83 Hal. Resume RPC, Sukses Mengajarkan Tauhid Pada Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Resume Rayya n g i t C n lass e r a P



Sukses Mengajarkan Mengajarkan Tauhid pada Anak Bunda Meita



Ade Yulia



Materi 1



Saya akan mengawali sharing kali ini dari fitrah dasar manusia yang menjadi payung dari semua fitrah lainnya yaitu Fitrah Keimanan. Namun, Sebelumnya saya izin menjelaskan terlebih dulu ya pemahaman terkait fitrah. Para ulama mengatakan bahwa pada Fitrah itu sudah Allah Swt. Install kebaikan pada diri kita untuk mengenal Tuhan dan untuk melakukan akhlaq yang baik. Ulama yang lain mengatakan fitrah itu adalah kondisi, dan karakter yang Allah Swt. persiapkan untuk menerima dien dan Kitabullah. *dimana dien & kitabullah adalah ilmu, konsep-konsep yang juga sudah diinstall oleh Allah Swt. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa fitrah yang di-install dalam diri manusia disebut fitrah al gharizah & ilmu yang benar (wahyu) disebut fitrah al munazalah. Jadi, fitrah dan ilmu itu compatible, Cahaya bertemu Cahaya ❤️.



Untuk melihat bukti fitrah tersebut, yuk kita tengok anak-anak kita tercinta, amati perkembangannya saat ini, jika perlu recalling memory ketika anak-anak kita ketika masih bayi. Anak-anak kita maunya bahagia saja, betul? Anak-anak kita senang dengan kebaikan, betul? Anak-anak kita senang dengan makanan alami, betul? Dan anak-anak bisa membedakan ekspresi raut wajah kesal, baik dan buruk, marah serta lembut, betul? Atau ketika ada anak menangis hingga tantrum akan lekas tenang jika digendong atau dipeluk oleh orang yang tulus? Itulah fitrah Allah Swt. *anak-anak tidak terlahir seperti kertas kosong, tapi justru sudah membawa begitu banyak kebaikan dalam jiwanya, termasuk kesiapan menerima ilmu ❤️.



Tema belajar kita kali ini adalah Menumbuhkan Fitrah Keimanan dengan Cinta. Fitrah keimanan inilah yang melingkupi semua fitrah lain seperti : 1. Fitrah Belajar 2. Fitrah Bakat 3. Fitrah Individu dan Sosial 4. Fitrah Bahasa dan Estetika 5. Fitrah Seksualitas 6. Fitrah Jasmani 7. Fitrah Perkembangan Sehingga disempurnakan menjadi mulia.



The day of Alastu atau yaumul mitsaq (hari persaksian) Sesungguhnya sebelum dilahirkan ke muka bumi, kita pernah bertemu Allah dan bersaksi bahwa Allah adalah Rabb kita. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-A'raf 172, "Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seray berfirman) 'Bukankah aku Tuhanmu?', Mereka menjawab 'Betul (Engkau Tuhan Kami)', kami bersaksi.' (Kami lakukan demikian itu ) agar di hari kiamat, kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini." Meski kita lupa terhadap peristiwa persaksian itu, namun itu semua terekam kuat bahkan terinstall di dalam fitrah keimanan setiap bayi yang lahir.



Secara fitrah sesungguhnya setiap manusia menyadari eksistensi Zat Yang Maha Hebat, Zat Yang Maha Memberi Rezeki, dan Zat Yang Maha Menguasai Segalanya. Manusia menyadari bahwa bersandar pada Zat Yang Maha Segalanya adalah sebuah keniscayaan. Itulah yang menjadi alasan mengapa setiap bayi yang lahir ke muka bumi "menangis", sebab pada galibnya setiap bayi merindukan Zat Yang Maha Memeliharanya yaitu Allah Swt, Rabb Semesta Alam. Potensi dari fitrah keimanan itu meliputi : fitrah kesucian, fitrah kebenaran, fitrah kehormatan diri, fitrah malu terhadap dosa, fitrah kebersihan dan kerapihan, dan sebagainya.



Ayah & Bunda adalah Sosok Rabb bagi seorang bayi



Allah itu Kholiqon (Maha Pencipta & Pemelihara)



Allah itu Raziqon (Maha Pemberi Rezeki)



Allah itu Malikan (Maha Pemilik)



Begitulah bayi kita memandang kita orantuanya sebagai pencipta, pemelihara, pembagi rezeki, suplier kebutuhan hidupnya, pemilik serta pelindungnya.



Bagaimana orangtuanya bersikap, maka begitulah anak balita membangun imaji baik atau buruk tentang Rabb-nya. Kemudian, dengan imaji itu mereka akan mempersepsikan Rabbnya dan mengonstruksikan penyikapan terhadap kehidupannya kelak. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberikan banyak teladan terkait bagaimana interaksi orangtua dengan anak dalam mengenalkan Rabbnya. Rasulullah membiarkan cucunya bermain kuda-kudaan ketika beliau sedang sujud dalam sholatnya, hingga kedua cucunya merasa puas. Hal tersebut semata-mata dilakukan untuk mengonstruksi imaji positifnya tentang ibadah kepada Allah Swt. Kemudian, Rasulullah membolehkan Aisyah kecil memainkan boneka, memiliki tirai bergambar, dan sebagainya yang dilarang bagi orang dewasa, ini semata dilakukan agar anak-anak memiliki imaji positif tentang kehidupannya.



