Artikel Sejarah Radio [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Radio Radio sudah mengalami perkembangan dari masa ke masa dan membuat sejarah perkembangan radio itu sendiri. Berikut, penulis akan membuat sejarah perkembangan radio baik itu secara mendunia dan sejarah radio di Indonesia. Kesemua data ini diperoleh dari Onong Uchjana Effendy, dalam buku yang berjudul Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi 156-170). Pada tahun 1860, Duke of Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset baru dalam bidang eksperimental kepada Universitas Camridge dan James Clerk Maxwel terpilih sebagai ketua pertama. Laboratorium itu disebut Cavendish. Dari hasil penelitian nya, Maxwel kemudian menghasilkan sebuah teori yang mengatakan bahwa gelombang elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis. Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwel tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal dunia, teori nya dibuktikan kebenarananya oleh seorang ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter. (Onong Uchjana, 146-147)



Penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia ketika perang Thusima pada tahun 1901. Radio digunakan juga untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut dikedua belah pihak pada perang dunia 11. Jerman menggunakan komunikasi radio untuk menyamapikan pesan diplomatik kepada AS ketika perang berlangsung. Setelah perang dunia 11 selesai dan setiap negara kembali menumpahkan perhatianya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofone dan pesawat penerima sampai pemancar tampak pengembangan yang jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang. Mikrofon semakin peka, dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh. Kemajuan teknologi bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi antara satu negara dengan negara yang lain yang bias memimbulkan kerugian (Onong Uchjana, 151).



2.1.1 Peran Marconi Dunia inovasi radio mencatat Guklielmo Marconi sebagai penemu radio.



Dia lahir di Bologna, Italia, 24 april 1874. Ayahnya, Giuseppe Marconi asli petani Italia dan ibunya, Annie Jameson adalah anak pemilik Puri Daphne di Irlandia, yang saat itu masuk sebagai wilayah Inggris. Ia bersekolah di Bologna, Florence, dan Leghorn. Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan kerja Maxwell, dan Hertz. Dalam usia 25 tahun yaitu pada tahun 1895, ia membuat laboratorium di rumah ayahnya di Pontecchio dan mengadakan penelitian tentang gelombang radio yang pada saat itu disebut “Gelombang Hertzian” untuk mengirim sinyal telegraf. Pada saat itu, telegraf hanya bisa lewat kabel. Ia berhasil mengirim sinyal telegraf sejauh 2 kilometer. Namun demikian, Departemen Pos dan Telegraf Italia tidak tertarik akan temuanya tersebut. Hal tersebut tidak membuat Marconi putus asa. Setahun kemudian, ia menghubungi Dinas Pos Inggris. William Precee, insinyur kepala pos Inggris pada saat itu bersedia untuk bertemu dengan Marconi. Pada saat itu, Marconi memamerkan kemapuan ciptaanya di dataran Salisbury dan Bristol Chanel dan William tertarik akan temuan Marconi tersebut. Pada akhirnya, Marconi mendirikan perusahaan The Wireless Telegraph & Signal Company Limited pada tahun 1987 yang kemudian diubahnya menjadi Marconi's Wireless Telegraph Company Limited. Pada tahun 1899, Marconi membangun radio antara Perancis dan Inggris yang disusul kemudian oleh Amerika dan Inggris. Dalam satu dekade hingga tahun 1912, ia mematenkan



sejumlah



temuan



untuk



menyempurnakan



sistem



radio



yang



diciptakanya. Pada tahun 1914, Marconi masuk kedalam angkatan bersenjata Italia dan menjadi diplomat Italia untuk Amerika pada tahun 1917.



Setelah tidak lagi menjadi bagian dari pemerintahan italia, menjelang perang dunia ke 11, pada tahun 1935 ia kembali ke laboratorium dan mendemonstrasikan temuan terbarunya yaitu Radar. Namun, dua tahun berselang, ia meninggal dunia.



