Administrasi Kesiswaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. ADMINISTRASI KESISWAAN



Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh pelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu, menggunakan fasilitas-fasilitas, memperoleh bimbingan dan sebagainya. Administrasi kesiswaan di sekolah adalah bagian dari kegiatan administrasi pendidikan yang berupa pengelolaan data tentang siswa sejak siswa itu masuk sekolah sampai siswa itu keluar dari sekolah. Cakupan administrasi kesiswaan akan meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data siswa. Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat didaftarkan melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah transformasi (proses) dan keluaran (Out-put). Dengan demikian penyajian penjelasan administrasi murid dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses mmasuki sekolah sampai murid meninggalkan sekolah terdapat empat kelompok pengadministrasian yaitu: 1. 2. 3. 4.



1.



Penerimaan murid baru Ketatausahaan murid Pembinaan murid Pencatatan prestasi belajar



Penerimaan murid baru



Penerimaan murid baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, termasuk sekolah kejuruan. Pross penerimaan murid baru yang dilakukan menjelang tahun ajaran baru, artinya proses ini harus sudah selesai menjelang tahun ajaran baru dimulai. Maka dari itu kepala sekolah harus bergegas untuk membentuk panitia penerimaan murid baru, karena yang menjadi panitia penerimaan murid baru bersifat tidak tetap, maka boleh dibantu atau dilaksanakan oleh guruguru. Langkah-langkah penerimaan murid baru: 1. Menetukan banyak murid yang akan diterima 2. Menentukan syarat-syarat penerimaan 3. Menyiapkan pengumuman tentang kapan dilaksanakannya penyeleksian dan tempat seleksi,serta penyediaan soal-soalnya. 4. Melaksanakan penyeleksian atau tes melalui ujian tertulis maupun ujian lisan 5. Mengadakan pengumuman penerimaan 6. Mengumumkan calon siswa yang akan diterima di sekolah tersebut 7. Melaporkan hasil pekerjaan pada kepala sekolah



2.



Ketatausahaan murid



Sebagai tindak lanjut dari penerimaan kini menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses murid-murid tersebut dengan catatan-catatan sekolah. Catatan sekolah dapat juga dibedakan dalam dua jenis: yaitu catatan untuk seluruh sekolah dan catatan untuk satu kelas. Jenis-jenis catatan ini bukan hanya untuk sesuatu tingkat sekolah saja, tetapi berlaku untuk semua tingkat dan jenis. Catatan untuk sekolah, meliputi 1)



Buku induk



Yaitu buku yang digunakan untuk mencatat semua anak yang pernah dan yang sedang mengikuti pelajaran di sekolah tersebut. Catatan dalam buku ini meliputi: nomor induk (yang dituliskan urut menurut tanggal murid tersebut didaftarkan resmi menjadi murid), jenis kelamin, nama, alamat orang tua, agama, pekerjaan orang tua, dan keterangan lain-lainnya yang bperlu untuk pembagian identitas dan keterangan lain. Untuk buku induk yang lengkap adakalanya dituliskan juga catatan prestasi murid. 2)



Buku klapeer



Yaitu buku pelengkap buu induk yang dituliskan menurut abjad nama murid dan berfungsi sebagai penolong untuk pencarian data murid pada buku induk. Apabila misalnya ada bekas murid yang sudah lama meninggalkan seko0lah tersebut, pada suatu ketikadatang ke sekolah untuk menerima surat keterangan, sedangkan ia lupa berapa nomor induknya, maka bekas murid tersebut cukup menyebutkan namanya saja. Darai huruf pertama namanya dapat diketahui pada halaman abjad apa nama tersebut dicari beberapa nomor indunya kemudian data-data selengkapnya ditelususri secara lengkap dari buku induk. 3)



Catatan tat tertib sekolah



Yaitu catatan atau kumpulan peraturan yang sebenarnya bukan hanya diperlukan bagi murid saja tetapi guru dan personal lainya. Aturan tat tertib ini sifatnya umum dan khusus. Aturan tersebut ada yang berasal darai pemerintah (departeme pendidikan dan kebudayaan, pusat maupun setempat), dan ada yang merupakan produk sekolah sendiri hasil musyawarah dalam rapat dewan guru. Sekolah merupakan olembaga pendidikan bukanhanya intelek saja yang dikembangkan tetapi pribadi secara utuh, oleh karena itu tata tertib yang dikeluarkan bermanfaat untuk anak itu sendiri dalam rangka membentuk pribadi yang baik. Di samping itu juga dimaksudkan agar dalam sekolah itu terbentuk suasana yang tentram, teratur, karena semua menguti aturan yang sama, hal ini biasanya termuat dalam peraturan tata tertib di antaranya adalah: a)



Aturan yang menyangkut lahiriah misalnya pakaian, peralatan, dan sebagainya



b) Aturan-aturan tingkah laku, misalnya sikap murid terhadap kepala sekolah, terhadap guru, sesama murid, karyawan, dan sebagainya.



c) Aturan-aturan ketertiban misalnya tentang keharusan ikut gerak jalan, mengikuti upacara bendera dan sebagainya



Catatan untuk masing-masing kelas Di samping catatan-catatan untuk murid seluruh sekolah ada lagi catatan yang khusus untuk murid-murid di kelas itu: 1)



Buku kelas yang merupakan cuplikan kutip dari buku induk



2) Buku presentase kelas yang diisi setiap hari, guna untuk mencatat keadaan murid yang masuk dan yang tidak masuk sekolah untuk selanjutnya dihitung persentase absensi pada setiap akhir bulan 3) Buku catatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan dimaksud untuk memberikan bantuan kepada setiap murid agar selama mengikuti pelajaran di sekolah tidak merasa dirugikan dan dapat mencapai hasil yang maksimal. Pandangan yang selama ini tersebar adalah kegiatan bimbingan dan penyuluhan hanya diperuntukan bagi murid-murid yang memiliki permasalahan saja. Murid-murid akan merasa malu untuk dating sendiri ke tempat bimbingan atau merasa terhina jika dipanggil oleh guru pembimbing. Padahal secara konseptual kegiatan bimbingan dan penyuluhan tersebut diperuntukan bagi semua murid, dengan tujuan untuk membantu tujuan mereka secara maksimal.



Program bimbingan dan penyuluhan meliputi 3 aspek sasaran; bimbingan belajar, bimbingan pribadi, dan bimbingan karier. Untuk pendidikan teknologi dan kejuruan ketiga program ini sangat dianjurkan, tetapi yang paling bermakna adalah bimbingan karir, yang mana tujuannya untuk menggali kemampuan yang cocok bagi lapangan kerja yang akan mereka masuki dan mempertebal sikap mandiri.



3.



Pembinaan Murid



Pembinaan murid dilakukan agar murid mengenali lingkungan tempat belajat merek, dan dapat menyesuaikan diri degan tuntunan sekolah. Dengan pemahaman lingkungan itu diharapkan dapat tercipta suatu keadaan di mana murid lebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas belajarnya dibandingkan dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah. Kegiatan-kegiatan dalam pembinaan murid adalah:



Memberikan orientasi pada murid 1)



Perkenalkan



Semua murid baru diperkenalkan kepada kepala sekolah, guru, staf sekolah, serta kakak-kakak kelas mereka 2)



Penjelasan tata tertib sekolah



Penjelasan tata tertib sekolah dilakukan pada awal ajaran atau tahun ajaran. Hal ini penting untuk diperhatikan karena tata tertib di sekolah adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk sikap dan disiplin murid. 3)



Penjelasan tentang fasilitas sekolah



Penjelasan tentang fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dimaksudkan agar murid mengetahui kegunaan dan atura yang harus ditaati dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas yang penting untuk diinformasikan kepada murid adalah: perpustakaan, alat-alat UKS, alat-alat olahraga, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk memupuk kreativitas murid di bidang kesenian.



Mengatur dan mencatat kehadiran murid Rajin dan tidaknya murid dapat diketahui dengan melihat hasil dari pencatatan kehadiran mereka setiap hari. Kerajinan murid dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan penilaian dan kenaikan kelas. Oleh karena itulah laporan kehadiran murid sangat diperlukan. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk mencatat kehadiran murid: 1)



Papan absensi harian murid (perkelas dan persekolah)



2)



Buku absensi harian murid



3)



Rekapitulasi absensi murid



Mencatat prestasi dan kegiatan murid di kelas Dalam rangka pembinaan murid perlu juga dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat dilakukan: 1)



Daftar murid di kelas



Daftar ini dapat digunakan oleg guru maupun murid untuk menghafal nama-nama murid yang ada di kelas yang bersangkutan. 2)



Grafik prestasi belajar



Grafik inii berguna memotivasi murid agar mereka berkompetensi untuk berprestasi tinggi 3)



Daftar kegiatan murid



Agar semua murid senantiasa mengingat kegiatan yang sudah dan sedang mereka laksanakan, pada masing-masing kelas dapat dibuat daftar kegiatan murid. Membina disiplin murid di kelas Disiplin merupakan aspek terpenting di dalam pembinaan murid, karena murid harus menyadari bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan anggotanya. Tanpa disiplin semua bentuk lembaga masyarakat akan mengalami kekacauan. Disiplin merupakan pembentukan kebiasaan yang mengandung empat unsur: 1) Murid harus berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan aturan yang diinginkan masyarakat dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dalam masyarakat 2)



Murid merasa adanya suatu kepuasan batin sesudah berperilaku seperti yang diharuskan



3)



Alam berbuat., murid melaksanakan secara otomatis tanpa adanya pengawasan



4)



Murid dapat memperbaiki perilaku yang tidak baik



Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mendisiplinkan murid: teknik yang bersifat otoriter, bersifat longgar, dan yang bersifat demokratis, teknik yang bersifat otoriter menggunakan paksaan dan hukuman bagi murid yang melanggarnya. Teknik yang bersifat permisif merupakan teknik yang harapan bahwa disiplin itu tumbuh dari murid sendiri tanpa adanya paksaan dari sekolah. Sedangkan teknik yang bersifat demokratis adalah teknik yang member kemungkinan kepada murid untuk mendpatkan penjelasan atau melakukan diskusi atau musyawarah tentang perilau yang diharpkan dilakukan oleh murid dan perilaku yang tidak diharapkan. Biasanya tat tertib yang dibuat sekolah mengatur tentang: 1) Waktu pelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan aturan yang berlaku serta memberikan toleransi waktu yang diberikan siswa 2) Kegiatan-kegiatan yang harus diikuti murid dalam menunjang pendidikan di sekolah, termasuk dalam pemanfatan waktu kosong 3)



Akhlak pergaulan selama berada di sekolah



4)



Aturan berpakaian di sekolah



5)



Keamanan dan kebersihan lingkungan di sekolah



6) Sanksi-sanksi yang dapat diberikan apabila murid melakukan pelanggaran terhadap aturanaturan yang berlaku 4.



Mengatur pemberian bimbingan dan penyuluhan



Setelah calon siswa menyatakan menjadi siswa maka maju mundurnya kemampuan belajar siswa telah menjadi tanggung jawab guru-guru di sekolah. Bimbingan merupakan proses bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan kepada para peserta didik dengan memperhatikan kemungkinankemungkinan atau kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi oleh siswa, sedangkan penyuluhan dan konseling adalah pertemuan secara pribadi antara penyuluh dengan peserta didik dalam mencari solusi atas mesalah yang dihadapi oleh siswa. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan konseling itu hendaknya diberikan olhe tenaga ang professional yang memang telah disediakan untuk menjadi guru/petugas BP tersebut. Ada kemungkinan pada suatu sekolah karena kekurangan tenaga guru BP secara khusus, maka biasanya tugas itu diberian kepada wali kelas dan dibantu oleh guru bidang studi. Pada umumya siswa membutuhkan layanan bimbingan dan penyuluhan tersebut antara lain dalam menentukan: 1)



Pilihan bidang studi



2) Penyesuaian pada situasi sekolah, seperti memperoleh perasaan diterima dan pertumbuhan peribadi 3)



Kesukaran dalam belajar



4)



Kesukaran yang bertalian dengan keluarga



5)



Gagal dalam bidang studi tertentu



6)



Kurang minat dalam bidang studi tertentu



7)



Kurang percaya diri



8)



Hambatan-hambatan pisik dan mental, emosi, dan penyesuaian diri



9)



Pertentangan antara ambisi dengan kesanggupan siswa



Adapun tujuan memberikan bimbingan di sekolah adalah sebagai berikut: 1)



Secara umum diharapkan agar siswa setelah mengikuti akan dapat:



a) Mengembangkan pengertian dan pemahaman terhadap diri sehubungan dengan kemajuan belajar b) Mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja c) Mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan dengan dirinya d) Memberikan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain 2)



Secara khusus diharapkan siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan dapat:



a)



Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri



b)



Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungan



c)



Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi pemecahan masalah yang sedang dihadapi



d) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan dan bakat dalam bidang pendidikan dan kemungkinan dalam mendapatkan pekerjaan yang tepat. 5.



