Accumulating and Assigning Costs To Products [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME MATA KULIAH – PERTEMUAN 05



AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN Dosen Pengajar Dr. Dwi Suhartini, Mak, CMA



Accumulating and Assigning Costs to Products



RATNA ACHJUNINGRUM – NPM 19062020004



PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR TAHUN 2019 – 2020



DAFTAR ISI



I.



PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3 1.1



Pada Pertemuan Ini Akan Dibahas ......................................................................... 3



II. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4 2.1



Cost Management System ..................................................................................... 4



2.2



Cost Flows In Organizations ................................................................................... 4



2.3



Retail Organizations ............................................................................................... 5



2.4



Service Organizations ............................................................................................. 6



2.5



Some Important Cost Term .................................................................................... 7



2.6



Cost Classification and Context .............................................................................. 8



2.7



Handling indirect Costs In a Manufacturing Environment ..................................... 11



2.8



Multiple Indirect Cost Pools .................................................................................. 13



2.9



Biaya Overhead .................................................................................................... 14



2.10 Evaluasi Biaya Produksi ....................................................................................... 17 2.11 Sistem Penentuan Biaya Berdasarkan Proses ..................................................... 18 2.12 Alokasi Biaya ........................................................................................................ 19 III. 3.1 IV.



PENUTUP ................................................................................................................ 20 Kesimpulan ........................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21



Halaman 2 dari 21



I.



1.1



PENDAHULUAN



Pada Pertemuan Ini Akan Dibahas



Accumulating and Assigning Costs to Products Setelah menyelesaikan pertemuan ini diharapkan Kita dapat paham : 1. Aliran biaya yang terjadi di bidang manufaktur, layanan, dan organisasi ritel. 2. Memahami konsep biaya langsung dan tidak langsung dan dengan tepat mengklasifikasikan biaya menggunakan konsep-konsep ini. 3. Mengembangkan tarif biaya tidak langsung untuk menerapkan biaya overhead produk. 4. Mengevaluasi sistem biaya untuk menentukan apakah ia akan berubah biaya produk. 5. Mengenali bagaimana karakteristik produk dan proses mendefinisikan struktur yang sesuai dari sistem penetapan biaya. 6. Merancang dan menginterpretasikan urutan pekerjaan dasar dan biaya proses sistem. 7. Memahami metode pengalokasian



Halaman 3 dari 21



II.



2.1



PEMBAHASAN



Cost Management System



Sistem manajemen biaya mengukur : 1. Biaya produk, layanan, dan pelanggan. 2. Secara historis terdapat dua sistem manajemen biaya yaitu : a. Biaya pesanan pekerjaan b. Biaya proses



Sejak pertengahan 1980-an, perusahaan telah mengadopsi : 1. Penetapan biaya berdasarkan aktivitas untuk produk, pelanggan, dan layanan. 2. Sistem manajemen biaya berbeda dalam cara mereka menetapkan 3. Dua metode tradisional dalam sistem manajemen biaya adalah : a. Perintah kerja b. Sistem penetapan biaya proses.



2.2



Cost Flows In Organizations



Untuk menghitung biaya produk, sistem akuntansi manajemen harus dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya atas aliran biaya dalam organisasi.



Bagan 1. Aliran Proses Dalam Manufacturing



Halaman 4 dari 21



Penjelasan Bagan 1 tentang Urutan Pembuatan Product Dalam Manufacturing : 1. Bahan ditarik dari persediaan bahan baku saat produksi dimulai. 2. Biaya bahan baku masuk ke dalam produksi dipindahkan dari akun bahan baku ke proses-proses akun persediaan. 3. Operasi manufaktur mengkonsumsi tenaga kerja dan overhead barang-barang (seperti waktu mesin dan persediaan pabrik), yang biayanya adalah ditugaskan untuk produksi dengan menambahkannya ke akun persediaan barang dalam proses. 4. Biaya overhead ditetapkan (atau dialokasikan atau dibagikan) sebagaimana ditentukan oleh biaya sistem. 5. Ketika manufaktur selesai, pekerjaan ditransfer ke barang jadi persediaan, dan biaya dipindahkan dari akun persediaan barang dalam proses ke akun persediaan barang jadi. 6. Akhirnya, ketika barang-barang dijual biayanya dipindahkan dari akun persediaan barang jadi ke harga pokok penjualan



Organisasi pabrikan, ritel, dan jasa memiliki pola aliran biaya yang berbeda dan menghasilkan prioritas akuntansi manajemen yang berbeda pula



Biaya produksi biasanya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok: 1. Bahan baku langsung, 2. Tenaga kerja langsung, dan 3. Overhead manufaktur.



2.3



Retail Organizations



Aliran kegiatan dalam organisasi ritel : 1. Saat barang dibeli, biaya mereka dimasukkan ke dalam akun yang mengakumulasi biaya barang dagangan persediaan di toko. 2. Toko mengeluarkan berbagai biaya overhead seperti tenaga kerja, depresiasi di toko, penerangan, dan pemanas.



Halaman 5 dari 21



3. Fokus utama dalam operasi ritel adalah profitabilitas lini produk atau departemen. 4. Oleh karena itu, fokus penetapan biaya, seperti dalam manufaktur operasi, tentang cara mengalokasikan berbagai biaya overhead untuk menentukan, untuk misalnya, biaya pembelian dan penjualan produk, atau biaya departemen. 5. Namun, tidak seperti operasi manufaktur di mana biaya overhead manufaktur sering diperhitungkan sekitar setengah dari total biaya untuk memproduksi barang, biaya barang dagangan di organisasi ritel dapat melebihi 80% dari total biaya untuk membeli dan menjual barang. 6. Karena itu, potensi untuk terdistorsi biaya pembelian dan penjualan produk melalui alokasi yang tidak sesuai dari biaya overhead lebih rendah di organisasi ritel daripada di organisasi manufaktur.



Bagan 2. Aliran Proses Dalam Organisasi Retail



2.4



Service Organizations



Aliran kegiatan dalam dalam organisasi jasa yang melakukan proyek-proyek besar, seperti dalam konsultasi. dalam organisasi jasa item biaya utama biasanya adalah biaya karyawan 1. Dalam organisasi layanan seperti itu fokusnya adalah pada penentuan biaya suatu proyek.



Halaman 6 dari 21



2. Karena gaji dan upah sering terdiri dari 80% atau lebih dari total biaya yang terkait dengan proyek, dan mereka dapat dengan mudah ditugaskan ke berbagai proyek atau layanan 3. Potensi biaya distorsi sistem dalam organisasi layanan seperti itu kurang dari pada manufaktur organisasi. 4. Contoh konteks jasa antara lain perbankan, perjalanan udara, dan telekomunikasi.



Bagan 3. Aliran Proses Dalam Organisasi Jasa



2.5



Some Important Cost Term



Sebelum kita belajar tentang penetapan biaya, kita perlu mengembangkan beberapa istilah biaya yang akan digunakan : 1. Obyek Biaya Objek biaya adalah segala sesuatu yang biaya dihitung. Contoh objek biaya adalah kegiatan, produk, lini produk, departemen, atau bahkan seluruh organisasi. 2. Sumber Daya yang Dapat Digunakan a.



Karakteristik yang menentukan dari sumber daya habis pakai, juga disebut sumber daya yang fleksibel, adalah biayanya tergantung pada jumlah sumber daya yang digunakan.



b.



Contoh konsumsi sumber daya adalah kayu di pabrik furnitur dan bijih besi di pabrik baja.



Halaman 7 dari 21



c.



Biaya dari sumber daya habis pakai sering disebut biaya variabel karena total biaya tergantung pada berapa banyak sumber daya yang dikonsumsi.



3. Sumberdaya Terkait Kapasitas a.



Karakteristik yang menentukan dari sumber daya yang terkait dengan kapasitas adalah biayanya jumlah kapasitas sumber daya yang diperoleh dan bukan pada seberapa besar kapasitasnya digunakan.



b.



Dengan bertambahnya ukuran pabrik atau gudang yang diusulkan, yang terkait biaya terkait kapasitas akan meningkat.



c.



Contoh biaya terkait kapasitas adalah penyusutan pada peralatan produksi (sumber daya terkait kapasitas) dan gaji dibayarkan kepada karyawan (sumber daya terkait kapasitas) dalam konsultasi.



d.



Biaya kapasitas terkait sumber daya sering disebut biaya tetap karena biaya sumber daya independen berapa banyak sumber daya yang digunakan dalam jangka pendek.



4. Biaya Langsung dan Tidak Langsung a.



Cara yang biasa dilakukan dalam klasifikasi biaya adalah memutuskan apakah suatu biaya bersifat langsung.



b.



Jika biaya gagal tes langsung itu diklasifikasikan sebagai tidak langsung.



c.



Biaya langsung adalah biaya yang secara unik dan tegas dikaitkan dengan objek biaya tunggal.



2.6



Cost Classification and Context



Halaman 8 dari 21



Bagan 4. Variable Cost & Fixed Cost - Sumber : (Atkinson, 2012)



1. Biaya Tetap (Fixed Cost) a. Biaya tetap atau yang disebut juga dengan fixed cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam keadaan konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah walaupun mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. b. Dapat dikatakan bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. c. Biaya tetap dibagi menjadi 2 macam yaitu : 



Committed fixed cost dan







Discretionary fixed cost.



d. Contoh dari biaya tetap itu sendiri adalah biaya sewa gedung, gaji karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya cukai (jika pengiriman produk dilakukan hingga ke luar negeri), pembayaran pinjaman, dan sebagainya. e. Biaya tetap yang senantiasa konstan bukan berarti biaya tetap tersebut akan selalu konstan. f. Biaya tetap dapat berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang. 



Contoh sederhana misalnya biaya sewa gedung.



Halaman 9 dari 21







Perusahaan akan selalu membayar biaya sewa gedung yang sama setiap tahun meskipun produk yang dihasilkan oleh perusahaan banyak ataupun sedikit.







Namun, biaya sewa gedung sewaktu-waktu dapat meningkat ataupun menurun sesuai dengan keinginan pemilik gedung itu sendiri.







Ini berarti biaya tetap akan selalu konstan hingga periode tertentu, periode dimana biaya dapat ditingkatkan maupun diturunkan oleh pihak yang bersangkutan tetapi perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang.



2. Biaya Variabel (Variable Cost) a.



Biaya variabel atau yang disebut juga dengan variable cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk yang diproduksi.



b.



Semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.



c.



Begitu pula sebaliknya, jika jumlah volume produk yang diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga kecil.



d.



Dapat dikatakan bahwa biaya variabel tergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang yang dilakukan sebuah perusahaan.



e.



Contoh dari biaya variabel yaitu antara lain : 



biaya bahan baku sebuah produk,







biaya tenaga kerja langsung dalam bentuk upah kepada karyawan (biasanya dihitung berdasarkan berapa unit produk yang dapat dihasilkan per orang),







biaya pengemasan produk,







biaya kargo (berbeda-beda sesuai dengan negara tujuan tempat produk akan diperjualbelikan), dan biaya lainnya.



(Martina, 2018)



Halaman 10 dari 21



2.7



Handling indirect Costs In a Manufacturing Environment



Klasifikasi Biaya dan Perilaku Biaya dalam Perusahaan Manufaktur. Dalam perusahaan manufaktur umumnya biaya dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Biaya produksi yaitu biaya yang terkait langsung dalam kegiatan produksi tanpa adanya biaya produksi maka tidak dapat menghasilkan produk atau jasa yang akan dijual kepada pelanggan. 2. Biaya non- produksi yaitu biaya yang dikeluarkan bukan untuk proses produksi.



Dalam perusahaan manufaktur biaya produksi terdiri dari : 1. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung (direct material) merupakan biaya yang menjadi bagian dari produk jadi, sehingga biaya bahan baku langsung dapat ditelusuri dengan mudah secara fisik ke produk yang dihasilkan 2. Biaya tenaga kerja langsung a.



Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) yaitu tenaga kerja yang terjun langsung dalam proses produksi.



b.



Hal ini dikarenakan tenaga kerjalah yang mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, biaya tenaga kerja langsung mudah untuk ditelusuri secara fisik ke objek pembebanan biaya.



3. Biaya overhead pabrik. a.



Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead) merupakan elemen biaya produksi yang mencakup seluruh biatya produksi yang tidak termasuk kedalam biaya bahan baku langsung (direct material) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor).



b.



Biaya bahan baku langsung yang ditambahan dengan biaya tenaga kerja langsung disebut dengan biaya utama atau dikenal dengan prime cost



c.



Biaya tenaga kerja langsung ditambah dengan Biaya Overhead Pabrik (BOP) disebut dengan biaya konversi atau convertion cost.



Halaman 11 dari 21



Bagan 5. Biaya Langsung & Tak Langsung



Elemen biaya kedua dalam perusahaan manufaktur yaitu biaya non-produksi. 1. Biaya non-produksi adalah biaya yang tidak melekat langsung pada produk yang dihasilkan. 2. Sehingga biaya ini tidak dapat ditelusuri ke objek biaya (produk yang dihasilkan). 3. Dalam perusahaan manufaktur biaya non produksi terdiri dari : a. Biaya pemasaran 



Biaya pemasaran atau biaya penjualan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan



oleh



perusahan



untuk



menangani



pesanan



konsumen (berhubungan langsung dengan konsumen) agar konsumen menerima produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. 



Dalam



biaya



pemasaran



dan



penjualan



terdapat



biaya



memperoleh pesanan dan biaya pemenuhan pesanan. 



Contoh untuk biaya pemasaran dalam perusahan manufaktur yaitu biaya iklan, beban angkut penjualan, biaya komisi penjualan, biaya depresiasi kendaraan, biaya gaji bagian penjualan.



b. Biaya administrasi umum. 



Biaya administrasi adalah biaya yang dikelurkan perusahaan yang terkait dengan manajemen umum organisasi.



Halaman 12 dari 21







Contoh biaya administrasi yaitu biaya depresiasi peralatan kantor, biaya gaji karyawan kantor dan manajer.



(Widhowati, 2016)



Bagan 6. Aliran Biaya di Perusahaan Manufacturing



2.8



Multiple Indirect Cost Pools



Sebagian besar organisasi menggunakan beberapa kumpulan biaya tidak langsung untuk meningkatkan biaya. a. Sebagian besar organisasi menggunakan beberapa kumpulan biaya tidak langsung untuk meningkatkan biaya. b. Peningkatan dalam penetapan biaya didefinisikan sebagai kemampuan sistem penetapan biaya untuk secara lebih akurat mencerminkan hubungan sebabakibat antara objek biaya dan biaya sumber daya yang digunakan oleh objek biaya. c. Desain kumpulan biaya tidak langsung dianggap sebagai salah satu pilihan paling penting dalam desain sistem penetapan biaya dan membutuhkan sejumlah besar keterampilan dan pemahaman tentang proses pembuatan dalam organisasi. d. Dua alternatif yang paling banyak digunakan untuk merancang beberapa kumpulan biaya tidak langsung adalah mendasarkannya pada : 



Unit organisasi, seperti departemen, atau







Kegiatan (terkadang proses), seperti pengaturan dan pembuatan.



(Putra, 2012)



Halaman 13 dari 21



2.9



Biaya Overhead



Biaya overhead adalah biaya yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan produksi suatu produk atau jasa. Ini adalah jenis pengeluaran atau biaya yang terjadi pada segala jenis perusahaan. Biaya overhead cukup berperan penting demi kelangsungan hidup suatu bisnis atau perusahaan.



Biaya overhead adalah semua biaya pada Laporan Laba Rugi perusahaan di luar biaya yang terkait langsung dengan aktivitas produksi perusahaan. 1. Sebagai gambaran sederhana, pembelian persediaan bukan termasuk biaya overhead karena biaya overhead sangat berkaitan langsung dengan kegiatan produksi perusahaan. 2. Sedangkan biaya sewa bangunan pabrik termasuk biaya overhead. Hal ini karena perusahaan tetap harus membayar sewa tersebut baik perusahaan melakukan atau tidak melakukan suatu aktivitas produksi.



Contoh



dari



biaya



overhead



dapat



berbeda-beda



tergantung



pada



jenis



perusahaannya. 1. Biaya overhead yang terjadi di perusahaan dagang akan berbeda dari perusahaan manufaktur. 2. Jenis atau contoh biaya overhead secara umum adalah biaya sewa, utilitas, asuransi, peralatan kantor dan lainnya.



Manfaat Biaya Overhead 1. Mengetahui Rincian Alokasi Biaya a.



Anda akan mengetahui rincian dari masing-masing alokasi dana yang akan dikeluarkan



b.



Membantu dalam membuat anggaran dana untuk biaya overhead selanjutnya sehingga pembuatannya akan lebih terencana dan dapat menghindari pengeluaran yang berlebih.



2. Menentukan Harga dengan Tepat



Halaman 14 dari 21



a.



Dengan mengetahui berapa biaya overhead yang dimiliki juga dapat memengaruhi dalam penentuan harga produk yang tepat.



b.



Perhitungan mengenai biaya ini perlu untuk dimasukkan ke dalam penentuan harga agar terhindar dari kerugian.



c.



Terutama



jika



biaya



overhead



tetap



harus



dikeluarkan



tanpa



terpengaruhi apakah produksi sedang memasuki masa “subur” atau tidak. 3. Mengawasi Pengeluaran Biaya a.



Pihak perusahaan akan mampu untuk mengawasi biaya yang akan dikeluarkan.



b.



Dengan mencatat dan menghitung biaya overhead akan membantu Anda dalam mengawasi pengeluaran biaya dalam bisnis secara keseluruhan.



c.



Dapat dilihat juga apakah rencana pengeluaran sudah efisien.



d.



Dari situ juga akan terlihat, apakah biaya overhead, ternyata jumlahnya terlalu besar jika dibanding expense lainnya.



e.



Dengan begitu, Anda dapat melakukan beberapa penyesuaian dan pengeluaran biaya pun lebih terkontrol.



Kategori Biaya Overhead Biaya overhead dapat dibagi menjadi tiga kategori. Masing-masing kategori memiliki contoh biaya overhead yang berbeda dari kategori lainnya.



Tiga kategori tersebut adalah : 1. Biaya Overhead Tetap Berapa pun volume penjualan Anda, biaya overhead tetap harus dipenuhi setiap bulannya. Contoh dari biaya overhead tetap adalah: a.



Pembayaran sewa atau hipotek.



b.



Depresiasi aset tetap (seperti mobil dan peralatan kantor).



c.



Biaya tenaga kerja untuk manajer, karyawan akuntan dan yang serupa. Intinya, biaya ini ditujukan kepada karyawan di luar karyawan yang ditugaskan langsung pada kegiatan produksi.



2. Biaya Overhead Variabel



Halaman 15 dari 21



Biaya overhead variabel adalah biaya yang yang berubah-ubah atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. a.



Perubahan tersebut tergantung dari volume aktivitas penjualan dan faktor lainnya.



b.



Seperti upaya promosi, perubahan musim, kondisi ekonomi dan lainnya yang jelas hal tersebut tidak bisa diprediksi secara tetap dari waktu ke waktu.



c.



Intinya, biaya overhead variabel mengalami fluktuasi dan tidak pernah tetap dalam satu periode.



d.



Contoh dari biaya overhead variabel adalah biaya pemasaran, biaya telepon, perlengkapan kantor dan lainnya.



3. Biaya Overhead Semi-Variabel. Biaya ini bersifat fleksibel dibandingkan dengan biaya overhead variabel yang selalu berubah-ubah setiap waktunya. a.



Terkadang pada kurun waktu tertentu suatu biaya overhead dapat terjadi secara tetap.



b.



Namun, di waktu berikutnya karena faktor eksternal atau kegiatan operasional perusahaan



yang meningkat



atau



menurun,



biaya



overhead tersebut menjadi berubah pula. c.



Dapat diartikan juga bahwa biaya overhead semi-variabel tidak mengalami perubahan sepanjang waktu dan tidak harus selalu dibayarkan.



d.



Salah satu contohnya adalah tinta printer sebagai perlengkapan kantor.



e.



Terkadang suatu akuntan mungkin menggunakan printer secara konstan dari bulan ke bulan.



f.



Dikarenakan pada akhir tahun perusahaan harus tutup buku, akuntan menggunakan printer secara intens daripada sebelumnya.



Penting untuk memonitor biaya overhead karena : 1. Biaya ini berpengaruh pada kegiatan penjualan perusahaan walaupun secara tidak langsung. 2. Biaya overhead dapat merugikan perusahaan jika tidak dikontrol dengan baik dan teratur.



Halaman 16 dari 21



(Hidayat, 2020)



2.10 Evaluasi Biaya Produksi Pengendalian biaya produksi didefinisikan sebagai “Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diharapkan dengan melakukan perbandingan secara terus menerus antara pelaksanaan dengan rencana”. 1. Standar biaya bahan baku a. Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk. b. Dalam menentukan standar biaya bahan baku untuk mengolah produk, ditentukan oleh dua faktor yaitu standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku. 2. Standar dan Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan satu satuan produk. b. Di dalam menetapkan standar biaya tenaga kerja langsung,ditentukan oleh dua faktor yaitu standar tarif upah langsung dan standar waktu(jam) kerja langsung. 3. Standar dan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik a. Standar biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi untuk mengolah satu satuan produk. b. Selisih biaya overhead pabrik timbul karena perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik standar atau yang seharusnya terjadi. c. Prosedur penentuan biaya overhead pabrik standar dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu: 



Menyusun anggaran biaya overhead pabrik







Memilih dasar pembebanan







Menghitung tarif biaya overhead pabrik



(Kartika, 2012)



Halaman 17 dari 21



2.11 Sistem Penentuan Biaya Berdasarkan Proses



Metode harga pokok proses adalah metode perhitungan harga pokok, yang didasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam suatu periode tertentu (satu bulan, satu semester dll) dibagi dengan jumlah unit produksi yang bersangkutan.



Ciri-ciri : 1. Laporan harga pokok produksi dipakai untuk mengumpulkan, menggolongkan dan menghitung biaya produksi baik total maupun per satuan 2. Biaya produksi dicatat dalam perkiraan “barang dalam proses”



Penentuan harga Pokok Produksi 1. Untuk penentuan harga pokok persatuan produksi adalah : Total biaya : Total satuan produksi 2. Harga pokok barang jadi suatu departemen produksi merupakan tambahan harga pokok bagi dept produksi yang berikutnya sampai dengan barang jad 3. Penggolongan biaya produksi langsung dan tidak langsung seringkali tidak diperlukan 4. Elemen yang digolongkan dalam BOP terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya bahan penolong, dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun tidak langsung). Tidak ada BOP dibebankan.



Ciri- ciri perusahaan yang memakai metode harga pokok proses 1. Proses produksi berlangsung kontinyu(terus menerus) 2. Produk yang dihasilkan bersifat produk standart 3. Tujuan produksi adalah untuk persediaan



Perhitungan HPP Proses 1. Biaya bahan baku 2. Biaya bahan penolong



Halaman 18 dari 21



3. Biaya Tenaga Kerja 4. Biaya Operasional (Pratiwi, 2018)



2.12 Alokasi Biaya



Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.



Alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat. Alasan Perusahaan Melakukan Alokasi Biaya 1. Untuk menghitung biaya produk atau jasa. 2. Untuk mengevaluasi dan mengingatkan divisi pusat laba (profit centre) bahwa biaya tidak langsung ada dan keuntungan pada divisi pusat laba (profit centre) harus mampu menutup biaya perusahaan (corporate cost) tidak hanya biaya yang terjadi pada divisinya saja. 3. Merangsang divisi pusat laba untuk menggunakan jasa internal secara efisien.



Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi, yaitu: 1. Metode langsung (direct methode) a.



Metode ini paling banyak digunakan karena lebih sederhana dibanding dengan metode lainnya.



b.



Dalam metode ini, biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa dialokasikan



secara



langsung



ke



departemen



operasi



tanpa



memperhatikan jasa yang diberikan ke departemen jasa lainnya. c.



Dengan kata lain, metode ini tidak mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan diantara departemen jasa yang lain.



2. Metode bertahap (step methode)



Halaman 19 dari 21



a.



Dalam metode ini, salah satu departemen jasa akan dipilih untuk dialokasikan seluruh biayanya ke departemen jasa yang lain dan ke departemen operasi.



b.



Pemilihan departemen jasa yang pertama kali dipilih untuk dialokasikan didasarkan pada departemen jasa mana yang memberikan jasa lebih besar ke departemen jasa lainnya.



3. Metode timbal balik (resiprocal methode) a.



Dalam metode ini mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan antara satu departemen jasa dengan departemen jasa lainnya.



b.



Berbeda dengan metode bertahap dimana departemen jasa 1 yang dialokasikan



pertama



kali



tidak menerima



kembali



biaya



dari



departemen jasa 2. c.



Sementara dalam metode timbal balik semua departemen jasa akan saling menerima biaya dari departemen jasa lainnya tergantung dari jasa yang diterimanya.



(Andriana, 2010) III.



3.1



PENUTUP



Kesimpulan



1. Sistem manajemen biaya mengukur Biaya produk, layanan, dan pelanggan. 2. Untuk menghitung biaya produk, sistem akuntansi manajemen harus dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya atas aliran biaya dalam organisasi. 3. Biaya overhead adalah biaya yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan produksi suatu produk atau jasa.



Halaman 20 dari 21



IV.



DAFTAR PUSTAKA







Andriana (2010) Alokasi Biaya.







Atkinson, A. A. (2012) MANAGEMENT ACCOUNTING.







Hidayat, K. S. (2020) Kategori Dasar Biaya Overhead yang Perlu Anda Ketahui, Jurnal.ID. Available at: https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-kategori-dasar-biayaoverhead-yang-perlu-anda-ketahui/.







Kartika, D. (2012) ‘Evaluasi Pengendalian Biaya Produksi’, Universitas Brawijaya Malang. Available at: https://media.neliti.com/media/publications/76786-ID-evaluasipengendalian-biaya-produksi-gun.pdf.







Martina (2018) Pengertian dan Contoh Fixed Cost dan Variable Cost, ukirama.com. Available at: https://ukirama.com/blogs/pengertian-dan-contoh-fixed-cost-danvariable-cost.







Pratiwi, C. W. (2018) Sistem Penentuan Biaya Berdasarkan Proses, Slide Player. Available at: https://slideplayer.info/slide/11883315/.







Putra, L. D. (2012) Assigning Indirect Cost with Multiple Indirect Cost Pools, ccounting-financial-tax.com/. Available at: http://accounting-financialtax.com/2012/01/dealing-with-indirect-cost-in-manufacturing-environment/.







Widhowati, D. U. (2016) Klasifikasi Biaya dan Perilaku Biaya dalam Perusahaan Manufaktur, kompasiana.com. Available at: https://www.kompasiana.com/deviutari/56963593957e61df09974468/klasifikasibiaya-dan-perilaku-biaya-dalam-perusahaan-manufaktur.



Halaman 21 dari 21