Asuhan Coc [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KOTA TASIKMALAYA Diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian Praktek Kebidanan Fisiologis Stase X (Persalinan)



Disusun Oleh: SINDIANA PUTRI NIM. P2.06.24.8.20.032



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Komunitas Stase X. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Fisiologis dalam Program Profesi Bidan. Laporan Pendahuluan ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Hj Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 2. Nunung Mulyani,APP,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan 3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST,M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi Bidan 4. Sinar Pratiwi, SST.MPH selaku wali kelas Program Studi Profesi Bidan 5. Tim Penanganggung Jawab Praktek Kebidanan Fisiologi Stase X Asuhan kebidanan komunitas. 6. Dwi Yunita Lestari, SST, SKM selaku CI Lahan Praktek Puskesmas Bantar. 7. Orang tua dan adik serta seluruh keluarga yang selalu memberi doa dan dukungan baik moril ataupun materil. 8. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Terimakasih. Tasikmalaya, Mei 2021 Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................................1 B. Tujuan ...................................................................................................2 C. Manfaat..................................................................................................3 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Asuhan Persalinan...................................................................4 B. Nyeri Pada Persalinan...........................................................................9 C. Konsep Asuhan Bayi Baru Lahir..........................................................12 D. Relaksasi Nafas Dalam.........................................................................13 BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................17 BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................43 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................47 B. Saran ....................................................................................................47 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World Health Organization (WHO) 99% kematian maternal terjadi di negara berkembang. Angka kematian ibu tidak bisa dielakkan menunjukkan angka yang cukup tinggi, terhitung pada tahun 2015 sekitar 303.000 wanita didunia meninggal karena kehamilan dan persalinan, angka ini mengalami penurunan sebesar 43% dari perkiraan 532.000 pada tahun 1990 (WHO, 2016). Angka Kematian Ibu di Indonesia sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012, namun pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2014, Total keseluruhan kematian ibu di Jawa Barat adalah 748 kematian. Meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan antara lain oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya (Kemenkes 2016). Menurut profil Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2012, penyebab kematian secara langsung pada persalinan dengan komplikasi adalah perdarahan, pre-eklamsia dan eklamsia, infeksi jalan lahir serta emboli, robekan jalan lahir, septik aborsi. Penyebab tidak langsung tingginya AKI adalah faktor pendidikan ibu yang rendah, status gizi ibu yang kurang serta terlalu muda usia ibu pada saat hamil. Pada tahun 2018, Angka Kematian Ibu di kota Tasikmalaya sebanyak 18 kasus dan angka kematian bayi 80 kasus. Penyebab kematian ibu terbanyak yaitu eklamsi, preeklamsi, infeksi, dan pendarahan (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2018). Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, sebagian besar kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat, walaupun demikian pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa



1



membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian (WHO, 2010). Strategi dalam mengatasi nyeri, terdapat dua cara, yaitu teknik farmakologi dalam hal ini pemberian obat analgesik dan teknik nonfarmakologi merupakan tindakan independen dari seorang perawat dalam mengatasi respon nyeri (Prasetyo, 2010). Teknik relaksasi bernafas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernapas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan. (Prasetyo, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamsuri menyatakan bahwa metode relaksasi adalah salah satu metode non-farmakologi yang efektif untuk menurunkan nyeri persalinan (Tamsuri, 2006). Penelitian yang lainnya seperti, dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri kontraksi pada ibu inpartu kala I aktif. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam mempunyai pengaruh positif terhadap penurunan tingkat nyeri kontraksi pada pasien persalinan normal kala I aktif. Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara universal dialami oleh hampir semua ibu bersalin. B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam memberi asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi dengan pendekatan manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian SOAP.



2.



Tujuan Khusus a. Mampu mengetahui dan melakukan pengkajian secara subjektif terhadap asuhan kebidanan persalinan



2



b. Mampu mengetahui dan melakukan pengkajian secara objektif terhadap asuhan kebidanan persalinan c. Mampu menetapkan dan mengidentifikasi diagnosa asuhan kebidanan persalinan d. Mampu



melakukan



penatalaksanaan



sesuai



kewenanangan



terhadap asuhan kebidanan persalinan. C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, menentukan analisa data, menyusun rencana tindakan asuhan, melakukan tindakan asuhan kebidanan,



melakukan



evaluasi



secara



komprehensif



pada



Persalinan. b. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan persalinan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi belajar terhadap materi yang telah diberikan, dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta acuan bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan persalinan. 3. Bagi Klien Diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan informasi bagi Klien mengenai pentingnya asuhan yang dilakukan. 4. Bagi Lahan Praktik Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik agar lebih meningkatkan pelayanan khususnya dalam mengatasi masalah kebidanan yang berpengaruh pada mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi yang masih tinggi.



3



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Asuhan Persalinan 1. Faktor yang berperan dalam persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, Bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi sehat (WHO 2010). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saifuddin, 2009) Tanda Awal Persalinan (buku KIA, Depkes RI, 2016) a. Perut mulas-mulas yang teratur, semakin sering dan semakin lama b. Keluar lendir campur darah dari jalan lahir c. Keluar cairan ketuban dari jalan lahir 2. Mekanisme Persalinan Normal Mekanisme persalinan normal adalah rentetan pergerakan aktif dari janin dan terhadap panggul saat janin melewati jalan lahir. Menurut Rohani (2011), gerakan aktif tersebut adalah : a. Penurunan kepala Pada primi gravida, masuknya kepala kedalam PAP biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala melewati PAP dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir tepat diantara simfisis dan promontorium. Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi



4



dari segmen atas rahim yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. b.



Fleksi Pada awal persalinan kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Dagu dibawah lebih dekat kearah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar.



c.



Rotasi dalam (putaran paksi dalam) Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar kedepan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke arah simpisis.



d.



Ekstensi Sesudah kepala janin sampai didasar panggul dan ubunubun kecil berada di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin.



e.



Rotasi luar (putaran paksi luar) Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami resititusi yaitu kepala bayi memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan rotasi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Didalam rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya



f.



Ekspulsi Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir. a. Kekuatan mendorong janin keluar (power) b. Faktor janin (passanger) c. Faktor jalan lahir (passage) (Mochtar, 2013)



5



3. Tahapan Persalinan a. Kala I (Kala Pembukaan) Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Menurut Rohani (2011) persalinan kala I dibagi menjadi 2, yaitu: 1) Kala I Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung 7 – 8 jam. 2) Kala I Fase aktif, saat pembukaan serviks 4 cm sampai 10 cm (lengkap), berlangsung ± 6 jam. Fase aktif terbagi atas : a) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm. b) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm. c) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+10 cm). b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin) Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara berlangsung selama 1 jam. Diagnosa kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm (Sarwono, 2010). Tanda dan gejala persalinan kala II adalah : 1) His semakin kuat 2) Adanya dorongan untuk meneran 3) Adanya tekanan pada anus 4) Perineum terlihat lebih menonjol 5) Vulva membuka 6) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah



6



Posisi ibu saat meneran, ibu memperoleh posisi yang paling nyaman baginya. Setiap posisi memiliki keuntungan masing-masing misalnya, posisi setengah duduk dapat membantu turunnya kepala janin. Ibu dibimbing mengedan selama his, dan dianjurkan mengambil nafas disela mengedan. Tujuan bernafas saat ada kontraksi ketika kepala akan lahir untuk menjaga perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala serta mencegah robekan. memeriksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiah dan Yulianti, 2010). 2.



Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir aterm antara 3742 minggu, dengan berat badan 2.500 – 4.000 gram, panjang badan 4852cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm. Selain itu, bayi baru lahir disebut normal apabila tanda vitalnya dalam batas normal. Batas normal tanda vital bayi baru lahir yaitu frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, Pernapasan 40-60 x/menit. Saat bayi lahir nilai apakah bayi dalam 12



keadaan normal atau tidak, dengan melakukan penilaian sekilas yaitu melihat warna kulit bayi, tonus otot bayi, dan tangisan (Nanny, 2011). 3. Pertolongan pada waktu bayi lahir Sebelum bayi lahir dilakukan penilaian apakah kehamilan cukup bulan dan apakah cairan ketuban jernih atau bercampur mekonium. Segera setelah bayi lahir dilakukan penilaian kembali apakah bayi langsung menangis atau bernafas, warna kulit kemerahan atau sianosis, dan tonus otot baik atau lemah. Jika keadaan bayi normal, menurut Kemenkes (2010) dilakukan asuhan kebidanan sebagai berikut : a. Jaga bayi tetap hangat b. Isap lendir dari mulut dan hidung jika perlu c. Keringkan d. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir e. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini f. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, di paha kiri anterolateral dan salep mata tetrasiklin 1% atau eritromicin 0,5% untuk mencegah penyakit mata karena klamidia. g. Pemeriksaan fisik h. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuscular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 D. Relaksasi Nafas Dalam 1. Pengertian Relaksasi Nafas Dalam Menurut brunner dan suddart, (2002) di dalam Setyoadi, (2011:127), relaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata. Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan, teknik relaksasi nafas dalam selain dapat menurunkan intensitas nyeri teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah (Smeltzer



13



& Bare, 2001 di dalam Priscilla, dkk, 2012). Menurut Rukmala, (2016:2) penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika



seseorang



melakukan



relaksasi



nafas



dalam



untuk



mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan komponen saraf parasimpatik secara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang



mempengaruhi



tingkat



stress



seseorang



sehingga



dapat



meningkatkan konsentrasi dan membuat klien merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. Pada kala I persalinan, teknik relaksasi pernapasan dapat memperbaiki relaksasi otot-otot abdomen dan denngan demikian meningkat



ukuran



rongga



abdomen.Keadaan



ini



mengurangi



friksi/gesekan dan rasa nyeri antara rahim dan dinding abdomen.Karena otot-otot genetalia juga menjadi lebih rileks, otot-otot tersebut tidak menggangu penurunan janin. Umumnya, pernapasan perut yang perlahan, kira-kira separuh kecepatan normal pernapasan seorang ibu bersalin, dimulai ketika ibu bersalin tidak dapat lagi berjalan atau berbicara selama kontraksi berlangsung karena frekuensi dan intensitas kontraksi meningkat, ibu bersalin perlu menganti teknik dengan pernapasan dada, pernapasan yang lebih dangkal dengan kecepatan kira-kira dua kali kecepatan napas normal. Saat yang paling sulit untuk tetap mempertahankan kontrol selama kontraksi pada saat dilatasi serviks mencapai 8-10 cm. periode ini juga disebut periode transisi.Bahkan bagi ibu bersalin yang telah melakukan persiapan untuk persalinannya, konsentrasi pada teknik pernapasan sukar dipertahankan. Jenis yang dapat digunakan yaitu pola perbandingan 4:1, yaitu : napas, napas, napas, napas, hembus (seperti ketika meniup lilin). 2. Manfaat Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam a. Pasien mendapatkan perasaan yang tenang dan nyaman b. Mengurangi rasa nyeri c. Pasien tidak mengalami stress



14



d. Melemaskan otot untuk menurunkan ketegangan dan kejenuhan yangbiasanya menyertai nyeri e. Mengurangi kecemasan yang memperburuk persepsi nyeri f. Relaksasi nafas dalam mempunyai efek distraksi atau pengalihan perhatian. 3. Mekanisme Kerja Relaksasi Nafas Dalam Slow deep breathing secara teratur akan meningkatkan sensitivitas baroreseptor dan mengeluarkan neurotransmitter endorphin sehingga mengstimulasi respons saraf otonom yang berpengaruh dalam menghambat pusat simpatis (meningkatkan aktivitas tubuh) dan merangsang aktivitas parasimpatis (menurunkan aktivitas tubuh atau relaksasi). Apabila kondisi ini terjadi secara teratur akan mengaktivasi cardiovasculer contro center (CCC) yang akan menyebabkan penurunan heart rate, stroke volume, sehingga menurunkan cardiac output, proses ini memberikan efek menurunkan tekanan darah Johan (2000 dalam Tahu, 2015). Proses fisiologi terapi nafas dalam (deep breathing) akan merespons meningkatkan aktivitas baroreseptor dan dapat mengurangi aktivitas



keluarnya



saraf



simpatis



dan



terjadinya



penurunan



kontraktilitas, kekuatan pada setiap denyutan berkurang, sehingga volume sekuncup berkurang, terjadi penurunan curah jantung dan hasil akhirnya yaitu menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi kecemasan (Muttaqin, 2009 dalam Khayati et all, 2016). 4. Indikasi Terapi Relaksasi Napas Dalam a. Pasien yang mengalami nyeri nyeri akut tingkat ringan sampai dengan sedang akibat penyakit yang kooperatif b. Pasien yang nyeri kronis c. Nyeri pasca operasi d. Pasien yang mengalami stress 5. Kontraindikasi Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terapi relaksasi nafas dalam tidak diberikan pada pasien yang mengalami sesak nafas.



15



6. Teknik Terapi Relaksasi Nafas Dalam Berikut ini adalah langkah-langkah tindakan dalam melakukan teknik relaksasi napas dalam : a. Persiapan Alat dan Lingkungan b. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam tiga hitungan (hirup, dua, tiga). c. Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi rileks dan nyaman. Lakukan penghitungan bersama klien (hembuskan, dua, tiga). d. Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal. e. Mengulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya sembari membiarkan tubuh melemah atau selama 15-20 menit. f. Setelah seluruh tubuh klien merasa rileks anjurkan klien untuk bernafas secara perlahan-lahan, dan apabila nyeri bertambah hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat (Earnest, 199 di dalam Setyoadi 2011).



16



BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal Pengkajian : 23 April 2021 Waktu Pengkajian



: 10.00 WIB



Tempat Pengkajian :KIA Puskesmas Bantar Pengkaji



: Sindiana Putri



DATA SUBJEKTIF A. Identitas Pasien Nama : Umur : Agama : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat : B. Keluhan Utama



Istri Ny. R 26 Th Islam SMU IRT Bantargedang



Suami Tn. A 31 Th Islam SMA Wiraswasta



Ny R datang ke Puskesmas bersama suami mengeluh sakit pinggang. C. Riwayat Kehamilan Yang Lalu No Tahun 1 2



2017 2021



Tempat



Jenis



Penolong Penyulit BB



Persalinan Persalinan PONED Spontan Bidan



-



Keadaan



Sekarang 3300 Hidup



D. Riwayat Menstruasi Ny. R mengatakan menarche 12 tahun, siklusnya 30 hari, lamanya 7 hari. Dalam sehari 2-3 kali ganti pembalut. HPHT 20 Juli 2020. TP 27 Maret 2021. E. Riwayat Penyakit Yang Pernah Di Derita Ny. R mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun, berat, maupun menular. F. Riwayat Operasi Ny. R mengatakan tidak pernah operasi. G. Riwayat Pernikahan 17



Ini merupakan pernikahan pertama Ny. R, beliau menikah pada tahun 2017. H. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Ny. R mengatakan sebelum hamil menggunakan kontrasepsi KB Suntik 3 bulan. I. Riwayat Imunisasi Ny. R mengatakan imunisasi lengkap. J. Pola Makan Dan Minum Ny. R mengatakan makan 2-3 kali dalam sehari, bervariasi. Ny. R minum air putih ± 8-12 gelas sehari. K. Pola Eliminasi BAB 1-2 hari sekali, konsistensi kadang lunak kadang keras, warna kuning kadang kecoklatan. BAK 4-5 kali dalam sehari, warna bening/agak kuning. L. Pola Aktivitas Seksual Ny. R mengatakan biasanya berhubungan badan sebanyak 1-2 kali dalam seminggu tetapi tidak menentu, tergantung keinginan. M. Pola Kebersihan Diri Ny. R mengatakan mandi 2 kali dalam sehari, dan mengganti pakaian dalam setiap mandi. N. Pola Tidur Ny. R mengatakan tidur biasanya selama ± 9 jam, dan istirahat siang ± 2 jam. O. Aspek Psikologis Ny. R mengatakan sangat senang saat mengetahui hasil test pack menunjukkan positif.



P. Aspek Psikososial Suami Ny. R dan keluarga ikut senang atas kehamilan Ny. R juga mendukung keadaan Ny. R untuk melindungi kehamilannya. Q. Aktivitas Sehari-hari Setiap hari Ny. R melakukan pekerjaan rumah atau mengasuh anak nya. DATA OBJEKTIF



18



A. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Baik



Kesadaran



: Compos Mentis



B. Antropometri Berat Badan



: 66 Kg



LILA



: 29 cm



Tinggi Badan



: 158 Cm



IMT



: 29



C. Tanda-tanda vital Tekanan Darah : 120/70 mmHg Nadi : 80x/menit D. Pemeriksaan Fisik Kepala



Respirasi Suhu



: 20x/menit : 36,7 °C



: Simetris, tidak ada benjolan, rambut bersih tidak terlalu tebal, berwarna hitam, kulit kepala bersih, tidak terdapat



Mata



ketombe dan kerontokkan : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, iris berwarna hitam, gerakan bola mata baik, tidak memiliki



Telinga



gangguan penglihatan : Simetris, bersih, tidak ada nyeri dan benjolan, pendengaran



Hidung



baik : Septum hidung normal, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri



Mulut



tekan, penciuman baik : Warna bibir normal, tidak ada kelainan, lidah kemerahan,



Leher



bersih, normal, tonsil normal, tidak ada peradangan : Simetris, tidak ada bengkak, tidak ada pembesaran KGB,



Thorax



kelenjar tiroid dan vena jugularis, mobilisasi baik : Simetris, pernapasan baik, tidak sianosis, tidak batuk, tidak



Payudara



ada kelainan : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri



Abdomen



tekan, tidak ada benjolan, ASI +/+ : Tidak ada luka bekas operasi Leopold I : Tfu 3 jari dibawah px, Teraba bulat, lunak, tidak melenting Leopold II : Bagian kanan perut teraba keras memanjang seperti ada tahanan, bagian kiri teraba bagian kecil janin. Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting. Kepala sudah masuk PAP. Leopold IV : divergen 1/5 19



TFU Mc donald : 29 cm Genetalia Lengan Tungkai



DJJ : 142 x/Menit : Tidak ada keluhan, tidak dilakukan pemeriksaan. : Simetris, tidak ada kelainan : Simetris, tidak ada kelainan, toedema -/-, reflek patella kanan kiri +/+



ANALISA Ny. R 26 tahun G2P1A0 39 Minggu Fisiologis PENATALAKSANAAN 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu dan suami mengerti 2. KIE Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III. Ibu mengerti. 3. Memberitahu ibu dan suami persiapan persalinan. Ibu dan suammi sudah mempersiapkan. 4. KIE Tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. R 26 TAHUN G2P1A0 40-41 MINGGU INPARTU KALA I FASE AKTIF



Tanggal



: 01 Mei 2021



Waktu



: 19.30 WIB



Tempat



: Poned PKM Bantar



Pengkaji



: Sindiana Putri



I. DATA SUBJEKTIF Ny R datang ke Puskesmas bersama suami dan keluarga pukul dengan keluhan mules-mules sejak jam 18.00 WIB. Belum keluar air-air, dan sudah ada lendir bercampur darah dari jalan lahir. II. DATA OBJEKTIF



20



A. Keadaan Umum Kesadaran



: Baik : Compos mentis



B. Tanda-tanda Vital Tekanan Darah



: 120/80 mmHg



Nadi



: 82 x/menit



Pernafasan



: 21 x/menit



Suhu



: 36,5 °C



C. Pemeriksaan Fisik Kepala



: Simetris, tidak ada benjolan, rambut bersih tidak terlalu tebal, berwarna hitam, kulit kepala bersih, tidak terdapat



Mata



ketombe dan kerontokkan : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, iris berwarna hitam, gerakan bola mata baik, tidak memiliki



Telinga



gangguan penglihatan : Simetris, bersih, tidak ada nyeri dan benjolan, pendengaran



Hidung



baik : Septum hidung normal, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri



Mulut



tekan, penciuman baik : Warna bibir normal, tidak ada kelainan, lidah kemerahan,



Leher



bersih, normal, tonsil normal, tidak ada peradangan : Simetris, tidak ada bengkak, tidak ada pembesaran KGB,



Thorax



kelenjar tiroid dan vena jugularis, mobilisasi baik : Simetris, pernapasan baik, tidak sianosis, tidak batuk, tidak



Payudara



ada kelainan : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri



Abdomen



tekan, tidak ada benjolan, ASI +/+ : Tidak ada luka bekas operasi



21



Leopold I : Tfu 3 jari dibawah px, Teraba bulat, lunak, tidak melenting Leopold II : Bagian kanan perut teraba keras memanjang seperti ada tahanan, bagian kiri teraba bagian kecil janin. Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting. Kepala sudah masuk PAP. Leopold IV : divergen 3/5 TFU Mc donald : 29 cm DJJ Genetalia



: 142 x/Menit



His : 3x10’35’’ : Vulva tousee Vulva Vagina tidak ada kelainan, portio tipis , pembukaan 5 cm, ketuban (+), presentasi kepala, hodge II,



Lengan Tungkai



sutura sagitalis melintang, tidak ada molase. : Simetris, tidak ada kelainan : Simetris, tidak ada kelainan, reflek patella kanan kiri +/+



III. ANALISA DATA Ny R 26 Tahun G2P1A0 40-41 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktik IV. PENATALAKSANAAN 1.



Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Ibu dan keluarga mengerti.



2.



Melakukan informed consent dalam setiap tindakan, ibu dan keluarga menyetujui.



3.



Memberikan motivasi psikologis menjelang persalinan, dan mengajarkan ibu teknik relaksasi dan mengatur nafas saat kontraksi. Ibu kooperatif dan mau melakukan.



4.



Melakukan observasi KU, TTV, DJJ, his, dan kemajuan persalinan, hasil observasi terlampir di partograf.



5.



Menganjurkan ibu untuk istirahat miring kiri. Ibu bersedia dan mau melakukan.



6.



Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, ibu bersedia makan dan minum.



22



7.



Menyiapkan alat partus set dan perlengkapan bayi dan ibu. Alat partus set dan perlengkapan bayi sudah disiapkan



8.



Memotivasi suami dan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu. Suami dan keluarga memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu.



Catatan Perkembangan Waktu 23.30 WIB S



: Ibu mengeluh mulesnya semakin sering dan terasa nyeri pada punggung belakang dan perut bagian bawah pada saat kontraksi serta keluar air-air dari jalan lahir.



O



: KU: baik, kesadaran compos mentis, DJJ : 140x/menit reguler, his 4x10’x40’’ kandung kemih tidak penuh. Vulva tousee Vulva Vagina tidak ada kelainan, portio tipis,



pembukaan 8 cm, ketuban (-),



presentasi kepala, Hodge III, ubun ubun kecil kanan depan, tidak ada molase. Sisa ketuban jernih A



: Ny. R 26 tahun G2P1A0 40-41 minggu inpartu kala I fase aktif



P



: 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan kondisi ibu dan janinnya saat ini baik. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan ibu senang mendengar bahwa kondisi ibu dan janin baik. 2. Melakukan informed consent dalam setiap tindakan, ibu dan keluarga menyetujui. 3. Melakukan observasi KU, TTV, DJJ, his, dan kemajuan persalinan, setiap 30 menit sekali. Hasil observasi terlampir di partograf. 4. Mengajarkan Ibu teknik relaksasi nafas dalam. Ibu mengerti dan mau melakukan. 5. Mendiskusikan dengan ibu untuk pendamping persalinan, ibu di dampingi keluarga. 6. Memfasilitasi ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk meneran. Ibu memilih posisi meneran dorsal recumbent. 23



7. Mengecek ulang dan mendekatkan



alat partus set, partus set di



dekatkan. 8. Menganjurkan ibu minum pada saat tidak ada kontraksi. Ibu mengerti dan mau melakukan. 9. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan mengatur nafas saat kontraksi. Ibu kooperatif dan mau melakukan. 10. Memotivasi suami dan keluarga mengenai dukungan psikologis bagi ibu. Suami dan keluarga memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu. 11. Memotivasi ibu untuk terus semangat dan berdo’a. Ibu semangat dan berdo’a selama menjalani proses persalinan. Catatan Perkembangan Waktu 01.30 WIB S



: Ibu mengeluh mulesnya semakin sering, ingin mengedan seperti BAB.



O



: KU: baik, kesadaran compos mentis, his 5x10’x45’’, DJJ : 140x/menit reguler, kandung kemih tidak penuh. Vulva tousee Vulva Vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-), presentasi kepala, Hodge IV. Sisa ketuban jernih



A



: Ny. R 26 tahun G2P1A0 40-41 minggu inpartu kala II



P



: 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, saatnya ibu untuk meneran bila ada kontraksi dan adanya dorongan untuk meneran. Ibu mengerti atas hasil pemeriksaan 2. Memotivasi suami dan keluarga mengenai dukungan psikologis bagi ibu. Suami dan keluarga memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu. 3. Membuka alat partus set. Partus set telah disiapkan. 4. Menyiapkan diri untuk menolong persalinan. Memakai alat perlindungan diri lengkap 5. Mengingatkan cara meneran yang baik dan posisi melahirkan yang aman sesuai keinginan ibu. Ibu melakukannya dan memilih posisi dorsal recumbent.



24



6. Observasi DJJ dan his hasil di catat di lembar partograf 7. Melakukan pertolongan persalinan dengan APN. Jam 01.33 WIB bayi lahir spontan menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot kuat. Meletakan bayi di perut ibu. Mengeringkan sambil merangsang taktil. Catatan Perkembangan Waktu 01.40 WIB S



: Ibu merasa mules, dan lega setelah melahirkan anaknya



O



: KU: baik, kesadaran compos mentis, TFU sepusat, tidak teraba janin kedua, kandung kemih tidak penuh, ada semburan darah tampak tali pusat memanjang di vulva di klem, perdarahan normal ±200 mL.



A



: Ny. R 26 tahun P2A0 kala III



P



: 1.



Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan yaitu mengeluarkan plasenta dan memberitahu ibu tidak boleh mengedan. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya



2.



Melakukan pengecekan janin ke dua. Hasil tidak terdapat janin ke dua.



3.



Menyuntikkan oksitosin 10 IU IM di sepertiga paha luar ibu



4.



Melakukan IMD segera setelah bayi lahir. IMD berhasil dilakukan



5.



Melakukan Penegangan Tali Pusat terkendali jam 01.42 WIB plasenta lahir spontan, lengkap.



6.



Melakukan Masase uterus 15 kali dalam 15 detik. Kontraksi uterus baik. TFU : Sepusat



Catatan Perkembangan Waktu 01.45 WIB S : Masih terasa mules dan lemas O : KU: baik, kesadaran compos mentis, TTV tekanan darah : 110/80 mmHg, pernapasan : 21x/menit, nadi : 85x/menit, suhu : 36,9ºC. TFU : sepusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih tidak penuh. Genetalia tidak terlihat ada robekan. Perdarahan pervaginam normal ±50 mL. A : Ny. R 26 tahun P2A0 kala IV P:



25



1.



Menginformasikan hasil pemeriksaan dan mengucapkan selamat atas kelahiran anak nya. Ibu mengerti dan tampak bahagia



2.



Mengecek kelengkapan plasenta. Plasenta lahir lengkap



3.



Melakukan pengecekan laserasi. Tidak terdapat luka laserasi.



4.



Mengajarkan ibu teknik masase uterus. Ibu memahami



5.



Melakukan pemasangan IUD Post Plasenta. IUD sudah terpasang.



6.



Membersihkan area genitalia ibu dan memakaikan pembalut. Ibu merasa lebih nyaman.



7.



Membersihkan dan membereskan tempat bersalin dengan lap dan larutan klorin 0,5%. Tempat bersalin bersih kembali.



8.



Melakukan pemantauan kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Hasil terlampir dalam partograf



9.



Merendam alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, kemudian cuci bilas dan di DTT. Peralatan telah siap digunakan kembali



10. Melakukan cuci tangan dan membersihkan alat APD. Sudah bersih 11. Memfasilitasi ibu istirahat, makan, minum. Ibu bersedia 12. Melengkapi partograf.



26



Alat APD



ASUHAN KEBIDANAN SEGERA SETELAH LAHIR PADA BAYI BARU LAHIR (BBL) NY. R FISIOLOGIS Tanggal



: 02 Mei 2021



Waktu



: 01.33 WIB



Tempat



: PONED Puskesmas Bantar



Pengkaji



: Sindiana Putri



I. DATA SUBJEKTIF II. DATA OBJEKTIF Keadaan Umum



: Baik



Tonus Otot



: Aktif



Menangis



: Kuat



Warna Kulit



: Kemerahan



III. ANALISA DATA Bayi Ny. R Bayi Baru Lahir Fisiologis IV. PENATALAKSANAAN 1. Mengeringkan, merangsang taktil dan mengganti kain basah dengan kain kering 2. Mengklem, memotong dan mengikat tali pusat 3. Meletakkan bayi di atas perut ibu untuk IMD dengan kepala ditutupi topi dan diselimuti 4. IMD dimulai dari pukul 01.35— 02.35 WIB. IMD berhasil dilakukan. 5. Pukul 01.35 WIB Melakukan pengukuran antropometri, dengan hasil BB 3100 gram, PB 53 cm, LK 33 cm, LD 32 cm. 6. Meyuntikkan Neo K 1 mg (0,5 mL) secara IM di 1/3 paha luar sebelah kiri, salep mata tetracyclin 1% pada kedua mata untuk mencegah infeksi pada mata 7. Menjaga bayi agar tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan mengobservasi suhu tubuh bayi. Suhu tubuh bayi normal 8. Pukul 02.35 WIB Menyuntikkan vaksin HB0 secara IM 1/3 paha luar sebelah kanan. 27



CATATAN PERKEMBANGAN I Tanggal



: 2 Mei 2021



Waktu



: 06.33 WIB



Tempat



: Poned PKM Bantar



Pengkaji



: Sindiana Putri



I.



DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan masih lemas dan sudah BAK ke toilet.



II. DATA OBJEKTIF A. Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Emosional



: Stabil



B. Tanda-tanda Vital Tekanan Darah



: 101/80 mmHg



Nadi



: 80 x/menit



Pernafasan



: 22 x/menit



Suhu



: 36.5 °C



C. Pemeriksaan Fisik a. Mata



: Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih



b. Payudara



: Payudara simetris, tidak ada dimpling, tidak ada perubahan warna, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI +/ +



c. Abdomen



: Tidak ada luka parut bekas operasi, kontraksi uterus kuat, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih tidak penuh.



d. Genetalia



: Lochea rubra.



e. Ekstremitas bawah : Tidak ada varises dan oedema, tanda homman -/I.



ANALISA DATA Ny. R 26 tahun P2A0 postpartum 6 Jam



28



II. PENATALAKSANAAN 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga memahami 2. Menginformasikan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Ibu bersedia makan dan minum. 3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi miring kanan dana miring kiri. Ibu bersedia 4. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI pada bayi nya secara on demamnd. Ibu mengerti 5. Mengingatkan kembali ibu dan keluarga tanda bahaya nifas. Ibu mengerti, apabila ditemukan tanda-tanda tersebut akan segera memanggil bidan 6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat.



29



CATATAN PERKEMBANGAN II Tanggal



: 10 Mei 2021



Waktu



: 08.00 WIB



Tempat



: Ruang KIA PKM Bantar



Pengkaji



: Sindiana Putri



III. DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan sudah merasa baikan dan sudah BAB sejak kemarin. IV. DATA OBJEKTIF A. Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Emosional



: Stabil



B. Tanda-tanda Vital Tekanan Darah



: 100/80 mmHg



Nadi



: 80 x/menit



Pernafasan



: 20 x/menit



Suhu



: 36.5 °C



C. Pemeriksaan Fisik f. Mata



: Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih



g. Payudara



: Payudara simetris, tidak ada dimpling, tidak ada perubahan warna, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI +/ +



h. Abdomen



: Tidak ada luka parut bekas operasi, kontraksi uterus kuat, TFU pertengahan pusat dan simpisis, kandung kemih tidak penuh.



i. Genetalia



: Lochea sanguilenta.



j. Ekstremitas bawah : Tidak ada varises dan oedema, tanda homman -/III. ANALISA DATA Ny. R 26 tahun P2A0 postpartum 7 hari



30



IV. PENATALAKSANAAN 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga memahami 2. Menginformasikan kepada ibu untuk banyak minum dan makan makanan yang banyak mengandung serat. Ibu memahami. 3. Melakukan



kembali



senam



nifas.



Ibu



memahami



dan



mampu



mempraktikan 4. Meyakinkan kembali kepada ibu bahwa ibu mampu menyusui bayinya. Ibu menyusui bayinya secara on demand dan eksklusif. 5. Mengingatkan kembali ibu dan keluarga tanda bahaya nifas. Ibu mengerti, apabila ditemukan tanda-tanda tersebut akan segera ke pelayanan kesehatan.



31



CATATAN PERKEMBANGAN III Tanggal



: 06 Oktober 2019



Waktu



: 10.00 WIB



Tempat



: Kunjungan Rumah Pasien



Pengkaji



: Sindiana Putri



I.



DATA SUBJEKTIF Ibu Mengatakan keadaannya baik-baik saja, tidak ada keluhan dan masalah, makan 3 kali/hari, minum 7 gelas/hari, bayi menyusu dengan kuat, sudah tidak merasakan mules, BAK 4 x/hari, BAB 1 x/hari.



II.



DATA OBJEKTIF a. Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Emosional



: Stabil



b. Tanda-tanda Vital Tekanan Darah



: 100/80 mmHg



Nadi



: 80 x/menit



Pernafasan



: 20 x/menit



Suhu



: 37 °C



c. Pemeriksaan Fisik Mata



: Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih



Payudara



: Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar +/+, tidak terdapat bedungan ASI.



Abdomen



: TFU sudah tidak teraba, kandung kemih tidak penuh.



Genetalia V.



: Lochea serosa, perineum bersih.



ANALISA DATA Ny. R 26 tahun P2A0 postpartum 14 hari fisiologis



32



VI. PENATALAKSANAAN 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga memahami . 2. Menginformasikan kepada ibu untuk banyak minum dan makan makanan yang banyak mengandung serat. Ibu memahami. 3. KIE pada ibu tentang kebutuhan istirahat, ibu mengerti. 4. Mengevaluasi pada ibu cara menyusui yang benar untuk mencengah terjadinya lecet pada putting susu, ibu mengerti. 5. Menganjurkan ibu untuk segera periksa jika ditemukan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas, ibu mengerti dan bersedia untuk periksa. 6. Melakukan Konseling mengenai KB IUD Post plasenta. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.



33



CATATAN PERKEMBANGAN IV Tanggal



: 31 Mei 2021



Waktu



: 07.00 WIB



Tempat



: Kunjungan Rumah Pasien



Pengkaji



: Sindiana Putri



III.



DATA SUBJEKTIF Ibu Mengatakan keadaannya baik-baik saja, tidak ada keluhan, makan 3 kali/hari, minum 7 gelas/hari, bayi menyusu dengan kuat, sudah tidak merasakan mules, BAK 4 x/hari, BAB 1 x/hari.



IV.



DATA OBJEKTIF



a. Keadaan Umum



b.



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Emosional



: Stabil



Tanda-tanda Vital Tekanan Darah



: 120/70 mmHg



Nadi



: 78 x/menit



Pernafasan



: 19 x/menit



Suhu



: 36.3 °C



a. Pemeriksaan Fisik Mata



: Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih



Payudara



: Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar +/+, tidak terdapat bedungan ASI.



Abdomen



: TFU sudah tidak teraba, kandung kemih tidak penuh.



Genetalia VII.



: Tidak ada keluhan.



ANALISA DATA Ny. R 26 tahun P2A0 postpartum 29 hari fisiologis



34



VIII. PENATALAKSANAAN 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga memahami . 2. Menginformasikan kepada ibu untuk banyak minum dan makan makanan yang banyak mengandung serat. Ibu memahami. 3. KIE pada ibu tentang kebutuhan istirahat, ibu mengerti. 4. Mengevaluasi pada ibu cara menyusui yang benar untuk mencengah terjadinya lecet pada putting susu, ibu mengerti. 5. Menganjurkan ibu untuk segera periksa jika ditemukan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas, ibu mengerti dan bersedia untuk periksa. 6. Melakukan Konseling mengenai KB IUD Post plasenta apakah ada keluhan. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. 7. Ibu berencana pulang besok pagi tanggal 23 September 2019 jam 09.00 WIB.



35



CATATAN PERKEMBANGA NEONATAL I Tanggal



: 02 Mei 2021



Waktu



: 06.33 WIB



Tempat



: PONED Puskesmas Bantar



Pengkaji



: Sindiana Putri



a. DATA SUBJEKTIF Bayi Ny R sudah BAB dan BAK. b. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum



: Baik



b. Kesadaran



: compos mentis



c. Tanda vital



: DJB : 122 x/m , RR : 43x/m , S : 36,6



2. Pemeriksaan antropometri a. BB



: 3100 gram



b. PB/TB



: 53 cm



3. Pemeriksaan fisik a.



Kepala



b. Muka c. Mata



:



Rambut bersih, hitam, mesochepal, UUB



: :



datar . Simetris, tidak moon face, tidak pucat. Simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, tidak ditemukan kelainan katarak kongenital, glaucoma kongenital



d. Hidung e. f.



Telinga Mulut



:



maupun strabismus Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip,



: :



tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada serumen. Simetris, tidak pucat, tidak kering, tidak ada stomatisis, tidak ada labioskisis, dan tidak ada



g. Leher



:



labiopalatoskisis tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak



h. Dada



:



ada pembesaran kelenjar limfe Simetris, tidak ada retaksi dinding dada, tidak



i.



:



ada bunyi ronkhi dan wheezing Simetris, bulat, tidak kembung, bising usus



Perut



36



:



normal Simetris, tidak pucat, tonus otot baik, tidak



k. Genitalia



:



polidaktil mauapun sindaktil Tidak ada kelainan, labia mayora menutupi



l.



:



labia minora. Tidak ada kelainan



j.



c.



Ektremitas



Anus



ANALISA DATA Bayi Ny. R NCB SMK 6 Jam Fisiologis



d. PENATALAKSANAAN 1. Memberikan KIE ASI Ekslusif kepada ibu. Ibu mengerti 2. Memberitahu ibu untuk tetap jaga kehangatan bayi. Ibu mengerti. 3. Memberitahu ibu perawatan tali pusat. Ibu mengerti 4. Menjadwalkan kunjungan ulang 3-7 hari. Ibu mengerti



37



CATATAN PERKEMBANGA NEONATAL II Tanggal



: 05 Mei 2021



Waktu



: 08.00 WIB



Tempat



: Rumah Pasien



Pengkaji



: Sindiana Putri



I.



DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan bayi nya terlihat kuning dan mengeluh ASI nya masih sedikit.



II. DATA OBJEKTIF 1.



Pemeriksaan umum a.



Keadaan umum



: Baik



b.



Kesadaran



: compos mentis



c.



Tanda vital



: DJB : 120 x/m , RR : 0x/m , S : 36,5



2. Pemeriksaan antropometri a.



BB



: 3100 gram



b.



PB/TB



: 53 cm



3. Pemeriksaan fisik Kepala Muka Mata



:



Rambut bersih, hitam, mesochepal, UUB



: :



datar . Simetris tampak kuning. Simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, tidak ditemukan kelainan katarak kongenital, glaucoma kongenital



Hidung Telinga Mulut



:



maupun strabismus Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip,



: :



tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada serumen. Simetris, tidak pucat, tidak kering, tidak ada stomatisis, tidak ada labioskisis, dan tidak ada



Leher Dada



:



labiopalatoskisis tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak



:



ada pembesaran kelenjar limfe Simetris, tidak ada retaksi dinding dada, tidak



38



:



ada bunyi ronkhi dan wheezing Simetris, bulat, tidak kembung, bising usus



Ektremitas



:



normal Simetris, tidak pucat, tonus otot baik, tidak



Genitalia



:



polidaktil mauapun sindaktil Tidak ada kelainan, labia mayora menutupi



:



labia minora Tidak ada kelainan



Perut



Anus b. ANALISA DATA



Bayi Ny. R NCB SMK 3 hari Fisiologis c.



PENATALAKSANAAN 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan 2. KIE ASI Eksklusif secara on demand. Ibu mengerti 3. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi nya di pagi hari. Ibu mengerti 4. Mengajarkan keluarga cara pijat oksitosin untuk membantu pengeluaran ASI. Ibu dan Keluarga mengerti 5. Mengingatkan kembali tanda bahaya bayi. Ibu mengerti



39



CATATAN PERKEMBANGA NEONATAL III Tanggal



: 31 Mei 2021



Waktu



: 07.00 WIB



Tempat



: Rumah Pasien



Pengkaji



: Sindiana Putri



I.



DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan bayi nya menetek dengan baik.



II. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum



2.



a.



Keadaan umum



: Baik



b.



Kesadaran



: compos mentis



c.



Tanda vital



: DJB : 120 x/m , RR : 0x/m , S : 36,5



Pemeriksaan antropometri a.



BB



: 3600 gram



b.



PB/TB



: 54 cm



3. Pemeriksaan fisik Kepala Muka Mata



:



Rambut bersih, hitam, mesochepal, UUB



: :



datar . Simetris tampak kuning. Simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, tidak ditemukan kelainan katarak kongenital, glaucoma kongenital



Hidung Telinga Mulut



:



maupun strabismus Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip,



: :



tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada serumen. Simetris, tidak pucat, tidak kering, tidak ada stomatisis, tidak ada labioskisis, dan tidak ada



Leher



:



labiopalatoskisis tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak



Dada



:



ada pembesaran kelenjar limfe Simetris, tidak ada retaksi dinding dada, tidak



Perut



:



ada bunyi ronkhi dan wheezing Simetris, bulat, tidak kembung, bising usus 40



:



normal Simetris, tidak pucat, tonus otot baik, tidak



Genitalia



:



polidaktil mauapun sindaktil Tidak ada kelainan, labia mayora menutupi



Anus



:



labia minora Tidak ada kelainan



Ektremitas



d. ANALISA DATA Bayi Ny. R NCB SMK 29 hari Fisiologis e.



PENATALAKSANAAN 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan 2. Mengingatkan kembali mengenai ASI Eksklusif. Ibu mengerti 3. Mengingatkan kembali tanda bahaya bayi. Ibu mengerti



41



BAB IV PEMBAHASAN Pada saat memasuki proses persalinan, kehamilan Ny. R sudah memasuki usia 40-41 minggu, menurut Saifuddin (2009) persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Ny. R mengeluh mules dan sudah keluar lendir bercampur darah dari jalan lahirnya. Hal ini sesuai dengan buku KIA (2016), bahwa tanda awal persalinan yaitu terjadinya his, adanya Blood show (Pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina), dan pengeluaran cairan. Pada kala I dilakukan gerakan sayang ibu, ibu diberikan dukungan dan kenyamanan posisi. Ibu memilih posisi berbaring miring kiri, hal ini dilakukan setelah ibu mendapat informasi bahwa berbaring miring ke kiri dapat membantu janin mendapatkan suplai oksigen yang cukup, sebaliknya jika ibu berbaring terlentang, maka bobot tubuh ibu akan menekan pembuluh darah yang membawa oksigen ke janin, sehingga suplai oksigen bayi berkurang dan menyebabkan gawat janin. Selain pilihan posisi, ibu juga diberikan asupan nutrisi dan cairan, ibu diberikan segelas teh manis hangat, hal ini dapat membantu karena selama proses persalinan ibu akan mudah mengalami dehidrasi (Saifuddin, 2010) Pada kala I persalinan, kontraksi uterus menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin melalui jalan lahir. Kontraksi uterus pada persalinan menimbulkan rasa nyeri (Cunningham, 2006). Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbal punggung dan menurun ke paha (Bobak, 2005). Untuk menangani masalah Ny. R terdapat salah satu cara penatalaksanaan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan yaitu Teknik relaksasi nafas dalam. Menurut American Pregnancy Assiciation, relaksasi dapat digunakan selama kehamilan untuk mempersiapkan seorang ibu dalam menghadapi persalinnya. Relaksasi ini adalah salah satu cara untuk mencoba mengatasi sejumlah isu mulai dari rasa ketakutan dan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Untuk kemungkinan mengurangi atau menghilangkan rasa sakit selama persalinan dengan cara



42



menggunakan metode “ hynopsys” . Relaksasi dalam melahirkan pertama kali diteliti oleh Dr Garantly Dick-Read pada tahun 1990, untuk mengetahui Hynopsis dalam membantu para wanita pada saat menghadapi tahapan persalinan dan melahirkan bayi yang sebenarnya dia menemukan kenyataan bahwa ibu yang terlatih relaksasi menyatakan nyaman, tenang, dan lancar saat melahirkan( Satiava, 2012). Yuliati ( 2011 ) yang melakukan penelitian di kota medan, dengan memberikan kode relaksasi pernafasan pada 22 ibu yang memasuki kala I fase aktif, mendapatkan adanya penurunan intensitas nyeri sebelum dilakukan relaksasi pernafasan dalam rata-rata intensitas nyeri 6,27 sedangkan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam intensitas nyeri berkurang menjadi 4,77. Tektik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas relaksi ibu terhadap nyeri tersebut. Keterampilan yang paling bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan mencakup relaksasi pernafasan. Para wanita yang menggunakan keterampilan ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan wanita yang tidak menggunakannya (Maryunani, 2016 ). Menurut Rukmala, (2016:2) penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan komponen saraf parasimpatik secara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat stress seseorang sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat klien merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. Pada penelitian lain Aritonang (2017) didapati bahwa Ibu sebelum diberi tekhnik relaksasi nafas dalam yang dinilai pada kala I fase aktif (6 cm) mengalami nyeri yang berat pada persalinan yaitu 25 orang (73,5%), sedangkan setelah diberikan tekhnik relaksasi nafas dalam umumnya mengalami nyeri sedang pada persalinan yaitu 20 orang (58,8%). Ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap adaptasi nyeri persalinan di klinik Eka Sri Wahyuni tahun 2017 dengan sig. 0,000 atau ρ < α (0,000 > 0,05).



43



Pada kala II persalinan berjalan dengan normal. Diawali dengan Ibu merasa mules semakin kuat serta ada dorongan ingin mengedan, adanya tekanan pada anus sehingga spinter ani dan vulva vagina membuka. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani dkk (2011) bahwa tanda dan gejala kala II persalinan adalah adanya perasaan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina, perineum menonjol, vulva, vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Kala II Ny. R berlangsung selama 3 menit dan tidak terjadi penyulit maupun komplikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2010), bahwa lamanya kala II pada multigravida berlangsung selama 1 jam. Selama proses persalinan, diterapkan prinsip pecegahan infeksi dengan menggunakan alat-alat yang steril. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu, bayi dan penolong. Kala III Ny. R berlangsung selama 9 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani dkk (2011), bahwa kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Saat kala III, dilakukan manajemen aktif kala III yaitu memberikan oksitosin 10 unit IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali sambil melihat tanda pelepasan plasenta serta massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir selama 15 detik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2010), bahwa asuhan kala III yaitu melakukan manajemen aktif kala tiga terdiri dari 3 langkah utama yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri yang berguna untuk mempersingkat kala III dan untuk mengurangi jumlah kehilangan darah. Pada pemantauan kala IV, berlangsung normal dan tidak ditemukan komplikasi selama pemantauan dilakukan. Dua jam setelah melahirkan Ny. D sudah pergi ke kamar mandi untuk BAK. Bayi Ny.R lahir normal dengan berat badan 3000 gram, panjang badan 51cm, lingkar kepala 33cm, lingkar dada 32cm, hal ini sejalan dengan teori bahwa ciri-ciri bayi lahir normal adalah bayi lahir aterm antara 37-42 minggu



44



dengan BB 2500-4000 gram, PB 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35cm dan tanda tanda vital bayi dalam batas normal (Nanny, 2011). Pada saat Bayi Ny. R lahir langsung dilakukan penilaian bayi secara keseluruhan Hal tersebut sejalan dengan konsep teori dimana saat melakukan penilaian awal pada bayi baru lahir adalah menilai bayi dalam keadaan normal atau tidak, dengan melakukan penilaian sekilas yaitu melihat warna kulit bayi, tonus otot bayi, dan tangisan (Nanny, 2011). Satu jam setelah dilakukan IMD Bayi dijaga kehangatannya dengan cara mengganti kain, memakaikan baju dan menyelimutinya kemudian diberi salep mata untuk mencegah terjadinya infeksi dan disuntikan vit.K di paha kiri untuk mencegah perdarahan pada otak dan 1 jam kemudian disuntikan imunisasi Hb0 di paha kanan untuk mencegah penyakit hepatitis B dan kerusakan hati kemudian bayi diberikan kepada Ny.R untuk disusui. Hal tersebut sejalan dengan konsep teori yang menjelaskan bahwa menajeman asuhan bayi baru lahir diantaranya menjaga suhu tubuh bayi, membersihkan saluran nafas (bila perlu), memotong dan perawatan tali pusat, diberikan salep mata, vit.K, Hb-0 serta dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi (Kemenkes RI, 2010).



45



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Asuhan kebidanan Persalinan pada Ny. R berjalan lancar dan tidak ditemukan komplikasi kegawatdaruratan, dan secara keseluruhan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik selama asuhan persalinan. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Asuhan yang diberikan pada By Ny. R telah sesuai dengan standar asuhan kebidanan, dan tidak ditemukan adanya komplikasi.



B. Saran a. Bagi mahasiswa Mahasiswa



mendapatkan



pengalaman



dalam



mempelajari



asuhan



persalinan serta dapat menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan. b.



Bagi institusi pendidikan Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa.



c.



Bagi tempat praktik Meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada persalinan secara profesional,



sehingga



tindakan



yang



dilakukan



sesuai



dengan



perkembangan ilmu berdasarkan standar pelayanan kebidanan. d.



Bagi klien dan keluarga Agar memberikan informasi mengeni pentingnya asuhan pada masa kehamilan sehingga apabila klien mengalami kompikasi dapat diketahui sejak dini.



46



DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2016. Profil Kesehatan Jawa Barat. Dinas Kesehatan Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. 2018. Gavi. 2016. Buku ajar kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, Jakarta. Kementerian Kesehatan, 2013. Inisiasi Menyusu Dini (IMD). www.google.com. Visited 25 Juli 2014. Kementerian kesehatan RI. 2013. Buku saku pelayanan kesehatan ibu difasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. Kusmiyati, Y et all. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya, Yogyakarta Kusmiyati, Y. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta. Manuaba. I.B.G. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta. Mudanija. 2011. Penurunan AKI dan AKB Menurut WHO. www.google.com. Visited 20 Juli 2014. Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Purwanti. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Fitramaya. Jakarta 47



Rahayu, et all. 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Mitra Wacana Medika, Jakarta. Rukiyah, A.Y & Yulianti, L. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Trans Info Media, Jakarta. Rukiyah, A.Y et all. 2010. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Trans Info Media, Jakarta. Saifuddin, A. B. 2010. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.



48