Dialog Komter IGD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PERAWAT IGD



Peran : -



Pasien : Fitra Perawat 1 : Nuraini Perawat 2 : Fina Dokter : Cintia Keluarga pasien 1 : Billy Penolong 1 : Rika Penolong 2 : Gita Petugas Rekam Medik : Indy



Narasi Disebuah RSUD 45 Kuningan diruang IGD terdapat seorang pasien yang bernama Fitra yang berumur 21tahun dimana ia sekarang merupakan seorang mahasiswa , dia mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan cidera dan dibawa oleh dua orang pengendara lain yang menolongnya. Pasien (setengah sadar merintih kesakitan) Rika : “sus tolong ada pasien kecelakaan, tolong segera ditangani” Narasi Perawat IGD segera mengambil brangkar, dan memindahkan pasien diatas bed Indy : maaf ibu itu siapa ya?” Rika : “saya yang menolong sus” Indy : “ anda tahu identitas dari korban ini bu?” Rika : “ tidak sus, tapi coba saya Tanya ke korbannya dulu” (si penolong menghampiri korban) Gita : “ mas kamu bawa KTP, Boleh saya pinjam dulu untuk administrasi? Kamu bawa handphone atau tidak nanti saya akan mengabari keluargamu” Pasien : “ diatas pak “



Narasi Kemudian si penolong mengurusi registrasi si korban dan menghubungi keluarga pasien. Sementara itu, perawat sedang menangani korban kecelakaan tadi. Nuraini : “ mas-mas bisa dengar saya?” Fitra : “ aduh sakit sus “ Nuraini : “yang sakit seblah mana mas?” Pasien (menggerakan bagian yang sakit) Nuraini : “pusing tidak mas?” Fitra : “pusing sus” *Direceptionis Billy : “sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa kerumah sakit pasien dengan nama fitra?” (dengan ekspresi panik) Indy : “disebelah sana pa, mari saya antarkan” Narasi Keluarga pasien segera membuka sampiran dan menjummpai anaknya terbaring tak berdaya diatas tempat tidur. Billy : “ya allah nak.....apa yang terjadi sama kamu sampai kamu begini, apanya yang sakit nak?” Fitra : “kaki dan kepala saya pusing” Billy : “lah ini kamu tadi sudah diperiksa sama dokter belum?” Fitra : “sudah pa” Billy : “terus apa kata dokter?” Fitra : “tidak tahu pak” Narasi Ditengah perbincangan ini perawat datang keruangan pasien Nuraini : “permisi ,saya izin bertanya kepada pasien sebentar ya pak”



Billy : “iya sus, silahkan” Nuraini : “gimana mas apakah ada keluhan lagi?” Fitra : “masih sus dada saya terasa sesak” Nuraini : “kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, supaya pernafasannya lancer” Pasien (menganggukan kepala) Narasi Perawat memulai tindakan pemberian oksigen kepada pasien Billy : “loh nak dada kamu sesak juga?” Fitra : “iya pak” Billy : “ini kenapa ya sus, ko dada anak saya sesak? Padahalkan anak saya tidak punya riwayat sakit asma” Nuraini : “mungkin anak ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa sesak” Billy : “lah ini tadi katanya anak saya sudah diperiksa sama dokter, hasilnya bagaimana ya sus?” Nuraini : “oh itu, nanti ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter bu” Billy : “oh begitu sus” Nuraini : “iya pak, kalau begitu saya permisi dulu ya pak, kalau butuh sesuatu bisa panggil kita di ruang perawat ya pak” Billy : “baik sus” Nuraini : “mari pak permisi” Billy : “oh iya silahkan sus” Narasi Perawat kembali ke ruang perawat dan bapak pasien tetap menunggu pasien disamping tempat tidur pasien. setelah beberapa menit kemudian seorang perawat datang kembali Fina : “permisi pak, bapak diminta untuk mnemui dokter sekarang” Billy : “iya sus, lah terus anak saya sama siapa sus” Fina : “bapak silahkan temui dokter dulu anaknya biar saya yang menjaga”



Narasi Diruang jaga bapak pasien bertemu dengan dokter yang berjaga di IGD Cintia : “keluarga dari saudara fitra ya pak ?” Billy : “iya dok, bagaimana dengan anak saya dok ?” Cintia : “silahkan duduk dulu pak, saya akan menjelaskan keadaan anak bapak” Billy : “iya dok (sambil duduk)” Cintia : “ini sepertinya ada gangguan pada tulang dibagian kaki sodara fitra, dan sejak tadi dia mengeluh pusing, jadi untuk mengetahui keadaan tulang dibagian kakinya kita sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan sebaiknya kita melakukan CT-SCAN untuk mengetahui keadaan dari bagian dalam kepala anak bapak” Billy : “memangnya kalau tidak dilakukan kenapa ya dok?” Cintia : “jika tidak dilakukan rogten dan CT-SCAN, kita tidakmengetahui keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa mengambil tndakan selanjutnya” Billy : “kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok” Cintia : “iya pak silahkan, tetapi saya mohon bapak untuk segera memberikan keputusan agar kita dapat melakukan tindakan selanjutnya” Billy : “baik dok, kalau begitu saya permisi dulu” Citia : “oh iya pak silahkan” Narasi Keluarga pasien kembali ke ruangan pasien namun ditengah perjalanan bapak bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi Nuraini : “bagaimana anaknya pak?” Billy : “iya suster tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT-SCAN pada anak saya, tapi ko saya merasa ragu ya sus?” Nuraini : “memang sebaiknya harus dilakukan itu pak, apabila terjadi sesuatu bisa segera diketahui dan ditangani, bagaimana pak apa ada yang kurang jelas?” Billy : “tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus”



Nuraini : “insyaallah tidak apa-apa pak” Billy : “oh iya sus makasih atas informasinya” Nuraini : “oh iya sama-sama, mari pak “ Billy : “iya sus” Narasi Setelah mendapat informasi dari perawat, keluarga pasien pun yakin dengan keputusan yang akan diambilnya, dan menuju keruang dokter untuk konfirmasi Cintia : “bagaimana pak?” Billy : “setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya dirongten dan CT-scan” Cintia : “baiklah kalau begitu bapak bisa menandatangani surat persetujuan tindakan” Billy : “ iya dok saya tanda tangan dimana?” Cintia : “ini silahkan bapak baca terlebih dahulu, kemudian tanda tangan disebelah sini” Narasi Kemudian keluarga pasien kembali ke kamar pasien,setelah beberapa saat kemudian datanglah seorang perawat Fina : “permisi pak, sekarang anak bapa waktunya melakukan rogten, pasien ini mau saya antarakan ke ruang radiolog” Pasien ( mengganggukan kepala ) Fina : “mari mas saya antarkan” Fitra : “saya maunya diantarkan sama perawat yang tadi” Fina : “perawat yang tadi sudah pulang mas, biar saya antar saja ya mas, bapanya juga boleh ikut nganter ko” Fitra : “ ya sus” Dan akhirnya fitra pun dibawa ke ruang radiologi untuk dilakukan rontgen. Dari hasil rontgen diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus dirawat inap untuk segera dilakukan operasi.