1 Laporan Pendahuluan CA Endometrium (Repaired) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



KONSEP DASAR A. Definisi Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause (Whoellan 2009)



B. Klasifikasi (Pada tahun 1988 FIGO menetapkan kriteria stadium surgikal) Saat ini, stadium kanker endometrium ditetapkan berdasarkan surgical staging, menurut The International Federation of Gynecology and Obstetrics(FIGO) 1988 : Tingkat 0



Kriteria Karsinoma In Situ, lesiparaneoplastik seperti hyperplasia adenomatosa endometrium atau hyperplasia endometrium



I



atipik



IA



Proses masih terbatas pada korpus uteri



IB



Tumor terbatas pada endometrium (miometrium intak)



IC



Invasi miometrium minimal, kurang dari separuh miometrium



II



Invasi miometrium lebih dari separuh tebal miometrium



IIA



Proses sudah meluas ke servik, tapi tidak meluas ke atas uterus



IIB



Keterlibatan kelenjar endoserviks



III



Sudah melibatkan stroma serviks



IIIA



Proses sudah keluar uterus,tapi masih berada dalam panggul kecil



IIIB



Invasi cairan serosa uterus, adneksa, atau hasil positif pada



IIIC



sitologi cairan peritoneum



IV



Invasi ke vagina



IVA



Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau paraaorta



IVB



Proses sudah keluar dari panggul kecil Invasi ke kandung kemih dan/atau rectum Metastasis jauh, termasuk ke organ visera atau KGB inguinal



C. Etiologi Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium : 1. Obesitas atau kegemukan. Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat. 2. Haid pertama (menarche). Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29. 3. Tidak pernah melahirkan.



Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas). 4. Penggunaan estrogen. Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium. 5. Hiperplasia endometrium. Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%. 6. Diabetes mellitus (DM). Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%. 7. Hipertensi. 50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol. 8. Faktor lingkungan dan diet. Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan endometrium lenih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika



latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya 9. Riwayat keluarga. Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil. 10. Tumor memproduksi estrogen. Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.



D. Manifestasi Klinis Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan utama. Gejalanya bisa berupa: a. Perdarahan rahim yang abnormalada yg b. Siklus menstruasi yang abnormal c. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi) d. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun) f. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause) h. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih



i. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual (Isdaryanto: 2010).



E. Komplikasi 1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan. 2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan usus. 3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal. 4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat menyebabkan ruptur



F. Patofisiologi Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90% dari semua kanker rahim yang terbentuk di endometrium. Profesional medis tidak tahu persis apa yang menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan estrogen terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita diabetes,



memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi. Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain dari kanker endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati menopause. Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun (Corwin: 1999).



G. Pathway Usia, Obesitas



Peningkatan kadar estrogen



Operasi



Kanker endometrium



Kemoterapi



Nyeri



Pengangkatan rahim



Iritasi gastrointestinal



Ansietas Disfungsi seksual



Disfungsi peran



Mual



Gangguan citra tubuh



H. Pemeriksaan Penunjang 1. Pap Smear adalah metode skrining ginekologi, dicetuskan oleh Georgias Papanikolaou, untuk



mendeteksi



kanker



rahim



yang



disebabkan



oleh



human papilomavirus. Pengambilan sampel endometrium, selanjutnya di periksa dengan mikroskop (PA). Cara untuk mendapatkan sampel adalah dengan aspirasi sitologi dan biopsy hisap (suction biopsy) menggunakan



suatu kanul khusus. Alat yang digunakan adalah novak, serrated novak, kovorkian, explora (mylex), pipelly (uniman), probet (Hidayat: 2009). 2. Dilatasi dan Kuretase (D&C) Caranya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian hiperplasianya dikuret. Hasil kuret lalu di cek di lab Patologi. Memasukkan kamera (endoskopi) kedalam rahim lewat vagina. Dilakukan juga pengambilan sampel untuk di cek di lab Patologi (Hidayat: 2009). 3. Biopsi endometrium Endometrial biopsi, teknik pengambilan dan pemeriksaan sampel sel jaringan rahim yang bertujuan menemukan kanker endometrial dan hanya dilakukan pada pasien yang beresiko tinggi (Hidayat: 2009). 4. Pelvic exam, dokter memeriksa daerah sepanjang kandungan apakah terdapat lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jika diraba. Untuk daerah kandungan bagian atas dokter menggunakan alat speculum. Teknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin dilakukan oleh wanita untuk mengetahui kondisi vaginanya (Hidayat: 2009).



I. Penatalaksaan Medis Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium. 1.



Pembedahan Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan



rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar



getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya. 2. Radioterapi Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh selsel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi.



