Askep Acs Igd, I Ketut Indrawijaya, Universitas Sari Mulia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA NY. L DENGAN ACUTE CORONARY SYNDROME DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO KUALA KAPUAS



Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gawat Darurat Dan Kritis Program Profesi Ners



Disusun Oleh: I Ketut Indrawijaya, S.Kep NIM: 11194692111024



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2021



LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL KASUS



: Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny. L Dengan Acute Coronary Syndrome Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsud Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas



NAMA MAHASISWA



: I Ketut Indrawijaya, S.Kep



NIM



: 11194692111024



Banjarmasin,



September 2021



Menyetujui, IGD RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo



Program Studi Profesi Ners



Kuala Kapuas



Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia



Preseptor Klinik (PK)



Preseptor Akademik (PA)



Widya Astuty, S.Kep., Ns



M. Sobirin Mohtar, Ns., M. Kep NIK. 1166052018124



NIP.



LEMBAR PENGESAHAN



JUDUL KASUS



:



Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny. L Dengan Acute Coronary Syndrome Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsud Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas



NAMA MAHASISWA



: I Ketut Indrawijaya, S.Kep



NIM



: 11194692111024



Banjarmasin, September 2021



Menyetujui,



IGD RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala



Program Studi Profesi Ners



Kapuas



Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia



Preseptor Klinik (PK)



Preseptor Akademik (PA)



Widya Astuty, S.Kep., Ns



M. Sobirin Mohtar, Ns., M. Kep NIK. 1166052018124



NIP.



Mengetahui, Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners



Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM NIK. 11661020122053 FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT



RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT UNIVERSITAS SARI MULIA I.



II.



Identitas Klien Nama



: Ny. L



Agama



: Islam



No. RM



: 177xxx



Suku



: Dayak



Umur



: 74 Tahun



Tanggal MRS



: 25 September 2021



Pendidikan



: S1



Jam Masuk IGD



: 11.40 Wib



Pekerjaan



: Pensiunan PNS



Tgl & Jam Pengk : 11. 50 Wib



Status Perkawinan



: Kawin



Diagnosa Medis



Alamat



: Jl. Temanggung tilung



: Acute Coronary Syndrome



Anamnesa 1. Keluhan Utama Sesak nafas, nyeri ulu hati dan dada P: Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan dada Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk R: Ulu hati dan dada sampai tembus kebelakang S: Skala Nyeri 6 (sedang) dari 1-10 T: Hilang timbul 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan sejak 1 hari yang lalu merasa mual, nyeri ulu hati, nyeri dada, tidak nafsu makan, kemudian keluarga pasien mengantar pasien ke IGD pada hari sabtu, tanggal 25 september 2021, dan dilakukan pengkajian di IGD di dapatkan hasil, pasien mengatakan merasa mual, nyeri pada ulu hati dan dada, pasien mengatakan sesak nafas, sesak nafas saat beraktifitas dan badan terasa lemas 3. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi 4. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien dan penyakit menular lainnya seperti hipertensi, TBC, DM Diagnosis Keperawatan: Nyeri akut b/d agen cidera biologis Pola nafas tidak efektif b/d hiverpentilasi



III. Pengkajian Primer / Triase 1. Keadaan Umum (Gambaran Umum Pasien, Mekanisme Cidera, Orientasi) Keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran composmentis, orientasi baik, BB: 65 kg, TB: 157 cm, IMT : 26,4 (obesitas) 2. Airway (Jalan Nafas) Jalan nafas paten, tidak ada hambatan Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan 3. Breathing (Pola Nafas) Pasien terlihat sesak, RR: 27 x/m, nafas regular, tidak ada sianosis, tidak ada suara nafas tambahan seperti wheezing maupun ronchi, SPO2: 96%, penggunaan otot bantu nafas Diagnosis Keperawatan: Pola nafas tidak efektif b/d hiperventilasi 4. Circulation TD: 180/89 mmHg, N: 101x/m, Suhu: 36,4 ·C, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, SPO2: 96 % Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan 5. Disability GCS: E: 4 M: 5 V: 6, Tingkat kesadaran : Compos Mentis, konjungtiva tidak anemis, tonus otot mampu melawan gravitasi Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan 6. Explosure (DCAP-BTLS & TIC) Tidak ada fraktur, tidak ada pendarahan, tidak ada oedem, tidak ada luka lecet dan jejas Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan IV. Pemeriksaan SAMPEL S



:



Nyeri pada ulu hati dan dada tembus kebelakang



A



:



Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat maupun makanan



M



:



Tidak ada



P



:



Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi



E



:



1 hari yang lalu pasien tiba-tiba mual, nyeri ulu hati dan dada yang tidak tahu penyebabnya



L



:



Pasien mengatakan kira-kira makan terakhir pukul 07.00 Wib di rumah, tetapi hanya sedikit karena tidak nafsu makan



V. Pemeriksaan Fisik 1.



Kepala & Leher Inspeksi



: Keadaan kepala dan leher pasien normal. Rambut pasien tampak bersih, rambut pasien panjang berwarna hitam dan sebagian putih, tidak terdapat benjolan maupun lesi pada kepala pasien, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan peningkatan JVP



Palpasi 2.



: Tidak ada nyeri tekan pada kepala dan leher, tidak ada terapa benjolan



Dada Inspeksi



: bentuk dada kiri dan kanan simetris, retraksi iga (+), tidak terlihat iktus kordis,



Auskultasi : Tiidak ada suara tambahan seperti wheezing dan ronchi



3.



Perkusi



: Pekak ics 2 sd ics7 garis mid klavikula



Palpasi



: tidak ada nyeri tekan, tidak krepitasi atau kelainan bentuk pada kosta



Abdomen Inspeksi



: Bentuk abdomen normal, tidak ada benjolan, tidak ada luka mapupun lesi



Auskultasi : Suara bising usus 16 x/mnt Perkusi



: Terdengar suara timpati



Palpasi



: Tidak ada hepatomegali, tidak ada spenomegali , Acistes tidak ada, nyeri tekan pada ulu hati



4.



5.



Pelvis Inspeksi



: Pelvis pasien simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan



Palpasi



: Tidak terkaji



Ekstremitas Atas/Bawah: Inspeksi



: Tidak ada kelaian pada ektrimitas atas dan bawah, tidak ada keterbatasan rentang gerak pada ekstrimitas atas dan bawah



Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidak ada teraba benjolan



Dextra 5555 5555



sinistra 5555 5555



Keterangan: 0: lumpuh 1: Ada kontraksi 2: Dapat bergerak dengan tekanan 3: Dapat melawan gravitasi



4: Dapat menahan tahanan ringan 5: Dapat menahan tahanan berat 6.



Punggung Inspeksi



:



Punggung pasien bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi ataupun luka



Palpasi 7.



:



Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan



Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah



: 180/89 mmHg



Nadi



: 101 x/mnt (Kualitas: Kuat



; Ritme: Reguler)



Respirasi



: 27 x/mnt (Effort: Dangkal



; Ritme: Reguler)



Suhu



: 36,4 0C



GCS



: E: 4, M: 6, V: 5



Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan VI. Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium 1.



Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan EKG : tanggal 25 september 202, hasil Non Stemik st depresion



2.



Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium: tanggal 25 September 2021, Pukul: 12:51 Wib Parameter WBC HGB RBC PLT HCT



VII. Pengobatan 1. Syrup sucralfat 2 cth, Po 2. Inj.omeprazol 1 vial, IV 3. Loading ISDN 5 mg, IV 4. CPG 4 tab, Po 5. Aspilet 4 tab, Po 6. MST 10 mg, Po 7. O2 Nasal kanul 2 lpm



Result 16.94 103/ul 12.0 g/dl 4.11 108 ul 194 103/ul 34.0 %



Limit 5.00-10.00 12.0-17.4 4.00-5.50 150-400 36.0 – 52.0



Intrapetensi Tinggi Normal Normal Normal Normal



VIII. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi (TABEL) No 1



Diagnosa Keperawatan



Kriteria Hasil NOC dilakukan



Intervensi NIC - Monitoring pernafasan



Jam 12.10 WIB



jam



Observasi:



1. Memonitor kecepatan, irama,



tidak



1. Monitor



Diagnosa:



Setelah



Pola nafas tidak efektif b/d



keperawatan



tindakan



hiverpentilasi



diharapkan



DS:



efektif teratasi dengan kriteria



kedalaman



1. pasien mengatakan sesak



hasil:



bernafas



1x1 pola



nafas



nafas, dan sesak nafas



Status pernafasan



saat beraktifitas



1. Frekuensi pernafasan dalam Terapeutik batas normal antara 16-24



DO:



x/m



1. Pasien terlihat sesak nafas



2. Kepatenan jalan nafas normal



2. Penggunaan otot bantu



3. Suara auskultasi nafas tidak



nafas 3. RR: 27 x/m 4. Spo2 : 96 %



Implementasi



ada suara tambahan 4. Saturasi o2 normal antar 96100% 5. Penggunaan otot bantu nafas tidak ada 6. Pernafasan cuping hidung tidak ada -Tanda-tanda vital 1. Tingkat pernafasan normal



kecepatan, dan



irama, kesulitan



kedalaman



irama



kedalaman



regular,



dangkal,



dan



mengalami sesak nafas



1. Kaji saturasi oksigen pada



2. Mengkaji



tanda-tanda



pasien yang tersedasi SpO2



dengan hasil :



sesuai protokol yang ada



TD: 160/90 mmHg



2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan,



dan



penggunaan otot bantu nafas 3. Auskultasi suara nafas, catat area



kesulitan



bernafas dengan hasil: RR= 27x/m,



2. Kaji TTV



dan



dimana



terjadi



penurunan atau tidak adanya ventilasi



dan



keberadaan



suara nafas tambahan 4. Posisikan pasien semi fowler atau fowler



vital



N : 87 x/m R : 27 x/m T : 36.4˚C 3. Mengkaji



saturasi



oksigen



pada pasien dengan hasil: Spo2 : 96% tanpa O2 4. Mengcatat pergerakan dada, dan penggunaan otot bantu nafas



di



dapatkan



hasil:



pergerakan dada simetris kiri



2. Irama pernafasan normal



dan



kanan,



3. Kedalaman inspirasi normal



menggunakan



otot



dan bantu



Edukasi



nafas



1. Pemberian tanda



informasi



gejala



terkait 5. Mengauskultasi suara nafas



ketidakefektifan



pola nafas



Wheezing (-), Ronchi (-)



Kolaborasi 1. Kolaborasi



tambahan di dapatkan suara 6. Mengatur posisi pasien yaitu



dengan



dalam pemberian o2



dokter



Semi fowler 7. Memberikan informasi terkait tanda gejala ketidakefektifan pola nafas 8. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian o2 yaitu 2 lpm nasal kanul Evaluasi: Jam 13.10 WIB S: Pasien mengatakan sesak nya berkurang, pasien memahami terkait



tanda



gejala



ketidakefektifan pola nafas O: Sesak pasien terlihat berkurang, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, TTV: TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m



R : 23 x/m T : 36.4˚C spo2= 99% dengan O2 nasal kanul 2 lpm A: Masalah teratasi sebagian 2



Diagnosa:



Setelah



Nyeri akut b/d agen cidera



keperawatan 1x1 jam diharapkan



Observasi:



biologis



nyeri akut teratasi dengan kriteria



1. Kaji tanda-tanda vital



DS:



hasil:



2. Lakukan



Pasien mengatakan nyeri ulu



- Kontrol Nyeri



hati dan dada P: Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan dada Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk R: Ulu hati dan dada sampai tembus kebelakang S: Skala Nyeri 6 (sedang) dari 1-10 T: Hilang timbul DO:



1. Dapat



dilakukan



kapan



nyeri terjadi



lokasi,



nyeri



N : 87 x/m



durasi,



R : 27 x/m



karakteristik,



tanpa analgesik melakukan



posisi



T : 36.4˚C 2. Melakukan pengkajian nyeri



yang



nyaman



untuk pasien 2. Ajar manajemen nyeri non



teknik



farmakologi



relaksasi dan distraksi yang Edukasi: efektif



1. Berikan informasi pada pasien



komprehensif lokasi,



yang



karakteristik,



meliputi durasi,



frekuensi dan skala dengan hasil: P: Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan dada



dan keluarga pasien mengenai



Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk



keadaan nyeri



R: Ulu hati dan dada sampai



1. Pasien terlihat meringis



Kolaborasi:



2. Skala nyeri 6 (sedang)



1. Kolaborasi pada dokter dalam



3. Ada nyeri tekan pada ulu



vital



TD: 160/90 mmHg



meliputi



Terapeutik:



menggunakan 1. Atur



tindakan pengurangan nyeri 4. Dapat



pengkajian yang



tanda-tanda



dengan hasil



frekuensi dan skala.



2. Bisa mengambarkan nyeri 3. Dapat



1. Mengkaji



komprehensif



mengenali



P: Lanjutkan intervensi Jam 12.25 Wib



tindakan - Manajemen Nyeri akut



pemberian obat analgetik



tembus kebelakang S: Skala Nyeri 6 (sedang) dari 1-10



hati pasien



T: Hilang timbul



4. TTV:



3. Mengatur posisi yang nyaman



TD : 180/89 mmHg Nadi: 101



x



Respirasi: 27 T: 36,4



0



C



SPO2: 96%



/mnt x



/mnt



untuk



pasien



seperti



semi



fowler 4. Mengajarkan manajemen non farmakologi



seperti



teknik



relaksasi nafas dalam dengan cara



menarik



nafas



dalam



melalui hidung tahan 3 detik kemudian hembuskan melalui mulut



perlahan-lahan



diulangi



dapat



sampai



nyeri



berkurang dan teknik distraksi dapat



dilakukan



dengan



pengalihan perhatian seperti menonton film, dan ngobrol dengan keluarganya. 5. Memberikan



informasi



pada



pasien dan keluarga pasien mengenai seperti



keadaan



nyeri



berada



nyeri, pada



skala 6 (sedang) 6. Berkolaborasi dalam



pada



dokter



pemberian



obat



analgetik mst 10mg, Syrup



sucralfat 2 cth, Inj.omeprazol 1 vial Evaluasi: Jam 13.25 Wib S: Pasien mengatakan masih nyeri



tapi



berkurang



dari



sebelumnya, P: Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan dada Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk R: Ulu hati dan dada sampai tembus kebelakang S: Skala Nyeri 4 (sedang) dari 1-10 T: Hilang timbul O: Pasien terlihat rileks, tidak meringis, Skala nyeri 4, masih ada nyeri tekan pada ulu hati TTV: TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m R : 23 x/m T : 36.4˚C A: Masalah teratasi sebagian



3



Diagnosa: Resiko penurunan



Setelah



dilakukan



curah jantung



keperawatan selama 1x1 jam



Faktor resiko



diharapkan



1. Perubahan irama jantung



curah



2. Penyakit jantung



dengan kriteria hasil:



Resiko



jantung



tindakan - Manajemen syok: Jantung Observasi:



penurunan 1. Monitor



tidak



terjadi,



3. Hasil EKG NSTEMIK ,ST -Status jantung paru depression



P: Lanjutkan intervensi Jam 12.40 Wib



1. Tekanan darah sistol dan diastol dalam rentan normal 2. Irama jantung dalam batas normal 3. Irama pernafasan dalam rentan normal 4. Saturasi oksigen dalam



1. Memonitor tanda dan gejala tanda



dan



gejala



penurunan curah jantung kelembaban (intensitas, lokasi, durasi) suara



nafas 3. Mengobservasi adanya nyeri



tambahan



dada dengan hasil nyeri dada oksigen



sesuai



kebutuhan stress



dan kelembaban dengan hasil: akral hangat, CRT < 2 detik



1. Auskultasi



5. Intolerasi aktivitas tidak ada



Nadi : 87 x/m



tidak ada sianosis, S: 36,4 ˚C,



Terapeutik:



3. Anjurkan



jantung,



2. Memonitor warna kulit, suhu



3. Observasi adanya nyeri dada



rentan normal 96-100%



curah



seperti TD: 169/90 Mmhg,



2. Monitor warna kulit, suhu dan



2. Berikan



penurunan



kadang-kadang ada, seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6



untuk



menurunkan



(sedang) 1-10, hilang timbul 4. Meauskultasi



suara



nafas



dengan



hasil:



6. Pucat tidak ada



Edukasi:



tambahan



7. Sianosis tidak ada



1. Beri informasi terkait penurunan



Ronchi (-), Wheezing (-)



8. Retraksi dada tidak ada



curah jantung Kolaborasi:



5. Menganjurkan pasien untuk mengurangi stress



1. Kolaborasi dengan dokter dalam 6. Memberikan informasi terkain pemberian terapi obat



tanda dan gejala penurunan curah perubahan



jantung, Td,



seperti N,



dan



perubahan irama jantung 7. Berkolaborasi dengan dokter



dalam pemberian terapi obat Loading ISDN 5 mg, CPG 4 tab Evaluasi: Jam 13.40 Wib S: O: Tidak ada sianosis, CRT < 2 detik TTV: TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m R : 23 x/m T : 36.4˚C spo2= 99% dengan O2 nasal kanul 2 lpm A : Masalah tidak terjadi P: Lanjutkan intervensi



Catatan Perkembangan No 1



Diagnosa Keperawatan Pola nafas tidak efektif



Tanggal/Jam 25 September 2021



Perubahan Implementasi:



Evaluasi (SOAP)



b/d hiverpentilasi



Jam 13.15 WIB



1. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas dengan hasil: RR= 22x/m, irama regular, kedalaman dangkal, dan sesak nafas berkurang



2. Mengkaji tanda-tanda vital dengan hasil : TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m R : 22 x/m T : 36.4˚C 3. Mengkaji saturasi oksigen pada pasien dengan hasil: Spo2 : 99% dengan O2 4. Mengcatat pergerakan dada, dan penggunaan otot bantu nafas di dapatkan hasil: pergerakan dada simetris kiri dan kanan, dan menggunakan otot bantu nafas 5. Mengauskultasi suara nafas tambahan di dapatkan suara Wheezing (-), Ronchi (-) 6. Mengatur posisi pasien yaitu Semi fowler 7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian o2 yaitu 2 lpm nasal kanul Evaluasi: S: Pasien mengatakan sesak nya berkurang O: Sesak pasien terlihat berkurang, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, TTV: TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m R : 21 x/m T : 36.4˚C spo2= 99% dengan O2 nasal kanul 2 lpm A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 2



Nyeri



akut



cidera biologis



b/d



agen 25 September 2021 Jam 13.35 WIB



Perubahan Implementasi: 1. Mengkaji tanda-tanda vital dengan hasil:



TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m R : 22 x/m T : 36.4˚C 2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan skala dengan hasil: P: Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan dada Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk R: Ulu hati dan dada sampai tembus kebelakang S: Skala Nyeri 4 (sedang) dari 1-10 T: Hilang timbul 3. Mengatur posisi yang nyaman untuk pasien seperti semi fowler 4. Berkolaborasi pada dokter dalam pemberian obat analgetik mst 10mg, Inj.omeprazol 1 vial Evaluasi: S: Pasien mengatakan masih nyeri tapi berkurang dari sebelumnya, P: Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan dada Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk R: Ulu hati dan dada sampai tembus kebelakang S: Skala Nyeri 3 (ringan) dari 1-10 T: Hilang timbul O: Pasien terlihat rileks, tidak meringis, Skala nyeri 3 TTV: TD: 130/90 mmHg



N : 87 x/m R : 21 x/m T : 36.4˚C A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 3



Resiko penurunan curah 25 September 2021



Perubahan Implementasi:



jantung



1. Memonitor tanda dan gejala penurunan curah jantung, seperti TD: 169/90 Mmhg, Nadi :



Jam 13.55 WIB



87 x/m 2. Memonitor warna kulit, suhu dan kelembaban dengan hasil: tidak ada sianosis, S: 36,4 ˚C, akral hangat, CRT < 2 detik 3. Mengobservasi adanya nyeri dada dengan hasil nyeri dada kadang-kadang ada, seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (sedang) 1-10, hilang timbul 4. Meauskultasi suara nafas tambahan dengan hasil: Ronchi (-), Wheezing (-) 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat Loading ISDN 5 mg, CPG 4 tab



Evaluasi: S: O: Tidak ada sianosis, CRT < 2 detik TTV: TD: 130/90 mmHg N : 87 x/m R : 21 x/m



T : 36.4˚C spo2= 99% dengan O2 nasal kanul 2 lpm A: Masalah tidak terjadi P: Lanjutkan intervensi