ELEMEN 1 Materi Akl [PDF]

  • Author / Uploaded
  • okeya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAMPIRAN MATERI ELEMEN 1 ( GURU DAN PESERTA DIDIK ) A.



PROSES BISNIS Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini !



(Sumber gambar : https://cutt.ly/nK1rLkR) 1) 2) 3) 4)



Darimanakah sumber sebuah proses bisnis itu dimulai ? Mengapa untuk memulai sebuah proses bisnis perlu membuat perencanaan ? Mengapa dalam sebuah usaha harus ada proses untuk menjalankannya ? Dalam sebuah proses bisnis, kita mengenal adanya proses langsung dan proses tidak langsung, jelaskan maksudnya ! 5) Bagaimanakah proses bisnis yang terjadi pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur ? Bagaimana ?, sudahkah mempunyai gambaran pemahaman kalian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas ? Ketika hendak membangun bisnis, Anda akan merancang konsep, tujuan serta strategi promosi untuk mengenalkan produk bisnis. Jika ketiganya telah direncanakan dengan matang, produk bisnis siap untuk diluncurkan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut dinamakan sebagai proses bisnis. Setiap proses bisnis di setiap perusahaan pasti memiliki hambatan dan tantangan yang berbeda-beda. Namun, itulah pokok dari sebuah bisnis karena akan selalu ada langkah yang berliku-liku.



1



1.



Pengertian Proses Bisnis Secara garis besar, proses bisnis adalah serangkaian aktivitas bisnis yang berkaitan dengan produk bisnis. Aktivitas tersebut akan memiliki syarat dan ketentuan berlaku sehingga mampu memenuhi tujuan bisnis. Ketentuan tersebut dapat dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tetapi bisa saja memaksimalkan sebuah proses yang terjadi pada saat itu. Setiap proses pasti memiliki tugas dan peran yang berbeda-beda, tetapi tetap pada satu jalur dan tujuan yang sama. Tujuannya adalah mengembangkan visi dan misi perusahaan ke arah yang lebih baik. Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, proses tersebut akan dibagi ke dalam beberapa sub proses, dengan tugas atau aktivitas berbeda-beda di tiap bagiannya. Namun beberapa ahli memiliki pendapat tersendiri mengenai proses bisnis ini. Adapun proses bisnis menurut para ahli adalah: 1) Davenport (1993) mendefinisikan proses bisnis sebagai: “aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi output tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan yang kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu organisasi, tidak seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang, dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input dan output.” 2) Kelly R. Rainer Menurut pendapat Kelly, proses dalam bisnis merupakan kegiatan yang saling berhubungan dalam upaya menghasilkan produk atau jasa yang bernilai bagi perusahaan. 3) Magal dan Word Tidak jauh berbeda, Magal dan Word juga mengartikannya sebagai rangkaian kegiatan untuk menghasilkan sesuatu. Dimana setiap proses dilakukan berdasarkan atas suatu kejadian. 4) Hammer & Champy’s Mereka berpendapat jika proses tersebut sebagai aktivitas yang memerlukan satu atau lebih masukan guna menghasilkan output yang bernilai bagi pelanggan. 5) Rummler & Brache Proses dalam sebuah bisnis adalah seluruh aktivitas yang dijalankan dengan tujuan menghasilkan produk maupun jasa. 6) Weske Segala aktivitas yang bisa dijalankan dengan baik dengan bantuan sistem informasi dan juga secara manual. (Sumber : https://cutt.ly/ZKM7unS) Jadi bisa disimpulkan, yang dimaksud dengan proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa sub proses yang masingmasing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari sub prosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.



2



Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah: 1) Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas. 2) Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari kegiatan yang berurut sesuai waktu dan ruang. 3) Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses. 4) Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima. 5) Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi 6) Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi. 7) Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis. Terdapat tiga jenis proses bisnis: 1) Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem. seperti Manajemen Strategis 2) Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama. seperti proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran, dan penjualan. 3) Proses pendukung, yang mendukung proses inti. seperti keuangan, rekruitmen, sistem informasi. (Sumber : https://cutt.ly/ZKM7unS) 2.



Jenis-jenis Proses Bisnis Pada praktiknya, ada tiga jenis proses dalam sebuah usaha. Apa saja jenisnya? a. Proses Utama (Primer) Proses ini menjadi inti dari operasional perusahaan yang berkaitan dengan aliran nilai utama dalam usaha. Ada tiga fase dalam proses ini, diantaranya: 1) Produksi 2) Pemasaran 3) Layanan kepada pelanggan Dengan menjalankan tiga tahap tersebut, maka sebuah perusahaan telah menambah nilai bagi penawaran akhir serta sukses mengirimkannya kepada pelanggan. Hal itu berarti operasional usaha telah berjalan sesuai rencana dan tujuan. b. Proses Dukungan (Sekunder) Proses ini tidak menambahkan nilai secara langsung pada produk akhir. Namun proses ini fokus menyiapkan lingkungan yang mampu mendukung proses utama



3



dengan efektif dan efisien. Proses dukungan ini yang memastikan operasional perusahaan tetap berjalan. Artinya proses ini fokus melayani internal perusahaan. c. Proses Manajemen Dalam pelaksanaannya, proses manajemen memerlukan keterlibatan pengawasan, perencanaan juga pemantauan. Proses ini akan mengatur seluruh kegiatan, pengelolaan dan juga manajemen strategi organisasi atau perusahaan. Proses manajemen akan menentukan standar juga tujuan yang mengarahkan proses utama juga pendukung agar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Proses ini dimanfaatkan untuk pengelolaan usaha lewat rencana strategis, rencana taktis dan juga operasional. (Sumber : https://cutt.ly/ZKM7unS) 3.



Tahap-tahap dalam Proses Bisnis Pada pelaksanaannya, terdapat beberapa tahapan proses bisnis yang harus Anda lewati. Tujuannya adalah agar semua dapat berjalan dengan teratur, sehingga mampu mencapai apa yang sudah direncanakan dan menjadi tujuan usaha. Tahapan-tahapan tersebut, diantaranya yaitu: 1) Analisa Kegiatan Bisnis Pada tahap yang pertama ini, pihak owner dan manajemen perusahaan akan bertumbuh dalam menentukan usaha yang akan dijalankan. Proses ini akan membantu Anda mengetahui tindakan yang paling sesuai dengan kebutuhan juga tujuan usaha kedepannya. 2) Penentuan Setelah berdiskusi dan mencapai kesepakatan, maka selanjutnya pihak manajemen akan menentukan kegiatan atau proses yang akan dijalankan dalam usaha. Penentuan tersebut biasanya terkait biaya operasional agar usaha tersebut dapat berjalan, serta menghasilkan keuntungan sesuai harapan. Penentuan ini akan dilakukan berdasarkan pada hasil analisa dan diskusi yang sudah dilakukan sebelumnya. 3) Pelaksanaan Setelah berdiskusi dan dilanjutkan dengan menentukan, maka setelah itu saatnya untuk melaksanakan atau menjalankan. Segala perencanaan juga tujuan usaha yang sudah didiskusikan serta disepakati bersama, tidak akan bisa dicapai tanpa adanya pergerakan. Maka setiap bagian dari perusahaan harus bisa menjalankan peran dan tugasnya masing-masing secara optimal, guna mewujudkan apa yang dijadikan tujuan. Penggunaan aplikasi ERP yang terintegrasi juga akan mengoptimalkan pelaksanaan tugas setiap tim atau divisi, karena data yang dihasilkan akan lebih selaras, terintegrasi dan akurat. 4) Evaluasi Tahap terakhir dalam proses sebuah bisnis yaitu evaluasi. Dengan adanya evaluasi, Anda dapat melakukan penilaian terhadap strategi bisnis dan juga kinerja karyawan. Apakah sudah cukup efektif dan memberi kontribusi yang maksimal untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.



4



Hal itu akan lebih efektif jika Anda melakukan evaluasi secara berkala di akhir periode. Dengan begitu performa SDM juga strategi usaha selalu dalam kendali dan bisa dioptimalkan. Anda bisa melakukan perubahan strategi dan juga meningkatkan performa kerja karyawan ketika hal itu diperlukan. (Sumber : https://cutt.ly/ZKM7unS) 4.



Fungsi Proses Bisnis Proses bisnis memiliki fungsi penting bagi perusahaan. Beberapa fungsinya adalah: 1) Membantu manajer memperoleh solusi untuk mengatasi permasalahan dalam perusahaan selama proses dijalankan 2) Menjadi alat indikator bagi pelanggan, untuk bisa memprediksikan kapan proses tersebut akan dimulai, berakhir ataupun dijalankan secara berkelanjutan 3) Membantu memberikan informasi kepada seluruh tenaga kerja yang terlibat, untuk mengetahui tugas dan perannya masing-masing agar proses dari usaha tersebut dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan. (Sumber : https://cutt.ly/ZKM7unS)



5.



Manfaat Proses Bisnis Setelah memahami definisi, tujuan, fungsi, jenis dan juga tahapan-tahapannya, kini kita cari tahu apa saja manfaat yang diberikannya. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapat dari proses yang dilalui sebuah bisnis. 1) Dapat dijadikan acuan dalam memproyeksikan bisnis secara keseluruhan dan juga realtime 2) Memberikan informasi terkait kondisi perusahaan 3) Meningkatkan nilai kompetitif perusahaan, untuk bisa bertahan di tengah persaingan bisnis dan berbagai perubahan 4) Memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif atas setiap tantangan yang bisa muncul kapan saja 5) Membantu perusahaan untuk lebih cepat mengidentifikasi peluang bisnis terbaru dan juga pergerakan kompetitor 6) Lebih fokus pada kebutuhan konsumen atau pelanggan 7) Meminimalkan human error karena menempatkan tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya 8) Proses yang tepat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga proses operasional dapat lebih cepat 9) Melalui proses yang ada, dapat memaksimalkan komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan seperti melalui riset dan juga menjawab feedback konsumen 10) Mempermudah proses evaluasi, dengan begitu perusahaan akan lebih mudah menemukan solusi atas permasalahan dan juga melakukan perbaikan atas kekurangan yang ada 11) Menghindarkan perusahaan dari sikap reaktif yang dapat memicu kondisi kontraproduktif



5



Dari penjelasan di atas, maka bisa kita pahami bahwa proses bisnis merupakan bagian penting dalam sebuah usaha sebelum mencapai tujuannya. Oleh karena itu, diperlukan pelaksanaan proses bisnis dengan tahapan yang tepat agar bisa memperoleh manfaatnya dengan maksimal dan memastikan perusahaan dapat bertahan bahkan terus berkembang. (Sumber : https://cutt.ly/ZKM7unS) B.



PERUSAHAAN Di Indonesia, ada beragam bentuk perusahaan yang lazim ditemui. Ketika melamar kerja, tentu kamu akan mencari klasifikasi yang dimiliki dari perusahaan, mulai dari bisnis, sistem kerja, hingga kepada bentuknya. Untuk membuatmu mengenal lebih dalam mengenai perusahaan, berikut akan menjelaskan arti dari perusahaan serta berbagai macam bentuknya. Perusahaan adalah tempat memproduksi barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Terdapat jenis-jenis perusahaan di Indonesia. Dilansir dari buku Hukum Perusaaan oleh Handri Raharjo, mulanya istilah perusahaan disebut sebagai pedagang. Namun, seiring dihapusnya Pasal 2 sampai Pasal 5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, istilah pedagang dihapus dan diganti dengan perusahaan. Perusahaan berfungsi untuk menggerakkan perekonomian suatu negara. Pasalnya, perusahaan menyerap tenaga kerja untuk memproduksi suatu barang atau jasa agar bisa dijual ke masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perusahaan adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan. Perusahaan juga didefinisikan sebagai organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997, pengertian perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus untuk memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan di wilayah Indonesia. Sementara berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, pengertian perusahaan adalah badan usaha yang didirikan dan beroperasi di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Berdasarkan pengertian perusahaan di atas, sesuatu dapat disebut sebagai perusahaan apabila memenuhi unsur-unsur berikut: 1) Adanya kegiatan produksi yang bersifat tetap dan berlangsung terus-menerus. 2) Dijalankan secara terang-terangan. 3) Diadakan pembukuan untuk transparansi keuangan dan pemungutan pajak. 4) Bertujuan mencari laba atau keuntungan. 5) Ada bentuk usaha yang jelas seperti siapa pemilik perusahaan dan berbadan hukum atau tidak. (Sumber : https://cutt.ly/rK1i8Ys)



6



Dengan demikian, pengertian perusahaan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menjalankan bisnis komersial ataupun bisnis. Tujuan perusahaan adalah memanfaatkan sumber daya manusia dan alam untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang bermutu tinggi agar bisa menciptakan keuntungan sebanyak-banyaknya. Lini bisnis perusahaan adalah untuk menentukan struktur bisnis perusahaan seperti kemitraan, kepemilikan, atau korporasi. Dalam dunia bisnis, kita akan mengenal tiga macam usaha berbeda yang tentunya sedikit mempengaruhi bentuk akuntansi dari pencatatan keuangannya. Apa perbedaan antara perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur serta proses akuntansi yang dijalankan? Tiga jenis usaha yang mempengaruhi pencatatan akuntansi tersebut adalah perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa. Kita akan membahas perbedaan akuntansi perusahaan tersebut dilihat dari beberapa aspek. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah: apa yang membuat bentuk akuntansi dan pencatatan keuangan dari ketiga jenis bisnis tersebut berbeda? Jawabannya tentu saja adalah perbedaan dari struktur bisnis dan sistem yang berlaku di masing-masing jenis bisnis tersebut. Praktik akuntansi di setiap jenis perusahaan ini berbeda untuk mengakomodir segala pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh bisnis. Untuk mengetahui secara lengkap, mari kita menyimak penjabaran dari perbedaan perusahaan dagang, manufaktur dan jasa di bawah ini. 1) Perusahaan Jasa Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang menyediakan produk jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Contoh perusahaan yang menyediakan jasa adalah perusahaan transportasi, komunikasi, pengiriman, infrastruktur, dan lain sebagainya. Karakteristik dari perusahaan jasa adalah dalam kegiatan usahanya mereka menjual jasa sehingga tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik. Jasa yang diberikan juga tidak sama sehingga setiap konsumen bisa mendapatkan jenis layanan yang berbeda tergantung kebutuhan Jadi, perusahaan jasa merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan memproduksi dan menyediakan berbagai macam layanan seperti keamanan, kenyamanan dan semacamnya kepada konsumen yang membutuhkan pelayanan jasa. Berikut adalah beberapa contoh perusahaan jasa yang terdapat di Indonesia : Indosat Ooredoo Hutchison (Bidang Jasa Telekomunikasi) Telkomsel (Bidang Jasa Telekomunikasi) Garuda Indonesia (Bidang Jasa transportasi) Bank BRI (Bidang Jasa Perbankan) Gojek (Bidang Jasa Transportasi)



7



Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) (Bidang Jasa Ekspedisi) Dari contoh-contoh perusahaan di atas, bisakah kalian menyebutkan contohcontoh perusahaan jasa dari bidang jasa yang lainnya ? 2) Perusahaan Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang membeli barang untuk kemudian dijual kembali dengan tujuan mendapatkan laba. Perlu diingat bahwa perusahaan dagang tidak menjual barang yang diproduksi sendiri melainkan barang yang didapatkan dengan cara membeli produk dari supplier. Contoh perusahaan dagang yaitu toko, swalayan, distributor, dan lain-lain. Perusahaan dagang memiliki beberapa karakteristik, yaitu dalam kegiatannya perusahaan ini melakukan pembelian dan penjualan barang dagangan. Selain itu, barang yang dijual tidak melalui proses apa pun sehingga perusahaan dagang tidak melakukan proses produksi. Jadi, beban operasionalnya terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi. Berikut ini beberapa contoh perusahaan dagang yang ada di Indonesia: PT Indomarco Prismatama (Indomaret) PT Matahari Putra Prima Tbk (Hypermart) PT Hero Supermarket Tbk (Hero Supermarket) PT Alfaria Trijaya (Alfamart) PT Transmart Carrefour Giant



Dari contoh-contoh perusahaan di atas, bisakah kalian menyebutkan contohcontoh perusahaan yang masuk ke dalam bidang usaha dagang ? 3) Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam perakitan bahan baku untuk dijadikan produk tertentu. Setelah itu, produk akan dipasarkan kepada masyarakat. Di Indonesia sendiri kita sering sekali mendengar kata “pabrik” atau dalam bahasa inggris disebut “factory”. Pabrik merupakan istilah penyebutan tempat yang digunakan untuk proses manufacturing atau fabrikasi. Karakteristik dari perusahaan manufaktur adalah adanya proses produksi atau proses pengolahan dari bahan baku mentah hingga menghasilkan produk setengah jadi maupun produk siap pakai. Selain itu, perusahaan manufaktur juga memiliki



8



persediaan berupa persediaan bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses produksi, dan persediaan barang jadi. Berikut ini beberapa contoh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia: PT Sri Rejeki Isman / Sritex (Bidang manufaktur tekstil) Astra Group (Bidang manufaktur otomotif) PT Maspion Electronics (Bidang manufaktur elektronik) PT Indofood (Bidang manufaktur makanan dan minuman) Dari contoh-contoh perusahaan di atas, bisakah kalian menyebutkan contohcontoh perusahaan yang masuk ke dalam bidang usaha manufaktur yang lainnya? (Sumber : https://cutt.ly/JK1pfSD) C.



TAHAPAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini !



1) Apakah usaha JNE menghasilkan barang? Berikan alasanmu! 2) Apa yang diutamakan bila berbisnis seperti usaha JNE? 1. Pengertian Perusahaan Jasa Pernahkan kalian mengirimkan suatu barang kepada orang lain di daerah yang jauh lokasinya? Perusahaan pengiriman barang apakah yang kalian gunakan? Ketika membayar jasa pengiriman tersebut adakah barang yang kalian terima? Tidak. Yang kita terima adalah layanan pengiriman barang dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Karena barang kita sudah dikirimkan maka kita akan membayar jasa pengirimannya sesuai tarif berdasarkan jarak dan berat barang yang kita kirimkan tersebut. Secara umum, pengertian perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang menjual dan menawarkan produk dalam bentuk pelayanan jasa kepada konsumen. Sama halnya ketika seseorang mendirikan badan usaha yang menghasilkan produk fisik dan kemudian dijual kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan, hal tersebut juga berlaku pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa.



9



Perusahaan di bidang jasa atau sering disebut sebagai perusahaan penyedia layanan jasa menawarkan keahlian tertentu yang bermanfaat untuk konsumen. Misalnya; jasa travel, jasa transportasi, jasa penjualan tiket, jasa akupuntur, jasa laundry, jasa keuangan, maupun produk jasa lainnya yang kini sudah berkembang di Indonesia. Agar memudahkan kita memahami apa itu perusahaan jasa, maka kita bisa merujuk kepada pendapat beberapa ahli berikut ini: a. Philip Kotler Menurut Philip Kotler, perusahaan jasa adalah perusahaan yang menawarkan suatu tindakan bersifat abstrak atau tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan pada orang lain. b. Christian Gronross Menurut Christian Gronross, perusahaan penyedia jasa adalah perusahaan yang dalam kegiatannya terdiri dari serangkaian aktivitas intangible yang terjadi antara pelanggan dan pegawai jasa untuk mengatasi masalah pelanggan. c. Djaslim Saladin Menurut Djaslim Saladin, industri jasa adalah badan usaha yang melakukan kegiatan yang tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan yang ditawarkan suatu pihak ke pihak lainnya. d. Norman Flynn Menurut Norman Flynn, pengertian perusahaan jasa adalah perusahaan yang melakukan tindakan atau interaksi berupa kontak sosial antara produsen dan konsumen yang lebih dari sekedar hasil suatu yang tidak terhalang. e. Adrian Payne Menurut Adrian Payne, organisasi di bidang jasa adalah perusahaan yang melakukan aktivitas ekonomi yang memiliki nilai atau manfaat intangible, dimana terdapat interaksi dengan konsumen atau dengan barang miliki tapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. (Sumber : https://cutt.ly/tK1x7XA) 2. Karakteristik Perusahaan Jasa Mengacu pada penjelasan definisinya, berikut ini adalah beberapa karakteristik perusahaan yang bergerak di bidang jasa: a. Kegiatan Utamanya Adalah Menjual Jasa/Pelayanan Perusahaan yang bergerak di bidang jasa menjual produk berupa layanan yang bermanfaat dan dibutuhkan konsumen. Sehingga kegiatan utama dalam operasional perusahaan adalah menjual dan menawarkan jasa kepada konsumen. “Mengapa kegiatan utamanya adalah pelayanan ?” b. Tidak Menyediakan Produk dalam Bentuk Fisik Umumnya pada perusahaan penyedia jasa tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik atau barang. Badan usaha jasa menjual produk-produk yang tidak dapat disimpan dan tidak kasat mata (abstrak) namun manfaatnya dapat dirasakan. “Mengapa tidak ada stock produk?” “Mengapa harus membayar bukankah tidak ada yang diterima?” Jawablah pertanyaan itu dari hasil pengalamanmu menggunakan jasa



10



c. Bisa Membutuhkan atau Tidak Membutuhkan Barang Berwujud Tergantung dari jenis usaha jasa yang didirikan, bisa membutuhkan atau tidak membutuhkan barang berwujud. Misalnya dalam bisnis jasa travel, tentu membutuhkan armada untuk konsumen yang memesan jasa travel. Beda halnya jika membangun jasa keuangan maka tidak membutuhkan produk nyatanya. “Bisakah kalian menyebutkan jenis-jenis barang berwujud yang dipergunakan dalam bisnis usaha jasa lainnya?” “Bisakah kalian menyebutkan jenis usaha jasa lainnya yang tidak menggunakan barang berwujud?” d. Produk Jasa Tidak Bisa Sama Persis Antar Konsumen Jika Anda menjual produk berwujud dimana barang yang dijual antar konsumen akan memiliki wujud dan hasil yang sama. Lain halnya pada badan usaha jasa dimana hasil jasa yang akan diterima setiap konsumen bisa jadi berbeda dengan konsumen lain. Misalnya dalam hal kualitas jasa atau kemampuan pemberi jasa. “Pernahkan kalian membandingkan sebuah usaha jasa misalnya bengkel motor yang satu dengan bengkel motor yang lainnya?” “Apakah ada kepuasan dan ketidakpuasan ketika kalian membandingkan dari apa yang dihasilkan dari usaha jasa bengkel tersebut?” e. Harga Jasa Tidak Dapat Dipatok General Umumnya, konsumen yang membutuhkan produk jasa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga harga jasa tidak dipatok secara general atau umum dan tergantung dari kebutuhan konsumen. “Apakah tinggi rendahnya harga sebuah usaha jasa berbanding lurus dengan pelayanan jasa yang diberikan ?” f. Tidak Ada Harga Pokok Produksi dan Penjualan Karena pada perusahaan di bidang jasa biasanya tidak membutuhkan bahan baku produksi yang berwujud, maka dalam pelaporan keuangan tidak bisa dilihat harga pokok produksi dan penjualan karena tidak ada patokan biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan produksi. Sehingga dalam laporan keuangan hanya terdapat unsur pendapatan dan biaya lain-lain untuk perhitungan laba-rugi. “Bila dalam usaha jasa tidak ada harga pokok maka bagaimana menentukan harganya?” Silahkan berdiskusi dengan temanmu, atau kamu bisa bertanya pada pemilik usaha jasa yang bisa kamu datangi. 3. Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan Jasa Sama seperti jenis usaha lainnya, perusahaan penyedia jasa juga memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan jenis usaha yang satu ini: a. Kelebihan Usaha Jasa • Dengan berbisnis jasa tidak membutuhkan tempat untuk display produk sehingga dalam hal sewa tempat usaha akan lebih hemat. • Tidak memerlukan tempat untuk penyimpanan barang atau gudang. • Pada badan usaha jasa tertentu tidak membutuhkan banyak karyawan sehingga menghemat pengeluaran gaji karyawan.



11



b. Kekurangan Usaha Jasa • Strategi promosi membutuhkan testimoni pelanggan sebanyak-banyaknya karena tidak ada produk yang bisa digunakan untuk demo. • Meskipun ada komplain, namun dalam badan usaha jasa tidak bisa mengembalikan apa yang sudah dibeli (diretur). 4. Proses Bisnis Akuntansi Perusahaan Jasa Perhatikan ilustrasi dari gambar berikut !



Pencatatan (Recording)



Pelaporan (Reporting)



Proses Akuntansi



Penggolongan (Classifying)



Peringkasan (Summarizing)



Gambar. Proses Akuntansi



12



• • • • • •



Pembuatan neraca saldo dan kertas kerja termasuk dalam siklus akuntansi tahap apa? Menutup akun buku besar dalam siklus akuntansi termasuk tahap yang mana? Langkah setelah melakukan penyesuaian transaksi adalah apa saja? Tahap pencatatan dalam kegiatan akuntansi adalah apa saja? Tahapan yang dilakukan setelah tahapan entry adalah apa? Tahap terakhir proses pencatatan dalam siklus akuntansi adalah?



Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa sub proses yang masingmasing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari sub prosesnya. Siklus Akuntansi merupakan sebuah proses bisnis yang menunjukkan langkahlangkah aktivitas atau perkerjaan yang terstruktur yang saling terkait yang diperlukan guna penyelesaian akuntansi secara manual sehingga menghasilkan sebuah sebuah produk atau layanan dalam bentuk laporan keuangan. Alur, urutan, tahapan, siklus akuntansi adalah penting untuk diketahui terutama bagi yang bekerja sebagai akuntan atau untuk perusahaan. Aktivitas pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik dalam satu periode akuntansi tersebut dikenal sebagai proses akuntansi atau tahap siklus akuntansi. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Dalam alur akuntansi ini, para akuntan melakukan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik selama periode berjalan, biasanya selama satu tahun. 1) Pencatatan (Recording) Pencatatan merupakan suatu aktivitas yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dalam dokumen (bukti transaksi misalnya : nota, kwitansi, cek dan lainnya). Pada tahap selanjutnya dokumen dijurnal dengan cermat oleh perusahaan. Contohnya : transaksi pembelian tunai yang dicatat dalam bukti transaksi atau nota. 2) Penggolongan (Classifying) Aktivitas ini berupa penggolongan atas transaksi ke dalam buku besar. Contoh: transaksi pembelian tunai yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas dan digolongkan dalam akun buku besar kas. 3) Peringkasan (Summarizing) Merupakan aktivitas meringkas suatu transaksi keuangan yang telah digolongkan dalam akun buku besar (pada proses b) ke bagian neraca saldo, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, neraca saldo setealah penyesuaian dan jurnal pembalik. 4) Pelaporan (Reporting) Pada kegiatan ini yaitu menyusun laporan keuangan. Dalam pelaporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laba ditahan, neraca, laporan perubahan ekuitas/modal, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.



13



Akuntansi adalah proses mengolah data akuntansi menjadi informasi yang berguna dalam rangkaian pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Karena itu ada enam kegiatan pokok yaitu sebagai berikut. a. Mengidentifikasi data akuntansi. b. Mencatat data akuntansi ke dalam catatan akuntansi. c. Mengelompokkan data akuntansi yang sejenis ke dalam kelompok tertentu. d. Meringkas data akuntansi e. Menyajikan data akuntansi dalam bentuk laporan keuangan f. Menganalisis laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Menurut Harnanto (2002), siklus akuntansi yang lengkap memiliki 11 tahap, tetapi dua tahap diantaranya bersifat opsional. Urutan tahapan siklus akuntansi ini termasuk yang dilakukan setelah tahapan entry adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar. Tidak semua transaksi dapat dicatat. Transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya berupa buku kwitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dagang dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi. 2. Analisis Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan rumus persamaan dasar akuntansi: Aktiva = Pasiva Harta = Kewajiban + Ekuitas Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan. 3. Pencatatan Transaksi pada Jurnal Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal. Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode siklus akuntansi atau alur akuntansi. Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing). Terdapat dua macam jenis jurnal dalam tahapan siklus akuntansi yakni, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum atau dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya tahapan yang dilakukan setelah tahapan entry adalah pencatatan transaksi yang dimasukan ke dalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.



