Askeb Heg [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM



Disusun Guna Memenuhi Tugas Prektek Klinik Kebidanan V



Disususn Oleh: FILLA ALFAZRIANI DARSONO (195401426376)



PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL 2020



BAB I PENDAHULUAN   1.1



Latar Belakang Program studi kebidanan merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bidang Pendidikan kesehatan, diharafkan mampu mencetak lulusan yang kompeten dan dapat membantu memecahkan masalah kesehatan di masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Menurut standar Pendidikan yang ada sekarang ini, lulusan diploma kebidanan dapat dikatagorikan sebagai tenaga professional. Pemikiran dasar jenjang Pendidikan ini adalah untuk membantu menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta kematian anak di Indonesia yang masih cukup tinggi. Dengan bertambahnya tenaga berpendidikan professional diharafkan prevalensi kematian ibu, kematian bayi dan kematian anak dapat menurun. Praktik klinik merupakan suatu kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa kebidanan dalam situasi yang nyata, khususnya dalam membentuk peran dan tanggungjawab mahasiswa untuk menjadi bidan yang bprofesional dan berpengatahuan tinggi, dengan menunjukan sebuah pencapaian berupa memberikan asuhan yang aman, menunjukan akuntabilitas kerja, dapat dipercaya, menunjukan kemampuan dalam mengorganisasi asuhan kebidanan, mengelola program PWS KIA dan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pasien dan staf lainnya di puskesmas dan rumah sakit.



Selama melaksanakan praktek klinik, mahasiswa diberi kesempatan untuk



menerapkan



serta



mengembangkan



pengetahuan



dan



keterampilannya yang telah diperoleh di perkuliahan dan laboratorium ke dalam pelayanan yang nyata di puskesmas dan rumah sakit yang berkaitan dengan kegawatdaruratan maternal dan neonatal termasuk kasus penanganan hyperemesis gravidarum.   1.2



Tujuan Penulisan



1.2.1



Tujuan umum Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di UPT Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 2020.



1.2.2



Tujuan Khusus



1.2.2.1 Mampu mengumpulkan data subjektif pada Ny. H dengan Hiperemesis gravidarum di UPT Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 2020. 1.2.2.2 Mampu mengumpulkan data objektif pada Ny. H dengan Hiperemesis gravidarum di UPT Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 2020. 1.2.2.3 Mampu menegakkan diagnose pada Ny. H dengan Hiperemesis gravidarum di UPT Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 2020.



1.2.2.4 Mampu merancang dan menerapkan asuhan kebidanan pada Ny. H dengan Hiperemesis gravidarum di UPT Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 2020.  



BAB II TINJAUAN TEORI   2.1



Kegawatdaruratan pada Maternal dan Neonatal



2.1.1



Pengertian Gawat adalah kondisi pasien dengan ancaman jiwa atau ancaman kematian. Sedangkat darurat adalah kondisi penderita yang memerlukan pertolongan segera. Gawat darurat adalah keadaan yang menimpa seseorang dengan tiba-tiba dapat membahayakan jiwa, memerlukan tindakan medis segera dan tepat. Penderita gawat darurat adalah penderitaan yang memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa. Pertolongan yang diberikan dilakukan secara cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan. Ukuran keberhasilan dari pertolongan ini adalah waktu tanggap (respon time) dari penolong. Pengertian lain dari penderita gawat darurat adalah penderita yang bila tidak ditolong segera akan meninggal atau menjadi cacat, sehingga diperlukan tindakan diagnosis dan penanggulangan segera. Karena waktu yang terbatas tersebut, tindakan pertolongan harus dilakukan secara sistematis dengan menempatkan prioritas pada fungsi vital sesuai dengan urutan ABC, yaitu : A (Airway)



: membersihkan jalan nafas dan menjamin jalan nafas bebas



hambatan



4



B (Breathing) : menjamin ventilasi lancar, dan C (Circulation): melakukan pemantauan peredaran darah. Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan



tindakan



segera



guna



menyelamatkan



jiwa/nyawa



(Campbell S, Lee C, 2010). Kegawatan atau kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah kegawatan atau kegawatdaruratan yang terjadi pada wanita hamil, melahirkan atau nifas. Kegawatdaruratan dapat terjadi baik pada penanganan obstetric maupun neonatal. Penatalaksanaan kegawatdaruratan meliputi pengenalan segera kondisi gawat darurat, stabilisasi keadaan penderita, pemberian oksigen, infuse, terapi cairan, transfuse darah, dan pemberian medikamentosa (antibiotika, sedatif, anestesi, dan serum anti tetanus). Kegawatdaruratan dapat terjadi tiba-tiba, dapat disertai kejang, atau dapat timbul sebagai akibat dari suatu komplikasi yang tidak ditangani atau dipantau dengan semestinya. 2.1.2



