Askep Post Trakeostomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M PASIEN KANKER LARING DAN POST OPERASI TRAKEOSTOMI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS Asuhan Keperawatan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan III



Oleh : INGGAR MAHARANI NIM 17613045 Kelompok A7



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2020



HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING



Disusun Oleh



: INGGAR MAHARANI



Judul



: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M PASIEN KANKER LARING DAN TRAKEOSTOMI



POST



DENGAN



OPERASI MASALAH



KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS



Telah disetujui dalam rangka kegiatan Praktik Klinik Keperawatan III (PKK III) Stase Keperawatan Medikal Bedah, Gawat Darurat dan Anak Mahasiswa



DIII



Keperawatan



Fakultas



Ilmu



Kesehatan



Universitas



Muhammadiyah Ponorogo pada tanggal 30 Maret – 25 April 2020 di RSUD dr.Saiful Anwar Malang.



Oleh :



Pembimbing Institusi



(Shalihatul Maghfirah, S.Kep., Ns., M.Kep )



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M PASIEN KANKER LARING DAN POST OPERASI TRAKEOSTOMI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS Nama Mahasiswa



: Inggar Maharani



NIM



: 17613045



Tgl. Pengkajian



: 07 April 2020 pukul 09.00 WIB



I.



IDENTITAS KLIEN Nama / inisial



: Tn.M



Umur



: 40 Tahun



No. register



: 101098



Agama



: Islam



Alamat



: Malang



Pendidikan



: SLTA



Pekerjaan



: Wirausaha



Tanggal MRS



: 02 April 2020 pukul 20.00 WIB



Diagnosa Medis



: Kanker laring + Post Operasi Trakeostomi hari ke 3



II.



KELUHAN UTAMA Saat MRS



: Klien mengatakan mengeluh sesak nafas dan suara serak



Saat Pengkajian



: Klien mengatakan mengeluh nyeri pada luka bekas operasi pada bagian leher



III.



RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien mengatakan sejak 3 minggu yang lalu pasien mengeluh sesak nafas disertai suara serak. Lalu beberapa hari kemudian pasien mengeluh batuk disertai sesak nafas, kemudian pada tanggal 02 April 2020 pukul 08.00 WIB pasien datang ke RS diantar keluarga ke RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Saat di UGD



pasien mengeluh sesak nafas semakin bertambah. Setelah mendapat tindakan medis pasien dipindahkan di ruang rawat 21. Pasien



mengatakan



saat



dirawat



menjalani



serangkaian



pemeriksaan lab dan rontgent dan dari pemeriksaan tersebut pasien di diagnosis Kanker laring stadium 3 dan harus menjalani operasi. Pada tanggal 04 April pasien menjalani operasi pukul 08.00 dengan durasi waktu 1 jam sehingga selesai pada pukul 09.00 WIB. Pada 07 April saat pengkajian, Pasien mengatakan nyeri terasa mengganggu ketika pasien mencoba untuk berbicara dan berteriak, pasien mengatakan mengeluh nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk , nyeri terasa pada leher karena luka bekas operasi , nyeri terasa dengan skala nyeri 3 dari rentang nyeri 1-10 dan nyeri muncul terus menerus. Nyeri disertai batuk dengan dahak keluar dari lubang selang bekas operasi. Dari hasil pengkajian didapatkan data: Kesadaran pasien composmentis, keadaan umum normal. TTV : TD 120/80 mmHg. Nadi 80 x/menit, RR 21 x/menit dan suhu 36,7 C Terpasang infus pz ditangan kanan dengan 20 tpm, dan dahak tampak kental keluar dari lubang trakeostomi dan terpasang NGT pada lubang hidung kanan. IV.



RIWAYAT KESEHATAN DAHULU Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengalami penyakit serupa sebelumnya, pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit DM dan penyakit menular dan pasien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.



V.



RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Keluarga mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang dialami pasien, penyakit menurun seperti DM, jantung dan riwayat penyakit menular.



VI.



RIWAYAT PSIKOSOSIAL a. Persepsi dan Harapan Klien Terhadap Masalahnya Klien mengatakan



bahwa penyakit



yang



di deritanya



merupakan ujian dari tuhan dan berharap agar segera dilakukan operasi agar segera sembuh dan dapat membantu aktivitas keluarganya. b. Persepsi dan harapan Keluarga Terhadap Masalah Klien Keluarga mengatakan bahwa penyakit yang dialami pasien merupakan ujian dari tuhan dan keluarga berharap agar klien segera sembuh dan kembali beraktifitas. c. Pola Interaksi dan Komunikasi Pasien berinteraksi dengan baik, pasien menatap orang yang mengajaknya berkomunikasi. d. Pola Pertahanan Pasien langsung memberikan respon ketika perawat datang. e. Pola Nilai dan Kepercayaan Pasien selama selama sakit melakukan ibadah dan selalu berdoa kepada tuhan agar diberikan keselamatan dan kesembuhan. f. Pengkajian Konsep Diri 1. Ideal diri



: Pasien memiliki semangat untuk sembuh



2.



