6 0 602 KB
PENYUSUNAN ANGGARAN PIUTANG
Dipresentasikan Sebagai Pelengkap Tugas Mata Kuliah Aggaran D I S U S U N OLEH: KELOMPOK 5 /PS 8/V
NAMA:
NIM:
1. RIZA SHINTIA
1740100289
2. LATHIFAH HANUM RITONGA
1740100302
3. ISWANGGI SITOMPUL
1740100325
DOSEN PENGAMPU: RAHMAT ANAM, M.Pd.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN 2019
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan. Tidak lupa pula salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang benderang pada saat ini. Alhamdulillah pula kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “Penyusunan Anggaran Piutang” pada mata kuliah Anggaran sebagai pelengkap tugas kelompok di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Prodi Perbankan Syariah. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat mempebaiki makalah kami kedepannya. Karena kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna.
Padangsidimpuan, 5 Oktober 2019
Pemakalah,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1i BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 A.
LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B.
RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 1
BAB II................................................................................................................................. 2 KAJIAN TEORI ................................................................................................................. 2 A.
Anggaran Piutang (Budget Piutang) ....................................................................... 2
B.
Jenis-jenis piutang ................................................................................................... 2
C.
Pengelolaan Piutang ................................................................................................ 3
D.
Perputaran piutang .................................................................................................. 4
E.
Manfaat Penyusunan Anggaran Piutang ................................................................. 4
F.
Data dan Informasi Untuk Menyusun Budget Piutang ........................................... 5
G.
Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran piutang ............................................. 6
H.
Penyusunan Anggaran Piutang ............................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 15 PENUTUP ........................................................................................................................ 15 A. Pembahasan Rumusan Masalah ................................................................................ 15 B.
Kesimpulan ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Piutang menurut Martono dan Harjito adalah “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.” Pada umumya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan kredit, Kondisi yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan. Piutang sendiri merupakan salah satu aset lancar yang timbul akibat adanya penjualan kredit. Sistem penjualan kredit ingin meningkatkan penjualannya sehingga nantinya keuntungan atau laba pun akan meningkat, disamping meningkatkan keuntungan piutang juga menimbulkan dampak lain bagi perusahaan yakkni timbul biaya modal,administrasi utang, dan akan lebih parah sampai adanya piutang tak tertagih, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, maka sebaiknya perusahaan mengelola piutangnya dengan baik, salah satu caranya adalah dengan membuat anggaran piutang. Untuk lebih jelasnya, makalah ini akan membahas secara terinci terkait anggaran piutang yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan anggaran piutang? 2. Mengapa perlu disusun anggaran piutang? 3. Bagaimanakah penyususan anggaran piutang?
1
BAB II KAJIAN TEORI A. Anggaran Piutang (Budget Piutang) Dimaksudkan dengan Budget Piutang (receivable budget) ialah budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah piutang beserta perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang.1 Secara umum, semua Budget, termasuk Budget Piutang, mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja, dan sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja. Seringkali kegunaan semacam ini disebut juga sebagai kegunaan manjerial, karena berkaitan erat dengan fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan (controling). Sedangkan secara khusus, Budget Piutang berguna sebagai dasar untuk meyusun budget kas, karena hasil penagihan piutang tersebut akan menjadi pemasukan yang menambah kas. Maka dari itu perlunya anggaran piutang disusun karena anggaran piutang merupakan dasar penyusunan anggaran kas, dimana yang kita ketahui bahwa kas menentukan operasional perusahaan. B. Jenis-jenis piutang Adapun jenis-jenis piutang antara lain;2 1. Piutang surat berharga, contoh; bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro kosong, cek kosong, dan cek mundur). 2. Beban dibayar dimuka, contoh; sewa dibayar di muka, iklan dibayar di muka, dan bunga dibayar di muka). 3. Setoran jaminan, contoh; untuk keperluan garansi (jaminan) bank dan untuk keperluan menjalin hubungan bisnis lainnya).
1
M.Munandar, Budgeting perencanaan kerja pengkoordinasian kerja pengawasan kerja,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2007), hal. 249. 2
Nafarin, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta: Salembs Empat, 2013.), hal. 294.
