2B - PKP Silviana Dewi 857818516 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI MEMAHAMI HUBUNGAN ANTAR STRUKTUR ORGAN TUBUH MANUSIA DENGAN FUNGSI SERTA PEMELIHARAANNYA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI ( POWERPOIN )SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN 3 NGAMBAKREJO KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2021\2022 ” Silviana dewi NIM. 857818516 [email protected] Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah adanya permasalahan rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo yang berjumlah 20 siswa. Rendahnya hasil belajar disebabkan karena dalam proses pembelajaran komunikasi guru berada di depan kelas dan siswa hanya duduk diam, mendengarkan guru memberikan penjelasan, membaca materi, dan pembelajaran tersentral kepada guru. Penelitian ini mempuyai tujuan: (1)Meningkatkan hasil belajar siswa melalui media berbasis Teknologi (Power Poin) dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.(2)Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang diberikan oleh guru Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes. Kemudian teknik analisis data yang digunakan ialah kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, langkah-langkah media powerpoin melalui tahap penyajian masalah, memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, mengorganisasikan siswa kepada kelompok belajar setelah melihat tampilan powerpoin yang menarik siswa dan menyebabkan siswa merasa senang, memiliki kemauan keras, perhatian dan ketekunan belajar. Sehingga kemampuan siswa dalam memahami pelajaran akan lebih meningkat dan hasil belajar lebih meningkat. Berdasarkan hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan. Pada ranah kognitif ketuntasan awal hanya 35,30% meningkat pada siklus I menjadi 70,59% dan siklus II menjadi 94,12%. Pada ranah afektif, presentase ketuntasan awal hanya sebesar 37,50 dan meningkat di siklus I mejadi 70,59% dan siklus II sebesar 88,23%. Untuk psikomotorik, presentase ketuntasan pra siklus sebesar 23,52% kemudian meningkat di siklus I menjadi 94,11% dan pada siklus II menjadi 100%. kata kunci: Hasil Belajar, Media Pembelajaran, Microsofi Powerpoin, IPA,Rangka Manusia



PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penggunaan metode mengajar yang kreatif dan menarik perhatian siswa dapat menumbuh kembangkan motivasi dan hasil belajar siswa serta dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru pada era sekarang ini dalam memilih metode pembelajaran yang tepat guna membelajarkan anak didiknya. Hal tersebut dibenarkan oleh Suprihatin (2015: 74) yang menyatakan bahwa agar dapat memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut lebih aktif dan kreatif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Menilik pernyataan tersebut, penulis berpendapat bahwa motivasi siswa dalam belajar sangat berpengaruh terhadap harapan diperolehnya hasil belajar yang optimal, memuaskan dan tercapainya sejumlah standar kompetensi yang ada dalam kurikulum. Tahun pelajaran 2014/2015 diberlakukannya Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia yang merupakan pembaharuana dan penyempurnaan Kurikulum 2006 (Setiadi, 2016: 167). Dalam kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar, penilaian hasil belajar lebih banyak ditekankandan diarahkan pada dimensi sikap, dimensi keterampilan, dan pengetahuan. Untuk memenuhi ketiga aspek tersebut, maka dibutuhkan suatu pendekatan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tematik dan sesuai. Kondisi yang diharapkan seperti diatas berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada pada proses pembelajaran SDN 3 Ngambakrejo Kecamtan Tanggunharjo, Kabupaten Grobogan, khususnya pada kelas IV. Beberapa guru masih menggunakan metode ceramah karena metode tersebut merupakan metode yang sangat “familiar” dan “praktis” serta masih digunakan oleh kebanyakan guru untuk mengajar. Selain itu, tidak digunakannya media sebagai alat bantu belajar juga tidak digunakan. Dalam hal ini Penulis mengamati bahwa komunikasi yang dilakukan guru saat mengajar hanya berada di depan kelas dan anak-anak hanya duduk diam, mendengarkan penjelasan materi yang sedang dijelaskan oleh guru dengan cara penjelasan, membaca materi, dan pembelajaran tersentral kepada guru yang membuat suasana kelas menjadi membosankan.