14



4. Posting Buku Besar Langkah selanjutnya dalam alur akuntansi atau urutan siklus akuntansi yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar akuntansi. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masingmasing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu. Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat crossreference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal. 5. Penyusunan Neraca Saldo Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara membuat neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada kesalahan. Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun. 6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian Jika pada akhir periode alur akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun. Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya. Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang disusun secara akrual basis. 7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Pada tahapan siklus akuntansi ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru. Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan ke dalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang. Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang benar pasti seimbang. 8. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, urutan siklus akuntansi selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti: 1) Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja keuangan perusahaan 2) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi 3) Neraca perusahaan, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas 4) Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode berjalan



15



9. Tahap Terakhir Silklus Akuntansi: Penyusunan Jurnal Penutup Setelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Fungsi jurnal penutup sendiri yakni melakukan penutupan rekening pada rekening laba rugi pada periode tertentu. Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup. Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi. Ilustrasi Siklus Akuntansi diatas akan disajikan kembali dengan cara yang berbeda. Penyajian ini menekankan pembedaan (1) Dokumen Sumber, (2) Proses, (3) Buku, dan (4) Keluaran (output) dalam Siklus Akuntansi dengan harapan semakin mudah dipahami. Siklus Akuntansi diatas disajikan kembali dalam ilustrasi dibawah ini:



Dalam Siklus Akuntansi terdapat komponen berupa (1) Dokumen Sumber, (2) Proses, (3) Buku, dan (4) Keluaran. Pemilahan komponen tersebut diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik. Pada Siklus Akuntansi ada dokumen yang harus dicatat yaitu Dokumen Sumber, ada proses yaitu menganalisis dokumen sumber, mencatat transaksi dalam Buku Jurnal Umum dan memindahkan angka debet atau kredit jurnal ke dalam Buku Besar, yang akan menghasilkan keluaran berupa laporan keuangan. a. Komponen pertama adalah Dokumen Sumber (Bukti Transaksi). Dokumen Sumber sebagai dasar pencatatan transaksi dapat dikelompokkan menjadi : 1) dokumen sumber untuk jurnal transaksi berjalan, 2) dokumen sumber untuk jurnal penyesuaian, dan 3) dokumen sumber untuk jurnal penutupan. Setiap transaksi harus didukung oleh dokumen sumber. b. Komponen kedua adalah Proses (Process). Proses dalam siklus akuntansi meliputi jurnal dan posting. Jurnal adalah using the rules of debit and credit, transactions are initially entered in a record (Warren, Reeve, Duchac; 2009). Berdasarkan definisi



16



tersebut, jurnal dapat diartikan sebagai pencatatan transaksi pertama kali (ke dalam Buku Jurnal Umum) dengan menggunakan aturan debet dan kredit. Jurnal meliputi : 1) jurnal transaksi berjalan, 2) jurnal penyesuaian, dan 3) jurnal penutupan. Setelah transaksi dijurnal, langkah selanjutnya adalah posting ke dalam akun Buku Besar. Posting adalah the process of transferring the debits and credits from the journal entries to the accounts (Warren, Reeve, Duchac; 2009). Jadi posting dapat diartikan sebagai proses memindahkan angka debit atau kredit dari ayat jurnal ke akun Buku Besar. Jurnal dilakukan secara kronologis berdasarkan tanggal transaksi. Sedangkan posting merupakan proses mengikhtisarkan transaksi berdasarkan akun, agar diketahui saldo akhir setiap akun. c. Komponen ketiga adalah Buku. Buku yang digunakan adalah Buku Jurnal Umum dan Buku Besar. Buku Jurnal Umum digunakan untuk mencatat transaksi pertama kali secara berpasangan pada sisi debet dan kredit. Jurnal transaksi berjalan, jurnal penyesuaian dan jurnal penutupan dicatat pada Buku Jurnal Umum yang sama secara kronologis sesuai tanggal transaksi. Selain Buku Jurnal Umum, ada juga Buku Jurnal Khusus. Buku Jurnal Khusus hanya digunakan untuk akuntansi manual. Apabila menggunakan perangkat lunak komputer, cukup menggunakan Jurnal Umum. Buku yang kedua adalah Buku Besar. Buku Besar digunakan untuk mengikhtisarkan transaksi. Siklus Akuntansi mempunyai 3 proses yang berulang, dimulai dari analisis Dokumen Sumber sampai dengan diperoleh keluaran. Setiap proses tersebut mempunyai langkah yang sama, tetapi berbeda Dokumen Sumber dan Keluarannya. Tiga proses tersebut adalah: 1) Analisis Dokumen Sumber Transaksi Berjalan, pencatatan dalam Buku Jurnal Umum, posting ke dalam akun Buku Besar, kemudian disusun Neraca Saldo sebagai keluaran. Pada gambar diatas diilustrasikan dengan langkah 1a, 2a dan 3a (atau A sampai dengan B). 2) Analisis Dokumen Sumber Penyesuaian, pencatatan dalam Buku Jurnal Umum, posting ke dalam akun Buku Besar, kemudian disusun Laporan Keuangan sebagai keluaran. Pada gambar diatas diilustrasikan dengan langkah 1b, 2b dan 3b (atau B sampai dengan C). Penyusunan Laporan Keuangan dapat menggunakan Kertas Kerja atau Worksheet atau Neraca Lajur. Sebelum disusun Laporan Keuangan, keseimbangan total saldo debet dan kredit seluruh akun dicek menggunakan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. 3) Analisis Dokumen Sumber Penutupan, pencatatan dalam Buku Jurnal Umum, posting ke dalam akun Buku Besar, kemudian disusun Neraca Saldo Setelah Penutupan. Pada gambar diatas diilustrasikan dengan langkah 1c, 2c dan 3c (atau C sampai dengan A). Posting jurnal penutupan akan membuat akun nominal bersaldo nol pada akhir periode akuntansi. Pada awal periode akuntansi berikutnya, akun nominal sudah siap digunakan untuk mencatat transaksi berjalan (kembali pada proses butir pertama).



17



Jadi siklus akuntansi terdiri dari 3 proses yang mirip, yaitu analisis transaksi, pencatatan ke Buku Jurnal Umum, posting ke akun Buku Besar, dan menyusun Neraca Saldo atau Laporan Keuangan. • Buku Besar berisi semua akun yang digunakan entitas. Antara lain akun Aset, akun Kewajiban, akun Ekuitas, akun Pendapatan, akun Beban/Belanja. • Penjurnalan merupakan pencatatan secara kronologis berdasarkan tanggal transaksi. Oleh karena itu, di dalam Buku Jurnal Umum belum dapat diketahui saldo tiap akun. Untuk mengetahui saldo setiap akun, maka perlu dilakukan posting tiap ayat jurnal ke dalam akun Buku Besar. d. Komponen keempat adalah Keluaran (Output). Setelah dilakukan penjurnalan dan posting, akan diperoleh keluaran berupa Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, Laporan Keuangan dan Neraca Saldo Setelah Penutupan. 1) Neraca Saldo bukan Laporan Keuangan, tetapi alat untuk mengecek kesamaan total saldo debet dan saldo kredit dari seluruh akun yang digunakan. 2) Laporan Keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. 3) Laporan Keuangan yang hanya dibuat oleh Bendahara Umum Negara adalah Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Untuk menghasilkan Laporan Keuangan dapat menggunakan Kertas Kerja atau Worksheet atau Neraca Lajur. 5. Tahapan Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum (General Journal) Objek dari Akuntansi adalah transaksi. Transaksi adalah setiap aktivitas yang terjadi diantara dua pihak atau lebih yang dapat menimbulkan perubahan terhadap posisi keuangan dan kepemilikan kekayaan diantara dua pihak tersebut. Transaksi biasanya memiliki kaitan yang erat dengan urusan keuangan dan juga kepemilikan produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Transaksi dapat dilaksanakan baik oleh organisasi atau perusahaan, maupun oleh perorangan. Dan transaksi juga dapat berlangsung antar pihak dalam perusahaan maupun antar perusahaan dengan pihak luar perusahaan atau perorangan. Jenis-Jenis Transaksi Perhatikan ilustrasi gambar sebagai berikut ! Apa yang anda ketahui tentang transaksi bisnis?Jelaskan! Mengapa setiap transaksi bisnis harus didukung dengan dokumen transaksi? Jelaskan! Apa tujuan analisis dokumen transaksi? Jelaskan! Jelaskan perbedaan antara bukti intern dan bukti ektern?



18



Transaksi terbagi menjadi dua jenis, antara lain: a) Transaksi internal, yaitu transaksi yang terjadi di lingkungan internal suatu perusahaan saja. Transaksi internal hanya melibatkan pihak-pihak yang ada di dalam perusahaan tanpa melibatkan pihak-pihak di luar perusahaan. Contoh transaksi internal yaitu pembayaran gaji kepada karyawan dan pengalokasian beban perusahaan. b) Transaksi eksternal, yaitu transaksi yang terjadi antara pihak internal dengan phak eksternal perusahaan. Berbeda dengan transaksi internal yang tidak membutuhkan keterlibatan pihak eksternal sama sekali, transaksi eksternal justru membutuhkan keterlibatan pihak eksternal perusahaan sebagai mitra transaksi. Contoh transaksi eksternal yaitu pembelian bahan baku, penjualan produk perusahaan, serta pembayaran utang usaha. Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya transaksi, baik transaksi intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan diukur terlebih dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang dan modal perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai tertentu. Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi : a. Pengeluaran/pembayaran uang b. Penerimaan/pemasukan uang c. Penjualan/penyerahan jasa d. Pembelian/penerimaan barang/jasa e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan). Perbedaan Transaksi dan Transaksi Akuntansi Lalu apakah perbedaan antara transaksi dengan transaksi akuntansi? Perbedaan transaksi jika dibandingkan dengan transaksi akuntansi adalah bahwa transaksi akuntansi harus berpengaruh pada persamaan akuntansi. Ketika sebuah transaksi akuntansi terjadi, maka transaksi ini akan menjadi penyebab dilakukannya pencatatan akuntansi. Dengan kata lain, pencatatan akuntansi hanya dapat dilakukan dengan syarat jika dan hanya jika terdapat transaksi akuntansi yang terjadi pada perusahaan. Transaksi akuntansi selalu memiliki dampak keuangan, oleh karena itu pasti bisa diukur atau dinyatakan nilainya dalam bentuk uang. Karena nilai tersebut bisa diukur menggunakan uang, maka transaksi akuntansi bisa juga disebut dengan transaksi keuangan bisnis. Transaksi akuntansi adalah kesepakatan atau perjanjian yang terjalin diantara dua pihak, dimana pihak pertama berlaku sebagai penjual barang atau jasa, sedangkan pihak kedua berlaku sebagai pembeli barang atau jasa. Syarat terjadinya sebuah transaksi akuntansi adalah transaksi tersebut harus mempunyai dampak keuangan, baik di waktu sekarang maupun di waktu yang akan datang. Sistem Transaksi Pengertian sistem transaksi adalah sistem pencatatan transaksi yang dilakukan secara rutin yang dimanfaatkan untuk berbagai proses bisnis. Terdapat dua sistem transaksi yang berkembang di masyarakat, yaitu tunai dan nontunai. Akhir-akhir ini, sistem transaksi nontunai semakin banyak bermunculan karena adanya digitalisasi dalam sektor keuangan internasional. Sementara itu, sistem transaksi dengan menggunakan uang fiat kertas telah



19



membentuk dna baru selama beberapa dekade terakhir, adanya perubahan dalam dunia non-tunai lambat laun mampu meningkatkan daya tarik sendiri karena semakin populernya dunia internet dan perangkat smartphone. Pemerintah juga turut berperan penting dalam mendorong sistem pembayaran nontunai ini yang diklaim mampu memerangi kegiatan ilegal dalam pasar gelap. Kelemahan terbesar dari mata uang tunai adalah adanya ketersedian cara yang tidak mampu dilacak guna memicu serta memberikan sarana dalam kegiatan ilegal. Melakukan pendeteksian transaksi gelap akan lebih mudah dengan tanpa uang kertas, mengingat jejak kertas yang ditinggalkan dalam pembayaran uang elektronik. Saat ini bahkan semakin banyak orang yang beralih ke uang elektronik untuk menyelesaikan transaksi, sehingga uang kertas tunai menjadi semakin berkurang. Tingkat popularitas kartu kredit dan kartu debit pun terus berkembang karena kemampuan keduanya dalam membebaskan setiap orang dari beban mengantongi uang tunai. Tapi, saat ini kartu bukan lagi masa depan yang baik untuk para pengguna uang non tunai. Adanya proliferasi perangkat seluler yang bisa terkoneksi ke internet mampu melahirkan bentuk pembayaran yang baru lainnya. Sebut saja pembayaran elektronik seperti PayPal, GoPay, GrabPay, OVO hingga Dana yang perlahan-lahan mampu mengalihkan alat pembayaran yang andal. Selain itu, hadirnya Apple Pay dan Google Pay juga semakin meningkatkan daya tarik masyarakat karena memudahkan mereka untuk melakukan pembayaran langsung dari smartphonenya. Pelaku Transaksi a. Pemberi Dana Pemberi dana adalah mereka yang memberikan sejumlah uang atas kegiatan pembelian terhadap suatu produk barang atau jasa. Para pemberi dana akan memberikan uangnya berdasarkan kesepakatan transaksi. b. Penerima Dana Penerima dana adalah mereka yang menerima uang dari kegiatan transaksi jual beli yang dijalankan atas suatu produk barang atau jasa. Para penerima dana akan menerima uang berdasarkan metode, jumlah, dan waktu pembayaran yang sebelumnya telah disetujui. Penerima dana adalah orang yang menerima dana atas transaksi jual beli yang dilakukan terhadap suatu produk baik berupa barang atau jasa. Bukti Transaksi Setiap transaksi yang dijalankan di dalam perusahaan biasanya disertai dengan bukti transaksi. Lalu apakah bukti transaksi itu? Bukti transaksi adalah dokumen pendukung yang berisi data transaksi yang dibuat setelah melakukan transaksi untuk kebutuhan pencatatan keuangan. Bukti transaksi tersebut di dalam perusahaan biasanya dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 1. Pertama adalah bukti transaksi internal, yaitu bukti pencatatan kejadian setiap transaksi yang terjadi antar bagian dalam internal perusahaan. Bukti transaksi internal biasanya berupa memo ataupun berkas laporan serah terima bagian. 2. Kedua adalah bukti transaksi eksternal, yaitu bukti transaksi yang terjadi antara pihak internal dengan pihak eksternal perusahaan. Berbeda dengan bukti transaksi



20



internal yang cenderung terbatas bentunya, bukti transaksi eksternal cenderung jauh lebih banyak bentuknya, biasanya berbentuk nota, faktur, kwitansi, dan lain-lain. Alat Bukti Transaksi Kegiatan transaksi harus selalu dilengkapi dengan alat bukti untuk bisa dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Alat bukti transaksi tersebut juga diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi sengketa yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah bukti transaksi yang harus digunakan oleh perusahaan. a. Bukti Transaksi Internal Bukti transaksi internal yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang ditunjuk. Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap, penghapusan piutang, pengalokasian beban, dan lainnya. b. Bukti Transaksi Eksternal Bukti transaksi eksternal yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota kredit. Beberapa alat bukti transaksi eksternal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit, sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan kredit.



• • • • • 2.



Informasi yang biasanya dimuat dalam faktur apa saja? Dokumen pendukung faktur penjualan apa saja? Apa sajakah yang bukan merupakan komponen faktur? Tanggal penjualan, nama pelanggan, nama barang, jumlah penjualan merupakan contoh dari komponen apa? Apa sajakah yang bukan merupakan komponen bukti transaksi faktur ?



Kuitansi, adalah bukti penerimaan uang yang sudah ditandatangani oleh pihak penerima untuk diberikan kepada yang membayar dan bisa dimanfaatkan sebagai bukti transaksi yang sah.



