103 Nada Nabilah Sap (Balita) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI BALITA Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penyuluhan & Konseling Gizi



Disusun Oleh : NADA NABILAH (2013411103)



POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN GIZI TAHUN AJARAN 2022/2023



SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



: Gizi Seimbang pada Usia Balita



Peserta



: Ibu yang memiliki balita



Hari/Tanggal



: Kamis/ 3 Februari 2022



Jam /Waktu



: 08.00-selesai



Tempat



: Poltekkes Tanjung Karang



Penyuluh



: Nada Nabilah



A. Analisa Situasi Peran gizi yang sangat penting dalam siklus kehidupan manusia. Kurangnya gizi pada bayi dan balita akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang akan berlanjut hingga usia dewasa apabila tidak ditangani sejak dini. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar 13,8%.  



Dibanding hasil Riskesdas 2013, bayi yang mengalami masalah gizi turun seperti



terlihat pada grafik di bawah ini. Sementara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019, bayi yang mengalami masalah gizi ditargetkan turun menjadi 17%. Adapun prevalensi balita yang mengalami stunting (tinggi badan di bawah standar menurut usia) sebesar 30,8%, turun dibanding hasil Riskesdas 2013 sebesar 37,2%. Sebagai informasi, dalam 1.000 hari pertama (sejak janin dalam kandungan hingga berusia dua tahun) kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia masih banyak yang mengalami masalah gizi (29,9%) di usia dini. Untuk, itu pemerintah menganggarkan dana dalam APBN 2019 sebesar Rp 123,1 triliun guna meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan serta penguatan penanganan stunting. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta yang menghadiri penyuluhan tersebut dapat memahami dan mengerti tentang pentingnyagizi seimbang bagi balita untuk menjaga dan meningkatkan status gizi balita 2. Tujuan Khusus Setelah proses penyuluhan, peserta yang menghadiri penyuluhan dapat mengerti dan mampu memahami tentang :



1) Pengertian pemenuhan gizi pada balita 2) Kebutuhan gizi balita 3) Faktor – faktor yang menyebabkan masalah gizi 4) Pemberian makan pada balita C. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir/dilampirkan) 1) Pengertian pemenuhan gizi pada balita 2) Kebutuhan gizi balita 3) Faktor – faktor yang menyebabkan masalah gizi 4) Pemberian makan pada balita D. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. Media 1. Alat peraga F. Langkah-Langkah Kegiatan/Strategis Langkah 1. Pembukaan (1 menit) 2. Apersepsi (2 menit)



3. Informasi (1 menit) 4. Penyuluhan (3 menit)



Kegiatan  Penyuluh mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan  Peserta menjawab salam  Penyuluh menanyakan pengetahuan peserta tentang apa itu gizi balita meliputi pengertian, gizi seimbang untuk balita  Peserta memperhatikan dan menjawab pertanyaan  Penyuluh memberikan informasi tentang topik yang akan disampaikan dan tujuan penyuluhan  Peserta memperhatikan informasi yang diberikan  Penyuluh menjelaskan tentang Gizi seimbang untuk balita meliputi pengertian pemenuhan gizi balita, factor-faktor yang menyebabkan masalah gizi,kebutuhan gizi balita dan pemberian makan pada balita Peserta memperhatikan penjelasan yang diberikan  Penyuluh memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya bila ada penjelasan yang diberikan  Peserta menanyakan tentang materi yang belum dipahami



5. Penutup (1 menit)



 Penyuluh menstimulasi peserta lainnya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan  Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan  Penyuluh menjelaskan kembali materi yang belum dipahami  Peserta memperhatikan penjelasan  Penyuluh mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengevaluasi tingkat pemahaman masyarakat tentang materi yang telah diberikan  Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan  Penyuluh menyimpulkan materi  Peserta memperhatikan  Penyuluh mengucap salam  Peserta menjawab salam



G. Isi Materi 1. Pengertian gizi balita Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo.B. dan Anggraeni.DY, (2010) Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun, kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. 2. Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). 1. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. 2. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. 3. Kebutuhan zat pengatur



4.



Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. 3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Gizi



Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut: 1. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga. 2. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. 3. Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. 4. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999). 4. Pemberian makan pada balita Usia dibawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara psikologis, rentang usia ini sangat menentukan karakter anak. Demikian pula dengan cara orang tua memberi makan kepada anak. Jika dengan paksaan, anak semakin tidak menyukai makanan tersebut dan cenderung semakin menolak. Selain itu, jika melarang makanan tertentu yang tidak baik seperti permen tetapi tidak diikuti dengan memberi pemahaman jelas, juga akan menimbulkan rasa untuk memberontak. Pemberontakan tersebut biasanya diwujudkan dengan semakin menyukai makanan tersebut, dan dengan sembunyi-sembunyi makan dalam jumlah yang banyak karena takut ketahuan.