Selain itu, banyak siswa tidak bersemangat dalam belajar, Berdasarkan hasil belajar siswa, masih menjumpai ada beberapa pencapaian yang kurang memuaskan. Pencapaian tersebut merupakan hasil belajar siswa yang masih sangat dibawah KKM atau rendah. Berdasarkan hasil evaluasi, sebanyak 9 siswa atau 64,70% dari jumlah siswa dinyatakan tidak tuntas atau nilainya tidak memenuhi KKM yaitu 60. Sedangkan, siswa yang dinyatakan tuntas hanya sebanyak 6 siswa atau 35,30%. Artinya, presentase siswa yang tidak tuntas belajarnya lebih banyak jika dibandingkan dengan siswa yang telah tuntas belajarnya atau memenuhi KKM 60. Perlu adanya tindakan agar pembelajaran pada kelas IV SDN 3 Ngambakrejo agar lebih maksimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang berinovasi dengan menciptakan suasana belajar sambil bermain. Dari berbagai metode pembelajaran yang efektif dan inovatif yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan media teknologi yaitu Power Poin 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terdapat pada pembelajaran kelas IV SDN 3 Ngambakrejo, yaitu; a) Siswa kurang antusias dan menganggap suatu pelajaran tidak penting, b) Pemahaman materi yang kurang karena faktor siswa yang pasif, bosan, dan mengabaikan guru c) Siswa hanya asik bermain sendiri di kelas d) Hasil belajar siswa tidak memenuhi. 2. Analisis Masalah Pada uraian yang telah penulis kemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terdapat pada pembelajaran kelas IV SDN 3 Ngambakrejo yaitu; a) Guru belum sepenuhnya memberikan materi pelajaran dengan menerapkan metode yang bervariasi dan mengakibatkan siswa kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran



b) Siswa kelas IV kurang aktif, bosan, dan mengabaikan guru. Hal itu disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah di depan kelas dan hanya menjadikan buku sebagai satu-satunya sumber belajar. Sehingga mbanyak siswa yang tidak dapat menyerap materi dengan baik yang membuat siswa tidak dapat menguasai materi tersebut. c) Tidak digunakannya media sebagai alat bantu belajar menyebabkan motivasi siswa untuk belajar rendah, d) Hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan sangat rendah, terutama untuk hasil pembelajaran materi IPA. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat ditemukan , yaitu; Bagaimana Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa mata pelajaran IPA materi Memahami hubungan antar struktur organ tubuh manusia dengan fungsi serta pemeliharaannya dengan pengunaan media berbasis Teknologi ( Power Poin) siswa kelas IV semester 1 SDN 3 Ngmabakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2021\2022 ? 3. Tujuan Penelitian Pelaksanaan Perbaikan Dilihat rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk; a) Meningkatkan hasil belajar siswa melalui media berbasis Teknologi ( Power Poin) dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. b) Meningkatkan motivasi siswa agar siswa dapat memahami tentang materi yang diberikan oleh guru sehingga membuat peningkatan hasil belajar. 4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Terdapat 2 manfaat penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis : penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan media berbasis teknologi (powerpoin). 2. Manfaat praktis



a) Bagi guru diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang metode berbasis teknologi (powerpoin) yang dapat dijadikan pedoman atas pembelajaran yang telah dilakukan, b) Bagi siswa diharapkan dapat menerima pengalaman belajar secara langsung dan konkret sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPA materi memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal c) Bagi sekolah diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran, sehingga mutu sekolah dapat meningkat. KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar Menurut Slameto (2003:13), belajar yaitu suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan., sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan definisi belajar menurut kaum



Konstruktivis,



belajar



merupakan



proses



aktif



pelajar



mengkonstruksi arti, baik yang berupa teks, dialog dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan Sesuatu dipelajari seseorang yang menhubungkan dengan pengalaman yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut: 1) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti tersebut dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai sebelumnya. 2) Konstruksi merupakan proses yang terus-menerus dan berkelanjutan. 3) Belajar bukan hanya mengumpulkan sebuah fakta, tatapi lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukan hasil perkembangan, melainkan perkembangan yang menuntun kepada penemuan terhadap suatu hal yang baru dan mengatur kembali pemikiran seseorang tersebut.



4) Proses belajar seharusnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidak seimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. 5) Hasil belajar belajar biasanya tergantung dengan apa yang diketahui oleh pelajar: konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. 2. Hasil Belajar Pengertian hasil belajar secara fleksibel merupakan nilai atau dalam bentuk angka yang didapat siswa setelah melalui ujian, ulangan, maupun melalui pengerjaan tugas-tugas dari guru. Namun lebih dalam lagi Susanto (2013:5) menjelaskan bahwa Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan hasil belajar. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil belajar tidak hanya dalam bentuk angka maupun nilai. Tetapi juga dalam bentuk perubahan tingkah laku. Ada beberapa sumber yang menerangkan bahwa bahwa aspek – aspek Hasil belajar adalah Kognitif (pengetahuan), Afektif (Sikap) dan Psikomotor (Keterampilan). Baik buruknya hasil belajar yang didapat siswa mampu dipengaruhi



oleh



beberapa



faktor.



Mulyasa,



(2005:



189-196)



mengemukakan beberapa faktor tersebut; 1) Faktor Internal yang terdiri dari ; a) Fisiologis: menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani tertentu terutama panca indera; b) Psikologis: dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi. Faktor fisiologis bisa juga disebut dengan faktor kesehatan. Siswa yang sedang sakit dan mengikuti pelajaran akan sulit berkonsentrasi karena kondisi tubuhnya yang tidak fit. Selain itu, siswa dengan panca inderanya mengalami gangguan juga akan kesulitan dalam belajar. Sebagai contoh siswa yang pendengarannya terganggu atau penglihatannya terganggu. Akan sangat sulit apabila siswa tersebut tidak memakai alat bantu pendengaran atau penglihatan. 2) Faktor Eksternal yang meliputi ; a) Sosial: menyangkut lingkungan keluarga, sekolah,



teman dan masyarakat; b) Non Sosial: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya. Keadaan keluarga akan sangat berpengaruh bagi siswa. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, siswa juga melakukan kegiatan belajar di rumah. Siswa dengan keluarga dengan keadaan orang tua yang sering bertengkar akan kesulitan berkonsentrasi untuk belajar di rumah. Selain itu, pergaulan di sekolah dan di masyarakat juga memerlukan perhatian khusus bagi guru maupun orang tua. 3. Hakikat Pembelajaran IPA IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui mengumpulkan data – data yang dihasilkan dengan eksperimen, pengamatan, deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya dan konsep konsep sebagai suatu proses. pada pengertian IPA tersebut, pada hakikatnya IPA meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Tujuan pembelajaran IPA adalah siswa memiliki tiga kemampuan dasar IPA, yaitu: (1). kemampuan untuk mengetahui apa yang sedang diamati, (2). Mampu untuk memprediksi sesuatu yang belum terjadi, dan kemampuan untuk menguji hasil eksperimen



yang



telah



dilakukan.



(3).Mengembakan



atau



dikembangkannya sifat Ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) Memberi pengalaman pada siswa sehingga mereka dapat melakukan pengukuran berbagai besaran fisis secara kompeten (2) memberi penjelasan



kepada siswa untuk menanamkan



tentang pentingnya pengamatan empiris untuk menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis basanya berasal dari pengamatan biasanya terjadi sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah, (3) dalam melatih berfikir kuantatif yang akan mendukung terjadinya kebiatan belajar IPA biasanya menerapkan ilmu matematika untuk mengatasi masalah – masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam (4) dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat – alat sederhana maupun penjelasan dari berbagai gejala dan kemampuan IPA dalam menjawab berbagai macam masalah bisanya dengan menggunakan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif. 4. Media Pembelajaran



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Media diartikan sebagai alat (sarana). Kemudian, Mahnun (2012: 27) mengemukakan media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa. Dari beberapa pengertian mengenai media pembelajaran dari para ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta



dapat merangsang pikiran, perasaan,



perhatian, dan kemauan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Fungsi media pembelajaran diantaranya : a)Memudahkan siswa untuk menerima penjelasan dari guru, b) Memberikan informasi tentang pembelajran secara nyata (abstrak menjadi konkret), c) Siswa lebih tertarik dan tidak bosan (jalannya tidak membosankan), d) panca indra murid bias lebih aktif e) meningkatkan minat siswa dalam belajar, f) Dapat mengubah dunia teori menjadi realita 5. Media Power Point 1. Pengertian Media Power Point Microsoft Office Power Point Merupakan sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft, disamping Microsoft word dan excel yang telah dikenal banyak orang (Rusman dkk, 2013: 300). Program power point merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (Rusman dkk, 2013: 301). Microsoft Office Power Point menyediakan fasilitas slide untuk



menampung



pokok-pokok



pembicaraan



yang



akan



disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas : front picture, sound, dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus. Sehingga, mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik (Rusman dkk, 2013: 297). Menurut Sukiman (2011: 213) Microsoft Power



Point merupakan salah satu produk unggulan Microsoft Corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Hal ini dikarenakan banyak kelebihan di dalamnya dengan kemudahan yang disediakan. Pemanfaatan media presentasi ini dapat digunakan



oleh



pendidik



untuk



mempresentasikan



materi



pembelajaran ataupun tugastugas yang akan diberikan. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa power point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi dibawah Microsoft Office, yang mudah dan sering digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.lain termasuk digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah. 2. Dalam



pemanfaatan



Powerpoin



yang



merupakan



Kemajuan



teknologi modern merupsksn salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembaharuan teknologi yang pesat berlaku dalam dunia pendidikan. Dalam bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern, karena sangat disadari, peranan dan fungsi kemajuan teknologi dalam memajukan dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi dapat mempermudah guru dalam kegiatan belajra mengajar sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga membuahkan hasil belajar yang sangat pesat. Ada beberapa manfaat multimedia dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya Multimedia dapat digunakan untuk membantu pendidik dalam menjelaskan suatu pembelajaran ataupun konsep yang sulit dijelaskan tanpa bantuan multimedia. Dengan adanya teknologi multimedia dapat meningkatkan motivasi belajar yang akan membuat meningkatnya hasil belajar siswa, oleh sebab itu adanya multimedia membuat presentasi atau dalam penjelasan materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan membuat suasana pembelajaran yang tidak membosankan ataupun monoton (Munir, 2012: 141). Sebelum adanya teknologi multimedia pembelajaran mulanya masih menggunakan metode ceramah dengan bantuan peralatan papan tulis, kapur, gambar, atau model yang terlihat biasa biasa saja atau membosankan bagi siswa.



Dengan adanya



berkembang teknologi menjadikan pendidik bisa memberikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia, salah satunya yaitu media presentasi atau dikenal dengan program Microsoft office powerpoint (Munir, 2012: 162). B. Kerangka Berfikir Dalam Pembelajaran guru menggunakan media Powerpoin diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata Pelajaran IPA. C. Hipotesis Tindakan Melalui media Powerpoin dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022. METODE PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas IV SD Negeri



3



Ngambakrejo,



Kecamatan



Tanggungharjo,



Kabupaten



Grobogan, Provinsi Jawa Tengah dalam mata pelajaran IPA dengan materi memahami hubungan antar struktur organ tubuh manusia dengan fungsi serta pemeliharaannya dengan menggunakan media permainan ular tangga. Dengan jumlah 20 siswa. 2. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Ngambakrejo yang beralamat di desa Ngambakrejo, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. 3. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada waktu semester I Tahun Pelajaran 2021/2022 pada bulan November 2021. Dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut ; a) Prasiklus pada hari senin, 8 November 2021, b) Siklus 1 pada hari jum’at , 12 November 2021, dan c) Siklus 2 pada hari Kamis, 25 November 2021. 4. Pihak Yang Membantu Perbaikan Pembelajaran Adapun pihak-pihak yang membantu dalam proses pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yaitu : Bapak Narto, S.Pd, M.M selaku tutor pembimbing pelaksanaan PKP dan supervisor 1, Ibu



Ngatini,S.Pd selaku Kepala Sekolah yang memberi izin tempat penelitian dan bersedia menjadi penilai I di SD Negeri 3 Ngambakrejo, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022 dan Partini, S.Pd selaku guru kelas IV dan juga sebagai penilai 2. B. Rencana Tindakan 1. Prasiklus Pada tahap Perencanaan (planning) adalah sebagai berikut ini: 1) Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dalam proses pembelajaran. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan siswa kelasIV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 4) Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan pada aspek kognitif. 5) Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan. Pada tahap Pelaksanaan (action) : 1) Kegiatan Pendahuluan, 2) Kegiatan Inti, 3) Kegiatan Penutup. Pada tahap Observasi (observation) dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dalam menerapkan media Powerpoin. Pada tahap Refleksi (reflection) adalah peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan sebagai observer. 2. Siklus I Pada tahap perencanaan (planning) yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut ini; 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan media Powerpoin 2) Menyiapkan media pembelajaran Powerpoin 3) Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan siswa kelas IV



SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan



Tanggungharjo Kabupaten Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, 4) Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo



Kabupaten Grobogan pada aspek kognitif, 5) Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan. Pada pelaksanaan (action) terdiri dari ; 1) Kegiatan Pendahuluan meliputi ; a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa; b) Guru melakukan presensi siswa; c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; d) Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan menggunakan media Powerpoin e) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa; f) Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2) Kegiatan Inti meliputi; a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi yang beranggotakan 4-5 siswa untuk mengulas materi yang ada di Powerpoin b) Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya menjawab soal yang diberikan guru melalui media Powerpoin; d) Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang disajikan; e) Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan siswa dalam kelompok; f) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada media Powerpoin. g) Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan



kelompok



yang



sedang



mempresentasikan



hasil



diskusinya di depan kelas; h) Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik; i) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman belajar yang telah terlaksana; j) Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Kegiatan Penutup diantaranya; a) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas; b) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah dipelajari; c) Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran; d) Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar; 5) Pada tahap Observasi (observation) dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dalam menerapkan media Powerpoin Pada tahap Refleksi (reflection) dilaksanakan akan ditinjau ulang melalui kegiatan refleksi. 3.



Siklus II



Pada tahap Perencanaan (planning) yang dilakukan penulis pada siklus II pada dasarnya sama dengan apa yang dilakukan penulis pada siklus I. Tetapi, pada siklus II perencanaan dilakukan berdasarkan temuan masalah yang ada dan hasil refleksi pada siklus I. Untuk selanjutnya akan dilakukan perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dalam proses pembelajaran. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan media Powerpoin, 3) Menyiapkan media pembelajaran berupa Powerpoin 4) Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, 5) Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan pada aspek kognitif, 6) Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan setelah adanya tindakan, 7) Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan. Pada tahap Pelaksanaan (action), terdiri dari; 1) Kegiatan Pendahuluan meliputi ; a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa; b) Guru melakukan presensi siswa; c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; d) Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan menggunakan media Powerpoin e) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa. 2) Kegiatan Inti meliputi; a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi yang beranggotakan 4-5 siswa untuk menjawab soal dengan materi yang ada di Powerpoin b) Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya menjawab soal yang diberikan guru melalui media Powerpoin; d) Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang disajikan; e) Guru menghampiri siswa untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan siswa dalam kelompok; f) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada



media



Powerpoin.



memperhatikan



g)



Guru



kelompok



meminta



yang



sedang



siswa



yang



lain



mempresentasikan



untuk hasil



diskusinya di depan kelas; h) Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik; i) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman belajar yang telah terlaksana; j) Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.



3) Kegiatan Penutup diantaranya; a) Guru memberikan



kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas; b) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah dipelajari; c) Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran; d) Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar. 5) Dalam kegiatan Observasi (observation) dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dalam menerapkan media pembelajaran Powerpoin Pada tahap Refleksi (reflection) kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang melalui kegiatan refleksi. C. Teknik Analisis Data Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan dua teknik yang terdiri dari observasi dan tes, yaitu; 1) Observasi yang digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama melaksanakan pembelajaran dengan media Powerpoin. Dalam kegiatan ini, guru kelas IV SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan akan berperan sebagai observer atau pengamat. Sedangkan peneliti akan bertindak sebagai pengajar atau praktikan yang bertugas mengajarkan materi pelajaran kepada siswa, dan 2) Tes digunakan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar siswa. Dengan teknik ini, peneliti akan mengetahui adakah peningkatan setelah diterapkannya media pembelajaran Powerpoin Adapun tes akan dilakukan di akhir pembelajaran pada setiap siklusnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar Kognitif Siswa Hasil belajar kognitif siswa menunjukkan peningkatan. Berikut ini akan dianalisis hasil belajar kognitif matematika siswa kelas IV SDN 3



Ngambakrejo pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Data dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo dari kondisi awal, ke siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari 9 siswa atau 35,30% dari 20 siswa yang tuntas pada kondisi awal meningkat menjadi 15 siswa atau 70,59% dari 20 siswa yang tuntas dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 19 siswa atau 94,12% siswa tuntas. Berdasarkan hasil belajar pada ranah kognitif, maka implementasi media pembelajaran Powerpoin berbantuan diskusi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80% siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo juga memperlihatkan adanya peningkatan. Pada kondisi awal 52 meningkat menjadi 74 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 79. Melihat data pada tabel di atas, presentase siswa yang nilainya telah tuntas selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus II, penulis menyimpulkan bahwa implementasi media pembelajaran Powerpoin berbantuan dengan diskusi dengan kreativitas guru dalam mendesain pembuatan powerpoin mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo. Dengan adanya presentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Dengan ini indikator keberhasilan penerapan media pembelajaran Powerpoin berbantuan dengan Diskusi pada penelitian ini ialah apabila 80% dari jumlah siswa nilainya mampu memenuhi KKM sebesar 65, sedangkan presentase ketuntasan pada siklus II sebesar 94,12%. 2. Hasil Belajar Afektif Siswa Seperti halnya yang kita ketahui dengan hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo juga mengalami peningkatan. Analisis hasil belajar afektif siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo pada mata pelajaran IPA. Seperti yang telah penulis jelaskan dalam penelitian ini, keterukuran peningkatan untuk hasil belajar afektif siswa hanya didasarkan pada presentase ketuntasan siswa. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa



pada kondisi awal, tepatnya sebelum media pembelajaran Powerpoin belum diterapkan ketuntasan hanya sebesar 37,50% atau hanya 9 siswa yang tuntas. Kemudian presentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa lebih meningkat pada siklus I menjadi 70,58% atau 15 siswa dinyatakan tuntas. Peningkatan pesat terjadi pada siklus II dimana presentase ketuntasan mencapai 89,23% atau 19 siswa dinyatakan tuntas. Bersumber atau berlandaskan presentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa pada siklus II, penulis menyimpulkan bahwa implementasi media pembelajaran Powerpoin mampu meningkatkan hasil belajar afektif siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo.karena dengan implemntasi media powerpoin presentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Adapun indikator keberhasilan penerapan model pembelajaran powerpoin dengan diakhiri berdiskusi kelompok pada penelitian ini ialah apabila 80% dari jumlah siswa nilainya dinyatakan tuntas, sedangkan presentase ketuntasan pada siklus II sebesar 89,23%. 3. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Dengan adanya peningkatan hasil belajar kognitif, efektif siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo juga diikuti dengan meningkatnya hasil belajar psikomotorik siswa. Sama dengan hasil belajar afektif, untuk hasil belajar psikomotorik keterukuran peningkatan didasarkan pada kenaikan presentase ketuntasan yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal atau pra siklus, ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa hanya sebesar 23,52% dari 20 siswa atau lebih tepatnya hanya 9 peserta didik yang dinyatakan tuntas. Kemudian pada siklus I presentase ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo mulai menunjukkan adanya peningkatan setelah mengalami pembelajaran dalam dua pertemuan dengan media Powerpoin berbantuan berdiskusi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tuntasnya 19 siswa atau 94,11% dari 20 siswa. Sementara itu peningkatan yang cukup pesat terjadi pada siklus II. Sebanyak 20 siswa dinyatakan tuntas dengan presentase 100% dari 20 siswa. B. Pembahasan Setelah tindakan pada siklus I dengan implementasi media pembelajaran Powerpoin dilanjut dengan berdiskusi, terdapatnya peningkatan yang menunjukkan meningkatnya motivasi belajar siswa. Perasaan senang,



kemauan, perhatian, dan ketekunan belajar yang ditunjukkan siswa sangat berpengaruh tehadap hasil belajar siswa. Yang dibuktikan dengan adanya hasil belajar kognitif siswa yang mengalami peningkatan dan ditandai dengan meningkatnya presentase ketuntasan belajar siswa. Selain itu, dilihat dari rata-rata kelas juga membuktikan adanya peningkatan. Presentase ketuntasan pada siklus I yaitu sebesar 70,59%. Sedangkan nilai rata-rata kelas mencapai angka 74. Namun demikian, pada siklus I ini indikator keberhasilan belum terpenuhi karena ketuntasan hasil belajar kognitif siswa hanya mencapai 70,59%. Sedangkan, indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80% dari 20 siswa nilainya mampu mencapai KKM. Peningkatan yang cukup pesat terjadi pada siklus II, dimana presentase ketuntasan mencapai 94,12% dari 20 siswa. Adapun peningkatan juga dapat dilihat dari nilai ratarata siswa. Pada siklus I, rata-rata siswa sebesar 74 dan meningkat pada siklus II menjadi 79. Presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus II yang dijadikan dasar penulis menyimpulkan bahwa implementasi media



pembelajaran



Powerpoin



berbantuan



berdiskusi



mampu



meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo. Sebab, presentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Adapun indikator keberhasilan penerapan media pembelajaran Powerpoin pada penelitian ini ialah apabila 80% dari jumlah siswa nilainya mampu memenuhi KKM sebesar 65, sedangkan presentase ketuntasan pada siklus II sebesar 94,12%. Berdasarkan presentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa pada siklus II, penulis menyimpulkan bahwa implementasi media



pembelajaran



Powerpoin



berbantuan



berdiskusi



mampu



meningkatkan hasil belajar afektif siswa kelas IV SDN 3 Ngambakrejo. Sebab, presentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.



