Askep Kanker Laring  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN ONKOLOGI ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KANKER LARING



Disusun oleh Kelompok 6 (AJ-1): 1. Heriberta Tuto Suban



(131711123026)



2. Dwi Ferafurisca Desi



(131711123028)



3. Aris Sucipto



(131711123042)



4. Jupita Ayu Purnamasari



(131711123044)



5. Arsi Susilawati



(131711123049)



6. Ungkas Heralambang



(131711123048)



7. Muhammad Fathur Rizal



(131711123069)



UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT serta junjungan Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan onkologi mengenai “Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kanker Laring”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes. selaku dosen mata kuliah keperawatan onkologi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan. Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



Surabaya, 29 Agustus 2018



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 1.1 Latar belakang.........................................................................................................1 1.2Rumusan Masalah....................................................................................................2 1.3Tujuan......................................................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4 2.1 Definisi Penyakit Kanker Laring............................................................................9 2.2 Etiologi.................................................................................................................26 2.3. Manifestasi Klinis................................................................................................27 2.4 Patofisiologi .........................................................................................................41 2.5 Penatalaksanaan ………………………………………………………………………………………………… BAB III Asuhan Keperawatan..........................................................................................45 3.1 Kasus semu Kanker Laring...................................................................................45 BAB IV PENUTUP.........................................................................................................51 4.1Kesimpulan............................................................................................................51 4.2Saran......................................................................................................................51 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................52



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ke tempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam.Karsinoma laring adalah karsinoma/ keganasan sel skuamosa pita suara dan jaringan sekitarnya (Barbara, 1998:408). Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Brunner & Sudart, 2002). Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia. Kanker yang menyebabkan infeksi virus seperti virus hepatitis B/hepatitis C dan virus human papilloma berkontribusi terhadap 20% kematian akibat kanker di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta dalam dua dekade berikutnya (Infodatin, 2015) Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring. Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring



yang kuat ialah rokok, alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :faktor lingkungan, faktor makanan yang mengandung bahan kimia dan virus serta factor prediposisi lain ( Brunner & Suddart, 2002). Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan (Brunner & Suddarth, 2002). 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana konsep teori dan asuhan keperawatan klien dengan masalah kanker laring? 1.3 Tujuan A. Tujuan umum 1. Mengetahui konsep teori keperawatan klien dengan masalah kanker laring. 2. Mengetahui asuhan keperawatan klien dengan masalah kanker laring. B. Tujuan khusus 1. Mengetahui definisi kanker laring. 2. Mengetahui etiologi kanker laring. 3. Mengetahui manifestasi klinis kanker laring. 4. Mengetahui patofisiologi kanker laring. 5. Mengetahui penatalaksanaan krisis kanker laring. 6. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kanker laring



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Kanker Laring 2.1 Definisi Karsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ke



tempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Karsinoma laring adalah karsinoma/ keganasan sel skuamosa pita suara dan jaringan sekitarnya (Barbara, 1998:408). Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Brunner & Sudart, 2002). 2.2 Etiologi Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring. Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok, alkohol, dan oleh



sinar



radioaktif. Namun



ada



beberapa



faktor



yang



diduga



meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut : 1) Faktor Lingkungan Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia. 2) Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan. 3) Virus Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan



di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik. Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D. Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca laring meliputi : 1) Tembakau ( berasap / tidak ) 2) Alkohol serta efek kombinasinya 3) Penajaman terhadap obseton 4) Kayu, kulit dan logam 5) Pekerjaan yang menggunakan suara berlebihan 6) Defisiensi nutrisi ( Riboflavin ) 7) Riwayat keluarga ca laring 8) Asap debu pada daerah industry 9) Laringitis kronis 10) Perokok diatas 40 tahun atau lebih 11) Lebih sering pada laki-laki daripada wanita 12) Epiglotis 13) Hemophilus influenza 2.3 Manifestasi Klinis Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada daerah glods karena tumor mengganggu pita suara selama bicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara yang terganggu bukan merupakan tanda dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk. Suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher, gejala lanjut , termasuk kesulitan menelan ( dsifagia ) atau kesulitan bernafas ( dipsnue ). Suara serak dan nafas bau, pembesaran nodus limfe servikal, penurunan BB dan status kelemahan umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi bersama metastasis (Brunner & Suddart, 2002 : 556-557).