Makanan yang tidak disukai anak juga tidak perlu dipaksakan. Namun, sayuran tetap dianjurkan untuk selalu diberikan meskipun si anak sering tidak menyukainya. Pemberian sayuran juga disiasati dengan cara dibuat jus yang dikombinasikan dengan buah-buahan sehingga rasanya lebih enak. Misalnya, sawi hijau bisa dikombinasikan dengan nanas yang sudah direbus. Anak usia balita belum dianjurkan diberi sayuran mentah karena enzim pencernaannya belum berkembang sempurna. Rasa dan cara penyajian makanan sangat mempengaruhi kemauan anak untuk makan. Jika rasa jus tidak enak dan anak menolak, kita bisa membuat variasi jus lain yang lebih disukai anak. Namun, ada beberapa jenis buah berserat tinggi dan mengandung zat-zat berbahaya bagi saluran pencernakan balita yang sebaiknya tidak diberikan. Misalnya rambutan, manggis, nangka, sawo, dan durian. Berikut ini cara memotivasi makan pada balita: a. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin. b. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak. c. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua) d. Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik. Gizi seimbang yang terdiri dari 4 pilar gizi seimbang dan keanekaragaman pangan saat setiap makan digambarkan dengan dengan isi piringku yang terdiri dari 











35% piring makanan pokok Makanan pokok ini bersumber dari bahan makanan yang mengandung sumber karbohidrat yang merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh tubuh Contohnya : nasi, roti, kentang, ubi, biscuit, dll. 30%% piring sayur dan Buah Sayur merupakan sumber zat gizi vitamin dan mineral didalam tubuh, seperti kangkong, bayam, kol, wortel, dll. Berfungsi menjaga Kesehatan pencernaan, Buah-buahan sama seperti sayur-sayuran yaitu sebagai sumber zat gizi vitamin dan mineral bagi tubuh, contohnya apel, semangka, melon anggur, dll 35% piring lauk pauk Lauk pauk terdiri dari 2 jenis, yaitu lauk nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan) dan lauk hewani (ayam, ikan, daging sapi) berfungsi sebagai zat pembangun tubuh misalnya, pertumbuhan gigi dan tulang.



Tahapan pemberian makan pada balita  Usia 12-24 Bulan 1. Mulai memperkenalkan makanan keluarga 2. Finger snack baik diberikan untuk melatih keterampilan dalam memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya 3. Pemberian ASI masih tetap diteruskan sampai anak berumur dua tahun.



4. Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan keluarga +  1-2 kali sehari makanan selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi + Pemberian ASI. Jumlah setiap kali makan : semangkuk penuh berukuran 250 ml Usia 2 tahun lebih Diberikan makanan yang biasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari.Kebutuhan kalori kurang lebih 100 kkal/kgBB. Anjuran untuk orangtua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah: a. Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan,misalnya memberi makan sambil mengajaknya bermain. b. Jangan menuruti kecendrungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. c. Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu besar. d. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan. e. Berikan makanan tambahan sesuai umur balita f. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan. g. Timbang berat badan anak anda secara teratur.



H.



Evaluasi 1. Evaluasi Struktural a) Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan b) Ruang kondusif untuk kegiatan c) Peralatan memadai dan berfungsi d) Media dan materi tersedia dan memadai e) Undangan/ peserta sesuai f) SDM memadai 2. Evaluasi Proses a) Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir c) Sasaran



mengajukan



penyuluhan d) Ketepatan waktu 3. Evaluasi Hasil



pertanyaan



dan



dapat



menyimpulkan



hasil



Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dilakukan tes lisan. Penyuluh mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada peserta tentang materi penyuluhan yang dijelaskan. Bila peserta dapat menjawab lebih dari 75% dari pertanyaan yang diajukan, maka penyuluhan dikatakan berhasil.



No.



Evaluasi Lisan



1. Pengertian pemenuhan gizi pada balita



Respons Audiens



Nilai



2. Kebutuhan gizi balita 3. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah gizi 4. Pemberian makan pada balita



Sumber Pustaka : http://www.teknoindonesia.com/hi/berita_id.php?ART_INDEKS=1180&ART_LANG=&ART_KATEGORI= https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/25/177-balita-indonesia-masih-mengalami-masalah-gizi