Pengkajian Awal Terhadap Kasus Kegawatdaruratan Kebidanan Bidan/perawat kebidanan tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriak untuk minta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok, mulai segera tindakan. Baringkan ibu miring kekiri dengan bagian kaki ditinggikan, longgarkan pakaian yang ketat seperti



5



BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi tanda-tanda vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar. 2.1.3



Pengkajian Awal Kasus Kegawatdaruratan Kebidanan Secara Cepat a.



Jalan nafas dan pernafasan Perhatikan adanya sianosis, gawat nafas, lakukan pemeriksaan pada kulit: adakah pucat, suara paru: ada wheezing, sirkulasi tandatanda syok, kaji kulit (dingin), nadi (cepat >100 kali per menit dan lemah), tekanan darah (rendah, sistolik 90 mmHg), temperatur (lebih dari 38,0°c).



d. Demam yang berbahaya Tanyakan apakah ibu lemah, lethargi, sering nyeri saat berkemih. Periksa: temperatur (lebih dari 39°c), tingkat kesadaran,



6



kaku kuduk, paru-paru (pernafasan dangkal), abdomen (tegang), vulva (keluar cairan purulen), payudara bengkak. e.



Nyeri abdomen Tanyakan apakah ibu sedang hamil dan usia kehamilannya. Periksa : tekanan darah (rendah, sistolik kurang dari 90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali permenit), temperatur (lebih dari 38,0°c), uterus (status kehamilan).



f.



Perhatikan tanda-tanda berikut ini : Keluaran darah, adanya kontraksi, pucet, lemah, pusing, sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban, demam, gawat nafas.



g.



Tindakan yang harus dilakukan 1.



Melatih semua staf untuk dapat bereaksi dengan cepat terhadap ibu yang datang dengan kegawatdaruratan kebidanan.



2.



Melakukan simulasi klinik untuk kesiapan staf



3.



Memastikan bahwa akses tidak terhambat dan fungsi peralatan bekerja dengan baik



4.



Memiliki norma-norma dan protokol kerja



5.



Mengidentifikasi dengan jelas terhadap klien (ibu) yang berada diruang tunggu.



7



2.1.4



Tanda Dan Gejala Kegawatdaruratan a.



Sianosis sentral Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak berkaitan dengan O2).



b.



Apnea Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan periode apnea dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata jumlah henti nafas dalam 1 jam atau Apnea Hypopnea Indeks (AHI). Klasifikasi periode dengan kriteria sebagai berikut :



c.



1.



Ringan, apabila 5-15 kali/jam.



2.



Sedang, apabila 15-30 kali/jam.



3.



Berat, apabila >30 kali/jam.



Kejang 1.



Kejang umum dengan gejala: a)



Gerakan wajah dan ekstremitas yang teratur dan berulang



b) Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron maupun tidak sinkron c)



Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap bangun tetapi responsif/apatis)



d) Apnea (napas spontan berhenti lebih 20 detik). 2.



Kejang subtle dengan gejala : a)



Gerakan mata berkedip berputar dan juling yang berulang.



8



b) Gerakan mulut dan lidah berulang. c)



Gerakan tungkai tidak terkendali, gerakan seperti mengayuh sepeda.



d) Apnea. e) d.



Bayi bisa masih tetap sadar.



Spasme dengan gejala : 1.



Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai beberapa menit



2.



Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya



3.



Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan



4.



Trismus (rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu seperti mulut ikan)



5. e.



Opistotonus



Perdarahan Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk, perdarahan dapat disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi pembekuan darah atau menurun.



f.



Sangat kuning.



g.



Berat badan < 1500 gram



9



2.2



Hiperemesis Gravidarum



2.2.1



Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi kadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,dehidrasi,dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis dan sebagainya. Hiperemesis



gravidarum adalah mual dan muntah yang



berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1 gejala tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis gravidarum adalah suatu gejala klinis yang memerlukan perawatan seperti muntah berlebihan yang menyebabkan dehidrasi, berat badan menurun, keluhan mental dalam bentuk delirium, diplopia, nistagmus, serta terdapat benda keton dalam darah sebagai metabolism anaerobic. 2.2.2



Patofisiologi Hyperemesis gravidarum Ada yang menyatakan perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen tidak jelas, mungkin berasal



10



dari sistem saraf atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Tapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Hyperemesis



gravidarum



dapat



mengakibatkan



cadangan



karbohidrat dan lemak habis dipakai untuk keprluan energi sehingga oksidasi lemak tidak sempurna dan terjadilah ketosis. Kehilangan cairan menyebabkan cairan ekstra seluler dan plasma berkurang sehingga terjadi hemokosentrasi



yang



mengurangi



perfusi



darah



kejaringan



dan



tertimbunnya zat toksis. Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pembuluh darah kapiler pada oesophagus dan lambung, Sehingga  terjadi perdarahan gastrointestinal. 2.2.3



Etiologi Hiperemesis Gravidarum Penyebab utama belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor pridisposisi dan faktor lain ditemukan di antaranya : a.



Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda



b.



Faktor organic



c.



Faktor alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.



d.



Faktor psikologi memegang peranan yang penting pada penyakit ini. Hubungannya dengan terjadinya hiperemesis garvidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap



11



tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhdap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. 2.2.4



Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum a.



Hipermesis gravidarum tingkat I (ringan) dengan gejala 1.



Muntah yang terus menerus



2.



Nafsu makan berkurang



3.



Berat badan menurun



4.



Nyeri epigastrum



5.



Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah systol menurun.



b.



6.



Mata cekung dan lidah kering



7.



Turgor kulit berkurang



8.



Urin masih normal



Hiperemesis gravidarum tingkat II (sedang) dengan gejala : 1.



Keadaan umum lemah



2.



Segala yng dimakan dan diminum dimuntahkan



3.



Ikterus



4.



Nadi cepat dan lebih 100 – 140 kali per menit



5.



Tekanan darah systole kurang dari 80 mmHg



6.



Kulit pucat



7.



Lidah kotor



12



8.



Kadang ada asetonuri



9.



Terdapat bilirubin



10. Berat badan cepat menurun c.



Hiperemesis gravidum tingkat III (berat) dengan gejala : 1.



Keadaan umum lebih parah



2.



Muntah berkurang  atau berhenti



3.



Kesadaran makin menurun sehingga mencapai somnollen atau koma.



2.2.5



4.



Ikterus semakin berat



5.



Bilirubin semakin meningkat



6.



Turgor kulit berkurang



7.



Oliguria semakin parah dan menjadi anuria.



Diagnosis Hiperemesis Gravidarum a.



Amenorea yang disertai muntah hebat segala apa yang di makan dan di minum akan dimuntahkan, mengganggu perkejaan sehari-hari.



b.



Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali permenit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, dan gangguan kesadaran.



c.



Fisis : dehidrasi pada keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurut, porsio lunak pada bagina touché.



d.



Uterus membesar sesuai umur kehamilan.



e.



Laboratorium : kenaikan relatif haemoglobin dan hemotokrit terdapat keton pada urin



13



2.2.6



Komplikasi pada ibu dan janin a.



Hiperemesis gravidarum tingkat I       Adalah pemenuhan nutrisi ibu berkurang sehingga suplai nutrisi ke janin



juga



berkurang



sehingga



mengakibatkan



gangguan



perkembangan dan pertumbuhan janin didalam uterus b.



Hiperemesis gravidarum tingkat II Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung ( sindroma Mallory-weiss ) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.



c.



Hiperemesis gravidarum tingkat III Komplikasi dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (enselopati) ditandai dengan adanya nictagamus diplopia dan perubahan mental.



2.2.7



Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum sesuai dengan tingkatan a.



Hyperemesis gravidarum tingkat I 1.



Penderita dengan mual muntah yang ringan, dianjurkan makan makanan dengan porsi kecil tetapi lebih sering.



2.



Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya jangan dimakan karena pada umumnya menyebabkan mual.



14



3.



Makanan diselingi dengan makanan kecil misalnya roti kering, kentang, agar-agar atau biscuit dengan teh hangat pada waktu bangun pagi, pada siang hari dn sebelum tidur.



4.



Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin



5.



Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola dirumh sakit.



b.



Hyperemesis gravidarum tingkat II 1.



Terapi obat, menggunakan sedative (genobarbital), vitamin yang dianjurkan (B1 dan B6), anti histaminika juga dianjurkan seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antmietik seperti khlorpromasin.



2.



Isolasi, penderita sebaiknya dalam kamar tersendiri yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik, bebas dan bau-bauan. Tamu-tamu dibatasi, kalau perlu hanya dokter dan petugas yang boleh masuk sampai muntah muntah berhenti dan penderita mau makan sendiri.



3.



Terapi psikologis, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.



4.



Cairan perenteral, penambahan cairan infuse dextrose atau glukosa 5% sebanyaknya 2- 3 liter dalam 24 jam.



15



c.



Hyperemesis  tingkat III 1.



Penghentian kehamilan, pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan memburuk. Dalam keadaan demikian perlu di pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.



2.



Keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan yaitu : gangguan kejiwaan, gangguan pengelihatan, gangguan faal.



16



BAB III TINJAUAN KASUS



Tanggal Pengkajian



: 19 Januari 2020



Jam Pengkajian



: 16.30 WIB



Pengkaji



: Filla Alfajriani Darsono



3.1



Data Subyektif 1) Identitas Nama Ibu



: Ny. H



Nama Suami : Tn. E



Umur



: 20 th



Umur



: 25 th



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Wiraswasta



Alamat



: Kp. Bojongkalapa RT 001 RW 005 Ds. Karangsari Kec. Karangpawitan-Garut



2) Alasan Datang Klien mengatakan ingin memeriksakan keadaannya karena klien mengeluh muntah terus menerus sebanyak 4-6 kali sehari. 3) Keluhan Utama Klien mengatakan hamil 3 bulan lebih mengeluh badan terasa lemas, pusing dan setiap kali makan atau minum selalu dimuntahkannya kembali sejak 2 minggu yang lalu.



4) Riwayat Obstetri (a) Riwayat Menstruasi Menarche umur 13 th dengan siklus 28 hari, lamanya haid 7 hari, banyaknya darah haid 2-3 kali ganti pembalut setiap harinya dan tidak mengalami rasa sakit pada waktu haid. (b) Riwayat Kehamilan sekarang Klien mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran. Klien mengetahui hamil setelah 4 minggu telat haid, kemudian diperiksa ke bidan ternyata sudah hamil 1 bulan. HPHT tanggal 18-10-2019 Klien mendapatkan imunisasi TT 1 dan TT 2 catin pada bulan September 2019. Klien mengatakan sudah 2 kali memeriksakan kehamilannya di bidan yaitu pada saat telat haid 4 minggu tanggal 17 November 2019 dan tanggal 17 Desember 2019 pada waktu usia kehamilan 2 bulan. klien mendapatkan tablet zat besi dan vitamin setiap kali memeriksakan



kehamilannya



dan



klien



mengaku



tidak



mengkonsumsi tablet zat besi dan hanya mengkonsumsi vitamin yang lainnya saja karena mual. Klien mengatakan mengalami penyulit kehamilan yaitu muntah terus sedangkan tanda bahaya kehamilan yang lainnya tidak mengalami seperti perdarahan, bengkak di kaki, bengkak di tangan atau di wajah disertai sakit kepala atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya.



18



5) Riwayat Perkawinan Klien mengatakan ini merupakan perkawinan pertama dan sudah berlangsung selama ±5 bulan. Klien menikah pada usia 20 tahun dan usia suami 25 tahun. 6) Riwayat Ginekologi Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya. 7) Riwayat Sosial Ekonomi Klien mengatakan pendapatan suami sebagai wiraswasta tidak tentu sekitar 1-3 juta per bulan dan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami. 8) Riwayat kontrasepsi Klien mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun karena ingin segera mempunyai anak. 9) Riwayat penyakit yang pernah diderita Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung, dibetes, asma, malaria, HIV/AIDS, hipertensi, gastritis, usus buntu dan tidak pernah di rawat di rumah sakit. 10)



Riwayat penyakit dalam keluarga Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dalam keluarganya seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, dan tidak mempunyai keturunan kembar baik dari klien maupun dari suaminya.



19



11)



Riwayat Psikososial Klien mengatakan ini merupakan anak yang direncanakan dan seluruh anggota keluarga menerimanya. Suami dan keluarga memberikan dukungan baik moril maupun materil.



12)



Riwayat Psikologi Klien mengatakan dirinya merasa cemas khawatir dengan keadaannya sekarang karena selalu muntah muntah terus sehingga takut bayinya terganggu karena tidak mendapatkan gizi dari ibunya.



13)



Riwayat penggunaan obat-obatan Klien mengatakan tidak sedang dalam pengobatan, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi minum-minuman keras, juga tidak mengkonsumsi jamu-jamu dan hanya minum obat vitamin yang diberikan oleh bidan.



14)



Pola kebiasaan sehari-hari (a) Pola makan dan minum Klien mengatakan makan dengan frekuensi 1-2 kali dalam sehari, mengkonsumsi nasi, sayur-sayuran, tahu, tempe, daging ayam, buah-buahan serta kadang-kadang susu ibu hamil anti mual. Klien tidak mempunyai makanan yang di pantang atau alergi makanan, akan tetapi sejak satu minggu ini setiap kali makan selalu dimuntahkannya kembali ± 4-6 kali per hari sejak 2 minggu yang lalu dan pola makan mengkonsumsi makanan



20



keluarga yang ada dalam keadaan hangat dengan porsi kecil tapi sering. Klien mengatakan frekuensi minum 7-8 gelas/hari jenis minuman air putih, teh manis dan 1 gelas susu ibu hamil anti mual, akan tetapi sejak satu minggu ini setiap kali minum selalu dimuntahkannya kembali dan pola minum menggunakan air hangat. (b) Pola eliminasi Buang air besar dengan frekuensi 1x setiap harinya, ibu tidak mengalami konstipasi. Buang air kecil dengan frekuensi 5-6x setiap harinya, jernih, berwarna kuning, tidak mengalami kesulitan. (c) Pola Istirahat Klien mengatakan sulit tidur karena sering muntah muntah dan hanya bisa tidur malam 5-6 jam perhari. (d) Riwayat seksual klien mengatakan selama hamil melakukan hubungan seksual 1 kali dalam seminggu, akan tetapi sejak satu minggu ini klien tidak melakukan hubungan seksual di karenakan keadaan umum klien lemah. (e) Aktivitas sehari-hari Klien mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, memasak dikarenakan badannya



21



terasa lemas, sering mual dan muntah. Pekerjaan rumah tangga sehari – hari dibantu oleh ibunya. 3.2



Data Objektif 1) KeadaanUmum



: Lemah



2) Kesadaran



: Compos Mentis



3) BB sebelum hamil



: 48 kg



BB setelah hamil 4) TB



: 47 kg : 153 cm



5) Tanda-tanda vital Tekanan Darah



: 90/70 mmHg



Nadi



: 100 x/menit



Permafasan



: 20 x/menit



Suhu



: 360 C



6) Pemeriksaan fisik : (a) Kepala (1) Rambut dan kulit kepala Warna rambut hitam, tidak kusam, tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe. (2) Muka Tidak terdapat cloasma gravidarium, kulit pucat dan tidak terdapat oedema. (3) Mata



22



Mata simetris kiri dan kanan, mata cekung,



konjungtiva



merah muda, sklera tidak ikteri, tidak terdapat oedema.



(4) Hidung Tidak terdapat polip, tidak terdapat pengeluaran lendir. (5) Telinga Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan tidak ada peradangan. (6) Mulut dan gigi Bibir tampak kering, lidah tampak kering, tidak ada carries pada gigi serta tidak ada gigi yang tanggal. (b)



Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.



(c)



Dada (1) Jantung



: bunyi jantung teratur



Paru



: suara paru bersih, wheezing tidak ada



ronchi



: tidak ada.



(2) Payudara :



bentuk



simetris,



puting



susu



menonjol,



hyperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba adanya benjolan serta nyeri tekan, tidak ada kolostrum jika dipijit,kebersihan baik



23



(d)



Abdomen



: tidak terdapat bekas luka operasi, leopold I :



balotemen TFU dua jari diatas simpisis pubis sedangkan leopold II, III dan IV tidak dilakukan pemeriksaan. (e)



Ekstremitas atas



: turgor kulit kurang



(f)



Ekstremitas bawah : ekstremitas bawah tidak terdapat oedema, tidak terdapat varises. Refleks patela kanan dan kiri (+/+).



(g)



Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium : Hb 10,9 gr %.



3.3



Assesment Diagnosa: G1 P0 A0 Gravida 12-13 minggu janin hidup intra uteri dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Masalah potensial : hiperemesis gravidarum tingkat II



3.4



Penatalaksanaan 1) Memberitahu klien hasil pemeriksaan bahwa umur kehamilannya sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu 12-13 minggu taksiran persalinan tanggal 25 Juli 2020 dan memberitahu klien bahwa keadaannya lemah. E: klien mengetahui tentang hasil pemeriksaan bahwa umur kehamilannya 12-13 minggu dengan taksiran persalinan tanggal 25 Juli 2020 dan keadaannya lemah. 2) Menjelaskan pada klien tentang keadaan yang dialaminya bahwa mual dan muntahnya memerlukan penanganan yang berkelanjutan. E: klien mengetahui bahwa keadaannya memerlukan penanganan yang berkelanjutan.



24



3) Memberikan konseling tentang pola makan meliputi porsi makan sedikit tapi sering, menghindari makanan yang mengandung minyak dan lemak, makanan selingan serta cara penyajian makanan. E: klien mengetahui tentang pola makan yang harus dilakukan. 4) Memberikan terapi psikologis dengan melakukan sugesti positif yaitu dengan cara meyakinkan klien bahwa kehamilan dengan HEG tingkat I dapat disembuhkan. E: klien mengatakan rasa cemas klien berkurang setelah mengetahui bahwa mual dan muntah akan hilang dengan cara melakukan relaksasi sugesti positif. 5) Memberitahu jadwal kontrol ulang yaitu satu bulan kemudian atau bila ada keluhan. E: klien mengetahui jadwal kunjungan ulang yaitu tanggal 19 Februari 2020 atau bila ada keluhan.



25



BAB III PEMBAHASAN



4.1



Pengakjian Data Subjektif dan Objektif Pengumpulan data subjektif ini peneliti melakukan anamnesis dengan cara wawancara kepada Ny. H dan keluarga. Peneliti menemukan beberapa hal dalam data subjektif yaitu pada kunjungan pertama klien mengatakan hamil 3 bulan lebih mengeluh badan terasa lemas, pusing dan setiap kali makan atau minum selalu dimuntahkannya kembali sejak 2 minggu yang lalu. hamil anak ke-1 dan tidak pernah keguguran, mengeluh merasa cemas karena sering muntah dan takut bayinya terganggu karena tidak mendapatkan gizi dari ibunya, mengalami penurunan nafsu makan baik porsi maupun frekwensinya sejak 1 minggu yang lalu, susah tidur dan tidak dapat melakukan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga karena badannya terasa lemas dan pusing. Menurut sarwono (2007) hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi kadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,dehidrasi,dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis dan sebagainya. Menurut Saiffudin (2006) penyebab utama terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti akan tetapi ada beberapa faktor



predisposisi dan faktor lain yaitu hiperemesis sering terjadi pada primi gravida, molahidatidosa, kehamilan ganda, alergi dan psikologi yang memegang peranan sangat penting pada HEG. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kasus yang ada dilapangan sudah sesuai dengan teori. Pada tahap pengumpulan data objektif, peneliti memperoleh data dengan melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ditemukan keadaan umum klien lemah, TD 90/70 mmHg, N 100 x/menit, berat badan turun sebanyak 1 kg dari 48 kg menjadi 47 kg, muka pucat, mata tidak cekung, bibir tampak kering, lidah kering, mulut bau aseton, abdomen TFU 2 jari di atas simpisis pubis, ekstremitas turgor kulit kurang. Pada kasus yang ditemukan pada Ny. H dan dibandingkan dengan teori yang ada dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan. 4.2



Assesment Mengidentifikassi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan



diharapkan



dapat



waspada



dan



bersiap-siap



mencegah



diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Adapun masalah yang ditetapkan pada kasus Ny. H adalah



27



Diagnosa: G1P0 A0 Gravida 12-13 minggu janin hidup intra uteri dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Masalah potensial: Hiperemesis gravidarum tingkat II Menurut



Sulaiman



(2008)



manajemen



asuhan



kebidanan



mengidentifikasikan masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat kondisi yang tidak normal, dan apabila tidak mendapatkan penanganan segera dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam penderita. Berdasarkan teori dan kasus yang ada dilapangan dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. 4.3



Planing Langkah ini merupakan kelanjutan dari rencana asuhan yang akan diberikan kemudian dilakukan penatalaksanaan yang disesuaikan dengan kemampuan, situasi, kondisi dari klien serta dari penulis sendiri. Menurut Saiffudin (2006) penatalaksanaan pada klien hiperemesis gravidarum tingkat I yaitu dianjurkan makan makanan dengan porsi kecil tetapi lebih sering, makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya jangan dimakan karena pada umumnya menyebabkan mual, makanan diselingi dengan makanan kecil misalnya roti kering, kentang, agar-agar atau biscuit dengan teh hangat pada waktu bangun pagi, pada siang hari dn sebelum tidur, makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.



28



Penatalaksanaan pada kasus Ny. H dengan hiperemesis gravidarum tingkat I yaitu memberitahu klien hasil pemeriksaan bahwa umur kehamilannya sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu 12-13 minggu taksiran persalinan tanggal 25 Juli 2020 dan memberitahu klien bahwa keadaannya lemah, menjelaskan pada klien tentang keadaan yang dialaminya bahwa mual dan muntahnya memerlukan penanganan yang berkelanjutan, memberikan konseling tentang pola makan meliputi porsi makan sedikit tapi sering, menghindari makanan yang mengandung minyak dan lemak, makanan selingan serta cara penyajian makanan, memberikan terapi psikologis dengan melakukan sugesti positif yaitu dengan cara meyakinkan klien bahwa kehamilan dengan HEG tingkat I dapat disembuhkan, memberitahu jadwal kontrol ulang yaitu satu bulan kemudian atau bila ada keluhan. Pada umumnya penulis melihat bahwa dalam penatalaksanaan kasus hiperemesis gravidarum tingkat I sudah sesuai dengan teori yaitu seluruh rencana asuhan dapat penulis lakukan sesuai rencana.



29



BAB V SIMPULAN DAN SARAN



5.1



Simpulan a.



Pengumpulan data dasar meliputi: pengkajian biodata, anamnesa keluhan dan riwayat ibu serta pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik.



b.



Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, penulis mampu mengantisipasi masalah potensial yang akan timbul dari kondisi yang ada atau sudah terjadi yaitu



hiperemesis gravidarum tingkat



I



masalah potensial dapat terjadinya dehidrasi. c.



Pelaksanaan, pada langkah ini penatalaksanaan asuhan kebidanan dapat diberikan sesuai dengan rencana asuhan yang dilaksanakan secara efisien, efektif dan aman.



d.



Evaluasi, pada langkah evaluasi penulis melakukan evaluasi keefektifan terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.



5.2



Saran



5.2.1 Bagi Puskesmas Bagi tenaga kesehatan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan maternal dan neonatal diharapkan selalu berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan, terutama dalam memberikan



30



konseling terhadap ibu hamil serta pemberian sugesti positif terhadap klien. 5.2.2 Bagi Klien Klien harus lebih aktif dalam menambah pengetahuan tentang hipermesis gravidarum yang bisa didapatkan dari media cetak dan elektronik maupun dari lingkungan sosial masyarakat dan pengalaman dari orang lain terutama tentang hiperemesis gravidarum.



DAFTAR PUSTAKA



Sarwono, 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Tiran, 2004. Seri Asuhan Kebidanan Mual Dan Mutah Kehamilan. Jakarta: EGC Manuaba, 2001. Kavita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Saiffudin, 2005. Pelayanan Kesehatan Penatalaksanaan Obstetri Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prrawirohardjo Sulaiman, 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergenci Dasar. Jakarta: EGC Sarwono, 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prrawirohardjo Susan, 2009. Pandual Lengkap Kebidanan. Yogyakarta: Palmal Susanti, 2008. Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGS Yeyeh, 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media Sarwono, 2005. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwowno Prawirohardjo Surininah, 2009. Buku Pintar Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta PT Gramedia Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta