Analisis Data Kualitatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS DATA KUALITATIF  Metode Analisis Kualitatif A. Strategi Umum Analisis Kualitatif Analisis kualitatic cenderdung menggunakan pendekatan logika induktif, dimana sigolisme dibangun berdasarkan hal khusus atau data dilapangan dan bermuara pada kesimpulan umum. Model tahapan analisis induktif adalah seagai berikut: 1.



Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, identifikasi,



revis, dan pengecekan ulang terhadapdata yang ada. 2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperloleh 3. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi 4. Menjelaskan hubungan - hubungan kategorisasi 5. Menarik kesimpulan umum 6. Membangun atau menjelaskan teori Sebagai mana telah dijelaskan bahwa tahapan penelitian kualitatif juga adalah tahapan analisis kualitatif,dengan demikian maka tahapan - tahapan analisis itu juga adalah yang dilaksanakan peneliti pada setiap tahapan langkah penelititan kualitatif, sedangkan metode atau teknik analisis kualitatif adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan sekaligus juga adalah alat analisis data. B. Strategi Analsis Data Dan Kritik Terhadap Miles Dan Huberman Serta Moleong Pada prinsipnya ada tiga model desain yang paling sering digunakan dikalangan dipeniliti yaitu: formatdesain deskriptif kualitatif, desain kualitatif verifikatif, dan format desain kualitatif grounded research. Analisis data kualitatif bertumpuh pada tiga strategi format desain kualitatif diatas sehingga maing -masing format menentukan strategi analisis datanya berdasarkan format masing - masing desain. 1. Strategi Analisis Data Deskriptif Kualitatif Desain strategi ini belum benar - benar



kualitatif



karena



konstruksinya asih dipengaruhi oleh tradisikuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya. Dikatakan kuasi



kualitatif,juga



karena



sifatnya



yang



tidak



terlalu



mengutamakan



makna,



sebaliknya,



penekanannya



pada



deksriptifmenyebabkan format deksriptif kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanyamemperhatikan proses proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data ataupun makna data. 2. Strategi Analisis Data Kualitatif Verifikatif Merupakan sebuah upaya analisis induktif terhadap data penelitian yang dilakukan ada seluruh prosespenelitian yang dilakukan, karena itu format strategi analisis data penelitiannya secara total erbbedadengan format penelitian kuantitatif atau bahkan kualitatif verifikatif. 3. Strategi Grounded Research Strategi ini dipengaruhi pandangan bahwa peneliti kualitatif tidak membutuhkan pengetahuan dan teoritentang objek penelitian untuk mensterilkan subjektivitas peneliti maka format desain groundeddikonstriksiiagar peneliti dapat mengembangkan semua pengetahuan dan teorinya setelah mengetahuipermasalahan dan data dilapangan. Dalam analisis data kualitatif , sebenarnya peneiti tidak harus menutup diri terhadap kemungkinanbantuan data kualitatif karena data ini bermanfaat bagi pengembangan analisi data kuaitaitf itu sendiri.Data kuantitatif dapat digunakan pada analisis



ini



sampai



bata



-



batas



tertentu



dengan



tidak



menonjolkansifat kekakuannnya sebagai ciri khas memberi makna pada analisis kualitatif itu sendiri. C. Data Kualitatif - Data Deskriptif: Kritik Terhadap Miles Dan Hubermen Dalam data analisis kuantitatif, dikenal dua data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatiftidak lain dalah sebuah tanda dari fenomena sosial, sedangkan data kualitatif tidak lain adalah deskripsiterhadap data kualitatif itu sendiri, adi umpanya data kuantitatif kecantikan diberi skala 5, 4, 3, 2, 1angka 5 adalah angka tertinggi sedangkan angka 2 adalah yang terendah, sedangkan data kualitatif adalahdeskriptif terhadap data kuantitatif itu; sangat cantik, cantik, sedang, tidak cantik, sangat tidak cantik. Dalam penelitian



kualitatif, tidak sekedar mendeskripsikan sebuah fenomena, sehingga fenomena itu"berangka", namun yang terpenting adalah menjelaskan makna, mendiskripsikan makna yang munculbahkan menjelaskan "meta-maknawi"' yaitu makna dibalik makna..setiap fenomena selain memiliki"pertanda"' dan deskripsinya, fenomena juga memiliki makna "substansi" roh atau jiwa yang tersimpandibalik fenomena itu sendiri. Dengan demikian, apabila format deskriptif - kualitatif ini dilakukan dengan sungguh - sungguh, denganvarian - varian deskriptif yang akurat, pengamatan terhadap fenomena yang tajam dan triangulasi (baikmetode pengumpulan data sumber data maupun teori) yang sungguh - sungguh, maka penelitiandeksriptif tak kalah baiknya dan tak kalah berkualitas dengan analisis - analisis lainnya. Hal ini yangsering yang dilupakan oleh peneliti, terutama pemula. D. Pengaruh Haberman Dalam Strategi Analisis Kualitatif: kritik Terhadap Moleong Pandangan pandangan



Haberman moleong



begitu



bahwa



menonjol



penelitian



dalam



pandangan-



kualitatifidentik



dengan



pandangan deskriptif lebih dominan mengungkapkan persoalan persoalan makna etik,sedangkan pemaknaan emik tidak menjadi persoalan yang memiliki alat atau metode analitis yang jelas.Peno jolan alat .alat analisis dengan menggunakan software komputer menunjukkan yang dimaksudadalah melakukan analisis pada format format analisis deskriptif kualitatif untuk menemukankategorisasi jaringan dan coding - coding. Dalam penelitian kualitatif, perlu menjelaskan



secara



jelas



bentuk-bentuk



strategi



analisis



yangdipengaruhi oleh berbagai bentuk paradigma ilmu, disadari bahwa disetiap laporan penelitian bukanlahsebuah analisis terhadap satu



fenomena



osial



terhaadap



makna



nya



saja,



akan



tetapi



diharapkan penelitimenunjukkan bagaimana teori digunakan dalam kasus fenomena tersebut dan bagaimana pilihan metodedigunakan pada fenomena itu. Metode Analisis Data Kualitatif



Pengertian Analisis Data Analisis merupakan proses pemecahan data menjadi komponenkomponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu. Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong, Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,



memilah-milahnya menjadi satuan yang



datapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan



apa



yang



penting



dan



apa



yang



dipelajari



dan



memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan bahwa analisis data kualitatif prosesnya sebagai berikut: 1. proses mencatat yang menghasilakan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. 3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan. 4. Membuat temuan-temuan umum. Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data



yang



dihadapkan



melalui kepada



pengakuan berbagai



subyek



objek



pelakukanya.



penelitian



yang



Peneliti



semuanya



mengahasilkan data yang membutuhkan analisis. Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang masih belum jelas. Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara jelas sehingga menjadi pemahaman umum. Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Peneliti dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data tersebut, peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian makna itulah menjadi hasil penelitian. Dari beberapa definisi dan tujuan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya untuk



mengungkap makna dari data penelitian dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan klasifikasi tertentu. Metode Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif tidak sama dengan analisis kuantitatif yang metode dan prosedurnya sudah pasti dan jelas. Ketajaman analisis data kualitatif tergantung kepada kebiasaan peneliti dalam melakukan penelitian kuantitatif. Peneliti yang sudah terbiasa menggunakan pendekatan



ini,



biasanya



mengulas



hasil



penelitiannya



secara



mendalam dan kongkret. Meskipun analisis kualitatif ini tidak menggunakan teori secara pasti sebagaimana



kuantitaif,



akan



tetapi



keabsahan



dan



kevalidan



temuannya juga diakui sejauh peneliti masih menggunakan kaidahkaidah penelitian. Menurut Patton dalam Kristi Poerwandari, yang harus selalu diingat peneliti adalah bagaimanapun analisis dilakukan, peneliti wajib memonitor dan melaporkan proses dan prosedurprosedur analisisnya sejujur dan selengkap mungkin. Analisis kualitatif juga berbeda dengan kuantitatif yang cara analisis dilakukan setelah data terkumpul semua, tetapi analisis kualitatif dilakukan sepanjang penelitian dari awal hingga akhir. Hal ini dilakukan



karena,



peneliti



kualitatif



mendapat



data



yang



membutuhkan analisis sejak awal penelitian. Bahkan hasil analisis awal akan menentukan proses penelitian selanjutnya. Menurut Lexy J. Moleong, proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah penafsiran data. Proses analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Moleong diatas sangat rumit dan terjadi tumpang tindih dalam tahapan-



tahapannya.



Tahapan



reduksi



data



sampai



kepada



tahapan



kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu kesatuan proses yang bisa dihimpun dalam reduksi data. Karena dalam proses ini, sudah terangkum penyusunan satuan dan kategorisasi data. Oleh karena itu, penulis lebih setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui tahapan; reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan



atau



Verifikasi.



Untuk



lebih



jelasnya,



penulis



akan



menjelaskan proses analisis tersebut sebagai berikut: 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu[7]. Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian[8]. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatancatatan inti dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data. Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan data yang diperoleh selama penggalian data di lapangan. Data yang diperoleh dalam penggalian data sudah barang tentu merupakan data yang sangat rumit dan juga sering dijumpai data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian tetapi data tersebut bercampur baur dengan data yang ada kaitannya dengan penelitian. Maka dengan kondisi data seperti, maka peneliti perlu menyederhanakan data dan membuang data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian. Sehingga tujuan penelitian tidak hanya untuk menyederhanakan data tetapi juga untuk memastikan data yang diolah itu merupakan data yang tercakup dalam scope penelitian.



2. Penyajian data



Menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Muhammad Idrus bahwa: Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan[10]. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya. Penyajian



data



dilakukan



untuk



dapat



melihat



gambaran



keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan. 3. Kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.



Penarikan



membandingkan



kesimpulan



kesesuaian



bisa



pernyataan



dilakukan dari



dengan



subyek



jalan



penelitian



dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Tahapan-tahapan diatas terutama tahapan reduksi dan penyajian data, tidak melulu terjadi secara beriringan. Akan tetapi kadang setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan reduksi data lagi sebelum ditarik sebuah kesimpulan. Tahapan-tahapan diatas bagi penulis tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk kepada strategi analisis data. Karena, metode sudah paten sedangkan strategi bisa dilakukan dengan keluwesan peniliti dalam menggunkan strategi tersebut. Dengan demikian, kebiasaan peneliti menggunakan metode analisis kualitatif menentukan kualitas analisis dan hasil penelitian kualitatif.



Macam-Macam Analisis Data Kualitatif Secara umum metode analisis data meliputi reduksi, display data dan kesimpulan atau verifikasi data. Akan tetapi karena data kaulitatif sangat banyak sekali, maka model analisis data juga beragam sesuai dengan objek penelitian. Secara umum, model analisis data terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: pertama, kelompok metode analisis teks dan bahasa; kedua, kelompok metode analisis tema-tema budaya; ketiga, kelompok analisis kinerja, perilaku seseorang dan perilaku institusi. Adapun bagian-bagian dari tiga kelompok model analisis data kualitatif diatas adalah sebagai berikut: 1. Kelompok metode analisis teks dan bahasa a) b) c) d) e) f) g)



Content analysis (analisis ini) Framing analysis (analisis Bingkai) Analisis semiotik Analisis kontruksi sosial media massa Hermeneutic Analisis wacana dan penafsiran teks Analisis wacana kritis



2. Kelompok analisis tema-tema budaya a) b) c) d) e) f) g) h)



Analisis struktural Domain analysis Taxonomi analysis Componential analysis Discovering cultural theme analysis Constant comparative analysis Grounded analysis Ethnology



3. Kelompok analisis kinerja dan pengalaman individual serta perilaku institusi a) b) c) d) e) f) g)



Focus group discussion (FGD) Studi kasus Teknik biografi Life’s history Analisis SWOT Penggunaan bahan dokumenter Penggunaan bahan visual



Keterbatasan Metode Analisis Data Kualitatif Dengan tidak bermaksud menafikkan keunggulan yang dimilikinya, tampaknya harus pula diperhatikan beberapa sisi lemah pendekatan kualitatif ini yaitu:  Kualitas tegantung peneliti  Subjektfitas tinggi  Perubahan perilaku informan  Waktu lama  Tidak ada prosedur standar  Sulit mendapat informan kunci  Penafsiran beda antar peneliti  Sulit menggeneralisasi  Keterbatasan peneliti Metode Gabungan Jenis-Jenis Metode Kombinasi Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 407) mengklasifikasikan model utama metode kombinasi menjadi dua, yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model sequential (kombinasi berurutan) ada tiga macam, yaitu sequential explanatory strategy (model urutan pembuktian), sequential exploratory strategy (model urutan penemuan), dan sequential transformative strategy. Sementara itu, model concurrent (kombinasi campuran) terdapat dua macam, yaitu concurrent triangulation strategy (campuran kualitatif dan kuantitatif secara berimbang), concurrent embedded strategy (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama), dan concurrent transformative strategy. 1. Model Sequential (Kombinasi Berurutan) Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 408) menyatakan bahwa model kombinasi berurutan merupakan prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari



satu metode ke metode yang lain. Model kombinasi berurutan terdapat tiga macam, yaitu: a. Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian) Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 409) menyatakan bahwa sequential explanatory strategy dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama. b. Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan) Sequential Exploratory Strategy sama dengan Sequential Explanatory Design, hanya saja cara kerjanya dibalik. Pada model ini, tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap kedua menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih berat pada metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif. Kelemahan dari Sequential Exploratory Strategy adalah peneitian memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar. (Sugiyono, 2013: 410) c. Sequential Transformative Strategy Model ini dilakukan dengan dua tahap dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali masalah. (Sugiyono, 2013: 411) 2.



Model Concurrent (Kombinasi Campuran) Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 411) menyatakan bahwa model Concurrent merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Model kombinasi campuran ada tiga macam, yaitu:



a.



Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif secara Berimbang) Model ini merupakan model yang paling familiar diantara enam model dalam mixed methods. Dalam model concurrent triangulation ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersam-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisis data. Kemudian membandingkan data yang diperoleh, untuk selanjutnya dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan (Sugiyono, 2013: 411).



Sugiyono (2013: 412) menyatakan bahwa dalam model ini penelitian dilakukan dalam satu tahap tetapi dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. Idealnya bobot antara metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dalam penelian adalah seimbang, namun dalam prakteknya metode yang satu bobotnya lebih tinggi atau lebih rendah dari metode yang lain. Penggabungan data dilakukan pada penyajian data, interpretasi, dan pembahasan. b. Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua Memperkuat Metode Pertama) Model Concurrent Embedded merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan/bersama-sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya berbeda. Pada model ini ada metode primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang c.



diperoleh dari metode primer. (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 412) Concurrent Transformative Strategy Seperti halnya dalam model sequential transformative, pada model concurrent transformative ini peneliti juga dipandu dengan menggunakan teori perspektif baik teori kuantitatif maupun kualitatif. Teori perspektif ni seperti: critical theory, advocacy, participatory research or a conceptual or theoretical framework. Model ini merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama). (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 412-413)



Pengumpulan Data dan Analisis Data 1) Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian) Tahap awal adalah dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan pada populasi atau sampel tertentu menggunakan instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya dilakukan analisis data kuantitatif. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Setelah data dari metode kualitatif sudah terkumpul dan kemudian dianalisis. Setelah pengumpulan data dan analisis data pada metode kuantitatif dan kualitatif selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kuantitatif dan kualitatif, dimana



data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada tahap pertama dan data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada tahap kedua. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan. (Sugiyono, 2013: 449). 2) Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan) Tahap awal adalah dilakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, kegiatan pengumpulan data lebih banyak dilaksanakan secara bersamaan. Jadi peneliti melakukan pengumpulan data, analisis data, sekaligus melakukan pengujian kredinilitas data dengan teknik trianggulasi. Proses pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan model yang dikembangkan oleh Spradley atu Miles and Huberman. Analisis data yang dikembangkan Spradley adalah analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema kulturan. Sedangkan analisis menurut Miles and Huberman



bersifat interaktif yaitu, data



collection, data reduction, data display, conclutions (Sugiyono, 2013: 478). Pengumpulan data kuantitatif ditujukan untuk membuktikan hipotesis, maka diperlukan instrument penelitian. Instrumen tersebut harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah terbukti valid dan reliable, maka instrument tersebut selanjutnya digunakan untuk pengumpulan data. Langkah selanjutnya adalah analisis data kuantitatif. Analisis tersebut ditujukan untuk membuktikan hipotesis yang ditemukan dari penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013: 487). Setelah pengumpulan data dan analisis data pada metode kualitatif dan kuantitatif selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kualitatif dan kuantitatif, dimana data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada tahap pertama dan data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada tahap kedua. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan. 3) Sequential Transformative Strategy Model ini dilakukan dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social) pada setiap prosedur penelitiannya. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali masalah. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan analisis data metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan pengumpulan data dan analisis data dengan metode kualitatif atau kuantitatif. (Sugiyono, 2013: 411) 4) Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif secara Berimbang)



Metode kombinasi model concurrent triangulation merupakan metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif secara seimbang. Fokus penggabungan lebih pada teknik pengumpulan data dan analisis data. Dalam model ini pengumpulan data dan analisis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dengan menggunakan dua metode sekaligus. Setelah data terkumpul dan telah dianalisis menggunakan dua metode tersebut, selanjutnya dapat dibuat kesimpulan apakah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) saling memperkuat, memperlemah, atau bertentangan (Sugiyono, 2013: 499). 5) Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua Memperkuat Metode Pertama) Dalam model Concurrent Embedded ini terdapat dua model penggabungan metode. Pertama, kualitatif dan kuantitatif, dimana kualitatif menjadi metode primer dan kuantitatif menjadi metode sekunder. Kedua, kualitatif dan kuantitatif, dimana yang menjadi metode primer adalah kuantitatif dan metode sekundernya adalah kualitatif. Pada medel ini, peneliti dapat mengumpulkan data dua macam yaitu kuantitatif dan kualitatif , atau sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang bersamaan, dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama.Teknik pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya kepada sampel penelitian. Untuk melengkapi data kuantitatif tersebut, agar lebih luas, mendalam, dan bermakna, maka peneliti melakukan pengumpulan data kualitatif (Sugiyono, 2013: 558). Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis data yang digunakan untuk metode kuantitatif adalah dengan statistic, sedangkan untuk metode kualitatif adalah analisis kualitatif. Sementara itu untuk data yang dikombinasikan dengan analisis statistic dan analisis kualitatif. 6) Concurrent Transformative Strategy Pada model concurrent transformative, peneliti juga dipandu dengan menggunakan teori perspektif. Pengumpulan data dan analisis data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama untuk dua metode sekaligus. Penggabungan data dapat dilakukan dengan mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama. 



Pengujian Keabsahan Hasil Penelitian Tulisan ini didasarkan pada buku Burhan Bungin, yang berjudul Analisis



Data



Metodologis



Penelitian



kearah



Kualitatif:



Penguasaan



Pemahaman



Model



Aplikasi,



Filosofis



dan



diterbitkan



PT.



Rajagrafindo Persada, Jakarta pada tahun 2003 dan buku DR. Lexy. J. Moleong yang berjudul Metode Penelitian kualitatif. Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai triangulasi sebagai suatu tehnik penelitian perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dan sebagai salah satu tehnik atau cara dalam pemeriksaan keabsahan data. Tulisan ini juga akan menjelaskan manfaat dan proses kerja dari tehnik triangulasi. Triangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin (1978) dengan meminjam peristilahan dari dunia navigasi dan militer, yang merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu dengan data yang di dapat dari sumber atau metode lain. Konsep ini dilandasi asumsi bahwa setiap bias yang inheren dalam sumber data, peneliti, atau metode tertentu, akan dinetralkan oleh sumber data, peneliti atau metode lainnya. Istilah triangulasi yang dikemukakan oleh Denzin dikenal sebagai penggabungan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian. Metode penelitian dengan tehnik triangulasi digunakan dengan adanya dua asumsi yaitu yang pertama, pada level pendekatan, tehnik triangulasi digunakan karena adanya keinginan melakukan penelitian dengan menggunakan dua metode sekaligus yakni, metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Hal ini didasarkan karena, masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, dan



memiliki



pendapat



dan



anggapan



yang



berbeda



dalam



memandang dan menanggapi suatu permasalahan. Suatu masalah jika dilihat dengan menggunakan suatu metode akan berbeda jika dilihat dengan menggunakan metode yang lain. Oleh karena itu akan sangat bermanfaat apabila kedua sudut pandang yang berbeda tersebut digunakan



secara



bersama-samaa



dalam



menanggapi



suatu



permasalahan sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang



lebih lengkap dan sempurna. Pada level pendekatan penelitian, penggabungan metode kuantitaif dan kualitatif dalam sebuah kegiatan penelitian ditujukan untuk menemukan sesuatu yang lebih utuh dari objek penelitian. Asumsi kedua yang mendasari penggunaan tehnik triangulasi



yakni,



pada



level



pengumpulan



dan



analisis



data.



Pengumpulan dan analisis data membutuhkan sebuah prosedur untuk menguji hasil analisis data. Dalam penelitian dengan mengunakan metode triangulasi, peneliti dapat menekankan pada metode kualitaitif, metode kuantitaif atau dapat juga dengan menekankan pada kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada metode kualitatif, maka metode kuantitatif dapat digunakan sebagai fasilitator dalam membantu melancarkan kegiatan peneliatian, dan sebaliknya jika menekankan metode kuantitatif. Namun. apabila peneliti memberi tekanan yang sama terhadap kedua metode penelitian ( kuantitatif-kualitaatif) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus dilakukan yakni : yang pertama memahami masing-masing metode dan pentingnya metode teersebut dalam suatu penelitian yang akan dilakukan; kedua, memahami permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilakukan sehingga penggunaan metode kualitatif dan metode kuantitatif ini disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai; ketiga, kedua



metode



yang



digunakan



juga



dapat



dilakukan



dengan



mempertimbangkan prioritas kepentingan, dimana kedua metode dapat digunakan dalam desain secara bersama-sama namun pada laporan penelitian hanya diperhitungkan salah satunya saja; dan yang ketiga, kedua metode juga digunakan berdasarkan pertimbangan keterampilan peneliti, yang terlibat dalam satu kegiatan penelitian secaara simultan apabila ada hubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Menggunakan metode triangulasi yakni penggabungan dua metode dalam satu penelitian diharapkan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja dalam



suatu penelitian. Sebelum melakukan penelitian dengan menggunakan metode triangulasi, peneliti harus terlebih dahulu menghitung dan memperkirakan apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dalam peneltian tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja. Selain itu juga diperhitungkan waktu, tenaga dan dana yang dihabiskan dalam penelitian, apakah akan menghasilkan atau memperoleh hasil yang memuaskan. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti



dengan



pemahaman



informan



tentang



hal-hal



yang



diinformasikan informan kepada peneliti. Hal ini dilakukan karena, dalam suatu penelitian dapat terjadi pemahaman yang berbeda antara peneliti dengan informan mengenai suatu objek yang diteliti. Oleh karena itu, untuk menghindarkan adanya pemahaman yang berbeda tersebut, digunakan triangulasi yakni dengan cara peneliti langsung melakukan uji pemahaman kepada informan. Cara ini dapat dilakukan setelah wawancara atau observasi. Uji pemahaaman dapat dilakukan diakhir penelitian ketika semua informasi telah dipresentasikan dalam draft laporan. Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistic. Triangulasi



sebagai



tehnik



pemeriksaan



keabsahan



data



memanfatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun tehnik



triangulasi



yang



banyak



digunakan



dalam



pemeriksaan



keabsahan data adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam buku



Lexy.J.



Moleong,



Metode



Penelitian



Kualitatif,



Denzin



membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berrarti membnadingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam



triangulasi dengan sumber yang terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedan tersebut. Sedangkan triangulasi dengan metode terdapat dua strategi yakni, pengecekan derajad kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajaad kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan memanfatkan penggunaan penyidik atau pengamat yang lainnya membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data. Sedangkan triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba dalam buku Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif adalah berdasarkan anggapan



bahwa



fakta



tertentu



tidak



dapat



diperiksa



derajad



kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi. data atau informasi dari satu pihak harus dichek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbedabeda. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga mencegah bahaya-bahaya subyektif. Penelitian dengan menggunakan metode triangulasi dilakukan dengan menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitaatif dalaam suatu penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar-benar lengkap dan komprehensif, walaupun dengan metode ini akan lebih banyak menghabiskan waktu, tenaga dan dana dalam penelitian. Triangulasi sebagai salah satu tehnik pemeriksaan data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengecek data dalam suatu penelitian, dimana peneliti tidak



hanya



menggunakan



satu



sumber



data,



satu



metode



pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti saja tanpa melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain. Triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir



fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Hasil pengumpulan data yang diperoleh seorang peneliti juga diperiksa oleh kelompok peneliti lain untuk mendapatkan pengertian yang tepat atau menemukan kekurangan-kekurangan yang mungkin ada untuk diperbaiki. Cara ini disebut dengan member check.



DAFTAR PUSTAKA Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, hlm. 161.



ungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis keArah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2003. Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1989.



http://dapurilmiah.blogspot.co.id/2014/06/analisis-data-kualitatif.html http://penjual-mimpi.blogspot.co.id/2014/09/rancangan-penelitiankualitatif.html http://aynatimtoni.blogspot.co.id/2015/11/mixed-methods-researchmetode.html