1 Eksistensi Dan Kedudukan BK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKSISTENSI DAN KEDUDUKAN BK DI SEKOLAH Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Bimbingan dan Konseling



AHMAD FAUZI YULIANDRI 17065021/2017



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019



DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………………………………....1 Mind Mapping………………………………………………………………... ……...2 1. EKSISTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH ……………..3 A. Pengertian BK…………………………………………………………………3 B. Kedudukan bk dalam pendidikan di sekolah………………………………….3 C. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah…………………...5 2. KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH…………… 6 A. Landasan yuridis Formal ( undang-undang no.20 Tahun 2003, pemendikbud No.111 Tahun 2014)…………………………………………………………. 8 B. Landasan yuridis INFormal ( Psikologis, Sosial Budaya, IPTEK dan Globalsasi) …………………………………………………………………... 9 Daftar Pustaka……………………………………………………………………… 13 Soal Objektif dan Essay beserta jawaban……………………………………..…… 14 Yel yel………………………………………………………………………………..15



1



MEMAHAMII EKSISTENSI DAN KEDUDUKAN BK DI SEKOLAH



KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH EKSISTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH



1. Pengertian BK 2. Kedudukan bk dalam pendidikan di sekolah 3. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah



b. Landasan yuridis Formal ( undang-undang no.20 Tahun 2003, pemendikbud No.111 Tahun 2014) Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling,.



2



a. Landasan yuridis INFormal ( Psikologis, Sosial Budaya, IPTEK dan Globalsasi)



1.



ESISTENSI BK DI SEKOLAH A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seseorang, dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, dalam Mugiarso 2011: 2) Sertzer & Stone dalam Smit yang dikutip Prayitno (2004:100), mengemukakan bahwa konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli dalam menyusun intepretasi-intepretasi tentang faktafakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, penyesuaian-penyesuaian yang perlu disusunnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. B. Kedudukan Bimbingan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah Pendidikan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan positif dalam diri siswa yang sedang berkembang menuju kedewasaannya secara utuh. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam sistem pendidikan di sekolah telah 23 dikembangkan 3 sub sistem, yang meliputi sub sistem administrasi (administration), sub sistem pengajaran (instruction) dan sub sistem pemberian bantuan atau pembinaan siswa(pupil/student personal service). Bidang bimbingan dan konseling termasuk pada bidang pemberian bantuan/pembinaan siswa. Tiga bidang pelayanan pendidikan, yaitu : 3



1) Bidang Kurikulum dan Pengajaran Bidang ini meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. 2) Bidang Administrasi dan Supervisi Bidang ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan. 3) Bidang Bimbingan dan Konseling Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan tahap tahap perkembangannya. Tujuan pendidikan pada dasarnya meliputi beberapa komponen/aspek yang secara bersama-sama merupakan suatu kebulatan. Komponenkomponen itu berupa komponen intelektual, komponen sikap, komponen nilai-nilai hidup dan juga komponen ketrampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut belum cukup apabila hanya melalui bidang pengajaran, meskipun disadari bidang pengajaran memang merupakan bidang utama dalam keseluruhan pendidikan di sekolah. Bimbingan dan konseling sebagai salah salah satu sub sistem pendidikan di sekolah harus dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Setiap siswa dengan segala keunikannya masing-masing, dengan berbagai



kebutuhannya,



yang



kadang-kadang



memerlukan



orang-



orang/personil tertentu untuk membantunya dalam menyesuaikan diri dengan 4



kemampuan/keunikannya, memecahkan persoalan/masalah yang dihadapinya serta memenuhi kebutuhannya. Guru dan kepala sekolah telah banyak dituntut untuk melaksanakan tugasnya masingmasing, maka peranan guru BK di sekolah semakin penting. Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan secara efektif akan memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pendidikan di sekolah. Bantuan terhadap siswa dalam mengatasi masalah belajar, masalah pribadi, masalah sosial, masalah karir merupakan tugas dari pada pelayanan bimbingan dan konseling. C. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Mugiarso (2011 : 110) mengemukakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang diharapkan antara lain perlu didukung oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling dikatakan jelas apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting, baik vertikal maupun horizontal, sehingga mampu sebesar-besarnya kemadukan berbagai kerjasama dan pelaksanaannya, serta berbagai sumber yang berguna bagi pelayan bimbingan dan konseling. 2. Sederhana, sehingga jarak antara penetapan pelaksanaan dan upaya pelaksanaannya tidak terlampau panjang, keputusan dapat dengan cepat ditetapkan tetapi dengan pertimbangan yang cermat, dan pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling terhindar dari urusan birokrasi yang tidak perlu. 3. Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang semuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik. 5