Adapun indikator



keberhasilan



penerapan media



pembelajaran Powerpoin pada penelitian ini ialah apabila 80% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas, sedangkan presentase ketuntasan hasil belajar afektif pada siklus II sebesar 91,67%. Pada ranah psikomotorik ketuntasan belajar siswa juga meningkat, pada kondisi awal keterampilan siswa hanya 23,52%, meningkat pada siklus I yaitu sebesar 94,11% dan pada siklus II semua siswa terampil dalam media pembelajaran Powerpoin. SIMPULAN DAN SARAN



A. Simpulan Langkah-langkah media Powerpoin dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui tahap menyajikan permasalahan, diikuti dengan pemberian motivasi kepada siswa untuk belajar. Kemudian guru mengorganisasikan siswa kepada kelompok belajar untuk berdiskusi dalam kegiatan ini peserta didik merasakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan merasakan kesenangan, peserta didik memiliki kemauan keras untuk belajar, perhatian saat belajar dan ketekunan. Akibatnya, motivasi siswa juga akan meningkat. Jika siswa memiliki kemauan keras, mempunyai perhatian dan ketekunan, maka pemahaman terhadap materi lebih meningkat dan hasil belajar lebih meningkat. Setelah adanyatindakan Di siklus I dengan mengunakan media Powerpoin dilanjut dengan diskusi , motivasi siswa mulai menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil penelitian Siklus I dan Siklus II maka hasil belajar siswa meningkat karena dalam kegiatan belajar mengajar siswa dilibatkan langsung dalam memecahkan masalah. Artinya, siswa tidak hanya mendengarkan tetapi melakukan. Apabila siswa mengalami pembelajaran secara langsung, materi yang diterima akan lebih melekat dan tahan lama dalam ingatan. Karena pengalaman yang didapat siswa pada saat mengalami pembelajaran dengan media Powerpoin ini sangat menyenangkan dan sulit untuk dilupakan. B. Saran 1. Bagi Guru a. Bagi guru disarankan agar menambah kemampuannya dalam menerapkan media pembelajaran Powerpoin. b. Agar lebih memperhatikan anak dengan kategori tidak tuntas meski meski sudah mengikuti pembelajaran dengan media pembelajaran Powerpoin dengan menggunakan model pembelajaran lain yang implikasinya dapat menumbuh kembangkan keaktifan siswa. 2. Bagi Siswa a. Bagi siswa yang hasil belajarnya belum tuntas disarankan agar lebih memperhatikan guru, lebih aktif, bersemangat, mandiri dan percaya diri. Sebab, berdasarkan data yang didapat, siswa yang tidak tuntas



memiliki karakter kurang aktif, tidak bersemangat, kurang mandiri, takut bertanya dan tidak percaya diri dalam melakukan presentasi.



b. Bagi siswa yang hasil belajarnya telah tuntas, agar berbagi pengetahuan dengan temannya yang belum tuntas. 3. Bagi Pihak Sekolah a. Bagi pihak sekolah, agar tetap melakukan inovasi dalam pembelajaran salah satunya dengan media pembelajaran Powerpoin. Karena dalam penelitian ini telah terbukti mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. b. Agar tetap memberikan dukungan kepada guru dalam melakukan inovasi baru dalam pembelajaran salah satunya dengan memberikan fasilitas berupa media permainan. Berdasarkan temuan yang telah didapat, media pembelajaran Powerpoin secara tidak langsung memberi tantangan tersendiri bagi guru. Sebab dalam pelaksanaannya guru harus mampu menguasai kelas terutama dalam mengendalikan peserta didik dalam sesi berdiskusi, sehingga suasana kelas tetap kondusif karena perhatian siswa terfokus pada media. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Agar melakukan penelitian yang sama dengan subyek dan obyek yang berbeda. b. Agar dapat melengkapi keterbatasan yang masih terdapat dalam penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan, salah satunya dalam membuat siswa berkonsentrasi penuh terhadap media powerpoin yang disampaikan. DAFTAR PUSTAKA Setiadi Hari. 2016. Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 2 Nomor 2. Sihaloho, Roni Rohana dkk. 2017. The Effect of Problem Based Learning (PBL) Model toward Student’s Creative Thinking and Problem Solving Ability in Senior High School.Journal of Research & Method in Education Volume 7, Issue 4. Suprihatin Siti. 2015. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro. Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.



Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.