Askep - Syok - Kardiogenik Bu Pratiwi Kel 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI Halaman Judul ..............................................................................................i Kata Pengantar ............................................................................................ii Daftar isi ......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Teori Syok Cardiogenik 2.1.1 Definisi Syok Cardiogenik................................................................... 2.1.2 Etiologi................................................................................................. 2.1.3 Ptofisiologi........................................................................................... 2.1.4 Manifestasi Klinis................................................................................ 2.1.5 Komplikasi Syok Cardiogenik............................................................. 2.1.6 Penatalaksanaan................................................................................ 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan 2.2.1 Pengkajian........................................................................................... 2.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 2.2.3 Intervensi............................................................................................. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian.............................................................................................. 3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................



3.3 Intervensi................................................................................................ 3.4 Implementasi.......................................................................................... 3.5 Evaluasi.................................................................................................. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan..........................................................................................10 4.2 Saran ..................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA



iii



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai dengan kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Dalam keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tak dapat dipulihkan kembali (syok ireversibel), oleh karena itu penting



untuk



mengenali



keadaan-keadaan tertentu



yang



dapat



mengakibatkan syok, gejala dini yang berguna untuk penegakan diagnosis yang



cepat



dan



tepat



untuk



selanjutnya



dilakukan



suatu



penatalaksanaan yang sesuai. Satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam jiwa penderitanya adalah syok kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan yang diakibatkan oleh karena tidak cukupnya curah jantung untuk mempertahankan fungsi alat-alat vital tubuh akibat disfungsi otot jantung. Hal ini merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka kematiannya tetap tinggi yaitu antara 80-90%. Penanganan yang cepat dan tepat pada penderita syokkardiogenik ini mengambil



peranan



penting



di



dalam



pengelolaan/penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari ancaman kematian. Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan komplikasi infark yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat tinggi. Walaupun akhir-akhir ini angka kematian dapat



diturunkan



sampai



56%



(GUSTO), syok



kardiogenik



masih



merupakan penyebab kematian yang terpenting pada pasien infark yang dirawat di rumah sakit. 1.2 Rumusan Masalah



1



1. Apa definisi syok kardiogenik? 2. Bagaimanakah etiologi syok kardiogenik? 3. Bagimanakah patofisiologi syok kardiogenik? 4. Bagimanakah manifestasi klinis syok kardiogenik? 5. Bagimanakah komplikasi syok kardiogenik? 6. Bagimanakah penatalaksanaan syok kardiogenik? 7. Bagaimana asuhan keperawatan syok kardiogenik? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui definisi syok kardiogenik 2. Mengetahui etiologi syok kardiogenik 3. Mengetahui patofisiologi syok kardiogenik 4. Mengetahui manifestasi klinis syok kardiogenik 5. Mengetahui komplikasi syok kardiogenik 6. Mengetahui penatalaksanaan syok kardiogenik 7. Mengetahui asuhan keperawatan syok kardiogenik 1.4 Manfaat 1. Bagi Masyarakat Masyarakat lebih tahu dan paham tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan syok kardiogenik. 2. Bagi Mahasiswa Mahasiswa



lebih



mengetahui



tentang



pembuatan



keperawatan pada pasien dengan syok kardiogenik.



2



asuhan



BAB II PEMBAHASAN



2.1 KONSEP TEORI 2.1.1 Definisi Syock Kardiogenik Shock kardiogenik merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang berhubungan dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya disebabkan oleh perfusi jarigan yang buruk. Disebut juga kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2003). Shock



kardiogenik



didefinisikan



sebagai



adanya



tanda-tanda



hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah



jantung



rendah dengan



syok kerdiogenik.



(www.fkuii.org). Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung, manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland, 1998). Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang



luas.



