Askeb Hamil Ny.w.s (Tm3) Done [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER 3 PADA NY. W.S. UMUR 27 TAHUN G3 P2 A0 H2 USIA KEHAMILAN 30+1 MINGGU DI PUSKESMAS GANTIWARNO KLATEN TANGGAL 4 FEBRUARI



Dosen Pembimbing Dwi Retna P, S.Si.T, M.Si, M.Med Disusun Oleh : Alfitamara Muafatika P27224019062 DIV Reguler Sarjana Terapan dan Profesi Semester III



KEMENTRIAN KESEHATAN REPRUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2020



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS



ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER 3 PADA NY. W.S. UMUR 27 TAHUN G3 P2 A0 H2 USIA KEHAMILAN 30+1 MINGGU DI PUSKESMAS GANTIWARNO KLATEN TANGGAL 4 FEBRUARI Disusun Oleh Nama NIM Kelas



:



: Alfitamara Muafatika : P27224019062 : Sarjana Terapan dan Profesi Bidan Semester IV Disetujui :



Pembimbing Lapangan Tanggal : Rabu, 14 April 2021 Di



: Klaten



(Nurwidhi Jasmaraningsih, S. Tr. Keb) NIP. 19710307 1993 2 001



Dosen Pembimbing Tanggal : Rabu, 14 April 2021 Di



: Klaten



(Dwi Retno P, S.Si.T.,M.Si.Med) NIP. 19180307 200604 2 002



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang bagaimana memberikan asuhan pada kehamilan. Laporan ini bukan hanya memuat tataran konseptual atau teoritis dari eksistensi sebuah pendampingan asuhan, tetapi juga sebagai pedoman dalam mengimplementasikan praktik pendampingan pelayanan kehamilan dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan mengurangi risiko-risiko yang mungkin terjadi didalam masa kehamilan. Penulis berharap laporan ini dapat memberi kontribusi dan manfaat bagi kalangan akademis maupun praktisi dalam mengimplementasikan pendampingan pelayanan kehamilan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Almamater Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Sarjana Terapan dan Profesi Kebidanan, dosen pembimbing yaitu Dwi Retna P, S.Si.T,M.Si, Med. serta teman-teman yang telah mendukung penuh dalam proses penyusunan laporan ini dan awal sampai akhir penyelesaian.



Klaten ,



Maret



2021



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu hal yang fisiologis (normal) dan alamiah (natural). Apabila dalama proses Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang fisiologis itu terdapat adanya gangguan, maka dapat mengancam jiwa kematian pada ibu dan bayi. Gangguan yang dapat



dan



mengakibatkan



mengancam jiwa dan



mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi pada saat proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir hendaknya ditangani oleh petugas kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2019 menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia sebesar 292.000 jiwa per tahun. Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di dunia pada tahun 2019 sebagai akibat dari beberapa gangguan yang dialami oleh ibu yang tidak bisa dicegah terkait



adanya gangguan pada masa kehamilan,



persalinan, dan masa nifas. Demikian pula dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia pada tahun 2019 sebesar 2.555.000 jiwa per tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di dunia sebagai akibat dari beberapa faktor penyebab diantaranya adalah prematur, asfixia, infeksi dan cacat lahir (Pofil Kesehatan Indonesia, 2019). Di Indonesia sendiri untuk Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 yaitu sebesar 4.221 kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di Indonesia pada tahun 2019 sebagai akibat dari adanya



beberapa gangguan di antaranya adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi. Demikian juga untuk Angka Kematian Bayi (AKI) di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 29.322 kematian bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia sebagai akibat dari beberapa faktor penyebab diantaranya adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR), asfiksia, kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan lainnya (Pofil Kesehatan Indonesia, 2019). Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah sendiri menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 tercatat untuk Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 76.9 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih cukup tinggi di Jawa Tengah sebagai akibat dari adanya beberapa gangguan yang dialami oleh ibu pada masa hamil, persalinan, dan masa nifas. Demikian pula untuk Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 mencapai 8.2 kasus per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) yang cukup tingginya ini disebabkan oleh adanya beberapa gangguan yang di alami oleh bayi di antaranya adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, adanya kelainan,dll (Pofil Kesehatan Jawa Tengah, 2019). Di Kabupaten Klaten sendiri pada tahun 2019 untuk Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 76.53 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di Kabupaten Klaten akibat dari adanya



pada tahun 2019 Sebagai



beberapa gangguan yang dialami oleh ibu diantaranya



adalah disebabkan oleh perdarahan, sepsis, hyperthyroid, asma, PPOM dan emboli. Demikian juga untuk Angka Kematian Bayi (AKI) di Kabupaten



Klaten pada tahun 2019 mencapai 10 per 1000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Kabupaten Klaten sebagai akibat dari beberapa faktor penyebab diantaranya adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),



asfiksia, Kelainan



kongenital,



sepsis, pneumonia,



diare.(Pofil Kesehatan Kab Klaten 2019). Continuity of Care di dalam kebidanan itu sendiri adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana (Homeretal., 2014). Dalam hubungan pelayanan Continuity tersebut adalah hubungan terapeutik antara perempuan dan petugas Kesehatan khususnnya bidan dalam mengalokasikan pelayanan serta pengetahuan secara komperhensif (Sandall,n.d. 2012). Hubungan pelayanan Continuity tersebut salah satunya dengan dukungan emosional dalam bentuk dorongan,pujian kepastian dan mendengarkan keluhan perempuan.(lliadou, 2012). Peran bidan dalam pelayanan secara Continuity Of Care adalah menekankan pelayanan pada kondisi alamiah yaitu membantu perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi minimal dan pemantauan fisik, kesehatan psikologis, spiritual dan sosial perempuan dan keluarga (Mclachlan et al., 2012). Pelayanan pada kondisi alamiah merupakan paket pelayanan yang meliputi pelayanan yang berkelanjutan selama hamil, bersalin dan pasca persalinan. Serta dalam pelayanan pada kondisi alamiah bidan dapat Memberikan informasi dan arahan perseorangan kepada perempuan. Sehingga perawatan yang dilakukan oleh bidan terpercaya selama persalinan



dan nifas serta mengidentifikasi dan merujuk apabila membutuhkan perawatan lanjutan ke spesialis obstetri atau spesialis lainnya (Sandall, n.d. 2012). Adapun untuk Paket pelayanan kebidanan secara Continuity Of Care yang di berikan oleh bidan semasa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan . Paket pelayanan kebidanan secara Continuity Of Care ini bertujuan untuk mencegah adanya beberapa gangguan yang di alamai ibu dan bayi dengan menerapkan protokol Kesehatan di masa pendemi ini (Kemenkes, 2020). Pada saat masa kehamilan asuhan yang di berikan oleh bidan kepada pasien adalah pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu yang harus memenuhi standar minial prosedur yang berlaku dan sesuai serta sesuai dengan pedoman pelayanan kebidanan pada



