DILI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kepada YTH :



Laporan Kasus Hidup 4



Drug Induced Liver Injury pada Tuberculosis Paru



Presentan Oponen Chief



: dr. Gina Ariani : dr. Yossa Tamia : dr. Sri Angraeni



Dipresentasikan : Selasa, 31 Mei 2016



Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis 1 Bagian Penyakit Dalam RSUP dr.M.Djamil Padang/ Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2016



1



Drug Induced Liver Injury



A. Latar Belakang Drug Induced Liver Injury sampai saat ini masih jarang terjadi di Indonesia. Ini bisa terjadi diakibatkan oleh konsumsi obat – obatan, vitamin, obat herbal, dan makanan suplemen. Biasanya efek akan terjadi setelah mengkonsumsi obat dan makanan tersebut setelah beberapa bulan, atau kelebihan dosis. Tuberkulosis di Indonesia masih banyak dijumpai, termasuk juga bagi penderitanya yang masih anak – anak. Pengobatan tuberkulosis memerlukan waktu yang lama. Bila dosisnya berlebihan dalam waktu yang lama, hati penderita sudah tidak mampu memetabolisme obat – obatan yang dikonsumsinya, maka dapat memicu terjadinya drug induced liver injury. B. Insiden Angka kejadian drug induced di Indonesia belum ada yang pasti, namun dengan masih banyaknya kasus Tuberkulosis di Indonesia, maka persentasinya akan lebih tinggi dibandingkan dengan negara – negara yang sudah sedikit memiliki kasus Tuberkulosis. C. Kerusakan Hati Akibat Obat / Toksin (4) Hati, yang merupakan unsur penting dalam metabolisme obat, mudah sekali menderita kerusakan fungsi dan strukturnya bila orang memakan, mendapat suntikan, dan menghisap bahan beracun. Bahan hepatotoksik ini dapat menimbulkan kelainan mungkin karena adanya 2 faktor berikut ini: 1. Faktor Intrinsik yang tergantung dari dosis obat Kelainan yang ditimbulkan berupa kerusakan pada membran lipoid (peroksidase) atau denaturasi protein. Obat yang termasuk golongan ini adalah karbon tetraklorida dan trikloroetilen. Ada bahan lain yang dapat mengganggu integritas dan konstitusi hepatosit, misalnya asetaminofen dan anti metabolit. 2. Idiosinkronasi



2



Kelainan ini terjadi akibat reaksi imunologik dengan gejala dan tanda yang tampak di luar hati seperti demam, ruam, sakit sendi, dan eosinofilia. Kelainan hati yang ditimbulkannya bervariasi luas ,dapat berbentuk tidak spesifik (aspirin) ,penimbunan lemak (tetrasiklin), kolestasis (klorpromazin), kelainan akut kronik (INH) atau kronik (metildopa), nekrosis masif zona (asetaminofen), trombosis vena hepatika (obat kontrasepsi), penyakit venoklusif (anti metabolit), atau gambaran adenokarsinoma (sama dengan pemberian androgen). Klasifikasi drug induced liver injury Berdasarkan The Councils for International Organizations of Medical Scinces (CIOMS) DILI dibagi menjadi tiga berdasarkan tipe kerusakan parenkim. Pembagian berdasarkan peningkatan dari ALT, AFP dan nilai R dimana nilai R adalah ALT/ALT BANN di bagi AFP/AFP BANN yaitu: 1. Tipe Hepatoseluler/Parenkimal Tipe



hepatoseluler



didefinisikan



sebagai



peningkatan



alanine



aminotranferase (ALT) > 2 kali batas atas nilai normal (BANN) atau R ≥ 5. Kerusakan hati lebih berat terjadi pada tipe hepatoseluler daripada tipe kolestasis atau campuran, dan pasien dengan peningkatan bilirubin level pada kerusakan hati hepatoseluler mengindikasikan kerusakan hati yang serius sampai berakibat kematian 2. Tipe Kolestasis Tipe kolestasis didefinisikan sebagai peningkatan ALP > 2 kali BANN atau R ≤ 2. 3. Tipe Campuran Tipe campuran didefinisikan sebagai peningkatan ALT > 2 kali BANN dan 2