5 0 375 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ASMA BRONCHIAL
Oleh : F U J I A H,S.KEP NPM.020021160
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM 2020/2021
A. Konsep Dasar Penyakit Asma 1. Pengertian Asma
bronkial
adalah
penyakit
pernapasan
obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkiolus, hal ini menyebabkan abstruksi aliran udara dan
penurunan
ventilasi
alveolus
(Huddak
&
Gallo,
1997). Asma bronkial adalah penyakit napas obstruktif intermitten berespon
neversibel
dalam
di
secara
mana
trakea
hiperaktif
dan
terhadap
bronchi stimulus
tertentu. (Smeltzer, 2002 : 611) Asma bronkial adalah obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi
peradangan
dan
hiperresponsif
(Reeves,
2001 : 48). 2. Penyebab
Faktor ekstrinsik (Asma imunologik/asma alergi) Reaksi antigen-antibodi Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-buluf binatang)
Faktor instrinsik (Asma non imunologik/asma non alergen) Infeksi
:
parainfluenza
virus,
pneumonia,
mycoplasmal Fisik
: cuaca dingin, perubahan temperatur
Iritan
: kimia
Populasi udara
: CO2, asap rokok, parfuk
Emosional
: takut, cemas dan tegang
Aktivitas
yang
berlebihan
faktor pencetus (Suriadi, 2001 : 7) 3. Tanda dan Gejala a. Klasifikasi dan gejala asma
Penyakit asma intermiten
juga
dapat
menjadi
Dengan gejala muncul kurang dari satu kali dalam satu minggu, sementara terjadi pada malam hari kurang dari dua kali dalam sebulan.
Asma ringan Terjadi gejala lebih dari satu kali dalam satu minggu, tapi kurang dari satu kali dalam satu hari untuk gejala yang muncul pada malam hari lebih dari dua kali dalam satu bulan.
Asma sedang (moderate) Gejala
asma
muncul
hampir
tiap
hari,
dapat
mengganggu aktivitas maupun ketika tidur, gejala muncul pada malam hari lebih dari satu kali dalam satu minggu
Asma parah Gejalanya terus muncul, baik siang maupun malam hari sangat mengganggu aktivitas maupun tidur si penderita.
b. Tanda-tanda asma :
Wheezing
Dispnea ditandai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi dada
Batuk
kering
(tidak
produktif)
karena
sekret
kental dan saluran jalan napas sempit
Tachypnea
Gelisah
Diaphorosis
Nyeri
abdomen
karena
terlibatnya
otot
abdomen
dalam pernafasan
Lelah
Tidak toleran terhadap aktivitas, makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
Kecemasan, kesadaran
labil
dan
perubahan
tingkat
Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
c. Tanda-tanda Asma Bronkial sedang, ringan, berat :
Ringan -
Klien
hanya
mengeluh
sesak,
susah
bernapas
-
Masih bicara normal
-
Masih bisa terkontrol tanpa O2
Sedang -
Klien bicara terputus-putus
-
Harus dengan O2
-
O5 biasanya tampak lemah
-
Biasanya klien butuh posisi semi fowler
-
Aktivitas di bantu
Berat -
Klien tidak bicara lagi
-
Menggunakan otot bantu pernapasan
-
Klien biasanya berbaring di tempat tidur
-
Klien tidak bisa beraktivitas lagi
dalam
4. Clinical Pathway
Defisit Alergen atau antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap pada permukaan sel mast atau basofi Pengetahuan Lepasnya macam-macam mediater dari sel mast atau basofil Kontraksi otot polos Spasme otot polos, sekresi kelenjar otot Bronkus meningkat Penyempitan atau obstruksi proksimal dari bronkus kecil pada tahap inspirasi dan ekspirasi Jalan napas tidak efektif
Reaksi peradangan pada mukosa bronkus
Edema mukosa bronkus Keluarnya secret ke dalam Bersihan jalan napas in efektif lumen bronkus
Gangguan pola istirahat tidur Sesak napas → kurang informasi → defisit pengetahuan Tekanan partial oksigen di alveoli menurun
Ansietas
Oksigen pada peredaran darah menurun
Hipoksia
CO2 mengalami retensi pada alveoli
Kadar CO2 dalam darah meningkat yang member rangsangan pada pusat pern
Asma Bronchial Gangguan pola napas
5. Diagnosis asma berdasarkan : a. Anamnesis Riwayat
perjalanan
berpengaruh
penyakit,
terhadap
asma,
faktor-faktor
riwayat
yang
keluarga
dan
riwayat adanya alergi, serta gejala klinis. b. Pemeriksaan fisik c. Pemeriksaan laboratorium Darah : Eosinofil, IgE total, IgE spesifik Sputum
: Eosinofil, spiral curshman, kristal
carcor-laiden Tes fungsi paru dengan spirometer atau pakai flow meter
untuk
menentukan
adanya
obstruksi
jalan
napas menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil
biasanya
meningkat
dalam
darah
dan
sputum. d. Foto rontgen e. Pulse oximetri f. Analisa gas darah 6. Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan asma : a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma b. Mencegah kekambuhan c. Mengupayakan
fungsi
paru
senormal
mungkin
serta
mempertahankannya d. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise e. Menghindari efek samping obat asma f. Mencegah abstruksi jalan napas yang irreversibel Yang termasuk obat anti asma adalah : a. Bronkodilatore Agonis B2 Efek obat ini adalah bronkodilatasi, tebulatalin, salbutamol, dan feniterol memiliki lama kerja 4-6 jam,
sedangkan
agonis
B2
long
actiong
bekerja
lebih
dari
12
jam,
seperti
salmeterol,
formaterol, babamuterol dan lain-lain. Bentuk
aerosa
dan
inhalasi
memberikan
efek
bronkodilatasi yang sama dengan dosis yang jauh lebih
kecil
yaitu
1/10
dosis
oral
dan
pemberiannya lokal. Metilaxantin Teofilin
termasuk
golongan
ini
efek
bronkodilatornya berkaitan dengan konsentrasinya di
dalam
serum.