ibu hamil,ibu bersalin, ibu



nifas dan bayi baru lahir di masa covid-19. Asuhan yang diberikan oleh bidan pada masa kehamilan ini bertujuan untuk mencegah adanya



beberapa



gangguan pada ibu hamil normal dengan menerapkan protokol Kesehatan di masa pendemi ini (Kemenkes, 2020). Sedangkan pada masa persalinan



asuhan yang diberiakan oleh bidan



adalah melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) 60 langkah sesuai prosedur yang berlaku dan sesuai dengan pedoman pelayanan kebidanan pada ibu hamil,ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di masa covid-19. Asuhan yang diberikan oleh bidan pada masa persalinan bertujuan untuk mencegah adanya gangguan pada saat proses persalinan dengan menerapkan protokol Kesehatan di masa pendemi ini (Kemenkes, 2020).



Sedangkan untuk bayi baru lahir itu sendiri bidan dapat melakukan kunjungan 3 kali. Untuk Kunjungan bayi baru lahir dilakukan pada saat



6-48 jam postpartum, Kunjungan



ke I itu sendiri bayi baru lahir ke II



dilakukan pada 3-7 hari postpartum, Kunjungan bayi baru lahir ke III dilakukan pada 8-28 hari postpartum. Asuhan yang diberikan oleh bidan pada Bayi Baru Lahir ini bertujuan untuk memantau keadaan bayi dan mencegah adanya beberapa gangguan pada kemungkinan di alamai oleh bayi bayi baru lahir dengan menerapkan protokol Kesehatan di masa pendemi ini. (Kemenkes, 2020). Untuk di masa nifas itu sendiri bidan dapat melakukan kunjungan masa nifas 4 kali. Untuk Kunjungan masa nifas ke I itu sendiri dilakukan pada saat



6-48 jam postpartum, Kunjungan masa nifas ke II dilakukan pada



3-7 hari postpartum, Kunjungan masa nifas ke III dilakukan pada 8-28 hari postpartum, Kunjungan masa nifas ke IV dilakukan pada 29-42 hari postpartum. Asuhan yang diberikan oleh bidan pada masa nifas ini bertujuan untuk mencegah adanya beberapa gangguan yang dialami oleh ibu pada saat masa nifas dengan menerapkan protokol Kesehatan di masa pendemi ini. (Kemenkes, 2020) Adapun beberapa jurnal yang diteliti oleh para peneliti yang mengenai asuhan kesinambungan (Continuity of Care) yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan yang mengancam jiwa dan menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pada jurnal Ningsih (2017: pp 8) dalam penelitiannya mengatakan bahwa continuity of care (CoC) berkontribusi pada peningkatan kualitas dan keselamatan pada saat partus (Ningsih, 2017).



Sedangkan Menurut Tri Sunarsih & Pitriyani



(2020: pp 43) dalam



penelitianya yang berjudul “Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Di Pmb Sukani Edi Munggur Srimartani Piyungan Bantul”. Setelah diberikan asuhan Continuity of care mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir semua berjaan lancar dan kondisi ibu serta bayi dalam keadaan normal. Dalam pelayanan Asuhan Kebidanan Kesinambungan tersebut dapat berkontribusi untuk Mencegah Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya di daerah Bantul.



B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk



memberikan



dan



melakukan



asuhan



kebidanan



berkesinambungan mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Dengan mengacu kepada standar yang berlaku yaitu KEPEMENKES NO.938/MENKES/SK/VIII/2007



tentang Standar Asuhan Kebidanan



2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengumpulan data yang komprehensif baik data subjektif maupun objektif pada saat kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas. b. Melakukan interpretasi data yang telah terkumpul sehingga diagnosa atau masalah spesifik dapat dirumuskan pada saat kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas.



c. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan antisipasi penanganan lanjut pada saat adanya gangguan di masa kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas. d. Diketahui kebutuhan



terhadap tindakan segera, konsultasi,



kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi pada saat adanya gangguan di masa kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas. e. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan yang tepat dan rasional berdasarkan



keputusan



yang



dibuat



pada



langkah-langkah



sebelumnya pada saat kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas sesuai dengan standar asuhan pelayanan kebidanan yang berlaku. f. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada saat kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas sesuai dengan standar asuhan pelayanan kebidanan yang berlaku. g. Melakukan evaluasi ke efektivan dari asuhan yang telah diberikan pada saat kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas. h. Melakukan pencatatan perkembangan asuhan kebidanan pada saat kehamilan, persalinan, BBL, dan nifas dengan metode SOAP



C. MANFAAT Dalam hasil sebagai bahan wawasan



studi



kasus



yang di lakukan



ini



dapat



pertimbangan atau masukan untuk menambah



dan pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan tentang



bagaimana asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus.



a.



Institusi Hasil laporan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan sumber ilmiah dalam membuat laporan kasus. Masukan dan sumber ilmiah dalam membuat laporan kasus



untuk pemberian



asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus. b.



Manfaat bagi Profesi Bidan Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan. Sumbangan teoritis bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus.



c.



Manfaat bagi Klien dan Masyarakat Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dari penyulit yang mungkin timbul pada masa hamil, bersalin, nifas maupun neonatus. Sehingga memungkinkan masyarakat atau klien untuk segera mencari pertolongan untuk mendapatkan penanganan di pelayanan Kesehatan.



BAB II TINJAUAN TEORI



A. KONSEP DASAR KEHAMILAN 1.



Definisi kehamilan Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat diartikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo, 2009). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi, 2011). Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradapan manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Mufdilah,2010). Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang terbukti manfaatnya (Materi Asuhan Kebidanan, 2009). Kehamilan adalah suatu proses terjadinya pertemuan antara sperma dengan ovum. Setelah itu pertemuan itu akan membentuk zigot yang dalam beberapa jam mampu membela dirinya menjadi dua dan seterusnya (Depkes,2000). Kehamilan menurut international federation of obstetrics and Gynecology dalam Fatimah dan Nuryaningsih (2017:3) diartikan sebagai pembuahan atau peleburan sperma dan sel telur, diikuti dengan



implamasi atau implantasi. Dari pembuahan hingga kelahiran bayi, menurut kalender internasioal, kehamilan normal



akan berlangsung



selama 40 minggu atau 9 bulan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah pertemuan sel telur dan sel sperma didalam dan diluar rahim, dan bayi serta plasenta dilahirkan memalui selang persalinan (Fatimah & Nuryaningsih,2017:3). B. PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS KEHAMILAN Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009) yaitu memantapkan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : 1. Konsepsi Konsepsi di defenisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. a. Ovum Ovum merupakan sel tersebar pada badan manusia. Setiap bulan satu ovum atau kadang-kadang lebih matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung. Jumlah oogonium pada wanita pada bayi baru lahir bisa mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000, umur 16-25 tahun 159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan pada masa menopause akan menghilang.(Prawirihardjo,2009). b. Sperma Proses pembentukan spermatoza merupakan proses yang kompleks. 1) Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus. 2) Menjadi spermatosit pertama. 3) Menjadi spermatosit kedua. 4) Menjadi spermatid.



5) Akhirnya spermatozoa Pertumbuhan



spermatozoa



dipengaruhi



mata



rantai



hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami



proses



mitosis.



Pada



setiap



hubungan



seks



ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Spermatozoa terdiri dari 3 bagian yaitu: 1) Kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti) 2) Leher (penghubung antara kepala dan ekor) 3) Ekor (panjang sekitar 10 kali kepala mengandung energi sehingga dapat begerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Prawirohardjo, 2009). 2. Fertilisasi Fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antar sel mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba. Syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada : spermatozoa ,ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Dengan adanya fertilisasi inti ovum segera berubah menjadi pronukleus betina, sementara spermatozoa setelah melepaskan ekornya berubah menjadi pronukleus jantan. Kedua pronukleus ini akhirnya melebur di tengah-tengah sitoplasma sel telur dan terjadilah zigot, sebuah sel tunggak, awal sebuah kehidupan baru makhluk hidup. 3. Implantasi / Nidasi Nidasi adalah peristiwa tertanamnya/bersarangnya sel telur yang telah di buahi ke dalam endometrium. Sel telur yang sudah di buahi(zigot) akan segera membelah diri membentuk bola padat terdiri atas sel-sel anak yang lebih kecil yang di sebut blastomer. Pada hari ke-3 bola tersebut terdiri dari 16 sel blastomer dan di sebut



morula. Pada hari ke-14 di dalam bola tersebut mulai terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula. Dua struktur penting di dalam blastula adalah: a.



Lapisan luar yang di sebut trofoblas yang akan menjadi plasenta



b.



Embrioblas yang kelak akan menjadi janin.



4. Pertumbuhan janin Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu : 1. Fase 0-4 minggu Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk (Kesehatan, 2009). 2. Fase 4-8 minggu Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan (Kesehatan, 2009). 3. Fase 8-12 minggu Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.(Kesehatan, 2009). 4. Fase 12-16 minggu Paru-paru



janin



mulai



berkembang



dan



detak



jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG).



Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna (Kesehatan,2009). 5. Fase 16-20 minggu Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak (Kesehatan,2009). 6.



Fase 20-24 minggu Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur (Kesehatan, 2009).



7. Fase 24-28 Minggu Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya (Kesehatan, 2009). 8. Fase 28-32 minggu Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai



bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup (kesehatan, 2009). 9. Fase 32-36 minggu Kepalanya



telah



berada



pada



rongga



panggul,



seolah-olah “mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia



kerap



berlatih



bernapas,



mengisap,



dan



menelan.



Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja (Kesehatan, 2009).



C. Perubahan fisiologis kehamilan Pada



kehamilan



terdapat



perubahan



pada



seluruh



tubuh



wanita,khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna dan payudara(mamamae). Dalam hal ini hormon somatotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil ialah antara lain sebagai berikut : 1.



Sistem reproduksi a. Vagina dan vulva Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna portio pun tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat genitalia interna akan meningkat (Prawirohardjo, 2009). b. Serviks uteri



Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon estrogen. Serviks banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat



kadar



estrogen



meningkat



dan



dengan



adanya



hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Prawirohardjo, 2009). c. Uterus Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram, menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, ukuran muka belakang 22 cm. Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi dalam kehamilan muda terbentuk juga sel-sel yang baru.(Prawirihardjo, 2009). Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus: 1) Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g) 2) Kehamilan 8 minggu : telur bebek 3) Kehamilan 12 minggu : telur angsa 4) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat 5) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat 6) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat 7) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid 8) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid 9) minggu 34 : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Goodell). Sekresi lendir serviks



meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus uteri mengalami hipertropi kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda Hegar. Berat uterus perempuan tidak hamil adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai pada akhir kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg). d.



Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum gravidatum sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum gravidatum berdiameter kira-kira 3 cm. corpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil oleh plasenta. Diperkirakan corpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin dalam awal kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Prawirohardjo, 2009).



2.



Sistem payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai



persiapan



memberikan



ASI



pada



saat



laktasi.



Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatotropin. Fungsi



hormon



mempersiapkan



payudara



untuk



memberikan ASI dijabarkan sebagai berikut : a. Estrogen berfungsi : 1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara. 2) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar. 3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara. b. Progesteron berfungsi : 1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.



2) Menambah jumlah sel asinus. c. Somatotropin berfungsi : 1) Mempengaruhi



sel



asinus



untuk



membuat



kasien,



laktalbimun, dan laktoglobulin. 2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara. 3) Merangsang



pengeluaran



kolostrum



pada



kehamilan



(Prawirohardjo,2009). 3.



Sirkulasi darah Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.



4.



Sistem respirasi Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga



diafragma



kurang



leluasa



bergerak.



Untuk



memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang



wanita



hamil



selalu



bernafas



lebih



dalam



(Prawirohardjo, 2009). 5. Traktus urinarius Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69-70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada



ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron (Prawirohardjo, 2009). 6. Kulit Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat



tertentu.



Pigmentasi



ini



disebabkan



oleh



peningkatan melanophore stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Perubahan keseimbangan hormon pada ibu hamil dapat juga menimbulkan perubahan berupa penebalan kulit, pertumbuhan rambut maupun kuku. Perubahan juga terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung lebih banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan. Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah pecah sehingga timbul striae gravidarum yaitu garis–garis yang timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna kebiruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide akan berubah menjadi striae albikans. Pada ibu hamil multigravida biasanya terdapat striae livide dan striae albikans. 7.



Matabolisme Metabolisme



tubuh



mengalami



perubahan



yang



mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. a. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. b. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil : 1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40gram untuk pembentukan tulang janin. 2) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari. 3) Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari.



4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. 8.



Sistem Endokrin a) Progesteron : Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari. Aktivitas progesterone diperkirakan : a.



Menurunkan tonus otot polos: 1) Motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual 2) Aktivitas kolon menurun sehingga pengosongan berjalan lambat, menyebabkan reabsorbsi air meningkat,



akibatnya



ibu



hamil



mengalami



konstipasi. 3) Tonus otot menurun sehingga menyebabkan aktivitas menurun. 4) Tonus



vesica



urinaria



dan



ureter



menurun



menyebabkan terjadi statis urine. b.



Menurunkan tonus vaskuler: menyebabkan tekanan diastolic menurun sehingga terjadi dilatasi vena.



c.



Meningkatkan suhu tubuh



d.



Meningkatkan cadangan lemak



e.



Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.



f. b)



Memicu perkembangan payudara



Estrogen Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put estrogen



maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus meningkat menjelang aterm. Aktivitas estrogen adalah : a.



Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus



b.



Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan payudara



c.



Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik elastic, kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat.



c)



d.



Retensi air



e.



Menurunkan sekresi natrium. Kortisol. Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal



maternal dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari. Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif. Kortisol secara simultan merangsang peningkatan produksi insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel- sel beta normal pulau Langerhans pada pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara terus menerus tetap meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami peningkatan gula darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer ibu hamil pada insulin. d)



Human Chorionic gonadotropin (HCG). Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil muda hormon ini diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat untuk mendeteksi kehamilan dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada 12–14 hari setelah kehamilan. Kandungan HCG pada ibu hamil mengalami puncaknya pada 8-11 minggu umur kehamilan. Kadar HCG tidak boleh dipakai untuk



memastikan adanya kehamilan karena kadarnya bervariasi, sehingga dengan adanya kadar HCG yang meningkat bukan merupakan tanda pasti hamil tetapi merupakan tanda kemungkinan hamil. Kadar HCG kurang dari 5mlU/mldinyatakan tidak hamil dan kadar HCG lebih 25 mlU/ml dinyatakan kemungkinan hamil. Apabila kadar HCG rendah maka kemungkinan kesalahan HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan ektopik. Sedangkan apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka kemungkinan kesalahan HPMT, hamil Mola Hydatidosa atau hamil kembar. HCG akan kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 mg setelah keguguran, sehingga apabila ibu hamil baru mengalami keguguran maka kadarnya masih bisa seperti positif hamil jadi hati–hati dalam menentukan diagnosa, apabila ada ibu hamil yang mengalami keguguran untuk menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan HCG tetapi memerlukan pemeriksaan lain. 9. Sistem Kekebalan Pada ibu hamil terjadi perubahan pH pada vagina, sekresi vagina berubah dari asam menjadi lebih bersifat basa sehingga pada ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi pada vagina. Mulai kehamilan 8 minggu sudah kelihatan gejala terjadinya kekebalan dengan adanya limfosit–limfosit. Semakin bertambahnya umur kehamilan maka jumlah limfosit semakin meningkat. Dengan tuanya kehamilan maka ditemukan sel–sel limfoid yang berfungsi membentuk molekul imunoglobulin. Imunoglobulin yang dibentuk antara lain : a. Gamma–A imunoglobulin: dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak ditemukan pada saat bayi dilahirkan. b. Gamma–G imunoglobulin: pada janin diperoleh dari ibunya melalui plasenta dengan cara pinositosis, hal ini yang disebut kekebalan pasif yang diperoleh dari ibunya. Pada janin ditemukan sedikit tetapi dapat dibentuk dalam jumlah banyak pada saat bayi berumur dua bulan.



c. Gamma–M imunoglobulin: ditemukan pada kehamilan 5 bulan dan meningkat segera pada saat bayi dilahirkan. 10. Sistem Pencernaan Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, Apabila mual muntah terjadi pada pagi hari disebut Morning Sickness. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic dengan gejala sering kembung, dan konstipasi. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hyperemesis gravidarum). Aliran darah ke panggul dan tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid pada akhir kehamilan. Hormon estrogen juga dapat mengakibatkan gusi hyperemia dan cenderung mudah berdarah. Tidak ada peningkatan sekresi saliva, meskipun banyak ibu hamil mengeluh merasa kelebihan saliva (ptialisme), perasaan ini kemungkinan akibat dari ibu hamil tersebut dengan tidak sadar jarang menelan saliva ketika merasa mual sehingga terkesan saliva menjadi banyak. Ibu hamil trimester pertama sering mengalami nafsu makan menurun, hal ini dapat disebabkan perasaan mual dan muntah yang sering terjadi pada kehamilan muda. Pada trimester kedua mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan semakin meningkat. 11. Perubahan BB dan IMT Ibu hamil diharapkan berat badannya bertambah, namun demikian seringkali pada trimester I berat badan (BB) ibu hamil tetap dan bahkan justru turun disebabkan rasa mual, muntah, dan nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi kurang mencukupi kebutuhan. Pada kehamilan trimester ke II ibu hamil sudah merasa lebih nyaman biasanya mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan mulai bertambah, maka pada trimester II ini BB ibu hamil sudah mulai bertambah sampai akhir kehamilan. Peningkatan BB selama hamil mempunyai kontribusi penting dalam suksesnya kehamilan maka setiap ibu hamil periksa harus ditimbang BB.



Sebagian penambahan BB ibu hamil disimpan dalam bentuk lemak untuk cadangan makanan janin pada trimester terakhir dan sebagai sumber energi pada awal masa menyusui. Ibu hamil perlu disarankan untuk tidak makan berlebihan karena penambahan BB berlebihan pada saat hamil kemungkinan akan tetap gemuk setelah melahirkan maka konsultasi gizi sangat diperlukan pada ibu hamil. Peningkatan BB pada trimester II dan III merupakan petunjuk penting tentang perkembangan janin. Peningkatan BB pada ibu hamil



yang



mempunyai



BMI



normal



(19,8



-26)



yang



direkomendasikan adalah 1 sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4 kg per minggu. Keperluan penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil. Penambahan



BB



selama



hamil



dan



perkembangan



janin



berhubungan dengan BB dan TB ibu sebelum hamil (BMI/IMT). Cara menghitung IMT adalah BB sebelum hamil (dalam kg) dibagi TB (dalam meter) pangkat 2. Rekomendasi rentang peningkatan Berat Badan Total ibu hamil. a. Ringan = BMI < 19,8 peningkatan 12,5 sampai 18 kg b. Normal = BMI 19,8 -26 peningkatan 11,5 sampai 16 kg c. Tinggi = BMI > 26 sampai 29 peningkatan 7 sampai 11,5 kg d. Gemuk = BMI > 29 peningkatan ≥ 7 kg



D. PERUBAHAN PSIKOLOGIS KEHAMILAN Menurut Tara De Thouars (psikolog dewasa UI) , perubahan psikologis ibu hamil berbeda-beda di tiap trimesternya. 1.



