14 0 158 KB
KASUS BEDAH (dalam melengkapi mata kuliah Dietetika Lanjut pada semester V)
Oleh : Ni Luh Made Rusyani (P07131013006)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI 2015
Kasus 1 Bedah Nutrition assessment : Bapak Ronny Wardhana, umur 40 tahun, seorang dosen, MRS dengan keluhan 1 bulan terakhir badan terasa lemas, terlihat pucat, perut kanan merongkol, teraba ada massa dan terasa seperti bergerak, selama 3 bulan terakhir selalu diare berupa cairan, tidak berampas, dan BB dirasakan menurun. TB = 167 cm, BB = 50 kg Hasil laboratorium : Hb = 9.89 g/dl, leukosit = 12.500/ml, GDP = 117 mg/dl, albumin = 2.2 g/dl, K = 3.7 meq/L, Na = 134 meq/L. Kebiasaan makan 3 kali/hari, jarang mengkonsumsi sayuran (1x/hr) dan buah (1x/mg), dengan rata – rata asupan : E = 1612.5 kal (64.5% AKG), P = 40.5 g (73.6% AKG), L = 35.5 g, KH = 276 g. Diagnosa medis : Tumor Polipoid Colon Ascenden dengan komplikasi fistula enterokutan, Anemia HM, dan Hipoalbuminea. Terapi medis : antibiotika, analgesic, transfuse dan tindakan operasi. Tentukan nutrition diagnose, nutrition intervention termasuk contoh menu sehari serta nutrition monitoring and evaluation pasien tersebut.
ASUHAN GIZI PENYAKIT KANKER 1. Pengkajian Gizi Standar No
Data Terkait Gizi
Pembanding/Nilai
Masalah
Normal 1
2
Antropometri Umur : 40 th
IMT Normal : 18 – 25
BB : 50 kg
BBI : 60.3 kg
TB : 167 cm Biokimia
BB Adjustment : 55.15 kg
Hb : 9.89 g/dl
Hb : 13.4 – 17.7 g/dl
Leukosit : 12.500/ml
gizi yaitu Leukosit : 4.3-10.3x10/L terkait Peningkatan nilai lab GDP : < 110 mg/dl leukosit dan GDP , Albumin : 4 – 5.2 g`dl penurunan nilai lab yaitu K : 3.8-5 mEq/L Hb, albumin, K, dan Na Na : 136-144 mEq/L
GDP : 117 mg/dl Albumin : 2.2 g/dl K : 3.7 meq/L 3
Na : 134 meq/L. Fisik/Klinis
IMT : 17.92 (Kurus)
Perubahan
Pasien merasakan badan
Ada
terasa
lemas,
terlihat
klinis,
pucat,
perut
kanan
nilai
lab
gangguan
fisik/
lemah
dan
gangguan gastrointestinal
merongkol, teraba ada massa dan terasa seperti bergerak, selama 3 bulan
4
terakhir
selalu
diare
berupa
cairan,
tidak
berampas Diet/Riwayat Gizi Kebiasaan
makan
kali/hari,
3 Kebutuhan energi dan zat Asupan energy dan zat
jarang gizi
gizi yang tidak adekuat,
mengkonsumsi sayuran Energi = 2325 kkal
yaitu
(1x/hr)
Energi = 69.35 %
dan
buah Protein = 65 gram
(1x/mg), dengan rata – Lemak = 65 gram
Protein = 62.31 %
rata asupan :
Lemak = 54.62 %
Karbohidrat = 349 gram
E = 1612.5 kal
Karbohidrat = 79.08 %
P = 40.5 g L = 35.5 g 5
KH = 276 g. Riwayat Individu Pasien bekerja sebagai Dosen. Diagnosa medis : tumor Polipoid
Colon
Ascenden
dengan
komplikasi
fistula
enterokutan,
Anemia
HM,
dan
Hipoalbuminea. medis
:
Terapi
antibiotika,
analgesic, transfuse dan tindakan operasi.