21



3.



Nota (Nota Kontan), adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti pencatatan bagi penjualan.



4.



Nota debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.



5.



Nota kredit,



6.



Cek, adalah suatu surat atau dokumen yang berisi perintah tanpa syarat dari nasabah bank agar pihak bank melakukan pembayaran sejumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut kepada pembawa surat cek.



22



7.



Rekening koran, adalah suatu rangkuman transaksi finansial yang telah dilakukan pada beberapa waktu tertentu pada rekening bank yang dimiliki oleh perusahaan atau seseorang.



8.



Bilyet giro, adalah suatu perintah pada pihak bank penyimpan dana untuk memindahkan dana dalam jumlah tertentu pada rekening lain yang sudah tertulis.



9.



Bukti setoran bank, adalah slip setoran yang yang sudah disediakan oleh pihak bank dan memiliki fungsi untuk alat bukti nasabah bahwa mereka sudah menyetorkan uangnya dalam rekening tujuan.



10.



Bukti kas masuk dan keluar, bukti kas masuk adalah suatu bukti penerimaan uang yang sudah disertai dengan dokumen tertentu, sedangkan bukti kas keluar adalah bukti transaksi keluar kas dengan disertai dokumen tertentu.



23



11.



Bukti memorandum, adalah bukti transaksi yang diterbitkan oleh pimpinan perusahaan untuk berbagai kejadian yang terjadi di dalam internal perusahaan dan biasanya berlangsung pada akhir periode, seperti memo untuk menulis gaji karyawan yang masih harus dibayar.



Akun (Rekening) dan Kode Akun (Kode Rekening) Perkiraan (account) adalah daftar tempat mencatat secara sistematis transaksitransaksi finansial yang mengakibatkan perubahan pada aktiva, utang, modal, penghasilan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Dengan demikian banyaknya akun yang diperlukan oleh setiap perusahaan berlainan dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan. Perkiraanperkiraan tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok : 1. Perkiraan real/permanent (perkiraan-perkiraan neraca). Yaitu perkiraanperkiraan yang terdapat dalam neraca yang terdiri dari perkiraan aktiva, hutang, dan modal. 2. Perkiraan nominal / temporer (perkiraan-perkiraan laba-rugi). Yaitu perkiraanperkiraan yang terdapat dalam laporan laba-rugi yang terdiri dari perkiraan penghasilan dan perkiraan biaya. Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik), yaitu meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan dapat dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya tersedia sebuah akun. a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan: 1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain :



24



a) Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga yang berfungsi sebagai uang tunai. b) Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui bursa. c) Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun. d) Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun. e) Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka waktu dibawah satu tahun. f) Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka, bunga dibayar di muka. g) Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan atas pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima pembayarannya. h) Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual. 2) Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan atau memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya antara lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman modal dalam obligasi. 3) Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan merupakan barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor, mesin-mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam penggunaannya secara bertahap akan menyusut atau berkurang nilai kegunaannya kecuali tanah. 4) Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta ini antara lain: a) Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan produk formula. b) Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu. c) Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk usaha. d) Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried Chicken. e) Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu, misalnya karena letak strategis, merk terkenal, personalia yang profesional, pelayanan yang memuaskan, dan lain-lain.



25



5) Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak dapat dikelompokan pada kriteria diatas. Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah yang tidak dijadikan tempat usaha. b. Utang/Kewajiban (Liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Utang dibagi menjadi 2 golongan: utang lancar dan utang jangka panjang. 1. Utang Lancar (Current/Short term liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Yang termasuk golongan ini adalah: a) Utang Usaha (Account Payable), yaitu utang jangka pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Contoh utang yang timbul akibat pembelian secara kredit. b) Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu utang jangka pendek dengan disertai perjanjian tertulis. c) Beban yang masih harus dibayar, misalnya utang gaji. d) Pendapatan diterima di muka, misalnya Sewa diterima di muka 2. Utang Jangka Panjang (Long Term liabilities), yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu yang relatif lama atau lebih dari satu tahun. Jika sebagian atau seluruh utang tersebut telah jatuh tempo, maka bagian yang telah jatuh tempo tersebut menjadi utang jangka pendek. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: a) Pinjaman Obligasi. Obligasi adalah surat bukti utang perusahaan kepada pemegang obligasi disertai pembayaran bunga sesuai tingkat bunga yang disepakati. b) Utang Hipotik, yaitu utang jangka panjang dengan jaminan harta tetap. c. Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau hak milik atas harta perusahaan. d. Pendapatan, yaitu penambahan dalam modal perusahaan yang berasal dari kegiatan usaha. Pendapatan dapat dibedakan: a. Pendapatan Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok/utamanya. b. Pendapatan Non Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh diluar dari usaha pokok/utamanya. Misalnya dari pendapatan bunga, pendapatan komisi, laba penjualan aktiva, dll. e. Beban, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Beban dapat dibedakan menjadi: a. Operasional/Beban Usaha, yaitu beban yang dikeluarkan untuk dapat mendapat hasil dari usaha pokoknya. Misalnya Beban gaji, beban listrik, telepon, dll. b. Beban diluar usaha/Non Operasional, yaitu beban yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok/utamanya. Misalnya beban bunga, rugi penjualan aktiva.



26



Kode Akun Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya kembali pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kode akun, yaitu : a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat. b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten. c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode yang sudah ada . Berikut beberapa macam kode akun : 1. Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan nomor (0-9). a. Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara berurutan. Nomor yang diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100 atau sesuai yang diinginkan. Cantoh : Nomor Kode Nama Akun 100 Kas 101 Bank 102 Piutang Usaha 103 Wesel Tagih 121 Tanah 122 Gedung 201 Utang Usaha 202 Wesel Bayar 2. Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi golongan dan seterusnya diberi nomor kode tersendiri. Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing mempunya arti tersendiri, misal : suatu akun kas diberi kode 111 (1 pertama : a. Kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan golongan akun Harta Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun kas) Nomor Kode Arti Angka pertama Kelompok Akun Angka kedua Golongan Akun Angka ketiga Subgolongan Akun Angka keempat Jenis Akun



b.



Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan, dan tiap golongan menjadi beberapa jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomor kode yang berbeda. Contoh : Kelompok Kode Harta 100 – 199 Utang 200 – 299 Modal 300 – 399 Pendapatan 400 – 499 Beban 500 - 599



27



Golongan Harata Lancar Harta Tetap Utang Lancar Utang Jgk. Pnjg



Kode 100 – 149 150 – 199 200 – 249 500 – 299



Jenis



Kode 100 101 150 151 201



Kas Piutang Peralatan Kendaraan Utang usaha c.



Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0 sampai 9. a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya : Rubrik 0 : Akun Harta Lancar Rubrik 1 : Akun Harta Tetap Rubrik 2 : Akun Utang Lancar Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang Rubrik 4 : Akun Modal Rubrik 5 : Akun Pendapatan Rubrik 6 : Rubrik Beban b. Rubrik dibagi menjadi beberapa golongan, misalnya : Rubrik 2 : Akun Utang Lancar Golongan 20 : Utang Usaha Golongan 21 : Utang Wesel c. Golongan dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya : Golongan 20 : Utang Usaha Jenis 201 : Utang Gaji Jenis 202 : Utang Sewa



d.



Kode Mnemonik, pada cara ini pemberian kode dilakukan dengan menggunakan huruf. Contoh : Jenis Kode Harta H Harta Lancar HL Harta Tetap HT Utang U Utang Lancar UL Modal M



28



e.



Kode Kombinasi Huruf dan Angka, Cara ini dilakukan dengan mengkombinasikan huruf dan angka untuk membentuk kode yang diinginkan. Contoh : Jenis Kode Harta H Harta Lancar HL Kas HL 01 Piutang HL 02 Harta Tetap HT Utang U Utang Lancar UL Utang Dagang UL 01 Modal M



Analisis Bukti Transaksi Dalam Tahap Pencatatan Dalam Jurnal Umum



1. Pengaruh Transaksi Terhadap Harta, Utang, dan Modal Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap terjadi transaksi akan berpengaruh terhadap komposisi harta, utang, dan modal. Namun perubahan tersebut tetap dalam keadaan seimbang. Pencatatan yang demikian pada dasarnya merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan. Artinya setiap transaksi akan dicatat pada 2 aspek yang berbeda, yakni sisi kiri (debet) dan sisi kanan (kredit) pada dua atau lebih akun (account) yang terpengaruh. Dengan demikian sebelum suatu pencatatn dilakukan atas suatu transaksi berdasarkan dokumen sumber, maka bukti pencatatan perlu dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dimaksudkan untuk menetapkan : a. Akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi tersebut (harta, utang, moda, pendapatan, dan beban). b. Pengaruh transaksi tersebut bertambah atau berkurang terhadap akun yang bersangkutan. c. Akibat penambahan atau pengurang itu akun-akun yang bersangkutan darus didebit atau dikredit. d. Berapa jumlah pengaruh tersebut.



29



2. Posisi Normal Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban Pengaruh suatu transaksi terhadap dua atau lebih akun dilakukan dengan menambah atau mengurangi atau dengan kata lain mendebit atau mengkredit sejumlah nilai tertentu pada akun tersebut. Setiap akun mempunyai posisi normal/seharusnya. Posisi normal akun dasar pemikirannya adalah posisi sebuah neraca. Aset = Liabilitas + Ekuitas Dengan demikian akun-akun harta mempunyai posisi normal sebelah kiri (debet), jika harta bertambah, harta akan di-debet, sebaliknya jika harta berkurang, harta akan dikredit. Secara lebih jelas posisi normal akun seperti tabel berikut : Kelompok Akun Harta/Aset/Aktiva Utang/Liabilitas/Kewajiban Modal/Ekuitas Pendapatan/Revenue Beban/Expense



Normal Debet Kredit Kredit Kredit Debet



Bertambah Debet Kredit Kredit Kredit Debet



Berkurang Kredit Debet Debet Debet Kredit



3. Pencatatan Dalam Jurnal Umum Kata jurnal berasal dari Bahasa Perancis “jour” yang berarti “hari”. Dengan demikian pengertian jurnal atau catatan harian adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap transaksi, berdasarkan dokumen/bukti transaksi, secara kronologis sesuai akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah tertentu dengan cara didebet atau dikredit. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan jurnal mempunyai fungsi sebagai berikut :



30



31



Ada dua jenis jurnal yaitu jurnal khusus dan jurnal umum. a) Jurnal umum / Jurnal memorial (general journal). Jurnal umum adalah jurnal untuk mencatat transaksi selain transaksi yang dicatat oleh jurnal khusus, seperti penyesuaian atau koreksi. Untuk menjurnal transaksi-transaksi yang karena sifatnya tidak dapat dicatat dalam buku jurnal khusus seluruhnya maka dicatat dalam jurnal umum (general journal), contohnya transaksi-transaksi penyesuaian. Akun-akun yang termasuk ke dalam jurnal memorial diantaranya: • Retur penjualan dan pengurangan harga, • Potongan penjualan, • Retur pembelian dan • Pengurangan harga, • Depresiasi aktiva tetap berwujud, • Amortisasi aktiva tetap tidak berwujud, • Penyesuaian akhir tahun, • Pembetulan kesalahan, • Penutupan, • Penyesuaian kembali di awal tahun. Format Jurnal Umum / Jurnal Memorial Jurnal Umum Tanggal



Keterangan



Ref



Debet



Halaman : Kredit



Cara Membuat Jurnal Umum/Memorial 1. Kolom tanggal diisi tanggal transaksi 2. Keterangan diisi jenis transaksi 3. Ref diisi nomor rekening saat sudah di posting 4. Debit dan kredit diisi sesuai dengan jumlah akibat transaksi (perhatikan aturan debit kredit dalam akuntansi) b) Jurnal khusus (special journal). Buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu. Jenis-jenis jurnal khusus : 1. Jurnal pembelian (purchases journal). adalah jurnal khusus yang digunakan guna mencatat semua transaksi pembelian barang dagang atau barang lain, secara kredit. 2. Jurnal penjualan (sales journal). adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan barang yang juga secara kredit. Sehingga setiap penjualan barang secara kredit akan dicatat dalam jurnal penjualan. 3. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journal). adalah buku harian khusus yang fungsinya untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas dari hasil penjualan secara tunai baik berupa kas ataupun cek.



32



4. Jurnal pengeluaran kas (cash payment journal). adalah buku harian khusus yang fungsinya untuk mencatat semua transaksi pembayaran hutang, pembayaran beban dan sebagainya secara tunai, baik menggunakan cek ataupun kas. Berikut ini adalah tabel perbedaan antara Jurnal Umum dan Jurnal Khusus :



Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya, jurnal ini dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus. Pembuatan jurnal umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan diantaranya untuk melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan dampak ekonomi dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam perusahaan. Pada pembahasan kita kali ini kita hanya akan membahas mengenai pencatatan transaksi pada Jurnal Umum pada perusahaan jasa saja.Untuk membuat jurnal umum, Anda harus paham mengenai saldo normal masing-masing akun. Dalam akuntansi ada lima akun yang perlu Anda tahu posisi saldo normalnya. Agar lebih mudah, lihat tabel berikut:



Nama Akun Aset (harta/aktiva) Utang (kewajiban) Modal Pendapatan Beban



Tabel Saldo Normal Akun Debit Kredit + – – + – + – + + –



Saldo Normal Debit Kredit Kredit Kredit Debit



33



Keterangan: • Pada saat aset atau harta atau aktiva bertambah maka catatlah pada posisi debit, sementara jika aset berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Adapun saldo normal akun aset berada pada debit. • Akun utang atau kewajiban berbanding terbalik dengan aset. Jika utang bertambah maka dicatat pada posisi kredit, sementara jika utang Anda berkurang dicatat pada posisi debit. Sehingga saldo normal akun utang atau kewajiban pada sisi kredit. • Akun modal sama dengan akun utang, jadi jika modal bertambah dicatat pada posisi kredit dan jika modal berkurang dicatat pada posisi debit. Saldo normal modal pada sisi kredit. • Akun pendapatan pun sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan bertambah maka dicatat pada posisi kredit dan jika pendapatan berkurang catat pada posisi debit. Sehingga saldo normal pendapatan pun pada sisi kredit. • Pada akun beban pencatatan sama dengan akun aset. Jika beban bertambah dicatat pada posisi debit, sementara jika beban berkurang dicatat pada posisi kredit. Dan saldo normal beban juga berada pada posisi debit. Tahapan Cara Membuat Jurnal Umum Berikut tahapan contoh cara membuat jurnal umum secara manual yang perlu diketahui, antara lain: 1. Pahami Persamaan Akuntansi Untuk membuat jurnal umum dengan benar, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi yakni : Aset = Utang + Modal yang kemudian diperluas menjadi : Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban) Pemahaman persamaan dasar akuntansi yang dimaksud juga berkaitan dengan kelompok-kelompok akun yang masuk didalamnya. Misalnya piutang usaha masuknya kelompok aset, persediaan juga masuk dalam aset dan lain sebagainya. Selain persamaan akuntansi dan kelompok akun lainnya, juga harus memahami saldo normal dari setiap akun. Dengan begitu saat menemui sebuah transaksi, nantinya secara otomatis dapat langsung mengelompokkan. 2. Kumpulkan Bukti Transaksi Jika langkah pertama berupa pengetahuan, maka langkah kedua ini merupakan langkah langsung dalam praktik. Untuk dapat menuliskan transaksi pada jurnal maka Anda harus memiliki bukti transaksi. Bukti transaksi merupakan dasar yang sangat penting untuk pencatatan sebuah transaksi pada sebuah jurnal, karena tanpa adanya bukti transaksi tidak dapat dicatat pada jurnal. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki bukti transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum. Adapun bukti transaksi dapat berupa nota, faktur, kuitansi, invoice dan lain sebagainya. 3. Identifikasi Transaksi Langkah selanjutnya mengidentifikasi transaksi. Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang mengakibatkan



34



perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter. Oleh karena itu, Anda harus mengidentifikasi transaksi sebelum melakukan pencatatan sehingga hasil pencatatan nantinya benar. Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruh nya terhadap posisi keuangan. Untuk mempermudah, gunakan lah persamaan dasar akuntansi berikut ini. Aset = Utang + Modal Ingat dalam satu transaksi, sekurang-kurangnya dia akan memengaruhi dua akun. 4. Contoh Pencatatan Jurnal Umum Membuat jurnal umum akuntansi sederhana akan sangat mudah, setelah mengetahui kolom-kolom dalam format jurnal umum yang benar. Formatnya adalah menulis nama perusahaan dan periode pencatatan, kolom tanggal, no bukti, nama akun, nomer ref, debit dan kredit.



1. Berisi tanggal, bulan dan tahun kejadian transaksi. Untuk bulan dan tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman judul, kecuali jika ada pergantian bulan/tahun. 2. Diisi nomor dokumen bukti transaksi. 3. Diisi oleh akun yang berpengaruh akibat transaksi yang terjadi, yang akan didebet/dikredit. 4. Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan/tertera di buku besar. 5. Diisi nilai nominal akun yang didebet. 6. Diisi nilai nominal akun yang dikredit. 7. Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada). Setelah proses pencatatan transaksi pada jurnal umum selesai kemudian proses pencatatan selanjutnya adalah pemindahan masing-masing akun (posting) ke dalam buku besar. Petunjuk cara membuat jurnal umum diatas adalah bentuk jurnal umum, yang sering digunakan pada perusahaan baik dagang atau jasa. Sistem pencatatan yang dipakai yaitu double-entry system, maksudnya setiap transaksi yang dicatat akan berdampak pada dua posisi keuangan debit dan kredit dalam jumlah yang sama.



35



6. Tahapan Pencatatan Buku Besar (Subsidiary Ledger) a) Pengertian Buku Besar (Subsidiary Ledger) Informasi akuntansi kumulatif disimpan dalam buku besar umum dan buku besar pembantu. Buku besar umum (general ledger) berisi ringkasan level data untuk setiap akun aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban organisasi. Buku besar pembantu (subsidiary ledger) berisi data mendetail untuk beberapa akun buku besar dengan banyak sub-akun terpisah. Akun buku besar umum berhubungan dengan buku besar pembantu yang disebut akun kontrol (control account). Hubungan antara akun control buku besar umum dan total saldo pada tiap-tiap akun buku besar pembantu membantu menjaga keakuratan data Sistem Informasi Akuntansi. Khususnya, jumlah dari semua saldo akun buku besar pembantu yang harus sama dengan control buku besar umum yang terkait. Perbedaan di antara keduanya mengindikasikan telah terjadi kesalahan pencatatan. Posting dalam bidang akuntansi merupakan suatu proses memindahkan informasi akuntansi seperti pencatatan atau pengelompokan nama-nama akun ke dalam bagian yang sesuai dari jurnal ke dalam buku besar. Posting dilakukan guna mendapatkan suatu gambaran pengaruh transaki terhadap setiap akun aset, kewajiban, ataupun ekuitas. Di akhir periode, jumlah saldo dari setiap akun akan diringkas untuk penyusunan neraca saldo dan laporan keuangan. Buku besar adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi book of final entry yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal. Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun (rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala. b) Klasifikasi Buku Besar Klasifikasi buku besar yang biasanya digunakan di dalam perusahaan ialah sebagai berikut: 1. Buku Besar Umum Buku besar umum seringkali disebut dengan istilah buku besar induk. Buku besar ini berisi semua perkiraan yang kalian dalam suatu periode tertentu, seperti kas, piutang usaha, hutang usaha dan juga modal. Perkiraan-perkiraan ini berdiri sendiri dan berfungsi untuk mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.



36



2. Buku Besar Pembantu



Buku besar pembantu seringkali disebut dengan istilah buku tambahan, didalamnya terdapat sekelompok rekening yang khusus untuk mencatat piutang usaha dan utang usaha secara detail. Buku besar pembantu dibagi lagi menjadi dua jenis: 1. Buku Besar Pembantu Piutang Usaha Buku besar pembantu piutang usaha seringkali disebut sebagai buku piutang yang khusus merinci langganan kredit, kepada siapa perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit, dimana lokasi alamat dan berapa jumlah transaksinya. 2. Buku Besar Pembantu Utang Buku besar pembantu utang seringkali disebut sebagai buku utang yang khusus mencatat tiap-tiap pemasok secara terperinci, siapa saja pemasok yang memberikan pinjaman kredit dan berapa jumlah utangnya. c) Fungsi Buku Besar Suatu perusahaan harus mempunyai buku besar, karena buku besar memegang fungsi yang sangat penting. Buku besar berfungsi untuk merangkum segala jenis transaksi yang telah dicatat dalam jurnal umum. Selain itu, buku besar juga bisa digunakan sebagai alat untuk menggolongkan data keuangan, mulai dari jumlah yang besar hingga terkecil. Dengan demikian kita bisa mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari semua data keuangan yang masuk. Semua data yang ada dalam buku besar akan dijadikan sebagai bahan informasi untuk menyusun laporan keuangan. Fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah: 1. Mengumpulkan data transaksi. 2. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun. 3. Memvalidasikan transaksi yang terkumpul. 4. Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi. 5. Mencatatkan penyesuaian terhadap akun. 6. Mempersiapkan laporan keuangan. Fungsi Buku Besar pembantu adalah: 1. Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum. 2. Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan saldo dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu. 3. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengrjaan akuntansi. 4. Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku pembantu. 5. Bisa segera diketahui jumlah macam-macam elemen. 6. untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti Hutang, Piutang, dan Persediaan.



37



d) Tujuan dan Manfaat Buku Besar Buku besar memiliki sejumlah tujuan seperti: 1. Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar. 2. Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat. 3. Menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun. 4. Mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan. 5. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi. Manfaat Buku Besar Buku besar memiliki sejumlah manfaat seperti: 1. Mencatat semua transaksi akuntasi dengan akurat. 2. Melakukan posting pada semua transaksi tersebut sesuai dengan akunnya masing-masing. 3. Menjaga keseimbangan pada perkiraan yang ada baik itu dikolom debit ataupun kredit. 4. Akomodasi entry jurnal penyesuaian yang diperlukan. 5. Membantu mempersiapkan dan menghasilkan laporan keuangan yang bisa dipercaya dan bisa disajikan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi. e) Bentuk Buku Besar Buku besar memiliki bentuk yang beragam, kendati demikian semuanya sebenarnya mempunyai fungsi yang sama bagi perusahaan. Nah berikut ini ialah bentuk-bentuk buku besar yang perlu kalian ketahui: 1. Bentuk T (T account) Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis sama sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan bagian sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun memiliki : a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun) b. Bagian/kolom penambahan c. Bagian/kolom pengurangan Kas



No : 111



Bentuk T Account ini dapat dikembangkan menjadi bentuk 2 kolom seperti berikut. Tanggal Uraian Ref Debet Tanggal Uraian Ref Kredit



38



2. Bentuk Skontro (Bersaldo) Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro artinya sebelah menyebelah (dibagi dua) yaitu sebelah debet dan sebelah kredit. Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini disediakan kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun tersebut setiap terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi. Bentuk skontro (bersaldo) ini terdiri dari Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom. 1. Bentuk akun bersaldo 3 kolom : KAS Tgl Uraian Ref Debet



2. Bentuk akun bersaldo 4 kolom : KAS Tgl



Uraian



Ref



Kode Akun : 111 Kredit Saldo



Kode akun : 111 Debet



Kredit



Saldo Debet Kredit



f) Langkah-langkah Pemindahbukuan ( Posting) Di Buku Besar Posting atau pemindahbukuan adalah memindahkan transaksi yang telah dicatat dalam jurnal ke dalam setiap akun buku besar yang sesuai.Buku besar ini merupakan kumpulan akun-akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan. 1. Rekening yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo debet dan rekening yang di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit. 2. Pencatatan tanggal terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal, ke kolom tanggal rekening buku besar yang bersangkutan. 3. Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal ke kolom keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan. 4. Pencatatan jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan, dan mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang bersangkutan. 5. Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku besar yang bersangkutan. 6. Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan. 7. Pencatatan debet akan menambah saldo debet atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan mengurangi saldo debet atau menambah saldo kredit.



39



7. Tahapan Pengikhtisaran Dalam Neraca Saldo (Trial Balance) a) Pengertian Neraca Saldo (Trial Balance) Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya Neraca Saldo berguna untuk menentukan : a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar. b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan. c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan. Neraca Saldo adalah sebagai suatu daftar yang berisi seluruh jenis nama akun beserta saldo total dari setiap akun yang disusun secara sistematis sesuai dengan kode akun yang bersumber dari buku besar perusahaan pada periode tertentu. Neraca Saldo mempunyai isi berupa daftar yang menerangkan kumpulan saldo berasal dari data yang dipunyai oleh setiap rekening dari pihak- pihak terkait. Neraca saldo biasanya mempunyai beberapa kolom utama yang digunakan dalam melakukan suatu pendataan. Kolom-kolom tersebut antara lain yaitu kolom neraca itu sendiri, kolom harga pokok produksi, kolom perkiraan besar kecilnya keuntungan atau kerugian dari suatu transaksi dan kolom pembelian serta penjualan. Neraca saldo (trial balance) adalah suatu buku yang menyediakan informasi mengenai kumpulan saldo yang berasal dari kata uang dimiliki oleh rekening bankbank terkait. Neraca saldo memiliki format beberapa kolom utama yang digunakan untuk melakukan pecatatan/pendataan berupa nomer akun, nama akun, kolom debet dan kredit. Jadi Neraca saldo adalah suatu daftar yang berisi kumpulan seluruh jenis nama akun beserta total saldonya yang dibuat dan diurutkan secara sistematis (urut) sesuai dengan golongan dan kode akunnya yang bersumber dari buku besar perusahaan pada perusahaan tertentu. Neraca Saldo pada umumnya dikeluarkan pada saat periode akhir untuk digunakan sebagai bahan evaluasi. Hal ini dikarenakan neraca ini akan menunjukan kesetabilan perekonomian yang didapat melalui suatu kegiatan ekonomi yang dijalankan selama prosesnya. Ringkasnya neraca saldo disusun setelah penyusunan buku besar, akun dalam neraca saldo harus dibuat secara sistematis (sesuai dengan kode akun)/ tidak boleh acak. Bentuk Neraca saldo (Trial balance) Format/bentuk neraca saldo yang sederhana memiliki 4 kolom utama diantaranya kolom kode (nomor) akun, kolom nama akun (keterangan), kolom debet dan kredit seperti gambar berikut ini: No Akun



Nama Akun



Debet



Kredit



40



Keterangan : 1. Kolom Kode (nomer) Akun Kolom tersebut berisi berbagai kode akun dari setiap akun yang terdapat dalam buku besar perusahaan tersebut. Nomer/kode akun harus ditulis secara sistematis atau urut mulai dari kode 1 yang menunjukkan kode akun Harta sampai kode 4 yang menunjukkan kode akun Beban. 2. Kolom Nama Akun Kolom berikut berisi berbagai nama akun yang tercantum dalam buku besar perusahaan. penulisan dalam neraca saldo di urutkan dari golongan akun harta, akun hutang, akun modal, akun pendapatan dan yang terakhir adalah akun beban. 3. Kolom Debit Kolom berikut berisi saldo dari setiap akun yang memiliki saldo debet sesuai dengan buku besar. 4. Kolom Kredit Kolom berikut berisi saldo setiap akun yang memiliki saldo total kredit sesuai yang ada di dalam buku besar. b) Manfaat dan Tujuan Neraca Saldo Manfaat dari penyusunan neraca saldo bagi suatu perusahaan adalah : 1. Dapat memudahkan melakukan pengecekan terhadap kebenaran buku besar yang telah dibuat. Ketika jurnal buku besar yang dibuat dengan benar sebagai dasar penyusunan neraca saldo, maka jumlah total angka kolom debet dan kredit yang muncul di neraca saldo akan menunjukkan jumlah saldo yang ballance(sama). Dengan demikian neraca saldo dapat dianggap benar. 2. Penyusunan neraca saldo bermanfaat sebagai sumber pembuatan kertas kerja (neraca lajur) dan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan. c) Tujuan dan Fungsi Neraca Saldo Neraca Saldo mempunyai fungsi untuk mendeteksi setiap kesalahan matematika yang telah terjadi dalam sistem akuntansi double-entry yakni pembukuan berpasangan. Dalam neraca bila disediakan dan terdapat total debit sama dengan total kredit yang dipaparkan secara jelas maka bisa dikatakan bahwa neraca saldo dianggap seimbang serta tidak boleh ada kesalahan matematika yang ditemui dalam buku besar akutansi pihak tersebut. Tapi, ini tidak berarti tidak ada kesalahan dalam suatu sistem akuntansi perusahaan. misalnya, transaksi diklasifikasikan tidak benar atau mereka hanya hilang dari sistem masih bisa ada suatu kemungkinan kesalahan akuntansi yakni berupa materi yang tidak akan terdeteksi oleh prosedur neraca saldo. Neraca saldo juga bisa berupa sebuah worksheet pembukuan di mana saldo semua buku besar yang dikompilasi ke dalam kolom debit dan kredit. Suatu perusahaan menyiapkan neraca saldo secara berkala, biasanya pada akhir setiap periode pelaporan. Tujuan umum menghasilkan neraca saldo yaitu untuk memastikan entri dalam sistem pembukuan perusahaan secara matematis dan benar. Neraca saldo biasanya disiapkan oleh pemegang buku atau akuntan yang sudah menggunakan daybooks atau buku harian akutansinya untuk mencatat sebuah transaksi keuangan dan kemudian mempostingnya ke buku besar nominal dan buku besar pribadi. Neraca



