Askep Jiwa Harga Diri Rendah (Kel 7) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KEPERAWATAN JIWA II “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : HARGA DIRI RENDAH (ANAMNESA DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER)”



KELOMPOK 7 : 1. CINTYA ANGELINE PRAWESTHI



191211519



2. FATIMAH AZZAHRA LUZA



191211527



3. RAHMA DILLA



191211550



4. RESTU AFRILA PUTRI



191211552



5. VANESA PRADINTA YENDRA



191211558



DOSEN PENGAMPU Ns. RIZKA AUSRIANTI M.Kep PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2021/2022



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah KEPERAWATAN JIWA dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “HARGA DIRI RENDAH” ”.Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing Ibu Ns. Rizka Aurianti, M.Kep yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Padang,07 Oktober 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti konflik yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (Keliat). Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dan bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Muhith). Menurut (Herman) gangguan jiwa adalah terganggunya kondisi mental atau psikologi seseorang dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengaruhi prilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-isitadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, rasa permusuhan hubungan antar manusia.Gangguan jiwa menyebabkan pasien tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai diri untuk mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti diri sendiri untuk itu perlu dilakukan asuhan keperawatan jiwa. Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal mencapai keinginan (menurut keliat, 1998). Menurut klasifikasi diagnostic and statisyical manual of mental disorder text revision (DSM IV, TR 2000), harga diri rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa ketegori gangguan kepribadian (Rusly, 2014). Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis dan tidak berharga dikehidupan. Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri disertai kurangnya perawatan diri tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak menunduk, berbicara lambat dan suara lemah (Meryana, 2017). B. TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini : 1. Tujuan Umum Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny. Q Dengan Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa X. 2. Tujuan Khusus a) Melakukan Pengkajian Keperawatan pada Klien Ny.Q dengan Harga Diri Rendah



b) Menentukan Diagnosis Keperawatan pada Klien Ny.Q dengan Harga Diri Rendah c) Menyusun Rencana Asuhan Keperawatan pada Klien Ny.Q dengan Harga Diri Rendah d) Melaksanakan Implementasi Keperawatan pada Ny.Q dengan Harga Diri Rendah e) Melakukan Evaluasi dari hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ny.Q dengan Harga Diri Rendah



BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Harga Diri Rendah Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri, penurunan harga rendah ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun (Keliat dkk). Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan keyakinan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart). Harga diri rendah situasional adalah suatu kegagalan dalam menjalankan fungsi dan peran yang terjadi secara tiba-tiba misalnya perasaan malu terhadap diri sendiri karena sesuatu (korban pemerkosaan), sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi perasaan diri sendiri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama. Menurut Damaiyanti harga diri rendah ada secara situasional dan kronik, yaitu : 1. Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu (korban pemerkosaan). 2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa. B. Penyebab Harga Diri Rendah Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping individu akibat kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :



a. Faktor Predisposisi : Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu mengekang, sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa rendah diri. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri seperti dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah, sehingga anak kehilangan rasa percaya diri. b. Faktor Presipitasi : Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal misalnya ada salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa malu dan rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan yang menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi dan denial. C. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B A dalam buku Kartika Sari tanda dan gejala pada harga diri rendah yaitu : 1) Data Subjektif 



Mengintrospeksi diri sendiri.







Perasaan tidak mampu dalam semua hal.







Selalu merasa bersalah







Sikap selalu negatif pada diri sendiri.







Bersikap pesimis dalam kehidupan.







Mengeluh sakit fisik.







Pandangan hidup yang terpolarisasi.







Menentang kemampuan diri sendiri.







Menjelek-jelekkan diri sendiri.







Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan.







Menolak atau menjauh dari umpan balik positif.







Tidak mampu menentukan tujuan



2) Data Obyektif  Produktivitas menjadi menurun.  Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.  Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.  Penyalahgunaan suatu zat.  Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.  Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.  Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.  Gampang tersinggung dan mudah marah.



D. Rentang Respon Respon individu terhadap konsep dirinya dimulai dari respon adaptif dan maladaptif. Menurut Keliat dalam Ade Herman (2011) rentang respon digambarkan sebagai berikut :



Respon Adaptif



Aktualisasi



Respon Maladaptif



Konsep Diri Harga Diri Rendah Keracunan Identitas Diri



Depersonalisasi Positif



Keterangan : 1. Aktualisasi diri : Pernyataan konsep diri positif dengan pengalaman sukses. 2. Konsep diri positif : Mempunyai pengalaman positif dalam perwujudan dirinya. 3. Harga diri rendah : Perasaan yang negatif pada diri sendiri, hilangnya percaya diri, tidak berharga lagi, tidak berdaya, dan pesimis. 4. Keracunan identitas : Kegagalan seseorang untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa anak-anak. 5. Dipersonalisasi : Perasaan sulit membedakan diri sendiri dan merasa tidak nyata dan asing. E. Proses Terjadinya Masalah Harga diri seseorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain mengancam dirinya. Tingkat harga diri seseorang berada dalam tingkat tinggi sampai rendah. Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi maka dapat beradaptasi dengan lingkungan secara efektif, sedangkan jika seseorang memiliki harga diri yang rendah maka lingkungan yang dilihat akan terasa mengancam bagi



dirinya. Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.



F. Mekanisme Koping Seseorang yang berada pada situasi stressor berusaha menyelesaikannya tapi tidak tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga diri rendah situasional, jika pada situasi tersebut lingkungan tidak mendukung positif dan justru menyalahkan secara terus menerus maka akan mengakibatkan harga diri rendahkronis. Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping jangka pendek dan jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberikan hasil yang telah diharapkan individu, maka individu dapat mengembangkan mekanis koping jangka panjang (Direja). Mekanisme tersebut mencakup sebagai berikut : a. Jangka Pendek  Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu : pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus.  Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara, misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik).  Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya perlombaan. b. Jangka Panjang  Penutupan identitas : terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang disukai dari orang-orang yang berarti tanpa memperhatikankeinginan atau potensi diri sendiri.  Identitas Negatif : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-nilai dan harapan masyarakat



G. Pohon Masalah : Effect



Isolasi Sosial Menarik Diri



HARGA DIRI RENDAH Core Problem



Causa



Ketidakefetifan koping individual



Respon pasca trauma



H. Masalah Keperawatan Masalah keperawatan yang dapat diambil dari pohon masalah diatas adalah : 1) Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 2) Respon pasca trauma 3) Isolasi sosial 4) Defisit perawatan diri 5) Ketidakefetifan koping individual 6) Distress spiritual 7) Hambatan komunikasi verbal I. Penatalaksanaan Terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga Diri Rendah yaitu : a. Psikoterapi Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagidengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagikarena jika klien menarik diri, klien dapat membentuk kebiasaan yang buruk lagi. b. Therapy aktivitas kelompok Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan padaklien harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah.



BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA MASALAH PSIKOSOSIAL IDENTITAS Inisial Klien



: Ny.Q



Usia



: 28 (tahun)



Jenis Kelamin



: Perempuan



Alamat Tanggal Pengkajian



: Jl. Sungai Salak, Koto Tangah, Tanjung Emas, Tanah Datar : 07 Oktober 2021



Tanggal Masuk



: 13 April 2021



Ruang Rawat



: Kelas I



Nomor Rekam Medik



: 04-24-96



ALASAN MASUK Klien mengatakan sedikit bingung dan susah untuk berinteraksi dengan orang lain, klien menghindar dari perawat klien mengatakan tidak ada harapan punya teman. Ekspresi wajah malu, sering menunduk saat berinteraksi. FAKTOR PREDISPOSISI 1) Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?



Tidak 



Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. 2) Pengobatan sebelumnya



Tidak berhasil 



Jelaskan : Keluarga klien mengatakan klien dengan kondisi tersebut belum pernah berobat ke siapapun. 3) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian, perpisahan) Jelaskan : Ibu pasien mengatakan pasien pernah mengalami duka cita yang mendalam ketika ayahnya meninggal dunia, yang disebabkan kebakaran rumah 2 tahun yang lalu. Sehingga klien mengalami depresi, karena klien sangat dekat dengan ayahnya. Masalah Keperawatan : Berduka Disfungsional 4) Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?