Otot



jantung



kehilangan



kekuatan



kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). Derajat



3



syok sebanding dengan disfungsi ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi sebagai komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati dan disritmia. (Brunner & Suddarth, 2001). 2.1.2 Etiologi Terdapat



beberapa



penyebab



dari



terjadinya



shock



kardiogenik,



diantaranya: 1. Gangguan kontraktilitas miokardium. 2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau hipoperfusi iskemik 3. Infark miokard akut ( AMI) 4. Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum, atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil 5. Valvular stenosis 6. Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung) 7. Cardiomyopathy ( myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya ) 8. Trauma jantung 9. Temponade jantung akut 10. Komplikasi bedah jantung 2.1.3 Manifestasi Klinis 1. Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit bernafas), tampak pucat, dan apprehensive (anxious, discerning, gelisah, takut, cemas) 2. Hipoperfusi jaringan 3. Keadaan mental tertekan/depresi 4. Anggota gerak teraba dingin 5. Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria).



4



6. takikardi (detak jantung yang cepat,yakni > 100x/menit) 7. Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90–110 kali/menit 8. Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80 mmHg 9. Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat, hidrosis, perspirasi) 10. Distensi vena jugularis 11. Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2. 12. Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg. 13. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut Menurut Mubin (2008), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan : a. Keluhan Pokok 1. Oliguri (urin < 20 mL/jam). 2. Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut). 3. Nyeri substernal seperti IMA. b. Tanda Penting 1. Tensi turun < 80-90 mmHg 2. Takipneu dan dalam 3. Takikardi 4. Nadi cepat 5. Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru 6. Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar 7. Sianosis 8. Diaforesis (mandi keringat) 9. Ekstremitas dingin 10. Perubahan mental c. Kriteria Adanya disfungsi miokard disertai dengan: 1. Tekanan darah sistolis arteri < 80 mmHg. 2. Produksi urin < 20 mL/jam.



5



3. Tekanan vena sentral > 10 mmH2O 4. Ada tanda-tanda: gelisah, keringat dingin, akral dingin, takikardi 2.1.4 Patofisiologi Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase terminal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak pada supply O 2 kejaringan  khususnya pada otot jantung yang semakin berkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila berkelanjutan  akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok kardiogenik. Pada kondisi syok, metabolisme yang  pada fase awal sudah mengalami perubahan pada kondisi anaerob akan semakin memburuk sehingga produksi asam laktat terus meningkat dan memicu timbulnya nyeri hebat seperti terbakar maupun  tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri, kelemahan fisik juga terjadi sebagai akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah. Semakin Menurunnya kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk berkontraksi utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnnya cardiac output atau berhenti sama sekali.  Hal tersebut menyebakkan suplay darah maupun O 2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga menimbulkan kondisi penurunan kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas, Kompensasi dari otot jantung dengan meningkatkan denyut nadi  yang berdampak pada penurunan tekanan darah Juga tidak memperbaiki kondisi penurunan kesadaran. Aktifitas ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR ). Pada kondisi ini pengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron akan , menambah retensi air dan natrium menyebabkan produksi  urine  berkurang( Oliguri < 30ml/ jam) Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan adanya  peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana  kondisi ini



6



akan semakin memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular .Hal tersebut dapat menyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran darah  dan akhirnya memperberat kondisi edema paru. 2.1.5 Pathway 2.1.6 Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik: a. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi. b. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker



untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg. c. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin. d. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi. e. Bila mungkin pasang CVP. f. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik. 2. Medikamentosa : a. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri b. Ansietas, bila cemas c. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi d. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit e. Dopamin



dan



dobutamin



(inotropik



dan



kronotropik),



bila



perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m. f. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV. g. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m



7



h. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan  oksigenasi jaringan.



Digitalis



bila



ada



fibrilasi



atrial



atau



takikardi



supraventrikel. 2.1.7 Pemeriksaan Penunjang 1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola. 2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung. 3. Rontgen



dada;



Menunjukkan



pembesaran



jantung.



Bayangan



mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal. 4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung. 5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner. 6. Elektrolit;



mungkin



berubah



karena



perpindahan



cairan



atau



penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic. 7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM. 8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida. 9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,misalnya infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH). 2.1.8 Komplikasi 1.



Cardiopulmonary arrest



2.



Disritmi



3.



Gagal multisistem organ



4.



Stroke



8



5.



Tromboemboli



2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 2.2.1 PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik , dengan data fokus pada : 1.      Aktivitas  Gejala : kelemahan, kelelahan  Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit  kelembaban, kelemahan umum 2.      Sirkulasi 



Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes mellitus.







Tanda : tekanan darah turun