Apa Yang Dimaksud Dengan Percaya Diri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Apa yang dimaksud dengan Percaya diri (self-confidence)? Percaya diri (self-confidence) adalah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Orang yang tidak percaya diri ditandai dengan sikap-sikap yang cenderung melemahkan semangat hidupnya, seperti minder, pesimis, pasif, apatis dan cenderung apriori. Apa yang dimaksud dengan Percaya diri (self-confidence) ?



Percaya diri adalah yakin pada kemampuan-kemampuan sendiri, yakin pada tujuan hidupnya, dan percaya bahwa dengan akal budi orang akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan. Orang yang percaya diri mempunyai harapan-harapan yang realistis, dan mampu menerima diri serta tetap positif meskipun sebagian dari harapan-harapan itu tidak terpenuhi. Pendapat di atas diperkuat dengan definisi rasa percaya diri yang dikemukakan oleh Barbara, yaitu sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Dalam pengertian ini rasa percaya diri karena kemampuan dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. Rasa percaya diri baru muncul setelah seseorang melakukan suatu pekerjaan secara mahir dan melakukannya dengan cara yang memuaskan hatinya. Oleh sebab itu, menurut Barbara, rasa percaya diri bersumber dari hati nurani, bukan dibuat-buat. Rasa percaya diri berasal dari tekad dari diri sendiri untuk melakukan segala yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup seseorang yang terbina dari keyakinan diri sendiri. Menurut seorang psikolog Miskell mendefinisikan percaya diri, menurutnya percaya diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain, serta kondisi-kondisi yang mewarnai perasaan manusia. Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat. Rini mengatakan bahwa rasa percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.



Menurut Martini dan Adiyati percaya diri diartikan sebagai suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Apabila seseorang tidak memiliki kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul karena kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian dari seseorang yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Percaya diri adalah satu aspek kepribadian yang terbentuk melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut George dan Cristian kepercayaan pada diri sendiri adalah kemampuan berfikir rasional (Rational belief) berupa keyakinan-keyakinan, ide-ide dan proses berfikir yang tidak mengandung unsur keharusan yang menuntut individu sehingga menghambat proses perkembangan dan ketika menghadapi problem atau persoalan mampu berfikir , menilai, menimbang, menganalisa, memutuskan dan melakukan. Rasa Percaya diri (Self-confidence) adalah dimensi evaluative yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri. Percayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Percaya diri adalah kepercayaan terhadap kemampuan, kapasitas serta pengambilan keputusan (judgement) yang terdapat dalam dirinya sendiri. Berdasar definisi-definisi yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan percaya diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan. Rasa percaya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri. Sebagai contoh, seorang remaja bisa mengerti bahwa dia tidak hanya seseorang, tetapi ia juga seseorang yang baik. Tentu saja tidak semua remaja memiliki gambaran positif yang menyeluruh tentang diri mereka. Menurut Aswi percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Pada dasarnya, percaya diri adalah keyakinan akan kemampuan seseorang untuk berhasil. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa bisa untuk melakukan dan mendapatkan yang terbaik,



kepercayaan diri adalah keyakinan pada kemampuan individu untuk sampai pada kemampuan sendiri. Penelitian yang telah dilakukan oleh Chungliang Huang dan Jerry Lynch (2006) pada atlet olahraga menunjukkan bahwa tingkat tinggi kepercayaan diri, serta kemampuan untuk mempertahankan tingkat tinggi dari waktu ke waktu, merupakan faktor penting yang harus yang mereka miliki. Bertentangan dengan apa yang kebanyakan orang berpikir, orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi kadang-kadang meragukan diri mereka sendiri atau kemampuan mereka, dari penelitian tersebut para atlet menyatakan perasaan ketakutan dan tekanan sebelum kompetisi tapi masih bekerja dengan baik. Menjadi percaya diri tidak berarti tidak adanya pikiran atau perasaan negatif. Sebaliknya, percaya diri percaya pada kemampuan mereka untuk melakukan dengan baik meskipun perasaan seperti ketakutan atau keraguan. Misalnya, ketika pada saat latihan berlangsung dan hasilnya buruk atau bahkan menunjukkan hasil dibawah rata-rata, mereka masih memiliki rasa percaya diri dan percaya pada kemampuan mereka untuk dapat melakukan yang lebih baik. Referensi :            



Davies, Philippa. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Jogjakarta: Torrent Books. Barbara. 2005. Percaya Diri. Jakarta: PT. Gramedia. Rini, Jasinta F, 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. Alsa, Asmadi. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik. Semarang. Jurnal Psikologi. Afiatin, Tina & Budi Andayani.1996. Konsep Diri, Harga Diri, Dan Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada. Santrock. John. W. 2003 Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga, Jurjis, Malak. 2004. Cara Mengatasi Gejolak Emosi Anak (Panduan Islam Dalam Mendidik Anak Supaya Percaya Diri), Jakarta: PT Mizan Publika, Santrock. W. Jhon. 2003 Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga, Aswi. Mastuti. Indari. 2008. 50 Kiat Percaya Diri, Jakarta: Hi-Fest Publishing. Shelley H. Carson & Ellen J. Langer (2006). Mindfulness And Self-Acceptance. Harvard University, USA. Hurlock.E. Adolescent Development, (4th ed.), (Internal Student Edition).1979.



Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya kepercayaan diri akan menimbulkan masalah pada diri individu. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh anak-anak maupun orang tua, individu maupun kelompok. Berikut adalah pengertian percaya diri menurut beberapa ahli : 







  



Menurut Pradipta Sarastika (2014) percaya diri dapat diartikan bahwa suatu kepercayaan akan kemampuan diri sendiri yang memadai dan menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara tepat. Menurut Feri Ermaningsih (2013), percaya diri adalah suatu keyakinan dalam jiwa manusia untuk berbuat sesuatu bahwa dirinya memiliki kemampuan sehingga dapat mencapai tujuannya. Pendapat kedua ahli di atas menjelaskan bahwa kepercayaan diri membuat individu merasa yakin akan kemampuan dirinya dan dapat memanfaatkannya secara tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Savitri Ramadhani (2008) bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan dan kemampuan diri sendiri untuk mencapai suatu yang dicita-citakan. Menurut Santrock (2003), kepercayaan diri juga dapat meyakinkan diri sendiri bahwa dirinya dapat menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang positif. Menurut M. N. Ghufron & Rini Risnawita S. (2010) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggungjawab, rasional, dan realistis.



Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan kepercayaan diri adalah kepercayaan yang ada pada diri individu bahwa dirinya memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan secara tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.



Aspek-aspek Kepercayaan Diri Individu yang memiliki kepercayaan diri akan terlihat lebih tenang, tidak merasa takut, dan mampu memperlihatkan kepercayaan dirinya setiap saat. Menurut M. N. Ghufron & Rini Risnawita S. (2010) bahwa orang yang memiliki kepercayaan diri memiliki aspek-aspek keyakinan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis. Aspek-aspek kepercayaan diri yang diungkapkan oleh Lautser memiliki kesamaan dengan aspekaspek kepercayaan diri yang diungkapkan oleh M. N. Ghufron & Rini Risnawita S. yang secara garis besar dapat dipaparkan sebagai berikut: 











Memiliki rasa aman Perasaan aman adalah terbebas dari perasaan takut dan ragu-ragu terhadap situasi atau orang-orang di sekelilingnya. Yakin pada kemampuan diri sendiri Perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri adalah merasa tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak mudah terpengaruh orang lain. Tidak mementingkan diri sendiri dan toleran Aspek kepercayaan diri yang tidak mementingkan diri sendiri dan toleran adalah















mengerti kekurangan yang ada pada dirinya serta dapat menerima pandangan dari orang lain. Ambisi normal Ambisi yang normal adalah ambisi yang disesuaikan dengan kemampuan, tidak ada kompensasi dari ambisi yang berlebihan, dapat menyelesaikan tugas dengan baik, dan bertanggungjawab. Mandiri Mandiri adalah tidak tergantung pada orang lain dan tidak memerlukan dukungan orang lain dalam melakukan sesuatu. Optimis Optimis adalah memiliki pandangan dan harapan yang positif mengenai diri dan masa depannya.



Menurut Peale, mengungkapkan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri individu meliputi aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial. 











Aspek Fisik Keadaan fisik seperti kegemukan, kurang tinggi, cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera, kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain, dan menimbulkan perasaan tidak berharga terhadap keadaan fisiknya, karena individu amat merasakan kekurangan yang ada pada dirinya jika dibandingkan dengan orang lain. Hal tersebut membuat individu tidak dapat bereaksi secara positif dan memunculkan rasa minder yang berkembang menjadi rasa tidak percaya diri. Aspek Psikis Individu akan percaya diri karena mempunyai kemampuan yang tinggi meliputi perasaan, keahlian khusus yang dimiliki, dan sikap individu terhadap diri sendiri. Aspek Sosial Kepercayaan diri terbentuk melalui dukungan sosial yakni dukungan dari orang tua dan orang yang ada di sekitarnya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan hidup utama dalam kehidupan seseorang.



Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal diri dalam individu sendiri. Norma dan pengalaman keluarga, tradisi kebiasaan dan lingkungan sosial atau kelompok dimana keluarga itu berasal. Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Berikut adalah pengertian dari percaya diri menurut beberapa ahli : 



Hakim berpendapat, rasa percaya diri secara sederhana bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.























Kepercayaan diri menurut Zakiah Darajat adalah percaya kepada diri sendiri yang ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Orang yang percaya pada diri sendiri dapat mengatais segala faktor-faktor dan situasi, bahkan mungkin frustasi, bahkan mungkin frustasi ringan tidak akan terasa sama sekali. Tapi sebaliknya orang yang kurang percaya diri akan sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan. Menurut Psikolog W.H. Miskell (1939), “Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat." Anthony (1992) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir psoitif, memiliki kemandirian, mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan.6 Menurut Inge, Rasa percaya diri ( self confidence ) adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perlaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Dengan kata lain, kepercayaan diri adalah bagaimana merasakan tentang diri sendiri, dan perilaku akan merefleksikan tanpa disadari. Menurut Lauster (1992), kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan tanggung jawab.



Maslow menyatakan bahwa percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri. Dengan percaya diri orang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Lauster (1992) menambahkan bahwa kepercayaan diri berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu yang baik. Anggapan seperti ini membuat individu tidak pernah menjadi orang yang mempunyai kepercayaan diri yang sejati. Bagaimanpun kemampuan manusia terbatas pada sejumlah hal yang dapat dilakukan dengan baik dan sejumlah kemampuan yang dikuasai.



Aspek Aspek Kepercayaan Diri Menurut Rini (2006) orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan mampu bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkah-langkah pasti dalam kehidupannya. Individu yang mempunyai kepercayaan tinggi akan terlihat lebih tenang, tidak memiliki rasa takut, dan mampu mempelihatkan kepercayaan dirinya setiap saat.



Terdapat beberapa aspek kepercayaan diri positif yang dimiliki seseorang seperti yang diungkapkan oleh Lauster (1992) sebagai berikut: 1. Keyakinan akan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya. 3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4. Bertanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. 5. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.



Proses Pembentukan Kepercayaan Diri Menurut Hakim (2002) percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang terdapat proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Secara garis besar terbentuknya rasa percaya diri yang kuat pada seseorang terjadi melalui empat proses antara lain : 1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu 2. Pemahanam seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya yang melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihankelebihannya. 3. Pemahaman dan reaksi-reaksi positif seseorang tehadap kelemahan- kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri. 4. Pengalaman dalam menjalani berbgai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Pada dasarnya, proses pembentuan kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkembang sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihankelebihan, pemahaman kelebihan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri yang kuat pula untuk menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Referensi 



Ghufron, Nur, dan Risnawita, Rini. Teori-Teori Psikologi . (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011).







 



 



Alsa, Asmadi dkk. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik . Semarang. Jurnal psikologi. No.1. 47-58. Drajat zakiah. 1995. Kesehatan mental. Jakarta. Cv. Haji masagung. Inge Pudjiastuti Adywibowo. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial. Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010. Jakarta. Sokolova, Irina V. dkk. Kepribadian Anak, Sehatkah Kepribadian Anak Anda?. (Yogyakarta: Kata Hati. 2008). Hakim. T. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. (Jakarta: Purwa Swara, 2002).