41



saldo merupakan bagian dari sistem pembukuan double-entry dan menggunakan format account ‘T’ klasik untuk menyajikan nilai-nilai yang didapat melalui segala kegiatan ekonomi yang berupa transaksi debit dan kredit. d) Fungsi Neraca Saldo • Fungsi persiapan Neraca saldo berfungsi untuk mempersiapkan pembuatan laporan akhir keuangan pada suatu perusahaan baik perusahaan barang atau jasa. • Fungsi pencatatan Fungsi pencatatan merupakan fungsi utama dari penerapan ilmu akuntansi dalam penyajian data pada perusahaan baik perusahaan barang atau jasa. Setiap data-data pada setiap akun rekening akan dibuat catatannya oleh neraca saldo dengan penyajian yang ringkas. • Fungsi koreksi Neraca saldo merupakan laporan keuangan yang berguna sebagai bahan evaluasi sebelum pembuatannya hal yang lebih dulu dilakukan yaitu melakukan koreksi terhadap seluruh catatan serta siklus akuntansi. Inilah yang dimaksud dengan fungsi koreksi dari neraca saldo. • Fungsi monitoring Catatan neraca saldo yang berisi tentang ringkasan data pada setiap akun selain berfungsi sebagai informasi juga dapat berfungsi sebagai monitoring keuangan dalam perusahaan baik perusahaan barang atau jasa. e) Jenis - Jenis Neraca Saldo Setelah pengertian dan fungsi neraca saldo dipahami, perlu diketahui juga beberapa jenis neraca saldo. Berikut jenis-jenis dari neraca saldo: 1. Neraca Saldo Belum Disesuaikan Berisi semua informasi – informasi dari akun buku besar, sehingga mudah mendeteksi adanya kesalahan pencatatan yang dilakukan maupun kesalahan saldo setelah tahap pencatatan. 2. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Berisi semua informasi-informasi dari akun buku besar yang telah diperiksa sesuai standar akuntansi yang ada. Neraca saldo akan disesuaikan berdasarkan akun riil dan nominal. Akun nominal adalah data-data yang ada di laporan laba rugi dan akun riil adalah data-data yang ada di laporan neraca. 3. Neraca Saldo Pasca Penutupan Biasanya dibuat setelah dilakukan jurnal penutupan, dan hanya berisi datadata saldo akun riil saja karena semua akun nominal sudah ditutup pada jurnal penutupan. 4. Neraca Saldo Setelah Penutupan Neraca yang berisi semua daftar akun neraca yang berisi saldo bukan nol pada akhir periode.



42



8. Tahapan Pengikhtisaran Dalam Jurnal Penyesuaian (Adjusment Journal) a) Pengertian Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk melakukan penyesuaian catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya terjadi pada akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat pada hakikatnya adalah untuk mengadakan penyesuaian atau mengoreksi perkiraan-perkiraan tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya yang sebenarnya. Pencatatan dalam jurnal penyesuaian dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Deferral : penangguhan pendapatan dan beban yang sudah dicatat dalam akun. 2. Akrual : pengakuan atas pendapatan dan beban yang masih belum dicatat dalam akun. Pencatatan jurnal penyesuaian dilakukan agar laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang benar-benar terjadi. Konsep dasar akuntansi yang berkaitan dengan jurnal penyesuaian adalah: a) Konsep akuntansi berbasis akrual (acrual basis of accounting). Konsep akuntansi berbasis acrual, rekening pendapatan dicatat dalam laporan laba rugi pada saat pendapatan tersebut dihasilkan. Konsep pengukuran pendapatan merupakan konsep dimana beban dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan beban itu. Misalnya gaji karyawan yang dilaporkan sebagai beban pada periode saat karyawan tersebut menyediakan jasa untuk pelanggan, pemberian jasa karyawan tersebut tidak harus sama waktunya dengan gaji yang dibayarkan kepada karyawan itu. Konsep ini didukung prinsip pemadanan (matching principle) dalam akuntansi. Dengan dilakukannya matching (pemadanan) antara pendapatan dengan beban, maka laba bersih untuk peride tersebut harus dilaporkan dengan benar. b) Konsep akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting) Pada prinsipnya Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) mengharuskan untuk menggunakan acrual basis, meskipun terdapat beberapa perusahaan yang menggunakan konsep akuntansi berbasis kas dalam praktiknya. Cash Basis dalam praktiknya melaporan pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi pada periode ketika kas diterima atau dikeluarkan. Misalnya, pendapatan dilaporkan ketika kas diterima dari pelanggan, sedangkan gaji baru dilaporkan disaat kas telah dikeluarkan untuk membayarnya kepada karyawan. Perusahaan yang berskala kecil umumnya menggunakan cash basis karena memiliki sedikit piutang dan utang, misal rumah makan, dokter, pengacara. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa jurnal penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk melakukan proses pemutakhiran beberapa akun sebelum dilakukan proses penyusunan laporan keuangan sehingga akan memberikan informasi yang akurat. Tujuan dilakukan penyesuaian adalah: a. Untuk memastikan agar setiap rekening rill khususnya aktiva dan utang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode; b. Untuk memastikan agar setiap rekening nominal khususnya rekening pendapatan dan beban menunjukkan keadaan yang seharusnya diakui dalam suatu pendapatan dan beban dari suatu periode ke periode yang lain.



43



b) Fungsi Jurnal Penyesuaian Mengapa jurnal penyesuaian dibuat? Ada dua alasan yang mengharuskan dibuatnya jurnal penyesuaian diantaranya: 1. Keadaan dimana suatu transaksi yang telah terjadi namun informasi ini belum dicatat dalam perkiraan. 2. Keadaan dimana suatu transaksi telah dicatat dalam perkiraan namun saldo perkiraan yang bersangkutan tersebut perlu disesuaikan atau dikoreksi untuk mencerminkan keadaan yang sebenarnya. c) Akun-Akun Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan informasi data dari neraca saldo dan data penyesuaian pada akhir periode. Akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah: 1. Pemakaian Perlengkapan 2. Piutang pendapatan / Pendapatan yang masih harus diterima 3. Hutang beban / Beban yang masih harus dibayar 4. Pendapatan diterima dimuka/hutang pendapatan a. Pendekatan Neraca, saat diterima dicatat sebagai akun pendapatan diterima dimuka/hutang. b. Pendekatan Rugi/laba, saat diterima dicatat sebagai akun pendapatan. 5. Beban Dibayar Dimuka a. Pendekatan Neraca, saat dibayar dicatat sebagai harta. b. Pendekatan rugi/laba, saat dibayar dicatat sebagai beban. 6. Piutang yang tak tertagih / Kerugian piutang 7. Penyusutan Aktiva Tetap 8. Persediaan Barang Dagangan, metode ikthisar laba rugi dan HPP. 9. Tahapan Pengikhtisaran Penyusunan Kertas Kerja (Work Sheet) / Neraca Lajur a) Pengertian Kertas Kerja (Work sheet) / Neraca Lajur Worksheet atau neraca lajur merupakan lembar yang memuat data akuntansi perusahaan selama satu periode. Penyusunan neraca lajur ini berperan penting bagi perusahaan karena akan memudahkan dalam rekap data sebelum dilakukan penyesuaian. Neraca lajur merupakan komponen yang digunakan untuk memeriksa buku besar setelah mengalami penyesuaian. Pemeriksaan buku besar setelah penyesuaian ini juga dilakukan guna memastikan bahwa saldonya sudah balance. Format dari neraca lajur ini terdiri dari 10 kolom guna mencatat nomor dan nama akun beserta saldo debet kredit. Kolom tersebut digunakan untuk mengentri data perusahaan mulai dari neraca saldo, penyesuaian, hingga menghasilkan laporan keuangan terbaru. b) Tujuan Pembuatan Kertas Kerja (Work sheet) / Neraca Lajur Berikut adalah beberapa tujuan dari penyusunan neraca lajur, antara lain : 1) Memudahkan Penyusunan Laporan Keuangan Tujuan pertama dari pembuatan neraca lajur adalah memudahkan untuk menyusun laporan keuangan. Pembuatan neraca lajur akan dilakukan terlebih dahulu sebelum menyusun laporan keuangan agar data yang akan digunakan sudah tersusun secara sistematis. Neraca akan lajur membantu menggolongkan



44



data yang berasal dari buku besar, sehingga tampilannya ringkas. Pembuatan laporan keuangan bisa langsung melihat neraca lajur tanpa harus mengumpulkan kembali data pembukuan perusahaan dari awal. Banyak informasi yang akan dimuat dalam neraca lajur, termasuk data dari penyesuaian. Penyusunan laporan keuangan bisa dilakukan secara lebih cepat apabila neraca lajur sudah dibuat. Neraca lajur perusahaan juga akan membantu memudahkan proses auditing. 2) Sarana Menggolongkan dan Meringkas Informasi Neraca Saldo Informasi neraca saldo merupakan dasar utama yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Perusahaan memperoleh informasi neraca saldo ini dari posting buku besar yang dilakukan setelah pencatatan transaksi. Pembuatan neraca lajur dalam hal ini akan membantu perusahaan untuk meringkas informasi neraca saldo agar lebih sederhana. Di samping itu, komponen ini juga membantu menggolongkan akun-akun di dalam neraca saldo sesuai dengan kelompoknya, sehingga penyusunannya akan berurutan. Ringkasan informasi neraca saldo ini akan memudahkan perusahaan saat melakukan pengecekan buku besar, guna memastikan bahwa hasilnya sudah balance. Selanjutnya, ringkasan informasi tersebut akan diolah kembali dalam neraca lajur dengan memasukkan komponen penyesuaian. 3) Meminimalisir Kesalahan Tujuan dari pembuatan neraca lajur yang berikutnya adalah untuk meminimalisir adanya kesalahan laporan ke depannya. Format neraca lajur yang ringkas memudahkan para penggunanya untuk memahami data di dalamnya. Di samping itu, susunan neraca lajur yang sederhana juga akan membantu perusahaan menemukan data dengan cepat. Kesalahan pembukuan perusahaan pada umumnya terjadi pada saat proses penyusunan laporan keuangan akibat banyaknya komponen yang harus diperhitungkan. Potensi kesalahan ini akan terjadi ketika pihak yang bersangkutan tidak teliti dalam menganalisa data pembukuan. Perusahaan bisa meminimalisir kesalahan tersebut dengan cara membuat laporan keuangan terlebih dahulu. Laporan keuangan bisa disusun dengan mengacu pada neraca lajur karena tidak membingungkan untuk dipahami dan tampilannya ringkas, sehingga meminimalisir adanya kesalahan input. 4) Memperkirakan Hal yang Mungkin Akan Terjadi Keberlangsungan usaha merupakan salah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan. Perusahaan bisa memperkirakan hal yang mungkin terjadi dalam keberlangsungan usahanya melalui neraca lajur. Salah satu perkiraan yang bisa dilihat di dalam neraca lajur adalah saldo kas dan hutang. Pihak perusahaan bisa memperkirakan bagaimana harus menyalurkan saldo kas tersebut serta melunasi kewajibannya. Perusahaan juga bisa melihat saldo modal terbaru dalam neraca lajur untuk digunakan sebagai perputaran operasional. Nilai saldo yang ada neraca lajur cukup relevan untuk digunakan untuk memperkirakan hal yang akan terjadi, meskipun laporan keuangan yang lengkap dan lebih rinci belum selesai dipersiapkan.



45



c) Fungsi Kertas Kerja (Work sheet) / Neraca Lajur Pembuatan neraca lajur mempunyai beberapa fungsi yang cukup penting dalam pelaporan keuangan selama satu periode. Berikut adalah beberapa fungsi dari pembuatan neraca lajur, antara lain : a. Digunakan untuk Meringkas Data Fungsi pertama dari pembuatan neraca lajur adalah untuk meringkas data keuangan perusahaan. Data tersebut bisa dilihat mulai dari jurnal hingga posting buku besar. Neraca lajur dapat meringkas saldo yang sudah diposting melalui buku besar tersebut. Data yang ada di dalam buku besar terdiri dari banyak kolom, sehingga cukup menyulitkan untuk dijadikan sebagai patokan pembuatan laporan keuangan. Ditambah lagi karena disana ada terlalu banyak lembaran. Hal ini bisa diatasi dengan keberadaan neraca lajur yang akan meringkas data dari buku besar tersebut. Ringkasan data yang ada di dalam neraca lajur sudah cukup mewakili bagaimana kondisi keuangan perusahaan dalam satu periode. Dokumen pembukuan yang lainnya tetap bisa disimpan untuk melakukan auditing lebih lanjut. b. Mengevaluasi Transaksi yang Ada Evaluasi transaksi yang pernah terjadi perusahaan selama satu periode juga bisa dilihat di dalam neraca lajur. Cara mengevaluasi transaksi melalui neraca lajur adalah dengan melihat perubahan saldo yang ada pada setiap akunnya. Menggunakan neraca saldo sebagai acuan untuk melakukan evaluasi transaksi akan membuat pemeriksaan semakin efisien. Perusahaan juga bisa langsung menemukan perubahan saldo pada akun tertentu dengan cepat. Fungsi dari melakukan evaluasi melalui neraca lajur adalah agar perusahaan bisa mengetahui perkembangan kegiatan operasional selama satu periode akuntansi. Hasil evaluasi transaksi yang ada di neraca lajur bisa digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. c. Sarana Menyusun Laporan Fungsi utama dari pembuatan neraca lajur adalah dijadikan sebagai dasar untuk menyusun laporan keuangan. Komponen yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan sangat banyak, sehingga dibutuhkan neraca lajur agar proses penyusunan ini bisa lebih efisien. Neraca lajur juga akan membantu membantu menampilkan data laba rugi dan neraca terkini yang bisa dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan perusahaan. Selanjutnya, perusahaan bisa mulai menyusun laporan perubahan ekuitas dari laba rugi yang disediakan melalui neraca lajur. d. Prosedur Perusahaan yang Kreditebel Neraca lajur termasuk dalam prosedur penyusunan akuntansi yang kredibel bagi perusahaan. Pencatatan keuangan perusahaan dianggap lengkap dan mumpuni apabila mencantumkan neraca saldo di dalamnya. Di samping itu, kualitas pembukuan juga tidak bisa diragukan lagi dengan adanya komponen ini. Prosedur penyusunan ini sebenarnya harus bisa dipenuhi oleh perusahaan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu ada auditing dari pihak eksternal. Pembuatan neraca lajur ini nantinya akan memudahkan perusahan dalam menjelaskan perkembangan keuangan dalam satu periode.



46



e. Melihat Kegiatan Harian Perusahaan Hubungan neraca lajur dengan evaluasi transaksi adalah untuk melihat kegiatan harian perusahaan. Pada umumnya, perusahaan yang berjalan dengan baik memiliki catatan transaksi di setiap harinya. Transaksi ini akan lebih ringkas jika sudah digolongkan melalui neraca lajur. Kegiatan harian perusahaan pada mulanya akan disertai dengan dokumen pendukung untuk dicatat ke dalam jurnal. Selanjutnya, perubahan saldo setiap akun akibat adanya transaksi di dalam perusahaan akan dipotong ke dalam buku besar. Saldo yang ada di dalam buku besar inilah sumber untuk melihat kegiatan harian perusahaan dan perubahan saldo akun. Evaluasi kegiatan harian tersebut bisa digunakan untuk memutuskan transaksi apalagi yang akan dilakukan perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. d) Format Kertas Kerja (Work sheet) / Neraca lajur Nama Perusahaan KERTAS KERJA / NERACA LAJUR Periode ........................... No Nama Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Laba Rugi Neraca Akun Akun Setelah Disesuaikan Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Keterangan kolom-kolom dalam Neraca Lajur: 1. Nama perkiraan (Account title) adalah kolom untuk nama-nama akun transaksi yang ada di perusahaan. 2. Neraca saldo (Trial Balance) angkanya diperoleh dari neraca saldo atau dari saldo akhir masing-masing perkiraan di buku besar. 3. Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entries) angkanya diperoleh dari ayat jurnal penyesuaian. 4. Neraca Saldo Disesuaikan (Adjusted Trial Balance) angkanya diperoleh dari selisih antara neraca saldo dan jurnal penyesuaian. 5. Perhitungan Laba Rugi (Income statement) angkanya diperoleh dari akun pendapatan dan biaya. 6. Neraca (Balace Sheet) angkanya diperoleh dari hasil akhir kolom neraca saldo disesuaikan dengan laba rugi dan perubahan modal. Kolom debit kredit ini tentu saja dibuat berpasangan untuk setiap komponen laporan keuangan. Ada 4 komponen yang ada dalam neraca lajur, yaitu neraca saldo, penyesuaian, neraca setelah penyesuaian, dan laba rugi. Setiap komponen ini saling berhubungan diarena perhitungannya didasarkan pada neraca saldo dan penyesuaian. Komponen laba rugi dan neraca lajur akan mengalami penggolongan berdasarkan tipe akun yang harus ada di dalamnya.



47



10. Tahapan Pengikhtisaran Penyusunan Jurnal Penutup (Closing entries) a) Pengertian Jurnal Penutup (Closing entries) Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk memindahkan (menormalkan/meng-nol-kan) saldo perkiraan sementara atau saldo nominal (nominal account) menjadi nol. Dengan begitu, pada periode selanjutnya semua saldo nominal jumlah saldonya nol, sehingga perusahaan dapat mengetahui laba-rugi bisnis selama satu periode. Saldo perkiraan sementara yang dimaksud adalah perkiraan normal dan perkiraan prive. Dasar yang digunakan untuk menyusun jurnal penutup yaitu dari kertas kerja (working paper) kolom laba/rugi. Jurnal penutup melibatkan pemindahan saldo akun akun pendapatan dan beban, modal melalui ikhtisar laba rugi dan pemindahan saldo akun prive ke akun modal. Bagaiamana dengan akun riil seperti harta dan kewajiban? Misalkan, Harta perusahaan senilai 100 juta akan tetap sama nilainya, sampai periode akuntansi berikutnya. Begitupun kewajiban. Berapapun nilainya, di periode akuntansi selanjutnya akan tetap menjadi kewajiban yang harus dilunasi perusahaan. b) Tujuan Jurnal Penutup Adanya jenis jurnal ini tentu karena dapat memudahkan proses pengerjaan hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi. Berikut ini tujuan dari adanya jurnal penutup di antaranya: 1) Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan sementara, sehingga saldo perkiraan menjadi nol. 2) Untuk menunjukan saldo rekening modal yang sesuai dengan akhir periode. Contoh, pendapatan perusahaan sebesar 50 juta pada tahun 2020, pendapatan 50 juta ini tidak bisa diakui sebagai pendapatan perusahaan di tahun 2021. 3) Memisahkan transaksi akun beban dan pendapatan dari saldo periode sebelumnya. 4) Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan setelah dilakukan tutup buku. Akun tersebut terdiri atas akun aset, utang, modal. c) Fungsi Jurnal Penutup 1) Menghitung jumlah laba/rugi dari akun pendapatan dan beban. 2) Me-nol-kan saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya. 3) Menghitung modal akhir periode. d) Ketentuan Akun dalam Pembuatan Jurnal Penutup Mungkin beberapa orang menanyakan, darimana saja dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun jurnal penutup?. Jawabannya adalah dari laporan perubahan modal dan laporan laba rugi. Laporan perubahan modal digunakan untuk melihat penambahan modal akibat pendapatan atau pengurangan modal akibat transaksi prive (ingat akun pendapatan dan prive termasuk akun yang harus ditutup). Sedangkan laporan laba rugi dibutuhkan untuk melihat pendapatan bersih perusahaan akibat penjualan, yang mana pendapatan akibat penjualan ini hanya terjadi pada 1 periode tertentu saja. Artinya tidak akan menjadi pendapatan di masa yang akan datang. Dalam jurnal penutup tentunya dikenal dengan akun yang



48



merupakan komponen dari bagian jurnal penutup. Berikut ini contoh akun yang harus ada pada pembuatan jurnal penutup: 1) Akun pendapatan 2) Akun beban 3) Rekening ikhtisar laba/rugi 4) Rekening prive e) Cara Membuat Jurnal Penutup Cara membuat jurnal penutup perusahaan bisa dengan mudah kita buat dengan mengikuti langkah-langkah berikut:



1. Akun pendapatan yang ada pada laporan laba rugi dicatat di debit dan mengkredit ikhtisar laba/rugi dengan jumlah yang terdapat di akun pendapatan. 2. Akun biaya-biaya di kredit dengan jumlah masing-masing yang terdapat di laporan laba/rugi dan mendebit ikhtisar laba rugi sebesar total biaya. 3. Perkiraan prive dengan jumlah yang terdapat di kolom neraca di kredit dan mendebit akun modal dengan jumlah yang sama. 4. Jika perusahaan memperoleh laba, jurnal yang dibuat adalah jumlah laba dengan perkiraan ikhtisar laba rugi di debit dan mengkredit akun modal dengan jumlah yang sama. Begitupun sebaliknya jika perusahaan mengalami rugi. 11. Tahapan Pengikhtisaran Dalam Jurnal Pembalik (Reversing Entries) a) Pengertian Jurnal Pembalik (Reversing Entries) Jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang dibuat untuk membalikkan jurnal penyesuaian transaksi tertentu pada awal periode akuntansi. Adapun bentuk dari jurnal pembalik adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian. Jika saldo pada jurnal penyesuaian di sisi debit maka pada jurnal pembalik dipindahkan (diubah/ditukar) di sisi kredit. b) Tujuan Jurnal Pembalik Meskipun sifatnya opsional, akan tetapi jurnal pembalik memiliki tujuan yang baik untuk membantu pengelolaan akuntansi keuangan dari bisnis, yakni: 1) Menghindari kesalahan pencatatan pada awal periode akuntansi berikutnya. 2) Mempermudah pencatatan transaksi di awal periode akuntansi yang baru terutama yang berhubungan langsung dengan jurnal penyesuaian. 3) Menghindari terjadinya double entry (pencatatan berganda) pada periode selanjutnya. 4) Mempermudah pengawasan dan konsistensi pencatatan.



49



c) Akun dan Jenis Transaksi yang Perlu Dibuat Terdapat empat jenis akun atau transaksi yang perlu untuk dibuatkan jurnal pembalik, yakni: 1) Pembayaran beban perusahaan lebih dahulu atau beban yang dibayar di muka atas persekot biaya. 2) Penerimaan pendapat lebih dahulu atau pendapat diterima dimuka atau utang pendapatan. 3) Beban yang akan dibayar atau beban yang terutang. 4) Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan. Piutang, utang, pendapatan, dan beban tersebut sebenarnya merupakan pengakuan pada akhir periode. Oleh karena itu, setiap awal periode perkiraanperkiraan yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan dan beban harus dihilangkan atau dinolkan agar tidak terjadi pencatatan ganda pada pencatatan berikutnya dengan cara menyusun jurnal pembalik (reversing entry). Jadi, jurnal pembalik (reversing entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya. Akan tetapi tidak semua ayat jurnal penyesuaian dibuatkan jurnal pembalik. Jurnal penyesuaian yang biasanya memerlukan jurnal pembalik antara lain sebagai berikut. 1) Persekot beban atau beban yang dibayar di muka, jika saat pembayaran dicatat sebagai beban/biaya. Apabila saat pembayaran dicatat sebagai harta, maka jurnal pembalik tidak ada. 2) Pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan, jika saat menerima dicatat sebagai pendapatan. Apabila saat penerimaan dicatat sebagai utang/kewajiban, maka jurnal pembalik tidak ada. 3) Beban yang akan dibayar atau utang beban. 4) Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan. 12. Tahapan Pelaporan Penyajian Laporan Keuangan a) Pengertian Laporan Keuangan Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan transaksi yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan transaksi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan moneter. Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap bulan atau setiap satu tahun sekali, terkadang perusahaan juga menggunakan keduanya. (Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi) Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan. Sehingga para stakeholder dan pengguna informasi akuntansi bisa melakukan evaluasi dan cara pencegahan dengan tepat dan cepat jika kondisi keuangan usaha mengalami masalah atau memerlukan perubahan. Mengingat pentingnya hal itu, maka laporan ini harus dibuat dengan tepat, cermat dan diperlukan pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada orang berkompeten dibidangnya, seperti seorang akuntan. Dia yang harus mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya dengan detail di depan para stakeholder yang biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi kinerja keuangan tahunan. Jika melihat dari penjelasan di atas tentu bisa ditarik kesimpulan kalau pengertian laporan keuangan adalah laporan yang berisi data transaksi



50



keuangan perusahaan pada periode tertentu. Yang mana laporan tersebut harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan sebagai pembahasan evaluasi untuk perkembangan usaha ke depan. b) Jenis-jenis Laporan Keuangan Terdapat lima jenis laporan keuangan utama pada bisnis. Semuanya disesuaikan dengan bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Karena setiap laporan ini memiliki fungsi dan prinsip yang berbeda, tentu mereka yang membuat laporan ini harus bisa membedakan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan peruntukannya. 1) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bisnis untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan bisnis secara mendetail. Isi dari laporan ini ialah data-data pendapatan sekaligus beban yang ditanggung oleh perusahaan. Biasanya laporan ini dibuat untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Maka dari itu, sebagian besar laporan dikerjakan pada akhir tahun atau akhir bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut. Dengan adanya laporan laba rugi, para stakeholder bisa mengetahui kondisi finansial perusahaan yang terkini. Sehingga laporan tersebut bisa dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk langkah kebijakan selanjutnya. Terdapat dua jenis laporan laba rugi yang biasa digunakan oleh bisnis pertama adalah single step dan kedua adalah multiple step. Apa itu laba rugi single step? Laporan laba rugi single step atau langkah tunggal hanya menunjukkan satu kategori pendapatan dan satu kategori pengeluaran. Laporan ini bersifat sederhana, tidak berisi detail perputaran keuangan yang terjadi pada perusahaan tersebut. Persamaan yang digunakan dalam laporan laba rugi single step adalah: Penghasilan Bersih = (Pendapatan + Keuntungan) – (Beban + Kerugian) Laporan laba rugi single step menggunakan persamaan dasar akuntansi langsung dari aktivitas keuangan bisnis Anda. Mudah dipahami dan relatif mudah dibuat dan cocok untuk bisnis berskala kecil.



(Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi)



51



Apa itu laporan laba rugi multiple step? Laporan laba rugi multiple step berisi lebih banyak informasi umum daripada yang disertakan dalam laporan laba rugi single step, tetapi laporan ini menggunakan banyak persamaan untuk menentukan keseluruan perhitungan laba rugi. Laporan laba rugi multiple step memecah pendapatan operasional dan biaya operasional juga pendapatan non-operasional dan biaya non-operasional. Laporan laba rugi ini memisahkan pendapatan dan pengeluaran yang terkait langsung dengan operasi bisnis dari yang tidak terkait langsung dengan operasinya. Laporan laba rugi multiple step menggunakan tiga formula akuntansi yang berbeda untuk mengetahui nilai akhir pada laba bersih: 1. LABA KOTOR = PENJUALAN BERSIH – BIAYA BARANG TERJUAL Harga pokok penjualan dikurangi dari penjualan bersih. Ini memberikan laba kotor. 2. PENDAPATAN OPERASI = LABA KOTOR – BEBAN OPERASI Biaya operasional dikurangi dari laba kotor. Ini memberi Anda penghasilan operasional. 3. PENGHASILAN BERSIH = PENGHASILAN OPERASI + ITEM NON OPERASI Pendapatan operasional ditambahkan ke pendapatan non-operasional bersih, keuntungan, beban dan kerugian. Angka terakhir ini memberikan laba bersih atau rugi bersih bisnis untuk periode pelaporan.



(Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi) Tujuan dibuatnya laporan laba rugi baik single step maupun multiple step adalah untuk mengetahui apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau justru kerugian. Efeknya ialah mempertahankan yang untung dan sebisa mungkin mencari solusi bagaimana yang rugi bisa tertutupi.



52



2) Laporan Arus Kas Jenis laporan keuangan yang kedua adalah laporan arus kas. Laporan arus kas atau yang biasa disebut dengan cashflow ini sendiri dapat diartikan sebagai catatan keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan dan pengeluaran selama satu periode. Laporan ini akan sangat berguna ketika Anda akan mengevaluasi struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas), serta aktiva bersih perusahaan. Tak hanya itu, Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai strategi adaptif menghadapi perubahan keadaan dan peluang. Laporan arus kas juga harus dibuat oleh akuntan atau bagian finance, setelah itu diserahkan kepada pihak stakeholder agar ditindaklanjuti untuk memastikan semua pos pengeluaran dan pemasukan berjalan dengan baik. Laporan arus kas juga terbagi dua jenis yaitu arus kas langsung dan arus kas tidak langsung. Laporan arus kas berisi bagian untuk tiga set kegiatan: operasi, investasi dan pembiayaan. Hanya bagian operasi yang berisi metode arus kas langsung dan tidak langsung. Dengan membandingkan bagian operasi dengan laporan laba rugi, maka dapat mengidentifikasi perbedaan waktu antara pengumpulan pendapatan dan kas. Perbandingan juga mengungkapkan perbedaan waktu antara pengeluaran dan pembayaran tunai. Perbedaan besar mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan sangat agresif dalam mengakui pendapatan, atau bahwa perusahaan menghabiskan banyak kas untuk membeli atau memelihara aset, suatu fakta yang tidak terlihat dari laporan laba rugi. a) Arus Kas Metode Langsung Saat menggunakan metode langsung, yang dilakukan adalah mendaftar arus kas di bagian operasi dari laporan arus kas. Arus kas akibat operasi timbul dari pengumpulan piutang pelanggan dan uang yang dibayarkan kepada pemasok, karyawan, dan lainnya. Bagian ini juga melaporkan kas yang dibayarkan untuk pajak penghasilan dan bunga. Masalah dalam menggunakan menggunakan metode langsung adalah bahwa perusahaan mungkin tidak menyimpan informasi dalam bentuk yang diperlukan. Misalnya, perusahaan yang menggunakan akuntansi akrual bersama-sama penjualan tunai dan kredit – mereka harus membuat ketentuan khusus untuk melacak penjualan tunai secara terpisah.



53



(Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi) b) Arus Kas Metode Tidak langsung Dalam metode tidak langsung, dapat dilakukan dengan menyesuaikan pendapatan bersih untuk mengubahnya dari basis akrual menjadi berbasis kas. Hal ini mengharuskan untuk menambah kembali pengeluaran non tunai seperti depresiasi, amortisasi, provisi kerugian untuk piutang dagang, dan segala kerugian atas penjualan aset tetap. Selanjutnya juga menyesuaikan laba bersih untuk perubahan antara saldo awal dan akhir dalam aset lancar – tidak termasuk uang tunai – dan kewajiban lancar untuk periode tersebut. Akun-akun ini termasuk piutang, persediaan, persediaan, aset dibayar di muka, kewajiban hutang, dan pendapatan yang ditangguhkan.



54



(Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi)



55



Arus Kas Langsung vs Tidak Langsung Perbedaan Utama • Salah satu perbedaan utama metode langsung vs metode tidak langsung adalah jenis transaksi yang digunakan untuk menghasilkan laporan arus kas. Metode tidak langsung menggunakan laba bersih sebagai basis dan mengubah pendapatan menjadi arus kas melalui penggunaan penyesuaian. Metode langsung hanya memperhitungkan transaksi tunai dan menghasilkan arus kas dari operasi. • Metode tidak langsung memastikan untuk mengkonversi laba bersih dalam hal arus kas secara otomatis. Metode langsung , di sisi lain, mencatat transaksi tunai secara terpisah dan kemudian menghasilkan laporan arus kas. • Metode tidak langsung membutuhkan persiapan karena penyesuaian yang dilakukan membutuhkan waktu. Waktu persiapan untuk metode langsung tidak banyak karena hanya menggunakan transaksi tunai. • Keakuratan metode tidak langsung sedikit kurang karena menggunakan penyesuaian. Metode langsung relatif lebih akurat karena penyesuaian tidak digunakan di sini. Berbagai Komponen Penyusun Metode Arus Kas Langsung Lantas setelah mengetahui pengertian kedua arus metode diatas juga perbedaan diantara keduanya paling mendasar. Maka berikut ini akan disajikan uraian mengenai apa saja komponen penyusunan dari arus kas metode langsung itu! 1) Memiliki Sumber Jelas Untuk komponen dasar dari arus kas metode langsung memang didalam penyusunan dan pembuatan laporannya didasarkan pada sumber yang jelas. Dimana biasanya sumber data yang didapatkan untuk metode ini sendiri merujuk pada data buku kas bank dan buku kas kecil. Selain itu data dan sumber pembuatan laporan dalam metode langsung terdiri juga dari rekening koran dan juga struk check yang dimiliki. Sumber data yang digunakan sendiri harus bisa memberikan informasi mengenai seluruh data pengeluaran dan pemasukan dari keuangan perusahaan itu. Sehingga ketika akan membuat sebuah penyusunan laporannya akan menjadi jelas. Selain itu ketika ada kegiatan investasi lanjutan dan pembiayaan datanya tidak bisa juga mampu dipertanggung jawabkan. 2) Terdiri Dari Data Aktivitas Operasional Untuk komponen lanjutan dari arus kas metode langsung sendiri terdiri atas aktivitas operasional jalannya perusahaan atau lembaga. Dimana didalamnya terdiri dari berbagai data pengeluaran, pemasukan, penjualan produk hingga operasional kerja. Semua data tersebut harus masuk dan harus ada pencatatannya untuk kemudian dimasukan dalam bagian penyusunan arus kas. Misalnya saja berisi bukti pengeluaran guna pembiayaan lokasi kerja atau kendaraan operasional atau data pembelian suatu produk pendukung kerja. Aktivitas operasional ini sendiri memang meliputi berbagai perubahan nilai aset dan keuangan akibat suatu kegiatan. Data operasional



56



ini sendiri menjadi salah satu komponen data yang penting sekali untuk dihadirkan dalam pembuatan metode kas langsung. 3) Memasukan Data Aktivitas Investasi Selain memasukan aktivitas operasional maka komponen penting yang harus ada dalam metode langsung adalah aktivitas investasi. Dimana dalam data aktifitas ini sendiri berisi mengenai pengeluaran dana atau pemasukan dana atas pembelian aset jangka panjang. Singkatnya, data komponen ini sendiri didapatkan dari penjualan aset untuk dimasukan dalam kas sebagai simpanan jangka panjang. Kemudian data aktivitas ini juga terdiri dari pengalihan ke aset lain yang berkaitan dengan perusahaan untuk periode pengembangan jangka panjang. 4) Memasukan Data Aktivitas Pendanaan Kemudian komponen lainnya yang harus ada dalam arus kas langsung adalah adanya data aktivitas pendanaan yang jelas dalam perusahaan. Umumnya komponen ini sendiri terdiri dari transaksi tunai yang mempengaruhi liabilitas jangka panjang dan juga ekuitas. Dengan kata lain, komponen ini sendiri terdiri dari berbagai jenis pendanaan seperti pembelian saham, pengambilan pinjaman. Kemudian berisi juga data aktivitas pembayaran dividen hingga data utang piutang dengan jangka panjang. Dimana pada bagian ini sendiri perusahaan akan berkontribusi pada pendanaan jangka panjang. Meski bersifat jangka panjang namun dalam penyusunan kas dengan jenis ini memang aktivitas pendanaan ini harus masuk didalamnya. 5) Menyusun Arus Kas Hasil Data Seluruh Perusahaan Ketika akan membuat sebuah laporan arus kas metode langsung maka di dalamnya harus jelas berisi seluruh hasil data kas perusahaan. Seperti aktivitas operasional, investasi, pendanaan dengan sumber jelas yang bisa dipertanggung jawabkan. Semua komponen diatas tidak bisa dihilangkan atau dipangkas jika menggunakan metode yang satu ini. 3) Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal atau ekuitas adalah salah satu jenis laporan keuangan yang penting terutama untuk perusahaan publik. Tujuan pembuatannya adalah agar perusahaan dapat menggambarkan peningkatan maupun penurunan dari aktiva bersih (kekayaan) dalam periode tertentu dengan prinsip pengukuran tertentu untuk dianut. Mengapa laporan keuangan ini akan ditemukan pada berbagai perusahaan besar atau publik? Sebab, sebagian besarnya mempunyai struktur kepemilikan yang kompleks dalam perubahan-perubahan akun ekuitas di tahun terkait. Tujuan dari dibentuknya laporan perubahan modal yakni memberi laporan mengenai perubahan modal kerja dan membuat ikhtisar dari investasi dan dana yang dihasilkan di dalam suatu periode serta aktiva pembayaran.



57



(Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi) 4) Laporan Neraca Laporan keuangan yang selanjutnya adalah laporan neraca. Laporan neraca atau balance sheet biasanya terdapat beberapa informasi mengenai akunakun aktiva, serta hal-hal yang menjadi kewajiban perusahaan dalam satu periode. Dalam penerapannya, laporan neraca terdapat dua macam. Yaitu bentuk stafel atau vertikal serta bentuk skontro atau horizontal. Pada hakikatnya, laporan neraca adalah gabungan dari segala laporan keuangan. Ini juga dibuat dalam waktu tertentu yang normalnya adalah satu tahun sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan langkah terkait finansial di tahun selanjutnya. Laporan neraca merupakan laporan keuangan yang sangat penting karena dalam laporan ini terdapat segala informasi terkait siapa pemegang saham dari suatu perusahaan, siapa kreditur yang ada, peraturan pemerintah yang ada, dan berbagai kebijakan lainnya. Beberapa informasi tersebut sangatlah penting, sehingga tidak boleh bocor, semua informasi tersebut memiliki beberapa peran untuk kemajuan suatu perusahaan. Jadi hanya orang-orang internal lah yang boleh mengetahui informasi-informasi tertentu. Selain itu, kegunaan lainnya dari laporan neraca adalah untuk mengetahui beberapa kondisi keuangan dalam sebuah perusahaan. Laporan ini menunjukkan apakah perusahaan tersebut memiliki kondisi yang sehat atau tidak. Laporan keuangan ini menjadi prioritas di perusahaan. Minimal untuk mengetahui apakah data laporan secara akumulatif memang sesuai dengan datadata yang terpisah di laporan-laporan sebelumnya. Data dalam laporan neraca tidak boleh selisih serupiah pun. Jika ada selisih berarti ada yang salah dan harus dilakukan revisi. Ini merupakan tugas akuntan atau bagian keuangan yang harus melakukan revisi sampai waktu yang ditentukan. Jika tidak di revisi akan terjadi ambiguitas ketika membaca semua laporan keuangan perusahan.



58



(Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi)



59



5) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan mengacu pada informasi tambahan yang membantu menjelaskan bagaimana perusahaan sampai pada angka laporan keuangannya.Catatan ini juga membantu menjelaskan penyimpangan atau anggapan inkonsistensi dalam metodologi akun tahun ke tahun. Catatan catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib , hanya untuk memberikan kejelasan kepada mereka yang membutuhkannya tanpa memiliki informasi yang ditempatkan di kolom pernyataan. Namun demikian, informasi yang termasuk dalam catatan atas laporan keuangan seringkali penting karena dapat mengungkapkan masalah mendasar terhasap kesehatan keuangan perusahaan. (Sumber : https://cutt.ly/DK0vTAi) c) Fungsi Laporan Keuangan Untuk Bisnis Laporan keuangan dibuat untuk fungsi tertentu. Yang jelas sebagai sarana untuk menentukan kebijakan pimpinan terkait perusahaan di periode selanjutnya. Berikut ini akan dijelaskan fungsi yang lebih lengkap: 1) Untuk Menilai Kondisi Usaha Seluruh laporan ini berguna sebagai penilai kondisi usaha. Maksudnya jika dari catatan keuangan terlalu banyak kerugian, berarti perusahaan sedang mengalami kemunduran. Sebaliknya jika di dalam laporan tersebut banyak data profit, berarti usaha sedang berkembang. Dengan penilaian ini tentu pihak pimpinan bisa menentukan sikap melanjutkan usaha atau malah menutupnya karena kerugian usaha yang kronis. 2) Sebagai Bahan Evaluasi Laporan keuangan diperlukan untuk bahan evaluasi. Bisa dipastikan jika tidak ada laporan tersebut, evaluasi yang dilakukan tidak akan maksimal bahkan seperti melakukan hal yang sia-sia. Seluruh laporan ini adalah parameter evaluasi untuk menjelaskan permasalahan dan solusinya. Jika terjadi kemunduran perusahaan, maka bisa ditentukan apa penyebab kemunduran tersebut dan bagaimana jalan keluarnya. Jika evaluasi ini berjalan maksimal, tentu kebijakan selanjutnya lebih mudah. Karena sudah ditemukan penyebab masalahnya dan solusi terbaiknya. Maka evaluasi yang dilakukan pada periode selanjutnya diharapkan untuk menuntaskan masalah agar tidak terulang lagi. 3) Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Laporan keuangan juga berfungsi sebagai pertanggungjawaban perusahaan. Baik kepada investor maupun kepada pemerintah yang terkait dengan pajak dan lain sebagainya. Jika laporan keuangan detail, berarti peruhaan Anda kredibel di mata para stakeholder. Paling tidak manajemen di dalamnya memang berjalan dengan baik sesuai degan porsinya masing-masing. Sebaliknya perusahaan dengan laporan keuangan berantakan bisa dikatakan sebagai badan usaha yang tidak kredibel dan berpotensi mengalami masalah kedepannya.



60



Nama Guru : Erief Prio Wibowo, SE



Carilah salah satu contoh usaha Jasa dilingkungan sekitarmu kemudian buatlah kesimpulan dari pertanyaan karakteristik perusahaan jasa diatas, diskusikan dengan temanmu, bila mungkin ada karakteristik yang lain silahkan ditulis pada lembar kerja! Tugas Nama Kelas No. Absen



: : : :



………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………..



61



………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. Sumber: Diisi diperoleh darimana referensi tulisan kesimpulan. Misal : browsing sertakan linknya. Kalau mendatangi sebuah perusahaan, tulis nama perusahaan dan alamatnya. Kalau buku, nama Buku Judul dan halamannya



62



Nama Guru : Erief Prio Wibowo, SE



Sekarang kalian cari bukti-bukti/ dokumen transaksi yang sudah terisi dengan browsing lalu kalian telaah termasuk jenis transaksi apa dari bukti tersebut. Bila kalian kesulitan menelaah bertanyalah kepada guru atau kakak kelas kamu bisa pula browsing. Tugas Nama Kelas No. Absen



: Bukti transaksi berupa ……………………………... : : :



Tempel bukti transaksi yang kalian dapatkan dan tentukan termasuk dokumen transaksi apa, berikan penjelasannya ! ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………..



63



………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. Sumber: Diisi diperoleh darimana referensi tulisan kesimpulan. Misal : browsing sertakan linknya. Kalau mendatangi sebuah perusahaan, tulis nama perusahaan dan alamatnya. Kalau buku, nama Buku Judul dan halamannya



64



GLOSARIUM



A Adjusment Journal Asset



Jurnal Penyesuaian Harta/ Aktiva



B C Capital Statement Cash Flow Statement Closing entries



Laporan Perubahan Modal Laporan Arus Kas Jurnal Penutup



D E F G General Journal



Jurnal Umum



H I Income Statement



Laporan Laba Rugi



J K L M N O P Q R Reversing Entries



Jurnal Pembalik



S Trail Balance



Neraca Saldo 50



U V W Worksheet



Neraca Lajur



X Y Z



51



DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia No 165/M/2021 Tentang Program Sekolah Menengan Kejuruan Pusat Keunggulan Capaian Kompetensi Akuntansi Keuangan Lembaga, Dasar-dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga Tahun 2021 Ambarwati, Umi. 2021. Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga untuk SMK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemendikbud



52