Gambar. Perbandingan antara faring normasl dengan faring dengan kanker. Sumber : google.com



2.4 Patifisiologi Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering (epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan. Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker



laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ). 2.5 Penatalaksanaan Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan. 1) Terapi Radiasi Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan (yaitu bergerak saat fonasi). Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti (inflamasi kartilagi) atau stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor 2) Pembedahan Parsial a. Laringektomi parsial (laringotomi –tirotomi) Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi. Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan. b. Laringektomi supraglotis (Horizontal) Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang traketomi ini biasanya



diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi resiko aspirasi.Pasca operatif, klien kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa. c. Laringektomi Hemivertikal Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh. d. Langektomi Total Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. (Brunner & Suddarth, 2002 : 557-558 ) 3) Kemoterapi Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel



berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah. Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan. Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine



(ARA-C),



Floxuridine



(FUDR),



5-Fluorourasial



(5-FU),



Hydroxyurea (Hydrea), 6-Merkaptopurine (6-MP), Methotrexate (mexate) dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang dan diare. Rute pemberian obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical, oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati. Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi organ utama dan status kinerja fisik. 4) Terapi Sistomatik Terapi sistomatik yang diberikan meliputi : a. Pemberian sadatif b. Pemberian antiemetic c. Pemberian antipiretik



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN Kasus Semu Seorang pasien laki-laki Tn. R, umur 49 tahun datang ke RSUD dr. Soetomo tanggal 29-08-2018 dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat dilakukan pemeriksaan, tampak terdapat benjolan di tenggorokan/ belakang lehernya. Pasien mengatakan benjolan tersebut nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman yang hangat. Riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. Tn. R juga mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya sebagai hal yang biasa. Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan. Pasien mengatakan bekerja di pertambangan asbes. Riwayat merokok 2 bungkus dalam 1 hari. 3.1 Pengkajian A. Anamnesa 1) Identitas pasien Nama



: Tn. R



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Usia



: 49 Tahun



Alamat



: Surabaya



Agama



: Islam



Suku



: Jawa



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Jl. Jawa no. 113 Surabaya



Tanggal MRS



: 29 Agustus 2018



2). Keluhan Utama kesulitan menelan



3). Riwayat Penyakit Sekarang Tn. R, umur 49 tahun datang ke RSUD dr. Soetomo tanggal 29-082018 Pasien datang ke IGD RS dr. Soetomo tanggal 29-08-2018 pukul 08.00, dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat dilakukan pemeriksaan, tampak terdapat benjolan di tenggorokan/ belakang lehernya. Pasien mengatakan benjolan tersebut nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman yang hangat. Riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. Tn R.mengatakan saat tidur sering terbangun karena rasa tidak nyaman dan nyeri pada tenggorokan. Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan. Riwayat merokok 2 bungkus dalam 1 hari. Keluhan-keluhan tersebut dirasa sakit biasa dan hanya diperiksakan ke Puskesmas dan diberikan pengobatan sesuai keluhan. Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan awal di IGD, pasien dipindah ke ruang rawat inap pukul 10.00. 4) Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. 5) Riwayat Penyakit Keluarga Ibu pasien meninggal karena ca mammae. 6) Pola Fungsional Gordon 1. Pola manajemen kesehatan klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa tempat pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas. Saat pasien sakit, ia berusaha untuk mendatangi tempat pelayanan kesehatan guna kesembuhan penyakitnya. 2.



