3 0 Bab III Perencanaan Tamka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 3



BAB III PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINE PLAN DESIGN)



3.1 Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Di dalam merencanakan suatu tambang terbuka, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan, karena masing-masing perusahaan akan berbeda keinginan untuk nemperoleh keuntungan. PT Aneka Tambang nenghendaki keuntungan minimum 10% biasanya tambangtambang rakyat atau perusahaan tambang kecil keuntungan yang dikehendaki lebih besar dari 2%. 2. Jumlah



cadangan



"production



rate"



dan



Umur



(jumlah



tambang produksi).



hal



ini



akan



"Production



menentukkan rate"



adalah



perbandingan antara jumlah cadangan dengan umur tambang. Misalkan jumlah cadangan 100 ton dan umur tambang diperkirakan 10 tahun, maka "production rate" adalah 10 ton per tahun. Untuk umur tambang yang relatif singkat tentu saja kebutuhan alat-alat dan macam alat yang dipakai berbeda dengan untuk umur tambang yang relatif lama. 3. Ukuran dan batas maksimum daripada kedalaman tambang pada akhir operasinya. Kemiringan jenjang (bench), dengan bantuan data tentang ukuran dan batas maksinum kedalanan dari akhir operasi penambangan, maka kemiringan tebing dapat diperkirakan berdasarkan data fisik batuan. Semakin curam (miring) akan lebih nenguntungkan, karena apabila tambang landai mungkin dimensi tambang luas dan volume "overburden" yang dikupas juga besar. 4.



Stripping ratio; Di dalam mendisain, perlu ditentukan berapa luas daerah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang diminta dan berapa banyak "overburden" yang dibuang, ke mana pembuangannya apakah luas dae rah yang diminta dapat menampung "overburden". "Stripping ratio" ≥ 3 belum tentu menguntungkan, karena untung tidaknya perusahaan tergantung nilai bahan galian itu sendiri. Misalnya emas bila "stripping ratio" sama dengan tiga baru dikatakan menguntungkan.



5.



Cut off grade; Ada dua pengertian "cut off grade", yaitu:



Dasar Rencana Penambangan



III-1



Bab 3



a. Kadar terendah yang masih memberikan keuntungan apabila bijih tersebut ditambang. b. Kadar terendah rata-rata



yang masih bisa menguntungkan bila



ditambang. Cut off grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan, sehingga menentukan bentuk akhir penambangan selain itu juga akan menentukan perlu tidaknya dilakukan pencampuran (mixing/blending) antara endapan bahan galian yang berkadar tinggi dengan yang rendah. Dengan demikian luas cadangan yang memenuhi syarat sebagai "ore" dapat dihitung. "Cut off grade" bertambah besar maka nilai cadangan akan turun, demikian pula sebaliknya. Untuk



membahas



faktor-faktor



tersebut



di



atas



dibutuhkan



data-data



eksplorasi tentang: 1. Keadaan endapan bijih, yaitu : a.



Ukuran, bentuk dan posisinya.



b.



Sifat fisik seperti kekerasan, berat jenis dan strukt tur mineral (batuan).



c.



Kadarnya, termasuk penyebaran kadarnya.



d.



Tipe endapan (vein, massif).



2. Keadaan "overburden" dan "cauntry rock". Keadaan dari pasar suatu produk yang akan dihasilkan, baik masih berbentuk bijih maupun konsentrat. Keadaan pasarnya tidak hanya masalah harga saja, tetapi juga prosfektifnya, apakah cukup stabil atau tidalk. Bila harganya akan naik maka produksi jangan terlalu banyak. Moneter internasional serta keadaan dunia (perang/tidak) juga mempengaruhi harga pasar. Bila semua data-data di atas tersedia, maka data eksplorasi dapat dibagi dua golongan: - Data untuk pertimbangan ekonomis (economical consideration). - Data untuk pertimbangan teknis (technical consideration).



Dasar Rencana Penambangan



III-2



Bab 3



3.2 "Economical Consideration" Data untuk pertimbangan ekonomi dalam melakukan disain pada tambang terbuka ada empat macam, yaitu: a)



Nilai endapan bijih per unit berat. Biasanya dinyatakan $.. /ton atau IDR atau Rp../ton. Misalnya didapatkan endapan emas 10 gram/ton, harga emas setiap satu gram 10.000 rupiah, maka nilai endapan bijih ini adalah Rp.100.000,00/ton. Misalkan 60% Fe203 perton, harga bijih tersebut Rp.lOO/kg, maka nilainya 60/100 x Rp.1OO/kg x 1000 kg adalah Rp.60.000/ton bijih.



b) Ongkos Produksi; Merupakan ongkos yang diperlukan untuk mendapatkan produknya (ore atau metal) di luar "stripping", dinyatakan dalam per ton bijih. Misalkan ongkos untuk menambang, mengolah sampai menjadi metal, ataupun ongkos untuk menambangnya saja (tidak ada pengolahan). c)



Ongkos "stripping of overburen"; Dinyatakan dalam per ton bijih, yang dapat dicari dengan nengetahui terlebih dahulu "stripping ratio" nya. Misalkan hasil dari pembuangan "overburden" 1000 ton, akan didapatkan bijih 500 ton sedangkan ongkos "stripping of overburden" Rp. lOO/ton. Maka harga per ton bijih adalah sebagai berikut: Ongkos "stripping of overburden" per ton "ore" = (ton "overburden”/ ton "ore") x ongkos penggalian/ton= (1000/500 x Rp. 100,00/ton) = Rp. 200,00/ton bijih



d). " C u t off Grade" Hubungan antara faktor-faktor di atas (faktor 1, 2 dan 3), maka akan diperoleh suatu persamaan yang disebut "Break Event Stripping Ratio" (BESR), yang sangat penting untuk mendisain suatu tambang terbuka. Atau untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan, apakah tambang terbuka ataukah tambang



bawah



tanah.



Atau



untuk



mengetahui



apakah



pemilihan



cara



penambangan dengan Tambang terbuka menguntungkan atau tidak, maka harus ditentukan terlebih dahulu BESR.-nya atau "economic stripping ratio". BESR ini juga disebut over all strippig ratio. BESR adalah:



Dasar Rencana Penambangan



III-3



Bab 3



- perbandingan antara keuntungan kotor (marginal profit) dengan ongkos pembuangan "overburden". - perbandingan antara biaya penggalian endapan bijih (ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden/OB). - perbandingan selisih biaya penambangan bawah tanah dan penambangan terbuka dengan biaya pengupasan secara tambang terbuka. Atau dinyatakan dengan persamaan: BESR(1) 



Biaya Tambang Bawah Tanah / ton bijih  Biaya Tambang Terbuka / ton bijih Biaya Pengupasan OB / ton OB



Atau BESR =



a–b c



a = nilai endapan bijih per ton (recovable value per ton Ore). b = ongkos endapan bijih per ton (production cost per ton ore) . c = "stripping cost"/ton "waste". Jika BESR >1, maka akan menguntungkan ditambang dengan sistim Tambang terbuka, tetapi jika BESR