2.1.2 Peran Howard Edwin Howard Amstrong tercatat sebagai penemu radio FM. Ia lahir pada tahun 18 Desember 1890 di kota New York. Ayahnya adalah seorang penerbit buku dan ibunya adalah seorang guru. Pada usia 14 tahun, Amstrong membaca buku telegraf karangan Marconi. Ia sangat kagum kepada Marconi dan ingin menyempurnakan hasil temuan tersebut dan berniat untuk membuat temuan dengan hasil suara yang lebih jernih. Untuk itu, Amstrong masuk Fakultas Teknik Listrik di Universitas Columbia. Ia lulus sebagai insinyur listrik dan menjadi guru besar. Pada tahun 1912, Amstrong berhasil membuat sirkuit regeneratif dan sirkuit feedback dan mempelajari tabung hampa buatan De Forest yang bernama Trioda dan Audion. Kemudian, Amstrong menggabungkan penemuannya, dengan tabung hampa buatan De Forest. Hasil dari tabung tersebut keluar suara beriburibu kali lebih jelas. Sayangnya, De Forest menganggap penemuan itu adalah hak miliknya. Mereka memperebutkan hak ciptanya, selama 14 tahun di pengadilan. Akhirnya, De Forest menjadi pemenangnya, karena para hakim tidak memahami ilmu kelistrikan. Tetapi para ilmuwan tetap menganggap Amstrong-lah penemu sirkuit dan FM radio. Ia dianugrahi Medali Franklin dan dijuluki “Bapak Sirkuit”. Pada tanggal 1 Februari 1954, Amstrong meninggal di New York. Ia disetarakan dengan penemu lama, di bidang kelistrikan seperti Amphere dan Bell.



2.1.3 Sejarah Radio di Indonesia 2.1.3.1 Masa Penjajahan Belanda Radio pertama di Indonesi (pada waktu itu bernama Nederland Hindia Belanda) ialah Bataviase Radio Vereningin (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan tanggal 16 Juni 1925. Radio siaran di Indonesia selama penjajahan belanda dahulu mempunyai status swasta. Setelah munculnya BRV, maka muncul pula stasiunstasiun radio yang lain yang bersifat ketimuran seperti Nederlansch Indische Radio Omroeap Mij (Nirom) di Jakarta, Bandung dan Medan, Solosche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta, Mataramse Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep Luisteraars (VOLR) di Bandung, Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep (VORO) di Surakarta, Chieneese en Inheemse Radio



Luisteraars Vereniging Oos Java (CIRVO) di Surabaya, Eerste



Madiunse Radio Omroep (EMRO) di Madiun, dan lain-lain. Radi sekian banyak radio itu, yang paling besar adalah NIROM karena mendapatkan bantuan dari pemerintahan Belanda yang lebih bersifat mencari keuntungan finasial dan membantu kukuhnya penjajahan Belanda menghadapi semangat kebangsaan kalangan penduduk pribumi yang berkobar sejak tahun 1908, lebih-lebih setelah tahun 1928. Sebagai pelopor lahirnya radio usaha Indonesia adalah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan pada tanggal 1 april 1933 yang didirikan oleh Mangkunegoro V11 seorang bangsawan Solo dan seorang insinyur bernama Ir. Sarsito Mangunkusumo.



Banyaknya siaran radio yang munucul membuat NIROM. NIROM yang pada awalnya adalah radio yang mensubsidi radio yang bersifat ketimuran diatas menarik dan mengurangi subsidinya. Hal tersebut dilakukan untuk mematikan radio-radio yang bersifaat ketimuran. Hal tersebut menjadi berita yang sangat mengejutkan bagi radioradio yang bersifat ketimuran diatas. Pada tanggal 29 maret 1937, atas usaha Volksraad M. Sutarjo Karthohadikusuma dan Ir. Sarsito Mangunkusumo diselenggarakan sebuah pertemuan diantara radio-radio yang bersifat ketimuran yang bertempat di Bandung dan hasil dari pertemuan itu melahirkan badan baru bernama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) dan yang menjadi ketua adalah Sutardho Kartohadikusumo. Sejak saat itu, PPRK berusaha agar dapat berjalan sepenuhnya tanpa bantuan dari NIROM. Pada saat bersamaan, situasi semakin panas karena api perang di Eropa yang menyebabkan Negeri Belanda berada dalam situasi sulit dan membutuhkan bantuan dari negara jajahannya. Hal tersebut membuat pemerintahan Belanda menjadi lunak. Pada tanggal 1 November 1940, tercapailah tujuan PPRK untuk menyelenggarakan siaran pertama.



2.1.3.2 Zaman Penjajahan Jepang Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Sejak itu, bekas kawasan Hindia Belanda beralih ke pemerintahan Jepang. Radio yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di



Jakarta. Cabang-cabangnya bernama Hoso Kyoku terdapat di bandung, Purwokerto, Yokya, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Di samping stasiun-stasiun tadi, setiap Hoso Kyoku memiliki cabang disetiap kabupatenkabupaten. Semua pesawat disegel, agar masyarakat tidak bisa mendengarkan siaran luar negeri selain radio yang dimiliki pemerintah jepang. Dalam pemerintahan Jepang ini, kebudayaan dan kesenian mendapat kemajuan yang pesat, jauh sekali dibandingkan ketika pemerintahan Belanda.



2.1.3.3 Zaman Kemerdekaan Tanggal 14 Agustus 1945, terdengar berita bahwa Jepang telah menyerah kalah tanpa syarat kepada tentara sekutu, setelah Jepang mengalami serangan bom atom yang hebat di Hirosiman dan Nagasaki. Seperti yang disebutkan diatas, rakyat tidak diperbolehkan mendengarkan siaran luar negeri. Namun, di kalangan pemuda terdapat orang yang dengan resiko kehilangan nyawa tetap mendengarkan radio siaran luar negeri dan mengetahui bahwa Jepang telah menyerah. Tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Pada awalnya, teks proklamasikan akan disiarkan secara live, namun karena sejak tanggal 15 Agustus stasiun radio dijaga ketat oleh tentara Jepang, maka proklamasi itu baru boleh disiarkan pada malam harinya, tepanya pukul 19.00 dan hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Namun, atas usaha Sachrudin, seorang wartawan kantor berita Domei dan para penyiar Hoso Kanri Kyoku, Jusuf Ronodipuro dan Bachtiar Lubis serta para petugas teknik Suwardio dan Ismaun Irsan. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat



dikumandangkan di luar batas tanah air dengan resiko para petugas nya diberondong oleh tentara Jepang. Siaran ini mengudara dengan gelombang-gelombang pendek yaitu 16 meter, 19 meter, 24 meter, 24 meter, dan 45 meter PMH. Namun, walaupun pemerintah Jepang sudah kalah, mereka tetap memerintahkan kepada orang-orang radio agar menghentikan siarannya. Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Sebuah pemancar gelap telah diusahakan dan tidak lama kemudian berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call Radio Indonesia Merdeka. Pada tanggal 15 Agustus 1950 jam 08.05, presiden Soekarno menyatakan bahwa seluruh Indonesia sejak hari itu menjadi Negara Kesatuan dengan nama Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945. sejak itu pula, radio siaran di Indonesia meliputi 22 studio kembali ke call: Di sini Radio Republik Indonesia.



2.1.3.4 Zaman Orde Baru Sampai akhir tahun 1966, RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah. Pada tahun itu, terjadi banyak perubahan dalam masyakarat akibat pergolakan politik, yakni beralihnya pemerintahan Soekarno ke pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal dengan sebutan perubahan orde lama ke orde baru. Situasi peralihan ini merupakan kesempatan baik bagi mereka yang mempunyai hobi radio amatiran untuk mengadakan radio siaran. Radio amatiran adalah seperangkat pemancar radio yang dipergunakan oleh seorang penggemar untuk berhubungan dengan penggemar lainnya. Sifatnya “two way traffic communication” dalam bentuk percakapan. Radio ini tidak mengadakan



program acara seperti kesenian, sandiwara, warta berita, dan lain sebagainya. Seorang amatir adalah seorang pemraktek teknik radio yang melakukan komunikasi dengan rekannya untuk menguji kemampuannya mengenai daya jangakuan kapasitas pemancar yang dibuatnya. Meskipun dasar hukumnya berbeda, untuk radio amatir PP no. 21/TH.1967 tentang amateurisme dan untuk radio siaran UU no.5/TH.1964 tentang telekomunikasi, namun mengenai frekuensi pemancar diatur dan disesuaikan dengan daftar pada International Telecommunication Union (ITU). Berdasarkan UU no. 5/TH.1964 dalam rangka usaha penertiban dan pengarahan kepada hal-hal yang positif, maka pada tahun 1970, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 1970 tentang radio siaran non pemerintah yang mengatakan bahwa radio non pemerintah berfungsi sosial sebagai alat pendidik, alat penerangan dan alat hiburan, dan bukan untuk kegiatan politik. Dalam peraturan itu ditentukan bahwa radio siaran non pemerintah harus berfungsi sosial sebagai alat pendidik, alat penerangan, dan alat hiburan; bukan alat untuk kegiatan politik. Meskipun bidang radio siaran adalah pendidikan, penerangan dan hiburan, namun operasinya tidak menutup kemungkinan untuk siaran-siaran yang bersifat komersial. Namun demikian, dalam pelaksanaannya mengikuti ketentuanketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai usaha-usaha bersifat komersial, antara lain dalam bidang perpajakan. Sampai dengan tahun 1980, jumlah stasiun radio non RRI tercatat 948 buah yang terdiri dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 136 stasiun



radio pemerintah daerah. Badan radio non pemerintahan tersebut terhimpun dalam satu wadah yaitu Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesi (PRSSNI). Organisasi yang didirikan pada tanggal 17 Desember 1974 berkedudukan di ibukota Republik Indonesia. RRI sendiri sejak tahun 1975 telah mengembangkan diri terutama dalam sarana fisik dan mencatac bahwa tahun ini adalah tahun tersibuk yang membentuk suatu sistem jaringan yang dapat menghubungkan pusat dengan daerah dan daerah dengan daerah. Pada tahun 1974, RRI memiliki stasiun radio sebanyak 47 buah dengan jumlah pemancar 118 yang meliputi 1.113,75 KW, pada tahun 1975 ditambah dengan sebuah stasiun dengan jumlah 130 pemancar dengan kapasitas 1.132,75 KW. Jumlah pemancar pada tahun 1979-1980 tercatat 174 buah meliputi 2.612,75 KW. Dalam bidang elektronika, pada tanggal 17 Agustus 1976 mempunyai arti yang sangat penting bagi Indonesia dengan diluntucurkannya satelit Komunikasi Palapa. Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa ini merupakan media yang sangan ampuh bagi siaran (radio, televisi, telepon, teleks dan lain-lain guna mencapai 147 penduduk Indonesia yang menghuni 13.677 pulau di Nusantara. (sumber: Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi 156-170)



2.1.4 Sejarah Radio Sumatera Utara dan Radio Medan Secara historis, radio swasta (RSS) telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh dinamika yang terlepas dari bagian sejarah perjalanan polotik bangsa sejak tumbangnya Orde Lama. Pada awal kelahiranya, radio swasta merupakan intensitas



komunikasi bagi perjuangan mahasiswa dan pelajar ketika turut berperan dalam menumbangkan rezim Orde Lama. Pada masa itu, radio masih berstatus amatir bertebar dalam bentuk radio komunitas. Sepanjang pemerintahan orde baru, kehidupan radio swasta walaupun berkembang, namun penuh dengan keresahan karena tidak mendapatkan perlindungan hukum karena undang-undang tentang penyiaran belum ada. Radio swasta terus diawasi dengan dengan dalih “pembinaan”. Pengendalian yang ketat akan radio, termasuk di Sumatera Utara oleh penguasa atas kehidupan RSS ternyata tidak menghambat laju pertumbuhan siaran radio. Dari data tahun 2003 yang terdaftar dibalai monitor Ditjen Postel Kelas II Medan jumlah RSS di Sumatera Utara sekarang ini tercatat : 103 Stasiun (tidak termasuk RRI) dengan pertumbuhan sebagai berikut:



1.



Tahun 1980



:Medan



:



17



sts Dati



II



2.



Tahun 1990



:Medan



:



19



sts Dati



II



3. 4.



Tahun 2000



:Medan



:



20



sts Dati



II



:



3



sts



:



23



sts



:



35



sts



Tahun 2003 : Medan :19 sts Dati II :73 sts



(Sumber: https://radiotsm.wordpress.com/dokumen/potret-radio-iklan-radio-disumut) Dari jumlah di atas yang benar-benar beroperasi hanya sekitar 60%. Anggota PRSSNI di Medan sebanyak 19 sts di Dati II sebanyak 35 sts. Di Medan tercatat 29 sts mengudara pada jalur FM dan 1 sts di jalur AM. Padahal menurut kanalisasi yang



disusun oleh Ditjen Postel dengan jarak spasi 800 KHz jatah frekuensi FM untuk kota Medan adalah 26 Sts. Konsekuensi dari padatnya pengguna jalur FM di Medan membuat tidak terpenuhinya standar spasi : 800 KHz tapi sementara ditetapkan :400 KHz dengan catatan akan diseleksi selama 10 tahun ke depan untuk selanjutnya jumlah RSS disesuaikan agar bisa memenuhi spasi 800 KHz. Ada perbedaan format antara radio siaran di daerah dengan di kota Medan. Perbedaan ini disebabkan Medan memiliki segmentarsi yang lebih majemuk dibanding di daerah yang bertumpu pada etnis setempat. Oleh karena itu RSS di Medan lebih bervariatif di dalam menentukan format serta lebih tajam di dalam memilih dan menentukan segmen. Sebagaimana ilustrasi dapat dilihat perbedaan tersebut sebagai berikut: 1. Daerah Tingkat II (Umum (Bloking multi format) & etnik), 2. Medan (Umum, Mudik & informasi, informasi & talkshow, dangdut, hit kontemporer, dan lain-lain). 3. Segmentasi (SES) ( semua kelas sosial (A-B-C-D-E), umum(A-B-C-D-E), menengah keatas(B-A), atas ke menengah(A-B), menengah kebawah(C-D-E). 4. Target Audience : Daerah Tk. II (umum, anak muda, etnis setempat) Medan (umum & profesi, remaja & dewasa, mahasiswa & eksekutif, wanita, etnis,dan lainlain). 2.2 Sejarah Singkat Radio Bonita Jaya Suara Medan Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah satu radio yang mengusung musik dangdut secara total di Kota Medan. Untuk daerah Sumatera Utara, berada di tiga wilayah yaitu Radio Bonita Jaya atau Radio Dangdut Medan berada di Kota



Medan, radio Pesona Cipta Swara berada di Binjei, dan radio Gelora Remaja Sibolga berada di Sibolga. Selain di Sumatera Utara, radio ini juga memiliki cabang di luar daerah Sumatera utara yaitu radio Mercy berada di Jakarta dan radio Musi berada di Palembang. Walaupun berada di beberapa wilayah di Indonesia, radio ini dimiliki oleh satu orang yaitu bapak Yongki Manalu. Radio Bonita Jaya Suara Medan pertama kali didirikan di Sibolga pada tanggal 29 Maret 1990. Kemudian didirikan di Binjai pada tanggal 1 Oktober 1991 dan yang terkhir di Medan pada tanggal 26 februari 2000 dan beralamat di Jalan Setia Budi no. 102 Medan Sumatera Utara. Radio Bonita Jaya Suara Medan didirikan oleh Bapak Yongki Manalu sekaligus sebagai owner (pemilik) radio Bonita Jaya Suara Medan. Pada dasarnya, radio Bonita Jaya Suara Medan didirikan untuk mengembangkan indutri musik dangdut dan memberikan hiburan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya dan di Sumatera Utara pada khusunnya dan didirikan dengan tujuan komersil. Sasaran utama pendengar Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk kalangan menengah ke atas. Radio ini didirikan karena kecintaan Bapak Yongki Manalu akan musik dangdut dan berniat untuk mendirikan sebuah media yang dapat menyampaikan musik dangdut tersebut kepada masyarakat. selain cinta akan musik dangdut. Bapak Yongki Manalu juga melihat kesempatan komersil bahwa di kota Medan radio yang khusus mengusung program utama radio nya sebagai musik dangdut belum ada. Selain alasan



tersebut, musik dangdut dipilih untuk menjadikan radio ini berbeda dari radio lain sehingga memiliki target pendengar. Hal ini membuat Bapak Yongki Manalu selaku owner memilih musik dangdut sebagai program utama siarannya sehingga sejak berdiri pada tahun 2000 musik dangdut sudah menjadi program utama siar radio Bonita Jaya Suara Medan. Radio Bonita Jaya Suara Medan menjadi radio pertama di Kota Medan yang mengusung musik dangdut secara total untuk program siarnya. Berdirinya radio ini mendapat sambutan yang hangat dari pendengarnya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penelepon yang bertambah setiap hari dan banyaknya produsen yang mempercayakan radio ini menjadi sarana untuk beriklan. Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah satu radio swasta yang berdiri sendiri tanpa ada kerjasama dengan pihak lain. Radio ini memiliki izin pendirian yang ditujukan kepada Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film (no.261/D.D1.4/ PM/2000), Departemen Perhubungan kantor Wilayah Propinsi Sumatera Utara (no.PT. 003/2/10/2000), surat Rekomendasi untuk Izin Radio Siaran Non-Pemerintah yang ditujukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara Medan (no.482/32974/82.)