3. Kemoterapi Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain. Tujuan Kemoterapi a) Membunuh sel-sel kanker. b) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. c) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.



J. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Riwayat Menstruasi



1) Menarche



: Usia menarch dini (> Pain management terkontrol, a. Lakukan kriteria



a. Klien



komprehensif meliputi



tidak



pengkajian



onset/durasi,



terhadap



lokasi,



yang nyeri,



karasteristik,



frekuensi,



kualitas,



mengeluh



intensitas nyeri, serta faktor-faktor



nyeri.



yang dapat memicu nyeri.



b. Klien merintih kesakitan



tidak b. Observasi tanda-tanda non verbal atau isyarat dari ketidaknyamanan. c. Gunakan terapeutik



strategi dalam



komunikasi mengkaji



c. Klien



tidak



gelisah



pengalaman



nyeri



dan



menyampaikan penerimaan terhadap



d. Wajah



klien



tampak relaks



respon klien terhadap nyeri. d. Kaji tanda-tanda vital klien.



e. RR dalam batas e. Kaji pengetahuan dan pengalaman normal



(16-20



kali/menit) f. Nadi



dalam



batas



normal



(60-100



klien terhadap nyeri klien. f. Diskusikan bersama klien mengenai faktor-faktor



yang



dapat



memperburuk nyeri klien. g. Evaluasi bersama klien dan tim



kali/menit) l.



medis mengenai riwayat keefektifan intervensi



nyeri



yang



pernah



diberikan pada klien. h. Kontrol faktor lingkungan yang dapat



menyebabkan



ketidaknyamanan,



seperti



suhu



ruangan, pencahayaan, kebisingan). i. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri non farmakologi, (mis: teknik terapi



musik,



distraksi,



guided



imagery, masase dll). j. Kolaborasi



dalam



pemberian



analgetik sesuai indikasi. 2



Nausea



Setelah



berhubungan



asuhan keperawatn -



dengan



diberikan NIC Label >> nausea management Berikan pasien untuk memonitor



iritasi selama …x24 jam pengalaman nauseanya



gastrointestinal



diharapkan nausea -



akibat kemoterapi



pasien dengan hasil:



Ajarkan



pasien



strategi



untuk



teratasi, mengatur rasa mualnya criteria -



Lakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi, tingkat



NOC



Label



>> mual, dan faktor yang menyebabkan and pasien mual.



Nausea



Vomiting Control -



Kurangi



faktor



personal



yang



Klien menyadari menyebabkan atau meningkatkan mual onset dari nausea (cemas, takut, kelelahan, dan kurang secara teratur



-



Klien



informasi) dapat -



Berikan istirahat dan tidur yang



menghindari faktor adekuat untuk mengurangi mual penyebab



nausea -



dengan baik -



Berikan terapi farmakologi pada mual yang tidak dapat ditoleransi



Klien



-



Anjurkan klien mengurangi jumlah



melakukan tindakan makanan yang bisa menimbulkan mual. pencegahan nausea NIC Label >> Fluid Management dengan teratur -



Klien



-



mual, -



muntah, dan dapat -



baik



Monitor status hidrasi (Kelembaban



Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan



Label



>>



hidrasi -



Monitor status nutrisi



mengontrol membran mukosa, vital sign adekuat)



muntahnya dengan -



NOC



secara



dapat akurat



melaporkan



dapat



Pencatatan intake output



Status



hidrasi:



hidrasi membran



kulit mukosa



baik, tidak ada rasa haus abnormal, output normal



yang urin



3



Gangguan



citra Setelah



diberikan NIC label >>Active Listening



tubuh



asuhan keperawatan -



Tentukan tujuan interaksi.



berhubungan



3x24



Tunjukan rasa tertarik pada pasien.



jam -



dengan perubahan diharapkan:



-



penampilan akibat NOC proses penyakit.



interkasi,



seperti



tidak



>> menjudge. to



Adaptation



Physical Disability -



Fokus



Gunakan



interaksi



berseri



atau



kontinu kepada pasien.



Mengungkapkan NIC



label



>>



Body



Image



secara verbal untuk Enhancement mengatur



-



ketidakmampuan (skala 5) -



-



Jelaskan



ekspektasi



citra



tubuh



pasien berdasarkan stase perkembangan. -



Gunakan pedoman antisipasi untuk



Mampu



prediksi perubahan pada citra tubuh.



beradaptasi



dari NIC label >> Coping Enhancement



ketebatasan fungsi -



Gunakan pendekatan yang tenang.



tubuh (skala 5)



-



Sediakan atmosfer penerimaan.



