LP HARGA DIRI RENDAH JIWA Mahadiva [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH



OLEH I MADE MAHADIVA ADNYANA 17091110046



PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN NERS STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN 2020



LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH



I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. MASALAH UTAMA Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. DEFINISI Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart & Gail, 2009). Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia (Keliat, 2010). Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung. (Stuart & Sundeen, 2009). Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (DEPKES RI, 2013). Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend, 2011). Jadi harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri yang terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung.



2. ETIOLOGI a. Faktor Predisposisi Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah seseorang sebagai berikut : 1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realitis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tangguang jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realitis. 2) Faktor yang mempengaruhi perfoma peran adalah stereotip peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya. 3) Faktor



yang



mempengaruhi



indentitas



pribadi



meliputi



ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial. b. Faktor Presipitasi Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal. 1) Trauma



seperti



penganiayaan



seksual



dan



psikologis



atau



menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran : a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma



budaya,



nilai-nilai



serta



tekanan



untuk



menyesuaikan diri. b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh : -



Kehilangan bagian tubuh



-



Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh



-



Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal



-



Prosedur medis dan keperawatan.



3. RENTANG RESPON Renspons harga diri rendah sepanjang sehat-sakit berkisar dari status aktualisasi diri yang paling adaptif sampai status kerancuan identitas serta depersonalisasi yang lebih maladaptif. Rentang Respons Konsep Diri Respon Adaptif



Aktualisasi diri



Respon Maladaptif



Konsep diri positif



Harga diri



Kerancuan



rendah



identitas



Depersonalisasi



Rentang respons harga diri rendah (Stuart & Gail, 2009) Respons adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma. a. Respon adaptif meliputi : 1) Aktualisasi diri Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses. 2) Konsep diri positif Klien mampu pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya, dapat mengidentifikasikan kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai suatu masalah sesuai norma-norma sosial dan kebudayaan suatu tempat jika menyimpang merupakan respon maladaptive. b. Respon Maladaptif : 1) Harga diri rendah Transisi antara adaptif dan maladaptif sehingga individu cenderung berpikir kearah negatif. 2) Kerancuan identitas Suatu



kegagalan



individu



untuk



mengintegrasikan



berbagai



identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. 3) Depersonalisasi Suatu perasaan tidak realistis dan merasa asing dengan diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan memberikan diri



sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa nyata dan asing baginya. 4. PSIKODINAMIKA Gangguan harga diri rendah menurut (Carpenito, 2009) dapat terjadi secara: Kronis dan Situasional. Harga diri rendah kronis adalah keadaan individu mengalami evaluasi diri negatif yang mengenai diri sendiri atau kemampuan dalam waktu lama, misalnya kegagalan untuk memecahkan suatu maslah atau berbagai stress berurutan dapat mengakibatkan harga diri rendah kronik. Sedangkan harga diri rendah situasionl adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya memiliki herga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespons terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan). Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik diri sendiri dan



orang



lain,



yang



menimbulkan



penurunan



produktifitas



yang



berkepanjangan, yang dapat menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa bersalah terhadap orang lain, mudah sekali tersinggung atau marah yang berlebihan terhadap orang lain, selalu berperasaan negatif tentang tubuhnya sendiri. Karena itu dapat menimbulkan ketegangan peran yang dirasakan kepada klien yang mempunyai ganggaun harga diri rendah. Haraga diri rendah juga selalu mempunyai pandangan hidup yang pesimis dan selalu beranggapan mempunyai kelihan fisik, pandangan hidup yang bertentangan, penolakan terhadap kemapuan yang dimiliki, dapat menimbulkan penarikan diri secara sosial, yang dapat menimbulkan kekhawatiran pada klien (Stuart & Gail, 2009). Klien yang mempuyai ganggaun harga diri rendah akan mengisolasi diri dari orang lain dan akan muncul perilaku menarik diri, gangguan sensori persepsi halusinasi bisa juga mengakibatkan adanya waham (Stuart & Gail, 2009). 5. KLASIFIKASI Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terahadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mecapai keinginan. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :



a. Situasional Terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). 1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal). 2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit. 3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan. b. Kronik Perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negarif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. 6. TANDA DAN GEJALA Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah, Fitria (2009) : a. Mengkritik diri sendiri b. Perasaan tidak mampu c. Pandangan hidup yang pesimistis d. Tidak menerima pujian e. Penurunan produktivitas f. Penolakan terhadap kemampuan diri g. Kurang memperhatikan perawatan diri h. Berpakaian tidak rapi selera makan berkurang tidak berani menatap lawan bicara i. Lebih banyak menunduk j. Bicara lambat dengan nada suara lemah



7. MEKANISME KOPING Mekanisme koping termasuk pertahanan jangka pendek atau jangka panjang serta pengguanaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. a. Pertahanan jangka pendek mencangkup berikut ini : 1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dan krisis identitas diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif). 2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng ). 3) Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas). 4) Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya, penyalahgunaan obat). b. Pertahanan jangka panjang mencangkup berikut ini : 1) Penutupan identitas; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu. 2) Identitas negatif; asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan (displacement), splitting, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk. Semua orang memiliki sumber koping tanpa memerhatikan gangguan perilakunya, mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi (Stuart & Gail,2009): a. Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah b. Hobi dan kerajinan tangan c. Seni yang ekspresif d. Kesehatan dan perawatan diri e. Pendidikan atau pelatihan f. Pekerjaan, vokasi, atau posisi g. Bakat tertentu



h. Kecerdasan i. Imajinasi dan kreativitas j. Hubungan interpersonal 8. PENATALAKSAANAAN a. Penatalaksanaan Keperawatan Keliat ( 2010 ) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri yaitu : 1) Memberi kesempatan untuk berhasil 2) Menanamkan gagasan 3) Mendorong aspirasi 4) Membantu membentuk koping b. Penatalaksanaan Medis 1) Clorpromazine ( CPZ ) -



Indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan aktivitas rutin.



-



Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.



2) Haloperidol ( HPL ) -



Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas dalam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.



-



Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.



3) Trihexyphenidyl ( THP ) -



Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa enchepalitis dan idiopatik.



-



Efeksamping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.



c. Terapi okupasi / rehabilitasi Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan ( Seraquel, 2010 ) d. Psikoterapi Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke masyarakat ( Seraquel, 2010 )



e. Terapi psikososial Rencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan daan kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan stress dan mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam aktivitas. II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. DATA YANG DIKAJI NO.



DATA SUBJEKTIF



DATA OBJEKTIF



1.



a. Klien mengkritik dirinya sendiri b. Klien tidak percaya diri c. Klien merasa tidak mampu melakukan suatu hal d. Perasaan negatif mengenai diri sendiri. e. Klien mengatakan bersedih dan kecewa. f. Klien mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan. g. Klien mengatakan hal-hal yang negatif tentang keadaan tubuhnya. h. Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh, tidak tahu apa-apa. i. Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri a. Klien mengatakan tidak mempunyai teman. b. Klien mengatakan menolak berhubungan dengan orang lain. c. Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat, ya atau tidak.



a. Klien tampak menyendiri b. Klien tampak malu dan menunduk ketika diajak berbicara c. Klien tampak bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan Gangguan dalam berhubungan. d. Menarik diri secara personal. e. Menarik diri secara sosial. f. Menarik diri secara realitas. g. Merusak diri sendiri dan orang lain. h. Produktivitas menurun,bengong dan putus asa.



2.



3.



a. Klien mengatakan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain b. Klien mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak



a. .Menarik diri yaitu kurang spontan. b. Apatis (acuh terhadap lingkungan). c. Ekspresi wajah kurang berseri. d. Tidak merawat diri, dan tidak memperhatikan kebersihan diri. e. Afek tumpul, menurun atau tidak ada komunikasi secara verbal. f. Mengisolasi diri, tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya. g. Intake makanan dan minuman terganggu,aktifitas menurun, kurang energi (tenaga). h. Harga diri rendah. i. Gairah seksual menurun. j. Ragu terhadap kenyakinan a. Klien tampak ketergantungan pada orang lain b. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan.



MASALAH KEPERAWATAN Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah



Kerusakan Interaksi Sosial



Koping Individu Tidak Efektif



4 .



5 .



melakukan sesuatu. c. Wajah klien tampak murung c. Mengatakan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi. a. Mengatakan malas mandi, a. Badan bau, pakaian kotor, tak mau menyisir rambut, rambut dan kulit kotor, kuku tak mau menggosok gigi, tak panjang dan kotor, gigi kotor, mau memotong kuku, tak mulut bau, penampilan tidak mau berhias, tak bisa rapih, tak bisa menggunakan menggunakan alat mandi / alat mandi. kebersihan diri a. Klien mengatakan hidup a. Kurangnya perhatian hanya sebatang kara. dari pihak keluarga. b. Klien mengatakan tidak b. Tidak adanya dipedulikan oleh keluarga. komunikasi antara keluarga c. Klien mengatakan tidak mau dengan klien. menggungkapkan perasaaan kepada keluarganya



Defisit Perawatan Diri



Manajemen regimen terapeutik tidak efektif.



B. POHON MASALAH Kerusakan Interaksi Sosial



Manajemen regimen terapeutik tidak efektif.



Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah



Defisit Perawatan Diri



Koping Individu Tidak Efektif



Dari pohon masalah diatas dapat disimpulkan masalah keperawatan yang terdapat pada klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah adalah sebagai berikut : 1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 2. Kerusakan Interaksi Sosial 3. Koping Individu Tidak Efektif 4. Defisit Perawatan Diri 5. Manajemen regimen terapeutik tidak efektif. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 2. Kerusakan Interaksi Sosial 3. Koping Individu Tidak Efektif 4. Defisit Perawatan Diri 5. Manajemen regimen terapeutik tidak efektif.



D. RENCANA KEPERAWATAN TGL



NO DX



DX KEP Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.



PERENCANAAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI TUM : 1. Setelah .... kali 1. Bina hubungan Klien memiliki interaksi, klien saling percaya dengan konsep diri yang menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip positif wajah bersahabat, komunikasi terapeutik: menunjukkan rasa a. Sapa klien TUK : senang, ada kontak dengan ramah, baik 1. Klien dapat mata, mau berjabat verbal maupun non membina tangan, mau verbal hubungan saling menyebutkan nama, b. Perkenalkan percaya dengan mau menjawab salam, diri dengan sopan perawat klien mau duduk c. Tanyakan berdampingan dengan nama lengkap dan perawat, maua nama panggilan mengutarakan masalah yang disukai klien yang dihadapi. d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menempati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian dan kebutuhan dasar klien 2.



3.



4.



Klien dapat 2. Setelah ... kali interaksi 2.1 mengidentifika klien menyebutkan: tentang: si aspek positif a. Aspek a. dan positif dan dimiliki klien, kemampuan kemampuan yang keluarga, yang dimiliki dimiliki klien lingkungan b. Aspek b. positif keluarga dimiliki klien c. Aspek 2.2 positif lingkungan daftar tentang: klien a. Aspek positif klien, keluarga, lingkungan b. Kemamp uan yang dimiliki klien 2.3 realistis, hindarkan memberikan penilaian yang positif Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai



3.



Setelah......kali 3.1 Diskusikan dengan interaksi klien klien kemempuan yang menyebutkan dapat dilaksanakan kemampuan yang 3.2 dapat dilaksanakan yang dapat dilanjutkan



4.



Setelah....kali 4.1 Rencana interaksi klien kan bersama klien membuat rencana aktivitas yang dapat



dengan kemampuan yang dimiliki



kegiatan harian



5.



5. melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat



dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien: a. Kegiatan mandiri b. Kegiatan dengan bantuan 4.2 Tingkata n sesuai dengan kondisi klien 4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan 5.1



klien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang dibuat



Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan



5.2 dilaksanakan klien 5.3



6.



Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada



6.



yang dilakukan klien 5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang. Setelah...kali 6.1 Beri interaksi klien pendidikan kesehatan memanfaatkan pada keluarga tentang sistem pendukung cara merawat klien yang ada dikeluarga dengan harga diri rendah 6.2 memberikan dukungan selama klien dirawat 6.3 menyiapkan lingkungan di rumah



E. IMPLEMENTASI Pelaksanaan keperawatan kepada klien dengan harga diri rendah didasarkan pada prinsip tindakan keperawatan, mengacu kepada rencana tindakan namun tetap disesuaikan dengan kondisi klien. Pelaksanaan keperawatan kepada klien dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah didasarkan pada prinsip tindakan keperawatan, mengacu kepada rencana tindakan namun tetap disesuaikan dengan kondisi klien dan berdasarkan pada SP. STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN SP 1 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien 2. Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan



KELUARGA SP 1 1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam perawatan klien 2 Memberikan pengertian, tanda dan gejala hrga diri rendah yang dialami klien



3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien 4. Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien 6. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian



beserta proses terjadinya 3 Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah



SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih kemampuan kedua 3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian



SP 2 1 Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan harga diri rendah 2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga diri rendah SP 3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning) 2. Menjelaskan pollow up klien setelah pulang.



F. EVALUASI Evaluasi keperawatan adalah akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil dari keseluruhan, dapat pula bersifat sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada akhir semua tindakan yang telah dilakukan. Adapun hasil akhir dari klien dengan harga diri rendah setelah dilakukan pelaksanaan keperawatan adalah sebagai berikut : 1.



Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.



2.



Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.



3.



Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.



4.



Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.



5.



Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.



6.



Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada



DAFTAR PUSTAKA



Carpenito, Lynda Jual. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC, Jakarta. Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika EGC Kaplan, M.D. dan Sadock,M.D. (2008). Sinopsis Psikiatri (Edisi 7). Jakarta : Bina Keliat, B.A. (2010). Gangguan Konsep Diri Pada Klien Gangguan Jiwa. Jakarta : EGC Maramis, W.F. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga Rupa Aksara Stuart dan Sundeen. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC. Jakarta. Stuart, W. Gail. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Suliswati. (2008). Konsep Dasar Keperewatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Townsend, Mary C. (2011). Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri University Press



LEMBAR PENGESAHAN



Bangli, ..... Januari 2020 Mahasiswa



( NIM.



)



Mengetahui



Pembimbing Clinical Instructor



Pembimbing Clinical Teacher



(____________________________) NIP



(____________________________) NIK