Askep Gadar Trauma Dada - Masye [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA DADA



OLEH : MARISTELA. M.MANGUNDAP,S.Kep. NIM 19193040



CI.LAHAN



CI.INSTITUSI



---------------------



------------------------



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES GUNUNG SARI MAKASSAR. 2020



LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA DADA



TINJAUAN TEORITIS I. DEFENISI Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001). Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001). Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999). Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Lap. UPF bedah, 1994). Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau bennda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut Hematotorax adalah tedapatnya darah dalam rongga pleura, sehingga paru terdesak dan terjadinya perdarahan. Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan.   II.  ETIOLOGI  Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah jantung.  Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau spontan  Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga dada) ; iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru-paru, insersi CVP, ventilasi dengan tekanan positif) (FKUI, 1995)  



III. ANATOMI FISIOLOGI Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucutterdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 igamemisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsimembentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasanrongga pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk. Musculus pectoralis mayor dan minor merupakanmuskulus utama dinding anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius,rhomboideus, dan muskulus gelang bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior. Dada berisi organ vital paru dan jantung, pernafasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan yaitumuskulus interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara akan terhisap melalui trakea dan bronkus. Pleura adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah danlimfatik. Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoranudara dan kapiler. Pleura visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama – sama dengan pleura parietalis,yang melapisi dinding dalam thorax dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru – paru normal, hanyaruang potensial yang ada.Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenamkartilago kosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagianmuskuler melengkung membentuk tendo sentral. Nervus frenikus mempersarafimotorik dari interkostal bawah mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putting susu, turut berperan dalam ventilasi paru – paru selama respirasi biasa /tenang sekitar 75%.   IV.  PATOFISIOLOGI Rongga dada terdiri dari sternum, 12 verebra torakal, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang iga yang melayang. Di dalam rongga dada terdapat paru-paru yang berfungsi dalam sistem pernafasan. Apabila rongga dada mengalami kelainan, maka akan terjadi masalah paru-paru dan akan berpengaruh juga bagi sistem pernafasan.



Akibat trauma dada disebabkan karena: Tension pneumothorak cedera pada paru memungkinkan masuknya udara (tetapi tidak keluar) ke dalam rongga pleura, tekanan meningkat, menyebabkan pergeseran mediastinum dan kompresi paru kontralateral demikian juga penurunan aliran baik venosa mengakibatkan kolapnya paru. Pneumothorak tertutup dikarenakan adanya tusukan pada paru seperti patahan tulang iga dan tusukan paru akibat prosedur infasif penyebabkan terjadinya perdarahan pada rongga pleural meningkat mengakibatkan paru-paru akan menjadi kolaps. Kontusio pasru mengakibatkan tekanan pada rongga dada akibatnya paruparu tidak dapat mengembang dengan sempurna dan ventilasi menjadi terhambat akibat terjadinya sesak nafas. Sianosis dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi syok.   IV.          



MANIFESTASI KLINIS Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi. Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi.   Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek. Dyspnea, takipnea Takikardi Tekanan darah menurun. Gelisah dan agitasi Kemungkinan cyanosis   Batuk mengeluarkan sputum bercak darah. Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.



  V. KLASIFIKASI Trauma thorak klasifikasikan menjadi : 1.



Trauma tembus (tajam) a. Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung akibat penyebab trauma b. Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau, kaca, dsb) atau peluru c. Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi2. Trauma tembus, biasanya disebabkan tekanan mekanikal yang dikenakan secara direk yang berlaku tiba-tiba pada suatu area fokal. Pisau atau projectile, misalnya, akanmenyebabkan kerusakan jaringan dengan stretching dan crushing dan cedera biasanya menyebabkan batas luka yang sama dengan bahan yang tembus pada jaringan.



Berat ringannya cidera internal yang berlaku tergantung pada organ yangtelah terkena dan seberapa vital organ tersebut. Derajat cidera tergantung pada mekanisme dari penetrasi dan temasuk, diantarafaktor lain, adalah efisiensi dari energy yang dipindahkan dari obyek ke jaringan tubuhyang terpenetrasi. Faktor faktor lain yang berpengaruh adalah karakteristik dari senjata, seperti kecepatan, size dari permukaan impak, serta densitas dari jaringantubuh yang terpenetrasi. Pisau biasanya menyebabkan cidera yang lebih kecil karena iatermasuk proyektil dengan kecepatan rendah. Luka tusuk yang disebabkan oleh pisausebatas dengan daerah yang terjadi penetrasi. Luka disebabkan tusukan pisau biasanyadapat ditoleransi, walaupun tusukan tersebut pada daerah jantung, biasanya dapatdiselamatkan dengan penanganan medis yang maksimal. Peluru termasuk proyektil dengan kecepatan tinggi, dengan biasanya bisamencapai kecepatan lebih dari 1800-2000 kali per detik. Proyektil dengan kecepatan yang tinggi dapat menyebabkan dapat menyebabkan berat cidera yang samadenganseperti penetrasi pisau, namun tidak seperti pisau, cidera yang disebabkan olehpenetrasi peluru dapat merusakkan struktur yang berdekatan dengan laluan peluru. Ini karena disebabkan oleh terbentuknya kavitas jaringan dan dengan menghasilkangelombang syok jaringan yang bisa bertambah luas. Tempat keluar peluru mempunyadiameter 20-30 kali dari diameter peluru.   2. Trauma tumpul a. Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks. b. Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh, olahraga, crush atau blastinjuries. c. Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah kontusio paru d. Sekitar