DIAN FENTI ASMARA Kepemimpinan Entrepreneur Learning Journal PKN TK II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEARNING JOURNAL Program Pelatihan Angkatan Nama Mata Pelatihan Nama Peserta Nomor Daftar Hadir Lembaga Penyelenggara Pelatihan



: Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II :2 : ORGANISASI PEMBELAJAR (OP) (Enterpreneur Leadership) : DIAN FENTI ASMARA, S.AP : 28 : LAN-RI



A. Pokok Pikiran (Diisi tentang pokok-pokok pikiran dalam modul disertai dengan contoh kasus, peristiwa, profil tokoh atau konsep pendukung hasil dari pelaksanaan pencarian individu) Apa yang Anda ketahui tentang Organisasi Pembelajar (OP)? Organisasi pembelajar (learning Organization) adalah proses berkelanjutan di dalam suatu organisasi yang menyediakan kelancaran pembelajaran dan pengembangan individu untuk semua pegawai, dengan tetap menjaga transformasi secara terus menerus, pemberdayaan sumber daya manusia, bahwa manusia untuk meningkatkan kapasitas organisasi dapat ditempuh melalui proses belajar. Menurut Peter Senge, di dalam organisasi pembelajar (learning organization) yang efektif membutuhkan skills yang harus dimiliki oleh setiap personal untuk membangun organisasi pembelajar, sehingga organisasi pembelajar dapat diwujudkan secara optimal. Organisasi pembelajar yang optimal dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi. Skills tersebut yakni:  personal mastery (berkompeten),  mental models (pola mental),  shared vision (visi yang sama),  team learning (tim pembelajar), dan  systems thinking (berpikir sistem), Organisasi pembelajar yaitu organisasi dimana :  pegawainya secara berkelanjutan mengembangkan kapasitasnya untuk mewujudkan hasil yang mereka inginkan  pola berpikir baru dan ekspansif ditumbuhkembangkan  pegawai secara terus-menerus belajar bersama bagaimana cara belajar. Mengapa OP penting bagi organisasi publik? OP fleksibel menghadapi permasalahan, membangun kolaborasi kerja, dan menentukan standar kerja. Responsif: tanggap terhadap peluang bisnis. Meliputi prosedur, tujuan kerja, dan solusi masalah pelanggan



cepat, tepat, terjangkau sesuai parameter lokal, internasional dan global. Contoh OP yang ada :  Stora (perusahaan Swedia) berumur sekitar 800 tahun  Sumitomo (perusahaan Jepang) berumur kira-kira 400 tahun  Du Pont (perusahaan Amerika Serikat) kira-kira telah berumur 195 tahun  Pilkington (perusahaan Inggris) kira-kira telah berumur 171 tahun. Life is 10% what happen to you, and … 90% how you respond to it. Artinya adalah :  Perubahan strategis yang menuntut organisasi untuk belajar dan beradaptasi (Era peradaban informasi, 4.0). Sebesar apapun tantangan ini, seharusnya hanya menyedot 10% usaha organisasi.  Tetapi usaha kita sebagian besar (90%) dicurahkan untuk merespon situasi yang menantang yang 10% itu. Merespon dalam hal ini adalah proses belajar atau beradaptasi. Karena itu, sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya organisasi untuk belajar. Menurut Gubernur Jawa Barat, jiwa kewiraswastaan memang harus diterapkan dalam dunia pemerintahan. Untuk itu, menurutnya terdapat empat hal yang harus dimiliki pemimpin untuk membangun daerah.  Yang pertama kita harus proaktif sebagai pemimpin karena kalau tidak proaktif dan antusias apapun urusannya akan jalan ditempat  Kedua, di era kompetitif saat ini pemimpin juga harus probisnis. Sebagai gubernur, Ridwan Kamil pun membuat sebuah cafe kopi bernama Jabarano. Cafe tersebut kini telah berdiri di Sydney Australia dan menjual 100 persen kopi asli Jabar lengkap dengan galeri pariwisata dan UKM Jabar.  Ketiga, pemimpin harus pro-inklusif. Ridwan Kamil pun menginisiasi pusat digital commerce di desa-desa, salah satunya bekerja sama dengan Tokopedia.  Terakhir, pemimpin harus pro-environment, contohnya mengubah sampah menjadi bernilai ekonomi. B. Penerapan (Diisi dengan gagasan Peserta tentang penerapannya untuk mengembangkan kinerja) Menurut Anda, apakah organisasi Anda sudah termasuk dalam OP? Entreprenurial Leadership atau kepemimpinan kewirausahaan bisa dikatakan merupakan sebuah kemampuan seorang pemimpin untuk mengorgnisir sekelompok orang yang bekerja dalam organisasinya untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi dengan menggunakan pendekatan perilaku proaktif kewirausahaan dnegan pendekatan mengoptimalkan Resiko, berinovasi untuk memanfaatkan peluang, mengambil tanggung jawab pribadi dan mengelolah perubahan dalam lingkungan organisasi yang dinamis untuk kepentingan organisasi.



Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki untuk menjadi Enterpreneurial Leadership yakni:  Pertama, "Opportunity Seeker ", seorang pemimpin kewirausahaan harus memiliki kemampuan untuk dapat melihat Peluang setiap saat, meskipun berstatus ASN namun seorang pemimpin enterpreneur leadership akan senantiasa mampu merespon setiap peluang yang ada guna memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat, bagi pemimpin enterpreneur kemampuan untuk melihat dan membaca peluang menjadi kata kunci untuk memajukan perusahannya.  Kedua "Risk Taker", salah satu kunci untuk sukses menjadi pemimpin entrepreneurial leadership adalah kemampuan untuk berani mengambil resiko yakni suatu kemampuan merima kemungkinan kemungkinan akan adanya resiko yang bisa saja datang akibat keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.  Ketiga "Resource allocator" seorang pemimpin enterpreneur leadership tetunya memiliki kemampuan untuk senantiasa memnafaatka sumber daya yang ada baik manusia dan sumber daya lainnya seperti sarana dan prasarana untuk dimanfaatkan kembali atau dikelolah sehinggah mampu mendatangkan dampak positif bagi organisasi. Maka menurut saya, dalam birokrasi untuk menjadi seorang pemimpin kewirusahaan akan senantiasa melihat berbagai peluang yang ada demi tercapainya Visi misi organisasi termasuk menciptakan berbagai pelayanan publik bagi masyarakat yang akan memberikan manfaat besar dan membuat masyarakat yang diberikan pelayanan merasakan kemanfaatan dan rasa puas.