4. Menjamin keberlangsungannya kerjasama, sehingga semua unsur dapat saling menunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi kelancarandan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling untuk kepentingan peserta didik. 5. Menjamin terlaksananya pengawasan, penilalian dan upaya tindak lanjut, sehingga perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan konseling yang berkualitas dapat terus dimantapkan. Pengawasan dan penilaian hendaknya dapat berlangsung secara vertikal (dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas), dan secara horizontal (penilaian sejawat).



2. KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH A. Landasan Yuridis Formal Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia. 1. Kurikulum 1975. Tiga jenis layanan pada jalur pendidikan formal, yaitu : a. Layanan Manajemen dan supervise b. Layanan pembelajaran c. Layanan bimbingan dan penyuluhan 2. UU No. 2 tahun 1989, Bab X Pasal 1 Ayat 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.



6



3. PP No. 28 dan 29 tahun 1990, Bab X Pasal 25 Ayat 1 dan 2. Bimbingan adalah bantuan kepada peserta didik untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan dilakukan oleh Guru Pembimbing. 4. Keputusan Men PAN No. 84 tahun 1993. Tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi 5. pelaksanaan program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut pelaksanaan program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 6. UU No. 20 tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 1. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain sesuai dnegan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 7. PP No. 19 tahun 2005 Pasal 5 s/d 18, Standar Nasional Pendidikan tentang standar isi unit satuan pendidikan dasar dan menengah. 8. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur KTSP ditafsirkan dan/pembimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan. 9. Keputusan Dirjen PMPTK 2007 tentang Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur pendidikan formal yang berisi panduan penyelenggaraan BK di jalur pendidikan formal.



7



10. Peraturan pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru, Bab III Pasal 15. Salah satu persyaratan bagi pendidik yang telah menyandang sertifikat pendidik untuk memperoleh tunjangan profesi adalah apabila pendidik yang bersangkutan… melaksanakan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. 11. Permendiknas No. 27 tahun 2008, Pasal 1 ayat 1. Tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor. Untuk dapat diangkat sebagai konselor seseornag wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional. B. Landasan Yuridi Informal a. Landasan Psikologis Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien yang perlu di ubah atau dikembangkan apabila hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.[5] Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, sejumlah aspek psikologi yang perlu dikuasai oleh para pembimbing (konselor) meliputi: 1.



Motif dan motifasi



2.



Pembawaan dasar dan lingkungan



3.



Perkembangan individu



4.



Belajar, balikan dan penguatan



5.



Kepribadian 8



b. Landasan Sosial Budaya Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor



tersebut



seperti



perubahan



kontelasi



keuangan,



perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan komunikasi dll (Jonh), Pietrofesa dkk, 1980; M. Surya & Rochman N, 1986; dan Rocman N, 1987). Individu sebagai Produk Lingkungan Sosial Budaya MC Daniel memandang setiap anak, sejak lahirnya harus memenuhi tidak hanya tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya ditempat ia hidup, tuntutan Budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut. Tolbert memandang bahwa organisasi sosial, lembaga keagamaan, kemasyarakatan, pribadi, dan keluarga, politik dan masyarakat secara menyeluruh memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup warganya. Unsur-unsur budaya yang ditawarkan oleh organisasi dan budaya lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh individu, tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan-tujuan dan jenis-jenis pekerjaan yang dipilihnya, rekreasinya dan kelompok-kelompok yang dimasukinya. Bimbingan konseling harus mempertimbangkan aspek sosial budaya dalam pelayanannya agar menghasilkan pelayanan yang lebih efektif. Bimbingan dan Konseling Antara Budaya Menurut Pedersen, dkk ada 5 macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi dan penyesuaian diri antarbudaya yaitu 9



sumber-sumber berkenaan dengan perbedaan bahasa, komunikasi nonverbal, stereotip, kecenderungan menilai, dan kecemasan. Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelas sosial ekonomi dan



pola



bahasa



menimbulkan



masalah



dalam



hubungan



konseling.Beberapa Hipotesis yang dikemukakan Pedersen dkk, 1976 (dalam Prayitno dan Erman Amti, 2004;175) tentang berbagai aspek konseling budaya antara lain: a. Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antara budaya pada diri konselor dan klien maka konseling akan berhasil b.Makin