Efek
samping
obat
ini
dapat
ditekan dengan pemantauan kadar teofilin serum dalam pengobatan jangka panjang. Antikolinergik Golongan ini menurunkan tonus vagus instrinsik dan saluran nafas. b. Anti inflamasi Anti inflamasi menghambat inflamasi jalan napas dan mempunyai efek supresi dan profilaksis Kortikosteroid Natrium kromolin (sodium kromoglycate) merupakan anti inflamasi non steroid 7. Terapi Terapi awal : a. Oksigen 4-6 liter/menit b. Agnosis B2 (Salbutamol 5 mg atau feniterol 2,5 mg atau terbutalin
10
mg)
inhalasi
nebulasi
dan
pemberiannya dapat di ulang 20 menit sampai 1 jam. Pemberian secara
IV
agonis
B2
dengan
dapat
dosis
secara
salbutamol
subkutan
atau
0,25
atau
mg
terbutalin 0,25 mg dalam larutan dekstrosa 5% dan diberikan perlahan. c. Aminofilin
bolus
IV
5-6
mg/kg
BB,
jika
sudah
menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.
d. Kostekoteroid tidak
ada
hidrokotrtison respon
segera
100-200 atau
mg
IV,
pasien
jika
sedang
menggunakan oral atau dalam serangan sangat berat. Respon
terhadap
terapi
awal
baik,
jika
didapatkan
keadaan berikut : Respon menetap selama 60 menit setelah pengobatan Pemeriksaan fisik normal Arus puncak ekspresi (AP) > 70% Jika respon ini tidak ada atau tidak baik terhadap terapi awal sebaiknya pasien dirawat di RS. 8. Komplikasi a. Pneumotorak b. Pneumomediastinum dan emplsema sukutis c. Atelaktasis d. Aspergilosis bronkopulmonal e. Alergi f. Gagal napas g. Bronchitis h. Fraktur iga 9. Pemeriksaan penunjang a. Spirometri b. Uji provokasi bronkus c. Pemeriksaan sputum d. Pemeriksaan cosinofit total e. Uji kulit f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum g. Foto dada h. Analisis gas darah B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ASMA 1. Pengkajian Data yang dikaji : Identitas Nama, umur, jenis kelamin Bio-psiko-sosial-spritual :
a. Nyeri/kenyamanan Gejala: Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari) b. Aktivitas/istirahat Gejala: nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan
stres
pada
sendi,
biasanya
terjadi secara bilateral dan simetris, keletihan c. Kardiovaskuler Gejala:
Fenomena
rainoud
dari
tangan/kaki
(misal : pucat, intermitten, slanosis, kemerahan pada jari sebelum kembali normal). d. Pernapasan Gejala: Adanya sesak napas, nyeri tekan didada, terdengar suara seperti wheezing, megni karena adanya sekret yang menghalangi jalan napas. e. Makanan/cairan Gejalan:
Ketidakmampuan
menghasilkan/mengkonsumsi anoreksia
tandanya
:
untuk makanan/cairan,
penuruan
berat
bada,
kekeringan pada membran mukosa f. Hygiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan pada orang lain g. Neorosensori Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya
sensasi
pada
jari
tangan
tandanya
:
pembengkakan sendi simetris h. Interaksi sosial Gejala
:
Perusakan
interaksi
dengan
keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi i. Keamanan Gejala ulkus
:
Kulit
kaki,
mengkilat,
kesulitan
tegang,
dalam
lesi
kulit,
menangangi
tugas,
demam ringan menetap, kekeringan pada mata dan membran mukosa
j. Interaksi ego Gejala : -
Keputusasaan dan ketidakberdayaan
-
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh
-
Identitas pribadi
2. Diagnosa keperawatan 1. Tidak
efektifnya
jalan
napas
berhubungan
dengan
bronkophasme, ditandai dengan pola napas yang tidak teratur, adanya sekret di jalan napas, batuk-batuk. 2. Malnutrisi dengan
berhubungan
berat
badan
dengan
menurun,
anoreksia, asupan
ditandai
nutrisi
yang
tidak adekuat, napsu makan menurun. 3. Ansietas
berhubungan
dengan
ketidaktauan
kelayan
tentang penyakitnya, ditandai dengan kelayan tampak cemas, tidak memahami tentang penyakitnya 4. Ganguan
rasa
nyaman
berhubungan
dengan
nyeri
ditandai dengan rasa ditekan dibagian dada, kelayan tampak meringis menahan sakit. 3. Intervensi keperawatan a. Tidak
efektifnya
jalan
napas
berhubungan
dengan
bronkophasme Kriteria hasil 1) Kelayan dapat bernapas dengan frekuensi yang normal 2) Kelayan dapat mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi yang teratur dan jelas 3) Kelayan tidak batuk-batuk Intervensi 1) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas seperti wheezing, mengi Rasional:
Beberapa
derajat
bronkophasme
terjadi dengan abstruksi jalan napas dan tidak dimanifestasikan adanya napas advestisius 2) Kaji atau pantau frekuensi pernapasan Rasional: Dengan memantau pernapasan, pasien
dapat diketahui apakah frekuensi pernapasannya normal atau tidak. 3) Cacat adanya dispnew Rasional: Dispnew biasanya ada pada beberapa derajat
dan
dapat
ditemukan
pada
saat
penerimaan atau pada saat stres. 4) Dorong/bantu pasien untuk latihan napas dalam Rasional:
Dapat
meningkatkan
relaksasi
otot
halus dan menurunkan spasme jalan napas dan pasien 5) Dorong/bantu
pasien
untuk
latihan
batuk
efektif Rasional: sehingga
Dapat pasien
melakukan merasa
batuk
lebih
efektif
nyaman
ketika
