5 0 119 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GAGAL NAFAS DI RUANG ICU RS A SURAKARTA Tanggal Masuk : 21 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 21 Oktober 2020
Jam
: 07.00 WIB
Jam
: 09.00 WIB
No. RM
: 452820
Diagnosa Medis
: GAGAL NAFAS
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN Nama
: Ny. P
Tempat, tanggal lahir
: Solo, 15 Maret 1970
Usia
: 50 thn
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Nanas Solo
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama
: Ny. T
Usia
: 55 thn
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Alamat
: Jl. Nanas Solo
Hubungan dengan klien
: Suami
C. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan Utama Klien susah nafas dan penurunan kesadaran 2. Riwayat Kesehatan Sekarang Sebelum masuk RS klien terjatuh terpleset di kamar mandi kemudian tidak sadar, diberi minyak angin kemudian klien sempat sadar, setelah beberapa jam klien mengalami demam, sesak nafas kemudian dibawa ke RS Kasih Ibu lewat IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET (Endotracheal Tube), periksa darah lengkap, pasang infus, kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan. 3. Riwayat Kesehatan Dahulu Keluarga klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat penyakit :
Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun
Riwayat parkinson sudah 2 tahun
Riwayat hemiparese sudah 2 tahun
Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki alergi makanan, minuman, maupun obat 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. D. POLA FUNGSIONAL GORDON 1. Pola Pemeliharaan Kesehatan Keluarga pasien mengatakan penanganan pada anggota keluarganya yang sakit adalah dengan melihat berat ringannya penyakit, jika hanya penyakit biasaseperti flu, demam, dan masuk angin keluarga akan menanganinya sendiri karena di rumah sudah disediakan obat-obatan. Namun jika sakit berat atau tidak kunjung sembuh maka keluarganya akan membawa ke poliklinik atau RS terdekat. 2. Pola Kebutuhan Nutrisi Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan bahwa klien makan 3 kali sehari ( nasi, sayur, lauk ) dan minum ± 6 gelas sehari
Selama sakit
Selama sakit klien tidak bisa makan sendiri karena klien penurunan kesadaran. Klien di pasang NGT dan mendapat diit susu.
3. Pola Eliminasi Sebelum sakit
Klien BAB 1 kali sehari
Klien BAK 5 kali sehari
Selama sakit
Selama di rumah sakit pasien tidak BAB
Klien BAK ( Pasien memakai DC (Dower Catheter) ) sebanyak ± 400 cc, bewarna kuning jernih.
4. Pola Aktivitas dan Latihan Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien bisa berkegiatan secara mandiri. Klien melakukan kegiatan di rumah tangga. Klien tidak melakukan atau mengikuti aktivitas olahraga apapun
Selama sakit
Klien bedrest total, klien tidak bisa melakukan kegiatan sendiri. Semua kebutuhan dasar di bantu oleh perawat
5. Pola Istirahat dan Tidur Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan tidak ada gangguan dalam istirahat dan tidurnya. Klien bisa tidur pukul 22.00 – 04.00 WIB. Klien tidur siang. Klien dapat tidur nyenyak.
Selama sakit
Klien mengalami penurunan kesadaran jadi klien tampak tidur terus.
6. Pola Kognitif dan Sensori Sebelum sakit
Kognitif : pasien tidak mengalami penurunan memori dan proses pikir.
Sensori : semua panca indra pasien berfungsi dengan baik.
Selama sakit
Kognitif : sulit untuk dikaji
Sensori : sulit untuk dikaji
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri Sebelum sakit
Persepsi : sulit untuk di kaji
Konsep diri : sulit untuk di kaji
Selama sakit
Persepsi : sulit untuk di kaji
Konsep diri : sulit untuk di kaji
8. Pola Hubungan dan Peran Sebelum sakit Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, pasien memiliki 3 anak yang sudah menikah semua. Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat terjalin dengan baik. Selama sakit Peran pasien sebagai ibu rumah tangga terganggu, selama sakit klien tidak menjalin komunikasi dengan keluarga dan masyarakat 9. Pola Mekanisme Penanggulangan Koping dan Stres Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengungkapkan masalah yang dialaminya kepada suami dan anaknya
Selama sakit
Klien sulit untuk dikaji
10. Pola Reproduksi dan Seksualitas Klien sudah menikah dan memiliki 3 anak, selama sakit klien ditemani oleh suami dan anaknya Reproduksi klien tidak ada masalah, kebutuhan seksualitas klien normal, klien saat ini sudah menopause 11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sholat 5 waktu secara rutin
Keluarga klien mengatakan bahwa klien memahami nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
Keluarga klien mengatakan bahwa klien memahami hal yang baik dan yang benar
Selama sakit
Selama di rumah sakit pasien tidak bisa menjalankan ibadah.