Mampu



-



Bantu



menggunakan



pasien



untuk



identifikasi



informasi yang didapat padanya.



strategi



untuk -



Kurangi stimulasi lingkungan yang



mengurangi



stress dapat mengakibatkan misinterpretasi



yang berhubungan perawatan. dengan



-



-



Evaluasi kemampuan pasien dalam



ketidakmampuan



mengambil keputusan.



(skala 5)



NIC label >> Emotional Support



Mampu



-



menggunakan



Diskusi



dengan



pasien



tentang



pengalaman emosinya.



sumber komunitas -



Buat pernyataan suportif dan empati.



yang ada (skala 5) -



Identifikasi kemarahan dan frustasi



NOC label >> Body pasien. Image



-



Mampu



-



menjelaskan gambaran



keputusan. internal



diri (skala 5) -



Sikap



mampu



menyentuh bagian tubuh



yang



berpengaruh



pada



citra tubuh (skala 5) -



Sikap



mampu



menggunakan strategi



untuk



pengingkatan fungsi (skala 5) -



Peningkatan hak perubahan



tubuh



untuk aging (skala 5) NOC



label



>>



Coping -



Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif (skala 5)



-



Mampu mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif (skala 5)



Sediakan asisten dalam membuat



-



Melaporkan penurunan



stress



(skala 5) -



Melaporkan penurunan perasaan negative (skala 5)



-



Melaporkan peningkatan kenyamanan psikologi (skala 5)



4. Evaluasi a. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat kanker endometrium. NOC Label >> Discomfort level 1) Klien tidak mengeluh nyeri telah tercapai 2) Klien tidak merintih kesakitan telah tercapai 3) Klien tidak gelisah telah tercapai 4) Wajah klien tampak relaks telah tercapai NOC Label >> Pain level 1) Klien tidak melaporkan adanya nyeri telah tercapai 2) Klien tidak merintih ataupun menangis telah tercapai 3) Klien tidak menunjukkan ekspresi wajah terhadap nyeri telah tercapai 4) RR dalam batas normal (16-20 kali/menit) telah tercapai 5) Nadi dalam batas normal (60-100 kali/menit) telah tercapai NOC Label >> Pain control 1) Klien dapat mengenali onset nyeri telah tercapai



2) Klien dapat mendeskripsikan faktor-faktor penyebab nyeri telah tercapai 3) Klien dapat mengontrol nyerinya dengan menggunakan teknik manajemen nyeri non farmakologis telah tercapai 4) Klien menggunakan analgesik sesuai rekomendasi telah tercapai 5) Klien melaporkan nyeri terkontrol telah tercapai



b. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat kemoterapi NOC Label >> Nausea and Vomiting Control 1) Klien menyadari onset dari nausea secara teratur tercapai 2) Klien dapat menghindari faktor penyebab nausea dengan baik tercapai 3) Klien melakukan tindakan pencegahan nausea dengan teratur tercapai 4) Klien dapat melaporkan mual, muntah, dan dapat dapat mengontrol muntahnya dengan baik tercapai NOC Label >> hidrasi 1) Status hidrasi: hidrasi kulit membran mukosa baik, tidak ada rasa haus yang abnormal, urin output normal tercapai



c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan akibat proses penyakit. NOC>> Adaptation to Physical Disability 1) Mengungkapkan secara verbal untuk mengatur ketidakmampuan (skala 5) tercapai 2) Mampu beradaptasi dari ketebatasan fungsi tubuh (skala 5)tercapai 3) Mampu menggunakan strategi untuk mengurangi stress yang berhubungan dengan ketidakmampuan (skala 5) tercapai 4) Mampu menggunakan sumber komunitas yang ada (skala 5) tercapai NOC label >> Body Image 1) Mampu menjelaskan gambaran internal diri (skala 5) tercapai



2) Sikap mampu menyentuh bagian tubuh yang berpengaruh pada citra tubuh (skala 5) tercapai 3) Sikap mampu menggunakan strategi untuk pengingkatan fungsi (skala 5)tercapai 4) Peningkatan hak perubahan tubuh untuk aging (skala 5) tercapai NOC label >> Coping 1) Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif (skala 5) tercapai 2) Mampu mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif (skala 5)tercapai 3) Melaporkan penurunan stress (skala 5) tercapai 4) Melaporkan penurunan perasaan negative (skala 5) tercapai 5) Melaporkan peningkatan kenyamanan psikologi (skala 5)tercapai



DAFTAR PUSTAKA



Brunner and Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC Hidayat.



2009.



Askep



http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/08/askep-ginekologi/.



Ginekologi. [Akses



: Maret 2011] NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.