Diskusi Pai Sesi 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DISKUSI PAI SESI 8 Diskusikan dengan teman saudara pernyataan berikut ini 1. Coba Anda jelaskan tentang pengertian politik, dan Anda kaitkan dengan agama! Jawaban : Kata politik berasal dari bahasa latin yakni politicus dan bahasa Yunani politicos yang mengandung arti “berhubungan dengan warga masyarakat”. Kedua kata tersebut berasal dari kata polis yang bermakna city (kota). Dalam KBBI politik diartikan: (1) pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan seperti sistem pemerintahan dan dasar pemerintahan. (2) segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan atau terhadap negara lain. (3) cara bertindak mengenai suatu masalah atau kebijakan. Sementara pakar kemudian mendifinisikan politik sebagai segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan, suatu macam bentuk susunan masyarakat. Pada modul 5 dijelaskan bahwa hakikat agama secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta terdiri dari kata: a berarti tidak, gama artinya kacau. Sebagian yang lain mengartikan a adalah cara dan gama adalah jalan. Agama berarti cara jalan, maksudnya cara berjalan menempuh keridhaan Tuhan. Dalam bahasa arab, agama adalah din yang secara etimologis memiliki arti balasan atau pahala, ketentuan, kekuasaan, pengaturan, perhitungan, taat dan patuh. Agama (Hasby as Shiddiqi) adalah dustur (undang-undang) ilahi yang didatangkan oleh Allah buat menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan, sistem penyembahan dan sistem kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat.



2. Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut prinsipprinsip kekuasaan politik cukup banyak, coba Anda jelaskan! Jawaban: Agama islam memiliki peran penting dalam kehidupan politik yang menyangkut prinsip kekuasaan. Al Qur’an mengatur prinsip dasar kekuasaan politik dalam Islam difirmankan dalam Qs. AN-Nisaa (4) ayat 58-59 yang merumuskan 4 (empat) konsep politik yakni:







Kewajiban untuk menunaikan amanah Konsep amanah pada ayat ini sesuatu yang diserahkan kepada orang lain untuk dipelihara dan dikembalikan bila saatnya atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tidak diberikan kecuali orang yang dinilai oleh pemberinya dapat memelihara dengan apa yang diamanatkan tersebut. Sikap amanat adalah sendi utama dalam berinteraksi sosial terutama dalam bidang kekuasaan politik. Artinya setiap pejabat adalah pengemban amanat yang diberikan kepadanya untuk dapat ditunaikan dengan baik yang nantinya harus dipertanggungjawabkan. Mekanisme pertanggung jawaban inilah yang dijadikan sebagai sikap untuk mengemban amanah dapat menunaikan amanah tersebut dengan baik. Kata amanat dalam Qs. AN-Nisaa (4) ayat 58-59 tidak hanya bersifat material saja tetapi juga nonmaterial. Diantara amanat tersebut adalah: amanat antara manusia dengan Allah SWT, amanat manusia dengan manusia lainnya, amanat manusia dengan llingkungannya, dan amanat antara manusia dengan dirinya sendiri. Salah satu contoh amanat yang diajarkan oleh Rasulullah dalam bidang pemegang kekuasaan politik difirmankan pada Qs. Al Baqarah (2) ayat 151 diungkapkan bahwa sebagai pemegang kekuasaan politik seorang Rasul diantaranya adalah mencerdaskan umat dan membangun mental spiritual sehingga menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan yang pada gilirannya dapat menunaikan tugas kekhalifahan manusia di bumi yakni membangun bumi yang makmur untuk kemaslahatan bersama.







Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil Hukum dalam KBBI diartikan sebaga (1) peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan penguasa atau pemerintah, (2) undang-undang, peraturan tersebut untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, (3) patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa alam yang tertentu, (4) keputusan (pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim di pengadilan). Norma hukum yang berlaku di masyarakat tentu saja berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah agama. Pada Qs. An Nisaa (4) ayat 105 menjelaskan bahwa pemegang kekuasaan politik harus menegakkan hukum secara adil tanpa pandang bulu. Di hadapan hukum tidak ada perbedaan



sehingga prinsip inilah yang harus ditegakkan oleh setiap pemegang kekuasaan politik. Qs. Al Maa’idah (5) ayat 48 menjelaskan bahwa larangan menggunakan hawa nafsu dalam menegakkan hukum. Hal ini sebagai pedoman bahwa larangan menggunakan hawa nafsu untuk memutuskan suatu perkara karena salah satu sebab penyimpangan dalam penegakan hukum adalah orang-orang yang diberi amanat untuk menegakkan hukum terkadang menegakkan hukum berdasarkan hawa nafsunya. Konsep dalam penegakan hukum bagi pribadi muslim hendaknya tidak berorientasi politik tetapi harus berorientasi secara ibadah. 



Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri Kewajiban manusia menaati perintah Allah dan Rasul merupakan perintah hakiki dan tidak boleh berkurang bagi pribadi setiap pribadi muslim yang beriman. Namun siapakah yang digolongkan dalam pribadi yang ulul amri? Pribadi ulil amri adalah orang yang ahli dalam bidang agama. Ulil amri dapat merujuk pada orang atau sekelompok orang yang diberi wewenang untuk memegang kekuasaan politik.



Kesan yang diungkapkan dari pernyataaan



tersebut adalah bahwa taat kepada ulil amri adalah bagian dari sikap yang beriman sehingga menjadi bagian dari sesuatu yang bernilai ibadah. Kontribusi agama terhadap kekuasaan politik, betapa agama Islam sangat mendorong pemeluknya untuk dapat membangun sebuah tatanan bermasyarakat dan bernegara yang baik. Tujuan utamanya adalah mencapai cita-cita bersama dalam hidup bermasyarakat. 



Perintah untuk kembali kepada AL Qur’an dan As-Sunnah Jawaban: Kesempurnaan ajaran Islam dungkapkan pada Qs. Al Maaidah (5) ayat 3 dan Qs Al An’aam (6) ayat 38 bahwa Al Qur’an merupakan kitab suci yang sempurna dan merupakan penyempurna nikmat dalam beragama Islam. Dalam Al Qur’an tidak ada bagian yang dialpakan (terlupa). Untuk itulah setiap solusi dari masalah harus diselesaikan menurut AL Qur’an dan As-Sunnah.



3. Jelaskan juga kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang ideal! Jawaban:



Pemimpin yang sangat ideal sesuai dengan ajaran Islam adalah pemimpin yang meneladani kepribadian Rasulullah yakni: 



Shiddiq (Berkata benar) Kriteria pertama dari seorang pemimpin adalah memiliki sifat jujur yang mengindikasikan seseorang yang memiliki integritas dalam bentuknya sangat nyata adalah pikiran dan ucapan selalu benar, demikian juga dengan tindakan. Jadi ada sinkronisasi antara yang dipikirkan dengan tindakan. Al quran memuji orang yang memiliki sifat jujur sebagaimana difirmankan pada Qs. AN Nisaa (4) ayat 69 adalah anugerah nikmat dari Allah bersama dengan orang yang mati syahid dan orang yang sholeh.







Amanah (Terpercaya) Seseorang yang memegang kekuasaan politik harus dapat mengemban amanat dengan baik. Seorang pemimpin harus dapat dipercaya bagi segenap masyarakatnya. Allah SWT mencontohkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh seperti Fir’aun yang berkhianat kepada Allah SWT dan rakyatnya. Pengkhianatan terhadap amanah akan mendapat cercaan dan bahkan siksa di dunia dan akhirat.







Tablig (Menyampaikan) Tabligh berarti menyampaikan, hal ini mengundikasikan bahwa seorang pemimpin harus memiliki etika dalam mengkomunikasikan ide-ide yang tersusun dalam sebuah rencana yang bauj dan matang untuk dapat memaksimalkan potensi setiap warga negara untuk mencapai tujuan bersama. Qs. An Nisaa (4) ayat 63 menjelaskan cara berkomunikasi yang baik adalah perkataan yang membekas pada jiwa mereka. Maksudnya adalah perkataan yang baik dan tidak menyakitkan bagi rakyat yang dipimpin. Qs. Al Ahzab (33) ayat 70 juga menjelaskan mengenai pentingnya perkataan yang benar karena ucapan seorang pemimpin haruslah ucapan yang mengadung kebenaran dan jauh dari kedustaan.







Fathonah (Cerdas) Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang cerdas. Dalam meneladani pemimpin sesuai amanh Rasulullah bahwa seorang pemimpin tidak harus cerdas dalam bidang agama saja namun harus cerdas dalam menyelesaikan



permasalahan yang ada di masyarakatnya serta merumuskan ide-ide dan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakatnya. 



Uswah (Keteladanan) Seorang pemimpin harus memiliki keteladanan yang baik untuk masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Qs. Al Ahzab (33) ayat 21 bahwa sesungguhnya Rasulullah adalah seorang pemimpin teladan yang baik bagi umat muslim untuk mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan beliau banyak menyebut asma Allah.



4. Jelaskan pandangan saudara tentang kontribusi agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa! Jawaban: Pada dasarnya agama merupakan satu cara jalan untuk mengharap keridhaan Allah SWT. Dengan adanya agama, maka setiap orang dalam melakukan tindakan akan bertumpu pada suatu cara mengharap keridhaan Allah SWT sehingga setiap orang akan lebih menghargai orang lain sebagai bentuk ciptaan Allah SWT yang memiliki nilai positif sesuai dengan kadarnya. Pola pikir seperti diatas merupakan salah satu hal yang harus dimiliki demi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa karena dengan menghargai orang lain maka tidak ada perselisian yang bersifat fundamental sehingga persatuan dan kesatuan bangsa akan terjaga dengan baik. Selain itu dengan bertumpu pada agama, maka aturan yang menyangkut kehidupan diri, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan mudah untuk dilaksanakan karena aturan tersebut memiliki muatan yang sama yang mengatur tentang segala aspek kehidupan tersebut. Dengan adanya kesamaan visi dan misi yang tertuang pada autran agama maka persatuan dan kesatuan akan mudah tercapai. 5. Di antara prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Al-quran untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah prinsip persamaan, persatuan dan tolong-menolong. Jelaskan maksud masing-masing prinsip tersebut! Jawaban: 



Prinsip persamaan Prinsip persamaan sebagaimana dijelaskan pada Qs. An Nisaa’ (4) ayat 1 dijelaskan bahwa seluruh manusia dianjurkan untuk bertaqwa kepada Tuhan yang memeilihara dan membimbing, agar setiap manusia menghindari sanksi



yang dijatuhkan oleh Tuhan yang mereka percayai sebagai pemelihara dann yang selalu menginginkan kedamaian dan kesejahteraan bagi semua makhluk. Al Qur’an peduli terhadap prinsip persamaan manusia ini karena pada dasarnya, manusia memiliki persamaan. Dengan demikian diharapkan kehidupan akan menjadi lebih baik dan persatuan kesatuan bangsa akan lebih terwujud karena setiap manusia tidak menggunakan ego yang dimiliki untuk memaksakan kehendaknya kepada manusia yang lain. 



Prinsip persatuan Prinsip persatuan dan persaudaraan dijelaskan pada Qs. Al Baqarah (2) ayat 213 bahwa manusia adalah umat yang satu. Selanjutnya Allah mengutus nabi untuk memberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama kitab yang benar untuk memberi keputusan tentang perkara yang menjadi objek perselisihan. Hal ini mengandung pengertian bahwa ayat tersebut mengajarkan bahwa perselisihan tidak boleh dijadikan alasan untuk bercerai berai karena sesungguhnya setiap manusia itu adalah satu saudara. Tidak baik diantara sesama manusia saling dengki karena dengan sifat dengki berarti manusia tersebut mengingkari janji Allah SWT dan dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki perbedaan walaupun kadarnya sedikit atau banyak, namun perbedaan tersebut bukan diartikan untuk memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Perbedaan tersebut haruslah dijadikan sebagai dasar kebijakan untuk mempupuk persatuan dan kesatuan bangsa.







Prinsip tolong menolong Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Qs. AL Maidah (5) ayat 2 dijelaskan bahwa manusia untuk bekerja sama dalam hal untuk kebaikan bersama dan dilarang secara tegas untuk tidak



bekerja sama ddalam kejahatan. Maka sesungguhnya



manusia tidak akan pernah rugi selama mereka masih mau menegakkan nilainilai saling menolong disamping juga beriman dan beramal shalih.