: Pasien sangat di hargai



Harga diri



3. Identitas diri



: Pasien adalah orang yang sehat dan merupakan seorang ayah dan memiliki 2 orang anak



4. Peran diri



: Pasien berperan sebagai seorang ayah bagi anak anaknya



5. Citra tubuh



: Pasien suka dengan bentuk tubuhnya.



g. genogram



VII.



POLA KESEHATAN SEHARI-HARI POLA-POLA



a. Nutrisi



SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT Pasien mengatakan Pasien makan 3x sehari, 1 porsi mengatakan habis



dalam



1



makan.dengan



x makan



yang



porsi disediakan rumah



nasi, sayur dan lauk sakit berupa susu pauk. Dan minum  7 cair gelas dalam sehari.



3x



sehari



dengan menggunakan selang



yang



terpasang



pada



saluran pencernaannya, dengan



diit



makanan



cair



TKTP



.Dan



minum  5 gelas dalam sehari. b. Eliminasi BAB



Pasien



mengatakan Pasien



BAB 2x sehari dengan mengatakan konsistensi padat dan BAB 1x sehari bau khas feces.



dengan konsistensi padat dan



bau



khas



feces. BAK



Pasien



mengatakan Pasien



BAK lancar  5x dalam mengatakan sehari, berwarna kuning BAK dan bau khas urine.



lancar 



4x dalam sehari,



warna



kuning,



khas bau urine. c. Istirahat



Pasien mengatakan tidur Pasien nyenyak  8 jam /hari, 2 mengatakan jam saat pagi hari dan 6



dapat



tidur



jam di malam hari dan



dengan



tidak tidur siang.



tidur biasa  8



kualitar



jam /hari, 2 jam saat siang hari dan 6 jam di malam hari dan d. Personal Hygine



Pasien



tidak tidur pagi. mengatakan Pasien



mandi sehari 2 kali, mengatakan ganti pakaian sehari 2 disibin sehari 2 kali, potong kuku 2 kali, pasien belum mingu sekali, sikat gigi gosok gigi, tidak keramas, dan sehari 2 kali. berganti baju 2x



e. Aktifitas



Pasien



sehari. mengatakan Pasien



mampu bekerja dengan mengatakan bisa normal



dan



mampu melakukan



melakukan aktifitasnya aktifitas mandiri sehari-hari dengan baik.



kecuali



makan



dan minum tidak dapat dilakukan seperti biasanya, aktifitas



makan



dan



minum



pasien



dibantu



oleh perawat dan



keluarganya.



VIII. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum Klien Keadaan umum pasien normal Kesadaran composmentis dengan GCS E = 4 V = 5 M = 6 TD :



120 mmHg 80



S : 36,7  C N : 80x /menit RR : 21x /menit b. Pemeriksaan kepala dan muka Inspeksi : Kepala



bentuk kepala; bulat kulit kepala; tidak ada luka, bersih, tidak berbau, tidak berketombe rambut; pertumbuhan rata, warna rambut hitam, tidak berbau.



Muka



bentuk simetris, tidak ada luka, ekspresei wajah lesu. sedikit kaku menahan nyeri.



Palpasi



Ubun-ubun;



cembung,



tidak



ada



benjolan,



tidak



hidrocepalus, tidak ada nyeri tekan. c. Pemeriksaan telinga Inspeksi :



bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, ukuran normal, tidak



Palpasi :



ada



benda



asing,



tidak



ada



perdarahan, bersih (tidak ada serumen). Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal disekitar



area telinga. d. Pemeriksaan hidung Inspeksi :



bentuk hidung simetris antara kanan dan kiri, ukuran normal, terpasang NGT pada lubang hidung kanan, tidak ada perdarahan, bersih.



Palpasi :



Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal disekitar area hidung.



e. Pemeriksaan mata Inspeksi :



Simetris kanan dan kiri, cowong, terdapat lingkaran mata panda dibawah mata, lengkap, warna sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor dan tidak ada



Palpasi :



perdarahan. Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal disekitar area mata.



f. Pemeriksaan mulut dan farink Inspeksi :



keadaan bibir pasien kering, tidak ada luka, tidak ada perdarahan, lidah bersih dan kemerahan, gigi tidak caries



(lubang gigi), tidak ada labioschisis (sumbing). g. Pemeriksaan leher Inspeksi :



Terpasang tracheostomi, terdapat secret yang tampak kental keluar dari lubang tracheostomi tidak ada pembesaran



Palpasi :



kelenjar tiroid , tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, Tidak



ada pembesaran kelenjar tiroid. h. Pemeriksaan payudara dan ketiak Inspeksi :



Tidak ada pembengkakan, tidak ada luka/ lesi.



Palpasi : Tidak ada benjolan, terdapat nyeri tekan. i. Pemeriksaan thorak h.1. Pemeriksaan paru Inspeksi : Palpasi :



Pergerakan dinding dada simetris Tidak ada nyeri tekan, tidak ada keterlambatan gerak dada,



Perkusi : Auskultasi :



vocal premitus kanan dan kiri sama. Terdengar suara sonor. Suara nafas ronchi



h.2 Pemeriksaan jantung Inspeksi : Pulsasi Ictus Cordis tidak tampak Palpasi : Ictus Cordis teraba pada ICS V midclavicula sinistra Perkusi : Terdengar Suara pekak. Auskultasi : Terdengar BJ I dan BJ II tunggal j. Pemeriksaan abdomen Inspeksi : Auskultasi : Palpasi :



Simetris, tidak luka/ lesi Bising usus 15x /menit Tidak adanya nyeri tekan maupun benjolan, permukaan



Perkusi :



kulit abdomen halus. Terdengar Suara timpani.



k. Pemeriksaan integument Inspeksi : Palpasi :



Kulit tidak ada kelaian, berwarna coklat. Turgor kulit kembali kurang dari 2 detik, kulit halus, crt kuku kurang dari 2 detik, akral hangat.



l. Pemeriksaan anggota gerak (ekstremitas) 1) Kekuatan otot : 4 4



4 4



2) Fraktur : 3) Krepitasi :



-



4) Deformitas : 5) Edema : -



-



-



Inspeksi : Ekstremitas



Tangan



Simetris, lengkap, kuku pendek, terpasang



atas



kanan



infus pz, , tidak ada lesi.



Tangan kiri Ekstremitas bawah



Kaki kanan Kaki kiri



Simetris, lengkap, kuku pendek dan tidak ada lesi. Tidak ada lesi, simetris, lengkap dan kuku pendek. Tidak ada lesi, simetris, lengkap dan kuku pendek.



Palpasi : Ekstremitas



Tangan



atas



kanan



Tidak ada oedema, tidak adanya nyeri tekan. Tidak ada oedema, tidak adanya nyeri tekan.



Tangan kiri



Tidak ada oedema, tidak adanya nyeri tekan.



Ekstremitas



Kaki



Tidak ada oedema , tidak adanya nyeri tekan



bawah



kanan Kaki



Tidak ada oedema , tidak adanya nyeri tekan



kiri



6) Pemeriksaan genetalia dan anus Genetalia dan anus:



Genetalia dan anus bersih, tidak adanya



Inspeksi :



benjolan maupun lesi. Tidak adanya nyeri tekan.



7) Pemeriksaan status neurologis 1. Tingkat kesadaran Composmentis dengan GCS E = 4 V = 5 M = 5



2. Tanda-tanda perangsangan otak Tidak panas, tidak ada kaku kuduk, tidak kejang, tidak mual/ muntah 3. Uji saraf kranial Saraf :



1. Olfactorius , pasien mampu membedakan baubauan. 2. Optikus, pasien mampu menggerakkan bola mata, reflek pupil isokor 3. Oculomotorius, Pasien mampu merespon reflek pupil dengan reflek cahaya 4. Trochlearis, pasien mampu menggerakkan bola mata dengan baik 5. Trigeminus, pasien mampu membedakan halus dan kasar 6. Abdusen, pasien mampu menggerakkan bola mata dengan 6 arah 7. Facialis, pasien mampu mengangkat alis dengan baik, mengerutkan dahi 8. Auditorius, pasien mampu mendengarkan dengan baik 9. Glosofaringeus, pasien tidak mampu menelan dengan baik, terpasang selang NGT 10. Vagus, pasien mampu berbicara dengan baik 11. Accesarius, pasien mampu menggeleng dan menengok dengan baik 12.Hypoglosus, pasien mampu menggerakkan lidah dengan baik



4. Fungsi motorik Fungsi baik, tidak ada kelainan, semua gerakan terkontrol dengan baik. 5. Fungsi sensori Fungsi baik, tidak ada gangguan pendengaran, pasien dapat berbicara dan melihat.



VIII.