Pola nutrisi Sebelum sakit pasien makan dengan porsi sedang 3 x sehari dengan serta minum 6 gelas/ hari air putih, saat sakit pola makan berkurang 3x sehari tetapi 3-5 sendok karena tidak nyaman untuk menelan dan



minum air putih 3 gelas perhari (600cc). berat sebelum sakit 60 kg, saat sakit 50 kg 3. Pola eliminasi Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dan BAK 4 x / hari tanpa dibantu orang lain, saat sakit pasien dalam BAB dan BAK mandiri. BAB dalam sehari sewaktu sakit 1x/3 hari dan BAK pasien masih sehari 3 kali. 4. Pola aktivitas Saat sebelum sakit pasien beraktivitas bekerja di pertambangan asbes seperti biasa. Saat dirawat dirumah sakit klien berkurang aktivitasnya karena diharuskan untuk istirahat. 5. Pola motorik dan kognitif Pasien setiap harinya melakukan pekerjaan di pertambangan asbes dan mempunyai tanggung jawab menjadi kepala rumah tangga 6. Pola tidur dan istirahat Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 68 jam/ hari. Ketika sakit Klien mengeluh kesulitan untuk tidur 4-5 jam karena merasakan tidak nyaman pada tenggorokan, kadang sesak nafas dan nyeri. 7. Pola persepsi diri dan konsep diri Pasien bingung dan khawatir mengenai penyakitnya yang semakin parah. 8. Pola hubungan sosial Hubungan pasien di rumah tangga baik terbukti selama sakit ia selalu ditunggui oleh istrinya. Dengan tetangga serta kerabat keluarga yang lainpun baik bahkan dengan perawat ia sangat komunikatif. 9. Pola mengatasi permasalahan hidup Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah, termasuk dengan penyakit yang dialami saat ini. 10. Pola nilai dan kepercayaan/ agama Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai seorang muslim.



B. Observasi dan Pemeriksaan fisik 1). Status general Keadaan umum : lemah Kesadaran : compos mentis TTV :



Nadi : 100 x/menit



TD : 140/90 mmHg Suhu : 37,50C RR : 24 x/menit pengkajian Nyeri : P : nyeri karena proses penyakit Q : panas seperti terbakar R : di tenggorokan/ leher S : skala nyeri 6 (1 – 10) T : hilang timbul 2) Sistem Pernafasaan RR 24 x/ menit, ada keluhan sesak nafas karena ada benjolan ditenggoroka n yang mengganggu jalan pernafasan. 3) Sitem Kardiovaskuler Tidak ada keluhan nyeri dada, TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit, irama jantung reguler, suara jantung normal (S1/S2 tunggal), CRT < 2 detik, Akral hangat, merah. Tidak ada masalah keperawatan pada sistem kardiovaskuler. 4) Sistem Persyarafan Suhu klien 37,50C, GCS : 4-5-6, ada keluhan pusing, refleks patella baik, Pupil isokor, Selera anikterus, Konjungtiva tidak anemis, Istirahat/tidur selama 4-5 jam/hari ada gangguan tidur, Nyeri ringan dengan skala nyeri 7, ekspresi wajah menahan nyeri. 5) Sistem Perkemihan Genetalia bersih, tidak ada ulkus, meatus uretra bersih, tidak ada keluhan berkemih, Kemampuan berkemih spontan, Warna urine tidak gelap, tidak ada nyeri tekan.



6) Sistem Pencernaan Mulut bersih, Membran mukosa lembab, kesulitan dalam menelan, Tidak asites pada abdomen, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada luka bekas operasi, BAB 1x/3hari, konsistensi keras, Nafsu makan jelek. 7) Sistem Integumen Tidak terdapat kelainan system integument. Kulit : warna kulit sawo matang , tidak tampak luka, tidak terdapat odema, tidak terdapat nyeri setiap tangan digerakkan. C. Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 29 Agustus 2018).Pemeriksaan Lab No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



Parameter WBC NE% LY% MO% EO% LUC% NE# LY# MO# EO# BH# LUC# RBC HGB MCT MCH MCHC



Hasil 1,97 80,10 12,70 3,30 1,10 0,50 2,40 1,58 0,25 0,07 0,02 0,01 3,39 13,00 30,50 89,80 32,60



Satuan x10^3/uL % % % % % x10^3/uL x10^3/uL x10^3/uL x10^3/uL x10^3/uL x10^3/uL x10^6/uL g/dL % fL Pq



