Askeb Komplementer Pada Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Persalinan menghadirkan tantangan fisiologis dan psikologis untuk perempuan. Ketika persalinan lebih dekat, ini bisa menjadi waktu konflik emosi, ketakutan dan kekhawatiran yang dapat digabungkan dengan perasaan kegembiraan dan kebahagiaan. Nyeri yang berhubungan dengan persalinan telah digambarkan sebagai salah satu bentuk rasa sakit paling sering yang dapat dialami, meskipun beberapa wanita tidak mengalami rasa sakit selama persalinan. Nyeri yang dialami perempuan dalam persalinan disebabkan oleh kontraksi uterus, dilatasi serviks dan pada akhir tahap pertama dan tahap kedua, dengan peregangan vagina dan dasar panggul untuk menampung bayi. Ketegangan, kecemasan dan ketakutan adalah faktor yang berkontribusi terhadap persepsi perempuan terhadap nyeri dan juga dapat mempengaruhi persalinan mereka dan pengalaman kelahiran. Rasa sakit pada persalinan dapat terjadi secara intens, disertai dengan ketegangan, kecemasan dan ketakutan itu adalah hal yang buruk. Banyak wanita ingin bersalin tanpa menggunakan obat-obatan seperti penenang atau epidural, dan ingin beralih ke terapi komplementer (non farmakologi) untuk membantu mereka mengelola rasa sakit pada persalinan.1 Selama satu dekade, paradigma pelayanan kebidanan telah mengalami pergeseran. Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan mengkombinasikan pelayanan kebidanan konvensional dan komplementer yang telah menjadi bagian penting dalam praktek kebidanan. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar, dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak, serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut.1 Bidan sebagai tenaga kesehatan memiliki tugas untuk dapat mendampingi dan memberikan pelayanan kesehatan wanita dalam siklus reproduksinya.



Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bidan harus dapat bermitra dengan perempuan tidak hanya dalam bentuk pelayanan asuhan tetapi juga harus dapat mengedukasi dan memberdayakan wanita sebagai upaya promotif dan preventif sehingga ibu memiliki kesadaran untuk berperan aktif menjaga kesehatannya.2 Derasnya pengaruh globalisasi seakan turut menghilangkan kemampuan ibu untuk bisa bersalin normal. Para ibu lebih banyak memilih untuk melahirkan secara sectio caesarea ketimbang persalinan normal. Salah satu penyebabnya adalah anggapan bahwa persalinan menyakitkan. Hal ini menunjukkan ibu tidak mendapat infomasi dan edukasi yang maksimal mengenai persalinan dan teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan ibu selama bersalin.2 Berdasar latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas asuhan kebidanan komplementer pada persalinan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja asuhan kebidanan komplementer pada persalinan? 2. Bagaimana tinjauan jurnal mengenai asuhan kebidanan komplementer pada persalinan? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui dan memahami mengenai: 1. Asuhan kebidanan komplementer pada persalinan 2. Tinjauan jurnal mengenai asuhan kebidanan komplementer pada persalinan.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Pelayanan Kebidanan Komplementer Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar, dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak, serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut.3 Pengobatan komplementer-alternatif adalah pengobatan non konvesional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik (ilmu yang meliputi anatomi, biokimia, histologi, biologi sel dan molekuler, fisiologi, mikrobiologi, imunologi yang dijadikan dasar ilmu kedokteran klinik) yang belum diterima dalam kedokteran konvesional.4 Pelayanan kebidanan komplementer merupakan bagian dari penerapan pengobatan komplementer dan alternatif dalam tatanan pelayanan kebidanan.4



2.2 Asuhan Kebidanan Komplementer-Alternatif pada Persalinan dan Tinjauan Jurnal Ruang lingkup pengobatan komplementer-alternatif yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik meliputi:4 1. Intervensi Tubuh dan Pikiran (Mind and Body Interventions): hipnoterapi, meditasi, penyembuhan spiritual, diet dan yoga. 2. Sistem pelayanan pengobatan alternative (Alternative Systems of Medical Practice): ayurveda.



akupuntur,



akupresur,



naturopati,



homeopati,



aromaterapi,



3. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods): chiropractic, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut. 4. Pengobatan



farmakologi



dan



biologi



(Pharmacologic



and



Biologic



Ttreatments) : jamu, herbal, gurah 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the Prevention and Treatment of Disease): diet makro nutrient, mikro nutrient 6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and Treatment Methods): terapi ozon, hiperbarik Berdasar ruang lingkup pengobatan komplementer-alternatif banyak sekali asuhan komplementer yang dapat diterapkan dalam pelayanan kebidanan terutama pada persalinan seperti: 1. Intervensi Tubuh dan Pikiran (Mind and Body Interventions) yaitu Hipnoterapi Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pendekatan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks inilah, akan terjadi persalinan. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara



lain



budaya,



takut,



cemas/ketakutan,



pengalaman



persalinan



sebelumnya, dan dukungan.5 Hypnotherapy merupakan salah satu metode yang terbukti dan sangat efektif untuk mengatasi stres. Hypnotherapy didasarkan pada kekuatan sugesti. Prosesnya dapat menggunakan musik, video, pemikiran dan kata-kata positif guna memandu pikiran, membuat tubuh santai, dan mengendalikan napas saat proses persalinan berlangsung. Misalnya diputarkan musik suara alam, video berkembangnya sebuah bunga, atau memikirkan kalimat-kalimat pernyataan seperti “saya ingin melahirkan secara normal”, “saya relaks, bayi saya juga relaks”.5 Ada beberapa metode yang diterapkan selain hypnotherapy, namun untuk mengatasi stres kurang efektif (metode yang lain tidak menyentuh akar



permasalahan dan hanya bermain di level pikiran sadar. Padahal sumber stres pada seseorang itu tersimpan dipikiran bawah sadar) dan butuh waktu yang lama untuk bisa merasakan perubahan yang signifikan. 5 Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Ratih Agustini, I Md Dwie Pradnya S dan Ni Putu Yusni Risnayanti mengenai pengaruh hypnotherapy terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin normal di RSUD Wangaya Kota Denpasar tahun 2015 berdasar hasil penelitian menggunakan uji statistik Paired T-Test diperoleh nilai p didapatkan sebesar 0,001 dengan taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukan bahwa p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan hypnotherapy terhadap nyeri pada persalinan normal di RSUD Wangaya Kota Denpasar.5 Hal ini didukung oleh penelitian Pipit Galih Tri Fajarwati dan Winarsih Nur Ambarwati mengenai pengaruh hypnotherapy terhadap penurunan nyeri pada ibu intranatal kala I di RB Kharisma Husada Kartasura berdasar hasil penelitian menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh hypnotherapy terhadap penurunan nyeri pada ibu intranatal kala I di RB Kharisma Husada Kartasura.6 2. Sistem pelayanan pengobatan alternative (Alternative Systems of Medical Practice) yaitu akupresur, counterpressure dan teknik distraksi a. Akupresure Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode non farmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan memberikan efek yang kurang baik seperti adanya efek samping dari obat dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan. Sedangkan metode non farmakologi lebih murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek yang merugikan.7 Metode non farmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya.



Beberapa teknik non farmakologi yaitu metode pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided imagery, akupresur, aromaterapi merupakan tindakan yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap pengalaman persalinan.7 Akupresur merupakan salah satu teknik non farmakologi dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur berasal dari Cina yang telah ada sejak lima ribu tahun lalu dan merupakan kumpulan dari pengalaman dan penelitian dari abad ke abad yang dikembangkan sampai sekarang. Perkembangan akupresur tidak saja di negeri Cina, tetapi berkembang di Asia Timur sampai Eropa dan di Indonesia sudah ada sebelum perang dunia kedua, dan sampai saat ini lebih banyak berkembang di kalangan pengobatan tradisional karena merupakan pengobatan yang murah dan mudah.7 Akupunturis atau ahli pengobatan Cina tradisional menyatakan memijat titik nyeri, efektif meredakan nyeri. Akupresur berguna untuk bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan, kelelahan, dan penyakit. Dalam persalinan kala I akupresur dapat digunakan ketika kontraksi terasa nyeri. Nyeri ini muncul ketika terjadi blokade arus energi sepanjang meridian tertentu dalam tubuh. Blokade yang dilepaskan melalui teknik akupresur, keserasian dan fungsi akan kembali normal. Akupresur memiliki keunggulan atau kelebihan dibandingkan dengan teknik atau metode lainnya. Akupresur sangat praktis karena tidak memerlukan banyak alat dan cukup dengan jari tangan, ibu jari, telunjuk, telapak tangan serta murah dan aman.7 Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Anita mengenai Pengaruh Akupresur Lo4 (he kuk) dan Thai Cong terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin tahun 2018 berdasar hasil penelitian menggunakan Quasy eksperiment disimpulkan ada pengaruh akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan (p-value=0,000).8 b. Counterpressure



Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus lama.9 Hal ini akan menyebabkan ibu bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk, mengalami trauma persalinan yang dapat menyebabkan postpartum blues, maka sangat penting untuk penolong persalinan memenuhi kebutuhan ibu akan rasa aman dan nyaman.10 Upaya pengurangan nyeri persalinan dengan cara non farmakologi adalah Masase Conterpresure dengan melakukan tekanan tangan pada jaringan



lunak,



biasanya



otot,



tendon



atau



ligamentum,



tanpa



menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi dan atau memperbaiki situasi.10 Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wardani, Riska Aprilia, dan Herlina berdasar hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masase counterpressure merupakan tehnik masase yang memiliki kontribusi dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif. Masase counter pressure dalam penelitian ini dilakukan selama ibu mengalami kontraksi. Massase counter pressure dilakukan dengan memberikan penekanan pada area nyeri yang dirasakan oleh ibu saat persalinan. Tekanan yang diberikan bergantung kepada intensitas nyeri yang dialami oleh ibu. Keras atau tidaknya tekanan cukup dengan melihat ekspresi yang ditampakkan oleh ibu saat persalinan.11 Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria mengenai Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pijat Punggung Tehnik Counterpressure Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di Klinik Bidan Elviana tahun 2018 yang menunjukan hasil bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif yaitu dari nyeri berat ke nyeri ringan setelah dilakukan setelah dilakukan tehnik masase counter.12



c. Aromaterapi Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormone yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, sertatimbulnya iskemia uterus yang membuat implus nyeri bertambah banyak. Banyak penelitian terkini mengemukakan bahwa terapi komplementer khususnya aromaterapi dengan minyak essensial mampu memberikan kenyamanan dan mencegah terjadi infeksi.13 Teknik distraksi adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang lain sehingga kesadaran ibu terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi yang efektif adalah menciptakan lingkungan persalinan dengan terapi komplementer, yaitu suatu terapi menciptakn lingkungan persalinan dengan nyaman dan rileks dengan menggunakan aromaterapy dan terapi musik. Aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism). Aromaterapi berarti pengobatan menggunakan wangi-wangian. Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan



badan.



Terapi



komplementer



(pelengkap),



seperti



homoeopati, aromaterapi dan akupuntur harus dilakukan seiring dengan pengobatan konvensional.13 Aromaterapi yang tepat dan menenangkan dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Jenis aromaterapi yang aman digunakan untuk kehamilan dan persalinan antara lain rose, jasmine, lemon, lavender, dan pine.13 Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Turlina dan Fadhilah mengenai pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPM Ny. Margelina, Amd. Keb Desa Supenuh Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan



berdasar hasil penelitian pada 21 orang ibu bersalin membuktikan bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri peralinan. Pemberian aromaterapi pada ibu bersalin mampu mengeluarkan neuromodulator yaitu endorphin dan enkafalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang sehingga dapat mempengaruhi intensitas nyeri persalinan.14 Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Keke Susilowati Sholehah, Lisa Trina Arlym, dan Ashar Nuzulul Putra mengenai pengaruh aromaterapi minyak atsiri mawar terhadap intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif di Puskesmas Pangalengan Kabupaten Bandung berdasar hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai P=0,02 hal ini berarti menunjukkan nilai p 0,05.18 3. Pengobatan



farmakologi



Ttreatments) yaitu herbal



dan



biologi



(Pharmacologic



and



Biologic



Terapi ramuan herbal dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat tradisional yang berasal dari bahan-bahan tanaman. Beberapa bahan tanaman dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri yaitu, kayu manis, kedelai, cengkeh, kunyit, jahe (ginger), oso dresie, herbal cina.19 Hal ini didukung oleh penelitian Ita Rahmawati mengenai pengaruh pemberian minum jahe hangat dengan intensitas nyeri pada persalinan kala I di RSIA Kumalasiwi Kabupaten Jepara berdasar berdasar hasil penelitian menggunakan quasi eksperimental diperoleh hasil penurunan rata-rata intensitas nyeri sebelum diberi perlakuan 7.00, dan setelah diberi perlakuan 5.00 sehingga ada pengaruh pemberian jahe dengan penurunan intensitas nyeri (p value 0,023