E. GENOGRAF
KETERANGAN : : Pasien : Perempuan : Laki - laki : Tinggal serumah
Klien tinggal bersama suami dan anaknya yang pertama dan kedua.
F. PENGKAJIAN PRIMER 1. Airway Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
2. Breathing Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO 2: 30%, Nafas mesin : 10, Nafas klien : 28x/menit, SaO2 : 93, Bunyi Ronchi kasar seluruh area paru. 3. Circulation TD: 147/86mmHg, HR: 100x/menit, MAP: 94, Suhu: 36,5 0c, oedema ekstremitas atas dan bawah, capillary refill kembali kurang dari 2 detik. 4. Disability Klien mengalami penurunan kesadaran GCS: 6 = E: 2, M: 3, V: et 5. Eksposure Tidak ada luka di bagian tubuh klien dari kepala sampai kaki
G. PENGKAJIAN SEKUNDER 1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematon/luka pada kepala 2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik, bentuk normal, reflek pupil terhadap cahaya baik, luas pandang dan gerakan bola mata sulit untuk dikaji, tidak memakai kaca mata, tidak ada peningkatan tekanan intraokuler, pengelihatan sulit dikaji. 3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir 4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada lesi, bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran. 5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, JVP meningkat 6. Thorax : Paru: 1. Inspeksi : pengembangan paru simtris paru kanan dan kiri 2. Palpasi : sterm fremitus kanan dan kiri sama 3. Perkusi : sonor seluruh lapang pada paru 4. Auskultasi : ronchi terdengar seluruh lapang paru Jantung: 1. Inspeksi : ictus cordis tak tampak 2. Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC 5,2 cm LMCS 3. Perkusi : suara pekak, konfigurasi dalam batas normal 4. Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 murni, gallops (-), murmur (-)
7. Abdomen 1. Inspeksi : datar 2. Palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan lien 3. Perkusi : timpani 4. Auskultasi : bising usus normal, 15x/menit 8. Ekstremitas : edema ekstremitas atas dan bawah 9. Data penunjang : a. Laboratorium : Tanggal 21 oktober 2020 : Kultur steril tidak ada kuman Kultur darah : ditemukan kuman stapilokokus Epidedemis Kultur urin : ditemukan kuman stapilokokus aeureus Kuman resisten terhadap semua cephalosforin dan beta lactam MRSA dan MRSE Tanggal 21 Oktober 2020 Darah
Urine
Hb: 8,7 gr%
PH: 6
Ht: 26,3%
Prot : 30 mg/dl
Eritro: 2,67 jt/mmk
Red: negatif diment
MCH: 32,79 pg
Ep cell: 7-10 LPK
MCV : 98,70
Leuko: 10-15 LPB
Leuko: 11,0 rb/mmk
Eritrosit: 30-40 LPB
Urea: 104mg/dl
Caox: -
Creatin: 0,9mg/dl
Asam urat: -
Na: 130mmol/L
Triple phosfat: -
K: 5,0mmol/L
Amorf: -
CI: 106mmol/L
Sel hialin: -
Ca: 2,1mmol/L
Sel granula: -
Mg: 0,91mmol/L
Bakteri: +
BGA Tanggal 21 Oktober 2020
PH: 7,36 PCO2: 37,4 mmHg PO2: 58,6 mmHg HCO3: 24,5 BE: 0,7 BE ecf: -0,5 AaDO2: 143 SaO2: 93% b. Foto Rontgen CT Scan Perdarahan intra selebral region transversal kiri dengan edema Perdarahan subarachnoid Subdural higroma region fronta temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri Foto thorax Brokiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia c. Terapi Program infus:
Oral:
Comafusin I
Tequien 400 mg tiap 24 jam
Kalbumin I
Ticlopidin 200 mg / 24 jam
Fima Hes I
CaCO3 500 mg/ 8 jam
RL I
Propanolol 10 mg / 8 jam
Injeksi:
Repirator
Amikin 1 gr/24 jam
CPAP
Nootrophly 3 gr/6 jam
FiO2 30%
Vit C 1 amp / 8 jam Vit K 1 amp / 8 jam
ANALISA DATA DO - Nafas klien : 28x/menit
DS -
- SaO2 : 96 - TD: 147/86mmHg - HR : 100x/menit - MAP: 94 - Suhu: 36,50c - Edema ekstremitas atas dan bawah - Capillary refill kembali kurang dari 2 detik. - GCS: 6 = E: 2, M: 3, V: et - Jalan nafas secret kental produktif - Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir - Ronchi terdengar seluruh lapang paru - Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia - Terpasang NGT - Klien tidak dasar Hasil Lab -
Kultur
darah
:
ditemukan
kuman
stapilokokus Epidedemis -
Kultur
urin
:
ditemukan
kuman
terhadap
semua
stapilokokus aeureus -
Kuman
resisten
cephalosforin dan beta lactam - MRSA dan MRSE - Hb: 8,7 gr% BGA - PH: 7,36 - SaO2: 93% - PO2: 58,6 mmHg - PCO2: 37,4 mmHg
- CT Scan
Perdarahan intra selebral region
transversal kiri dengan edema
Perdarahan subarachnoid
Subdural higroma region fronta
temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri -
Foto thorax
Brokiektasis kanan dan kiri,
gambaran pneumonia
NO
DATA FOKUS
ETIOLOGI
PROBLEM
Sumbatan jalan
Bersihan
-Jalan nafas secret kental produktif
nafas dan
jalan nafas
-Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
kurangnya
tidak efektif
. 1. DO:
ventilasi DS: -
sekunder terhadap retensi lendir Akumulasi
Gangguan
-Ronchi terdengar seluruh lapang paru
protein dan
pertukaran
-Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran
cairan dalam
gas
pneumonia
interstitial / area
2. DO:
alveolar DS:3. DO:-
Ketidakmampua
Perubahan
-Terpasang NGT
n menelan
pola nutrisi
-Klien tidak dasar
akibat
-CT Scan
penurunan Perdarahan intra selebral region transversal kiri dengan
kesadaran
edema Perdarahan subarachnoid Subdural higroma region fronta temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri -Foto thorax Brokiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia DS: 4. DS: -
Penggunaan
Resiko
DO:
ventilasi
cidera
Memakai ventilator mode CPAP, FiO2:30%,
mekanik
nafas mesin: 10, nafas klien: 28 x/menit, SaO2:93 5. DS: -
Pemasangan
Resiko
DO:
selang ET
tinggi
-Klien tidak sadar
dengan kondisi
terhadap
-Klien terpasang DC, NGT, Infus
lemah
infeksi
Adanya sumber
Resiko
DO :
penularan dari
terhadap
-
Dx Medis : Sepsis, MRSA
kuman
penularan
-
Kultur
-Klien terpasang ET dan ventilator -Leukosit : 11,0 rb/mmk -Gagal nafas, PSA/SH 6. DS : -
darah
:
ditemukan
kuman stapilokokus
ditemukan
kuman
stapilokokus Epidedemis -
Kultur
urin
stapilokokus aeureus
:
lewat udara
-
Kuman
resisten
terhadap
semua
cephalosforin dan beta lactam - MRSA dan MRSE
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sumbatan jalan nafas dan kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lendir 2. Gangguan pertukaran gas b/d akumulasi protein dan cairan dalam interstitial/ area alveolar 3. Perubahan pola makan b/d ketidakmampuan menelan 4. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik 5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan ET dengan kondisi lemah 6. Adanya sumber penularan dari kuman stapilokokus b/d resiko terhadap penularan lewat udara
INTERVENSI KEPERAWATAN Tgl dan
No.