2. Diagnosa Gizi No 1
Berat
Problem Etiologi Tanda Gejala badan kurang Asupan zat gizi kurang IMT : 17.92 (Kurus)
(N.C.3.1)
dan fungsi
adanya
gangguan
gastrointestinal
yaitu diare berupa cairan, tidak berampas selama 3 bulan terakhir 2
Asupan
energy
tidak Kurangnya asupan energy Asupan energy dan zat
adekuat (N.I.1.4)
dan zat gizi serta adanya gizi yang tidak adekuat, komplikasi penyakit yang yaitu menyebabkan nafsu makan Energi = 69.35 %
pasien menurun
Protein = 62.31 % Lemak = 54.62 % Karbohidrat = 79.08 %
3
Perubahan
nilai
terkait gizi (NC. 2.2)
lab Adanya gangguan fungsi Perubahan fisiologis
pada
ascenden
nilai
colon terkait gizi yaitu yang dengan ditandai
komplikasi
lab
peningkatan
fistula nilai lab leukosit dan
enterokutan, Anemia HM, GDP
serta
dan Hipoalbuminea
lab
nilai
penurunan yaitu
Hb,
albumin, K, dan Na
3. Intervensi Gizi No 1
P (Problem)
Diagnosis Gizi Berat badan kurang
Intervensi Tujuan : Meningkatkan berat badan hingga mencapai normal
E (Etiologi)
Asupan zat gizi kurang Cara : Mengatur pola makan dan adanya gangguan yang
sesuai
fungsi
gastrointestinal seimbang
yaitu
diare
dengan
menu dengan
berupa memperhatikan jenis dan jumlah
cairan, tidak berampas bahan makanan yang dikonsumsi S (Sign/Simptom)
selama 3 bulan terakhir
Target : Berat badan meningkat
IMT : 17.92 (Kurus)
0.5 kg/minggu atau mencapai normsl dalam waktu 10 minggu Tujuan : Meningkatkan asupan
2
P (Problem)
Asupan energy tidak energi, adekuat
protein,
lemak
dan
karbohidrat yang kurang Cara : Mengatur pola makan dari
E (Etiologi)
Kurangnya
asupan segi jumlah, jenis dan frekuensi
energy dan zat gizi serta makan adanya
serta
meningkatkan
komplikasi asupan energy yang disesuaikan
penyakit
yang dengan diet pasca bedah
menyebabkan
nafsu
makan pasien menurun S (Sign/Simpton)
Target : Meningkatkan asupan
Asupan energy dan zat energy,
protein,
gizi yang tidak adekuat, karbohidrat yaitu :
lemak
mencapai
dan 100%
dalam waktu 2 minggu
Energi = 69.35 % Protein = 62.31 % Lemak = 54.62 % Karbohidrat = 79.08 % 3
P (Problem)
Perubahan
nilai
Tujuan:
lab Meningkatkan/menurunkan nilai
terkait gizi
lab terkait gizi hingga mencapai normal Cara :
E (Etiologi)
Adanya
Mengatur pola makan
gangguan sesuai dengan syarat diet pasca
fungsi fisiologis pada bedah II serta mengonsumsi colon ascenden dengan bahan komplikasi
tinggi
Anemia membantu penyerapan zat besi
HM,
dan
Hipoalbuminea Perubahan
nilai
Target : Nilai lab mencapai lab normal dalam waktu 2 minggu
terkait gizi yaitu yang ditandai
peningkatan
nilai lab leukosit dan GDP serta penurunan nilai
yang
fistula sumber Fe serta makanan yang
enterokutan,
S (Sign/Simpton)
makanan
lab
yaitu
Hb,
albumin, K, dan Na
A. PRESKRIPSI DIET: 1. Jenis Diet : Pasca Bedah II 2. Tujuan Diet : a. Meningkatkan berat badan hingga mencapai normal
b. c. d. e. f.
Meningkatkan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat yang kurang Meningkatkan/menurunkan nilai lab terkait gizi hingga mencapai normal Memulihkan gangguan fungsi gastrointestinal Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta
daya terima pasien 3. Syarat Diet: a. Pemberian energy sesuai dengna kebutuhan pasien yaitu 2206 kkal b. Protein yang diberikan yaitu 110.3 gram c. Lemak yang diberikan sedang sesuai kebutuhan pasien yaitu 49.02 gram d. Karbohidrat cukup yaitu 330.9 gram e. Kebutuhan air dan elektrolit pasien yaitu air 1930.25 ml/kg, natrium 60 – 100 mmol, kalium 60+ mmol, kalsium 15 meq, fosfat 20 – 50 mmol, 4. 5. 6. 7.
magnesium 8 – 20 meq Bentuk : Makanan Cair Kental Jalur Pemberian : Oral Frekuensi : 8 kali Nilai Gizi : Energi = 40 kcal/kg x BB = 40 kcal/kg x 55.15 kg = 2206 kcal Protein
= 2 gr/kg x BB = 2 gr/kg x 55.15 kg = 110.3 gram
Lemak
= 20% x 2206 kkal = 441.2/9 = 49.02 gram
Karbohidrat
= 60% x 2206 kkal = 1323.6/4 = 330.9 gram
8. Edukasi Gizi a. Tujuan
: Meningkatkan pengetahuan tentang bedah dan diet pasca
bedah serta perubahan perilaku pola makan pada pasien. b. Konten Materi
:
1) Pengertian Pembedahan Perubahan anatomi yang direncanakan pada makhluk hidup yang dimana untuk mengendalikan, meringankan, serta menghentikan beberapa proses patologis
2) Pasca Bedah Pasca bedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah
menjalani
pembedahan.
Pengaturan
makanan
sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien. 3) Penyebab Pra dan Pasca Bedah Penyebab dilakukan pembedahan dikarenakan adanya suatu penyakit didalam tubuh yang perlu di angkat dengan cara pembedahan. Contohnya Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi : a) Pembedahan diagnostik, ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala dari penyakit, seperti biopsy, eksplorasi, dan laparatomi. b) Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya pembedahan apendiktomi. c) Pembedahan restorative, dilakukan untuk memperbaiki deformitas atau menyambung daerah yang terpisah. d) Pembedahan
paliatif,
dilakukan
untuk
mengurangi
gejala
tanpa
menyembuhkan penyakit. e) Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk bagian tubuh seperti rhinoplasti. 4) Cara memberikan makanan untuk pasien pasca bedah Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata – rata 8 – 10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. 5) Makanan yang tidak diperbolehkan
Makanan yang tidak diperolehkan pada diet pasca bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida 6) Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: a) Vaskularisasi, memengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaan darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. b) Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan lama. c) Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan. d) Penyakit lain, misalnya seperti diabetes melitus dan ginjal, dapat memperlambat proses penyembuhan luka. e) Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel karena kandungan zat gizi didalam. Sebagai contoh, vitamin A berfungsi untuk membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen; vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada sistem enzin yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak; vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblas, dan mencegah adanya infeksi, serta membentuk kapiler-kapiler darah; dan vitamin K yang membantu sintesis protombin dan berfungsi sebagai zat pembekuan darah. f) Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stres, memengaruhi proses penyembuhan luka yang lebih lama. 9. Metode
:
Dengan melakukan konseling gizi langung pada pasien atau anggota keluarga. 4.
Monitoring dan Evaluasi
Parameter
Target Tujuan
Capaian / Hasil Monitor Tgl Tgl Tgl 15/10/2015
18/10/201
22/10/201
Evaluasi
Tindak Lanjut
Berat
Berat
Badan
5 50.1 kg
badan 50.0 kg
5 50.2 kg
Belum
Lanjutkan
meningkat
mencapai
pemberian
0.5
target
dan
kg/minggu
diet
modifikasi
diet
atau mencapai normsl dalam waktu
10
minggu Asupan
Meningkatka n
Energi
= Energi
asupan 69.35%
energy,
Protein
protein,
62.31 %
lemak
dan Lemak
= Energi
72.65 % = Protein
76 %
mencapai
= Protein = target
65 % = Lemak
= Belum
68 % = Lemak
=
54.62 %
58.6 %
60 %
mencapai
Karbohidra
Karbohidr
Karbohidr
at = 82.0 at = 85%
waktu
%
2
pemberian dan
diet
modifikasi
pemberian
karbohidrat
100% dalam t = 79.08 %
Lanjutkan
dan
diet
konseling
gizi
minggu Nilai Lab
Nilai mencapai
lab Hb : 9.89 Hb : 10.0 Hb : 12.0 Peningka g/dl
g/dl
normal dalam Leukosit waktu 2 : 12.500/ml minggu
GDP
tan/penur
g/dl
Leukosi Leukos
unan nilai dan
gizi
lanjutkan
it
: 12.000/ml
: GDP : normal
GDP
Albumin
115 mg/dl
110 mg/dl
: 2.2 g/dl
Albumi
Albumi
Na : 134 n : 2.8 g/dl
n : 3.0 g/dl
Na
konsultasi
: lab belum modifikasi diet sesuai 11.000/ml mencapai yang
t:
117 mg/dl
meq/L.
Lakukan
: Na
dengan
syarat
diet pasca bedah
:
135
142meq/L
meq/L.
.