Nilai Rujukan 4,10-11,00 47,00-80,00 13,00-40,00 2,00-11,00 – 0,60-4,00 0,00-4,00 2,50-7,50 1,00-4,00 0,10-1,20 0,00-1,10 0,00-0,40 4,50-50,0 13,50-17,90 41,00-53,00 80,00-100,00 31,00-36,00



Remarks Rendah



Rendah Rendah Rendah



3.2 Analisa Data No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1. DS : pasien mengatakan Obstruksi jalan nafas Ketidakefektifan terdapat benjolan di bersihan jalan nafas tenggorokan lehernya dan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. DO: Tampak benjolan pada belakang leher/ sekitar laring, RR: 24 x/menit 2. DS : pasien mengeluh tida Ketidakmampuan ma Nutrisi : k nafsu makan dan su kan Ketidakseimbangan sah menelan kurang dari kebutuhan DO : tubuh - Pasien hanya mampu menghabiskan 4-5 se ndok setiap kali maka n - Berat badan menurun 10 kg  3. DS : Pasien mengatakan benjolan di lehernya nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman yang hangat. DO : Pengkajian nyeri; P : nyeri karena prose s penyakit Q : panas seperti terbakar R : di tenggorokan/ le her S : skala nyeri 6 T : hilang timbul 4. DS: Pasien mengatakan saat tidur sering terbangun karena rasa tidak nyaman dan nyeri pada



Infiltrasi tumor



Nyeri Kronis



Pola tidur tidak menyehatkan



Gangguan pola tidur



tenggorokan, tidur 45 jam per hari DO: - kelopak mata tampak hitam - mata pasien tampak merah 5. DS: Pasien mengatakan Ancaman Kematian bingung dan khawatir mengenai penyakitnya yang semakin parah. DO: Pasien tampak tidak tenang dengan keadaannya saat ini, nadi: 100 x/menit



Ansietas



3.3 Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Obstruksi jalan nafas (00031) 2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan Ketidakmampuan makan (00002) 3. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor (00133) 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan (000198) 5. Ansietas berhungan dengan Ancaman Kematian (00146)



3.4 Intervensi Keperawatan No. 1.



Diagnosa



NOC



NIC



keperawatan Ketidakefektifan



Outcomes:



[3120] Stabilisasi dan



bersihan jalan nafas



[0415] Status pernafasan



membuka jalan nafas



berhubungan dengan



-



Frekuensi pernafasan



a. kolaborasikan dengan



Obstruksi jalan nafas



deviasi ringan dari



dokter untuk



(00031)



kisaran normal



pembedahan dan/ atau



(041501) Irama pernafasan



trakeostomi



-



b. Observasi kesimetrisan



deviasi ringan dari kisaran normal -



pergerakan dinding dada c. Monitor status



(041502) Kepatenan jalan nafas



pernafasan sesuai dengan kebutuhan



deviasi ringan dari kisaran normal



d. Monitor saturasi oksigen dengan oksimetri yang



(041532)



tidak invasive dan deteksi CO₂ [3140] Manajemen jalan nafas a.



Buka jalan nafas dengan teknik jaw thrust sebagaimana mestinya



b.



Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.



c.



Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada, dan adanya suara tambahan.



[3390] Bantuan ventilasi



a.



Monitor kelelahan otot pernafasan



b.



Mulai dan pertahankan oksigen tambahan, seperti ang ditentukan.



c. 2.



Monitor pernafasan



Ketidakseimbangan



Outcomes:



dan status oksigenasi. [1120] Terapi nutrisi



nutrisi: kurang dari



[1120] Status nutrisi:



a. Monitor instruksi diet yang



kebutuhan



tubuh asupan makanan dan



sesuai untuk memenuhi



berhungan dengan Ke cairan



kebutuhan nutrisi perhari



tidakmampuan makan



sesuai kebutuhan.



-



(00002)



Asupan makanan secara oral sebagian



-



besar adekuat



memilih makanan yang



(100801) Asupan cairan secara



lunak, lembut, dan idak



oral sebagian besar -



b. Bantu pasien untuk



adekuat (100803) Asuhan cairan parenteral sepenuhnya adekuat (100804)



mengandung asam sesuai kebutuhan c. Bantu pasien untuk duduk sebelum makan dan minum. [2080] Manajemen Elektrolit/ cairan a. Perbaiki dehidrasi pra operasi dengan benar. b. Tingkatkan intake/ asupan cairan per oral c. Pastikan bahwa larutan intravena yang mengandung elektrolit diberikan dengan aliran yang konstan dan sesuai.



3.



Nyeri



kronis Outcomes:



berhubungan dengan infiltrasi (00133)



[2101] Nyeri: Efek yang



tumor mengganggu -



-



Ketidaknyaman



[5230] Peningkatan koping a. Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien terhadap proses penyakit.



ringan (210127) b. Dukung kemampuan Kehilangan nafsu mengatasi situasi secara makan ringan berangsur-angsur (210115) c. Instruksikan pasien untuk Gangguan menggunakan teknik menikmati hidup relaksasi sesaui dengan ringan (210132) kebutuhan. d. Dukung penggunaan sumber-sumber spiritual, jika diinginkan. [2210] Pemberian analgesik a. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesic yang diresepkan. b. Berikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain yang dapat membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri. c. Perbaiki kesalahan pengertian/ mitos yang dimiliki pasien dan anggota keluarga yang mungkin keliru tentang analgesic. d. Dokumentasikan respon



terhadap analgesic dan 4.



Gangguan pola tidur Outcomes:



adanya efek samping. [1850] Peningkatan tidur



berhubungan dengan



a. Jelaskan pentingnya tidur



pola



tidur



tidak



[0004] Tidur -



Pola tidur sedikit



menyehatkan



terganggu



(000198)



(000403) Perasaan



-



b. Sesuaikan lingkungan untuk meningkatkan tidur. segara



setelah tidur sedikit terganggu -



(000403) Nyeri



yang cukup



c. Sesuaikan jadwal pemberian obat untuk mendukung tidur.



ringan



(000425)



d. Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenic atau bentuk nonfarmakologi lainnya untuk memancing tidur. [1400] Manajemen nyeri a. Gali bersama pasien faktorfaktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri. b. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti relaksasi, terapi music, hypnosis, dll). c. Berikan individu penurun nyeri yang ptimal dengan peresepan analgesic.



5.



Ansietas dengan



berhungan Outcomes: Ancaman



Kematian (00146)



[5880] Teknik menenangkan



[1211] Tingkat kecemasan a. Instruksikan klien untuk -



Rasa takut yang



menggunakan metode



disampaikan secara



mengurangi kecemasan



lisan ringan Perasaan gelisah



(misalnya tekknik nafas



-



ringan Gangguan tidak ada



tidur



dalam, mendengarkan music lembut, distraksi) jika diperlukan b. kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut maupun cemas. [5420] Dukungan spiritual a. Sediakan music spiritual, literature, radio, maupun program-program spiritual di televise bagi individu. b. Fasilitasi individu terkait dengan penggunaan meditasi, sembahyang, dan ritual keagamaan lainnya. [5430] Dukungan kelompok a. Manfaatkan kelompok pendukung selama masa transisi untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisinya b. Ciptakan suasana yang menyenangkan



BAB 4 PENUTUP



4.1 Kesimpulan Karsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ke tempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam.Karsinoma laring adalah karsinoma/ keganasan sel skuamosa pita suara dan jaringan sekitarnya (Barbara, 1998:408). Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Brunner & Sudart, 2002). 4.2 Saran Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan (Brunner & Suddarth, 2002).



DAFTAR PUSTAKA



Barbara dkk, 1998. Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : EGC Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung:IAPK Pajajaran. Bulechek. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Jakarta. Carpenito Lynda Juall. 1999. Rencana suhanA Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC Doenges. E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC Herdman, dkk. 2015. Diagnosis Keperawatan; Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC. Moorhead. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC);Pengukuran Outcomes Kesehatan. Jakarta Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC