Askep Komunitas Disabilitas 2020 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KEPERAWATAN KOMUNITAS I “Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Ank E Di Desa Rantau Panjang Rt 002 Rw 005 ”



Dosen Pembimbing : Ns. Ns. Masmuri M.Kep



Disusun Oleh: ZUMARDI AZZRA (821181012)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK TAHUN AJARAN 2020/2021



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Disabilitas Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal. (Dini Widinarsih, 2019) Disabilitas (disabilitas) atau cacat adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik, dalam jangka waktu lama di mana ketika mempertimbangkan berbagai hambatan, hal ini dapat menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. " Istilah "penyandang disabilitas" mempunyai arti yang lebih luas dan mengandung nilai-nilai inklusif yang sesuai dengan jiwa dan semangat reformasi hukum di Indonesia, dan sejalan dengan substansi Convention on the Rights of Persons wvith Disabilities (CRPD) "yang telah disepakati untuk diratilikasi pemerintah. (Ari pratiwi dkk, 2018. Hal 3) Menurut WHO, disabilitas adalah suatu ketidakmampuan melaksanakan suatu aktifitas/kegiatan tertentu sebagaimana layaknya orang normal, yang disebabkan oleh kondisi kehilangan atau ketidakmampuan baik psikologis, fisiologis maupun kelainan struktur atau fungsi anatomis. Disabilitas adalah ketidakmampuan melaksanakan suatu aktivitas/kegiatan tertentu sebagaimana layaknya orang normal yang disebabkan oleh kondisi impairment (kehilangan atau ketidakmampuan) yang berhubungan dengan usia dan masyarakat (Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial | 2009). Dahulu istilah disabilitas dikenal dengan sebutan penyandang cacat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai HakHak Penyandang Disabilitas) tidak lagi menggunakan istilah penyandang cacat,



diganti dengan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama, dimana ketika ia berhadapan dengan berbagai hambatan, hal ini dapat menyulitkannya untuk berpartisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan kesamaan hak. (Dini Widinarsih, 2019) B. Ciri-ciri penderita Disabilitas 1. Penyandang Cacat Fisik individu yang mengalami kelainan kerusakan fungsi organ tubuh dan kehilangan organ sehingga mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Misalnya gangguan penglihatan, pendengaran, dan gerak. 2. Penyandang Cacat Mental individu yang mengalami kelainan mental dan atau tingkah laku akibat bawaan atau penyakit. Individu tersebut tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain (normal), sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 3. Penyandang Cacat Fisik dan Mental individu yang mengalami kelainan fisik dan mental sekaligus atau cacat ganda seperti gangguan pada fungsi tubuh, penglihatan, pendengaran dan kemampuan berbicara serta mempunyai kelainan mental atau tingkah laku, sehingga yang bersangkutan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari selayaknya. (Arif Maftuhin, 2016) C. Jenis-jenis Disabilitas  Berdasarkan definisi yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial Tahun 2005, penyebab disabilitas dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu disabilitas akibat kecelakaan (korban peperangan, kerusuhan, kecelakaan kerja/industri, kecelakaan lalu lintas serta kecelakaan lainnya), disabilitas sejak lahir atau ketika dalam kandungan, termasuk yang mengidap disabilitas akibat penyakit keturunan, dan disabilitas yang disebabkan oleh penyakit (penyakit polio, penyakit kelamin, penyakit TBC, penyakit kusta, diabetes dll).berdasarkan pernyataan diatas maka jeni-jenis Disabilitas dapat dikelompokkan, sebagai berikut: 1. Disabilitas Mental. Kelainan mental ini terdiri dari:  a. Mental Tinggi Sering dikenal dengan orang berbakat intelektual, di mana selain memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata dia juga memiliki kreativitas dan



tanggungjawab terhadap tugas. b. Mental Rendah Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual/IQ (Intelligence Quotient) di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar (slow learnes) yaitu anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) antara 7090. Sedangkan anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan khusus. c. Berkesulitan Belajar Spesifik Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achievment) yang diperoleh 2. Disabilitas Fisik. Kelainan ini meliputi beberapa macam, yaitu: 



a. Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan (kehilangan organ tubuh), polio dan lumpuh.



b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra). Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low vision. c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu). Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. d. Kelainan Bicara (Tunawicara), adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat bersifat



fungsional di mana kemungkinan disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan pada organ motorik yang berkaitan dengan bicara. 3. Tunaganda (disabilitas ganda). Penderita cacat lebih dari satu kecacatan (yaitu cacat fisik dan mental)



D. Penyebab Disabilitas  1. Disabilitas mental a. Kelainan genetik dan kromosom salah satu penyebab utama adalah genetik yang disebut down syndrome pada dasarnya adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki 47 kromosom, yang bertentangan dengan 46 kromosom yang biasanya dimiliki seseorang manusia normal. Kromosom ekstra ini mengganggu fungsi otak, sehingga sering menimbulkan keterbelakangan. b. Kekurangan gizi adalah salah satu penyebab terbesar dari berbagai kondisi kesehatan. Kekurangan gizi selama kehamilan dapat lebih merugikan bagi anak yang belum lahir daripada



untuk



besi,yodium,seng,dsb,



ibu.Kurangnya terbukti



nutrisi



diketahui



seperti



vitamin



menyebabkan



masalah



A,zat yang



berkaitan dengan kesehatan mental selama lebih dari 2 miliar orang di dunia.Hal ini ini tidak mengherankan mengingat tren makanan jank food ditengah masyarakat saat ini, kekurangan gizi menjadi cepat berkembang tidaak seperti sebelumnya. c. Kondisi lingkungan dan zat beracun Lingkungan dalam kasus seperti itu umumnya mengacu pada kemiskinan dan pola



hidup.



Kemiskinan



diketahui



menjadi



penyebab



yang



sering



terjadi,karena kondisi miskin dapat menyebabkan paparan kondisi lingkungan yang tidak cocok untuk pertumbuhan mental. Kondisi lain yang menyebabkan keterbelakangan mental juga seperti kondisi traumatis yang dihadapi selama kehamilan atau setelah melahirkan,hanguan metabolik,infeksi, dan banyak



masalah lain yang tidak dapat dijelaskan. 2. Disabilitas fisik Penyandang Cacat Fisik a. Tuna Netra 1) Masa Prenatal : -



Akibat penyakit campak Jerman. Jika menyerang ibu yang sedang hamil 1-3 bulan, besar kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan tuna netra.



-



Akibat penyakit Syphilis, bayi yang ada dalam kandungan kemungkinan terlahir dengan keadaan tuna netra.



-



Akibat kecelakaan, keracunan obat2an/zat kimia, sinar laser, minuman keras yg mengakibatkan kerusakan janin khususnya pada bagian mata.



-



Infeksi virus Rubella, toxoplasmosis.



-



Malnutrisi berat pada tahap embrional minggu ke 3 sampai ke 8.



2) Masa Natal : -



Kerusakan mata atau syaraf mata pada saat proses kelahiran. Terjadi karena proses kelahiran yang sulit, sehingga bayi harus keluar dengan bantuan alat (vakum).



-



Ibu menderita penyakit Gonorrchoe, sehingga kuman gonococcus (GO) menular pada bayi saat kelahiran.



-



Retrolenta Fibroplasia yang disebabkan karena bayi lahir sebelum waktunya, sehingga diberikan konsentrasi oksigen yang tinggi dalam inkubator.



3) Masa Perkembangan : -



Kekurangan vitamin A.



-



DM, menyebabkan kelainan retina.



-



Darah tinggi ; pandangan rangkap/kabur.



-



Stroke ; kerusakan syaraf mata.



-



Radang kantung air mata, radang kelenjar kelopak mata, hemangiona, retinoblastoma, efek obat/zat kimiawi.



b. Tuna Rungu 1) Masa Prenatal :



-



Salah satu dari orang tua penderita merupakan pembawa sifat abnormal.



-



Ibu yang sedang mengandung mengalami sakit pada masa 3 bulan pertama kehamilan, yaitu pada masa pembentukan ruang telinga.



-



Keracunan obat-obatan.



2) Masa Natal : -



Kesulitan pada saat melahirkan, sehingga harus dibantu oleh beberapa alat.



-



Kelahiran prematur.



-



Masa Perkembangan :



-



Ketulian karena terjadinya infeksi, difteri, dan morbili.



-



Karena kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat pendengaran bagian dalam.



c. Tuna Daksa 1) Masa Prenatal : -



Anoxia prenatal, disebabkan pemisahan bayi dari placenta, penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock, percobaan abosrtus.



-



Gangguan metabolisme pada ibu.



-



Kromosom, gen yang tidak sempurna.



-



Pembelahan sel telur, sperma yang kualitasnya buruk.



2) Masa Natal : -



Kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang, atau pinggul ibu terlalu kecil.



-



Pendarahan pada otak saat kelahiran.



-



Kelahiran prematur.



-



Gangguan pada placenta yang dapat mengurangi oksigen sehingga mengakibatkan terjadinya anorexia



3) Masa Perkembangan : -



Faktor penyakit ; meningitis, radang otak, diptheri, partusis dll



-



Faktor kecelakaan.



-



Pertumbuhan tubuh/tulang yang tidak sempurna.



d. Disabilitas fisik dan mental (ganda) Tuna Ganda 1) Masa Prenatal : -



Ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu yang kekurangan gizi pada saat sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alkohol.



2) Masa Natal : -



Kelahiran prematur dan kekurangan oksigen



-



Terdapat luka pada otak saat kelahiran.



3) Masa Perkembangan : -



Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan mendapat pukulan atau siksaan



-



Anak tidak dirawat dangan baik, keracunan makanan atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh tehadap otak (meningitis atau encephalities).



E. Pandangan Masyarakat terhadap penderita Disabilitas Disabilitas dan Pandangan masyarakat adalah dua hal yang saling berkaitan, tetapi berbeda. Masyarakat memiliki pandangan yang berbeda terhadap disabilitas yang berada di sekitar mereka. Umumnya masyarakat menganggap jika keberadaan kaum disabilitas ini sebagai sesuatu hal yang merepotkan. Ada yang menganggap keberadaan mereka sebagai aib keluarga, biang masalah, hingga kutukan akan sebuah dosa yang pada akhirnya semakin memojokan disabilitas dari pergaulan masyarakat. (Anisza E S, Santoso T R, Nurliana C A, 2019) Dalam perkembangan berikutnya, pandangan masyarakat terhadap disabilitas berubah menjadi sesuatu yang harus mereka kasihani dan mereka tolong. Hal ini dikarenakan mereka adalah sosok yang dianggap kurang mampu dan membutuhkan bantuan. (Anisza E S, Santoso T R, Nurliana C A, 2019)



Secara garis besar, sikap dan pandangan masyarakat terhadap kaum disabilitas dapat dibedakan menjadi tidak berguna/tidak bermanfaat, dikasihani, dididik/dilatih, dan adanya persamaan hak. Pandangan masyarakat terhadap kaum disabilitas juga dibedakan menjadi dua model, yaitu individual model dan social model. Individual model menganggap jika kecacatan yang dialami oleh seseorang itu lah yang dianggap sebagai masalahnya. Sedangkan social model menganggap jika masalahnya bukan terletak pada kecacatan yang dialami oleh seseorang, tapi bagaimana cara pandang masyarakat yang negatif terhadap kaum disabilitas ini yang menimbulkan masalah. Perlu diingat bahwa keberadaan kaum disabilitas itu pasti ada dalam sebuah negara. Menurut WHO sebagai organisasi kesehatan dunia, jumlah kaum disabilitas dalam sebuah negara itu setidaknya sebesar 10% dari total keseluruhan penduduk sebuah negara. Di indonesia sendiri menurut catatan dari kementerian sosial jumlah kaum disabilitas mencapai 7 juta orang atau sekitar 3% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 238 juta pada tahun 2011. F. Cara menyikapi penderita Disabilitas Menyikapi penderita Disabilitas bukanlah hal yang mudah, menyikapi tingkah laku penderita disabilitas dengan penyebab dan jenis yang berbeda juga membutuhkan perlakuan yang berbeda pula disetiap perlakuan yang harus kita berikan. Tidak hanya tindakan, penderita disabilitas dapat merasakan dengan hati mereka ketulusan dan keikhlasan seseorang dengan baik terhadapa perlakuan seseorang kepada mereka, sikap yang harus ditunjukkan kepada mereka yang terutama yaitu menghargai, karena pada dasarnya sebagian dari mereka merasa tidak di hargai dalam kehidupan ini, yang kedua yaitu percaya dan bersikaplah normal sama seperti orang normal pada umumnya. Kaum Disabilitas bukanlah kaum yang harus di hujat dan kucilkan namun seharusnya dirangkul bersamasama agar mereka dapat hidup layaknya manusia yang normal. Diperlukanlah pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan berdasarkan kebutuhannya. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk penanganan terhadap Penyandang Cacat, yaitu : 1. Destigmatisasi Pendekatan ini berusaha untuk tidak memberikan stigma, dan bergiat untuk menghilangkan stigma yang diberikan kepada penyandang cacat.



2. Deisolasi pendekatan ini menghindari kegiatan yang akan mengisolasi penyandang cacat dari lingkungnya. Sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan lingkungan. 3. Desensitifisasi Pendekatan ini menitik beratkan untuk menghilangkan rasa sensitif/ rendah diri atas kecacatan yang mereka derita. 4. Di sini dan saat ini (here and now) Pendekatan ini menyesuaikan ruang dan waktu, dimana dan kapan pelayan sosial dapat dilaksanakan, sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. 5. Diversifikasi Pendekatan ini mengupayakan untuk meningkatkan mentalitas kemandirian penyandang cacat, sehingga mereka mampu hidup dan mengembangkan potensi yang dimiliki serta menghindari ketergantungan peran orang lain. 6. Dedramatisasi Pendekatan ini mencoba untuk meminimalisir bentuk hiperbola atas suatu masalah yang dialami oleh penyandang cacat. 7. Mengembangkan Empati, bukan Simpati Pendekatan ini mengkedepankan rasa simpati untuk membantu para penyandang cacat untuk mengembangkan diri dan berdiri dalam kemandirian. Bukan di jaga secara berlebihan yang justru semakin membatasi ruang gerak mereka. Pendekatan-pendekatan di atas dirasa sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat, karena sudah mencakup segala aspek pola yang dibutuhkan untuk melaksanakan praktik kerja pelayanan dan rehabilitasi. 



BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas siswa Nama



: Ank r



Jenis kelamain



: perempuan



Tanggal lahir



: 28 februari 2004



Anak ke



:1



Nama orang tua Nama ayah



: mahmud



Nama ibu



: samsiah



Agama



: islam



Suku/bangsa



: melayu



Pekerjaan ayah



: pns



Pekerjaan ibu



: ibu rumah tangga



Alamat



: desa rantau panjang



Diagnosa medis



: tuna wicara



Sumber informasi



: ibu klien



Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Ank E Dengan Gangguan Tunawicara Di Desa Rantau Panjang Rt 002 Rw 005 Kuesioner Pengkajian Keperawatan Komunitas Kode KK:



Dusun: tembok baru



RW:005



RT:002



A. Pengkajian Data Demografi No



1. 2.



Nama Umur Anggota Keluarga



mahmud 35 samsiah



33



JK



Hub Suku/ Agama Dlm Ras Kelg



L Bapak melay islam p



ibu



u mel



isala



ayu



m



Pend.



