02-Alang Alang (Imperata Cylindrica) - Annisa Fajriyah-1501002 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Icha
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TINJAUAN UMUM BOTANI IMPERATA CYLINDRICA Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai gulma, tumbuh merumput dengan tunas yang merayap di dalam tanah. Tingginya bisa mencapai 30 – 180 cm, mudah berkembang biak, mempunyai rimpang kaku yang tumbuh menjalar (Hembing, 2008). Alang-alang ditempatkan dalam anak suku Panicoideae.



Gambar 1. Alang-Alang (Imperata cylindrica) Klasifikasi alang-alang yaitu sebagai berikut (Yuwono, 2015) : Kingdom



: Plantae



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Liliopsida



Ordo



: Poales



Famili



: Poaceae



Genus



: Imperata



Spesies : Imperata cylindrica Alang-alang sering ditemukan pada tempat-tempat yang menerima curah hujan lebih dari 1000 mm, atau pada kisaran sebesar 500-5000 mm. Di beberapa negara, spesies ini tumbuh pada 1



ketinggian dari batas permukaan air laut hingga 2000 m, dan tercatat tumbuh pada ketinggian hingga 2700 m dpl di Indonesia. Rumput ini dijumpai pada kisaran habitat yang luas mencakup perbukitan pasir kering di lepas pantai dan gurun, juga rawa dan tepi sungai di lembah. Tumbuhan ini tumbuh di padang-padang rumput, daerah-daerah pertanian, dan perkebunan. Selain itu juga pada kawasan-kawasan hutan gundul (Yuwono, 2015). Berbeda daerah, berbeda pula nama alang-alang yang dikenal oleh masyarakat sekitar. Adapun nama asing tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica. L) adalah : Malaysia



: lalang, alang-alang



Papua New Guini



: kunai (Pidgin), kurukuru (Barakau, Cental Province)



Philippines



: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao)



Burma (Myanmar)



: kyet-mei



Thailand



: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son) (Jaya, 2007)



Tak hanya nama asing, penyebutan nama alang-alang juga berbeda-beda pada setiap daerah yang terdapat di Indonesia, yaitu : Aceh



: Naleueng lakoe



Gayo



: Jih



Batak



: Rih, Ri



Nias



: Oo



Minang kabau : Alalang, hilalang, ilalang Lampung



: Lioh



Dayak



: Halalang, tingen, padang, tingan, puang, buhang, belalang



Sunda



: Eurih 2



Jawa



: Alang-alang kambengan



Madura



: Kebut, lalang



Bali



: Ambengan, lalang



Flores



: Kii, Rii



Gorontalo



: Padengo, Padanga



Bugis



: Deya



Seram



: Erer, muis, wen



Ambon



: Weli, welia, wed (Jaya, 2007)



Alang-alang, ilalang atau lalang, bahasa latin disebut Imperata Cylindrica L. Raeusch. Tanaman ini termasuk jenis gulma, rumput berdaun tajam yang tumbuh liar diantara lahan perkebunan. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Bladygrass, Cogongrass, Speargrass, Silver-spike atau Satintail (JamuIn, 2017). Rumput alang-alang menyebar secara alami, dapat ditemukan di India, Asia timur, Asia Tenggara, Asia Utara, Mikronesia, Australia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Perkembangan tanaman dianggap sangat invasif, sering dianggap sebagai gulma yang sangat mengganggu pertanian. Tetapi dalam pengobatan herbal, tanaman ini justru dicari karena sangat ampuh mengobati penyakit sipilis, kencing darah/nanah atau gonore (JamuIn, 2017). Akarnya memiliki tunas yang merayap di dalam tanah, panjang dan bersisik. Biasanya sistem perakarannya serabut dan banyak memiliki rambut akar yang lebat dan ujungnya meruncing. Pada setiap ujungnya terdapat kaliptra yang berfungsi untuk menembus tanah dan melakukan banyak percabangan (Syahputra, 2013).



3



Gambar 2. Akar/rimpang tumbuhan Alang-Alang (Imperata cylindrica) Batang alang-alang ini memiliki tinggi 1,2-1,5 m. Permukaan batang alang-alang ini beruasruas. Ruas tersebut sebagai tempat duduknya daun. Arah tumbuhnyya batang alang-alang ini ke atas. Batang menjulang berbunga naik keatas tanah (Syahputra, 2013).



Gambar 3. Batang tumbuhan Alang-Alang (Imperata cylindrica) Daun alang-alang berbentuk garis lanset dengan pangkal menjepit dan berbentuk talang. Panjangnya sekitar 15-80 cm. Tepi daunnya juga sangat kasar, pada pangkal berambut panjang, dengnan tulang daun tengah yang lebar dan pucat. Alang-alang juga memiliki malai yang panjangnya 10-20cm (Syahputra, 2013).



4



Gambar 4. Daun tumbuhan Alang-Alang (Imperata cylindrica) Bunga alang-alang ini memiliki benag sari yang kerap kali dengan 2 kepala sari putih atau ungu. Tangkai putik 2 dengan kepala putik yang panjang berwarna ungu dan muncul dari anak bulir yang panjangnya 4 mm, putih ataupun keunguan (Syahputra, 2013).



Gambar 5. Bunga tumbuhan Alang-Alang (Imperata cylindrica) Buah alang-alang ini tidak begitu terlihat tetapi ketika masak buah alang-alang berfungsi sebagai alat untuk melayang. Berbentuk bulat panjang dengan ujung buah yang runcing. Buahnya di tutupi oleh daun pelindung dan apabila sudah masak buahnya akan rontok (Syahputra, 2013).



5



2.2 Bioaktivitas dan Kandungan Kimia pada Alang-Alang (Imperata cylindrica) Pada sebuah analisa komposisi biomassa pada tumbuhan Imperata cylindrica, tumbuhan yang termasuk dalam golongan gulma ini mengandung pseudocomponents yang berada pada daerah pirolisis aktif dan pirolisis pasif seperti alfa-cellulose (1), holocellulose (2), hemicellulose (3) dan lignin (4) (Oladokun et al., 2016)



6



Xuan et al. (2013) berhasil menemukan 2 senyawa kromon baru yaitu 8-hydroxy-2-(2phenylethyl)chromone (5) dan 2-(2-phenylethyl) chromone-8-O-β-D-glucopyranoside (6); dan 1 senyawa flavonoid glikoside yaitu 4’-methoxyflavone-6-O-β-D- glucopyranoside (7). Dan juga mereka berhasil mengisolasi senyawa lain yang telah diketahui sebelumnya seperti 5hydroxy-2-(2-phenylethyl) chromone (8), flavone (9), 4’-hydroxy-5-methoxyflavone (10) dan 5-hydroxyflavone (11) (Xuan et al., 2013).



7



8



9



Imperata cylindrica memiliki senyawa yang dapat menjadi sebagai Growth Inhibiting bagi substansi lainnya. Adapun contoh dari senyawa tersebut adalah p-coumaric acid (12), ocoumaric acid (13), gentisic acid (14), vanillic acid (15), benzoic acid (16), p-hydroxybenzoic acid (17), vanillin (18) dan p-hydroxybenzaldehyde (19) (Beauv, Eussen and Niemann, 1981).



10



Pada 1979, Van Der Ven pernah mempublikasikan sebuah literatur tentang Orthosiphon stamineus. Beliau mengemukakan bahwa studi klinis yang dilakukannya untuk mendapatkan senyawa flavonoid yang ditemukan pada Orthosiphon stamineus buruk secara metodologi dan tidak meyakinkan. Flavonoid yang ia temukan tersebut ternyata juga ditemukan pada tumbuhan Imperata cylindrica yaitu sinensetin (20), eupatorin (21), tetra-O-methyl scutellarein (22) dan 3’-hydroxy-5,6,7,4‘-tetramethoxyflavone (23) (Dat et al., 1992).



11



Selama 30 tahun terakhir, beberapa herbisida telah berhasil dievaluasi untuk pengendalian Imperata cylindrica dengan mengalami sedikit keberhasilan. Pengaplikasian tunggal pada sterilitas tanah telah terbukti memberikan kontrol yang dapat diterima namun mengeluarkan biaya yang banyak. Dalapon terbukti memiliki aktivitas terhadap Imperata cylindrica, tapi material ini tidak lagi diproduksi. Adapun senyawa-senyawa tersebut ialah glufosinate (24), fluazifopbutyl (25), clethodim (26), sethoxydim (27), quizalofop (28), fenoxaprop (29), diclofop (30), dan imazapic (31) (Taylor, Macdonald and Macdonald, 2010).



12



13



Tabel . Klaim Indikasi dan Pembuktian Tumbuhan Imperata cylindrica Penggunaan Tradisional Klaim



Ekstrak etil asetat Imperata cylindrica dijadikan sebagai agen antiinflamasi oleh masyarakat China (Ho et al., 2016) 14



Penggunaan Medik Imperata cylindrica dapat menimbulkan egek prooksidatif pada kanker kolorektal (Ho et al., 2016)



Alang-alang dapat bermanfaat sebagai pelembut kulit, peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti pendarahan, penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, dan tekanan darah tinggi (hipertensi) Senyawa dari Imperata cylindrica dapat digunakan sebagai herbisida untuk mengontrol sterilitas tanah (Taylor, Macdonald and Macdonald, 2010) Imperata cylindrica yang dijadikan sebagai bahan rempah di Cameroon ternyata mempunyai bioaktifitas sebagai obat anti kanker, seperti leukemia, kanker payudara, kanker hati, dan lain-lain (Kuete et al., 2013)



Pembuktiaan



15



DAFTAR PUSTAKA Beauv, L., Eussen, J. H. H. and Niemann, G. J. (1981) ‘Short Communication Growth Inhibiting Substances from Leaves’, Zeitschrift f�r Pflanzenphysiologie. Gustav Fischer Verlag, Stuttgart, 102(3), pp. 263–266. doi: 10.1016/S0044-328X(81)80229-2. Dat, D. Du et al. (1992) ‘Studies on the individual and combined diuretic effects of four Vietnamese traditional herbal remedies ( Zea mays , Imperata cylindrica , Plantago major and Orthosiphon stamineus )’, 36. Ho, A. et al. (2016) ‘Cytotoxic and pro-oxidative effects of Imperata cylindrica aerial part ethyl acetate extract in colorectal cancer in vitro’. Elsevier GmbH. doi: 10.1016/j.phymed.2016.02.015. JamuIn (2017) Morfologi Tanaman Alang-Alang Dan Kandungan Akar Ilalang. Available at: http://www.jamuin.com/2017/05/morfologi-tanaman-alang-alang-dan.html. Jaya, A. S. (2007) ‘ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Efek Antipiretik Infusum Batang Alang-Alang ... Antonius Satrya Jaya’. Kuete, V. et al. (2013) ‘Cytotoxicity and modes of action of four Cameroonian dietary spices ethno-medically used to treat Cancers : Echinops giganteus , Xylopia aethiopica , Imperata cylindrica and Piper capense’, Journal of Ethnopharmacology. Elsevier, pp. 1–9. doi: 10.1016/j.jep.2013.06.029. Oladokun, O. et al. (2016) ‘Multicomponent Devolatilization Kinetics and Thermal Conversion of Imperata’, Applied Thermal Engineering. doi: 10.1016/j.applthermaleng.2016.04.165. Syahputra, M. (2013) Laporan Herbarium Imperata cylindrica. Available at: http://blogmulkan.blogspot.co.id/2013/12/imperata-cylindrica.html. Taylor, P., Macdonald, G. E. and Macdonald, G. E. (2010) ‘Critical Reviews in Plant Sciences Cogongrass ( Imperata cylindrica )— Biology , Ecology , and Management and Management’, (August 2014), pp. 37–41. doi: 10.1080/07352680490505114. 16



Xuan, L. I. U. et al. (2013) ‘Two new chromones and a new flavone glycoside from Imperata cylindrica’, Chinese Journal of Natural Medicines. China Pharmaceutical University, 11(1), pp. 77–80. doi: 10.1016/S1875-5364(13)60012-6. Yuwono, S. S. (2015) Alang-Alang (Imperata cylindrica). Available at: http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/alang-alang-imperata-cylindrica/.



17