Analisa EVALUASI PEMBELAJARAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisa EV KB 1



a.  Konsep berserta diskripsinya: 1.  Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan sesuatu dengan alat ukur yang standar dan valid dengan menggunakan                           data kuantitatif. 2.  Penilaian merupakan kegiatan pengambilan keputusan dengan membandingkan ukuran tertentu hasil dari data kuantitatif 3. Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam membuat keputusan yang sifatnya kuantitatif dengan                    berdasarkan hasil penilaian yang sesuai dengan kriteria dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.



b. kontekstualisasi pemaparan materi dengan realitas sosial pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran harus berututan dan sistematis agar mempermudah dalam perbaikan kualitas pendidikan. makna berurutan disini pengukuran dulu yang dilakukan dengan melihat perolehan skor atau nilai misalnya nilai 100 - nilai 80 ini adalah pengukuran. selanjutnya baru masuk kepenilaian bahwa siswa tersebut mendapatkan nilai yang baik atau buruk, selanjutnya dievaluasi bahwa siswa tersebut dinyatakan lulus atau tidak lulus.  contoh lain adalam pengambilan keputusan untuk mengubah perbaikan sistem maka akan ada pilihan baik, baik dan perlu diperbaiki atau sistem diganti sehingga fungsi dan tujuan  evaluasi pembelajaran tercapai. c. merefleksikan hasil kontekstual materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna setelah mempelajari  materi konsep pengukuran, penilaian dan evaluasi pembelajaran diharapkan memahami makna, kedudukan dan perbedaan penilaian pengukuran dan evaluasi serta keterkaitannya. pengukuran sebagai alat ukur misalnya siswa yang memperoleh nilai 100 , nilai 80. dari nilai yang diperoleh tersebut seorang guru dapat melakukan penilaian bahwa siswa tersebut mendaopatkan nilai yang baik atau buruk  sesuai dengan kriteria. kemudian dari pengukuran dan penilaian yang dilakukan terhadap siswa akhirnya dilakukan evaluasi pembelajaran dalam membuat keputusan bahwa siswa tersebut  dinyatakan lulu atau tidak kemudian seandainya ditemukan faktor-faktor kegagalan akan dilakukan perbaikan pada proses pendidikan selanjutnya.



KB 2



a. konsep beserta deskripsinya 1. Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses berpikir seseorang yang tidak hanya mampu menghafal namun mampu me-maknai suatu permasalahan yang me-merlukan analisis, ideide kreatif, meng-asosiasi hingga menarik kesimpulan dari berbagai informasi baru yang diperoleh untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi,  Berbasis permasalahan kontekstual dan Menggunakan bentuk soal beragam 2. Karakteristik soal HOTS Karakteristik soal HOTS merupakan hal-hal yang harus terpenuhi agar soal termasuk kategori soal HOTS seperti kurikulum yang digunakan, kompetensi apa yang hendak diukur, bentuk soal yang dikembangkan, danmasih banyak lagi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ketika menyusun soal HOTS antara lain karakteritistik soal, indikator soal, dan langkah-langkah penyusunan soal. Untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut: Adapun karakteristik soal HOTS(Widana, 2017) adalah sebagai berikut: − Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. − Berbasis permasalahan konteks-tual. − Bentuk soal beragam (dalam hal ini soal yang dikembangkan adalah soal uraian).  3. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan seseorang untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan non rutin dengan meng-gunakan pengetahuan, pengalaman, dan penalaran. Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat diperoleh siswa dengan sering menyelesaikan soal pemecahan masalah.Sehingga, pada pedidikan abad 21 kemampun pemecahan masalah siswa perlu dilatih serta diperhatikan. Selain melatih kemampuan pemecahan masalah matematika, pada pendidikan abad 21 juga diperlukan adanya perubahan cara berpikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif dalam menyelesaikan suatu per-masalahan matematika.Untuk itu siswa perlu diberikan soal-soal yang dapat memicu pemikiran siswa agar lebih kritis serta kreatif). 4.  Metode  pengembangan soal hots  Proses yang di-gunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu : a) model pengembangan, b) prosedur pengembangan, dan c) uji coba produk b. kontekstual atas kemampuan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial peneliti me-manfaatkan 3 orang siswa sebaya non subjek uji coba sebagai tester. Ketiga siswa yang menjadi tester terbagi menjadi 3 yakni siswa dengan kemampuan rendah, siswa dengan kemampuan sedang, dan siswa dengan kemampuan tinggi. Berdasarkan komentar ketiga siswa tersebut desain produk yang telah dibuat, direvisi dan diperbaiki.



c. merefleksikan hasil kontekstual materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna



Berdasarkan validasi pakar dan uji coba instrumen ke siswa diperoleh hasil : (1) 8 dari 10 soal sudah memenuhi kategori valid, (2) reliabilitas soal memiliki nilai 0,60 yang menunjukkan bahwa reliabilitas soal tinggi. (3) 50% soal termasuk kategori sedang dan 50% soal termasuk kategori sukar, dan (4) indeks daya beda soal ≥ 0,40 dimana soal memiliki daya beda sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa soal yang dikembangkan sudah baik dan memenuhi kategori soal HOTS, sehingga soal yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa ketika mengerjakan soal-soal HOTS.  KB 3



a. Konsep beserta deskripsinya 1. Langkah-langkah evaluasi belajar : merupakan rangkaian kegiatan menyusun rencana evaluasi hasil belajar, menghimpun data, melakukan verifikasi data, mengolah dan menganalisis data, memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan, tindak lanjut hasil evaluasi 2. Teknik Evaluasi Belajar : merupakan metode dalam pengumpulan  informasi tentang belajar siswa untuk menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan keputusan. dengan teknik evaluasi belajar guru menemukan cara penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan. beberapa teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi belajar yaitu: teknik tes, teknik objektif, dan teknik non tes.  3. Hasil Belajar : merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu yang dicapai peserta didik setelah mengikuti rangkaian proses belajar mengajar yang terdiri dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 



b. pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial sebagai seorang guru untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pendidikan agama Islam harus memiliki pengetahuan tentang evaluasi belajar, diantaranya: teknik dan langkah-langkah evaluasi hasil belajar, sehingga evaluasi yang dilakukan dapat terukur. penelitian ini dilakukan untuk mengkaji langkah-langkah dan teknik evaluasi hasil belajar pendidikan agama Islam. penelitian ini bersifat kualitatif dengan menganalisis beberapa buku sebagai sumber data utama. adapun hasil penelitiannya yaitu: langkah-langkah evaluasi hasil belajar dengan menyusun rencana evaluasi hasil belajar, menghimpun data, melakukan verifikasi data, mengolah dan menganalisis data, memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan, tindak lanjut hasil evaluasi.



c. merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna dari evaluasi belajar yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisi dan disimpulkan sehingga diketahui maknanya, sehingga dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.



KB 4



a. Konsep beserta deskripsinya 1. Pembelajaran Remedial : adalah layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. pembelajaran remedial merupakan upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/ kerjasama dengan ahli atau pihak lain) untuk menciptakan situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal (KKM) yang diharapkan. 2. Kesulitan Belajar : merupakan suatu kondisi peserta didik yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya karena adanya hambatan-hambatan tertentu dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disebabkan oleh banyak faktor. Kesulitan belajar ini berdampak pada ketidaktuntasan belajar. Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai prestasi akademik karena prestasi berada di bawah KKM. Hakikatnya peserta didik yang mengalami ketidaktuntasan belajar tidak dapat dikatakan bodoh karena setiap peserta didik membutuhkan jumlah waktu yang berbeda-beda untuk belajar.   3. Prinsip pembelajaran remedi : merupakan pedoman untuk melakukan pembelajaran remedial terhadap peserta didik yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pembelajaran remedial yang diberikan kepada peserta didik hendaknya berpegang pada prinsip pembelajaran remedial yaitu: Adaptif, Interaktif, Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa., Pemberian umpan balik sesegera mungkin, dan berkesinambungan.



b. pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial pada tiap akhir kegiatan pembelajaran guru melakukan evaluasi formatif dan setelah adanya evaluasi formatif, peserta didik yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pengajaran remedial dengan cara berkelanjutan dan menyesuaikan waktu masing-masing di luar dari jam pelajaran reguler. Pembelajaran remedial pada dasarnya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas masing-masing peserta didik dalam menguasai materi pelajaran. Jika setelah dilakukan tes perbaikan masih tetap ditemukan peserta didik yang mengalami kegagalan maka peserta didik tersebut diberikan kegiatan perbaikan. Sedangkan peserta didikyang telah tuntas akan diberikan pengayaan untuk memperluas dan memperdalam konsep yang telah dipelajarinya



c. merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna pembelajaran remedial dilaksanakan bagi peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran remedial terdiri dari beberapa tahap yang diawali dengan tahap diagnosis kesulitan ditindaklanjuti dengan tahap perbaikan. Pembelajaran remedial hendaknya memperhatikan karakteristik dari anak didik sebelum diberikan perbaikan. Remedial dapat dilaksanakan setelah mempelajari beberapa kompetensi



dasar atau satu kompetensi inti. Siswa baru boleh mempelajari materi pelajaran berikutnya apabila ia telah betul-betul menguasai isi pelajaran yang telah dipelajari