Pek



Gol Kead. Imuni Darah Fisik sasi



S1



gur



O



sehat -



-



smp



u Ibu



A



Seha



-



rum ah



t



-



PUS



tan 3.



Anak r



12



p



ana



mel



isala



k



ayu



m



sd



gga Ana



Men



k



gala



sek



mi



ola



gang



h



guan



-



bicar a



Kode Data a. JK (Jenis Kelamin) 1. Laki-laki 2. Perempuan b. Umur 1. 0 - 1 tahun 2. 1 - 2.500.000 2. Kepemilikan dana jaminan kesehatan: BPJS



 Asuransi pribadi



 Tidak ada



 Dua kali



Tga kali



Gizi 3. Frekuensi makan per hari:  Satu Kali



4. Cara pengolahan makanan di keluarga:  Dipoting-cuci-masak



Dicuci-potong-masak



 Potong-masak



5. Konsumsi laujk pauk (daging, tahu, tempe, ikan, dsb):  Setiap hari



Kadang-kadang



 Tidak pernah



Kadang-kadang



 Tidak pernah



Kadang-kadang



 Tidak pernah



 Kadang-kadang



 Tidak pernah



6. Konsumsi sayur-sayuran:  Setiap hari 7. Konsumsi buah-buahan:  Setiap hari 8. Konsumsi garam yodium: Setiap hari



9. Pantangan makan dalam keluarga:  Ikan/daging Lingkungan Fisik a. Perumahan



 Sayur/buah



 Telur



10. Kepemilikan rumah:  Sewa



 Menumpang



Milik sendiri



 Semi permanen



 Tidak permanen



 Papan



Tegel/semen



11. Jenis rumah: Permanen 12. Lantai:  Tanah 13. Ventilasi:  >10% dari luas santai



 36 minggu



 Ingin punya anak  Lain-lain sebutkan...



 Ada satu/lebih faktor resiko Tidak ada faktor resiko No



Faktor Resiko



a. b. c. d. e. f.



Usia bumil 35 tahun Tinggi badan < 150 cm Jarak kehamilan < 2 tahun Kehamilan > 4 kali Riwayat keguguran sebelumnya Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll) Muntah-muntah yang berlebihan Sering pusing Kaki bengkak Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS bumil Protein urine (+), lihat KMS bumil



g. h. i. j. k. l.



Jawaban Ya Tidak



48. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya:  Tidak diperiksa



49. Bila ya, dimana:



 K1(1 – 3x)



K4 (≥ 4 kali)



 Rumah sakit  Puskesmas



 Dokter praktek  Perawat/bidan praktek



 Dukun beranak  Lain-lain sebutkan...



50. Bila tidak,alsannya:  Dilarang suami  Agama



 Tidak tahu  Biaya



 Lain-lain sebutkan...



51. Apakah bumil mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini:  Ya



 Tidak



Persalinan 52. Pertolongan persalinan dilakukan oleh: Tenaga kesehatan (dokter/bidan)  Dukun 53. Bila ke dukun, alasannya:  Tidak tahu  Budaya/kebiasaan masyarakat  biaya  lain-lain...... 54. Tempat pertolongan persalinan:  Rumah sakit Puskesmas



 polindes  di rumah  Bidan/dokter praktek



55. Kondisi bayi: Lahir hidup/sehat



 Lahir mati



 Lahir cacat



56. Adakah neonatus yang meninggal dalam 1 tahun terakhir:  Ya



Tidak



57. Bila ya apa sebabnya:  Tetanus  Diare



 ISPA  Lain-lain.....



Buteki 58. Apakah ada buteki:  Ya  Tidak 59. Bila ya, apakah ibu meneki anaknya:  Ya 60. Bila ya, berapa usia anak:



 Tidak



 1hr – 6 bulan 61. Bila tidak, alasannya:



 6 bln – 2 tahun



 > 2 tahun



 Tidak tahu  Kecantikan



 pekerjaan  Lain-lain sebutkan...



 Dilarang suami  Penyakit



e. Kesehatan Balita 62. Apakah anak diimuisasi: Ya



 Tidak



63. Bila tidak diimunisasi, apa alasannya: Tidak tahu



 Tidak ada manfaatnya



 Lain-lain, sebutkan....



64. Apakah anak memiliki KMS:  Ya  Tidak 65. Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS):  Bawah garis hijau  Atas garis hijau 66. Apakah setiap bulan anak mengunjungi posyandu:



 Di garis hijau



 Ya 67. Bila tidak, alasannya:



 Tidak



 Jauh dari posyandu  Tidak punya waktu 68. Status gizi balita:



 Merasa tidak ada manfaatnya  Lain-lain sebutkan....



Baik



 Kurang



 Buruk  Lebih  Stunting 69. Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI:  < 6 bulan



 > 6 bulan



f. Kesehatan anak usia sekolah/Remaja 70. Apakah ada anak usia sekolah/ remaja:  Ya 71. Jika Ya, usia anak saat ini: 6 – 12 tahun



Tidak  Lebih dari 12 tahun – 20 tahun



72. Pendidikan anak berada pada tingkat:  SD  SMP  SMA  PT 73. Kegiatan anak di luar sekolah:  Keagamaan  Karang taruna Olahraga  Lain-lain... 74. Apakah ada anak yang menderita penyakit:  Ya, sebutkan....... Tidak 75. Bagaimana penggunaan waktu luang anak:  Nonton TV/dengar musik  Main game/gadget Olahraga  Kegiatan keagamaan



76. Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan anak/remaja:  Merokok  Pengguna narkoba  Minum alkohol  Lain-lain ..... g. Kesehatan Dewasa 77. Status gizi saat ini:  BB normal  Kurang



 Overweight  Obesitas



h. Kesehatan lansia 78. Apakah lansia saat ini bekerja:  Ya  Tidak 79. Upaya yang dilakukan jika lansia sakit:  Berobat ke dokter praktek  Berobat ke mantri  Berobat ke Puskesmas 80. Penggunaan waktu senggang



 Mengobati sendiri  Pergi ke dukun/paranormal  Tidak berobat/dibiarkan lansia:apakah lansia ikut kegiatan yang dilaksanakan



posyandu lansia  Senam/Jogging  Mengobati sendiri  Berkebun/bertani  Pengajian/membaca buku/menulis  Nonton TV/dengarkan radio  Lain-lain sebutkan.............. 81. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan KATZ indeks:  Indeks A: semua aktivitas mandiri  Indeks B: satu aktvitas tidak mandiri  Indeks C: aktivitas mandi dan satu aktivitas lain tidak mandiri  Indeks D: aktivitas mandi, berpakaian dan satu aktivitas lain tidak mandiri  Indeks E: aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan satu aktivitas lain tidak mandiri  Indeks F: aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan berpindah tidak mandiri  Indeks G: ketergantungan semua aktivitas Data Sosial Ekonomi 82. Penghasilan rata-rata per bulan: < 900.000  900.000 – 1.500.000  1.500.000 – 2.500.000  > 2.500.000 83. Kepemilikan dana jaminan kesehatan:



BPJS



 Asuransi pribadi



 Tidak ada



Gizi 84. Frekuensi makan per hari:  Satu Kali  Dua kali 85. Cara pengolahan makanan di keluarga:



 Tga kali



 Dipoting-cuci-masak  Dicuci-potong-masak 86. Konsumsi laujk pauk (daging, tahu, tempe, ikan, dsb):



 Potong-masak



 Setiap hari 87. Konsumsi sayur-sayuran:



 Kadang-kadang



 Tidak pernah



 Setiap hari 88. Konsumsi buah-buahan:



 Kadang-kadang



 Tidak pernah



 Setiap hari  Kadang-kadang 89. Konsumsi garam yodium:



 Tidak pernah



 Setiap hari  Kadang-kadang 90. Pantangan makan dalam keluarga:



 Tidak pernah



 Ikan/daging



 Sayur/buah



 Telur



 Sewa 92. Jenis rumah:



 Menumpang



 Milik sendiri



 Permanen 93. Lantai:



 Semi permanen



 Tidak permanen



 Tanah 94. Ventilasi:



 Papan



 Tegel/semen



Lingkungan Fisik g. Perumahan 91. Kepemilikan rumah:



 >10% dari luas santai  36 minggu



 Ingin punya anak  Lain-lain sebutkan...



 Ada satu/lebih faktor resiko  Tidak ada faktor resiko No



Faktor Resiko



a. b. c. d. e. f.



Usia bumil 35 tahun Tinggi badan < 150 cm Jarak kehamilan < 2 tahun Kehamilan > 4 kali Riwayat keguguran sebelumnya Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll) Muntah-muntah yang berlebihan Sering pusing Kaki bengkak Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS bumil Protein urine (+), lihat KMS bumil



g. h. i. j. k. l.



Jawaban Ya Tidak



129.Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya:  Tidak diperiksa 130.Bila ya, dimana:



 K1(1 – 3x)



 K4 (≥ 4 kali)



 Rumah sakit  Puskesmas



 Dokter praktek  Perawat/bidan praktek



 Dukun beranak  Lain-lain sebutkan...



131.Bila tidak,alsannya:  Dilarang suami  Agama



 Tidak tahu  Biaya



 Lain-lain sebutkan...



132.Apakah bumil mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini:  Ya



 Tidak



Persalinan 133.Pertolongan persalinan dilakukan oleh:  Tenaga kesehatan (dokter/bidan) 134.Bila ke dukun, alasannya:



 Dukun



 Tidak tahu  Budaya/kebiasaan masyarakat  biaya  lain-lain...... 135.Tempat pertolongan persalinan:  Rumah sakit  Puskesmas 136.Kondisi bayi:



 polindes  di rumah  Bidan/dokter praktek



 Lahir hidup/sehat  Lahir mati  Lahir cacat 137.Adakah neonatus yang meninggal dalam 1 tahun terakhir:  Ya 138.Bila ya apa sebabnya:  Tetanus  Diare



 Tidak  ISPA  Lain-lain.....



Buteki 139.Apakah ada buteki:  Ya  Tidak 140.Bila ya, apakah ibu meneki anaknya:  Ya 141.Bila ya, berapa usia anak:



 Tidak



 1hr – 6 bulan 142.Bila tidak, alasannya:



 6 bln – 2 tahun



 > 2 tahun



 Tidak tahu  Kecantikan



 pekerjaan  Lain-lain sebutkan...



 Dilarang suami  Penyakit m. Kesehatan Balita 143.Apakah anak diimuisasi:



 Ya  Tidak 144.Bila tidak diimunisasi, apa alasannya:  Tidak tahu  Tidak ada manfaatnya 145.Apakah anak memiliki KMS:



 Lain-lain, sebutkan....



 Ya  Tidak 146.Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS):  Bawah garis hijau  Atas garis hijau 147.Apakah setiap bulan anak mengunjungi posyandu:



 Di garis hijau



 Ya 148.Bila tidak, alasannya:



 Tidak



 Jauh dari posyandu  Tidak punya waktu 149.Status gizi balita:



 Merasa tidak ada manfaatnya  Lain-lain sebutkan....



 Baik  Kurang  Buruk  Lebih  Stunting 150.Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI:  < 6 bulan



 > 6 bulan



n. Kesehatan anak usia sekolah/Remaja 151.Apakah ada anak usia sekolah/ remaja:  Ya  Tidak 152.Jika Ya, usia anak saat ini:  6 – 12 tahun  Lebih dari 12 tahun – 20 tahun 153.Pendidikan anak berada pada tingkat:  SD  SMP  SMA  PT 154.Kegiatan anak di luar sekolah:  Keagamaan  Karang taruna  Olahraga  Lain-lain... 155.Apakah ada anak yang menderita penyakit:  Ya, sebutkan.......  Tidak 156.Bagaimana penggunaan waktu luang anak:  Nonton TV/dengar musik  Main game/gadget  Olahraga  Kegiatan keagamaan 157.Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan anak/remaja:  Merokok  Pengguna narkoba  Minum alkohol  Lain-lain ..... o. Kesehatan Dewasa 158.Status gizi saat ini:  BB normal  Kurang



 Overweight  Obesitas



p. Kesehatan lansia 159.Apakah lansia saat ini bekerja:  Ya  Tidak 160.Upaya yang dilakukan jika lansia sakit:  Berobat ke dokter praktek  Berobat ke mantri  Berobat ke Puskesmas 161.Penggunaan waktu senggang



 Mengobati sendiri  Pergi ke dukun/paranormal  Tidak berobat/dibiarkan lansia:apakah lansia ikut kegiatan yang dilaksanakan



posyandu lansia  Senam/Jogging  Mengobati sendiri  Berkebun/bertani  Pengajian/membaca buku/menulis  Nonton TV/dengarkan radio  Lain-lain sebutkan.............. 162.Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan KATZ indeks:  Indeks A: semua aktivitas mandiri  Indeks B: satu aktvitas tidak mandiri  Indeks C: aktivitas mandi dan satu aktivitas lain tidak mandiri  Indeks D: aktivitas mandi, berpakaian dan satu aktivitas lain tidak mandiri  Indeks E: aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan satu aktivitas lain tidak mandiri  Indeks F: aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan berpindah tidak mandiri  Indeks G: ketergantungan semua aktivitas



II. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama An”E” tidak bias berbicara seperti anak seusianya sejak umur 5 tahun b. Riwayat kesehatan Sekarang An “E” mengalami gangguan bicara sejak umur 5 tahun , An ”E “ sudah mampu menjaga kontak mata dan mengerti kata/kalimat perintah yang di



ucapkan c. Riwayat kehamilan dan persalinan -



Pre Natal Pada saat hamil ibu jarang mengalami sakit, selama hamil ibu tidak  pernah mengkonsumsi obat- obatan baik oral mauoun injeksi, ibu biasa mengkonsumsi ramuan herbal, ibu tidak tau jenis obat herbal yang di konsumsi  



-



Natal Pada saat melahirkan , ibu melahirkan dengan usia 39 minggu, ibu melahirkan di rumah sakit umum provinsi nusa tenggara barat dengan persalinan normal , bayi lahir mengangis kuat, BBL : 2700 gr dan PB : 50 cm



-



Post Natal Saat di lahirkan anak tampak norma , menangis kuat, anak langsung mendapatkan vit K dan salep mata. Serta rutin mendapatkan imunisasi lengkap.



d. Riwayat kesehatan dahulu An”E”sebelumnya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti pernah kejang atau penyakit lainnya, hanya terkena penyakit seperti flu dan batuk. Sejak kecil ketika flu dan batuk An”E” sangat senang mengkonsumsi obat. Menurut ibu, An”E” sangat sering mengkonsumsi obat sejak kecil hingga saat ini. e. Riwayat kesehatan keluarga Ibu klien mengatakan, ada anggota keluarga yang mengalami gangguan bicara seperti yang klien alami. Yaitu 3 orang saudara kandung sang ayah dari An”E”  f. Riwayat imunisasi no



Umur 1. 2. 4 4



2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 Bulan



bb 4500 gram



vaksin DPS I, HB2 ,



5100 gram 5700 gram 6900 gram



Polio II  DP II, Polio II DP III , Polio IV Puyer Flucoldexin



g. Genogram



Keterangan :



: Perempuan



: perempuan mati



: Laki-Laki



:Laki-Laki



Meninggal



: Garis Perkawinan



: Garis



persaudaraan : Garis Tinggal Serumah



: Klien



h. Riwayat sosial dan lingkungan An “E” tinggal dengan kedua orang tuanya beserta dengan seorang adiknya, An “E” di berikan izin untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan anak seusianya, namun An”E” selalu malu untuk keluar dari lingkungan rumahnya,  III.



Pemeriksaan fisik



a. Keadan umum



: Baik



b. Kesadaran



: compos mentis



c. Vital sign - Nadi



: 84 x/ menit



- Suhu



: 36,5 ºC



- Td



: 110/80 mmHG



- Pernapasan



: 24 x/men



d. Kepala Rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak sada kelainan bentuk kepala (normocchepaly), tidak terdapat bekas luka sirkumsisi pada bagian kepala e. Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik, tidak ada kotoran pada mata f. Telinga Simetris kiri dan kanan, letak sejajar dengan mata, lubang telinga bersih tidak ada benjolan dan tidak ada pengeluaran secret g. Hidung Simetris kiri dan kanan, lubang hidung ada 2, bersih, tidak ada terdapat cuping hidung h. Mulut Bentuk normal, bibir tidak kering tidak menggunakan gigi palsu atau aksesporis gigi, mukosa mulut lembab, posisi lidah tepat di tengah,



lidah bersih, ovula berada di tengah berwarna merah muda, tidak terdapat karies gigi, namun klien mengalami gangguan bicara i.Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena jogularis j.Paru-paru Sura napas vesikuler, tidak terdapat wheezing atau suara tambahan lainnya k. Jantung Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan l.Abdomen Bentuk simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka , bising usus normal, tidak peristaltik, nyeri tekan pada perut tidak ada m. Ekstermitas Gerakan aktip, tonus normal L5 dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh, tidak ada pembesaran atau pengecilan otot n. Tingkat perkembangan 1. Motorik halus Anak bisa memgang, memindahkan , menulis, menggambar 2. Motorik kasar Anak bias berjalan, berlari, memakai baju, mandi secara mandiri dan makan secara mandiri



3. Bicara Anak tidak bisa mengatakan kata dengan jelas, artikulasi yang kurang jelas, hanya mampu menyebutkan 1-2 kosa kata. o. Pola nutrisi Nafsu makan anak baik makan 3x sehari, tidak ada pantangan makanan untuk anak p. Pola aktivitas Di rumah anaka terbiasa nonton tv, menjaga warung dan belajar. Anak tidak terbiasa bermain di luar, untuk kebutuhan makan atau minum anak terbiasa mandiri, anak rajin membersihkan kamar, tempat tidur serta merawat dirinya. q. Pola eliminasi Ibu klien mengatakan anaknya sudah terbiasa bab dan bak sendiri IV. LEMBAR OBSERVASI Kemampuan prilaku adaptif 1. Keterampilan menolong dir (makan , minum dll) Anak sudah mampu untuk merawat diri sendiri meliputi makan, minum, berpakaian, pergi ke wc , bersepatu dan memelihara kesehatan secara mandiri 2. Keterampiran gerak Tidak ada gangguan perkembangan motorik kasar pada anak, anak sudah mampu brlari , berenang dan lain-lain 3. Kemampuan motorik halus Tidak ada gangguan dalam perkembanganmotorik halus anak, anak sudah mampu menulis, menggenggam tanpa terjatuh atau terlepas dan kemampuan menggambar. 4. Kemampuan komunikasi



Anak di ketahui tidak bisa berbicara seperti anak seusianya pada saat usia anak mencapai 5 tahun, anak berkomunikasi pada keluarga dan lingkungan



dengan bahasa isyarat, mengamati mimik wajah juga



sering kali menggunakan tulisan dan handpone untuk mempermudah anak berkomunikasi. 5. Keterampilan sosial Anak dengan gangguan bicara mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman- temannya di karenakan kesulitan dalam berkomunikasi sehingga terkadang di temani kerabat terdekatnya dalam berinteraksi dan



menggunakan



komunikasi



visual



dalam



mempermudah



komunikasinya 6. Fungsi kognitif Anak dapat menulis, menggambar, dan mengetahui jumlah mata uang dan kegunaanya, keterbatasan yang di miliki hanya berupa sedikitnya kosa kata yang di ketahui anak dan kesulitan dalam merangkai kata menjadi kalimat yang benar 7. Memelihara kesehatan Anak sudah dapat melakukan



dan mengetahui beberapa cara



memelihara kesehatan diri yaitu dengan cara berolahraga dan hanya mendapatkan sedikit bantuan ketika anak mengalami gangguan kesehatan. Namun An”E” sudah terbiasa dari kecil hingga saat ini ketika sakit sedikit flu dan batuk meminta untuk mengkonsumsi obat kepada ibunya. 8. keterampilan berbelanja anak sudah mampu mengatur penggunaan uang dan terbiasa berbelanja sesuai kebutuhan di sekolah dan hanya terkadang di temani dalam berkomunikasi 9. Keterampilan domestic Anak sudah terbiasa membersihkan, merapikan kamar secara mandiri dan membersihkan perengkapan salah satunya keperluan dapur setelah selesai mengkonsumsi makanan 10. Orientasi lingkungan Anak tidak terbiasa brepergian sendiri dan tidak bias menggunakan alat transportasi dan anak menggunakan beberapa media sosial dan



handphone 11. Keterampilan vokasional Anak terbiasa menggunakan pakaian sendiri dan berangkat ke sekolah di antar oleh orang tua anak.



V.



ANALISA DATA NO



DATA 1.



ETIOLOGI 1. Prenatal



DS: -  ibu klien mengatakan An



“E”



tidak



biasa



berbicara



seperti



anak



seusianya sejak umur 5



2. Penggunaan pil dalam jumlah



PROBLEM Gangguan komunikasi verbal



besar



tahun DO : - 



3. kerusakan pada Klien



tidak



bisa



berbicara menggunakan isyarat



cochlea



dan bahasa untuk



4. gangguan intelektual



berkomunkasi 5. gangguan 2.



DS: -  Ibu klien mengatakan An “E” masih di bantu berinteraksi denga temannya -  Ibu klien mengatakan



bahasa 1. Ganggua intelektual 2. Gangguan bahasa 3. Gangguan komunikasi



Ketergantungan sebagian



tidak terlalu paham ketika



verbal



An.”E” meminta suatu hal di luar kebiasaan seharihari DO: -  Saat pengkajian An “E” di bantu oleh ibu guru saat berinteraksi dengan perawat



B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan ganguan bahasa di tandai dengan ibu klien mengatakan An “E” tidak biasa berbicara seperti anak seusianya sejak umur 5 tahun, klien tidak bisa berbicara dan hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunkasi 2. Ketergantungan sebagian di tandai dengan gangguan komunikasi verbal di tandai dengan Ibu klien mengatakan An “E” masih di bantu berinteraksi denga temannya Ibu klien mengatakan tidak ter lalu paham ketika An.”E” meminta suatu hal di luar kebiasaan sehari-hari. Saat pengkajian An “E” di bantu oleh ibu guru saat berinteraksi dengna perawat



C. Intervensi keperawatan No 1.



Tujuan dan kriteria hasil Setelah di lakukan tindakan



intervensi - Gunakan bahasa



-



Rasional Memudahkan



keperawatan selama 1x 24 jam



yang sederhana



pemahaman dan



di harapkan anak dapat



dan umum dalam



menghindari



menyebutkan 1-2 kosa kata



berkomunikasi



kebingungan



dengan artikulasi yang jelas



sehari hari



akibat bahasa



dengan kriteria hasil : - anak dapat menyebutkan 1-2



- Gunakan



yang berubah-



diverifikasi



kata dengan artikulasi yang



bahasa sesuai



jelas Anak dapat memahami



dengan tingkat



ubah -



Diverifikasi bahasa dapat di



kata sampai kalimat dengan



kematangan dan



berikan jika



jelas



pengetahuan



kemampuan



anak.



anak sudah



- Lakukan



matang seperti



komunikasi



setelah umur 9



secara



tahun



komprehendif



-



Komunikasi



baik verbal



yang



maupun non



komprehensif



verbal



akan



- Berikan;lebih



memperbanyak



banyak kosa kata



jumlah



merkipun anak



stimulus yang



belum mampu



di terima anak



mengucapkan



sehingga akan



dengan benar



memperkuat memori anak terhadap suatu kata -



Anak lebih suka mendengarkan kata-kata dari pada



2.



Setelah di lakukan tindakan



-



Ajarkan pasien



mengucapkan - Sebagai



keperawatan selama 1x 24 jam



ubtuk meminta



komunkasi



di harapkan anak dan keluarga



bantuan dengan



dengan orang



dapat saling memahami



gerakan bila



lain dalam



komunikasi yang di lakukan



perlu



mencegah



Ajarkan klien



keadaaan yang



hasil :



dan keluarga



daurat



- Keluarga dapat mengetahui



pengguanaan



apa



metode



dengan anak dengan criteria



-



- Sebagai upaya menjaga dan



yang di inginkan anak -



alternative saat



mempermudah



berkomunikasi



komunikasi



Jelaskan kepada



antara pasien dan



orang tua



orang lain dan



mengenai



lingkungan



pentinggnya



-



Sebagai media



menggunkan



dan taktik



komunikasi



alternative



visual atau



dalam



dengan bahasa



berkomunikasi



isyarat



dengan pasien atau klien



DAFTAR PUSTAKA Dini Widinarsih, 2019. “Penyandang Disabilitas Diindonesia:Perkembangan Istilah Dan Definisi’. Jurnal Ilmu kesejah teraan Sosial Jilid 20,Nomor 2, Ari Pratiwi Dkk, 2018. “Disabilitas Dan Pendidikan Inklusif Di Perguruan Tinggi”. Malang : UB Press Frichy Ndaumanu, 2020. “Hak Penyandang Disabilitas: Antara Tanggung Jawab Dan Pelaksanaan Oleh Pemerintah Daerah(Disability Rights: Between Responsibility And Implementationby The Local Government). Jurnal Ham, Volume 11 Nomor 1 Arif Maftuhin, 2016. MengIkat Maknadiskriminasi : Penyandang Cacat Sifabel Dan Penyandang Disabiitas. Nklusi: Journal Of Disability Studiesvol. 3, No. 2, Anisza E S, Santoso T R, Nurliana C A, 2019. Dukungan Sosial Keluarga Bagi Orang Dengan Disabilitas Sensorik. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 6, No: 1