Tidak 



Jelaskan : Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yg mengalami gangguan jiwa. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Pasien mengatakan pada saat SD sampai SMP mendapatkan penolakan dari teman-temannya. Pasien merasa dikucilkan karena pasien tidak memiliki uang, sehingga pasien menjadi depresi dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain Masalah Keperawatan: Respon Pasca Trauma FISIK Tanda-tanda Vital



: TD : 120/80 mmHg RR : 15 x/i P : 78 x/i T : 36,5



Berat Badan



: 48 kg



Keluhan Fisik



: tidak ada



Jelaskan



: Klien mengatakan tidak mempunyai keluhan fisik



Tinggi Badan : 170 cm



Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.



PSIKOSOSIAL 1. Genogram



Keterangan: : Laki-Laki : Perempuan : Pasien



: Garis perceraian : Garis Hubungan yang Paling Dekat X: Meninggal



: Garis tinggal Serumah



Jelaskan : Klien mengatakan bahwa ia adalah anak kembar yang berjenis kelamin lakilaki dan saudaranya perempuan, klien tinggal bersama ibu dan adik sepupunya. Klien di tinggal ayahnya 2 tahun lalu karena kebakaran dirumahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 2. Konsep Diri a) Citra tubuh : Klien mengatakan merasa puas dan nyaman terhadap bentuk, ukuran, fungsi tubuhnya. b) Identitas diri : Klien mengatakan namanya Ny. Q, umur 28th, bekerja sebagai petani, Klien adalah seorang anak dari kedua orang tuanya dianggota masyarakat klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain, karena klien malu dan takut ditolak oleh masyarakat. c) Peran diri : Selama dirumah klien berperan sebagai anak, berbakti dengan orang tua d) Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera sembuh dari gangguan jiwa dan segera pulang. e) Harga diri : Klien mengatakan merasa tidak percaya diri, menarik diri karena takut ditolak oleh temen-temennya. Masalah keperawatan : Gangguan Harga Diri 3. Hubungan Sosial a) Orang terdekat : Saat dirumah mengatakan dekat dengan ayahnya, sedangkan saat ini ayahnya



sudah meninggal karena kebakaran rumahnya saat di RS klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat dikamar dan pasien tidak pernah berinteraksi atau mengobrol dengan teman sekamarnya. b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Saat di rumah klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat di lingkungan. Saat di RS klien mengikuti kegiatan harian seperti: senam, bersih-bersih. c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Saat di RS klien mengatakan merasa malu untuk berbicara dengan teman sekamar karena tidak tahu ingin berbicara apa saat dirumah klien mengatakan kesulitan untuk mengajak bicara dengan orang lain karena malu. Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial 4. Spiritual a) Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan ia muslim, klien berada dilingkungan perpondokan klien melakukan ibadah sholat 5 waktu dan mengikuti seluruh kegiatan keagamaan bersama masyarakat atau keluarganya saat di Rumah sakitjiwa klien mengatakan jarang melakukan ibadah sholat karena lupa. b) Kegiatan ibadah : Klien mengatakan jarang beribadah Masalah Keperawatan : Distres Spiritual 5. Status Mental 1) Penampilan : a) Penampilan tidak rapi : YA b) Pengguanaan pakaian tidak sesuai : YA c) Cara berpakaian tidak seperti biasanya : YA Jelaskan : Kurang rapi klien kotor Klien mengaku berusia 18 tahun, klien bersikap labil, cara berpakaian, bau menyengat, kuku klien kotor, timbul kerak dikuku klien, dan makan blepotan. Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri 2) Pembicaraan : Jelaskan : Klien berbicara lambat, volume pelan, jumlah sedikit karakternya kata-kata bersambung, klien gagap ketika berbicara. Masalah Keperawatan: Hambatan komunikasi verbal 3) Aktivitas Motorik : Kelambatan: Hipokinesia, hipoaktifitas, katalepsi, sub stupor katatonik. Klien tidak mau berinteraksi, banyak diam, dan menyendiri reaksi pasien terhadap lingkungan berkurang, gerakan dan aktifitas lambat pasien mempertahankan posisi badan secara kaku.



Peningkatan: Klien tampak jarang menunjukkan perhatian pada lingkungan dan muka tanpa mimik. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 4) Alam Perasaan Klien mengatakan sering menangis, wajah pasien tampak murung, makan harus dipaksa dan klien mengatakan kehilangan sosok orang yang dekat dengan klien yaitu ayahnya. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 5) Afek Saat pengkajian mood klien sering berubah-ubah terkadanag membaik dan tidak bisa diajak berinteraksi Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 6) Interaksi Selama Wawancara Klien selama interaksi kontak mata kurang, klien tidak mampu memulai pembicaraan, klien tidak menatap lawan bicaranya Diagnosis Keperawatan: Isolasi sosial. 7) Persepsi Klien mengatakan tidak mengalami halusinasi maupun ilusi Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 8) Proses / Arus piker Jelaskan : Klien berbicara sesuai dengan yang terjadi, pembicaraan klien terhenti secara tiba-tiba tanpa ada faktor eksternal, kemudian beberapa lama kemudian melanjutkan kembali pembicaraannya dank lien sukar berbicara dengan orang lain. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 9) Isi piker Jelaskan : Klien merasa tidak cocok bergaul dengan orang lain dan klien merasa merendah terhadap hal-hal yang pernah dilakukan atau pun belum pernah dilakukan. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 10) Tingkat Kesadaran Waktu: Klien mengetahui tanggal, bulan dan tahun Tempat: klien mengetahui bahwa saat ini berada di rumah sakit jiwa Orang: klien mampu mengenal dirinya dan susah mengenal orang lain Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 11) Memori Klien mengatakan mengingat keluarganya klien mengatakan bahwa dia berada dirumah sakit jiwa dan klien mengingat kejadian kejadian awal dibawa dirumah sakit jiwa Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 12) Tidak konsentrasi dan berhitung Konsentrasi klien tidak mudah beralih, Klien mampu berhitung 1 - 5.



Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 13) Kemampuan penilaian Klien mengatakan ketika ia ditolak oleh lingkungan klien langsung terdiam diri dikamar Masalah Keperawatan: Isolasi sosial 14) Daya tilik diri Klien mengatakan bahwa ia menyadari penyakit yang diderita dimana klien mengatakan bahwa penyakitnya adalah gangguan jiwa yang menyebabkan klien tidak ingin bergaul dengan orang lain Masalah Keperawatan: Harga diri rendah 6. Kebutuhan Persiapan Pulang Kegiatan Hidup Sehari hari 1) Perawatan diri  Mandi : Saat dirumah klien tidak mau mandi dan dibantu oleh keluarga untuk mandi, saat di Rumah sakit jiwa klien mampu mandi secara mandiri  Berpakaian, berhias dan berdandan : Klien mampu berpakaian sendiri, berhias dan berdandan dengan sendiri  Makan : Pada saat di Rumah sakit jiwa pasien makan 3x sehari, porsi makan yang yang diberikan selalu habis  Toileting (BAK, BAB) : Keluarga klien mengatakan klien saat di rumah BAB dan BAK sembarangan. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah. 2) Nutrisi  Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari: Klien mengatakan makan dengan lahap dan mampu menghabiskan 1 porsi dalam 3x/hari dengan kecepatan pelan saat makan.  Bagaimana nafsu makannya: Klien mengatakan nafsu makannya baik, tanpa ada alergi pada makanan.  Bagaimana berat badannya: BB = 70 kg. tidak ada penurunan berat badan selama di rumah sakit. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah



3) Tidur  Istirahat dan tidur - Tidur siang, lama: 12.00 wib s/d 15.00 wib - Tidur malam, lama: 18.00 wib s/d 05.00 wib - Aktifitas sebelum/sesudah tidur: Tidak ada. - Klien selalu tidur sesuai jadwal yang diatur oleh perawat.  Gangguan tidur Klien mengatakan tidak merasa terganggu ketika tidur. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah. 4) Penggunaan obat Klien tidak dapat mengatur penggunaan obat saat dirumah sehingga sering kambuh, namun keluarga selalu mengingatkan saat di rsj klien teratur meminum obat dari perawat. 7. Sistem Pendukung Klien memerlukan dukungan dari keluarga, terapis, teman sejawat dan kelompok supaya lebih memahami ruginya menyendiri. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 8. Mekanisme Koping Saat ada masalah klien mengatakan masalahnya dibuku harian, klien tidak mau bercerita denagn orang lain Masalah Keperawatan: Ketidakefetifan koping individual 9. Masalah Psikososial Dan Lingkungan a) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya : Klien mengatakan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain b) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya : Klien mengatakan memiliki masalah yang berhubungan dengan lingkungnya, klien menarik diri tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar. c) Masalah dengan pendidikan, spesifiknya : Klien mengatakan saat berada dibangku smp klien ditolak dengan teman-temanya karena klien tidak memiliki uang d) Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pekerjaanya sebagai bertani



e) Masalah dengan perumahan, spesifiknya : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan perumahan, klien mengatakan tinggal bersama orangtuanya f) Masalah dengan ekonomi, spesifiknya : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan ekonominya g) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya : Keluarga klien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan pelayanan kesehatan h) Masalah lainnya, spesifiknya: Tidak ada masalah lainnya. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 10. Aspek Pengetahuan Klien memerlukan penjelasan tentang kondisinya dan apa saja yang dapat memperburuk kondisinya, sistem seperti keluarga harus memahami pengetahuan atau informasi tentang bagaimana mengontrol kondisi klien Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 11. Aspek Medis a. Diagnosa Multi Axis Axis I : F20.2, Skizofrenia katatonik Axis II : Pendiam, tertutup Axis III : Tidak ditemukan Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lainnya Axis V : 30-21 b. Terapi Medis (Oral) Trif luop erazine 5mg : (1-0-1-0) Lorazapa 2mg : (1-0-1-0) Olazapin 10mg : (0-0-1-0) Depakote 250mg : (0-0-1-0)



ANALISA DATA No 1



Data DS:



Masalah Gangguan konsep diri : Harga diri



Klien mengatakan tidak ada



rendah



harapan punya teman, klien mengatakan malu berinteraksi dengan orang lain DO:



Kontak mata kurang, expresi wajah malu, sering menunduk 2



saat berinteraksi DS:



Isolasi sosial : menarik diri



Klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat di kamar DO: banyak diam, menyendiri, 3



kontak mata kurang DS:



Respon pasca trauma dan berduka



Klien pernah kehilangan orang



disfungsional



terdekat yaitu ayahnya, klien pernah mengalami penolakan saat SD-SMP DO: Klien tampak pendiam, berbicara seperlunya DAFTAR MASALAH : 



Gangguan konsep diri : Harga diri rendah







Respon pasca trauma







Isolasi sosial







Defisit perawatan diri







Koping individu inefektif







Distress spiritual







Hambatan komunikasi verbal



POHON MASALAH : Effect



Isolasi Sosial Menarik Diri



HARGA DIRI RENDAH Core Problem



Causa



Ketidakefetifan koping individual



Respon pasca trauma DAFTAR DIAGNOSA PRIORITAS Harga Diri Rendah NURSING CARE PLANE ( NCP ) KRITERIA NO



DIAGNOSA



TUJUAN



1



Harga Diri



 Mengenal



.



Rendah



harga



INTERVENSI



HASIL Setelah pertemuan



RASIONAL Hubungan saling



Sp : 1



diri 1 x dengan pasien 1.Memperkenalkan



yang



di harapkan:



terganggu



: 1.



diri percaya yang baik merupakan



kepada klien



mampu 2.Menanyakan



dasar yang kuat



penyebab,



mengenal



harga bagaimana



(perubahan



diri



yang klien, pola tidur, pola mengekspresikan



yang terjadi), terganggu



keadaan bagi klien dalam



aktivitas nya sendiri dan perasaannya. di  Mununjukan



respon akibat 2. mampu menilai aktivitas  Mengidentifik dan asi, dan



memilih lingkungannya



keramahan



menilai kemampuan yang 3.Menanyakan apa yang memilih dapat dilakukan



kemampuan / 3.



menyebabkan



klien



keterampilan menyadari



4.



yang



kegiatan yang positif :



dilakukan



kemampua



 Menyadari manfaat



positif



Mengajarkan



/ cara



keterampilan



mencuci



kemampuan/k harga diri rendah



mengikuti



klien dan



4. mampu melatih mengulangi



positif



kegiatan



terhadap



sudah



rendah



tangan



apa



yang



yang sudah diajarkan di



kepada perawat bahwa perawat ingin



pilih 6. Menganjurkan klien  Agar cemas,



klien



percaya



selalu



dengan



dan



perawat



5. mampu



merasa



menyusun



berfikir



jadwal untuk



membuat pasien bahagia



positif



kenal



dengan klien



diri sesuai kesempatan untuk tetap santai,jangan



melakukan



tidak ragu



 Menunjukan



Meminta



eterampilan



harga



klien



dengan benar



terhadap 5.



bersahabat  Agar klien



mampu cemas



dapat manfaat



dan sikap



Penerimaan yang sesuai



kegiatan yang sudah di latih.



Sp : 2



dengan



1.Memperkenalkan



diri



keadaan yang sebenarnya



kepada klien 2.Menanyakan



kembali



dapat



tentang kegiatan positif



meningkatkan



yang bisa dilakukan



keyakinan



3.Menanyakan



pada keluarga keadaan



serta merasa



klien, pola tidur, pola



adanya suatu



aktivitas nya sendiri dan



pengakuan



bagaimana



di  Perhatian



aktivitas lingkungannya



yang



4. Menanyakan apa yang



diberikan



menyebabkan



dapat



klien



cemas



meningkatka



5. Mengevaluasi aktivitas



n harga diri



positif



klien



yang



diberikan



oleh perawat sebelumnya  Repon (SP 1)



mengkritik



6. Menganjurkan klien



atau



untuk tetap santai,jangan



menyalahka



merasa



n dapat



berfikir



cemas, positif



selalu dan



menimbulk



membuat pasien bahagia



an adanya



kembali



sikap penolakan  Memberi info tentang kontrak waktu



CATATAN KEPERAWATAN Nama NO 1



: Ny.Q Ruangan : Kelas I



DIAGNOSIS



No. Reg : 04-24-96



IMPLEMENTASI



Harga Diri Rendah



EVALUASI S:



Sp : 1 1.Memperkenalkan



diri



kepada klien







melakukan



keadaan klien, pola tidur,



kegiatan positif



pola aktivitas nya sendiri aktivitas



Klien



mengatakan bisa



2.Menanyakan bagaimana



dan



yang dipilih



di O:



lingkungannya 3.Menanyakan apa yang







Klien mau



menyebabkan klien cemas



mengikuti



4.



intruksi



Mengajarkan



klien



kegiatan yang positif : cara



mencuci



tangan



Meminta



klien



mengikuti mengulangi







Klien mampu melakukan kegiatan positif



dengan benar 5.



PARAF



apa



yang dipilih



dan A: yang (SP 1) klien sudah mandiri



sudah diajarkan



klien P: untuk tetap santai,jangan (Pasien) merasa cemas, selalu  (Sp 1) latih kegiatan 6.



Menganjurkan



berfikir



positif



dan



membuat pasien bahagia



positif 2x/hari pada pagi dan sore hari masing-masing jam.



Sp : 2 1.Memperkenalkan kepada klien 2.Menanyakan



diri  Optimalkan Sp 1 dan Sp 2



kembali



tentang kegiatan positif yang telah dilakukan 3.Mengevaluasi aktivitas positif



yang



1



diberikan



oleh perawat sebelumnya (SP 1) 4.Menanyakan bagaimana keadaan klien, pola tidur, pola aktivitas nya sendiri dan



aktivitas



di



lingkungannya 5.Menganjurkan



klien



untuk tetap santai,jangan merasa berfikir



cemas, positif



selalu dan



membuat pasien bahagia kembali



Padang, Oktober 2021



Perawat