6 Tips Memilih Indukan Ikan Nila Yang Baik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

6 Tips Memilih Indukan Ikan Nila yang Baik Zaenal Abidin 11/25/2016 Budidaya Apakah Anda memerlukan tips memilih indukan ikan nila yang baik? Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang sering dibudidayakan untuk konsumsi. Ikan ini dipercaya berasal dari Afrika bagian timur. Ikan nila dapat berkembang hingga panjang tubuhnya mencapai 30 cm. Tubuh ikan ini berwarna hitam keabu-abuan dan bercorak pita gelap melintang. Ketika ukurannya masih kecil, perbedaan ikan jantan dan betina belum dapat diketahui dengan pasti. Perbedaan jenis kelamin pada ikan nila baru bisa terlihat secara jelas ketika bobot tubuhnya sudah mencapai 50 gram. Ikan nila jantan mempunyai lubang anus dan lubang genital berupa tonjolan kecil yang berbentuk meruncing. Ikan nila jantan juga mempunyai warna yang lebih gelap dan tulang rahang yang melebar ke belakang. Sedangkan ciri utama ikan nila betina ialah mempunyai perut yang berukuran lebih besar. Agar budidaya ikan nila yang Anda lakukan membuahkan hasil yang maksimal, wajib hukumnya bagi Anda untuk menggunakan indukan yang unggul. Harapannya indukan tersebut mampu melahirkan benih-benih ikan nila yang kualitasnya baik. Apa sajakah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih indukan ikan nila?



1. Mampu Memproduksi Benih yang Baik Seperti yang sudah kamu sebutkan di atas, untuk mendapatkan indukan yang mampu memproduksi benih yang baik, pilihlah indukan yang unggul. Indukan tersebut harus berasal dari varietas unggul, kondisinya sehat, dan tidak memiliki cacat. Indukan juga harus dalam kondisi yang matang serta dipilih yang sudah berpasangan. 2. Indukan Telah Memenuhi Syarat



Sebaiknya pilihlah indukan yang sudah siap untuk melakukan proses pemijahan. Alasannya Anda tidak perlu merawat ikan tersebut lebih lama lagi sehingga dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Syarat utama indukan ikan nila yang bagus yaitu berusia minimal 4-5 bulan dan memiliki bobot tubuh sekurang-kurangnya 120-180 gram. 3. Tingkat Pertumbuhannya Cepat Semakin cepat pertumbuhan suatu ikan nila, semakin cepat pula Anda bisa memanennya. Hal ini berarti Anda dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk pemeliharaan ikan tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan nila adalah asal usulnya. Disarankan sebelum membeli ikan indukan, lakukanlah survei selama beberapa bulan untuk mengamati pertumbuhan ikan nila di beberapa lokasi. 4. Responsif dengan Makanan Ikan nila pada dasarnya merupakan ikan yang rakus. Ikan ini bersifat omnivora. Di habitat alaminya, ikan nila biasanya mengonsumsi tanaman air, plankton, dan ikanikan kecil. Ikan nila yang responsif dengan makanan akan sangat menguntungkan saat dibudidayakan karena pertumbuhannya lebih cepat. Di samping itu, ikan nila yang memiliki daya responsif yang tinggi terhadap pakan yang diberikannya juga menandakan kalau kondisi ikan tersebut benar-benar sehat. 5. Resisten Terhadap Hama dan Penyakit Anda tidak bisa mencegah sepenuhnya kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan ikan nila. Oleh sebab itu, selain melakukan pencegahan secara eksternal, Anda pun wajib mencegahnya secara internal yakni dengan memilih ikan nila yang mempunyai daya tahan yang tinggi. Ikan nila yang demikian akan memberikan keuntungan yang besar karena risiko kematiannya lebih kecil. 6. Mampu Beradaptasi di Kolam Setelah Anda berhasil memilih indukan ikan nila yang sesuai, lakukanlah proses pemindahan ikan tersebut dari tempat asalnya ke kolam buatan Anda secara hatihati. Waktu pemindahan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Amatilah perubahan fisik dan perilaku pada ikan ini dalam rangka adaptasi terhadap lingkungannya. Indukan yang bagus mampu menyesuaikan diri dengan kolaM



Ciri Ikan Nila Terserang Hama Dan Penyakit Serta pencegahannya Syifa Salsabila Perikanan Nila adalah salah satu jenis ikan yang memiliki rasa yang lezat. Dimana nila cocok dimasak menjadi makanan pedas, manis,. Namun perlu waspada jika Anda berbudidaya ikan Nila ini, karena bisa saja penyakit berbahaya pada nila bisa menyebabkan kematian. Karena penyakit ikan nila bukan tidak mungkin datang. Pasalnya ikan nila sangat rentan terhadap serangan dan penyakit yang biasanya pada fase pembenian ikan nila, dari penetasan hingga pendederan.



Pengobatan hama dan penyakit ikan ini pun cukup menyita biaya. Oleh karena itu utamakan terlebih dahulu pencegahan dibanding pengobatan. Dari segi ekonomi upata pencegahan lebih efesien Pencegahan merupakan suatu langkah yang cuup efektif utnuk menekan risiko hama dan penyakit ikan nila. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan penyakit dan hama, diantaranya: - Memasang saringan dipintu masuk air untuk mencegah hama dan vektor membawa masuk penyakit kedalam kolam Ikan - Lakukan secara rutin pemberatasan hama bisa dilakukan dengan cara mekanis (diambil atau dibunuh) atau biologis (mempertahan predator hama). Jika masih ada maka upayakan dengan obat - Pengolahan dasar kolam, yaitu dnegan pengeringan, pengapuran serta pemupukan. Jika Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasar kolam setiap kali hendak memulai budidaya. Sinar matahari bisa juga membunuh hama dan penyakit yang mungkin saja ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran di dasar kolam bisa mematikan sebagian penyakit. - Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen larut dalam air kolam itu akan lebih banyak.



- Berikan pakan dengan takaran yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan di dalam kolam. Sisa pakan ini nantinya akan membusuk sehingga menurunkan kualitas lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit. Contoh Hama Hama ikan nila Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar lainnya. Ada Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai dan mempunyai efek mematikan diantaranya: a. Notonecta Masyarakat Jawa Barat biasa menyebutnya degan bebeasan (menyerupai seperti beras) karena terdapat bintik putih seperti beras. Hama ini menyerang benih ikan. Upaya pencegahannya akan cukup sulit. Bila jumlahnya sudah terlalu banyak, hama ini bisa diberantas dengan cara menyiramkan minyak tanah kedalam kolam. Takaran minyak tanah yang diperlukan 5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara ini cukup efektif menekan populasi notonecta. b. Larva cybister Hama ini dikenal dengan nama ucrit, lebih mematikan dibanding notonecta. Dimana warnanya kehijauan dan bisa bergerak dengan cepat. Bagian depan terdapat taring untuk menjepit mangsa, sedangkan di bagian belakangnya terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang benih ikan. Ucrit menyukai lingkungan kolam yang tak sedikit mengandung material organik. Untuk mencegahnya, bersihkan kolam dengan cara selalu dari gulma serta sampah organik. Bila telah dewasa bakal bermetamorfosis menjadi kumbang yang dapat meloncat antar kolam. Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan mematikan juga bagi benih ikan nila. Oleh karena itu, hama ucrit hanya dianjurkan untuk diberantas secara mekanis dan mengefektifkan pencegahan. Penyakit ikan nila Trichodina sp. Tipe mikroorganisme yang sehingga parasit pada ikan air tawar maupun ikan air laut. Parasit ini biasanya menyerang tahap luar semacam kulit, sirip serta insang. Cirinya terkesan luka pada organ-organi yang diserang. Dapat dicegah dengan menjaga sanitasi kolam serta memasang filter air alias bak pengendapan pada instalasi irigasi kolam. Pengobatan dapat diperbuat dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) setaksedikit 500-1000 mg/liter selagi 24 jam. Alias dengan larutan formalin setaksedikit 25 mg/liter.