2
4. Piutang pajak, contoh; angsuran pajak, pajak masukan, dan lain-lain. 5. Piutang wesel Piutang wesel adalah piutang yang didukung janji tertulis dalam bentuk wesel, piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi karena menjual barang secara kredit atau pembeian pinjaman dalam bentuk uang, piutang wesel adalah jenis piutang dengan periode kreditnya lebih dari 60 hari. 6. Piutang usaha Piutang usaha adalah piutang yang timbul sebagai akibat menjual barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Dan jenis piutang ini bisa ditagih dalam waktu antara 30 hingga 60 hari. C. Pengelolaan Piutang Dalam perusahaan, piutang harus dikelol dengan baik, adapun pengelolaan piutang mencakup kegiatan sebagai berikut;3 1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang Rencana jumlah piuang pada waktu yang akan datang disusun bedasarkan budget penjualan dengan memperhatikan syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan pelanggan dalam membayar bunganya. 2. Pengendalian piutang Dalam memberikan piutang harus dilakukan dengan ketat(selektif), baik dalam penyaringan langganan, menentukan resiko, menentukan potongan piutang , menentukan beban administratif maupun ketntuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan penjualan kredit. 3. Penggunaan rasio Perusahaan dapat membandingkan tingkat perputaran piutang dari perusahaan tertentu dengan perusahaan lainnya, hal ini membantu manajer dalam menentukan kebijakan piutang di perusahaannya sendiri.
3
Anggaran piutang, https:// dokumen.tips.www.google.com, diakses pada 16 september 2015
3
D. Perputaran piutang Piutang merupakan unsur dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu berputar dalam arti piutang akan timbul saat penjualan kredit dan akan tertagih pada saat tertentu dan akan ada lagi penjualan kedit dan seterusnya. Periode perputaran tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Maka semakin lama waktu pengembalian piutang maka semakin lama pula modal kerja tersebut berputar dalam satu periode. Oleh karena itu, semakin cepat perputaran piutang maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan tersebut. Tingkat perputran piutang dapat dihitung dengan rumus: Tingkat perputara piutang = Tingkat penjualan Rata- rata piutang
Rata- rata umur piutang =
360 Tingkat perputaran piutang
Penting bagi perusahaan untuk membandingkan hari rata-rata pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang lebih besar daripada batas waktu yang telah ditentukan, maka dinilai kurang efisien, ini berarti banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditentukan oleh perusahaan.
E. Manfaat Penyusunan Anggaran Piutang Adapun manfaat dalam penyusunan anggaran piutang antara lain: 1. Merupakan upaya meningkatkan omset penjualan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan.4 2. Pada jenis usaha tertentu, kredit jangka panjang dapat menambahkan keuntungan tertentu bagi perusahaan. 4
9elevenstarunila, penyusunan anggaran piutang, https://www.slideshare.net, diakses pada 26 april 2016
4
3. Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu 4. Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih 5. Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit 6. Dapat mempererat hubungan perusahaan dengan relasinya.
F. Data dan Informasi Untuk Menyusun Budget Piutang Agar sesuatu budeget dapat berfungsi dengan baik, maka taksirantaksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun Budget. Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget Piutang, antara lain:5 1. Rencana penjualan yang tertuang dalam Budget penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas), jumlah (kuantitas) serta harga barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang. Semakin banyak pula penjualan secara kredit, sehingga akan mendorong semmakin besar jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah yang akan dijual, akan cenderung semakin sedikit pula transaksi penjualan secara kredit, sehingga akan mendorong semakin sedikit pula jumlah piutang peruahaan. 2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yag lebih ketat akan memaksa perusahaan untuk banyak melakukan transaksi penjualan secara kredit, sehingga akan memperbesar jumlah piutangnya. 3. Posisi perusahaan dalam persaingan. Jika posisi perusahaan lebih kuat dalam persaingan, maka penjualan tunai cenderung lebih besar dibandingkan dengan penjualan kredit,sebaliknya jika posisi perusahaan lemah dalam persaingan maka kemungkinan penjualan kredit lebih besar dibanding penjualan secara tunai.
5
M.Munadar, Op.Cit., hal. 250.
5
4. Syarat pembayaran (term of payment), yaitu syarat pembayaran yang di tawarkan penjual kepada pembeli, yang menjadi minat para pembeli disini adalah diskon, adapun syarat pembayarannya itu seperti 8/10, n/30, dimana jika pembeli membayar dalam waktu 10 hari maka pembeli mendapatkan diskon sebesar 8%, dimana jangka waktu dalam pembelian kredit ini yaitu selam 30 hari, apabila pembeli tidak membayar dalam waktu 30 hari maka pihk perusahaan akan memberikan sanksi, misalnya seperti tidak diperkenankan lagi melakukan pembelian secara kredit. 5. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran piutang 1. Besar volume barang yang dijual secara kredit Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha, dan sebaliknya. Contoh: sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp100.000 = Rp90.000. Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh: sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp100.000 = Rp10.000. Kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam piutang. 2. Standar kredit Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar piutang yang tertanam dan resiko kerugian piutang. Analisis 5C dan 3S diabaikan. Ssebaliknya semakin ketat dan ekstrem standar kredit yang diberikan
maka
semakin
kecil
piutang
yang
tertanam
kerugiannya,dikarenakan pihak debitor diseleksi secara ketat.6
6
Ibrahim pinondang, Materi Budgeting-Anggaran Piutang, https://www.academia.edu.