Pemeriksaan Penunjang Tanggal 02 April 2020 pukul 08.00 WIB NILAI



PEMERIKSAAN



HASIL



RUJUKAN/ RENTANG



SATUAN



METODA



NORMAL HEMATOLOGI Hemoglobin



14



14,0 – 17,5



g/dL



Colorimetric



Hematokrit



43.3



40,00 -54,00



%



Analyzer



Leukosit



7.6



4,0 – 10,5



x 103 L



calculates



Trombosit



370



150 – 450



x 103 L



Impedance



Eritrosit



5,05



4,50 – 6,00



x 106 L



Impedance



MPV ( Mean Platelet



6,5



6,5 – 12.00



L



Impedance



17,9 H



9,0 – 17,0



%



Distribution Width)



0,2



0,108 – 0,282



%



PCT (Platelecrit)



85,7



80,0 – 97,0



L



MCV



32,8



32,0 – 38,0



MC HC



28,1



27 – 32



58,7



50,0 – 70,0



24,6



20,0 – 40,0



Limfosit %



6,5



2,0 – 8,0



Monosit %



9,3 H



1,0 – 3,0



Eosinofil %



0,9



0,0 – 1,0



Basofil %



3,5 L



5–8



Neutrofil #



1,5



1,25 – 4,0



Limfosit #



0,4



0,30 – 1,00



Volume) PDW (Platelet



g/dL Pg



Analyzer calculates



MCH DIFF



%



Neutrofil % % % % % x 103 L x 103 L x 103 L



Impedance



Monosit #



0,6 H



0,02 – 0,50



x 103 L



Eisinofil #



0,1



0,0 – 0,10



x 103 L



Basofil #



13,9



11,5 – 14,7



%



Impedance



RDW – CV Analyzer KIMIA KLINIK



calculates



Glukosa sewaktu



30-180



100



03/04/2020 pukul 10.00 WIB Pemeriksaan Radiologi 1. Biopsi Laring



Didapatkan hasil laboratoriu m patologi anatomik yaitu karsinoma sel skuamosa



2. Laringoskop



Didapatkan hasil terletak terbatas pada laring dengan fiksasi



pita



suara



asli



dan/atau menginvasi area postkrikoid



mg/dl



IX.



PENATALAKSANAAN



OBAT



RUTE



Ketorolac



IV



Ceftriaxone



IV



Ranitidine



IV



PZ



IV



Mengetahui



DOSIS 30 mg/ml, 3 x sehari 1 gr/vial, 2x sehari 10 mg, 2x sehari 20 Tpm



Analgesik Antibiotik / antimikroba Mengurangi produksi asam lambung Menambah nutrisi



Malang, 07 Maret 2020



Pembimbing Ruangan



(



MANFAAT



Mahasiswa



)



(



)



ANALISA DATA Nama : Tn.M Umur : 35 Tahun Reg



: 101098



Tangga l 07/04/ 2020



Kelompok Data



Masalah



Ketidakefektifan bersihan jalan nafas mengatakan



DS : Pasien



Penyebab Karsinoma Laring



mengeluh batuk dengan dahak



keluar



dari



lubang



selang



yang



dipasang dileher. DO :



Oklusi celah glotik, obstruksi pada lumen esofagus



1. Pemfis leher Inspeksi : Terpasang tracheostomi,



terdapat



secret



tampak



kental



yang keluar



lubang



dari



tracheostomi



tidak ada pembesaran



Tindakan pembedahan (Tracheostomi)



Canul trachea merupakan benda asing bagi tubuh



kelenjar tiroid,tidak ada pembesaran



kelenjar



limfe.



merangsang sel goblet



Palpasi : Terdapat nyeri tekan,



mengeluarkan sekret berlebih



tidak ada benjolan abnormal, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.



Sekret terakumulasi dijalan nafas termasuk



dilubang trakheostomi mengakibatkan ventilasi terganggu



2.Frekuensi nafas : 21 /menit 3.Pemfis paru Auskultasi : Suara napas tambahan Terdengar ronchi 4.Pasien tampak sering batuk disertai keluarnya sekret yang tampak kental dari lubang trakeostomi. DS : 07/04/2020 Klien mengatakan tidak bisa berbicara seperti sebelum operasi. DO : 1. Klien dapat berkomunikasi namun suaranya terdengar sedikit parau dan terkadang hanya terdengar hembusan nafas saja 2. Pasien terkadang tampak menggunakan bahasa tubuh (menggerakkan bibir, tangan dan anggukan kepala) Terkadang pasien berkomunikasi menggunakan tulisan tangan. 3. Klien terpasang kanul trakeostomi



Terjadi ketidakefektifam bersihan jalan nafas. Kerusakan komunikasi verbal



Tindakan pembedahan trakeostomi



Pasien bernafas melalui stoma



Plika vokal suara tidak berkontraksi Suara tidak keluar klien tidak dapat berkomunikasi secara verbal Kerusakan komunikasi verbal



07/04/2020



DS : Pasien mengatakan nyeri terasa mengganggu ketika pasien mencoba untuk berbicara dan berteriak, pasien mengeluh nyeri terasa seperti ditusuktusuk , nyeri terasa pada leher karena luka bekas operasi , nyeri terasa dengan skala nyeri 3 dari rentang nyeri 1-10 dan nyeri muncul terus menerus. Nyeri disertai batuk dengan dahak keluar dari lubang selang luka bekas operasi. DO : 1. Pemfis leher Inspeksi : Terpasang tracheostomi, terdapat secret yang tampak kental keluar dari lubang tracheostomi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.



Nyeri Akut



Tindakan pembedahan Trakeostomy



Terdapat luka insisi pembedahan



Menekan sel syaraf nyeri menimbulkan Pelepasan reseptor Kimia ke Korteks cerebri Nyeri akut



DAFTAR MASALAH Nama : Tn.M Umur : 35 Tahun No



Tgl Muncul



Masalah Keperawatan



1.



07 April 2020



Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d sekret berlebih dan kental



2.



07 April 2020



Kerusakan Komunikasi verbal b/d



hambatan



fisik



(tindakan



pembedahan trakeostomi). 3.



07 April 2020



Reg : 101098



Nyeri akut b/d insisi bedah trakeostomi



tgl teratasi



ttd



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN



Nama : Tn.M Umur : 35 Tahun Reg



No 1.



: 101098



DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN / KRITERIA HASIL Ketidakefektifan bersih jalan NOC



INTERVENSI NIC



napas



Airways suction



1. Respiratory status : Ventilation



Definisi : ketidakmampuan untuk 2. Respiratory status : airways patency 1. Lakukan BHSP membersihkan



sekresi



atau Kriteria Hasil :



2. Monitor status oksigen



obstruksi dari saluran pernafasan 1. Mendemonstrasikan batuk efektif untuk



mempertahankan



pasien



dan suara nafas yang bersih, tidak 3. Pastikan



kebutuhan



kebersihan jalan nafas.



ada sianosis dan dyspneu (mampu



Batasan Karakteristik:



mengeluarkan



1. Tidak ada batuk



bernafas dengan mudah, tidak ada



sebelum dan sesudah



2. Suara napas tambahan



pursed lips)



suctioning



3. Perubahan frekwensi napas 4. Sianosis 5. Kesulitan



mampu 4. Auskultasi suara nafas



2. Menunjukkan jalan nafas yang paten 5. Lakukan ( klien tidak merasa tercekik, irama



berbicara



mengeluarkan suara 6. Penurunan bunyi napas 7. Dispneu



sputum,



atau



oral/tracheal suctioning



fisioterapi



dada jika perlu



nafas, frekuensi pernafasan dalam 6. Lakukan nebulizer jika rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) 3. Mampu



mengidentifikasikan



perlu 7. Informasikan



dan



klien



dan



kepada keluarga



RASIONAL



1. Dengan melakukan BHSP mampu membina komunikasi dua arah yang efektif sehingga memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan. 2. Dengan memonitor status oksigen pasien maka akan memudahkan tindakan



8. Sputum dalam jumlah yang berlebihan



mencegah



factor



yang



dapat



tentang suctioning



menghambat jalan nafas



9. Batuk yang tidak efektif



3.



10. Orthopneu 11. Gelisah 12. Mata terbuka lebar Factor-faktor



yang



berhubungan : 1. Lingkungan : a. Perokok pasif b. Mengisap asap



4.



c. merokok 2. Obstruksi jalan nafas : a. Spasme jalan nafas b. Mokus



dalam



jumlah



berlebihan c. Eksudat



dalam



jalan



alveoli d. Materi asing dalam jalan



5.



napas e. Adanya



jalan



napas



buatan f. Sekresi bertahan / sisi sekresi



6.



keperawatan yang diperlukan Dengan memastikan oral/tracheal suctioning akan meminimalisir akibat dari tindakan suction jika dilakukan secara berlebihan. Dengan melakukam Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning dapat mengevaluasi keefektivan tindakan yang dilakukan. Dengan dilakukannya tindakan fisioterapi dada dapat mencegah penumpukan sekret berlebih Dengan



g. Sekresi dalam bronki 3. Fisiologis : a. Jalan napas alergik b. Asma c. Penyakit paru obstruktif kronik d. Hiperplasi



dinding



bronkhial e. Infeksi f. Disfungsi neuromuskular



dilkakukannya tindakan nebulizer dapat mengencerkan dahak/sekret sehingga sekret bisa keluar dan tidak menumpuk di jalan nafas. 7. Dengan memberikan edukasi/ Informasikan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan dapat mempermuda h tindakan dan hal itu merupakan salah satu cara untuk melatih keluarga dan pasien untuk bisa membantu merawat pasca keluar RS.



2.



Kerusakan komunikasi verbal b/d hambatan fisik (tindakan pembedahan trakeostomi) Definisi : Penurunan, perlambatan atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, dan/ menggunakan sistem simbol. Batasan Karakteristik : 1. Berkomunikasi dengan mengunakan bahasa tubuh (menggerakkan bibir, tangan, dan anggukan kepala) 2. Terpasang kanul trakeostomi Faktor yang berhubungan : 1. defisit anatomi (pengangkatan



1. Anxiety self control



trakeostomi).



fisik



(selang



Enhancement : Speech



2. Coping



Deficit



3. Sensory function 1. 4. Communication



Beri kesempatan



1.



Dengan memberi



klien untuk



Enhancement : Speech Deficit



kesempatan



berkomunikasi 2.



5. Communication



klien



Amati gerak non



3.



juga



Sediakan kertas



6. Anxiety Reduction



dan bolpoin jika



7. Active Listening



pasien lemah tidak



memberikan kesempatan kepada



mampu berbicara Kriteria Hasil : 1. Komunikasi



:



4.



terpasang 2. Komunikasi ekspresif (kesulitan berbicara) : ekspresi pesan verbal dan



atau



non



verbal



yang



bermakna.



2.



Dengan mengamati gerak



non



verbal



dapat



cara : a. menutup lubang



menjadi slaah



trakheostomi dengan jari yang



penerimaan



bersih atau tutup



komunikasi dan interpretasi pesan



yang khusus jika



mendengar)



post-op



trakheostomi tentang



(kesulitan



3. Komunikasi



komunikasi



Ajarkan pada pasien yang



interpretasi, ekspresi pesan



reseptif :



klien



untuk berlatih



banyak



penerimaan,



untuk



berkomunikasi



verbal klien



Enhancement : Visual Deficit



batang suara) 2. hambatan



Communication



satu



media



untuk berkomunikasi 3.



Dengan



verbal dan atau non verbal.



ingin berbicara b. Memberikan



4. Gerakan terkoordinasi : mampu mengkoordinasi



gerakan



klien



dalam



menggunakan isyarat. 5. Mampu kebutuhan sosial.



mencoba



mengkomunikasikan dengan lingkungan



aternatif



untuk



lain



untuk



mengungkapkan



berkomunikasi



apa yang klien



dapat



butuhkan



mempermudah



c. Gerak non verbal



komunikasi



mengintepretasik



dua arah yang



an perasaan klien



efektif



d. Pasien



bisa



berkomunikasi dengan di



menulis



kertas



jika



lemah e. Menutup



jalur



masuknya udara melalui



4.



Dengan memberi edukasi pada keluarga dan pasien dapat membantu pasien dan keluarga mandiri dalam merawat pasca keluar dari R.S



trakheostomi maka



pasien



dapat berbicara



3.



Nyeri akut b/d insisi bedah trakeostomi Definisi: pengalaman sensorik



1. Pain level



Pain level Management



2. Pain control



1.Lakukan BHSP



3. Comfort level



2.



Observasi TTV



3.



Lakukan



1. Dengan melakukan BHSP mampu membina



dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain):awitan yang tibatiba atau lambat dari intensitas ringan hinga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau di prediksi dan berlangsung < 6 bulan. Batasan karakteristik: 1. Perubahan selera makan 2. Perubahan tekanan darah 3. Perubahan frekuwensi jantung 4. Perubahan frekuwensi pernafasan 5. Laporan isyarat 6. Diaforesis 7. Perilaku distraksi (misal, berjalan mondar mandir mencari orang lain dan atau aktifitas lain , aktfitas yang berulang) 8. Mengekspresikan perilaku (misal, gelisah, merengek, menangis) 9. Masker wajah (misal, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata



Kriteria hasil: 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu mengunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri ,mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Mampu mengenali nyeri(skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang



pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan



2.



faktor pencetus 4.



Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan/



3.



memberatkan nyeri 5.



Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri



6.



Kolaborasi dengan tim medis dalam



4.



pemberian analgesik



5.



komunikasi dua arah yang efektif sehingga memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan. Dengan dilakukannya observasi TTV dapat mengetahui keadaan umum pasien Dengan pengkajian nyeri secara komprehensif dapat memilih intervensi yang tepat untuk mengurangi rasa nyeri. Dengan menganalisa faktor pecentus nyeri maka akan meminimalisir resiko skala nyeri yang semakin meningkat Dengan



berpencar atau tetap pada satu fokus meringis) 10. Sikap melindungi area nyeri 11. Fokus menyempit (misal, gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) 12. Indikasi nyeri yang dapat diamati 13. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri 14. Sikap tubuh melindungi 15. Dilatasi pupil 16. Melaporkan nyeri secar verbal 17. Gangguan tidur Faktor yang berhubungan: 1. Agen cidera (misal, biologis, zat kimia, fisik, psikologis)



mengajarkan teknik non farmakologi dapat menimbulkan impuls di hipotalamus sehingga bisa memblokade reseptor nyeri sehingga pasien merasa sedikit lebih nyaman 6. Kolaborasi yang tepat dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan pasien.



CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN



Nama : Tn.M Umur : 35 Tahun Reg :101098



No 1.



Tgl/Jam 07 April 2020 10.00 WIB



Tindakan Keperawatan 1. Melakukan BHSP R/ Pasien menunjukkan sikap kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan



10.10 WIB



2. Memonitor status oksigen pasien R/ Status oksigen pasien menunjukkan 89%



10.20 WIB



3. Melakukan tindakan nebulizer R/ Tindakan nebulizer dilakukan selama 10 menit dengan obat yang digunakan yaitu ventolin



10.30 WIB



4. Melakukan auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning R/ Terdengar suara ronchi



10.40 WIB



5. Memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang suctioning R/ Pasien dan keluarga mendapat sedikit



2.



08 April 2020 08.00 WIB



gambaran tentang edukasi yang diberikan 1. Melakukan BHSP R/ Pasien menunjukkan sikap kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan



08.15 WIB



2. Memberi kesempatan klien untuk berkomunikasi R/ Pasien kooperatif setiap dilakukan tindakan 3. Amati gerak non verbal klien R/ Pasien tampak menunjukkan sikap koopertaif



08.55 WIB



dalam setiap tindakan yang dilakukan 4. Menyediakan kertas dan bolpoin jika pasien



Ttd



lemah tidak mampu berbicara banyak R/ pasien segera menulis ketika tidak mampu mengekspresikan keinginannya 5. Mengajarkan pada pasien yang terpasang trakheostomi tentang perawatan kanula trakeostomi 3.



08 April 2020 10.00 WIB



R/ pasien kooperatif mendengarkan dengan baik 1. Mengobservasi TTV R/ TTV : TD 130/90 mmHg. Nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit dan suhu 36,5 C



10.10 WIB



2. Melakukan pengkajian nyeri secara R/ Pasien mengatakan nyeri terasa mengganggu ketika pasien mencoba untuk berbicara dan berteriak, pasien mengeluh nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk , nyeri terasa pada leher karena luka bekas operasi , nyeri terasa dengan skala nyeri 3 dari rentang nyeri 1-10 dan nyeri muncul terus menerus. Nyeri disertai batuk dengan dahak keluar dari lubang selang luka bekas operasi.



10.20 WIB



3. Menanyakan kepada pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan/ memberatkan nyeri R/ pasien mengatakan faktor yang dapat menurunkan nyeri yaitu dengan mendengarkan ayat suci alquran sembari mengatur nafas dan faktor yang memperberat nyeri yaitu ketika pasien mencoba memaksakan berbicara



10.40 WIB



4. Mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri R/ pasien dapat memahami dan mempraktekkan kembali teknik relaksasi dengan menghirup aromaterapi



10.55 WIB



5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian



analgesik R/ Pasien mendapatkan advice injeksi ketorolac 3x 3 gram 1.



09 April 2020 10.30 WIB



1. Melakukan BHSP R/ Pasien menunjukkan sikap kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan



10. 35 WIB



2. Memonitor status oksigen pasien R/ Status oksigen pasien menunjukkan 90%



10.40 WIB



3. Melakukan tindakan nebulizer R/ Tindakan nebulizer dilakukan selama 10 menit dengan obat yang digunakan yaitu ventolin



10.50 WIB



4. Melakukan auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning R/ Terdengar suara ronchi



10.58 WIB



5. Memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang suctioning R/ Pasien dan keluarga mendapat sedikit gambaran tentang edukasi yang diberikan



2.



10 April 2020 08.00 WIB



1. Melakukan BHSP R/ Pasien menunjukkan sikap kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan



08.15 WIB



2. Memberi kesempatan klien untuk berkomunikasi R/ Pasien kooperatif setiap dilakukan tindakan



08.30 WIB



3. Amati gerak non verbal klien R/ Pasien tampak menunjukkan sikap kooperaitf dalam setiap tindakan yang dilakukan



08.45 WIB



4. Menyediakan kertas dan bolpoin jika pasien lemah tidak mampu berbicara banyak R/ pasien segera menulis ketika tidak mampu



08.55 WIB



mengekspresikan keinginannya 5. Mengajarkan pada pasien yang terpasang trakheostomi tentang perawatan kanula trakeostomi R/ pasien kooperatif mendengarkan dengan baik



3.



10 April 2020 10. 35 WIB



1. Mengobservasi TTV R/ TTV : TD 130/90 mmHg. Nadi 89 x/menit, RR 21 x/menit dan suhu 36,5 C



10.40 WIB



2. Melakukan pengkajian nyeri secara R/ Pasien mengatakan nyeri terasa mengganggu



10.45 WIB



ketika pasien mencoba untuk berbicara dan berteriak, pasien mengeluh nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk , nyeri terasa pada leher karena luka bekas operasi , nyeri terasa dengan skala nyeri 3 dari rentang nyeri 1-10 dan nyeri muncul terus menerus. Nyeri disertai batuk dengan dahak keluar dari lubang selang luka bekas operasi.



3. Menanyakan kepada pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan/ memberatkan nyeri R/ pasien mengatakan faktor yang dapat menurunkan nyeri yaitu dengan mendengarkan ayat suci alquran sembari mengatur nafas dan faktor yang memperberat nyeri yaitu ketika pasien mencoba memaksakan berbicara 4. Mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri R/ pasien dapat memahami dan mempraktekkan kembali teknik relaksasi dengan menghirup aromaterapi 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik R/ Pasien mendapatkan advice injeksi ketorolac 3x 3 gram



CATATAN PERKEMBANGAN



Nama : Tn.M Umur : 35 Tahun Reg : 101098



No dx 1.



Tgl/jam



Perkembangan



07 April 2020



S: Pasien mengatakan mengeluh batuk dengan



13.00 WIB



Ttd



dahak keluar dari lubang selang yang dipasang dileher. O: K/U : baik - Pemfis Leher Inspeksi : Terpasang tracheostomi, terdapat secret yang tampak kental keluar dari lubang tracheostomi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.



Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan



abnormal, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Frekuensi nafas : 22 X/menit Pemfis paru Auskultasi : Suara napas tambahan Terdengar ronchi Pasien tampak sering



batuk



disertai keluarnya sekret yang tampak



kental



dari



lubang



trakeostomi. A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d



sekret berlebih dan kental (masalah belum teratasi) P: Lanjutkan intervensi no 1- 5 2.



08 April 2020 13.00 WIB



S: O: K/U : lemah 1. Klien dapat berkomunikasi namun suaranya terdengar sedikit parau dan terkadang hanya terdengar hembusan nafas saja 2. Klien terpasang kanul trakeostomi



A : Kerusakan Komunikasi verbal b/d hambatan fisik (tindakan pembedahan trakeostomi) (masalah belum teratasi). P: Lanjutkan intervensi no 1- 4 3.



08 April 2020 13.00 WIB



S: Pasien mengatakan nyeri terasa mengganggu ketika pasien mencoba untuk berbicara dan berteriak, pasien mengeluh nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk , nyeri terasa pada leher karena luka bekas operasi , nyeri terasa dengan skala nyeri 2 dari rentang nyeri 1-10 dan nyeri muncul terus menerus. Nyeri disertai batuk dengan dahak keluar dari lubang selang luka bekas operasi. O: 1. Pemfis leher Inspeksi : Terpasang tracheostomi, terdapat secret yang tampak kental keluar dari lubang tracheostomi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.



TTV : TD 130/80 mmHg. Nadi 90 x/menit, RR 21 x/menit dan suhu 36,5 C A : Nyeri akut b/d insisi bedah trakeostomi (masalah belum teratasi ) P: Lanjutkan intervensi no 1- 6 1.



09 April 2020 13.00 WIB



S: Pasien mengatakan mengeluh batuk dengan dahak keluar dari lubang selang yang dipasang dileher. O: K/U : baik - Pemfis Leher Inspeksi : Terpasang tracheostomi, terdapat secret yang tampak kental keluar dari lubang tracheostomi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.



Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan



abnormal, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Frekuensi nafas : 19 X/menit Pemfis paru Auskultasi : Suara napas tambahan Terdengar ronchi Pasien tampak sering



batuk



disertai keluarnya sekret yang tampak bening tidak terlalu kental dari lubang trakeostomi. A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d sekret berlebih dan kental (masalah belum teratasi)



P: Lanjutkan intervensi no 1- 5 2.



10 April 2020 13.00 WIB



S: O: K/U : lemah 1. Klien dapat berkomunikasi namun suaranya terdengar sedikit parau 2. Klien terpasang kanul trakeostomi



A : Kerusakan Komunikasi verbal b/d hambatan fisik (tindakan pembedahan trakeostomi) (masalah belum teratasi). P: Lanjutkan intervensi no 1- 4 3.



10 April 2020 13.00 WIB



S: Pasien mengatakan nyeri terasa mengganggu ketika pasien mencoba untuk berbicara dan berteriak, pasien mengeluh nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk , nyeri terasa pada leher karena luka bekas operasi , nyeri terasa dengan skala nyeri 3 dari rentang nyeri 1-10 dan nyeri muncul terus menerus. Nyeri disertai batuk dengan dahak keluar dari lubang selang luka bekas operasi. O: 1. Pemfis leher Inspeksi : Terpasang tracheostomi, terdapat secret yang tampak kental keluar dari lubang tracheostomi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. TTV : TD 120/80 mmHg. Nadi 93 x/menit,



RR 21 x/menit dan suhu 36,0 C A : Nyeri akut b/d insisi bedah trakeostomi



(masalah belum teratasi ) P: Lanjutkan intervensi no 1- 6