Trimester 1 ( 1-3 bulan ) , perubahan psikologi ibu hamil adalah ekspektasi terlalu tinggi dan khawatir berlebihan terhadap kondisi janin. Hal ini wajar dan dapat dicegah dengan melakukan sharing dengan orang yang lebih dewasa atau yang lebih pengalaman maupun kepada pasangan. Disarankan untuk lebih banyak istirahat dan relaksasi.



2.



Trimester 2 ( 4-6 bulan ), perubahan yang terjadi mulai khawatir dengan bentuk tubuhnya yang berubah sehingga turun rasa percaya diri, membutuhkan perhatian lebih dari lingkungan atau pun pasangannya, dorongan seksual meningkat dan selalu mempertanyakan kehadiran pasangan. Yang dibutuhkan pada trimester ini adalah komunikasi positif, tidak berasumsi yang tidak-tidak



3.



Trimester 3 ( 6-9 bulan ), perubahan pada trimester ini ibu hamil biasanya takut terhadap persalinan, cemas dan panic terhadap persalinan dan takut serta khawatir menghadapi sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi ibu ataupun keluarga. Pada trimester ini komunikasi dengan orang yang sudah pengalaman dalam persalinan sangatlah penting untuk psikologi ibu. Pendapat lain mengatakan : 1. Psikologis trimester I : Trimester I ini disebut sebagai masa penentuan artinya penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaa hamil. Seorang ibu setelah mengetahui dirinya hamil maka responnya berbeda – beda. Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil, artinya kadang – kadang ibu merasa senang dan bahagia karena segera akan menjadi ibu dan orangtua,tetapi tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih dan bahkan kecewa setelah mengetahui dirinya hamil. Perasaan sedih dan kecewa ini dapat disebabkan oleh karena segera setelah konseps kadar hormon progesterone dan estrogen dalam kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat sehingga seringkali membenci kehamilannya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Sikap ibu terhadap suami atau terhadap



orang



lain



juga



berbeda–beda,



kadang



ingin



merahasiakannya, hal ini bisa terjadi karena memang perutnya masih kecil dan belum kelihatan membesar, tapi ada juga ibu yang ingin segera memberitahukan kehamilannya kepada suami atau orang lain. Hasrat untuk melakukan hubungan sex, pada wanita trimester pertama ini juga berbeda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah sex yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini disebabkan ibu hamil trimester I masih sering mengalami mual muntah sehingga merasa tidak sehat.Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan sex. 2. Psikologis Trimester II : Trimster II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan karena pada saat ini ibu merasa lebih sehat. Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 :154).



3. Psikologis Trimester III : Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau–kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki – laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya( PusDikNaKes, 2003 : 28 ). Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya perubahan gambaran diri ( konsep diri, tidak mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran sang bayi ) ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 : 154 ). Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil 1) support dari keluarga ( suami , keluarga lain )



2) Dukungan dari tenaga kesehatan pada ibu hamil : Bidan harus memahami perubahan–perubahan yang terjadi pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologis. Dengan memahami keadaan pasien maka bidan dapat memberi pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. 3) Rasa aman dan nyaman pada saat kehamilan : Ibu hamil membutuhkan perasaan aman dan nyaman yang dapat didapat dari diri sendiri dan orang sekitar. Untuk memperoleh rasa aman dan nyaman maka ibu hamil sendiri harus dapat menerima kehamilan dengan senang hati. Rasa aman dan nyaman dari orang sekitar terutama dari orang terdekat yaitu bapak dari bayi yang dikandungnya. 4) Persiapan menjadi orang tua. 5) Persiapan Sibling : Kehadiran seorang adik baru dalam rumah dapat menyebabkan perasaan cemburu dan merasa adik adalah saingannya (rival sibling). Untuk mencegah itu semua maka sejak hamil calon kakak harus sudah disiapkan dengan baik untuk menyambut kelahiran adiknya. Respon sibling dapat dipengaruhi oleh persiapan menghadapi datangnya adik, sikap orangtua, umur, lama waktu berpisah dengan orangtua, peraturan kunjungan rumah sakit dan perhatian selama berpisah dengan ibunya. Anak umur lebih dari 3 tahun sudah dapat diajak komunikasi untuk disiapkan menerima adiknya. Orangtua dan lingkungan sering tidak sadar bahwa tindakannya sangat menyakitkan sang kakak dan akhirnya membuat sang kakak menjadi tidak sayang pada adiknya, padahal sebelumnya sudah disiapkan untuk menerima adiknya, misalnya seorang anak sudah disiapkan untuk menerima kelahiran adiknya, sejak adik dalam kandungan sudah diberi peran untuk komunikasi dengan adik dengan cara diajak meraba perut ibunya ketika ada gerakan janin. E. PERUBAHAN PERAN



Tahap perubahan peran selama kehamilan menurut reva rubin adalah berikut : 1. Tahap Antisipasi atau Anticipatory Stage Tahap ini merupakan tahap sosiolisasi atau latihan untuk penampilan peran yang diasumsikan pasangan berkaitan dengan fantasi. Wanita akan mengawali peran barunya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan informasi model peran. Meningkatkan frekuensi interaksi dengan yang lainnya akan mempercepat proses adaptasi dalam penerimaan peran barunya sebagai ibu. 2. Tahap Honeymoon atau Honeymoon Stage Ini merupakan tahap dimana wanita mengasumsikan peran yang harus ditampilkan, melalui pendekatan dan eksplorasi terhadap sikap yang dibutuhkan untuk penampilan peran , mulai melakukan latihan peran. Pada tahap ini wanita sudah dapat menerima peran barunya. Hal yang mempengaruhi tahapan ini adalah kesiapan menghadapi kelahiran bayinya serta dukungan dari orang – orang terdekat. 3. Tahap Stabil atau plautau Stage Tahap dimana wanita hamil dapat melihat dan mnerima peran barunya. Pada tahap ini wanita hamil akan melakukan kegiatan atau aktivitas yang positif dan berfokus pada kehamilannya dan hal yang berguna bagi kesehatan keluarga. 4. Tahap Akhir atau Disengagement / Termination Stage Tahap terminasi atau pengakhiran peran. Peran pasangan pada kehamilan berakhir setelah proses persalinan selanjutnya pasangan memasuki tahap peran lainnya. Tahap ini disebut juga sebagai tahap perjanjian. Perjanjian, ini dilakukan agar wanita hamil sedapat mungkin menempati janjinya yang berkaitan dengan peran barunya kelak.



F. KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL 1. Kebutuhan fisik ibu hamil 1. Kebutuhan oksigen



Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2 janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk–duduk di bawah pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup. Kebutuhan nutrisi Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal). Nutrient



Tak Hamil



Kondisi ibu hamil Hamil



Menyusui



Kalori



2.000



2.300



3000



Protein



55 g



65 g



80 g



Kalsium (Ca)



0,5 g



1g



1g



Zat Besi (Fe)



12 g



17 g



17 g



Vitamin D



400 IU



600 IU



800 IU



Vitamin A



5.000 IU



6000IU



7000 IU



Titamin



0,8 mg



1 mg



1,2 mg



2.



Riboflavin



1,2 mg



1,3 mg



1,5 mg



Niasin



13 mg



15 mg



18 mg



Vitamin C



60 mg



90 mg



90 mg



Personal hygiene 1) Mandi : Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran dengan shower atau mandi berendam tidak dilarang. Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan untuk keluar dari bak mandi rendam. 2) Perawatan vulva dan vagina : Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap mandi, setelah BAB /BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang kemudian dikeringkan dengan handuk kering. Pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan vagina selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina Penyemprotan vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina yang kuat (dengan memakai alat semprot) ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air. Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam vagina. Deodorant vagina tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan dermatitis alergika. Apabila mengalami infeksi pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke dokter. 3) Perawatan gigi : Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga



perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Untuk menjaga supaya gigi tetap dalamkeadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut: a. Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil b. Makan makanan yang mengandung cukup kalsium (susu, ikan) kalau perlu minum suplemen tablet kalsium. c. Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi yang lembut 4) Perawatan kuku : Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong secara teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang lain. Setelah memotong kuku supaya dihaluskan sehingga tidak melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan luka dan infeksi. 5) Perawatan Rambut : Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering mencuci rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya dilakukan 2– 3 kali dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambut yang lembut, dan menggunakan air hangat supaya ibu hamil tidak kedinginan. 3. Pakaian Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi darah. Stocking tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang. Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah dicuci juga jarang menimbulkan iritasi. Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi apalagiibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh



pembesaran uterus. Korset dapat membantu menahan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus, korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil. 4. Eliminasi ( BAB/BAK) 1. BAB Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh : a. Kurang gerak badan b. Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan c. Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormone d. Tekanan pada rektum oleh kepala Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan. 2. BAK Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin. 5. Seksual



Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah : a. Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi perempuan di atas dianjurkan karena perempuan dapat mengatur kedalaman penetrasi penis dan juga dapat melindungi perut dan payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut yang membesar terutama pada kehamilan trimester III. b. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati – hati



karena



dapat



menimbulkan



kontraksi



uterus



sehingga



kemungkinan dapat terjadi partus prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti dilarang. c. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin d. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang dapat menyebabkan kematian. e. Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila: a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas, b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual, c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak, d. Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar, e. Serviks telah membuka, f. Plasenta letak rendah, g. Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm, mengalami kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu menjelang persalinan. Pada TM I :



Pada trimester pertama biasanya gairah seks menurun. Karena ibu biasanya didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat menghilangkan semua keinginan untuk melakukan hubungan seks. Pada trimester pertama, saat kehamilan masih lemah, kalau ada riwayat perdarahan berupa bercak sebelum atau setelah melakukan hubungan intim, apabila terjadi kontraksi yang hebat lebih baik tidak melakukan, hubungan intim selama trimester pertama. Apabila ada infeksi di saluran vagina, infeksinya harus diatasi dulu, sebab hubungan intim membuat infeksi bisa terdorong masuk ke dalam rahim yang bisa membahayakan janin.



Pada TM II : Memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Hubungan intim akan lebih aman bila sudah memasuki trimester kedua, di mana janin sudah mulai besar, sudah keluar dari rongga panggul, dan ari-ari sudah melekat pada dinding rahim, sehingga umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim. Hubungan seks selama kehamilan dapat meningkatkan perasaan cinta, keintiman dan kepedulian antara suami istri. Sebagian besar wanita merasa bahwa gairah seks mereka meningkat selama masa kehamilan terutama triwulan kedua. Hal ini disebabkan oleh adanya peninggian hormon seks yang amat besar yang mulai bersirkulasi sepanjang tubuh ibu hamil sejak masa konsepsi (pembuahan). Hormon hormon ini juga menyebabkan rambut lebih bercahaya, kulit berkilat dan menimbulkan perasaan sensual. Aliran darah akan meningkat terutama sekitar daerah



panggul dan menyebabkan alat kelaminnya lebih sensitive sehingga meningkatkan gairah seksual.



Pada TM III : Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan bobot janin semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan intim. Di sini diperlukan pengertian suami untuk memahami keengganan istri berintim-intim. Banyak suami yang tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu diberikan penjelasan tentang kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan ada masalah. Hubungan intim tetap bisa dilakukan tetapi dengan posisi tertentu dan lebih hati-hati. Pada trimester ketiga, minat dan libido menurun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika ibu termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan. Hubungan seks selama kehamilan juga mempersiapkan ibu untuk proses persalinan nantinya melalui latihan otot panggul yang akan membuat otot tersebut menjadi kuat dan fleksibel (MacDougall, 2003). Memang pada masa kehamilan trimester pertama, ibu dan pasangan masih punya banyak pilihan posisi bercinta. Namun, setelah beberapa bulan kemudian pilihan posisi itu semakin terbatas. 6. Mobilisasi dan body mekanik Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah: sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan, gerak badan yang menghentak atau tiba-tiba dilarang untuk dilakukan.



Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari dalam udara yang bersih, masih segar, gerak badan di tempat : berdiri-jongkok, terlentang kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih pernafasan. Latihan : normal tidak berlebihan istirahat bila lelah. Gerak tubuh yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah : 1. Postur tubuh. Posisi tubuh supaya dengan tulang belakang tetap tegak 2. Mengangkat beban dan mengambil barang. Mengangkat beban dan mengambil barang tidak boleh sambil membungkuk, tulang belakang harus selalu tegak, kaki sebelah kanan maju satu langkah, ambil barang kemudian berdiri dengan punggung tetap tegak. Ketika mengangkat beban hendaknya dibawa dengan kedua tangan, jangan membawa beban dengan satu tangan sehingga posisi berdiri tidak seimbang, menyebabkan posisi tulang belakang bengkok dan tidak tegak. 3. Bangun dari posisi berbaring. Ibu hamil sebaiknya tidak bangun tidur dengan langsung dan cepat, tapi dengan pelan – pelan karena ibu hamil tidak boleh ada gerakan yang menghentak sehingga mengagetkan janin. Kalau akan bangun dari posisi baring, geser terlebih dahulu ketepi tempat tidur, tekuk lutut kemudian miring (kalau memungkinkan miring ke kiri), kemudian dengan perlahan bangun dengan menahan tubuh dengan kedua tangan sambil menurunkan kedua kaki secara perlahan. Jaga posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. 4. Berjalan. Pada saat berjalan ibu hamil sebaiknya memakai sepatu / sandal harus terasa pas, enak dan nyaman. Sepatu yang bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat hamil ketika stabilitas tubuh terganggu dan edema kaki sering terjadi. Sepatu yang alasnya licin atau berpaku bukan sepatu yang aman untuk ibu hamil. 5.



Berbaring.



Dengan semakin membesarnya perut maka posisi berbaring terlentang semakin tidak nyaman. Posisi berbaring terlentang tidak dianjurkan pada ibu hamil karena dapat menekan pembuluh darah yang sangat penting yaitu vena cava inferior sehingga mengganggu oksigenasi dari ibu ke janin. Sebaiknya ibu hamil membiasakan berbaring dengan posisi miring ke kiri sehingga sampai hamil besar sudah terbiasa. Untuk memberikan kenyamanan maka letakkan guling diantara kedua kaki sambil kaki atas ditekuk dan kaki bawah lurus. 6.



Excersice / senam hamil Yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk ketenangan, relaksasi, latihan otot ringan dan mendapatkan udara segar. Sekalipun senam paling populer dan banyak dilakukan ibu hamil, jenis olahraga ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Hindari melakukan gerakan peregangan yang berlebihan, khususnya pada otot perut, punggung serta rahim. Misalnya, gerakan sit-up. Bila ingin melakukan senam aerobik, pilihlah gerakan yang benturan ringan atau tanpa benturan. Misalnya, senam low-impact contohnya cha-cha-cha. Hindari gerakan lompat, melempar, juga gerakan memutar atau mengubah arah tubuh dengan cepat. Sebaiknya



ikuti



senam



khusus



untuk



ibu



hamil,



karena



gerakan-gerakan yang dilakukan memang dikonsentrasikan pada organ-organ kehamilan yang diperlukan untuk memperlancar proses kehamilan dan persalinan. Olah raga yang aman dilakukan ibu hamil ; jalan santai , berenang yoga. 7.



Istirahat Istirahat/tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil dan menyusui. Jadwal ini harus diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur secara teratur dapat meningkatkan. kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin dan juga membantu wanita tetap kuat dan



mencegah penyakit, juga dapat mencegah keguguran, tekanan darah tinggi, bayi sakit dan masalah-masalah lain.



G. DIAGNOSIS KEHAMILAN Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (prawirohardjo,2009). Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil. 1.



Tanda-tanda dugaan hamil a. Amenorea (terlambat datang bulan) b. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraf dan ovulasi c. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan. d. Mual (nausea) dan muntah (emesis). 1) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan. 2) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sickness. 3) Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi. 4) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang e. Mastodinia (rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar. Faskularisasi bertambah asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron). f. Quickening (persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu). g. Sering miksi. 1) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. 2) Pada triwulan kedua sudah menghilang.



h. Ngidam (wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu). i. Pingsan 1) Terjadinya



gangguan



sirkulasi



kedaerah



kepala



(sentral)



menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. 2) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu. j. Konstipasi atau obstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. k. Pigmentasi kulit. 1)



Sekitar pipi: chloasma gravidarum.



2)



Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.



3)



Dinding perut : striae lipid, striae nigra, linea alba makin hitam.



4)



Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.



l. Epulis. Hipertropi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertamaVarices atau penampakan pembuluh darah vena. m. Terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea,kaki dan betis.



2. Tanda mungkin hamil Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditemukan dengan jalan : a.



Perubahan pada uterus. Uterus mengalami perubahan pada ukuran , bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak bentuknya globular. Teraba balotemen,tanda ini muncul pada minggu ke-16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion yang cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada benda terapung atau melayang dalam cairan.



b.



Perubahan-perubahan pada serviks Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, tandahegar terdapat pada dua pertiga kasus dan biasanyamuncul pada minggu ke enam



dan kesepuluh serta terlihat lebih awal pada perempuan yang hamilnyaberulang. Tanda ini sulit diketahui pada pasien gemuk atau dinding abdomen yang tegang, (Rukiyah dkk, 2009). c.



Tanda chadwicks, biasanya muncul pada minggu kedelapan dan terlihat lebih jelas pada wanita yang hamilberulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna padavagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruantimbul karena adanyavaskularisasi pada daerah tersebut.(Rukiyah dkk, 2009).



d.



Tanda piscasek, uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengan tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi)



tempat



kehamilan.



Sejalan



dengan



berjalan



bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan menjadi lebih simetris. Tanda piscasek, dimana uterus membesar ke salah satu jurusan



hingga



menonjol



ke



jurusan



pembesaran



tersebut



(Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2009) e.



Suhu basal



f.



Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2-37,8 derajat celcius adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering di pakai dalam pemeriksaan kemandulan.



3. Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan : a. Gerakan janin dalam rahim 1) Terlihat/ teraba gerakan janin. 2) Teraba bagian-bagian janin b.



Denyut jantung janin 1) Didengar dengan stetokop laenec, alat kardiotokograpi,alat doppler. 2) Dilihat dengan ultrasonograf. 3) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (prawirohardjo, 2009).



c.



Tanda Braxton-Hiks



Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterusdalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, maka tanda ini tidak di temukan.



H.



DIAGNOSIS BANDING KEHAMILAN Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis banding diantaranya : a. Hamil palsu (pseudocyesis) atau kehamilan spuria Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukan kehamilan. b. Tumor kandungan atau mioma uteri 1) Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil. 2) Bentuk pembesaran tidak merata. 3) Perdarahan banyak saat menstruasi (wikipedia, indonesia) c. Kista ovarium 1) Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil. 2) Datang bulan terus berlangsung. 3) Lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan. 4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif (wikipedia, 2009). d. Hematometra 1) Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil 2) Perut teras sakit setiap bulan. 3) Terjadi tumpukan darah dalam rahim 4) Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang positif. 5) Sebab himen in perforata (Wikipedia, 2010). 6) Kandung kemih yang penuh Dengan melakukan katetirisasi, maka pembesaran perut akan menghilang (Wikipedia, 2009).