besar



kesamaan



pemohonan



tentang



ketergantungan,



komunikasi terbuka, maka makin efektif konseling tersebut c. Makin sederhana harapan yang diinginkan oleh klien maka makin berhasil konseling tersebut d. Makin bersifat personal, penuh suasana emosional suasana konseling antar budaya makin memudahkan konselor memahami klien. e. Keefektifan konseling antara budaya tergantung pada kesensitifan konselor terhadap proses komunikasi f. Keefektifan konseling akan meningkat jika ada latihan khusus serta pemahaman terhadap permasalahan hidup yang sesuai dengan budaya tersebut. g. Makin klien (antarbudaya) kurang memahami proses konseling, makin perlu konselor atau program konseling antarabudaya memberikan pengarahan/pengganjaran/latihan kepada klien (antarbudaya) itu tentang ketrampilan berkomunikasi, pengambilan keputusan dan transfer



10



(mempergunakan



keterampilan



tertentu



pada



situasi-situasi



yang



berbeda).



c. Landasan ilmiah dan teknologi Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teoriteorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembanganpengembangan layanan itu secara berkelanjutan. a. Keilmuan bimbingan dan konseling Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai obyek kajiannya sendiri, metode pengalihan pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya. Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan dan konseling dapat digunakan berbagai cara/ metode, seperti pengamatan, wawancara, analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedur teks penelitian, buku teks, dan tulisantulisan ilmiah lainnya mengenai obyek kajian bimbingan dan konseling merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling. b. Peran ilmu lain dan teknologi dalam bimbingan dan konseling



11



Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistik dan evaluasi memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi karakteristik individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu. Hal itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling. c. Pengembangan bimbingan konseling melalui penelitian Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang lebih lengkap dan teruji didalam praktek adalah apabila pemikiran dan perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil penelitian dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/ keefektifan dilapangan Layanan bimbingan dan konseling akan semakin berkembangan dan maju jika dilakukan penelitian secara terus menerus terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan BK.



12



Daftar Pustaka Prayitno dan Erman Amti, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta. Mugiarso, Heru. et al. 2011. Bimbingan & Konseling. Semarang: Unnes Press Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.



13



PERTANYAAN DAN JAWABAN A. Essay 1. Apa Yang di maksud Keilmuan bimbingan dan konseling Jawab : Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang



bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai obyek kajiannya sendiri, metode pengalihan pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya. 2. Aspek psikologi yang perlu dikuasai oleh para pembimbing (konselor) meliputi: 1. Motif dan motifasi 2. Pembawaan dasar dan lingkungan 3. Perkembangan individu 4. Belajar, balikan dan penguatan 5.



Kepribadian



3. Berdasaarkan Kurikulum 1975. Tiga jenis layanan pada jalur pendidikan formal, yaitu : 1. Layanan Manajemen dan supervise 2. Layanan pembelajaran 3.



Layanan bimbingan dan penyuluhan



B. Objective 1. Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, sejumlah aspek psikologi yang perlu dikuasai oleh para pembimbing (konselor), kecuali : A. Motif dan motifasi 14



B. Pembawaan dasar dan lingkungan C. Perkembangan individu D. Belajar, balikan dan penguatan E. Bakat 2. Dibawah ini yang termasuk kedalam komponen structural adalah A. Defenisi B. Isi Program C. Kurikulum Bimbingan D. Layanan Persefsif E. Pembawaan Dasar lingkungan 3. UU No berapakah yang mengatur landasan yuridis formal adalah A. UU No 22 tahun 2002 B. UU No 20 tahun 2003 C. UU No 10 Tahun 2010 D. Permendikbud No 111 tahun 2014 E. PP No. 19 tahun 2009 Pasal 6 s/d 17 4. Dibawah ini yang termasuk jenis layanan pada jalur pendidikan Formal adalah A. Layanan Pembelajaran B. Layanan Menajemen C. Layanan Sosial 15



D. Layanan Administrasi E. Layanan Penyuluhan 5. Secara Yuridis konselor juga bisa disebut sebagai A. Guru Senior B. Guru Pembimbing C. Guru Yang Berbakat D. Guru Profesional E. Guru yang Serba bisa



16



Yel-yel Kami Anak yang pandai Nurut sama buk dosen Kesempatan kali ini Pelajaran matkul BK Ku suka matul ini woi Karna menambah Ilmu Terimakasih buk guru Telah membimbing kami (Balonku Ada lima)



17