Anak Febris  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Bab I Tinjauan Teori 1.1 Konsep Teori 1.1.1 Pengertian Febris (demam) adalah peningkatan suhu tubuh sekitar 38℃ dalam merespon infeksi luka atau peradangan (Aden, 2010). Demam adalah salah satu keluhan yang paling sering dikemukakan , yang terdapat pada berbagai penyakit baik infeksi maupun non infeksi (Matendang, 2019). Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin (Sodikin, 2012). 1.1.2 Etiologi Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak dan koma). Pada dasarnya yang harus diperhatikan untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam, antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Sodikin, 2012). Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul, lama, tinggi serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. Sedangkan demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selam 3 minggu dengan suhu badan diatas 38,30c dan sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya (Sodikin, 2012). Menurut (Suriadi, 2010) penyebab febris dibagi menjadi 7 yaitu:



2



1. Infeksi Febris dengan infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan metazoan. 2. Neoplasma Febris dapat timbul pada setiap keganasan yang berkembang dengan cepat, sebagai akibat dilepaskannya zat-zat pyrogen dari sel-sel yang rusak atau dari suatu infeksi sekunder. 3. Reaksi – reaksi kerentanan/hipersensitifitas Febris dapat disebkan oleh karena suatu kerentanan terhadap obat-obatan atau protein-protein asing dan biasanya bersamaan dengan urtikaria, gatal-gatal, muntah, rasa nyeri di persediaan dan albuminuria. 4. Penyakit-penyakit kolagen Febris dapat merupakan gejala dari lupus erytematous sistemik dan poliartritis nodosa. 5. Gangguan mekanisme pengaturan suhu Mekanisme yang mengatur suhu dapat terganggu pada berbagai keadaan dengan akibat hiperpireksia. Ini dapat terjadi pada heat stroke, dan kerusakan pada hipotalamus. 6. Gangguan peredaran darah Penyakit yang dapat menyebabkan febris antara lain infark moikard, infark paru dan hemoragi subarachnoid. 7. Penyebab – penyebab lain Seperti penyakit crohn, krisis tiroid, dan sepsis gigi. 1.1.3 Patofisiologi Demam dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit yang disebabkan bakteri, tumor otak dan dehidrasi (Suriadi, 2010). Factor patofisiologi lainnya seperti: 1. Dalam 24 jam, kenaikan suhu dapat bervariasi kurang lebih 0,5 0c. suhu dapat turun pada pagi hari dan naik pada malam hari. 2. Suhu tubuh diatur melaui para prostaglandin pada hipotalamus dengan mengubah konstruksi sistem peredaran darah. 1.1.4 Gambaraan klinis Menurut (Sodikin, 2012) febris ( demam tinggi) mempunyai gejala sebagai berikut: 1. Adanya peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal 2. Kulit kemerahan 3. Kulit hangat bila disentuh 4. Kulit tampak mengkilat



3



5. Peningkatan frekuensi pernafasan 6. Takikardi 7. Kejam demam 1.1.5 Penatalaksanaan Menurut (Sodikin, 2012) cara menurunkan suhu tubuh agar dalam batas normal yaitu: 1. Menyiapkan air hangat 2. Mencelupkan waslap



atau



handuk



kecil



ke



Waskom



dan



mengusapkannya ke seluruh tubuh. 3. Melakukan tindakan diatas beberapa kali (setelah kulit kering) 4. Mengeringkan tubuh dengan handuk 5. Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal. Penatalaksanaan balita sakit dengan febris yaitu: 1. Antipiretik 2. Antibiotik sesuai program 3. Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat 4. Memberikan mnum yang banyak 5. Kompres dengan air hangat, hindari komres alcohol atau es 6. Kompres didaerah lipatan 7. Anjurkan banyak istirahat



1.2.



Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Febris



1.2.1. Pengkajian data Pengkajian adalah pengumpulan semua informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, meliputi tanggal, pukul dan tempat pengkajian (Sulistyawati, 2012).Data tersebut meliputi : 1. Data Subyektif Adalah data yang didapat dari hasil wawancara (anamnesa) langsung dari klien dan keluarga dan tim kesehatan lain (Marmi, 2012) Data subyektif ini meliputi : a. Biodata 1. Biodata bayi a) Nama Diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud. Nama harus jelas dan lengkap serta ditulis juga nama panggilan akrabnya (Sumijati, 2000). b) Umur



4



Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan (Depkes RI, 2012) c) Alamat Lingkungan tempat tinggal bayi yang demam dapat dipastikan bahwa sumber air, sanitasi lingkungan masih buruk dan belum mememnuhi standart higienis (Sumijati, 2000). 2. Biodata orang tua a) Nama Nama orang tua sebagai penanggung jawab b) Umur Ibu-ibu yang umurnya belasan tahun dengan anak pertama akan lebih agresif terhadap anaknya dan lebih banyak mengalami kesulitan dalam merawat dan mendidik anaknya. c) Pendidikan ayah/ibu Pendidikan orang tua meruipakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2012). d) Pekerjaan ayah/ibu Pekerjaan dapat mempengaruhi bayi dalam mengasuhnya karena kesibukannya atau tidak (Soetjiningsih, 2012). e) Penghasilan ayah/ibu Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder (Soetjiningsih, 2012). f) Alamat Alamat untuk menyaman alamat dengan anaknya atau tidak (Soetjiningsih, 2012) 3) Keluhan utama Keluhan yang dirasakan klien saat datang. Biasanya keluhan utama pada anak yang menderita Hipertermia biasanya suhu badan panas, kejang demam, susah minum, menggigil, lemas. 4) Riwayat kesehatan 3. Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini (Sumijati, 2000). 4. Riwayat penyakit dahulu Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita (Sumijati, 2000). 3) Riwayat penyakit keluarga



5



Untuk mengetahui penyakit keluarga, baik yang menular, menurun, atau menahun (Sumijati, 2000).



b. Riwayat neonatal 1. Prenatal Selama dalam kandungan ditanyakan berapa usia gestasinya, kehamilan berapa, pernah ANC dimana, berapa kali, obat yang pernah didapat, ibu pernah mendapat imunisasi apa saja (Marmi, 2012). 2. Natal Ditanyakan riwayat persalinan, berapa umur kehamilan, jenis persalinan, penolong penyulit selama persalinan, keadaan bayi, BBL, PBL, A-S, dan kelainan genetal (Marmi, 2012). 3. Post natal Ditanyakan jenis kelamin laki-laki/perempuan, keadaan umum px, kesadasaran px, mendapat ASI sampai kapan, reflek yang ada pada px apa saja (Marmi, 2012). c. Riwayat imunisasi Imunisasi apa saja yang pernah didapat oleh anak seperti DPT I-III, polio III, hepatitis I-III, campak & BCG (Sumijati, 2000). d. Pola kebiasaan sehari-hari 1. Nutrisi Ditanyakan kebiasaan makan dan minum anak sebelum dan saat sakit, berapa kali anak makan biasanya, porsinya, komposisinya, berapa gelas minumnya dan jenisnya. (Marmi, 2012). 2. Pola eliminasi Bagaimana pola BAK dan BABnya berapa kali dalam sehari, warnanya, konsistensi dan baunya (Marmi, 2012). 3. Pola istirahat/ tidur Bagaimana pola istirahat klien ada perubahan atau tidak, ada gangguan tidur atau tidak (Marmi, 2012). 4. Pola aktivitas Apa saja kegiatan anak sebelum dan sesudah sakit, kebanyakan saat sakit anak banyak tidur atau minta digendong (Marmi, 2012). 5. Personal Hygiene



6



Bagaimana kebersihan dri px saat sakit dan sebelum sakit pada bayi penderita ...... biasanya hanya diseka selama di RS dan diganti popok dan bajunya bila basah BAB atau BAK (Marmi, 2012). 2. Data Obyektif Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan yang terdiri dari : a. Pemeriksaan umum 1. Keadaan umum Pada bayi yang menderita bronkopneumonia keadaan umum lemah dan gelisah (Sumijati, 2000). 2. Kesadaran Pada bayi yang menderita bronkopneumonia aktivitasnya menurun dan mengalami gangguan kesadaran. Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sumijati, 2000). 3. TTV : N : 100 – 120 x/menit, pada pasien bronkopneumonia biasanya kurang dari 100 x/menit S : 36,5–372 oC, pada pasien bronkopnemonia biasanya 373–379 oC RR : 20–30 x/menit, pada pasien bronkopneumonia biasanya lebih dari 50 x/menit b. Pemeriksaan fisik 1. Kepala Bentuk kepala, warna rambut, ukuran kepala dengan tubuh proporsional atau tidak, ada benjolan/ tidak, ada bekas caput/ tidak 2. Muka Bagaimana warnanya kemerahan/ kebiruan, ikterus/ tidak 3. Mata Simetris/ tidak, ada sekret/ tidak, sklera icterus/tidak, konjungtiva pucat/tidak 4. Hidung Lubang hidung simetris/tidak, ada sekret/tidak, ada pernafasan cuping hidung/tidak, pada penderita bronkopneumonia umumnya terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat sekret 5. Mulut dan gigi



7



Bagaimana mukosa bibirnya, apakah ada labia palato schisis, bibir pucat/tidak, apakah ada sianosis/tidak, lidah bersih/tidak, , gigi sudah tumbuh/belum 6. Leher Apakah ada pembendungan vena jugularis, pembesaran kelenjar limfe dan pembengkakan kelenjar tyroid (gondok). 7. Dada Apakah ada kelainan tulang dada/tidak, puting susu simetris/tidak, pada penderita bronkopneumonia biasanya terdapat interaksi interkosta, biasanya terdengar ronchi. 8. Abdomen Bentuk simtris/ tidak, ada luka/tidak, ada kelainan bawaan atau tidak, kembung/ tidak, bising usus terdengar jelas/tidak 9. Punggung Ada luka dekubitus atau tidak 10. Genetalia Jenis kelamin laki-laki/perempuan, bersih/tidak, iritasi/tidak, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi lakilaki testis sudah turun. 11. Anus Bersih/ tidak, iritasi/ tidak 12. Ekstremitas Simetris/tidak, ada oedem/tidak, akralnya bagaimana c. Pemeriksaan penunjang 1. Foto dada AP dan internal : hiperinflasi paru, diameter antara posterior membesar pada foto lateral, terlihat bercak konsolidasi yang tersebar 2. Analisis gas darah : hiperkarbia sebagai tanda airtraping, asidosis metabolik, dan respiratorik 3. Pemeriksaan deteksi cepat antigen RSV secara bedside 3. Analisa data Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan metode sebagai berikut : a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya. b. Untuk mencari hubungan sebab akibat c. Menentukan masalah yang terjadi d. Menentukan penyebab utamanya e. Menentukan tingkat masalah



8



1.2.2. Diagnosa Kebidanan Tanggal



:



Diagnosa



: Bayi ...........umur.......dengan masalah........



1.2.3. Perencanaan Perencanaan dan intervensi asuhan keperawatan pada pasien Hipertermia adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas Tujuan



: Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh



Kriteria



: Hipertermi dapat teratasi dan proses infeksi hilang



Intervensi : a. Observasi Keadaan Umum Pasien R/ Mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien b. Observasi Vital sign R/ Mengetahui perubahan vital sign pada pasien c. Observasi warna kulit, membran mukosa bibir R/ kebiruan menunjukkan sianosis d. Anjurkan Banyak Minum R/ mencegah dehidrasi saat panas b. Pertahankan lingkungan yang sejuk melalui penggunaan dengan sinar kuat dan selimut serta pertahankan temperatur ruang 22-240C R/ membantu menurunkan temperatur tubuh melalui kehilangan panas, yaitu radiasi c. Berikan antipiretik sesuai petunjuk R/ antipiretik efektif menurunkan demam d. Monitor temperatur anak setiap 1-2 jam bila terjadi peningkatan tiba-tiba R/ peningkatan temperatur secara tiba-tiba akan mengakibatkan kejang e. Berikan kompres untuk menurunkan demam R/ kompres air efektif menyebabkan tubuh menjadi dingin melalui peristiwa konduksi e. Anjurkan mengenakan pakaian yang tipis R/ membantu mempermudah penguapan panas 2. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi Tujuan : Menurunnya rasa cemas keluarga Kriteria : Anak dan keluarga akan berkurang kecemasannya Intervensi :



9



a. Kaji pengetahuan orang tua dan anak tentang kondisi anak dan program pengobatan R/ pengkajian sebagai dasar memulai pengajaran b. Dorong orang tua tinggal bersama anak R/ orang tua dapat memberi dukungan yang baik kepada anaknya 3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi Tujuan : Pengetahuan tentang proses penyakit anaknya bertambah Kriteria : Orang tua bertambah pengetahuan tentang penyakit anak Intervensi : a. Kaji tingkat pengetahuan orang tua tentang proses penyakit anaknya R/ penting untuk proses pengobatan anaknya b. Jelaskan tanda dan gejala sulit bernafas, infeksi dan demam R/ agar ibu dapat mendeteksi secara dini tentang penyakit tersebut. 1.2.4.



Pelaksanaan Menurut Kepmenkes RI (2011:6), Bidan melakukan rencana asuhan



kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanankan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. 1.2.5. Evaluasi Menurut Kepmenkes RI (2011:7-8) tentang Standar Asuhan Kebidanan, bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan



dari asuhan yang sudah diberikan , sesuai perubahan



perkembangan dengan kondisi klien (Kepmenkes RI, 2011).



10



BAB 2 TINJAUAN KASUS 2.1 Pengkajian Data 2.1.1 Pengumpulan data Tanggal pengkajian : 28 Mei 2019, pukul 22.00 WIB Tempat : Ruang Bougenville RSUD dr Soeroto Ngawi 1.2 Data subyektif 1) Biodata anak Nama



: An. "C"



Umur



: 3 Tahun



Tanggal lahir



: 15 Juni 2016



Jenis kelamin



: Laki-laki



Anak ke



: 1( Pertama)



2) Biodata orang tua Ibu



Ayah



Nama



: Ny. G



Tn. K



Umur



: 24 thn



27 thn



Jenis kelamin



: Perempuan



Laki-laki



Agama



: Islam



Islam



Sku/bangsa



: Jawa/Indonesia



Jawa/Indonesia



Pendidikan



: SMA



SMA



Pekerjaan



: IRT



Wiraswasta



Penghasilan



:-



Rp. 2.000.000,-/bln



Status perkawinan : 1 kali



1 kali



Lama perkawinan : 2 tahun



2 tahun



Alamat 3) Keluhan utama



: Ketanggi, Ngawi



11



Ibu mengeluh anaknya panas lebih dari 3 hari, muntah, nyeri perut, penurunan nafsu makan 4) Riwayat penyakit sekarang Pada tanggal 25 2019 Pukul 11.00 WIB anak panas dirumah lalu di bawa ke RS tanggal 28 Mei 2019 Pukul 22.00 WIB 5) Riwayat prenatal, natal dan post natal Riwayat Prenatal 



Selama hamil ibu ANC rutin : 12x ke bidan sejak usia kehamilan 1 bulan sampai melahirkan.







Ibu sudah mendapat imunisasi TT lengkap.







Ibu tidak mengkonsumsi jamu dan obat bebas (tanpa resep dari dokter)







Selama hamil ibu mendapatkan tablet Fe dan multivitamin dari bidan dimunum sesuai anjuran.







Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung, hipertensi, preeklamsia, hepatitis dan lain-lain.







Ibu mengalami mual dan muntah pada kehamilan muda, setelah usia kehamilan 5 bulan ke atas tidak lagi.







Ibu makan 3-4x/hari dengan komposisi 1 piring nasi, lauk (tempe, tahu, ikan dan lain-lain) sayur (bayam, sawi dan lainlain) dan buah (papaya, pisang dan lain-lain).



Riwayat natal -



Ibu melahirkan spontan di Bidan Ngawi



-



BBL : 3.800 gram , PB : 53cm



-



Bayi setelah lahir langsung menangis



-



Bayi tidak ada kelainan bawaan Riwayat post natal



-



Bayi mendapat ASI ekslusif



6) Riwayat imunisasi Anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap 7) Riwayat kesehatan



12



Anak sebelumnya tidak pernah sakit demam. Anggota keluarga dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat sakit menular, menahun, menurun . 8) Riwayat social Yang mengasuh : ibu mengasuh anaknya sendiri dibantu suami dan mertua. 9) Pola kebiasaan sehari- hari a) Pola makan Sebelum sakit : bayi minum ASI



setiap 2 jam sekali dan



secara on demand. Selama sakit : bayi sulit minum ASI b) Pola eliminasi Sebelum sakit : - BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning dan lembek. - BAK 8-9 x/hari warna kuning. Selama sakit : - Belum BAB - BAK 5-6kali/hari c) istirahat dan tidur Sebelum sakit : - Bayi tidur siang, setiap hari 4 kali, paling lama 1,5 jam dan tidur setiap habis magrib, bayi terbangun menyusu kemudian tidur lagi. Selama sakit : - Bayi sering nangis dan rewel d) Aktifitas Sebelum sakit : Bayi bergerak aktif Selama sakit : Bayi rewel tidak seperti biasanya.



e) Personal hygiene



13



Sebelum sakit : Bayi dimandikan 2 x/hari (pagi dan sore) keramas 2 hari sekali dengan shampoo, ganti pakaian setiap habis mandi. Selama sakit : Bayi disibin diatas tempat tidur. 2.1.2 Data obyektif 1) Kesadaran : composmentis 2) Keadaan umum : keadaan umum lemah 3) Status gizi : BB : 3800 gram PB : 53 cm 4) Tanda-tanda vital S : 39,5 oC N : 100 x/mnt R : 52 x/mnt 5) Pemeriksaan fisik 



Kepala Kulit



: Kepala dan rambut bersih, hitam, tidak mudah dicabut, tidak rontok.



Bentuk



: Simetris, tidak ada hydocephalus



Mata



: Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata sayu.



Telinga



: Bentuk



simetris,



tidak



keluar



secret,



pendengaran tidak tuli. Mulut



: Warna bibir merah pucat dan kering, mukosa mulut kering, lidah agak kotor.



Leher



: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe tidak ada bendungan vena jugulris .







Thorax



14



Inspeksi



: Pergerakan thorax saat bernafas dengan irama pernafasan dan saat istirahat tidak ada pergerakan bentuk simetris, tidak ada tarikan dada intercosta.



Palpasi



: tidak ada nyeri tekan pada dinding thorax



Auskultasi



: Bunyi nafas, teratur, wheezing tidak ada, ronchi tidak ada







Abdomen Inspeksi



: Bentuk datar, tali pusat sudah lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi.







Palpasi



: Hati dan limpa tidak teraba



Auskultasi



: Bising usus ada dengan frekuensi 7 x/mnt



Perkusi



: Kembung



Anggota gerak Inspeksi



: Oedema tidak ada, atrofi otot tidak ada



Palpasi



: Tumor tidak ada, kedua ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada sindaktili polidaktili, tidak ada pelvarus/pelvagus, kuku bersih dan pendek, extremitas atas kaku saat kejang







Genetalia



: Testis sudah turun kedalam skrotum







Anus



: tidak atresia ani



6) Terapi 



Infuse Ring As 12 tpm







Injeksi ceftriaxone 2 x 400 mg







Injeksi ranitidin 2 x 15 mg







Injeksi ondan 3 x 3 mg







Santa 3 x 150



15



2.1.3Analisa data No



Diagnosa/masalah



1.



Anak usia 3 tahun dengan DS : Ibu mengatakan bahwa : febris,



KU



Data dasar



lemah,



- Bayinya merupakan anak yang



kesadaran composmentis



pertama umur 5 hari. - Bayi panas - Selama



sakit



bayinya



berbaring ditempat tidur - Selama sakit anak disibin di atas tempat tidur. DO : Keadaan



umum



lemah,



kesadaran composmentis - Tanda-tanda vital S : 39.5 oC N : 100 x/mnt R : 52 x/mnt



2..2 Diagnosa Kebidanan An. "C" usia 3 tahun dengan masalah suhu tubuh diatas normal, Febris, kurangnya volume cairan tubuh, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keadaan umum lemah, prognosa baik. 2.3 Perencanaan Tanggal 28 April 2019



Pukul 22.30 WIB



1. Diagnosa : Anak usia 3 tahun dengan febris, ku lemah kesadaran komposmentis. Tujuan



: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan bayi tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.



Kriteria



: - Keadaan bayi sehat kembali



16



- Pertumbuhan dan perkembangan bayi normal sesuai dengan umur bayi. Intervensi a. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya. R/ Ibu akan dapat mengetahui penyakit yang diderita bayinya. b. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang dilakukan selama dirumah sakit. R/ Ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan oleh petugas. c. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya pemberian makanan bergizi pada bayi. R/ Ibu akan mengetahui manfaat makanan bergizi dan dapat melaksanakan anjuran yang diberikan oleh petugas. d. ibu untuk tetap menjaga personal hygiene R/ Ibu mengerti dan faham e. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. R/ Memberi rasa nyaman dan mencegah perkembangan kuman lebih lanjut. 2. Masalah I



: Gangguan masalah suhu tubuh berada diatas normal



Tujuan



: Suhu tubuh turun



Kriteria



: Suhu tubuh normal 36,5℃-37,5℃



Intervensi



:



d. Observasi TTV e. Kaji kebutuhan ASI yang dikonsumsi 3. Masalah II



: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari



kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Tujuan



: Pemenuhan kebutuhan nutrisi



Kriteria



: - Anak mau makan - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi - KU membaik



Intervensi



17



a. Kaji



status



nutrisi



dan



kaji



pengetahuan



keluarga



dengan



mengidentifikasi kebutuhan ASI yang dikonsumsi R/ Mengetahui status nutrisi Px. b. Perhatikan kebersihan mulut. R/ Meningkatkan bayi menyusu. 4. Masalah III : Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur Tujuan



: Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi



Kriteria



: - Klien tidak sering bangun - KU baik - Mata tidak merah dan tidak sayu



Intervensi a. Anjurkan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman (tidak bising dan ramai). R/ Suara ramai dan bising akan mengurangi kenyamanan tidur bayi b. Anjurkan orang tua untuk memberi dukungan (misal : dukungan tentang dongeng, usapan lembut/belai). R/ Akan membantu relaksasi anak. c. Anjurkan pada keluarga untuk mendampingi bayi sewaktu tidur. R/ Agar bayi bisa cepat tidur. d. Batasi pengunjung saat jam-jam tidur. R/ Agar bayi nyaman saat tidur. 2.4 Pelaksanaan Tanggal 28 April 2019



Pukul 22.45 WIB



Diagnosa : Anak usia 3 tahun dengan febris, ku lemah kesadaran composmentis. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi anaknya dan penyakit apa yang sedang diderita. b. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang dilakukan selama dirawat dirumah sakit. c. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan dengan : 



Menyibin anak 2x sehari setiap pagi dan sore hari



18



 e.



Memperhatikan kebersihan pada makanan dan alat-alat makan.



Memberikan terapi sesuai advice dokter Infuse Ring As 12 tpm Injeksi ceftriaxone 2 x 400 mg Injeksi ranitidin 2 x 15 mg Injeksi ondan 3 x 3 mg Santa 3 x 150



2. Masalah I : Gangguan masalah suhu tubuh berada diatas normal Memberikan terapi penurun panas dan memenuhi kebutuhan cairan 3. Masalah II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. a. Mendiskusikan dengan ibu dan keluarga mengenai status nutrisi b. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan kebersihan mulut. 4. Masalah III : Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. a. Menganjurkan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman (tidak bising dan ramai) b. Menganjurkan pada keluarga untuk mendampingi anak sewaktu tidur. c. Membatasi jumlah pengunjung saat jam tidur. 2.5 Evaluasi 1. Evaluasi sesaat Tanggal



: 28 Mei 2019



Pukul 23.00 WIB



S



: Ibu mengatakan anaknya sudah lebih tenang tetapi masih rewel.



O



: - KU lemah, kesadaran komposmentis -Suhu 38 ℃



A



: Anak An. "C" usia 3 tahun dengan masalah Febris, keadaan umum lemah, prognosa baik.



P



: Lanjutkan intervensi: - Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu - Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi - Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada bayi - Memberikan terapi dokter



19



a. Infuse Nacl 12 tpm b. Injeksi cefotaxime 2x200mg c. Sirup sanmol 3x0,5 cc - Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV - Dokumentasi Tanggal : 22 April 2019



Pukul : 21.00



S



: Ibu mengatakan anaknya sudah lebih tenang tetapi masih rewel.



O



: - KU lemah, kesadaran komposmentis -Suhu 37,5 ℃



A



: Bayi “Ny.D ” usia 5 hari dengan masalah Febris, keadaan umum lemah, prognosa baik.



P



: Lanjutkan intervensi: -



Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu



- Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi - Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada bayi - Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang benar - Menjelaskan cara perawatan tali pusat - Memberikan ASI melalui selang OGT 23 cc - Memberikan terapi dokter a. Infus Ring As 12 tpm b. Injeksi ceftriaxone 2 x 400 mg c. Injeksi ranitidin 2 x 15 mg d. Injeksi ondan 3 x 3 mg e. Santa 3 x 150 - Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV - Dokumentasi 2. Evaluasi perkembangan Tanggal



: 29 Mei 2019



Pukul 21.00 WIB



S



: nyeri perut penurunan nafsu makan



O



: - KU baik, kesadaran komposmentis - TTV: S: 36,7 0C



20



N: 100 x/menit RR: 48 x/menit A



: anak An. "C ” usia 3 tahun dengan febris ,keadaan umum baik, prognosa baik.



P



: Lanjutkan intervensi -



Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu



-



Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi



-



Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada bayi



-



Memberikan terapi dokter Infuse Ring As 12 tpm Injeksi cefotaxin 500 mg Injeksi ranitidin 15 mg



- Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV - Dokumentasi Tanggal 30 Mei 2019 S



Pukul 15. 00 WIB



: nyeri perut, panas O



: - KU baik, kesadaran komposmentis - TTV: S: 37,7 0C N: 100 x/menit RR: 50 x/menit



A



: An. "C" usia 3 tahun dengan febris ,keadaan umum baik, prognosa baik.



P



: Lanjutkan intervensi - Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu - Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi - Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada bayi -



Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV - Dokumentasi



21



DAFTAR PUSTAKA



Aden.R. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. Yogyakarta: Hanggar Kreator. Matendang,dkk. (2019). Diagnosa Fisik Pada Anak Edisi 2. Jakarta: PT.Sagung Seto. Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suriadi, d. Y. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Sagu Seto. Depkes RI. (2012). Pedoman Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI. Kepmenkes RI. (2011). Standar Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Jakarta: Direktorat Bina Anak Sakit. Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Neonatus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



22



Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya Dalam Buku Ajar 1 Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagungseto. Sulistyawati, A. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Anak Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Sumijati, M. d. (2000). Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Anak. Surabaya: Perkani.