10 0 279 KB
DETEKSI DINI DAN TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN PADA ANAK Oleh : Nurnaningsih Pendahuluan Sistem pelayanan kegawatdaruratan pada anak merupakan sistem vertikal yang terintegrasi yang dilakukan oleh tenaga terlatih, yang berkompeten pada semua tingkatan. Termasuk disini adalah dokter anak, dokter umum, dokter keluarga, perawat dan bidan. Langkah‐langkah : 1. Survey kondisi pasien dan lingkungan : a. Tentukan keadaan sekeliling yang membahayakan b. Yakinkan pasien aman c. Panggil bantuan ( bila dibutuhkan). 2. Observasi aturan baku 3. Tentukan kegawatan utama pasien : dengan PAT (Pediatric Assessment Triangle) / Penilaian Segitiga Pediatrik 4. Tentukan tingkat kesadaran pasien : dengan AVPU 5. Tentukan ada tidaknya trauma spinal , penurunan kesadaran atau bahkan tidak sadar, trauma servikal, lakukan stabilisasi spina servikal secara manual. 6. Lakukan pemeriksaan ABCDE 7. Tentukan apakah anak perlu dirujuk Menilai Anak Sakit Gawat 1. Segitiga penilaian pediatrik (PAT: Pediatric Assessmen Triangle) Teknik penilaian ini dilakukan tanpa memegang anak. Dengan melihat dan mendengar, pemeriksa dapat mendapatkan kesan akan kegawatan anak. Tiga komponen PAT adalah: Penampilan anak Upaya napas Sirkulasi kulit
1.1. Penampilan anak Penampilan anak dapat dinilai dengan berbagai skala. Metoda ‘ticles’ meliputi penilaian tonus (T= tone), interaktisi (I= interactiveness), konsolabilitas (C= consolability), cara melihat (L= look/gaze) dan berbicara atau menangis (S= speech/cry) (tabel 3). Penilaian dengan metoda ‘Ticles’ (TICLS) Karakteristik Hal yang dinilai Tone Apakah anak bergerak aktif atau menolak pemeriksaan dengan kuat? Apakah tonus ototnya baik atau lumpuh? Interactiveness Bagaimana kesadarannya? Apakah suara mempengaruhinya? Apakah ia mau bermain dengan mainan atau alat pemeriksaan? Apakah anak tidak bersemangat saat berinteraksi dengan orang tua/ pengasuh? Consolabillity Apakah ia dapat ditenangkan orang tua atau pengasuh atau pemeriksa? Apakah anak menangis terus atau tampak agitasi sekalipun dilakukan pendekatan yang lembut? Look/Gaze Apakah ia dapat memfokuskan penglihatan? Apakah pandangannya kosong? Speech/Cry Apakah anak berbicara atau menangis dengan kuat? Apakah suaranya lemah? 1.2. Upaya napas Upaya napas merefleksikan usaha anak mengatasi gangguan oksigenasi dan ventilasi. Karakteristik hal yang dinilai adalah : Suara napas yang tidak normal Posisi tubuh yang khas Retraksi Cuping hidung Penilaian Upaya Napas Karakteristik Suara napas yang tidak normal Posisi tubuh yang tidak normal Retraksi Cuping hidung
Hal yang dinilai Mengorok, parau, stridor, merintih, menangis Sniffing, tripoding, menolak berbaring, head bobbing Supraklavikula, interkosta, subternal Napas cuping hidung
1.3. Sirkulasi kulit Sirkulasi kulit mencerminkan kecukupan curah jantung dan perfusi ke organ vital. Hal yang dinilai : Pucat Mottling Sianosis Penilaian sirkulasi kulit Karakteristik Hal yang dinilai Pucat Kulit atau mukosa tampak kurang merah karena kurangnya aliran darah ke darah tersebut Mottling Kulit berbecak kebiruan akbiat vasokontriksi Sianosis Kulit dan mukosa tampak biru Penilaian ke 3 hal ini, tanpa menyentuh anak, telah dapat memberikan gambaran kasar tentang kegawatan anak dengan cepat. Secara ringkas penggunaan PAT dapat dilihat pada gambar 1. Gawat Napas
Penampilan N
Upaya napas↑
Sirkulasi kulit (N)
Gagal Napas Penampilan ↓ Upaya napas ↑/↓ Sirkulasi kulit N/↓
Syok Penampilan ↓
Upaya napas N
Sirkulasi kulit ↓ Gangguan metabolik, gangguan primer susunan syaraf pusat atau intoksikasi
Penampilan ↓
Upaya napas N
Sirkulasi kulit N Gambar : Metoda PAT 2. Metoda ‘ABCDE’ Teknik ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik pada anak. Komponen pemeriksaan: A= airway B= breathing C= circulation D= disability E= exposure 2.1. Airway (jalan napas) Sekalipun dengan teknik ‘PAT’ telah diketahui adanya obstruksi jalan napas, namun derajat obstruksi perlu lebih terinci, antara lain untuk tindakan resusitasi. Menilai jalan napas (airway) pada anak dengan kesadaran menurun dilakukan dengan teknik ‘look, listen, feel’ yaitu membuka jalan napas dengan posisi sniffing, lalu melihat pengembangan dada sambil mendengar suara napas dan merasakan udara yang keluar dari hidung/mulut (gambar).
Penilaian jalan napas diekspresikkan sebagai: Jalan n napas bebass Jalan n napas masih h dapat dipeertahankan Jalan n napas harus dipertahan nkan dengan intubasi Obstru uksi total jalan napas
Gambar : Teknik ‘loo ok, listen, feeel’ 2.2 2. Breathing g (kinerja naapas) Kinerja naapas dinilaii dengan menghitung m frekuensi napas, men nilai upaya napas dan n penampilaan anak. Seesuai tingkaat tumbuh kembang anak, a freku uensi normaal berbeda‐‐ beda denggan perubahan usia (taabel 6). Frekuensi napaas juga dipeengaruhi oleeh berbagai keadaan. Pernapassan yangg cepat dapat teerjadi pada demam, nyeri,, ketakutan Pernapasaan yang lam n/kecemasaan, atau em mosi yang meningkat. m mbat dapatt terjadi paada anak yang y kelelahan akibatt gawat napas yang ttidak segerra ditolong. Karena itu u dalam meenilai upaya napas perlu diperhatikkan nilai ekstrim. Freku uensi napass di atas 6 60 kali/men nit untuk semua s usiaa, apalagi disertai reetraksi dan kesadaran n menurun sangat mungkin menaandakan gaagal napas. Freksuensi napas kuraang dari 20 0 kali/menitt untuk anaak di bawah h 6 tahun d dan 15 kali//menit untu uk anak kurang dari 15 5 tahun juga harus mendapat perhatian khussus. Frekuensii pernapasaan normal ssesuai usia Usia 12 2 th
Frekuensii pernapasaan (pernapaasan/menitt) 30 – 40 20 – 30 15 – 20 12 – 16
Penilaian upaya napas dilakukan dengan melihat, mendengar, juga menggunakan stetoskop dan alat pulse‐oxymetry bila ada. Interpretasi suara napas abnormal dapat dilihat dalam tabel . Interprestasi suara napas abnormal: Suara Stridor Meningitis Merintih (grunting) pada ekspirasi Ronkhi basah pada inspirasi Suara napas tidak ada dengan upaya napas yang meningkat
Penyebab Obstruksi jalan napas atas Obstruksi jalan napas bawah Oksigenasi tidak adekuat Cairan lendir atau darah dalam jalan napas Obstruksi jalan napas total Gangguan transmisi suara
Contoh diagnosis Croup, benda asing, abses retrofarings Asthma, benda asing, bronkiolitis Kontusi paru, pneumonia, tenggelam. Pneumonia, kontusi paru
Benda asing asthma berat, pneumotoraks, hemotoraks Efusi pleura, pneumonia, pneumotoraks
Pulseoxymetry merupakan alat sederhana untuk menilai kinerja napas. Pembacaan di atas saturasi 94% secara kasar dapat menunjukkan kecukupan oksigenasi. Pembacaan di bawah 90% pada anak dengan oksigen 100% dapat menunjukkan bahwa anak memerlukan ventilator. Interpretasi pulseoxymetry harus dilakukan bersama dengan penilaian upaya napas, frekuensi napas dan penampilan anak. Anak dengan gangguan napas kadang‐kadang masih dapat mempertahankan kadar oksigen darah dengan work of breathing yang meningkat. Sementara anak dengan kelainan jantung bawaan biru dapat menunjukkan saaturasi yang rendah tanpa distress napas. Circulation (sirkulasi) Penilaian sirkulasi dilakukan dengan menghitung denyut jantung, perfusi organ dan tekanan darah. Denyut jantung normal sesuai usia dapat dilihat dalam tabel . Takikardi dapat merupakan tanda awal hipoksia atau perfusi yang buruk. Namun dapat juga terjadi pada demam, nyeri, ketakutan, dn emosi yang meningkat. Bradikardi dapat memberikan indikasi hipoksia atau iskemia.
Perfusi organ dapat dinilai dengan menilai denyut nadi perifer, capillary refill time dan tingkat kesadaran. Produksi urine juga merupakan indikator yang baik, namun biasanya kurang diperhatikan orang tua. Perhatikan kualitas nadi. Bila nadi brakial kuat, biasanya anak tidak mengalami hipotensi. Bila denyut nadi perifer tidak teraba, cobalah meraba di femoral atau karotis. Tidak adanya denyut nadi sentral merupakan indikasi untuk segera dilakukan tindakan pijat jantung. Capillary refill time normal kurang dari 2‐3 detik. Namun demikian capillary refill time dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan, misalnya suhu udara yang dingin. Nilai normal denyut jantung sesuai usia Umur Sebaran normal ( denyut/menit)