6
dan
3. Jangka waktu kredit Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar. Contoh pada syarat pembayaran 10% diangsur sebulan, 20% diangsur dua bulan, 20% diangsur tiga bulan, 20% diangsur empat bulan, 15% diangsur lima bulan, dan 15% diangsur enam bulan.7 Piutang bulan barang dijual
= Rp100.000
Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000
= Rp 90.000
Piutang bulan kedua 70% x Rp100.000
= Rp 70.000
Piutang bulan ketiga 50% x Rp100.000
= Rp 50.000
Piutang bulan keempat 30% x Rp100.000
= Rp 30.000
Piutang bulan kelima 15% x Rp100.000
= Rp 15.000
Piutang bulan keenam 0% x Rp100.000
= Rp 0
Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek, misalkan barang yang dijual secara kredit juga Rp100.000 dengan syarat pembayaran 10% diangsur sebelum, 90% diangsur dua bulan. Piutang bulan barang dijual = Rp100.000 Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000 = Rp 90.000 Piutang bulan kedua 0% x Rp100.000 = Rp 0
Dari contoh jangka waktu yang panjang masih terdapat piutang pada bulan kedua (sebesar Rp70.000) sampai bulan kelima (sebesar Rp15.000), sementara dengan jangka waktu yang pendek pada bulan kedua sampai bulan kelima tidak terdapat piutang. Pengaruh kebijakan jangka waktu kredit juga mempengaruhi terhadap kemampuan laba perusahaan (berupa laba investasi), yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan modal sendiri seperti contoh berikut:
7
Ibid.
7
Keterangan
Tunai
Kredit 3 bulan
Kredit 3 bulan
Kredit 12 bulan
Jualan
1000
1000
1000
1000
150
150
150
110
110
110
Piutang usaha -
250
500
1000
Persediaan
200
200
200
200
tetap 500
500
500
500
Laba 15% x 150 jualan Kas
Harga
110
bersih Aset
810
1.060
1.310
1.810
Utang usaha
300
300
300
300
Modal sendiri 510
760
1.010
1.510
Laba
19,74%
14,85%
9,93%
29,41%
investasi
Terlihat dari tabel bahwa dengan cara menjual tunai maka laba investasi yang diperoleh sebesar 29,41%; dengan cara menjual kredit selama 3 bulan maka laba investasi turun menjadi 19,74%; dengan cara menjual kredit selama 6 bulan maka laba investasi turun lagi 14,85%’ dan dengan menjual kredit selama 12 bulan maka laba investasi semakin turun menjadi 9,93%. Jadi, dengan menjual tunai berarti laba investasi menjadi lebih tinggi dibandingkan menjual secara kredit. Menjual kredit dengan jangka waktu yang pendek mengakibatkan laba investasi yang lebih tinggi bila tingkat laba, jualan, kas, persediaan, utang usaha tidak berubah. 4. Pemberian potongan Pemberian potongah harga yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya
Pembelian tunai
potongah harga yang Kecil akan memperbesar tertanam.8 8
Ibid.
8
dengan Pemberian piutang usaha yang
Contoh: Barang yang dijual Rp100.000 Pembelian tunai mendapat potongan 10% Rp 10.000 Uang yang harus dibayar pembeli Rp 90.000 Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang,
sedangkan
pembelian
secara
kredit
(tanpa
potongan)
mengakibatkan piutang usaha sebesar Rp100.000 5.
Pembatasan kredit Pembatasan Kredit Dalam arti kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan. Semakin tinggi batasan (plafon) kredit, maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, begitu juga sebaliknya pembatasan kredit dengan Semakin rendah besaran batasan (plafon) kredit semakin kecil piutang tertanam,
6.
Kebijakan penagihan piutang Kebijakan penagihan piutang semakin aktif kebijakan penagihan piutang dapat memperkecil piutang usaha tertanam namum menambah biaya (beban) dibandingan dengan penagihan pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya (beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara aktif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat-menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.