batuk b. Malnutrisi berhubungan dengan anoreksia Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : -
Menunjukkan peningkatan BB
-
Menunjukkan prilaku/perubahan pada hidup untuk meningkatkan
dan
mempertahankan
berat
yang
tepat Intervensi 1) Kaji kebiasaan diet dan masukan makanan saat ini Rasional
:
untuk
mengetahui
apakah
kelayan
melakukan diet 2) Dorong pasien untuk makan/minum Rasional:
Pasien
distres
pernapasan
akan
sering anoreksia karena dispnew 3) Timbang berat badan pasien Rasional : dapat diketahui berat badan kelayan atau dapat diketahui apakah berat badan normal atau tidak 4) Berikan health education (HE) tentang perlunya asupan nutrisi yang adekuat pada kelayan
Rasional : tingkat pemahaman kelayan tentang perlunya asupan nutrisi akan mempengaruhi pola asupan nutrisinya c. Ansietas berhubungan dengan ketidaknyamanan kelayan tentang penyakitnya Tujuan : kelayan tidak cemas lagi dan pengetahuan meningkat Kriteria hasil : -
Menyatakan pemahaman individu/proses penyakit dan tindakan
-
Melakukan
pola
hidup
untuk
perubahan
dan
berpartisipasi dalam program pengobatan Intervensi 1) Bina hubungan saling percaya Rasional
:
dengan
saling
percaya
dapat
membantu dala pemberian asupan keperawatan 2) Beri health education tentang asma dan cara penanganan agar asma terkontrol Rasional
:
dengan
HE
diharapkan
tingkat
kecemasan kelayan menurun 3) Ciptakan lingkungan yang tenang Rasional : dengan lingkuganyang tenang kelayan akan merasa nyaman 4) Anjurkan kelayan dan keluarga untuk berespon positif Rasional
:
membantu
menurunkan
kecemasan
kelayan d. Gangguan
rasa
nyaman
berhubungan
dengan
adanya
nyeri Tujuan : nyeri dapat berkurang atau tidak lagi Kriteria hasil : -
Kelayan tidak merasakan nyeri lagi
-
Kelayan dapat bekerja seperti dulu lagi
Intervensi
1) Kaji
keluhan
nyeri,
catat
lolasi
ajan
intensitasnya Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri 2) Biarkan kelayan mengambil posisi nyaman saat tidur atau duduk di kursi Rasional
:
tirah
baring
diperlukan
untuk
membantasi nyeri yang dirasakan 3) Berikan massage yang lembut pada lokasi nyeri Rasional
:
meningkatkan
relaksasi
menurunkan ketegangan otot 4) Berikan obat sesuai indikasi Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
dan
DAFTAR PUSTAKA Arif Mansyer (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapplus. FKUI : Jakarta. Heru Sundaru (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta. Hudack & Gallo (2007). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta : EGC. Doengoes,
EM
(2000).
Rencana
Asuhan
Keperawatan.
Jakarta : EGC. Tucker, SM (2008). Standar Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
LAPORAN KASUS KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN “S” DENGAN DIAGNOSA MEDIS “ASMA BRONCIAL” DI DESA KALAMPA RT 03 RW 01 KECAMATAN WOHA KAB.BIMA
F U J I A H S.KEP NPM : 02.002.1160
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN Laporan “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada TN “S” Dengan Diagnosa Medis Asma Bronchial Hari
:
Tanggal
:
telah di setujui pada
:
Mengetahui Mahasiswa
(F U J
I A H)
NPM.020021160
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepda kami sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan pada TN “S” dengan masalah “ASMA BRONCHIAL” dalam memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Gerontik di Wilayah kerja puskesmas woha kabupaten bima. Dalam
menyusun
asuhan
penyakit asma bronchial”
keperawatan
dengan
“
dengan
bimbingan masukan dan motivasi
dari berbagai pihak kami ucapkan terimakasi. Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa penulisan
Asuhan
Keperawatan
ini
jauh
dari
kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
konsekuen
demi
kesempurnaan
Asuhan
Keperawatan
Ini.
Semoga Asuhan Keperawatan Ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa STIKES MATARAM . Terimakasih.
Bima,
Februari
2021.
Penulis
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut adalah proses alami yang tidak dapat dihindari. yaitu
Salah
satu
semakin
dampak
bertambahnya
mempengaruhi
penurunan
organ-organ
tubuh
mengalami
yang
penurunan,
usia
derajat
baik
perlu
seseorang
kesehatan,
struktur
sehingga
diperhatikan
maupun
lansia
mudah
dapat
yang
mana
fungsinya terserang
penyakit. Hasil pengkajian pada keluarga didapatkan masalah dengan keluhan sesak dan batuk pada saat beraktifitas dan suhu yang dingin , klien pernah diperiksakan ke tenaga kesehatan dan diobati sendiri dengan membeli obat atau jamu
diwarung.
gangguan
Sehingga
pola
bronkhospasme
napas
diperoleh
tidak
ditandai
diagnosa
efektif
dengan
keperawatan
berhubungan
pola
napas
dengan
yang
tidak
teratur. Asma obstruktif
yang
bronkial
ditandai
adalah
oleh
penyakit
spasme
akut
pernapasan otot
polos
bronkiolus, hal ini menyebabkan abstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus. Usaha untuk menciptakan lansia yang sehat, mandiri dan produktif yaitu melalui pelayanan kesehatan preventif,
promotif
rehabilitatif.
Untuk
tanpa
mengabaikan
menunjang
usaha
kuratif tersebut,
dan kami
merencanakan akan memberikan pendidikan kesehatan tentang osteoartritis pada lansia, sehingga dengan sehat, produktif dan mandiri.
lansia dapat hidup
B. Tujuan Penulisan Tujuan umum: Dapat melakukan perawatan Pada pasien asma bronchial dan dapat memahami tentang penyakit asma bronchial. Tujuan Khusus : 1.
Penyusun mampu mengkaji data kelayan
2.
Penysun mampu menganalisa data yang diperoleh
3.
Penysun dapat merumuskan doagnosa keperawatan
4. Penyusun
dapat
memprioritaskan
masalah-masalah
yang
terjadi dan yang mungkin terjadi. 5.
Penyusun
dapat
menentukan
tujuan
tindakan
pelaksanaan
tindakan
keperawatan 6. Penyusun
dapat
menerapkan
keperawatan 7. Penyusun keperawatan.
dapat
melakukan
evaluasi
tindakan
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada TN “S” Dengan Diagnosa Medis Asma Bronchial di wilayah kerja Puskesmas Woha Kabupaten Bima Tanggal pengkajian
: TGL 16 Februari 2021
Nama pengkaji
: Fujiah, S.Kep
I. PENGKAJIAN A. Data biografi Nama
: Tn “S”
Jenis Kelamin
: Laki - Laki
Tempat Lahir
: woha,31 desember 1953
Umur
: 68 tahun
Pendidikan terakhir
: SD
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
TB/BB
: 155 cm / 47 kg
Penampil
: Tampak bersih.
Alamat
: woha kab.bima
Telp
: -
Orang yang dekat dihubungi : NY.F Hubungan dengan usila B. Riwayat keluarga Genogram.
: Istri
Keterangan : =
laki-laki atau perempuan meninggal
=
laki-laki masih hidup
=
perempuan masih hidup
=
hubungan perkawinan
=
klien
=
Tinggal serumah
C. Riwayat Pekerjaan : 1. Alamat pekerjan
: tidak ada
2. Alat transportasi
: Sepeda Motor
3. Pekerjaan sebelumnya
: Wiraswata
4. Sumber–sumber
pendapatan
dan
kecukupan
terhadap
kebutuhan : TN “S”
mengatakan
segala kebutuhan terpenuhi.
D. Riwayat Lingkungan Hidup 1. Tipe tempat tinggal
: permanen
2. Jumlah kamar
: 3 kamar tidur, satu ruang
tamu, satu kamar mandi/ WC dan satu dapur untuk memasak. 3. jumlah tongkat
: Tidak ada
4. Kondisi tempat tinggal
: pencahayaan cukup terang,
ventilasi baik tidak
lembab, bersih tidak pengap
5. Jml. orang yg tinggal
dirumah : 2 orang.
6. Tetangga terdekat
: Tn G.
E. Riwayat rekreasi 1. Hobby/minat
: TN “S” mengatakan suka menonton TV
2. Keanggotaan organisasi 3. Liburan perjalanan : pernah
:
: TN
“S”
mengatakan
tidak
jalan- jalan Hanya saja silaturahmi kerumah
sanak saodara. F. Sistem pendukung G. Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi: Terdapat Poskesdes yang diketuai oleh seorang
bidan. H. Jarak dari rumah: Sekitar 200 meter. I. puskemas: puskesmas terdekat adalah
yang berjarak sekitar
10 Km. J. Klinik: Tidak ada K. Pelayanan kesehatan dirumah: Tidak ada. L. Makanan yang dihantarkan: Makanan
sehari-hari
yang
dihidangkan
oleh
isteri. M. Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: Tidak
ada
perawatan
khusus
yang
dilakukan
keluarga terkait upaya menjaga kesehatan Tn.”S”. Namun
Ny.”F”
mengaku
menyiapkan
air
hangat
jikalau suaminya menghendaki mandi air hangat. N. Diskripsi Kekhususan TN “S” mengatakan masih mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari
tanpa
bantuan
:
seperti
sholat
lima
waktu, Makan,mandi dan lain - lain. O. Status Kesehatan Tn
“S”
mengatakan
status
kesehatan
selama
setahun
terakhir ini yaitu rabun pada penglihatan dan sesak napas serta kadang batuk-batuk, sedangkan selama lima tahun terakhir pernah panas, sesak dan batuk – batuk. P. Keluhan utama TN “S” mengatakan saat ini mengeluh sesak napas saat beraktivitas
dan
pada
suhu
yang
dingin.
RR:
28x/
menit Q. Pemahaman dan Penatalaksanaan masalah kesehatan : TN
“S”
mengatakan
dideritanya
dan
cemas kurang
dengan
penyakit
mengetahui,
.
yang
apabila
penyakitnya
sudah
kambuh
Tn.S
langsung
Berobat
ke
puskesmas terdekat dan tidak ada penanganan yang bisa di lakukan selama ini. R. Pola
persepsi
pemeliharaan
kesehatan
dan
Riwayat
Imunisasi serta Alergi Tn
“S”
yang
mengatakan
tidak
dideritanya
menanganinya, imunisasi,
dan
Tn
obat-obatan
tidak
“S”
tidak
tentang
tahu
mengatakan
ada
dan
mengerti
alergi
hanya
bagaimana tidak
terhadap
apabila
penyakit cara
pernah
makanan
suhu
yang
di atau
dingin
langsung sesak. Obat – obatan No 1.
Nama obat Salbutamol
Dosis 3x1
Keterangan Oral
S. Pola aktifitas Hidup sehari hari Indeks Katz : Skor A yaitu kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi (
walaupun dengan jalan pelan dan tergopoh-gopoh) Oksigenasi : TN “S” mengatakan merasa sesak saat bernapas dan tidak enak menarik napas pada waktu braktifitas. Nutrisi : Tn “S” mengatakan
makan 3 kali sehari dengan menu
yang cukup, setiap porsi makan yang diberikan tidak dihabiskannya karena nafsu makan tidak ada. Eliminasi : BAB
2-3
hari
lancar dan Aktifitas
sekali
dan
BAK
2-3
kali
sehari,
tidak ada keluhan yang berarti. :
Tn “S” mengatakan dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa
bantuan
orang
lain
misalnya
menyiapkan
peralatan makan, mandi dan sholat ke masjid
Istirahat & tidur : Tn
“S”
mengatakan
istirahat
dan
tidurnya
merasa
terganggu karena sesak dan batuknya sering kambuh, klien tidur malam mulai pukul 21.00 wita dan bangun jam 04.00, klien mengatakan sering bangun karena sesak
yang
tiba-tiba
datang.
Klien
tidur
siang
hanya 1 jam saja Personal Hygeine : TN “S”
terlihat rapi dan bersih, rambut bersih dan
sudah berwarna putih/uban, kuku tangan bersih dan dipotong pendek, pakaian dan tempat tidur tampak bersih.
Kebiasaan
mandi
2-3
kali
sehari
dengan
menggunakan sabun. Kebiasaan mencuci rambut sekali seminggu dengan menggunakan shampoo terkadang saja bila
ada,
dan
lebih
sering
sabun
mandi
dipakai
untuk mencuci rambut sekaligus. . Sexual : TN
“S”
mengatakan
tidak
pernah
lagi
melakukan
hubungan seksual dan menganggap sudah tidak perlu lagi karena sudah tua Rekreasi : TN “S”
pernah melakukan rekreasi bersama anak dan
cucunya waktu lebaran kemaren
Psikologis : a) Persepsi
klien : klien merasakan sesak dan batuk
. Klien merasa penyakitnya merupakan penyakitnya orang yang sudah tua. b) Konsep
diri
sangat
:
tinggi,
Kepercayaan terbukti
diri
klien
masih
dengan
pada
saat
diwawancarai klien selalu menjawab dengan tepat dan meyakinkan c) Emosi
:
klien
sangat
tenang
tidak
pernah
menunjukkan emosi yang berlebihan / tidak pernah marah-marah. d) Mekanisme
pertahanan
diri
:
bila
ada
masalah
klien selalu mengutarakan masalahnya kepada istri dan anak-anaknya, selain itu klien selalu berdo’a
kepada Tuhan Yang Maha Esa terutama waktu sholat. T. Tinjauan Sistem Keadaan umum : penampilan rapi, bicara teratur dan terarah, orientasi waktu, tempat & orang baik. Tingkat kesadaran : compos mentis GCS : membuka mata = 4, verbal = 5,
psikomotor = 6
Tanda vital : nadi = 90 X/menit reguler, RR = 28 X/mnt, tensi = 180/90 mmHg. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE 1. Kepala : rambut putih, tebal, dan mudah rontok. Pada
kulit
kepala
tidak
terdapat
lesi/benjolan.
tampak oedema pada palpebrae. Sclera tampak putih kekuningan (agak keruh), conjunctiva tampak pucat, pupil
mata
lemak
berwarna
cahaya.
sebelah
Mata
kanan
putih
tertutup
dan
sebelah
ada
kiri
oleh
jaringan
refleks
terhadap
visusnya
1/300
yaitu
hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 1 meter. Rongga hidung tidak ada polip/benda asing, tidak ada peradangan mukosa hidung, letak septum dibagian tengah. Daun telinga tampak bersih, sedang pendengaran menanyakan bersih
cukup ulang
dan
karena
jarang
pertanyaan
pengecapan
dari
normal
,
sekali
Tn.
petugas, dan
S
lidah
tidak
ada
pembesaran tonsil. 2. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tyroid. Kaku kuduk tidak ada. 3. Dada
dan
Punggung
:
dada/punggung
tampak
ada
dyspnea, getaran dinding dada sama saat palpasi dan ada
nyeri
auskultasi
tekan,
perkusi
terdengar
terdengar
wheezing
pada
sonor, lapang
dan paru,
terdapat suara mengii nada rendah. Inspeksi pada dinding perkusi
dada
terlihat
jantung
ictus
terdengar
cordis
pada
pekak,
ICS
5,
sedangkan
auskultasi jantung terdengar S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan (murmur/gallop).
4. Abdomen
dan
datar,
Pinggang
tidak
Auskultasi
:
Inspeksi
tampak
bising
abdomen
adanya
usus
tampak
benjolan/masa.
positif,
peristaltik
4
kali/menit. Pada palpasi tidak ada keluhan nyeri pada region abdomen, khususnya titik MC Burney, dan tidak
teraba
terdengar
pembesaran
tympani,
hepar.
tidak
ada
Perkusi
ascites,
abdomen
dan
tidak
mengeluh nyeri pada costo-vertebral saat diperkusi tersebut. 5. Ekstremitas kelumpuhan
Atas
dan
Bawah
ekstremitas,
:
patah
Tidak
tulang
ditemukan tidak
ada,
kulit keriput, tidak ada pembengkakan/edema. tn “S” berjalan tampak normal,Kekuatan otot normal 5 5 5 5 6. Sistem Immune : Tidak dapat terkaji secara jelas karena butuh pemeriksaan khusu tapi menurut tn “S” kalau
dirinya
mudah
sesak
dan
batuk-pilek
bila
musimnya. 7. Genetalia/ sistem reproduksi : Klien tidak bersedia di periksa kemaluannya. 8. Sistem Persyarafan : Refleks fisiologik (ketukan tendon) pada biceps, triceps, lutut, dan achiles dalam
keadaan
Refleks
normal
Babinski
(kontraksi
negatif.
otot
Pemeriksaan
biasa). Nervus
abduscens; tn. S masih mampu menggerakkan bola mata kanan-kiri, dan atas-bawah. nervus fascialis ; tn “S”
masih
mampu
tersenyum,
merngis,
mengangkat
alis, dan memperlihatkan gigi yang ada. 9. Sistem Pengecapan : Tn “S” masih bisa merasakan asin, manis, pahit dengan mata tertutup dan mampu menyebutkan jenis makanan yang dirasakannya saat penkajian dilakukan. 10.
Sistem Penciuman : tn “S” masih mampu menyebutkan
bau kopi saat matanya ditutup. U. Status kognitif ,Afektif 1) SPSMQ
(
Short
dan sosial. Portable
Mental
Status
Quistionnaire ) : jumlah kesalahan 0 yang berarti fungsi intelektualnya masih utuh 2) MMSE (Mini Mental State Exam) : Menguji aspek-aspek kognitif dari fungsi mental
nilai total = 25 yaitu
aspek kognitif dan mental masih dalam taraf
baik
3) Inventaris depresi beck ( untuk mengetahui tingkat depresi lansia ) : Nilai yang didapat adalah 3, yang berarti tingkat depresi klien : tidak ada / minimal 4) APGAR keluarga ( Suatu alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia )
: Nilai 10,
fungsi sosial lansia adalah baik
V. Data penunjang -
Lab
: -
-
EKG
: -
-
Radiologi :
-
USG
: - CT Scan
: -
- Obat-obatan
: - kortikostoroid inhalasi
ANALISA DATA No 1.
Data Data Subjektif :
TN
“S”
saat sesak
mengatakan
ini
mengeluh
napas
saat
bneraktifitas suhu
Etiologi Bronchospasme
yang
disertai
dan
dingin batuk-
batuk Data Objektif :
Klien
tampak
lemah dan batuk
Masalah Pola napas tidak efektif
Auskultasi terdengar
suara
wheezing
TTV: -
TD : 120/80
-
N
:
90x/
menit -
RR:
28x/
menit 2.
- S : 370C Data Subjektif :
TN
Sesak napas
Gangguan pola istirahat
“S”
tidur
mengatakan istirahat
dan
tidurnya terganggu karena
sesak
dan batuk Data Objektif :
Klien
tampak
sering menguap
Mata
klien
tampak sayu
Terdapat lingkaran
hitam
di palpebra 3
PSQI : > 5 Data subyektif:
Kurangnya “S” informasi
TN
penyakit
mengatakan merasa
cemas
dengan
kondisi
penyakit dialaminya Data obyektif:
yang
Cemas tentang
Klien
tampak
cemas
Klien
tampak
tegang
Klien
bertanya
tentang penyakitnya
II. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pola
napas
bronchospasme
tidak
efektif
ditandai
dengan
berhubungan pola
dengan
napas
tidak
efektif, adanya sekret dijalan napas, batuk-batuk 2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak napas ditandai dengan klien sering terbangun karena sesak, mata tampak sayu, terdapat lingkaran hitam di palpepbra dan sering menguap 3. Ansietas
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
dan
III. INTERVENSI
KEPERAWATAN
No
Hari/tanggal No DX
1
18/02/2021 16.00
I
Tujuan dan criteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan jalan napas menjadi efektif dengan kriteria : Klien dapat benapas dengan normal Klien dapat mempertahankan napas paten dengan bunyi yang teratur Klien tidak batuk-batuk
Rencana tindakan
Rasional
1. Auskultasi bunyi napas 1. Beberapa derajat dan catat adanya bunyi bronkhospasme terjadi napas seperti wheezing dengan obstruksi jalan dan mengi napas dan tidak dimanifestasikan adanya 2. Kaji atau pantau napas adventisus frekwensi pernapasan 2. Dengan memantau pernapasan pasien, dapat diketahui apakah 3. Catat adanya dispnew frekwensi pernapasan normal atau tidak 4. Dorong atau bantu 3. Dispnew biasanya ada klien untuk latihan pada beberapa derajat napas dalam dan ditentukan pada saat 5. Dorong atau bantu stres klien untuk latihan 4. Dapat meningkatkan batuk efektif relaksasi otot halus dan menentukan spasme jalan napas 5. Dapat melakukan batuk efektif sehingga klien merasa lebih nyaman ketika batuk
2
18/02/2021
II
16.00
3
18/02/2021 16.00
1. Setelah diberi tindakan keperawatan selama 2x 24 jam pola istirahat tidur klien terpenuhidengan kriteria : Istirahat dan tidur klien terpenuhi Mata tidak tampak sayu Tidak terdapat lingkaran hitam pada palpebra Klien tidak menguap
III
Ciptakan lingkungan yang nyaman 2. Hindari latihan fisik yang berlebih sebelum tidur 3. Anjurkan klien untuk makan makanan yang mengandung tinggi protein seperti susu dan keju 4. Berikan rasa nyaman dan rileks 5.
Anjurkan untuk berdo,a tidur
1. Dengan lingkungan yang nyaman klien merasa nyaman 2. Dapat merangsang tidur 3. Dapat membantu klien agar tidur lebih cepat 4. Rasa nyaman dapat mengindari terjadinya cemas pada saat tidur 5. Tidur klien tidak terganggu
klien sebelum
1. Dalam saling percaya dapat membantu dalam pemberian asuhan Setelah diberi keperawatan tindakan 2. Dengan HE diharapkan keperawatan selama 2. Beri healt tingkat kecemasan klien 2x 24 jam klien educations (HE) menurun tidak cemas lagi tentang asma dan cara dengan criteria penanganan agar asma 3. Dengan lingkungan yang kriteria : terkontrol tenang klien akan merasa Menyatakan 3. Ciptakan lingkungan nyaman 1.
Bina hubungan saling percaya
pemahana proses yang tenang 4. Penting untuk penyakit dan perkembangan tindakan 4. Diskusikan tentang pemeliharaan atau tindakan perawatan pencegahan terhadap Melakukan medis serta penggunaan komplikasi pola hidup untuk obat-obatan yang perubahan dan diberi 5. Membantu menurunkan berpastisipasi Anjurkan klien dsn kecemasan klien dalam program 5. keluarga untuk pengobatan berespon positif Klien tidak tegang
IV.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No 1
Hari/tanggal No DX 19/02/2021 16.00
2
19/02/2021 16.00
3
19/02/2021 16.00
Implementasi
Respon hasil
1.
Mengauskultas 1. Klien mengatakan i bunyi napas sesak sudah dan catat adanya berkurang bunyi napas seperti wheezing dan mengi 2. Pernapasan klien 2. Mengaji atau dalam batas pantau frekwensi normal RR pernapasan 20x/menit 3. Klien sudah 3. Mencatat merasa nyaman adanya dispnew 4. Klien mampu melakukan 4. Mendorong atau latihan napas bantu klien dalam untuk latihan 5. Klien mampu napas dalam melakukan batuk 5. Mendorong atau efektif bantu klien untuk latihan batuk efektif
1.
Menciptakan 1. Mampu lingkungan yang menciptakan yang nyaman nyaman 2. Menghindari 2. Klien tampak latihan fisik kooperatif dalam yang berlebih menghindari sebelum tidur aktifitas 3. Menganjurkan 3. Klien kooperatif klien untuk dalam makan makanan menyediakan yang mengandung makanan tinggi protein seperti susu dan keju 4.
Memberikan rasa nyaman dan 4. Klien merasa rileks rileks dan 5. Menganjurkan nyaman klien untuk 5. Klien berdo,a berdo,a sebelum sebelum tidur tidur 1. Klien mau 1. Membina bersalaman dan hubungan saling mau diajak percaya berkomunikasi
2.
Memberi healt educations (HE) tentang asma dan cara penanganan agar asma terkontrol 3. Menciiptakan lingkungan yang tenang 4. Mendiskusikan tentang tindakan perawatan medis serta penggunaan obat-obatan yang diberi 5. Menganjurkan klien dsn keluarga untuk berespon positif
dengan baik 2. Klien mau mendengarkan dan mengerti tentang asma 3. Lingkungan di wisma dapat tenang 4. Klien mengerti tentang tindakan yang diberikan dan mampu minum obat sesuai anjuran 5. Klien mampu merespon positif tentang penyuluhan klien
V. EVALUASI No 1
Hari/tgl No DX Pukul 20/02/2021 I 16.30
E v a l u a s I TTD ( S O A P ) Subyektif : TN “S” mengatakan sesaknya sudah berkurang TN “S” mengatakan sudah tidak batuk lagi Obyektif : Klien dapat bernapas dengan normal RR 20x/menit Tidak ada suara wheezing Klien tidak batuk lagi Assessment : Masalah teratasi Planning : Intervensi dipertahankan
20/02/2021 II 2 16.30
3
Subyektif : TN “S” mengatakan istirahat dan tidurnya sudah terpenuhi TN “S” mengatakan sudah tidak teganggu pada saat tudur dan tidak cemas Obyektif : Tidur Klien terpenuhi dan tidak terganggu Tidak tampak lingkaran hitam pada palpebra Klien tidak tampak menguap Assessment : Masalah teratasi Planning : Intervensi dipertahankan
20/02/2021 III 06.30
Subyektif : TN “S” mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya sekarang dan tidak cemas lagi TN “S” mengatakan akan berusaha merawat penyakitnya sampai sembuh Obyektif : Klien tidak tampak cemas Klien mengerti csrs perawatannya Klien tidak tampak tegang Assessment : Masalah teratasi Planning : Intervensi
dipertahankan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASMA BRONCHIAL
Disusun Oleh : Nama : FUJIAH, S.Kep NPM : 020021160
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XVI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Asma Bronchial
Sasaran
: Keluaga Tn.S
Tempat
: Desa kalampa kec.woha kab. bima
Hari / tanggal : 21/02/21 Waktu
: 30 menit
A. ANALISA SITUASI 1. Peserta A. Keluarga Tn.S Dengan salah satu anggota keluarga yg menderita Asma Bronchial B.Tempat Keadaan ruangan cukup luas,bersih dan nyaman B. TUJUAN 1. Tujuan instruksional umum Setelah
dilakukan
penyuluhan,
lansia
diharapkan
Pasien mampu mengenal penyakit Asma Bronchial dan dapat
melakukan
perawatan
terhadap
penderita
lansia
diharapkan
penyakit Asma Bronchial. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah
dilakukan
penyuluhan,
mampu: - Menyebutkan pengertian Asma Bronchial - Menyebutkan penyebab Asma Bronchial
- Menyebutkan tanda dan gejala Asma Bronchial -
Menyebutkan
upaya
untuk
mencegah
komplikasi.
C. Materi a. Pengertian Asma Bronchial b. Penyebab Asma Bronchial c. Tanda dan gejala Asma Bronchial d. Upaya untuk mencegah Asma Bronchial e. Faktor Resiko Asma Bronchial f. Penanggulangan Asma Bronchial g. Edukasi psikomotor pada Asma Bronchial D. Metode a. Ceramah b. Diskusi / tanya jawab E. Media Leaflet F. Alat Bantu
terjadinya
G.KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
1.
3 menit
Pembukaan : Membuka
KEGIATAN LANSIA
kegiatan
dengan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
mengucapkan
salam. Memperkenalkan diri Menjelaskan
tujuan
dari penyuluhan Menyebutkan 2.
materi
15
yang akan diberikan Pelaksanaan :
menit
Menjelaskan pengertian
tentang
Memperhatikan
penyakit
Asma Bronchial Menjelaskan
tentang
Memperhatikan
penyebab, tanda-tanda dan gejala
penyakit
Asma Bronchial Memberi kepada
kesempatan lansia
untuk
Menjelaskan yang
menjawab
pertanyaan
hal-hal
Memperhatikan
berhubungan
dengan
pencegahan
terjadinya
Asma
Bronchial kepada
dan
yang diajukan
bertanya
Memberi
Bertanya
kesempatan lansia
untuk
Bertanya
dan
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
bertanya
Memberi pada
kesempatan lansia
untuk
Bertanya
dan
menjawab
bertanya
pertanyaan yg di ajukan
3.
10
Evaluasi :
menit
Menanyakan
kepada
Menjawab pertanyaan
lansia tentang materi yang telah diberikan, dan
reinforcement
kepada bpk yang dapat 4.
2 menit
menjawab pertanyaan. Terminasi : Mengucapkan terimakasih
penutup
H.KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur
Mendengarkan
Menjawab salam
atas
peran serta lansia. Mengucapkan
salam
a. Klien mengikuti kegiatan penyuluhan b. Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan c. Pengorganisasian
kegiatan
sebelum
hari
pelaksanaan penyuluhan. 2. Evaluasi Proses a) klien antusias mengikuti kegiatan penyuluhan. b) Peserta
penyuluhan
tidak
ada
yang
meninggalkan
tempat penyuluhan sebelum kegiatan selesai. c) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan. 3. Evaluasi Hasil diharapkan
peserta
mengikuti
penyuluhan
mampu
menyebutkan : a. Pengertian Asma Bronchial b. Penyebab Asma Bronchial c. Tanda dan gejala Asma Bronchial d. Upaya untuk mencegah Asma Bronchial e. Faktor Resiko Asma Bronchial f. Penanggulangan Asma Bronchial
DAFTAR PUSTAKA Arif
Mansyer (1999).
Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi
Ketiga. Jilid I. Media Acsulapplus. FKUI : Jakarta. Heru Sundaru (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta. Hudack & Gallo (2007). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta : EGC. Doengoes,
EM
(2000).
Rencana
Asuhan
Keperawatan.
Jakarta : EGC. Tucker, SM (2008). Standar Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Bima februari 2021
Pembimbing lahan
(
Mahasiswa
)
( F U J I A H, S.Kep) NPM.020021160
Materi Asma Bronchial
Pengertian Asma
bronkial
adalah
penyakit
pernapasan
obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkiolus, udara
dan
hal
ini
menyebabkan
penurunan
ventilasi
abstruksi
alveolus
aliran
(Huddak
&
Gallo, 1997). Asma bronkial adalah penyakit napas obstruktif intermitten neversibel di mana trakea dan bronchi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu. (Smeltzer, 2002 : 611) Asma bronkial adalah obstruksi jalan napas yang bersifat mengalami
reversibel, inflamasi
terjadi
peradangan
ketika dan
bronkus
hiperresponsif
(Reeves, 2001 : 48). Penyebab
Faktor ekstrinsik (Asma imunologik/asma alergi) Reaksi antigen-antibodi Inhalasi
alergen
(debu,
serbuk-serbuk,
bulu-
buluf binatang)
Faktor instrinsik (Asma non imunologik/asma non alergen) Infeksi
:
parainfluenza
virus,
pneumonia,
mycoplasmal Fisik
: cuaca dingin, perubahan temperatur
Iritan
: kimia
Populasi udara : CO2, asap rokok, parfuk Emosional Aktivitas
: takut, cemas dan tegang yang
faktor pencetus
berlebihan
juga
dapat
menjadi
(Suriadi, 2001 : 7) Tanda dan Gejala d. Klasifikasi dan gejala asma
Penyakit asma intermiten Dengan
gejala
muncul
kurang
dari
satu
kali
dalam satu minggu, sementara terjadi pada malam hari kurang dari dua kali dalam sebulan.
Asma ringan Terjadi gejala lebih dari satu kali dalam satu minggu, tapi kurang dari satu kali dalam satu hari untuk gejala yang muncul pada malam hari lebih dari dua kali dalam satu bulan.
Asma sedang (moderate) Gejala
asma
mengganggu
muncul
hampir
aktivitas
tiap
maupun
hari,
ketika
dapat tidur,
gejala muncul pada malam hari lebih dari satu kali dalam satu minggu
Asma parah Gejalanya terus muncul, baik siang maupun malam hari sangat mengganggu aktivitas maupun tidur si penderita.
Tanda-tanda asma :
Wheezing
Dispnea
ditandai
dengan
pernafasan
cuping
hidung, retraksi dada
Batuk
kering
(tidak
produktif)
karena
kental dan saluran jalan napas sempit
Tachypnea
sekret
Gelisah
Diaphorosis
Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan
Lelah
Tidak
toleran
terhadap
aktivitas,
makan,
bermain, berjalan, bahkan bicara
Kecemasan,
labil
dan
perubahan
tingkat
kesadaran
Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
Tanda-tanda Asma Bronkial sedang, ringan, berat :
Ringan -
Klien
hanya
mengeluh
sesak,
susah
dalam
bernapas
-
Masih bicara normal
-
Masih bisa terkontrol tanpa O2
Sedang -
Klien bicara terputus-putus
-
Harus dengan O2
-
O5 biasanya tampak lemah
-
Biasanya klien butuh posisi semi fowler
-
Aktivitas di bantu
Berat -
Klien tidak bicara lagi
-
Menggunakan otot bantu pernapasan
-
Klien biasanya berbaring di tempat tidur
-
Klien tidak bisa beraktivitas lagi