H.



TANDA BAHAYA KEHAMILAN



Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman akan lebih baik memberikan pendididkan kepada ibu dan anggota keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapat asuhan. Disini ada enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal (Rukiyah, 2009). a. Perdarahan pervaginam Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak atau pendarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET, molahidatidosa). Dan apabila pada kehamilan lanjut, pendarahan yang tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta ) (Rukiyah, 2009). b. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat dan disertai dengan penglihatan yang kabur itu merupakan tanda dan gejala dari preeklamsi (Rukiyah, 2009). c. Pandangan kabur Masalah visual



yang mengindifikasikan keadaan



yang



mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang (Rukiyah, 2009). d. Nyeri abdomen yang hebat Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain (Rukiyah, 2009). e. Bengkak pada muka atau tangan



Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan. Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia (Rukiyah,2009). f. Bayi tidak bergerak seperti biasanya Ibu dapat mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 5 atau ke 6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Rukiyah, 2009). I.



PENGAWASAN ANTENATAL Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya barbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin (Wordpress, 2009). Adapun tujuan dari pengawasan antenatal antara lain : a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin. c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Mempersiapkan persiapan persalinan yang cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun janinnya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.



f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Perhitungan Tafsiran Persalinan a. Metode 1 : metode kalender (untuk HPHT) Hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk tanggal ditambahkan 7 hari. Untuk bulan dikurangi 3 bulan dan untuk tahun ditambahkan 1 tahun. Misalnya, HPHT tanggal 12 april 1980, maka untuk hari 12 + 7 = 19 jadi tanggal 19, untuk bulan April : 4 – 3 = 1 jadi bulan januari, untuk tahun ditambah 1 tahun 1980 + 1 = 1981 jadi tahun 1981. Jadi HPHT nya adalah 19 januari 1981 (Admin, 2009). b. Metode II : metode bulan Bila ibu hamil mempunyai siklus haid 28 hari ( 4 minggu), bayi akan lahir tepat 40 minggu atau setelah 10 bulan purnama, bila HPHTnya pada waktu bulan purnama (Admin,2009). c. Metode III : metode roda kehamilan Perhitungan dilakukan dengan menggunakan “roda kehamilan” atau restrogram (bila ada) (Admin, 2009). d. Metode IV : untuk umur kehamilan Hitung berapa bulan sudah berlalu sejak HPHT sampai saat pertama kali memeriksakan kehamilan, misalnya HPHT pada tanggal 6 April dan ibu memeriksakan diri pada tanggal 12 juni, maka kehamilannya pada waktu itu telah berumur 2 bulan lebih sedikit. Umur kehamilan diperhitungkan dan di bandingkan dengan ukuran uterus, untuk melihat apakah janin tumbuh semakin besar pada saat kunjungan ulang (Admin, 2009).



J.



STANDAR PENGAWASAN ANTENATAL Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periodeantenatal (Saifudin, 2009). a. Kebijakan program



Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. 1) 1 kali pada triwulan pertama 2) 1 kali pada triwulan kedua 3) 2 kali pada trwulan ketiga (saifudin, 2009). b. Pelayanan atau asuhan standar minimal “10 T” : 1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri 4) Pemberian imunisasi tetanus toxoid 5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan 6) Test terhadap penyakit menular seksual 7) Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah) 8) Test Laboraturium 9) Tatalaksana Kasus 10) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas Pemeriksaan Kebidanan a.



Pemeriksaan Abdomen 1) Inspeksi Dilihat pembesaran perutnya apakah membesar dengan arah memeanjang atau melebar, keadaan pusat, pigmentasi di linea alba/nigra, adakah striae gravidarum atau bekas operasi. 2) Palpasi Palpasi dilakukan untuk menentukan : besarnya rahim, tuanya kehamilan menentukan letaknya janin dalam rahim. Cara melakukan palpasi ialah menurut leopold yang terdiri dari atas 4 bagian. a) Leopold 1 Pemeriksaan leopold 1 adalah untuk menentukan tuanya kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri serta menentukan bagian apa yang terdapat didalam fundus.



b) Leopold II Pemeriksaan



leopold



II



dilakukan



untuk



menentukan bagian apa yang terdapat dikiri atau kanan ibu (ekstremitas dan punggung). c) Leopold III Leopold III adalah untuk menentukan bagian terendah janin dan mengetahui apakah bagian tersebut sudah masuk atau belum masuk ke dalam pintu atas panggul (konvergen, sejajar, divergen). d) Leopold IV Leopold IV adalah untuk menentukan seberapa besar bagian terendah janin yang sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dengan menggunakan penjarian. b.



Pemeriksaan anogenital Pemeriksaan ini dilakukan dengan diinfeksi dan dilihat apakah ada flour albus, varises, oedema, tumor tau kelainan lainnya yang dapat mempengaruhi proses persalinan dan apabila ada kelainan dari anogenital.



c.



Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan urine dilakukan antara lain untuk mengetahui kadar urine protein ibu agar kadar gula dalam urine. Klasifikasi proteinuria : 1) Negatif : urine jernih 2) Positif 1 : ada keruhan 3) Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan 4) Positif 3 : Lebih keruh dan endapan lebih jelas 5) Positif 4 : sangat keruh dan disertai darah yang menggumpal



Untuk kadar glukosa iklasifikasikan : 1) Negatif : biru 2) Positif 1 : hijau 3) Positif 2 : kuning kehijauan



4) Positif 3 : jingga 5) Positif 4 : merah bata Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil biasanya yaitu golongan darah dan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui anemia atau tidak, menurut saifudin (2010) disebut bahwa anemia apabila pada kehamilan 1 dan 3 kadar hemoglobinnya rendah dibawah 11gr% atau 37,5 C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan. f. RR : Normal (12-20 x/menit) (Patricia,2005;759) g. Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum



tidak



terpengaruh



selama



kehamilan



berlangsung (Varney,2007:500). Ibu hamil akan bernapas lebih



dalam



sekitar



20







25



%



dari



biasanya



(manuaba,1998:109). h. BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69) i. TB : < dari 145 cm (resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan panggul) (Manuaba,1998;134) j. Lila : > 23,5 cm. Jika