; Pengendalian dan pengoperasian limbah cair PKS merupakan proses perombakan bahan organik majemuk menjadi bahan organik sederhana secara mikrobiologis dalam kondisi an aerob. Tahapan perombakan dan pengoperasian pada setiap kolam adalah sebagai berikut : 



Perombakan An-Aerob Primer I (AnP I)



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-12



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



Limbah netral dari kolam netralisasi ke kolam an -aerob dengan waktu bersamaan dialirkan lumpur aktif (bakteri) dari kolam pembiakan dengan perbandingan 1:1. Reaksi mikrobiologis berlangsung sangat cepat, yaitu pengubahan komponen organik majemuk dari limbah menjadi asam mudah menguap “voltaic fatty acid” VFA dan diikuti dengan penurunan pH cairan. Namun dapat dilakukan resirkulasi dari pH yang lebih tinggi. Bakteri yang berperan dalam oksidasi biokimia dikenal dengan bak teri penghasil asam. Kemudian cairan mengalir secara kontinu kedalam kolam pematangan an-aerob sekunder II. Kolam mini dilengkapi dengan pompa sirkulasi dengan kapasitas 45 ton/jam. 



Perombakan An-Aerob Primer II (AnP II) Reaksi di kolam ini yaitu pengubahan komponen organik majemuk menjadi senyawa asam mudah menguap. Sebenarnya akhir dari reaksi hidrolisa dan awal reaksi tahap pembentukan gas belum diketahui secara tepat. Bakteri yang berperan adalah bakteri penghasil asam. Efisiensi penguraian di dalam kolam an-aerob primer I dan II adalah optimum, yaitu BOD limbah dari 25.000 mg/l turun menjadi 5.000 mg/l atau pengurangan 80 %. Selanjutnya limbah dari AnP I dan AnP II dialirkan ke kolam an-aerob sekunder.







Pematangan An-Aerob Sekunder I dan II Reaksi tahap ini yaitu pengubahan asam mudah menguap menjadi gas-gas seperti metana, karbondioksida (CO 2 ), hydramogen sulfide dan lain-lain. Di sini angka BOD dari 5.000 mg/l turun menjadi 500 mg/l. Efisiensi penguraian sebesar > 90 %. Sistem an-aerob akan menghasilkan efisiensi yang cukup baik jika didasarkan pada : (1) waktu penahanan hidrolisa optimum, (2) keasaman dan alkalinitas (pH) yang tepat, (3) suhu optimum selama



Proposal Kajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit PT. Balam Sawit Sejahtera Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Masyarakat di Kelurahan Balam Sempurna Kota Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir



II-13



Bab II Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit



pengendalian, (4) Konsentrasi nutrisi cukup, (5) karakteristik limbah yang sesuai, (6) pengadukan resirkulasi yang cukup dan (7) tanpa kehadiran inhibitor-senyawa beracun. 



Aerob Perombakan



aerob



tergantung



kepada



bakteri



spesifik



yaitu



memerlukan udara, baik untuk pertumbuhan maupun respirasi. Total lama retention time air limbah sudah cukup memenuhi baku mutu limbah PKS dan dapat dialirkan ke sungai. Dengan memakai aerator suplai oksigen yang cukup, maka angka BOD dari 500 mg/l berkurang menjadi 100 mg/l. Efisiensi penguraian dengan cara oksidasi > 80 %. 



Facultative Kolam pengendapan berfungsi untuk memisahkan cairan dari lumpur yang mengalir secara kontinu dari kolam aerob. Karakteristik limbah cair PKS setelah perlakukan adalah pH 7,0-8,5, BOD 100 mg/l, COD 350 mg/l, TS