Lainnya lagi, Rasulullah meminta imam sholat memendekan bacaannya apabila terdapat anak-anak dalam shaf makmumnya, itu semata dilakukan agar anak memiliki imaji positif tentang sholat dan Tuhannya. Maka bunda, ayah, jagalah wajah kita ketika tengah memandang mereka, belai kepalanya dan bersholawatlah. Ketika kumandang adzan terdengarkan, sambut dengan suka cita, dekati anak-anak kita lalu peluk dan ajak mereka menyambut panggilanNya. Pesonakan dengan gembira ketika memberi sedekah kepada fakir miskin dan sebagainya. Itu semua akan menumbuhkan fitrah keimanan anak-anak kita, juga fitrah keimanan orangtuanya ❤️



Imaji positif terkait Allah Swt. Juga bisa dibangkitkan melalui banyak aktivitas dan media, seperti : 1. Belajar bersama alam Ajak anak-anak kita ke alam bebas, bisa hutan, danau, sungai, gunung, atau kebun yang ada di sekitar rumah, untuk membangkitkan imaji positif tentang semesta. 2. Kisah-kisah inspirasi dan kepahlawanan, dimana sebaiknya utamakan kisah Al-qur'an sebelum kisah lainnya, hindari kisah-kisah yang berisi banyak peringatan tentang perbuatan buruk. Mulailah dari kisah-kisah yang membahagiakan, sehingga memicu gairah kebaikan.



Imaji positif terkait Allah Swt. Juga bisa dibangkitkan melalui banyak aktivitas dan media, seperti : 3. Buku-buku cerita yang bisa memantik banyak rasa ingin tahu mereka, dengan gambar dan warna menarik sehingga membuat anak-anak tertarik dan semakin senang belajar. 4. Lagu-lagu juga bisa dijadikan media belajar mengenal Allah Swt. Seperti lagu cicak-cicak di dinding yang menggambarkan konsep rezeki, lagu pelangi-pelangi yang menggambarkan keindahan Allah Swt. Dan sebagainya.



Materi 2



Materi Kulwap



Berkisah untuk Menumbuhkan Imaji Positif tentang Sang Pencipta Oleh Ade Yulia Penulis Buku Anak



Pengantar Sejatinya setiap manusia telah mengikat janji bahwa tiada Tuhan selain Allah. Inilah yang disebut fitrah keimanan. Begitu pula dengan anak-anak kita. Tugas kita sebagai orang tua selanjutnya adalah menumbuhkan fitrah keimanan yang sudah tertanam dalam hati dan jiwa anak kita.



Salah satu cara untuk menumbuhkan fitrah ini adalah dengan cara BERKISAH. Lewat berkisah, kita bisa menghadirkan imaji positif tentang siapa Sang Pemilik Kehidupan yang telah memberikan begitu banyak nikmat dalam hidup kita.



Berkisah adalah aktivitas yang mudah, menyenangkan, dan Insya Allah bisa dilakukan oleh semua orang tua.



Contohnya kisah-kisah tentang neraka yang mengerikan atau Allah akan marah jika anak tidak menjalankan ibadah. Kisah-kisah seperti ini, seakan-akan bisa membuat anak kita jadi anak yang penurut. Namun sejatinya ia menjadi penurut karena berada di bawah bayang-bayang ketakutan. Bukan mau melakukan atas dasar cinta. Manakah yang akan lebih langgeng, berbuat sesuatu atas dasar rasa takut atau rasa cinta?



Alhamdulillah, ada begitu banyak kisah kebaikan di sekitar kita yang bisa dibagikan kepada si kecil. Bagikanlah kisah tentang betapa Maha Pengasih dan Penyanyang Allah kepada setiap manusia. Buat anak mampu melihat kehidupan adalah keajaiban yang telah Allah limpahkan. Kita juga bisa berkisah tentang para nabi, kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, atau kisah-kisah islami dari para ulama yang mampu menghangatkan jiwa saat mendengarnya. Seperti tentang bagaimana Rasulullah selama ini bersabar, menjadi teladan, hingga tentang kerinduan Beliau kepada umatnya. Bagikan kisah-kisah yang mampu mendekatkan anak-anak kepada Allah Rabbnya dan Muhammad nabinya.



u t i A h pa sih? a s i k r e B Berkisah adalah berbagi cerita. Setiap orang suka dengan cerita. Termasuk anak-anak. Mereka biasanya akan tertarik setiap kali orang tua mau meluangkan waktu untuk berkisah. Mata mereka berbinar setiap kali mendengar cerita-cerita yang mengalir dari sang Ayah atau Bunda.



u t i A h pa sih? a s i k r e B Meski nampaknya mudah, namun ternyata ada sebagian orang tua yang masih kebingungan tentang bagaimana berkisah yang baik, kisah mana yang harus dibacakan, dan bagaimana agar aktivitas ini berkesan bagi anak-anak.



n g a D y i b a a p g A i kan? h a s i K Dalam tujuan membangun imaji positif tentang Sang Pencipta, kita memang tak boleh asal berkisah. Hindari kisah-kisah yang mendatangkan ketakutan, menebar kebencian, atau penuh dengan ancaman.



Contohnya kisah-kisah tentang neraka yang mengerikan atau Allah akan marah jika anak tidak menjalankan ibadah.



n g a D y i b a a p g A i kan? h a s i K Kisah-kisah seperti ini, seakan-akan bisa membuat anak kita jadi anak yang penurut. Namun sejatinya ia menjadi penurut karena berada di bawah bayang-bayang ketakutan. Bukan mau melakukan atas dasar cinta.



Manakah yang akan lebih langgeng, berbuat sesuatu atas dasar rasa takut atau rasa cinta?



Takut Hanya Membuat S t e u m r u entara N k a n A "Awas kalau nggak salat, nanti Allah marah. Nanti masuk neraka, lalu dihukum di sana. Ih ngeri kan?"