H. Penyusunan Anggaran Piutang Sebagaimana halnya dengan budget-budget yang lain, bagi budget piutang juga tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan.9 Ini berarti bahwa tiap-tiap mempunyai kebebasan untuk 9
9elevenstarunila, penyusunan anggaran piutang, https://www.slideshare.net, diakses pada 26 april 2016
9
menentukan betuk serta formatnya, isesuaikan denga keadaan perusahaan masing-masing.Yang perlu diingat bahwa budget piutang sebagai budget pendukung Neraca (balance sheet supporting budget) harus cukup sistematis dan terperinci, shingga dapat berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkordinasian kerja, dan sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja. Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh Budget Piutang, sehingga dapat memberikan langkah-langkah yang lebih jelas.10 Contoh 1: Data realisasi dan anggaran jualan PT Waja sampai Kaputing Triwulan I 2010 Realisasi
Desember
Rp 80.000,00
Anggaran
Januari
Rp 85.000,00
Februari
Rp 90.000,00
maret
Rp 95.000,00
Dengan syarat pembayaran: 50% tunai, 40 % kredit sebulan, 10% kredit dua bulan, taksirann piutang tak tertagih 1%. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan anggaran piutang tersebut antara lain 1. Langkah I : Hitung jumlah piutang usaha 2. Langkah II : Hitung cadangan penghapusan piutang tak tertagih 3. Langkah III : Hitung jumlah piutang usaha bersih (sekaligus anggaran piutang usaha)
Persamaan umum: Jumlah piutang bersih = Jumlah piutang usaha - cadangan penghapusan piutang tak tertagih
10
Ibid.
10
Langkah I : Hitung jumlah piutang usaha Bulan
Jumlah
Januari
10% x 80.000 + 50% x85.000
= 50.500
Februari
10% x 85.000 + 50% x 90.000
= 53.500
Maret
10% x 90.000 + 50% x 95.000
= 56.500
Langkah II : Hitung cadangan penghapusan piutang tak tertagih Pertama : Hitung taksiran piutang tak tertagih per bulan Desember : 1% x 80.000 = 800 Januari
: 1% x 85.000 = 850
Februari
: 1% x 90.000 = 900
Maret
: 1% x 95.000 = 950
Kedua: Hitung cadangan piutang Cadangan bulan x = Taksiran piutang tak tertagih (PTT) bulan x + taksiran PTT bulan x Januari : 800 + 850 = 1.650 Februari: 850 + 900 = 1.750 Maret
: 900 + 950 = 1.850
Langkah III: Hitung jumlah piutang usaha bersih (sekaligus anggaran piutang usaha)
11
PT Waja Sampai Kaputing Anggaran piutang usaha Triwulan pertama tahun 2010 Keterangan
Januari
Februari
Maret
Piutang usaha
50.500
53.500
58.500
Cadangan penghapusan
1.650
1.750
1.850
Piutang usaha bersih
48.850
51.750
54.650
Contoh 2: Untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan, sebagaimana telah dituangkan dalam Budget penjuaan dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang, perseroan terbatas “Charisma” menawarkan syarat pembayaran (term of payment) kepada para calon pembelinya sebesar 4/10, n/30 Bedasarkan pengalaman-pengalaman di waktu-waktu yang lalu, dengan syarat pembayaran seperti itu diperkirakan transaksi-transaksi penjualan yang akan terjadi pada tahun 2008 dapat dikelompokkan sebagai berikut:11 1. Untuk produk “Titan” a) Sebanyak 40% dari transaksi-transaksi penjualan, dilakukan secara tunai (cash and carry), sehingga diberikan potongan penjualan (sales discount). b) Sebanyak 20% dari dari transaksi-transaksi penjualan, dilakukan secara kredit (piutang), kurang dari batas waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan oleh pihak debitur pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian kepada pembeli yang bersangkutan akan diberikan potongan penjualan (sales discount). c) Sebanyak 30% dari transaksi-transaksi penjualan, dilakukan secara kredit (piutang), lebih dari batas waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran
11
M. Munandar, Op.Cit., hal.252.
12
dilakukan oleh pihak debitur pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi tersebut, dengan demikian kepada pembeli yang bersangkutan tida akan diberikan potongan penjualan. d) Sebanyak 10% dari transaksi-transaksi penjualan, dilakuka secara kredit lebih dari batas waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan oleh pihak debitur pada bulan berikunya dari bulan terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian kepada pembeli yang bersangkutan tidak akan diberikan potongan penjualan. Dengan demikian, misalnya dari Budget penjualan perusahaan bulan januari 2008 yang akan datang, diketahui bahwa produk “Titan” direncanakan terjual sebanyak 115.000 botol dengan harga jual sebesar Rp 481.200.000,00. Diperirakan trnsaksi-transaksi penjualannya akan dapat dikelompokkan sebagai berikut:12 1. Sebanyak 40% x Rp 481.200.000,00 = Rp 192.480.000,00 Potongan = 4% x Rp 192.480.000,00 = Rp 7.699.200,00 Diterima tunai bulan januari 2008
= Rp 184.780.800,00
2. Sebanyak 20% x Rp 481.200.000,00 = Rp 96.240.000,00 Potongan = 4% x Rp 96.240.000,00 = Rp 3.849.600,00 Tagihan piutang bulan januari 2008 = Rp 92.390.400,00 3. Sebanyak 30% x Rp 481.200.000,00 = Rp 144.360.000,00 (Tagihan piutang bulan januari 2008, tanpa potongan) 4. Sebanyak 10% x Rp 481.200.000,00 = Rp 48.120.000,00 (Tagihan piutang bulan Februari 2008, tanpa potongan ) Bilamana dibuat rekapitulasi, maka dari rencana penjualan produk “ Titan” bulan januari 2008 sebesar Rp 481.200.000,00 telah menimbulkan piutang (penjualan kredit) sebesar = Rp 92.390.400,00 + Rp 144.360.000,00 + Rp 48.120.000,00 = Rp 248.870.400,00. Dari piutang sebesar itu, yang akan diterima pembayarannya dari pihak debitur pada bulan 12
januari
2008,
adalah
Ibid., hal.253.
13
sebesar
=
Rp
92.390.400,00
+
Rp144.360.000,00
=
Rp
236.750.400,00.
Sedangkan
yang
Rp
48.120.000,00 baru akan diterima pembayarannya dari pihak debitur, pada bulan Februari 2008.13
13
Ibid.
14
BAB III PENUTUP
A. Pembahasan Rumusan Masalah 1. Dimaksudkan
dengan
Anggaran
Piutang
ialah
budget
yang
merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah piutang beserta perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang 2. Anggaran Piutang berguna sebagai dasar untuk menyusun budget kas, karena hasil penagihan piutang tersebut akan menjadi pemasukan yang menambah kas, dimana yang kita ketahui bahwa kas menentukan operasional perusahaan. Jadi anggaran piutang ini sangat perlu digunakan dalam perusahaan agar siklus keuangan dalam perusahaan dapat tekendali, dan menciptakan manajemen yang baik dalam perusahaan supaya lebih produktif. 3. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan anggaran piutang yaitu hitung jumlah piutang usaha yaitu langkah pertama dengan menghitung hitung jumlah piutang usaha kemudian langkah kedua hitung cadangan penghapusan piutang tak tertagih dan langkah ketiga hitung jumlah piutang usaha bersih sekaligus anggaran piutang usaha.
B. Kesimpulan 1. Anggaran piutang merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih
terperici
tentang
sejumlah
piutang
peusahaan
beserta
perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. 2. Piutang surat berharga, beban dibayar dimuka, setoran jaminan, piutang pajak, piutang wesel, piutang usaha. 3. Pengelolaan piutang meliputi perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang, pengendalian piutang, penggunaan rasio.
15
4. Manfaat anggaran piutang antara lain; Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu, dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih ,dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit, dapat mempererat hubungan perusahaan dengan relasinya. 5. Data dan informasi untuk menyusun budget piutang meliputi; rencana penjualan, keadaan persaingan, posisi perusahaan, syarat pembayaran, dan kebijakan perusahaan. 6. Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang; besar volume penjualan kredit, standar kedit, jangka waktu kredit, pembatasan kredit, pemberian potongan. 7. langkah-langkah dalam penyusunan anggaran piutang yaitu hitung jumlah piutang usaha yaitu langkah pertama dengan menghitung hitung jumlah piutang usaha kemudian langkah kedua hitung cadangan penghapusan piutang tak tertagih dan langkah ketiga hitung jumlah piutang usaha bersih sekaligus anggaran piutang usaha.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim
pinondang,
Materi
Budgeting-Anggaran
Piutang,
https://www.academia.edu. Munandar.M. 2007. Budgeting perencanaan kerja pengkoordinasian kerja pengawasan kerja, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Nafarin. 2013. penganggaran perusahaan. Jakarta: Salembs Empat. Anggaran piutang, https:// dokumen.tips.www.google.com, diakses pada 16 september 2015 9elevenstarunila.
penyusunan
https://www.slideshare.net, diakses pada 26 april 2016
17
anggaran
piutang,