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Waktu 22 Oktober 1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah
2020
b/d sumbatan jalan nafas dan tindakan
09.00 WIB
kurangnya
ventilasi
terhadap retensi lendir
Hasil di lakukan 1.catat
Intervensi karakteristik
bunyi 1.mengetahui adanya
keperawatan nafas
kelainan nafas
sekunder selama 1x24 jam jalan 2.catat karakteristik nafas
Rasional
efektif.
batuk, 2.mengetahui
Kriteria dan lendir
karakteristik
hasil:
3.monitor status hiderasi
-bunyi nafas bersih
4.berikan humidifikasi pada 3.mencegah
-secret berkurang
jalan nafas
batuk
dan lendir sekresi
kental
5.observasi perubahan pola 4.memcegah nafas dan upaya bernafas 6.berikan
cairan
peradangan
jalan
garam nafas
faalsesuai indikasi
5.mengetahui
7.pertahankan posisi tubuh
perubahan pola nafas dan upaya bernafas 6.membuang sekresi yang lengket 7. melancarkan jalan
22 Oktober 2.
Gangguan pertukaran gas b/d Setelah
2020
akumulasi protein dan cairan tindakan
di
lakukan 1.kaji status pernafasan
keperawatan 2.catat adanya sianosis
nafas 1.mengetahui status pernafasan
11.00 WIB
dalam interstitial/ area alveolar
selama
1x24
jam 3.berikan
bantuan
nafas 2.mengetahui apakah
pertukaran gas adekuat .
dengan ventilator mekanik
ada sianosis
Kriteria hasil:
4.awasi BGA/saturasi oksigen 3.membantu
-perbaikan oksi genenasi
pernafasan
adekuat :
4.mengetahui adanya
Akral
hangat,
hipoksia
peningkatan kesadaran -BGA
dalam
dan
hiperkapnia
batas
normal 22 Oktober 3.
Perubahan
2020
ketidakmampuan menelan
12.30 WIB
pola
makan
-Bebas distres pernafasan b/d Setelah di lakukan 1.kaji kebutuhan gizi tindakan
keperawatan 2.kaji bising usus
1.mengetahui kebutuhan gizi
selama 1x24 jam klien 3.pertahankan asupan kalori 2.mengetahui mempertahankan
dengan makan personde atau kelainan pada usus
kebutuhan nutrisi .
nutrisi
Kriteria hasil:
indikasi.
-Laborat
parental
sesuai 3.menjaga status gizi klien
Hb,protein 4.pantau laborat darah rutin 4.
dalam batas normal
dan protein
-Makanan dapat masuk 22 Oktober 4.
sesuai dietnya Setelah dilakukan 1.monitor ventilator terhadap 1.mengetahui adanya
2020
tindakan
keperawatan peningkatan
tajam
pada hiperventilasi
pada
13.30 WIB
selama 1x24 jam klien ukuran tekanan bebas
cidera
klien
selama 2.observasi tanda dan gejala 2.mengetahui
ada
ventilasi mekanik
barotrauma
tidaknya
cidera
Kriteria hasil :
3.posisikan selang ventilator
akibat tekanan udara
-Tidak ada cidera pada 4.monitor terhadap distensi yang mendadak pernafasan
abdomen
-Pernafasan
klien
3.mencegah penarikan selang
terkendali normal
endotrakeal 4.mengetahui adanya distensi abdomen
22 Oktober 5.
Resiko tinggi terhadap infeksi
Setelah
dilakukan 1.Evaluasi warna, jumlah,
2020
berhubungan dengan
tindakan
14.30 WIB
pemasangan ET dengan kondisi
1x24
lemah
nosokomial
keperawatan konsisten sputum tiap jam
infeksi penghisapan dapat 2.Pertahankan teknik steril
1.mengetahui warna, jumlah, konsisten sputum tiap penghisapan
terkendali
bila melakukan penghisapan (
2.mencegah
Kriteria hasil:
pakai sarung tangan steril )
nosokomial
infeksi
-Tidak ada tanda-tanda 3.Lakukan pembersihanoral
3.menjaga
infeksi
kebersihan mulut
-Leukosit normal
tiap shift dalam batas 4.Monitor tanda vital
4. mengetahui tanda
terhadap infeksi
vital terhadp infeksi
5.Pantau keadaan umum
5.mengetahui
6.Barikan antibiotik amikin 1
perkembangan
gram/24 jam
keadaan
umum
pasien 6.menangani infeksi 22 Oktober 6.
Adanya sumber penularan dari Setelah
2020
kuman stapilokokus b/d resiko tindakan
15.30 WIB
terhadap penularan lewat udara
selama
dilakukan keperawatan
nosokomial
Lakukan pemantauan 2. menjaga alat dan
penularan tidak terjadi.
alat
dan
Kriteria Hasil :
digunakan klien
-
-
jam
ruang isolasi -
-
1x24
-
akibat bakteri Pertahankan klien di 1. mencegah infeksi
bahan
yang bahan
agar
tetap
steril
Klien berada di
-
kamar isolasi
baju dan alat lain yang sudah penularan
Semua bahan dan
dipakai klien
alat yang dipakai
-
klien ditempatkan
langsung dengan klien dan edukasi
tersendiri
alat serta bahan yang dipakai pengetahuan kepada
Tersedianya
klien -
Tempatkan tersendiri 3.mencegah 4.mencegah infeksi
Hindari kontak secara 5.
menambah atau
keluarga Berikan
atau
penkes pengunjung
terhadap keluarga maupun 6.mendeteksi adanya pengunjung -
bakteri
Pantau hasil laborat 7.melindungi
kultur dan sensitivitas baik dari
diri
berbagai
darah maupun urine -
penularan infeksi
Pakai sarung tangan,
masker, dan jas yang tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tgl/Jam 23/10/20 Jam 08.00 23/10/20
No.Dx Implementasi 1 Mencatat karakteristik bunyi nafas Mencatat karakteristik batuk,dan lendir
Respon Ronchi (+) paru kanan dan kiri Reflek batuk (+)bila isap lendir,lendir keluar
Paraf
Jam 08.15
memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi untuk membuang skresi yang
23/10/20
Memonitor status hiderasi
lengket BC + 107, turgor baik
Jam 08.25 23/10/20
Memberikan humidifikasi pada jalan nafas
Aquades masuk ke dalam penampung sesuai
Jam 08.40 23/10/20
Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya
level pola nafas memakai mode CPAP, F:12,
Jam 08.45 23/10/20
bernafas Memberikan cairan garam faal sesuai indikasi
nafas klien 24x/menit, FiO2 30% Lender dapat keluar lebih encer
Jam 08.50 23/10/20
Mempertahankan posisi tubuh
Posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300
Mengkaji status pernafasan
Memakai mode CPAP, F:12, FiO2 30%
Jam 10.00 23/10/20
Mencatat adanya sianosis
Tidak ada sianosis
Jam 10.05 23/10/20
Memberikan bantuan nafas dengan ventilator
Ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien
Jam 10.10 23/10/20
mekanik Mengawasi BGA/saturasi oksigen
PH: 7,36
Jam 08.55 23/10/20
Jam 10.25
2
PCO2: 37,4 mmHg PO2: 58,6 mmHg HCO3: 24,5 BE: 0,7
BE ecf: -0,5 AaDO2: 143 Mengkaji kebutuhan gizi
SaO2 96% 1400 kkal, 60 gr protein
Jam 11.00 23/10/20
Mengkaji bising usus
BU normal, 20x/menit, residu negatif
Jam 11.15 23/10/20
Mempertahankan asupan kalori dengan makan
Diet masuk, residu negatif, tidak ada muntah
Jam 11.25 23/10/20
personde atau nutrisi parental sesuai indikasi. Memantau laborat darah rutin dan protein
Hb 10,3gr%, Albumin: 2,8 mg/dl
Memonitor ventilator terhadap peningkatan tajam
Tidak ada peningkatan tekanan yang tajam
23/10/20
Jam 11.35 23/10/20
3
4
Jam 12.30
pada ukuran tekanan
23/10/20
Mengobservasi tanda dan gejala barotrauma
Tidak ada tanda dan gejala barotrauma
Jam 12.35 23/10/20
Memposisikan selang ventilator untuk mencegah
Sirkuit letak lebih rendah dari ET, plaster
Jam 12.40 23/10/20
penarikan selang endotrakeal Memonitor terhadap distensi abdomen
terpasang kuat, balon ET terisi cukup Tidak ada distensi abdomen
Mengevaluasi warna, jumlah, konsisten sputum tiap
Warna putih, lendir keluar 55 cc an
Jam 13.30 23/10/20
penghisapan Mempertahankan teknik steril bila melakukan
Sudah memakai sarung tangan dan masker
Jam 13.40 23/10/20
penghisapan ( pakai sarung tangan steril ) Melakukan pembersihan oral tiap shift
tiap melakukan tindakan Mulut klien tampak bersih
Jam 12.50 23/10/20
5
Jam 13.45 23/10/20
Memonitor tanda vital terhadap infeksi
R: TD:112/63 mmHg, MAP: 75, HR:
Jam 13.55 23/10/20
Memantau keadaan umum
83x/mnt, suhu: 36,8x/mnt KU lemah, Keadaan sophor
Jam 14.05 23/10/20
Memberikan antibiotik amikin 1 gram/24 jam
Obat masuk tidak ada alergi
Mempertahankan klien di ruang isolasi
Klien tetap di ruang tersendiri dan kamar
Jam 15.10 23/10/20
Melakukan pemantauan alat dan bahan yang
tertutup tempat yang tersedia sudah digunakan
Jam 15.15
digunakan klien
23/10/20
Menempatkan tersendiri baju dan alat lain yang
alat dan bahan dimasukkan dalam bak
Jam 15.25
sudah dipakai klien
khusus
23/10/20
Menghindari kontak secara langsung dengan klien
sudah memakai masker, sarung tangan dan
Jam 15.35
dan alat serta bahan yang dipakai klien
jas setiap melakukan tindakan
23/10/20
Memberikan penkes terhadap keluarga maupun
keluarga dapat memahami dan setuju.
