7 0 112 KB
ACTIVITY BASED BUDGETING Disusun Oleh Andre Sabam P Munthe | A31115712
Activity-based budgeting (ABB) merupakan proses penyusunan anggaran yang berfokus pada improvementterhadap sistem yang digunakan oleh organisasi agar dapat menghasilkan value bagi pelanggan (Brimson dan Antos, 1999) dan berfokus pada proses secara integral terhadap suatu organisasi (McClenahen, 1995), serta merupakan proses perencanaan dan pengendalian aktivitas-aktivitas yang
diharapkan
oleh
organisasi
agar
mencapai
anggaran
yang cost-
effective dan memenuhi workload sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi (Antos,1997). Perbedaan ABB dan Traditional Budgeting Activity-based
budgeting berbeda
dengan traditional
budgeting.
secara Secara
signifikan ringkas
jika
dibandingkan
perbedaan traditional
budgeting dan activity-based budgeting dapat dilihat pada tabel berikut ini: Perbeda
Traditional Budgeting
Activity-Based Budgeting
an Fokus
Fungsi
Sistem
Penyusu
Manajer
n
tim, Manajer
fungsi
Anggara
utama, Manajer
fungsi
n
Manajer Fungsional
system, Ketua
pendukung
(Budgete es) Menjalankan
bagian
dari
Melakukan improvement terh
sistem yang ada, Memenuhi adap Tujuan
system, Memuaskan
kebutuhan
kebutuhancustomers, Meraih
fungsi,Melaksanakan
kesempatan, Cost reduction
pengendalian, Cost control Sumber: Brimson dan Antos (1999)
Akuntansi Manajemen Sektor Publik Page 1
Perbedaan Unit penganggaran
Penganggaran
Activity Based
Tradisional
Budgeting
Diekspresikan biaya
sebagai Diekspresikan sebagai
fungsional
atau biaya
kategori pengeluaran Fokus
Sumber
daya
pelaksanaan
aktivitas
yang Keluaran
dibutuhkan
atau
pekerjaan
yang
dilakukan Orientasi
Historis
Countinuous improvement
Peran
pemasok Tidak
dan pelanggan
secara
normal Melakukan
mempertimbangkan
koordinasi
dengan pemasok dan
pemasok dan pelanggan mempertimbangkan dalam penganggaran
kebutuhan
pelanggan
dalam
proses
penganggaran Tujuan
Memaksimalakan kinerja Menyelaraskan
pengendalian
manajer
aktivitas
perusahaan
secara keseluruhan Dasar anggaran
Berdasarkan
kinerja Berdasarkan
manajer
kemanfaatan kapasitas
Sumber: Blocher, et. al. (2005) A. Prinsip-Prinsip Activity-Based Budgeting Menurut Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini (2007:375), ada tiga prinsip dasar Activity Based Budgeting(ABB) sebagai berikut: 1. Activity based budgeting berfokus pada pemahaman tentang aktivitas dan hubungannya untuk mencapai tujuan strategik. 2. Activity based budgeting berfokus ke penciptaan nilai. Nilai dapat diciptakan ketika costumer bersedia menggunakan produk/jasa. Sasaran yang diperlukan untuk menciptakan nilai yaitu: a. Pemerolehan/pertumbuhan pangsa pasar b. Peningkatan laju pertumbuhan penjualan
Akuntansi Manajemen Sektor Publik Page 2
c. Peningkatan profit margin d. Pengurangan biaya e. Pengurangan pajak penghasilan f. Peningkatan produktivitas aktiva g. Pengurangan biaya modal 3. Activity based budgeting merupakan proses yang mengarahkan seluruh aktivitas perusahaan untuk menciptakan nilai. B. Mindset Yang Melandasi Activity-Based Budgeting Activity-based budgeting dilandisi oleh lima buah mindset antara lain : 1. Customer Value Mindset 2. Continuous Improvement Mindset 3. Cross-functional Mindset 4. Employee Empowerment Mindset 5. Opportunity Mindset C. Keunggulan Activity-Based Budgeting Dibandingkan dengan traditional budgeting, activity-based budgeting memiliki keunggulan sebagai berikut ini (disarikan dari Connally dan Ashworth, 1994; Lukens, 1995; dan Cooper dan Kaplan, 1998) 1. Orientasi personel diarahkan ke pemenuhan kebutuhan customers 2. Fokus penyusunan anggaran pada perencanaan aktivitas, digunakan untuk menghasilkan value bagi customers 3. Activity-based budgeting mendorong personel untuk mengimplementasikan cara berpikir berbasis sistem (system thinking) 4. Mencapai keunggulan dengan menghilangkan pemborosan 5. Mencapai keunggulan dengan mengurangi beban kerja D. PROSES ACTIVITY-BASED BUDGETING Menurut Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini (2007:375) tahap dalam 1.
proses Activity-based budgeting meliputi : Menganalisa Strategi Fokus penyusunan anggaran activity-based-budgeting adalah merencanakan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan value bagi customer. Untuk mengarahkan nilai (driving value) ini, diawali dengan tahap pendefinisian tujuan dan perumusan strategi organisasi oleh manajemen senior. Kemudian melalui beberapa tahap, strategi ini diterjemahkan ke dalam proses bisnis, aktivitas, dan kondisi (feature) yang sesuai. Menterjemahkan Customer Requirements Kepada Target
Akuntansi Manajemen Sektor Publik Page 3
Proses perumusan strategi diawali dengan analisis customer requirements dan pengetahuan pasar serta persaingan, seperti halnya usulan value (nilai) yang akan disampaikan. Berdasar analisis ini kemudian dapat ditetapkan secara strategik. Menentukan Tujuan Realistis untuk Merumuskan Strategi Organisasi Manajemen harus realistis ketika merumuskan target performance. Strategi ini tidak akan sukses, jika tujuan yang diyakini tidak dapat dicapai. Manajemen memahami pasar dan kemudian dengan kekuatan organisasi menentukan target yang akan dicapai. 2.
Menetapkan Panduan Perencanaan (Planning Guidelines) Untuk menerjemahkan sasaran dan tujuan strategik ke dalam proses anggaran diperlukan panduan perencanaan anggaran. Pembuatan panduan perencanaan dilakukan
oleh
manajemen
puncak.
Panduan
perencanaan
kemudian
disampaikan kemudian masing-masing manajer untuk ditetapkan target-target tingkat aktivitasnya secara spesifik dalam konteks proses bisnis. Dalam panduan perencanaan ini para manajer kemudian menyusun usulan anggaran
dan
melalui
activity-based-budgeting,
panduan
ini
dapat
diaplikasikan kepada pengertian yang lebih rinci yakni tingkat aktivitas organisasi bukan sekedar tingkat sumber daya. Penetapan Panduan perencanaan Setelah target/tujuan dalam langkah pertama (menganalisis stretegi) dapat dirumuskan, kemudian manajemen mendefinisikan panduan perencanaan yang diterapkan untuk meraih tujuan tersebut. Sebagai contoh suatu organisasi dapat menentukan proses bisnis /aktivitasnya (tingkat proyekproyek)
dengan
tujuan
untuk
“continuous
improvement”
(perbaikan
berkelanjutan). Beban kerja yang dianggarkan dibagi menjadi tiga katagori 3.
untuk setiap aktivitas atau proses bisnis. Menerjemahkan Strategi ke Aktivitas Setelah panduan perencanaan telah
ditetapkan,
manajemen
dapat
menentukan target dari setiap aktivitas dan proses bisnisnya. Manajemen seharusnya me-review proses bisnis untuk dapat meringkas dan mengeliminasi kemungkinan adanya aktivitas ganda (duplikasi aktivitas). Menterjemahkan Strategi ke dalam Aktivitas Di sini para manajer dapat melakukan identifikasi proyek-proyek antardepartemen dan proyek perbaikan (improvement) dari tingkat aktivitas khususnya. Mereka dapat melakukannya melalui analisis aktivitas investasi, yang
mencakup
pendefinisian
Akuntansi Manajemen Sektor Publik Page 4
dan
evaluasi
proyek
perbaikan
(improvement) dan memanfaatkan komite untuk menyeleksi proyek-proyek yang dapat memenuhi tujuan organisasi dan kebutuhan customer. Perbaikan (imorovement) ini seharusnya dalam konteks sasaran organisasi, proses bisnis dan customer satisfaction. Analisis Aktivitas Analisis aktivitas adalah proses pengidentifikasian, penggambaran, dan evaluasi aktivitas yang tercantum dalam program yang akan dilaksanakan oleh tim dalam tahun anggaran. Aktivitas yang akan dilaksanakan selama tahun anggaran adalah aktivitas yang telah dicantumkan dalam program. Analisis aktivitas ini dilandasi dengan target costs yang telah ditentukan. Menyusun Rencana Aktivitas Setelah aktivitas dapat diidentifikasi, setiap penyusun anggaran kemudian menyusun
rencana
aktivitas/kegiatan
untuk
tahun
anggaran.
Aktivitas/kegiatan selama tahun anggaran ini dapat dibagi menjadi dua tipe yakni aktivitas perbaikan (improvement) dan aktivitas rutin. Menetapkan Target Performance Setelah aktivitas (kegiatan) berhasil disusun, penyusunan anggaran kemudian menentukan target performance yang bakal diperoleh dari aktivitas yang dilaksanakan. Tahap ini dapat ditempuh dengan melakukan estimasi dampak keuangan dari pelaksanaan aktivitas (kegiatan). Estimasi ini mancakup
4.
estimasi pendapatan dan/atau estimasi biaya, dan estimasi arus kas. Eliminasi Biaya Estimasi biaya dilakukan melalui tiga tahap: Estimasi biaya aktivitas Estimasi biaya proses Estimasi biaya sistem Menentukan Beban Kerja dan Proyek Interdepartemental Pada tahap ini, langkah yang dilakukan yaitu menetapkan target penjualan produk/ jasa (harga jual dan volume penjualan) untuk memproyeksikan beban kerja. Ada tiga tahap utama untuk menentukan beban kerja suatu aktivitas dan
5.
proses, yaitu: a. Forecast produk – menentukan aktivitas/proses bisnis b. Forecast non produk – menentukan aktivitas/proses bisnis c. Forecast proyek spesial Menyusun Anggaran Final (Finalize the Budget) Tahap-tahap dalam memfinalkan suatu anggaran meliputi: a. Membuat rencana dan anggaran untuk seluruh proses bisnis dan setiap aktivitas dalam proses bisnis dan aktivitas setiap departemen. b. Mengevaluasi performance yang dianggarkan dengan sasaran. c. Mengevaluasi performance dan cost trade off
Akuntansi Manajemen Sektor Publik Page 5
d.
Memfinalkan
biaya
dari
aktivitas
sasaran performance
Akuntansi Manajemen Sektor Publik Page 6
dan
proses
bisnis
dengan