Pengelolaan OSIS (Organisasi Intra Sekolah)



OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui keberadaannya di setiap sekolah. Melalui OSIS ini diharapkan siswa akan dapat mengatur dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara baiak di bawah pengawasan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program pegajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Di antara OSIS antara lain kegiatan diskusi, karya wisata, seminar, palang merah remaja, pramuka, kesenian, dan lain sebagainya. Kegiatan ini dimaksud untuk menunjang proses belajar mengajar dan juga untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Ada dua aspek yang berkaitan dengan OSIS yaitu aspek organisasi dan aspek kegiatan. Dalam aspekorganisasi perlu diarahkan mengenai: struktur OSIS, unsur personalia, fungsi dan kewenngan dan jenis kegiatan yang di tangani oleh masing-masing bidang. Sedangkan dalam aspek kegiatan di antarnya adalah: pengembangan pengetahuan dan kemampuan nalar peserta didik, pengembangan keterampilan melalui lobi dan minat peserta didddik, pengembangan sikap terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan. 6.



Promosi dan Mutasi



Promosi dan mutasi merupakan salah satu fase pembinaan murid. Promosi merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggisetelah memenuhi persyaratan tertentu. Ada beberapa prinsip promosi yang harus diperhatikan oleh setiap guru:



1. 2. 3. 4.



Promosi dilaksanakan atas dasar pertimbangan berbagai hal tentang murid secara pribadi Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, efektif, dan aspek psikomotor Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai oleh murid Promosi mempertimbangkan mata pelajaran yang akan dipelajarai oleh kelas yang lebih tinggi



Di samping yang dimaksud dengan mutasi adalah perpindahan murid dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alas an-alasan tertentu. Mutasi ini merupakan hak bagi setiap murid, oleh sebab itu pihak sekolah harus memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan haknya. Perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya memang dimungkinkan sepanjang perpindahan tersebut bukan karena tingkah laku negatif tetapi mungkin karena menghindarkan tuntunan tanggung jawab yang harus dipenuhi pada sekolah (tidak membayar SPP) ataupun yang bersangkutan punya masalah yang lainnya. Oleh sebab itu perpindahan siswa tersebut harus disertai dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh sekolah asal. Hal ini sangat penting dilakukan karena secara hukum telah terlepas tanggung jawab sekolah kepada siswa yang bersangkutan, dn klau terjadi yang negatifn dari siswa yang telah pindah maka sekolah lama terhindar dari tuntutan hukum.



7.



Instrument administrasi kesiswaan



Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya adminstrasi mak perlu ditunjang oleh berbagai alat kelengkapan yang diperlukan di antaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5.



Buku induk Buku klaper (Pembantu buku induk) Buku daftar kesiswaan Daftar hadir kesiswaan File penyimpanan berkas siswa



Administrasi keuangan 























 







1. PENGERTIAN ADMINISTRASIKEUANGAN Pengertian administrasi keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan. Sedangkan pengertian dalam arti luas dapat mengandung arti pengurusan dan pertanggungajawaban, baik pemerintah pusat maupun daerah. Dalam penyusunan anggaran memuat pembagian penerimaan dan pengeluaran anggaran rutin dan anggaran pembangunan. 2. PRINSIP ADMINISTRASI KEUANGAN Penggunaan anggaran dan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. 2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan. 3. Keharusan penggunaan kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan. 3. TUJUAN ADMINISTRASIKEUANGAN Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan , penggunaan, pencatatan, pelaporan dan pertanggungjawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. KELENGKAPAN YANGDIPERLUKAN1. Kutipan Daftar Isian Kegiatan (DIK)2. Buku Register SPM3. Buku Pembantu/Buku Harian4. Buku Kas Umum5. Daftar Penerimaan Gaji/Uang Lembur6. Buku Setoran ke Bank/KPN7. Arsip Bukti Pengeluaran8. Laporan Keuangan9. Buku Penerimaan Beasiswa10. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) 5. SUMBER KEUANGNSEKOLAH 1. Bantuan dari Pemerintah 2. Bantuan dari Masyarakat 3. Bantuan dari Siswa/Orangtua Murid a. SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) b. DPP (Dana Penunjang Pendidikan) 6. PERENCANAAN KEUANGANSEKOLAH1. Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah Ada empat fase kegiatan: a. Perencanaan anggaran b. Mempersiapkan anggaran c. Mengelola pelaksanaan anggaran d. Menilai pelaksanaan anggaran2. Pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Pengembangan RAPBS menempuh langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sbb: a. Pada tingkat kelompok kerja b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah c. Sosialisasi dan Legalitas 7. PELAKSANAAN KEUANGANSEKOLAH 1. Penerimaan 2. Pengeluaran 8. PEMERIKSAAN KAS OLEH ATASAN LANGSUNGTATA CARA PEMERIKSAAN KAS:1. Prosedur Pemeriksaan Kas2. Penyampaian Berita Acara3. Kasus Tindak Pidana 9. 1. Prosedur Pemeriksaan Kasa. Dilakukan secara tiba-tibab. Penegasanc. Terdapat bukti-bukti pengeluarand. Penegasan bukti pengeluarane. Penandatanganan surat pernyataan oleh bendaharawanf. Penghitungan uang kasg. Saldo Kas Register Penutupan Kash. Jumlahkan nilai bukti pengeluaran Lembar kerja pemeriksaan kasi. Menutup buku kas umumj. Penjumlahan totalk. Hitung perbedaan antara saldo buku (A) dengan saldo kas (B) register penutupan kasl. Pemeriksaan lebih lanjutm. Uraikan sebab-sebab



 







perbedaan pada saldo buku dengan saldo kas Register penutupan kasn. Buat berita acara pemeriksaan kaso. Lakukan pengujian mengenal penyelenggaraan buku kas umum 10. 2. Penyampaian Berita AcaraDilampiri dengan:a. Register Penutupan Kasb. Surat Pernyataan Bendaharawanc. Tindakan Korektif 11. 3. Kasus Tindak Pidana Hal-hal yang harus diperhatikan oleh atasan langsung pada saat menandatangani penutup buku kas umum dan buku pembantu:a. Memperhatikan apakah buku kas umum cukup “up to date”b. Buku kas umum didampingi buku-buku pembantuc. Kebenaran hubungan antara saldod. Scanninge. Tidak terdapat mata anggaran yang melampaui batas 12. PERAN GURU DALAM ADMINISTRASIKEUANGAN Guru diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya pendidikan di sekolah. Keterlibatan guru dalam administrasi biaya ini meskipun menambah beban guru, tetapi juga memberikan kesempatan untuk guru ikut serta mengarahkan pembiayaan bagi perbaikan proses belajar mengajar.



ADMINISTRASI KURIKULUM 1. Pengertian Administrasi Kurikulum Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan. Kurikulum sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar. Namun, dalam memahami hakikat kurikulum sering kali terjadi perbedaan persepsi dan pemahaman. Untuk itu berikut ini dikemukakan beberapa pengertian kerikulum tersebut: a. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. b. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. c. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciriciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. d. Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. e. Kurikulum di pandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Kelima pengertian yang dikemukakan di atas, pengertian kurikulum yang terakhir (kelima) menjadi pandangan atau wawasan dalam karya tulis ini mengingat lebih sederhana dan menggambarkan suatu pengertian di mana kurikulum diartikan sebagai suatu program pendidikan serta dinyatakan dalam bentuk yang lebih umum sifatnya. Jika kita himpunkan pengertian kurikulum ini dengan pengertian atau istilah administrasi dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata Latin “Administrate” yang berarti membantu atau melayani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris ‘Administration”, dapat kita simpulkan bahwa pengertian administrasi kurikulum adalah pelayanan program pendidikan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pendidikan. 2. Prinsip Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Kurikulum dibina dan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya. Prinsip itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut. Prinsip-prinsip yang biasa digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Menurut Sudirman S, antara lain: a. Prinsip Orientasi Pada Tujuan Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler terarah dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya. b. Prinsip Relevansi Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan



tuntunan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu bersifat fungsional. Masalah relevansi ini dapat dikaji sekurang-kurangnya lewat tiga segi: a) Relevansi pendidikan dengan lingkungan para murid. Artinya dalam penetapan bahan pendidikan yang akan disajikan haruslah sesuai dengan apa yang ada dalam lingkungan sekitar murid. b) Relevansi dengan pengembangan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Misalnya topik sajian “pembuatan kipas dari bambu” untuk penduduk kota, kiranya kurang tepat sebab di kota sekarang ini memasak menggunakan kompor minyak atau kompor gas yang tidak memerlukan kipas dari bambu. c) Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan. Dalam menetapkan kegiatan belajar dan pengalaman belajar siswa hendaknya diorientasikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan atau konsumen pemakai lulusan atau konsumennya nanti. Misalnya para murid SMEA harus banyak diajarkan surat-menyurat, mengetik komputer, dan lain-lain sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemakai lulusan atau konsumennya nanti. c. Prinsip Efektifitas Implikasi prinsip ini dalam pengembangan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma. d. Prinsip Efisiensi Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan. e. Prinsip Fleksibilitas Fleksibilitas ini diartikan lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para guru. Misalnya pengadaan program pilihan yang sesuai dengan kemampuan dan minat murid. f. Prinsip Integritas Implikasi prinsip ini mengusahakan agar pendidikan dalam suatu kurikulum menghasilkan manusia seutuhnya walaupun kegiatan kurikulernya terjabar dalam komponen kurikulum. g. Prinsip Sinkronisasi Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler seirama, searah dan satu tujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan atau mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya. h. Prinsip kesinambungan (kontinuitas) Implikasi prinsip ini mengusahakan agar antara berbagai tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan. Dalam tatanan bahan kurikuler yang dikaitkan atau saling menjalin. a) Kesinambungan antar berbagai tingkat sekolah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Bahan-bahan pelajaran hendaknya sambung-menyambung antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain yang lebih tinggi.



2. Bahan pelajaran yang sudah disajikan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu lagi disajikan pada tingkat sekolah yang lebih tinggi. b) Kesinambungan antara berbagai tingkat studi. Seringkali bahan sajian dalam berbagai bidang studi mempunyai hubungan yang satu dengan yang lain. i. Prinsip Objektifitas Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan irisional. j. Prinsip Demokrasi Implikasi prinsip ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi. 3. Pengorganisasian Kurikulum Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula. Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya tetapi yang menjadi pandangan dan perlu untuk dikemukakan pada kesempatan ini ada 3 macam, yaitu: a. Separated Subject Curriculum Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dengan berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain. Seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain. Separate Subject Curriculum mengandung beberapa hal yang positif di dalam praktek pendidikan di sekolah, yakni: 1. Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis 2. Organisasi kurikulum ini sederhana 3. Penilaian lebih mudah 4. Kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran 5. Kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah adalah persiapan masuk Perguruan Tinggi. Di Perguruan Tinggi biasanya organisasi kurikulum sesuai dengan prinsip terpisah-pisah itu. Di samping itu ada kritik-kritik untuk Separate Subject Curriculum, sebagai berikut: 1. Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain, tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya. 2. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Dari sudut Psykhologis kurikulum demikian mengandung kelemahan: Banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. 4. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.



b. Correlated Curriculum Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertahankan. Beberapa kebaikan Correlated Curriculum dapat disebutkan antara lain: 1. Dengan korelasi pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu) 2. Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain minat murid bertambah 3. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut 4. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid. Disamping kebaikan itu, ada keberatan yang diajukan terhadap Correlated Curriculum ini yakni sebagai berikut: 1. Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan seharihari sebab dasarnya subject centered. 2. Tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi. c. Integrated Curriculum Integreted Curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya. Apa yang diajarkan di sekolah di sesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah. Beberapa manfaat kurikulum yang “Integrated” ini dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erta, bukan fakta yang terlepas satu sama lain. 2. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam hidup mereka. 3. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat. 4. Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri, atau bekerja sama dengan kelompok 5. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid Keberatan-keberatan yang dilontarkan orang kepada kurikulum yang integrated ini adalah sebagai berikut: 1. Guru kita belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini 2. Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sistematis 3. Kurikulum ini memberatkan tugas guru



4. Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum sebab tidak ada uniformitas di sekolahsekolah satu sama lain 5. Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum 6. Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melaksanakan kurikulum ini. 4. Perencanaan Kurikulum Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam, Mengenai perencanaan dimuka atau “Pre-Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendiriannya, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang harus direncana jauh sebelum situasi belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat, pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh “experts” dalam bentuk kumpulan mata pelajaran. 2. Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran. 3. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia yang terdiri dari guruguru dalam bentuk pedoman kerja. perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhankebutuhan murid. 4. Kurikilum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi dari guru-guru dan tokohtokoh masyarakat. perincian dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid. 5. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka. 5. Pelaksanaan Kurikulum Sebelum kurikulum benar-benara dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan perbedaanperbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macammacam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar. Dewasa ini pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam



kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan. Pertama, ialah konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus d kuasai oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas” ini. Pendapat kedua, mengemukakan teori bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program pengajaran. - Kelompok murid-murid yang lambat belajar atau (slaw learners) halnya diberi pelajaran tentang hal-hal penting yang sekurang-kurangnya harus dikuasai oleh semua atau “minimum assentials” atau di sebut program umum. - Kelompok pelajar yang cerdas dan cepat belajar atau “Fast Learnest” selain cepat menguasai minimum essential diberi juga program yang lebih luas yang fungsinya memperkaya program umum (enriched program learning) Pendapat ketiga, ialah menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih menunjang usaha bersama kelompok. 6. Pengembangan Kurikulum Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni Pengembangan Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional. 1. Pedoman Kurikuklum, meliputi: - Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran. - Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya). - Disain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: - Bahan pelajaran (Scope dan Sequence) - Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya 2. Pedoman intruksioanal untuk tiap mata pelajaran yang dikembangnkan berdasarkan silabus. Pedoman Kurikulum Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan dalam garis besarnya : - Apa yang akan diajarkan (ruang lingkup, Scope). - Kepada siapa diajarkan.



- Apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa. - Dalam urutan yang bagaimana (Sequence) Selanjutnya perlu diuraikan: - Falsafah dan misi lembaga pendidikan, sekolah, akademi, atau Universitas /institut. Dalam hal perguruan tinggi perlu dikemukakan Falsafah dan misi tiap fakultas dan jurusan. - Alasan atau rasional kurikulum berhubungan dengan populasi yang dijadikan sasaran, yakni untuk apa siswa dipersiapkan. - Tujuan filosofis mengenai bahan yang akan diajarkan, alasan memilihnya. - Organisasi bahan pelajaran secara umum. Langkah-langnkah dalam pengembangan pedoman kurikulum Dalam garis besarnya kita dapat mengikuti langnkah-langkah sebagai berikut : - Kumpulan keterangan mengenai faktor-faktor yanng turut menentukan kurikulum serta latar belakangnya. - Tentukan mata pelajaran atau mata kuliah yang akan diajarkan. - Rumusan tujuan tiap mata pelajaran. - Tentukan hasil belaja r yang diharapkan dari siswa dalam tiap mata plajaran. - Tentukan topik-topik tiap mata pelajaran. - Tentukan syarat-syarat yang dituntut dari siswa. - Tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa. - Tentukan strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber/ alat peraga proses belajar mengajar. - Tentukan alat evaluasi hasil belajar siswa serta skala penilaiannya. - Buat desain rencana penilaian kurikulum secara keseluruhan dan strategi perbaikannya. Menyusun silabus yang berisi pokok-pokok bahasan atau topik dan sub-topik tiap mata pelajaran / mata kuliah termasuk tanggung jawab pengajar disekolah atau jurusan. Demikian pula halnya dalam penyusunan pedoman instruksional. Karena guru / dosenlah yang bertanggung jawab untuk merencanakan menyusun, menyampaikan dan mengevaluasi satuan pelajaran. Maka karena itu tiap guru atau dosen adalah seorang pengembang kurikulum. Pengembangan Instruksional Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum Untuk praktisnya dan mempemudah pekerjaan sambil lebih menjamin mutunya, penyusunan pedoman instruksional sebaiknya dilawan suatu tim, termasuk guru yang akan mengajarkannya. Langkah –langkah mendesain pedoman instruksional Untuk mendesain pedoman instruksional dapat diperhatikan langkah-langkah berikut: - Tentukan satu atau dua tujuan untuk tiap topik yang telah di sebutkan dalam silabus mata pelajaran. Tujuan itu lazim disebut tujuan instruksional umum atau TIU. - Rumuskan Tujuan Instruktur Khusus (TIK) sehingga dapat diamati dan diukur hasilnya.



- Tentukan dua atau tiga macam kegiatan belajar bagi tiap tujuan khusus. - Sediakan sumber dan alat belajar mengjajar yang sesuai. - Buat desain penilaian hasil dan kemampuan belajar, cara menilai, alat menilai untuk tiap tujuan khusus. Mutu Pendidikan Pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan pedoman instruksional bertujuan untuk meningkatkan mutu sekolah dan universitas dengan meningkatkan efektivitas mengajar dengan melakukan hal-hal yang berikut: - Menentukan kerangka umum kurikulum yang dapat disetujui bersama. - Menetapkan standar nminimal untuk tiap mata pelajaran atas persetujuan bersama. Agar tiap guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama akan berusaha mencapai standar minimal itu, bahkan bisa mungkin melebihinya. - Menyediakan sumber belajar dan memanfaatkannya sepenuhnya. - Membantu tnaga pengajar muda dalam merencanakan pelajaran dan dalam proses belajar mengajar agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan. - Menjamin diadakannya revisi kurikulum secara teratur. 7. Evaluasi Kurikulum Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya ialah : - Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan. - Melalui efektivitas kurikulum. - Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum. Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan zaman. Desain Evaluasi Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan, (2) analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum. Desain evaluasi biasanya terdiri atas sekurang-kurangnya lima langkah, yakni: a. Merumuskan tentang evaluasi Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni: 1. Dimensi I Yang terdiri atas formatif dan sumatif: Formatif : Evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Data dikumpulkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin. Sumatif : Proses evaluasi dilakukan pada ahkir jangka waktu tertentu (misalnya, pada akhir semester, tahun pelajaran atau setelah lima tahun)



2. Dimensi II Yang terdiri dari proses dan produk Proses : Yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum Produk : Yang dievaluasi ialah hasil-hasil nyata, yang dapat dilihat, yang dihasilkan oleh guru (seperti silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran) dan yang dihasilkan oleh siswa (seperti hasil test, karangan, makalah dan sebagainya). 3. Dimensi III Yang terdiri atas operasi dan hasil belajar siswa Operasi : Disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum termasuk perencanaan, desain, implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya, juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa, pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu. Hasil belajar siswa : Disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa bertalian tujuan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang ditetapkan. b. Mendesain proses dan metodologi evaluasi Pada saat ini terdapat berbagai model evaluasi yang dapat dijadikan pegangan untuk mendesain proses dan metode penilaian kurikulum. Model mana yang digunakan bergantung pada tujuan evaluasi, waktu dan biaya yang tersedia dan tingkat kecermatan dan kesfesifikan yang diinginkan. Di bawah ini akan kita bicarakan lima model secara singkat. 1. Model Diskrepansi Provus Model ini termasuk model yang paling mudah direncanakan dan dilaksanakan. Disini kita hanya membandingkan hasil atau performance yang nyata dengan standar yang telah ditentukan. 2. Model Kontingensi-kontingensi Stake Yang menarik perhatian stake ialah bahwa hasil yang diharapkan oleh pengajar sering berbeda hasil yang nyata menurut penilaian objektif oleh team ahli penilai eksternal. 3. Model CIPP Stufflebeam CIPP (Context-Input-Process-Product=konteks-input-proses-produk) adalah suatu model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam CS yang bertujuan untuk membantu dalam perbaikan kurikulum, tetapi juga untuk mengambil keputusan apakah program itu dihentikan saja. 4. Model Transfarmasi kualitatif Eisner Ini dikembangkan oleh Eisner ia berpendapat bahwa pendidikan adalah kegiatan yang bercorak artistik selain mengandung unsur latihan. Jika belajar-mengajar pada hakikatnya artistik maka proses evaluasinya harus apa yang dilakukan dalam konteks seni. Maka kritik kurikulum hendaknya berusaha melihat aspek individual yang signifikan dalam pelaksanaan kurikulum. 5. Model Lingkaran-Tertutup Corrigan Tiap hasil evaluasi mengenai tiap langkah digunakan sebagai balikan agar dapat segera diadakan perbaikan, dapat diisi kesenjangan atau ditiadakan tumpang-tindih. Jadi model ini mengadakan tinjauan yang kontinu dan tidak menunggu sampai akhir program. c. Menspesifikan data yang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data Model evaluasi yang kita pilih akan memberi petunjuk tentang jenis data yang perlu



dikumpulkan maupun metode yang harus digunakan. Misal, model stake memerlukan data observasi yang diperoleh setidaknya tiga orang pengamat ahli selain si pengajar. Data yang dikumpulkan bagi evaluasi pada umumnya termasuk dua kategori: 1. Data “keras” berupa fakta seperti score test, absensi, pembiayaan dan sebagainya. Alat pengumpul data keras pada pokoknya mengumpulkan data berupa score, jumlah, dan taraf atau skala. 2. Data “lunak’ seperti persepsi dan pendapat orang yang dapat berbeda-beda. Untuk mengumpulkan data ini digunakan wawancara, angket, opinionnair, survei dan sebagainya. d. Mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data Prosedur pengumpulan data langsung berhubungan dengan tujuan evaluasi. Jika misalnya tujuan I telah jelas dipaparkan, maka proses analisis langkah itu akan jelas pula. Laporan evaluasi biasanya terdiri atas tiga hal, yakni: 1. Hasil-hasil, yaitu apa yang telah ditemukan berdasarkan data yang dikumpulkan 2. Kesimpulan, yaitu keputusan yang dapat diambil berdasarkan data itu dan apakah data telah cukup memadai untuk mendukung keputusan itu 3. Rekomendasi, apakah cukup data untuk mendukung kelangsungan kurikulum, ataukah disarankan agar dijalankan lanjutan penilaian agar diperoleh data yang lebih banyak Desain evaluasi kurikulum harus dimasukkan sebagai bagian internasional dari pedoman kurikulum bila kita ingin memperoleh gambaran yang jelas mengenai keampuhan atau kelemahan pedoman kurikulum itu. Desain evaluasi kurikulum harus disiapkan dengan cermat dn meliputi, antara lain: a) Berapa kali dan kapan akan diadakan evaluasi, prosedur apa yang akan dijalankan? b) Data apa yang akan dikumpulkan, dari siapa, oleh siapa? kapan? c) Siapakah yang akan bertanggung jawab atas pengumpulan analisis data? d) Keputusan apa yang akan diambil mengenai kurikulum, kapan dan oleh siapa? Hanya berkat evaluasi kurikulum kita dapat mengetahui dimana kita berada dan kemana kita pergi. Tanpa kedua titik orientasi itu proses kurikulum maupun instruksional seakan-akan kita biarkan berkelana tanpa kita ketahui kemana arahnya. 8. Sarana dalam Administrasi Kurikulum Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan sarana pendekatan multistrategi dan multimedia. Sumber belajar dan tekhnologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan., keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.



ADMINISTRASI PERSONALIA 1. 1.



Pengertian Administrasi Personalia



Administrasi personalia adalah serangkain proses kerja sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendaya gunakan sumberdaya yang efisien, sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan ataupun tujuan sekolah yang telah di tetapkan. Administrasi personalia disebut juga sebagai kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapaitujuan sekolah. 1. 2.



Perencanaan Personil



Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi orang orang yang di butuhkan untuk melaksanakan tugas tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Langkah langkah dalam perencanaan personil adalah sebagai berikut: 



Analisis pekerjaan



Analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan, pemeriksaan dan pengorganisasian semua aktivitas kerja pokok pada suatu organisasi. 



Penentuan formasi



Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat pegawai di perlukan dalam suatu organsasi untuk mampu melaksanakan tugas pokoknya dalam jangka waktu tertentu. 



Penentuan kebutuhan



Penentuan kebutuhan dimulai dari kegiatan inventarisasi personil yaitu pencatatan dan pendataan ulang personil yang sudah ada meliputi jumlah, kualifikasi, masa kerja, pengetahuan dan keterampilan, serta bakat yang di kembangkan. 1. 3.



Pemanfaatan, dan Pengembangan serta Pembinaan personil



Pemanfaatan personil merupakan upaya pelibatan secara aktif para personil dalam kegiatan penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan lembaga. Sedangkan, pengembangan personil adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan personil dalam melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan lembaga dan pembinaan personil adalah kegiatan uang diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas tugas lembaga atau pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. 1. 4.



Peranan guru dalam Administrasi Personalia



Peran guru atau pendidik dalam administrasi personalia antara lain : 1. Memberi masukan tentang keaadaan personil yang ada dan kebutuhan personil akan datang. 2. Berperan aktif sesuai dengan fungsinya, sehingga pelayanan organisasi atau sekolah dapat dicapai secara optimal. 3. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang di perlukan. 4. Memberikan informasi mengenai keadaan personil sekolah 5. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukan 6. Mengatur dan mengurus penggunaan tenaga-tenaga kerja 7. Mengadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran yang telah dicapai



ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN



Secara



Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb. Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu : a. Bangunan dan perabot sekolah b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium. c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan di sebuah sekolah.



Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolaah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara umum. Terdapat beberapa pemahaman mengenai administrasi sarana dan prasarana di antaranya adalah : a. Berdasarkan konsepsi lama dan modern Menurut konsepsi lama administrasi sarana dan prasarana itu di artikan sebagai sebuah system yang mengatur ketertiban peralatan yang ada di sekolah . Menurut konsepsi modern administrasi sarana dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Guru menurut konsepsi lama bertugas untuk mengatur ketertiban penggunaan sarana sekolah, menurut konsepsi modern guru bertugas sebagai administrator dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. b. Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu 1. Seperangkat kegiatan dalam mempertahankan ketertiban penggunaan sarana dan prasarana di sekolah melalui penggunaan di siplin (pendekatan otoriter ) 2. Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan ketertiban sarana dan prasarana sekolah dengan melalui pendekatan intimidasi 3. Seperangkat kegiatan untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana sekolah dalam proses pembelajaran (pendekatan permisif) 4. Seperangkat kegiatan untuk mengefektifkan penggunaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan program pembelajaran (pendekatan intruksional) 5. Seperangkat kegiatan untuk mengembangkan sarana dan prasarana sekolah 6. Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan keutuhan dan keamanan dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha yang di arahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.



Dengan demikian adminitrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang di butuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan 2.1 MACAM – MACAM SARANA DAN PRASARANA Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah : 1. Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. 2. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan. 3. Ruang laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan . 4. Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan tertentu. 5. Ruang kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni 6. Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga. Pemeliharaan sarana dan prasarana Untuk menyempurnakan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan administrasinya, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kepala sekolah tidak terlalu menyibukkan diri secara langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pengajaran. b. Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan.



c. Senantiasa di tinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program pengajaran. Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan oleh siswa –siswa di sekolah itu sendiri. Namun ada beberapa upaya yang bisa di lakukan dalam menangani masalah tersebut diantaranya adalah : 1. Membangkitkan rasa memiliki sekolah pada siswa –siswi 2. Sarana dan prasarana sekolah di siapkan yang prima sehingga tidak mudah di rusak 3. Membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua siswa . 4. Memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga dan memelihara keutuhan dari sarana dan prasarana sekolah yang ada. Koordinasi dalam mengelola dan memelihara sarana dan prasarana sekolah agar tetap prima adalah tugas utama dari administrator , oleh karena itu para petugas yang berhubungan dengan sarana dan prasarana sekolah bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah Adapun kebijaksanaan yang di perlukan dalam memelihara dan mengelola sarana dan prasarana sekolah adalah : 1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas 2. Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas. 3. Memberikan pelatihan pada petugas untuk peningkatan kerjanya. 4. Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana 5. Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana. Prinsip dan tata tertib.



Setiap sekolah memiliki prinsip-prinsip dan tata tertib mengenai penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, hal itu bertujuan untuk mempermudah administrator dalam mengawasi dan mengatur sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut 2.2



KOMPONEN-KOMPONEN



ADMINISTRASI



SARANA



DAN



PRASARANA



PENDIDIKAN 2.2.1 LAHAN Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda bukti kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi beberapa kriteria antara lain : a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan , b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya. c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan praktek d. Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk pengembangan bangunan dan kegiatan praktek. Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan cakupan wilayah sehingga mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang baik. 2.2.2 RUANG Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam a. Ruang pendidikan



Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar teori dan praktek antara lain : a. 1. Ruang teori sejumlah rombel 4. Ruang perpustakaaan 2. Ruang Laaboraatorium 5. Ruang kesenian 3. Ruang Olah raga 6. Ruang keteraampilan b. Ruang administrasi Ruang Administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor. Ruang administrasi terdiri dari : a. 1. Ruang kepala sekolah 3. Ruang tata usaha 2. Ruang guru 4. Gudang c. Ruang penunjang Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan belajar mengajar antara lain : a. 1. 2. 3. 4.



Ruang Ibadah 5. Ruang serbaguna Ruang koperasi sekolah 6. Ruang UKS Ruang OSIS 7. Ruang WC/ kamar mandi Ruang BP



2.2.3 PERABOT Secara umum perabot sekolah mendukung 3 fungsi yaitu : fungsi pendidikan, fungsi administrasi, fungsi penunjang. Jenis perabot sekolah di kelompokkan menjadi 3 macam : a. Perabot pendidikan Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Adapun Jenis, bentuk dan ukurannya mengacu pada kegiatan itu sendiri.



b. Perabot administrasi Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk mendukung kegiatan kantor. jenis perabot ini hanya tidak baku / terstandart secara internasional. c. Perabot penunjang Perabot penunjang adalah perabot yang di gunakan / di butuhkan dalam ruang penunjang. seperti perabot perpustakaan, perabot UKS, perabot OSIS dsb. 2.2.4 ALAT DAN MEDIA PENDIDIKAN Setiap mata pelajaran sekurang – kurangnya memiliki satu jenis alat peraga praktek yang sesuai dengan keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga dengan demikian proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan optimal. 2.2.5 BUKU ATAU BAHAN AJAR Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang di gunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Bahan ajar ini terdiri dari a. BUKU PEGANGAN Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam pembelajaran yang bersifat Normatif, adaptif dan produktif. b. BUKU PELENGKAP Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam penguasaan materi c. BUKU SUMBER Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk memperoleh kejelasan informasi mengenai suatu bidang ilmu / keterampilan.



d. BUKU BACAAN Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan tambahan (non fiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan bacaan (fiksi ) yang bersifat relati 2.3 HUBUNGAN ANTARA SARANA DAN PRASARANA DENGAN PROGRAM PENGAJARAN Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar , demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa mendatang. 2.4 PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan dilakukan secara continue terhadap semua barang-barang inventaris kadang-kadang dianggap sebagai suatu hal yang sepele, padahal pemeliharaan ini merupakan suatu tahap kerja yang tidak kalah pentingnya engan tahap-tahap yang lain dalam administrasi sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang sudah dibeli dengan harga mahal apabila tidak dipelihara maka tidak dapat dipergunakan. Pemeliharaan dimulai dari pemakai barang, yaitu dengan berhati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas professional yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.



Pelaksanaan barang inventaris meliputi: a. Perawatan b. Pencegahan kerusakan c. Penggantian ringan Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi, rehabilitasi adalah perbaikan berskala besar dan dilakukan pada waktu tertentu saja 2.5 FUNGSI ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai: a. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses belajar mengajar. b. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan optimal. Fungsi administrasi yang di pandang perlu dilaksanakan secara khusus oleh kepala sekolah adalah : 2.5.1 Perencanaan Perencanaan dapat di pandang sebagai suatu proses penentuan dan penyusunan rencana dan program-program kegiatan yang akan di lakukan pada masa yang akan datangsecara terpadu dan sistematis berdasarkan landasan ,prinsip-prinsip dasardan data atau informasi yang terkait serta menggunakan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Rencana tersebut hendaknya memiliki sifat-sifat sbb



1. Harus jelas Kejelasan ini harus terlihat pada tujuan dan sasaran yang hendak di capai, jenis dan bentuk, tindakan (kegiatan) yang akan di laksanakan, siapa pelaksananya, prosedur, metode dan teknis pelaksananya, bahan dan peralatan yang di perlukan serta waktu dan tempat pelaksanaan 2. Harus realistis Hal ini mengandung arti bahwa ; a. rumusan, tujuan serta target harus mengandung harapan yang memungkinkan dapat di capai baik yang menyangkut aspek kuantitatif maupun kualitatifnya. Untuk itu harapan tersebut harus di susun berdasarkan kondisi dan kemampuan yang di miliki oleh sumberdaya yang ada. b. jenis dan bentuk kegiatan harus relevan dengan tujuan dan target yang hendak di capai. c. prosedur, metode dan teknis pelaksanaan harus relevan dengan tujuan yangnhendak di capai serta harus memungkinkan kegiatan yang telah di pilih dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. d. Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan kegiatan tersebut harus memiliki kemampuan dan motivasi serta aspek pribadi lainnya yang memungkinkan terlaksananya tugas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya . 3. Rencana harus terpadu a. rencana harus memperlihatkan unsur-unsurnya baik yang bersifat insani maupun non insani sebagai komponen-komponen yang bergantung satu sama sama lain., berinteraksi dan bergerak bersama secara sinkron kearah tercapainya tujuan dan target yang telah di tetapkan sebelumnya.



b. rencana harus memiliki tata urut yang teratur dan di susun berdasarkan skala prioritas. 2.5.2 Pengorganisasian Pengorganisasian adalah suatu proses yang menyangkut perumusan dan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki kesanggupan dan kemampuan melaksanakan nya sebagai prasyarat bagi terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Pengorganisasian ini meliputi langkah-langkah antara lain : a. Mengidentifikasi tujuan-tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan sebelumnya. b. Mengkaji kembali pekerjaan yang telah di rencanakan dan merincinya menjadi sejumlah tugasdan menjabarkan menjadi sejumlah kegiatan. c. Menentukan personil yang memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan kegiatan tersebut. d. Memberikan informasi yang jelas kepada guru tentang tugas kegiatan yang harus di laksanakan, mengenai waktu dan tempatnya, serta hubungan kerja dengan pihak yangn terkait. 2.5.3 Menggerakkan Fungsi



ini



menyangkut



upaya



kepala



sekolah



untuk



memberikan



pengaruhpengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya secara bersama-bersama dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 2.5.4 Memberikan arahan



Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan informasi, petunjuk, serta bimbingan kepada guru yang di pimpinnya agar terhindar dari penyimpangan, kesulitan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas. Fungsi ini berlaku sepanjang proses pelaksanaan kegiatan. 2.5.5 Pengkoordinasian Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak langkah dan memelihara prinsip taat asas (konsisten) pada setiap dan seluruh guru dalam melaksanakan seluruh tugas dan kegiatannya agar dapat tujuan dan sasaran yang telah di rencanakan .Hal ini di lakukan oleh kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antar guru, dan antar guru dengan pihak-pihak luar yang terkait. Di samping itu penyelarasan dan ketaatan pada sas diupayakan agar fungsi yang satu gengan yang lainnya dapat mercapai dan memenuhi target yang di tetapkan sebelumnya. 2.5.6 Pengendalian Fungsi ini mencakup upaya kepala sekolah untuk: a. Mengamati seluruh aspek dan unsur persiapan dan pelaksanaan program-program kegiatan yang telah di rencanakan b. Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai sasaran-sasaran dan tujuan. c. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan beserta faktor-faktor penyebabnya. d. Mencari dan menyarankan atau menentukan cara-cara pemecahan masalah-masalah tersebut. e. Mengujicobakan atau menerapkan cara pemecahan masalah yang telah dipilih guna menghilagkan atau mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan.



Dengan demikian dalam melaksanakan fungsi ini kepala sekolah dapat menggunakan sekurang-kurangnya 3 pendekatan yaitu : a. Pengendalian yang bersifat pencegahan b. Pengendalian langsung c. Pengendalian yang bersifat perbaikan. 2.5.7 Inovasi Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menciptakan kondisikondisi yang memungkinkan diri para guru untuk melakukan tindakantindakan atau usaha-usaha yang bersifat kreatif inovatif.dengan demikian kepala sekolah dan guru-guru perlu mencari atau menciptakan cara-cara kerja atau hal-hal yang baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Sekurangkurangnya mereka di harapkan mampu dan mau memodifikasi hal-hal atau cara-cara yang lebih baik atau lebih efektif dan efisien, agar pembaharuan pendidikan dapat muncul dari warga sekolah ,hal ini juga akan menumbuhkan sikap dan daya kreatif warga sekolah itu sendiri. Dalam melakukan fungsi ini kepala sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Harus di sadari bahwa sesuatu yang baru belum tentu lebih baik dari yang lama. b. Jika mampu menemukan atau menciptakan sesuatu hal atau cara baru, ia tidak perlu memandang rendah yang lama c. Perlu di konsultasikan kepada pihak-pihak yang berwenang. 2.6 TUJUAN ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain agar semua kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi sarana dan prasarana semakin lama di rasakan semakin rumit karena pendidikan juga



menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidkan tersebut. Oleh karena itu apabila administrasi sarana dan prasarana berjalan dengan baik maka semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik. Mengingat sekolah itu merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu bersumber dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri . sedangkan subsistem administrasi sarana dan prasarana dalam sekolah bertujuan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut, baik tujuan khusus maupun tujuan secara umum. Adapun tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu adalah : 1. mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. 2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam pembelajaran 3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses pembelajaran 4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat- sifat individunya. 2. Yang menjadi masalah yang berkaitan dengan 6 komponen tersebut adalah sarana dan prasarana. Alasannya: Karena secara etimologis[bahasa] prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya,lokasi/tempat,bangunan sekolah,lapangan olahraga,sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan misalnya,ruang,buku.



Dengan demikian,dalam lingkungan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana dapat menimbulkan tidak memenuhi kebutuhan sekolah dan akan mengganggu kegiatan belajar mengajar pada peserta didik dan akan menimbulkan prosese belajar mengajar yg tidak efisien. Dan akan menimbulkan hasil kelulusan yang tidak mencapai standar atau target dari sekolah. 3.Caranya harus memeiliki fasilitas sekolah yang lengkap dan memadai agar peserta didik mampu melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Solusi saya adalah 6 komponen tersebut harus berjalan bersama-sama dan harus mengimbngai satu sama lain, krna 6 komponen tersebut harus mampu berjalan bersama-sama agar peserta didik merasakan kenyamanan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar yang dapat meraih peserta didik yg berpotensi. Apabila sebuah bangunan sekolah yang memiliki fasilitas sekolah yang lengkap akian menghasilkan anak-anak yg berpetensi dan membawa dan mengharumkan nama sekolah tersebut.