Menakut-nakuti anak seakan menjadi sesuatu yang wajar dilakukan oleh orang tua. Karena biasanya, setelah merasa takut, anak akan tergerak menuruti apa perintah ayah ibunya.



Takut Hanya Membuat S t e u m r u entara N k a n A Namun, perlu diingat, rasa takut anak lama-lama bisa memudar. Ancaman orang tua akhirnya tidak mempan. Apalagi seiring dengan bertambahnya usia mereka.



Berbeda ketika kita mengenalkan sesuatu dengan cinta. Maka dari itu, pilihkan kisah yang bisa menghadirkan rasa cinta kepada Allah, Sang Pencipta.



n e u P m h b a u s i h k C h inta a s i K Alhamdulillah, ada begitu banyak kisah kebaikan di sekitar kita yang bisa dibagikan kepada si kecil.



Bagikanlah kisah tentang betapa Maha Pengasih dan Penyanyang Allah kepada setiap manusia. Buat anak mampu melihat kehidupan adalah keajaiban yang telah Allah limpahkan.



n e u P m h b a u s i h k C h inta a s i K



Kita juga bisa berkisah tentang para nabi, kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, atau kisah-kisah islami dari para ulama yang mampu menghangatkan jiwa saat mendengarnya.



n e u P m h b a u s i h k C h inta a s i K Seperti tentang bagaimana Rasulullah selama ini bersabar, menjadi teladan, hingga tentang kerinduan Beliau kepada umatnya.



Bagikan kisah-kisah yang mampu mendekatkan anak-anak kepada Allah Rabb-nya dan Muhammad nabinya.



d a n p e a M t k a a t n i K K i a s n a a h n m i y r a? a D ❤️Kitab Suci❤️ Di dalam Alquran ada banyak sekali kisah istimewa yang bisa kita sampaikan ke anak-anak. Kita juga bisa membacakan kisah di balik mengapa ayat tersebut diturunkan.



❤️Sirah Nabawiyah❤️ Kisah perjalanan hidup Rasulullah selalu bisa menggetarkan hati pendengarnya. Kita bisa memilih potongan kisah mana dari kehidupan Sang Nabi yang ingin dibagikan kepada si kecil.



d a n p e a M t k a a t n i K K i a s n a a h n m i y r a? a D ❤️Buku Anak ❤️ Saat ini ada begitu banyak buku anak Islami yang memuat beragam tema. Hadir pula buku-buku anak yang bisa menjadi media untuk menanamkan tauhid. Lewat buku, anak bisa menikmati rangkaian kata yang indah, ilustrasi yang menarik, dan sebagian buku juga dibuat relate dengan kehidupan seharihari anak. Sehingga akan lebih mudah dipahami.



e r B k a i s r a a h C y a a n n a g m B i a a g ik? a B Sebelum kita berkisah kepada si kecil, ada baiknya orang tua perlu terlebih dahulu membaca kisahnya. Ini dilakukan untuk lebih memahami apa yang akan disampaikan serta memprediksi pertanyaan-pertanyaan apa yang nanti mungkin muncul. Sehingga saat anak bertanya, orang tua sudah siap dengan jawabanjawaban yang akan diberikan.



e r B k a i s r a a h C y a a n n a g m B i a a g ik? a B Berkisahlah dengan artikulasi yang jelas dan intonasi yang pas. Bisa ditambahkan ekspresi tertentu agar sesi berkisah semakin seru.



Bangun dialog iman usai berkisah. Berkisah biasanya akan memantik pertanyaan demi pertanyaan dari diri si anak. Berikan ruang bagi si kecil untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan ide yang muncul setelah mendengar kisahnya.



a a n g a a m r Sesi i a g a B a t i B K e r h k a esan? s i k r e B



Sejatinya ketika kita mau meluangkan waktu berbagi kisah kepada anak-anak, selalu akan meninggalkan kesan yang mendalam di hati anak-anak. Nah, untuk menguatkan kesan sekaligus kian menumbuhkan fitrah keimanan, mari kita coba beberapa tips berikut.



Saat kita memilih buku tertentu untuk kita bacakan kisahnya, kita bisa meminta si kecil untuk belajar menarasikan kembali kisah yang sudah ia dengar. Dengan menarasikan kembali, maka kisah-kisah tersebut akan lebih berbekas dalam pikiran anak-anak. Bahkan untuk kisah-kisah tertentu, juga bisa berbekas di hati mereka.



a a n g a a m r Sesi i a g a B a t i B K e r h k a esan? s i k r e B



Selain itu, kita juga bisa menyajikan kisah-kisah ini menjadi bagian dalam keseharian mereka. Ketika ingin mengenalkan tentang kesabaran, kita bisa berkisah tentang betapa sabar Nabi Ayyub As. Ketika ingin mengenalkan kedermawanan, kita bisa berkisah tentang sahabat nabi, Abdurahman bin Auf. Ketika ingin mengenalkan tentang surga, kita bisa mengisahkan para sahabat nabi yang dijamin masuk surga.



Penutup Akhir kata, menanamkan imaji positif kepada Sang Pencipta sangatlah penting. Khususnya di masa anak-anak berusia 0-7 tahun. Kita bisa memulai dengan sesuatu yang sederhana seperti berkisah dan dialog iman.



Karena mengenalkan iman sejak dini adalah cara terbaik memberi perlindungan kepada anak di masa depan.



Tak hanya itu, kelak di akhirat, orang tua tidak akan dimintai pertanggungjawaban seberapa banyak harta yang sudah diberikan kepada anaknya. Namun kita akan dimintai pertanggungjawaban seberapa besar memperkenalkan Allah dan Nabi-Nya.



SESI DISKUSI



Nama : Agustin Domisili : Pekalongan Pertanyaan : Kapan waktu terbaik mengenalkan tentang dosa & neraka kepada anak? Karena ini berkaitan dengan konsekuensi dari setiap perbuatan yg dilakukan selama di dunia. Kemudian bagaimana cara yg tepat untuk memulainya? Jawaban Pemateri : Halo mba agustin, izin menjawab ya, Waktu terbaik untuk mengenalkan konsep dosa dan neraka adalah ketika anak sudah memasuki usia mummayiz (mulai 7th) dimana anak-anak mulai dikenalkan dengan syariat dan adab, dengan dasar hadits Rasulullah bahwa ajarkan anakmu sholat mulai usia 7th, dan pukulah ketika usia 10th tidak mau mengerjakan sholat, lalu pisahkanlah tidurnya anak laki2 dan perempuan. Mummayiz artinya anak sudah mulai belajar memahami konsekuensi baik/buruk



Pertanyaan ke 2 : Untuk mulai mengenalkan konsep dosa & neraka ini apakah lebih baik dengan berkisah atau ada metode lain Bun? Misal sebelum usia mumayyiz anak sudah penasaran & kemudian bertanya (misal dengar dari temannya), bagaimana seharusnya orang tua menjawab? Jawaban Pemateri : Bisa dengan berkisah atau berdialog iman. Jika anak bertanya, maka orang tua boleh menjawab namun tidak perlu terlalu detail menjelaskannya. Jawab seperlunya. Misalnya ketika ditanya, apakah ada surga dan neraka? Itu tempat apa? Kita bisa menjawab, iya Allah menciptakan surga dan neraka. Surga untuk orang-orang beriman dan mau menjalankan perintah Allah, sementara neraka untuk yang mereka yang tidak beriman dan tidak mau menjalankan perintah Allah. Nah, Bunda punya cerita menarik surga? Adek mau dengar kisah tentang surga yang sangat indah? Jadi berikan porsi imaji positif yang lebih besar sebelum anak usia 7th.



Nama : umu salamah Domisili : Tangerang Pertanyaan : Bagaimana cara menjawab pertanyaan anak tentang bagaimana wujud Allah swt, dimana tempatnya berada? Jawaban Pemateri : Terkait wujud Allah, bisa kita ambil analogi dari mahluk Allah yang bernama angin (dimana angin itu tidak terlihat, namun kita semua bisa merasakan angin tersebut). Kemudian terkait keberadaan Allah, kita merujuk pada QS. Thoha ayat 5 serta kalimat imam syafi'i bahwa Allah itu berada di atas 'Arsy.



Nama : Zulfahmi H Domisili : Medan Pertanyaan : Bagaimana mengimbangi rasa ingin tahu anak yg jenius? Karena kadang kita sebagai org tua kewalahan dgn pertanyaan mereka tentang Agama Islam. Ada sih opsi kita serahkan kpd Ustad, tapi kita khawatir mereka tdk mempercayai kita lagi saat berdiskusi trg agama? Dan bagaimana cara mengajarkan tauhid kpd anak berkebutuhan khusus seperti Tunarungu? Jawaban Pemateri : Anak-anak memang penuh rasa ingin tahu. Justru rasa ingin tahu ini tidak boleh kita matikan. Perlu kita fasilitasi agar rasa ingin tahu ini bisa menjadi salah satu cara kita untuk berdialog iman dengan anak. Di sinilah kita sebagai orang tua, perlu belajar lagi dan lagi. Seperti yang disampaikan oleh Bunda Meita tadi, sejatinya ketika mendampingi anak-anak, maka kita juga belajar dan bertumbuh. Sehingga setiap rasa ingin tahu mereka bisa kita fasilitasi menjadi media berdialog yang mendekatkan dengan Sang Pencipta. Cara mengimbangi curiousity anak yang jenius adalah dengan kita sebagai orangtua ikut serta belajar seperti anak-anak kita bun. Jadilah teman belajar yang asyik untuk anak-anak kita. Kemudian untuk cara menanamkan tauhid pada anak berkebutuhan khusus maka kita wajib mencontohkan, pesonakan dengan teladan, tidak hanya memerintahkan.



“PERTANYAAN TENTANG JIKA SALAH SATU ORANG TUA ABAI”



1.Bunda Ami - Malang Mungkinkah menumbuhkan fitrah keimanan pada anak jika fitrah keimanan orangtuanya sendiri masih belum tumbuh sempurna? Dan bagaimana menyadarkan agar orangtua bisa sama-sama menumbuhkan fitrah keimanan bersama anak jika baru 1 sisi saja misal baru dari si ibu saja yang menyadari pentingnya fitrah keimanan sementara ayah abai dan ibadah serta ilmu agamanya bisa dibilang masih kurang. Jawaban Pemateri : Sangat mungkin bunda, untuk menumbuhkan fitrah ananda tidak harus fitrah orangtuanya paripurna terlebih dulu. Berdasarkan pengalaman, justru ketika orangtua sudah memiliki semangat mau membangkitkan fitrah ananda, maka secara tidak langsung orangtua juga tengah membangkitkan fitrah dalam dirinya. Prinsipnya adalah raise your child, raise yourselves! Jika pada prakteknya ternyata yang lebih dulu paham terkait fitrah adalah bundanya dulu atau ayahnya dulu, itupun tidak apa-apa. Siapapun yang terlebih dulu terpanggil dan segera mengamalkan maka perlahan akan memberikan dampak positif juga bagi pasangan dan keluarganya. Teringat pesan ustadzuna bahwa Allah tidak akan memanggil siapa yang mampu , melainkan memampukan siapapun yg terpanggil.



“PERTANYAAN TEMA SALAT”



1️.Tantri - Magelang Pertanyaan : Bagaimana mempertahankan atau memberi pengertian dan motivasi balita yang sudah mau melaksanakan solat secara tertib. Jawaban Pemateri : Cara memotivasi balita yang sudah mau melaksanakan sholat dengan tertib adalah dengan cara orangtua mempesonakan ketertiban atau keteraturan ibadah sholat dalam keseharian, sehingga harapannya anak memiliki imaji positif terkait keteraturan dalam sholat. Bukan menertibkan sholat anak-anak kita, tapi kita yang meneladankan bagaiman tertib dalam sholat. Apabila pada praktek keseharian, anak-anak kita belum mau tertib sholat, apalagi masih balita, maka jangan dipaksakan, sebab sholat itu diperintahkan pada anak mulai usia 7th.



2️. Nn Pertanyaan : Saya seorang Ibu usia 31 tahun, memiliki seorang putri berusia 8 tahun saat ini kelas 2 SD. Mau minta tips n trik nya, agar anak mau mengerjakan sholat tepat setelah adzan atau segera melaksanakannya? Saat Subuh dan Magrib masih bisa bersama sholat berjamaah. Namun sholat lainnya, ia seperti malas-malasan. Bagaimana ya cara membimbingnya agar terpatri dalam hati si anak? Jawaban Pemateri : Tips agar anak usia 8th mau mengerjakan sholat tepat waktu adalah dengan cara orangtua ataupun orang dewasa di sekitar anak, mengawali dengan mempraktekan sholat tepat waktu terlebih dulu. Bila adzan kumandang, maka segera sambut dengan suka cita, ajak anak-anak kita turut serta menyambut panggilan sholat dari Allah, ajak sholat berjamaah. Sebab, usia 8th itu masuk fase latih ibadah sholat, yaitu usia 7-10th. Maka orangtua bertugas melatihkan disiplin dalam ibadah, dengan pesona keindahan dan kelembutan.



3️.Yulia Rahmawati - Bengkulu Pertanyaan : Terkadang kami sering memberikan cerita menyeramkan ketika mengajak anak untuk solat, karena mereka saat diceritakan tentang surga/kebaikan yang lain mereka sering acuh saja. Jawaban Pemateri : Usahakan jangan membiasakan mengajak anak sholat dengan "ancaman" Cerita mengerikan ya. Yang ada nanti di khawatirkan akan tumbuh tidak mau mengerjakan sholat waktu usia dewasa karena efek dari ancaman tersebut. Lebih baik ajak tadabur alam, pahamkan keindahan alam itu adalah ciptaan Sang Maha indah, harapannya anak akan jatuh cinta pada ciptaan Allah dan tumbuhlah rasa cintanya kepada Sang Penciptanya.. Tumbuhkan keimanan dengan mahabatullah, bukan dengan ancaman.



“PERTANYAAN TEMA SALAT”



1️.Yulia Rahmawati - Bengkulu Pertanyaan : -Apa maksud dari Ayah dan Ibu adalah rabb bagi sang bayi? -Bagaimana memperkenalkan Tauhid bagi bayi yg masih berumur hitungan bulan? Jawaban Pemateri : Maksud dari ayah dan ibu adalah rabb bagi sang bayi adalah bahwa orangtualah yang menjadi tempat bergantung atas kebutuhan hidupnya, seperti ASI dari ibunya, ketentraman hati dari pelukan dan gendongan ayahnya, serta hal lainnya. Yang mana semua gambaran tersebut seperti gambaran Allah Swt. Yang melindungi, dan sebagainya. Contoh memperkenalkan tauhid pada bayi misalnya pada saat mengASIhi, ibu bisa melakukan interaksi yang intim dengan buah hati, sambil bercerita, dek ada rezeki dari Allah Swt. nih buat adek, susu yang melimpah dari Allah Swt. Bismillah, Semoga adek semakin sehat dan kuat yaa.



2️.Neli -Lampung selatan Pertanyaan : Bagaimana bila si anak sudah terlebih dahulu diberikan pandangan bahwa melakukan suatu kesalahan itu berdosa dan masuk neraka? Sehingga anak terkadang ragu atau takut untuk melakukan sesuatu. Jawaban Pemateri : Bila ananda sudah terlanjur terpapar pemahaman bahwa ketika berbuat salah itu dosa dan masuk neraka maka tugas orangtua antara lain : meminta maaf pada anak-anak, sampaikan bila ternyata selama ini ada pemahaman yang ayah ibu sampaikan itu kurang tepat nak, maaf ya nak, ternyata ayah dan ibu masih butuh banyak belajar, kita belajar sama-sama yaa. Biasanya dengan sikap seperti itu justru membuka hati anak-anak kita dengan lebih lembut. Anak-anak jadi paham bahwa ayah dan ibunya juga tengah belajar, sama sepertinya. Yang perlu diingat bahwa setiap orang yang belajar itu memiliki hak salah dalam belajar. Tujuannya agar terus membangkitkan gairah belajarnya.



“PERTANYAAN TENTANG DIALOG KEIMANAN”



1️.Ami - Malang Dalam kehidupan sehari-hari, dialog iman dengan anak usia 2 tahun seperti apa contohnya? Jika semisal mau makan lalu kita bilang, "Alhamdulillah dapat rejeki dari Allah, kita bisa makan ayam goreng ya hari ini," semacam itu juga termasuk dialog iman? Jawaban Pemateri : betul seperti itu contohnya bun, kalau ada suara adzan peluk ananda dan bisikan "nak itu ada adzan panggilan Allah untuk kita sholat, indah ya? " Lalu ajak ke masjid dan kenalkan suasana masjid dengan gembira dan menyenangkan, kalau sholat di rumah ya kenalkan gerakan sholat dengan baik, tentu anak tidak langsung nurut tp setidaknya mulai memahami bahwa keindahan di ritual ibadah dan tumbuh rasa cintanya kepada Allah.



2️. Suciati - Boyolali Pertanyaan : bagaimana cara mengenalkan Allah ke anak dan tips yg seperti apa supaya anak mau dekat dg allah dan tidak berharap kepada sesiapapun kecuali sma Tuhanya saja ? Jawaban Pemateri : Ajak anak tadabur, kenalkan keindahan semesta, ceritakan bahwa itu semua adalah ciptaan Allah. Kalau masih di bawah 7th jangan ceritakan tentang neraka dulu, tp tentang keindahan ibadah. Kalau anak meminta sesuatu ke kita bilang "minta sama Allah dulu ya? Bilang sama Allah " Ya Allah berilah (nama anak) rezeki berupa (minta sesuatu)", Ajak Anak berakrab-akrab (taqorub) sama Allah dengan meminta sesuatu tanpa hal yang formal, dan jadikan itu dialog sehari-hari.



“PERTANYAAN TENTANG MANAJEMEN EMOSI”



1.Feny Chintya - Bekasi Bagaimana cara memberitahu anak agar menuruti kita saat anak membantah atau melawan kita, dengan tidak emosi atau dengan tidak adanya ancaman dari orang tua? Karena terkadang para orang tua tidak dapat mengontrol emosionalnya terhadap anak. Jawaban Pemateri : Pastikan ketika kita melakukan komunikasi dengan anak-anak, posisi kita adalah siap hadir, utuh dalam berinteraksi. Seringkali terjadinya miss komunikasi, atau kita melihat anak kita kok tidak sesuai dengan harapan instruksi yang kita berikan, atau melihat anak kita melakukan perlawanan terhadap kita, adalah bentuk gambaran dari ketidaksiapan kita dalam melakukan komunikasi dengan anak-anak kita, sehingga memunculkan laju komunikasi yang tidak clear, atau terlalu mutermuter, kurang sederhana ditangkap oleh anak-anak, dan lain sebagainya. Sejajar kan mata kita dengan anak, misal anak berdiri kita jongkok, tatap dengan lembut mata anak kita terus tanya "adek kenapa nggak mau nurut sama bunda? " Trus gali dengan mendengarkan apa masalah anaknya.



“PERTANYAAN TENTANG SEKOLAH/PENDIDIKAN USIA DINI”



1️.Fajriatus tsuroiyya Domisili kediri-jawa timur Pertanyaan: Pentingkah memasukkan anak usia dini ke sekolah bernuansa Islami seperti PAUD/RA yang materi kurikulumnya banyak materi agama Islam? Jawaban Pemateri : Untuk anak usia dini, lebih penting belajar langsung dengan ayah dan bundanya, jika terpaksa sekali ada latar belakang kondisi orangtua harus bekerja, atau hal lainnya, maka boleh menjadikan sekolah atau lembaga belajar sebagai partner dalam mendidik anakanak kita. Karena partner maka porsi terbesar tetap ada di tangan orangtua yaa... Terkait kriteria lembaga apakah harus di lembaga yang islami atau tidak itu kembali pada value keluarga masing-masing. Prinsipnya, jangan serahkan full pendidikan anak-anak kita pada lembaga/sekolah, porsi value yang akan diberikan ke anak-anak kita tetap harus kembali pada orangtua.



2️.Ami - Malang Bagaimana dengan mengaji? Sebaiknya mulai usia berapa anak belajar huruf hijaiyah dan mengaji? Jika anak di usia 3-4 tahun sudah mulai dimasukkan ke TPQ untuk belajar mengaji, baikkah bagi perkembangannya kelak? Atau justru akan membenturkan fitrah keimanan itu sendiri, mengingat jika mengajinya di TPQ tentu akan menjadi rutinitas sehari-hari dan ada kemungkinan anak bisa bosan. Jadi bagaimana sebaiknya? Jawaban Pemateri : Kalau dalam mendidik berbasis fitrah, sebaiknya mengenalkan calistung di mulai ketika anak masuk masa mummayis atau menjelang 7 tahun. Kecuali ananda memang mempunyai minat kedalam calistung di bawah usia 7. Hal tersebut berlaku jg untuk belajar huruf hijaiyah. Kalau untuk menanamkan fitrah keimanan di bawah 7tahun berikan cerita kisah2 kenabian, sahabat dan sirah nabawiyah yang menumbuhkan rasa kecintaanya kepada rasul dan mahabullah.hal Ini tentu membutuhkan peran orangtua yang sangat besar. Kalau anaknya mau ngaji di TPQ, tidak apa-apa, asal tidak dengan di paksa.



3️. Feny Chintya-Bekasi Saat masa Pra sekolah, anak mendapati PR dari sekolahnya. Tetapi si anak tidak mau untuk mengerjakan, padahal sudah dengan paksaan orang tua. Bagaimana cara mengajarkannya dengan tauhid serta agar anak tidak trauma di kemudian hari? Jawaban Pemateri : Kalau anak belum mau mengerjakan PR jangan di paksa, ini perlu kesadaran orangtua dan pengajar. Karena kalau di paksa justru akan membuat trauma anak di masa depan, bisa jadi tidak nyaman ketika akan belajar ,dan sebagainya. Ajarkan tauhid dengan cinta, dengan imaji positif tentang Allah Swt.



“PERTANYAAN TENTANG SEKOLAH/PENDIDIKAN USIA DINI”



1.Nama : Nurul Domisili : kuningan Pertanyaan : Apa jawaban yg pas ketika anak umur 4 tahun bertanya, Allah punya mata? Allah punya telinga? Jawaban Pemateri : Berdasarkan pendidikan berbasis fitrah, fase usia 0-7th adalah masuk fase namanya fase pralatih. Dimana golden age di rentang usia tersebut adalah fitrah keimanan. Imajinasi adalah salah satu perkembangan yang meletup-letup di fase ini. Untuk memahamkan terkait apakah Allah memiliki mata dan telinga seperti kita, bisa dibantu jawab dengan memahamkan bahwa Allah itu Maha Mendengar dan Maha Melihat, artinya lebih dari manusia atau mahluk Allah lainnya. Di imajinasikan tapi tidak bisa digambarkan di atas media gambar, gunakan narasi cerita. Saya punya pengalaman cerita terkait ini, ketika anak saya masih usia 6th, saya ajak ke Meteseh dimana kanan kiri banyak sekali pohon besar, saat itu anak saya bertanya, "pohon itu lagi pada ngapain sih?", saat itu saya menjawab "oh itu pohon pohon sedang berdo'a nak, sama seperti kita manusia yg juga suka berdo'a sama Allah, kan pohon juga Mahluk hidup seperti kita". Sesampai di lokasi tujuan, ketika bertemu kawan-kawan sebayanya, dengan berbinar dia cerita kepada kawankawannya bahwa pohon-pohon disekitarnya saat ini sedang berdoa loh. Dan moment tersebut sangat mengena di benak anak kami, dia yang selalu mengingatkan kami ketika akan melakukan sesuatu maka berdoa terlebih dulu.



2.Nama : Umi Hilmi Domisili : Sulteng Poso Pertanyaan : Apa yang di maksud pembinaan mendidik akan secara Tauhid? Jawaban Pemateri : Mendidik dengan tauhid maksudnya adalah menjadikan Allah sebagai sumber kehidupan kita (Allah centris). Kita menanamkan kepada anak-anak kita bagaimana dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari itu tidak lepas dari campur tangan dan pandangan Allah. Ketika akan melakukan sesuatu hal, anak-anak bisa memiliki pertimbangan seperti, kalau aku melakukan ini kira-kira Allah suka nggak ya?, dan sebagainya. Intinya membuat anak-anak merasa dekat sekali dengan Allah. Bila ingin anak-anak kita dekat dengan Allah, maka yuk diawali dari kita dulu sebagai orangtua jg merasa dekat dengan Allah. Kalau dekat, tentu tak segan meminta, merengek meminta bantuan dan bimbinganNya. Pokoknya apa-apa menurut Allah dulu.



3.Nama : Ai Suryani Domisili : Bekasi Pertanyaan : Bagaimana cara menumbuhkan minat anak supaya mau mendengarkan tentang tauhid, kisah Nabi-Nabi atau tentang Islam lainnya. Terlihat tidak menarik bgi dia padahal sudah beli buku yang interaktif. Terimakasih solusinya ya. Wassalamu'alaikum wr. Wb. Jawaban Pemateri : Untuk menumbuhkan minatnya, memang perlu konsistensi ya Bunda. Jadi kita sebagai orang tua perlu menyediakan waktu untuk berkisah kepada si kecil. Kita juga bisa membuat jadwal berkisah yang rutin, misalnya selepas salat Subuh, anak bisa mendengarkan kisah-kisah islami dari Ayah Bundanya. Tidak harus selalu dengan membacakan buku. Kita sebagai orang tua bisa terlebih dahulu mencari dan membaca kisah yang menarik dan dekat dengan dunia anak. Misalnya ketika si kecil suka dengan tema binatang, kita bisa menceritakan tentang semut dan Nabi Sulaiman As, pasukan Gajahnya Raja Abrahah, ikan besar yang menelan Nabi Yunus As, atau binatang-binatang yang juga diangkut masuk kapal Nabi Nuh As. Selain itu, kita juga perlu memilah kisah mana dulu yang ingin kita kenalkan. Hindari kisah-kisah peperangan dan neraka, sebelum anak usia 7 tahun. Perbanyak kisah-kisah yang memunculkan imaji positif tentang Rabb-nya. Jika ingin berkisah dengan buku pun, perlu konsistensi. Perlu pengulangan untuk menumbuhkan kecintaan. Maka dari itu, tetap semangat Bunda untuk terus menerus mengenalkan betapa luar biasa Sang Pencipta dengan kisah-kisah penyejuk jiwa. Semoga bisa membantu.



4.Nama : Lulu Syifa Pratama Domisili : Yogyakarta Pertanyaan : 1. Bagaimana menjawab pertanyaan2 sensitif anak terkait konsep ketuhanan ? 2. Apakah selain menanamkan imaji positif kita juga perlu memberikan gambaran terkait kemurkaan Allah supaya anak menjadi patuh ? Jawaban Pemateri : Halo Bunda Lulu 1. Untuk menjawab pertanyaan anak-anak, maka orang tua perlu terus belajar sehingga bisa menjadikan tiap pertanyaan anak sebagai dialog iman. 2. Prinsipnya adalah tanamkan cinta terlebih dahulu. Waktu terbaik untuk mengenalkan konsep dosa dan neraka adalah ketika anak sudah memasuki usia mummayiz (mulai 7th) dimana anak-anak mulai dikenalkan dengan syariat dan adab, dengan dasar hadits Rasulullah bahwa ajarkan anakmu sholat mulai usia 7th, dan pukulah ketika usia 10th tidak mau mengerjakan sholat, lalu pisahkanlah tidurnya anak laki2 dan perempuan. Mummayiz artinya anak sudah mulai belajar memahami konsekuensi baik/buruk.



5.Nama : Ghaida Fathin H Domisili : garut Pertanyaan : izin bertanya anak saya laki-laki usia 3.5 thn dan perempuan 2thn, seringkali kalau saya shalat menangis dan melarang saya shalat, apakah hal tersebut wajar? Bagaimana cara menanamkan bahwa shalat itu bentuk ibadah kpd Allah? Jawaban Pemateri : Halo Bunda Ghaida, saya juga pernah merasakannya. Anak-anak ingin senantiasa diperhatikan. Namun jika kita salat, tentu kita tidak bisa menjawab pertanyaan ketika mereka bertanya atau tidak bisa memenuhi keinginannya. Itulah yang menyebabkan anak menangis, kenapa ibuku tidak merespon? Kenapa kok ibu seperti tidak peduli? Namun pelan-pelan kita bisa mengenalkan tentang salat, apa yang kita lakukan saat salat. Ceritakan bahwa Allah telah begitu banyak memberikan nikmat kepada kita. Maka dari itu, kita perlu bersyukur dan berdoa kepada Allah dengan cara salat. Kita bisa kenalkan pula tentang Allah kepada si kecil lewat media buku, untuk membantu membangun narasi tentang betapa Allah sungguh mencintai kita.



PENUTUP



Surat untuk Anakku Anakku, Tak mungkin ibu bisa menemanimu selamanya. Ada masanya, engkau harus merangkai kehidupanmu sendiri.



Di saat itu, ingatlah bahwa sejatinya engkau tidak sendiri. Ada Allah Rabb-mu yang akan selalu menyertai langkahmu. Kokohkan imanmu dan kuatkan tekadmu. Pegang erat landasan tauhid yang akan membimbingmu untuk kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.



Jika suatu saat kamu telah aqil baliq, Bunda merasa tenang karena telah menyiapkan bekal tauhid untukmu. Insya Allah, Allah Rabb-mu dan Muhammad Nabimu akan selalu ada di hati dan jiwamu.



Salam sayang, Bunda



Surat untuk Anakku Anakku, Tak mungkin ibu bisa menemanimu selamanya. Ada masanya, engkau harus merangkai kehidupanmu sendiri.



Di saat itu, ingatlah bahwa sejatinya engkau tidak sendiri. Ada Allah Rabb-mu yang akan selalu menyertai langkahmu. Kokohkan imanmu dan kuatkan tekadmu. Pegang erat landasan tauhid yang akan membimbingmu untuk kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.



Jika suatu saat kamu telah aqil baliq, Bunda merasa tenang karena telah menyiapkan bekal tauhid untukmu. Insya Allah, Allah Rabb-mu dan Muhammad Nabimu akan selalu ada di hati dan jiwamu.



Salam sayang, Bunda



Setelah belajar bersama pentingnya mengajarkan ilmu tauhid pada anak, tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk si kecil, seperti yang disampaikan Bunda Meita bahwa kita sebagai orang tua bisa memulainya dengan memberikan rasa perhatian yang lebih dan intens dalam mengajarkannya.



Kita sebagai orang tua boleh mempersiapkan pendidikan terbaik agar si kecil mempunyai masa depan yang gemilang, namun memperkenalkan anak-anak sejak dini kepada Allah Rabb-Nya dan Muhammad Nabi-Nya adalah cara terbaik menjaga kehidupan mereka agar sukses dunia dan akhirat.



Kami percaya orang tua ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya karena dibalut kasih sayang dan didasari sebuah cinta. Ya betul, cinta itu harus terhubung antara satu dengan yang lainnya. Sebagaimana cinta orang tua dengan anak harus terhubung dengan hakekat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.



Semoga dengan mengenalkan ilmu tauhid sejak dini, si kecil bisa mengenal Allah sebagai pencipta-Nya dengan penuh cinta hingga mampu mencintai Rabb-Nya lebih dari siapapun dan apapun, sekaligus bisa meneladani sifat Rasululllah sebagai Nabi-nya yang telah memberikan safa'atnya kepada umat muslim.



Mengajarkan ilmu tauhid dengan cara yang mudah dan menyenangkan bisa dengan media berkisah seperti halnya disampaikan Kak Ade. Salah satunya dengan media Buku islami yang mengandung unsur ilmu ketauhidan. Alhamdulillah kali ini Rayya Creativa sedang melaunching produk terbarunya dengan tema tauhid yang berjudul "Allah Rabbku, Muhammad Nabiku".



Dapatkan:



Eksklusif Box



Boardbook SAR



Boardbook SMN



Big Poster



Hadir untuk membantu orangtua mengenalkan nilai-nilai tauhid pada anak Dapatkan:



Eksklusif Box



Boardbook SAR



Boardbook SMN



Big Poster



Eksklusif Box



Preview Isi Buku Seri Allah Rabbku



Preview Isi Buku Seri Muhammad Nabiku



Dapatkan bukunya melalui jaringan Agen Rayya Creativa



Jika ayah bunda kesulitan untuk menjangkau Agen Rayya Creativa, silakan hubungi admin untuk mendapatkan akses ke Agen terdekat.



0857.0189.8160



Surat untuk Anakku Anakku, Tak mungkin ibu bisa menemanimu selamanya. Ada masanya, engkau harus merangkai kehidupanmu sendiri.



Di saat itu, ingatlah bahwa sejatinya engkau tidak sendiri. Ada Allah Rabb-mu yang akan selalu menyertai langkahmu. Kokohkan imanmu dan kuatkan tekadmu. Pegang erat landasan tauhid yang akan membimbingmu untuk kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.



Jika suatu saat kamu telah aqil baliq, Bunda merasa tenang karena telah menyiapkan bekal tauhid untukmu. Insya Allah, Allah Rabb-mu dan Muhammad Nabimu akan selalu ada di hati dan jiwamu.



Salam sayang, Bunda