Jam 15.40
pengunjung
23/10/20
Memantau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik kultur ditemukan adanya kuman
Jam 15.55
darah maupun urin
Jam 14.15 23/10/20
6
stapilokokus (MRSA & MRSE)
23/10/20
Memakai sarung tangan, masker, dan jas yang
Jam 16.15
tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan
sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi
EVALUASI KEPERAWATAN Tgl/Jam
No
24/10/20
Dx 1
Jam 08.00
SOAP S: O: -Ronchi (+) -Lendir keluar lebih encer A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjut intervensi 1.catat karakteristik bunyi nafas 2.catat karakteristik batuk,dan lendir 3.monitor status hiderasi 4.berikan humidifikasi pada jalan nafas 5.observasi perubahan pola nafas dan upaya bernafas
24/10/20 Jam 10.00
2
S:O: -Respirasi dengan ventilator mode CPAP, FiO2 30% -Tidak ada sianosis -PH: 7,36 -PCO2: 37,4 mmHg -PO2: 58,6 mmHg -HCO3: 24,5 -BE: 0,7 -BE ecf: -0,5 -AaDO2: 143 -SaO2 96% A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjut intervensi 1.kaji status pernafasan 2.catat adanya sianosis 3.berikan bantuan nafas dengan ventilator mekanik
Paraf
24/10/2020
3
Jam 11.00
S:O: -Diit masuk -Tidak ada muntah -Residu negative - Hb 10,3gr%, Albumin: 2,8 mg/dl A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjut intervensi 1.kaji kebutuhan gizi 2.kaji bising usus 3.pertahankan asupan kalori dengan makan personde atau
24/10/2020
4.
Jam 12.00
nutrisi parental sesuai indikasi. S: O: -Tidak ada peningkatan tekanan yang tajam -Tidak ada barotrauma A: Masalah teratasi Sebagian P: Lanjutkan intervensi 1.monitor ventilator terhadap peningkatan tajam pada ukuran tekanan 2.observasi tanda dan gejala barotrauma 3.posisikan selang ventilator untuk mencegah penarikan selang endotrakeal 4.berikan antasida dan beta bloker lambung sesuai indikasi
24/10/2020 Jam 13.00
5.
5.monitor terhadap distensi abdomen S: O: Lendir dapat keluar Tanda vital dalm batas normal Kultur MRSA & MRSE A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjut intervensi sebelumnya 1.Evaluasi warna, jumlah, konsisten sputum tiap penghisapan
2.Pertahankan teknik steril bila melakukan penghisapan ( pakai sarung tangan steril ) 3.Lakukan pembersihanoral tiap shift 4.Monitor tanda vital terhadap infeksi 5.Pantau keadaan umum 6.Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas 7.Barikan antibiotik amikin 1 gram/24 jam
24/10/2020 Jam 14.00
6.
S: O: Klien dirawat di ruang isolasi Bahan dan alat disendirikan asker, jas, sarung tangn dipakai setiap tindakan Keluarga dapat mengerti dan mengangguk Kultur MRSA & MRSE A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi sebelumnya -Pertahankan klien di ruang isolasi -Lakukan pemantauan alat dan bahan yang digunakan klien -Tempatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah dipakai klien -Hindari kontak secara langsung dengan klien dan alat serta bahan yang dipakai klien -Berikan penkes terhadap keluarga maupun pengunjung -Pantau hasil laborat kultur dan sensitivitas baik darah maupun urine -Pakai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan