Asuhan Keperawatan Kebutuhan Nutrisi 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA III



Oleh : TINGKAT IIA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Hilaria Citra Lorenta (Ketua) Resma Thea F. (Sekretaris) Citra Wardani (Anggota) Susi (Anggota) Wiro S. (Anggota) Memen Yolanda (Anggota) M. Salman A. R. (Anggota) Anita Andryani (Anggota) Ewa Prayoga (Anggota)



(20136121072) (20136121108) (20136121048) (20136121120) (20136111132) (20136111086) (20136111093) (20136121037) (20136111061)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG 2014/2015



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia III di Jurusan Keperawatan Singkawang. Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan Kebutuhan Nutrisi” Selama penulisan makalah ini, kelompok banyak menemukan hambatan dan kesulitan. Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini kelompok ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ns. Puspa Wardhani M.Kep selaku Dosen mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia III, serta berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau bermanfaat dalam penulisan makalah-makalah lain yang terkait dengan makalah ini. Singkawang, 19 September 2014



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I ................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 A.



Latar Belakang ...................................................................................................... 1



B.



Tujuan .................................................................................................................... 2



C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2 BAB II .................................................................................................................. 3 TINJAUAN TEORI ............................................................................................... 3 Konsep Dasar Nutrisi ........................................................................................... 3



A. 1.



Saluran Pencernaan Makanan....................................................................... 3



2.



Pengertian Nutrisi ............................................................................................. 6



3.



Elemen Nutrisi................................................................................................... 8



4.



Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia ............................. 11



5.



Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi (WHO 2014) ................... 13 Asuhan Keperawatan Nutrisi dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi ....... 19



B. 1.



Pengkajian ....................................................................................................... 19



2.



Diagnosis Keperawatan (Diagnosis Keperawatan Nanda) ...................... 24



3.



Perencanaan Keperawatan (Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC) .... 25



4.



Implementasi ................................................................................................... 28



5.



Evaluasi ........................................................................................................... 31



BAB III ............................................................................................................... 32 PENUTUP ......................................................................................................... 32 A.



Kesimpulan .......................................................................................................... 32



B.



Saran .................................................................................................................... 36



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides). Nutrisi merupakan jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristin dan Gregar 1985). Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk



pertumbuhan



dan



pertahanan



dari



seluruh



jaringan



tubuh



dan



menormalkan fungsi dari semua proses tubuh. Semua manusia membutuhkan nutrisi dalam kehidupan sehari-hari. Nutrisi dapat diperoleh dari makanan, minuman maupun buah. Sedangkan nutrisi sendiri berarti substansi bergizi atau komponen makanan atau merupakan proses penggabungan yang terlibat dalam material bergizi dan asimilasi serta pemakaiannya. Nutrisi bisa juga diartikan sebagai proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat makanan. Pemenuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh kembang. Zat gizi yang penting bagi kesehatan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Sedangkan kebutuhan tiap individu itu berbeda-beda tergantung oleh umur, jenis kelamin, macam pekerjaan, dan iklim. Ciri-ciri orang yang kekurangan nutrisi antara lain berat badan turun, kondisi tubuh lemas, bb rendah, kelemahan otot, konjungtiva pucat, lemas, lunglai, wajah pucat, kulit basah dingin, takikardi statis dan peningkatan salivasi. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Latar belakang penulisan askep mengenai gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ini adalah masih banyaknya factor kurang gizi di Indonesia. Presentase gizi buruk dan kelaparan di indonesia sendiri masih ada sekitar 40% 1



warga Negara yang menderita kelaparan dan gizi buruk, dan 30% masyarakat meninggal karna menderita kelaparan dan gizi buruk. Masalah tersebut di karenakan factor ekonomi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, prasangka yang buruk tentang beberapa jenis makanan dan kesukaan makanan yang berlebihan. Bahkan penderita gizi buruk dan kelaparan di Indonesia banyak diderita oleh bayi dan anak-anak seperti di tempat-tempat perdesaan yang terpencil.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami konsep nutrisi terhadap klien serta prinsip keperawatan dalam mengatasinya. 2. Tujuan Khusus a) Menjelaskan pengertian konsep nutrisi b) Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien c) Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi d) Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi.



C. Rumusan Masalah Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut: a)



Memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap klien



b)



Sebagai tolak ukur keseimbangan nutrisi



c)



Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi.



2



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Nutrisi 1. Saluran Pencernaan Makanan Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut: a. Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Didalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose. Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Didalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus. Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah. Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).



3



4



b. Faring Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi. c. Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan



5



gliserol membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen yang dapat larut. d. Usus halus Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika. Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter. Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini



6



terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B, vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat. e. Usus besar Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. Kolon terbagi atas asenden, transversum,



desende,



sigmoid,



dan



berakhir



di



rectum



yang



panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.



2. Pengertian Nutrisi Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para ahli diubah menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang di kenal istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.



7



Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik dan anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama: 1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh. 2) Menyediakan ‘struktur material” utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak. 3) Mengatur proses tubuh. (sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik) a. Status Nutrisi Optimal Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di konsumsi di kurangi energi yang dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output, Negative energy balance, Inputnormal).



5.



Over weight Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal.



6.



Dietery history Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien: Pola diet/makan Pengetahuan tentang nutrisi Kebiasaan Makanan Makanan kesukaan Pemasukan cairan Problem diet Tingkat aktivitas



Vegetarian, tidak makan ikan laut, dan lain-lain Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan nutrisi MI melihat bersama-sama, makan sambil mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang minum Sukar menelan, kesulitan mengunyah Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan tambahan atau tidak



24



Riwayat kesehatan/ pengkomsumsian obat



Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi



2. Diagnosis Keperawatan (Diagnosis Keperawatan Nanda) Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah: a.



Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolisme tubuh. Kemungkinan ditemukan data: 1. Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker 2. Disfagia akibat kelumpuhan serebral 3. Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa 4. Penurunan nafsu makan 5. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya 6. Ketidak cukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya 7. Kesulitan mengunyah ·



Masalah klinik yang berhubungan dengan: a) Anoreksia nervosa b) AIDS c) Pembedahan d) Kehamilan e) Kanker f)



Anemia



g) Marasmus



b.



Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme tubuh.



25



Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh. Kemungkinan data yang ditemukan: a) Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi b) Penurunan fungsi pengecap atau penciuman c) Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi d) Penurunan kebutuhan metabolisme e) Kelebihan asupan f)



Perubahan gaya hidup Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:



a) Obesitas b) Hipotiroidesme c) Klien dengan pemakaian kortikosteroid d) Imobilisasi 3. Perencanaan Keperawatan (Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC) 1) Diagnosis A Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi



-



-



Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. DS: Nyeri abdomen Muntah Kejang perut Rasa penuh tiba-tiba setelah makan DO: Diare Rontok rambut yang berlebih Kurang nafsu makan Bising usus berlebih



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC:  Nutritional status: Adequacy of nutrient  Nutritional Status : food and Fluid Intake  Weight Control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:  Albumin serum  Pre albumin serum  Hematokrit  Hemoglobin  Total iron binding capacity  Jumlah limfosit



Intervensi - Kaji adanya alergi makanan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. - Monitor adanya penurunan BB dan gula darah - Monitor lingkungan selama makan - Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan - Monitor turgor kulit - Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht



26



-



Konjungtiva pucat Denyut nadi lemah



- Monitor mual dan muntah - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva - Monitor intake nuntrisi - Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi - Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan. - Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan - Kelola pemberan anti emetik:..... - Anjurkan banyak minum - Pertahankan terapi IV line - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval



2) Diagnosis B Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme tubuh



-



-



-



-



DS : Laporan adanya sedikit aktivitas atau tidak ada aktivitas DO: Lipatan kulit tricep > 25 mm untuk wanita dan > 15 mm untuk pria BB 20 % di atas ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal Makan dengan respon eksternal (misalnya : situasi sosial, sepanjang hari)



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC :  Nutritional Status : food and Fluid Intake  Nutritional Status : nutrient Intake  Weight control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Ketidak seimbangan nutrisi lebih teratasi dengan kriteria hasil:  Mengerti factor yang meningkatkan berat badan  Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol klien  Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol berat badan



Intervensi NIC : Weight Management  Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB  Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat mempengaruhi BB  Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB  Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB  Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan  Perkirakan BB badan ideal



27



-



-



Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misal : memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain) Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam



pasien  Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg Nutrition Management  Menggunakan energy  Kaji adanya alergi makanan untuk aktivitas sehari hari  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C  Berikan substansi gula  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Weight reduction Assistance  Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan BB  Perkirakan bersama pasien mengenai penurunan BB  Tentukan tujuan penurunan BB  Beri pujian/reward saat pasien berhasil mencapai tujuan  Ajarkan pemilihan makanan



28



4. Implementasi 1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan. Nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien. Alat dan Bahan: 1) Piring 2) Sendok 3) Garpu 4) Gelas 5) Serbet 6) Mangkok cuci tangan 7) Pengalas 8) Jenis diet



Prosedur kerja: 1) Cuci tangan 2) Jelasksn prosedur yang akan dilakukan 3) Atur posisi klien 4) Pasang pengalas 5) Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan 6) Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit



demi sedikit dan berikan minum sesudah makan



7) Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar 8) Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan 9) Cuci tangan 2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu



29



menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien. Alat dan Bahan: 1) Pipa penduga dalam tempatnya 2) Corong 3) Spuit 20 cc 4) Pengalas 5) Bengkok 6) Plester, gunting 7) Makan dalam bentuk cair 8) Air matang 9) Obat 10)Stetoskop 11)Klem 12)Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop) 13)Vaselin



Prosedur kerja: 1) Cuci tangan 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3) Atur posisi klien dengan posisi semiflower 4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada 5) Letakkan bengkok di dekat klien 6) Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya 7) Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan



melalui



hidung



secara



perlahan-lahan



sambil



klien



dianjurkan untuk menelannya 8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara: a) Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk



30



ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali b) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan 9) Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa 10) Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya 11) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem 12) Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan 13) Cuci tangan 3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian. 1) Nutrisi Parenteral Parsial Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino. 2) Nutrisi Parenteral Total Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000,



31



cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid 3) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui vena perifer. (Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)



5. Evaluasi 1) Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan. 2) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan. 3) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides). Nutrisi merupakan jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristin dan Gregar 1985). Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Dalam konsep dasar, nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik dan anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama: 4) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh. 5) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak. 6) Mengatur proses tubuh. Elemen nutrisi terdiri atas air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia yang terbagi atas bayi (usia 0-12 bulan), masa anak tolder (1-3 tahun) dan pra sekolah (3-5 tahun), anak sekolah (6-12 tahun), masa adolescents remaja (13-21 tahun), masa dewasa muda (20-30 tahun), masa dewasa (31-45 tahun), dewasa tua (46 tahun keatas), wanita masa kehamilan menyusui. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi, faktor fisiologis, alkohol, immobilitas, HIV AIDS, kaner, luka bakar, pembedahan, faktor psikologis, faktor sosiologis, dan faktor perkembangan. Asuhan keperawatan nutrisi dengan gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas: 1. Pengkajian Pengkajian terdiri atas: a. Anthropolometric measurement, yaitu mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.



32



b. Biochemical data, yaitu pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. c. Clinical sign of nutrional status, yaitu klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organorgan fisiknya tetapi juga fisiologisnya. 2. Diagnosa keperawatan (NANDA) Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah: a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolisme tubuh. b. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme tubuh. Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh. 3. Perencanaan Keperawatan (Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC) a. Diagnosa A Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi



-



-



Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. DS: Nyeri abdomen Muntah Kejang perut Rasa penuh tiba-tiba setelah makan DO: Diare



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC:  Nutritional status: Adequacy of nutrient  Nutritional Status : food and Fluid Intake  Weight Control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:  Albumin serum  Pre albumin serum  Hematokrit  Hemoglobin  Total iron binding



33



Intervensi - Kaji adanya alergi makanan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. - Monitor adanya penurunan BB dan gula darah - Monitor lingkungan selama makan - Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan



-



Rontok rambut yang berlebih Kurang nafsu makan Bising usus berlebih Konjungtiva pucat Denyut nadi lemah



capacity  Jumlah limfosit



- Monitor turgor kulit - Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht - Monitor mual dan muntah - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva - Monitor intake nuntrisi - Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi - Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan. - Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan - Kelola pemberan anti emetik:..... - Anjurkan banyak minum - Pertahankan terapi IV line - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval



b. Diagnosa B Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme tubuh



-



-



-



DS : Laporan adanya sedikit aktivitas atau tidak ada aktivitas DO: Lipatan kulit tricep > 25 mm untuk wanita dan > 15 mm untuk pria BB 20 % di atas ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC :  Nutritional Status : food and Fluid Intake  Nutritional Status : nutrient Intake  Weight control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Ketidak seimbangan nutrisi lebih teratasi dengan kriteria hasil:  Mengerti factor yang meningkatkan berat badan  Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol klien



34



Intervensi NIC : Weight Management  Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB  Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat mempengaruhi BB  Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB  Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan dengan BB



-



-



-



Makan dengan respon eksternal (misalnya : situasi sosial, sepanjang hari) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misal : memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain) Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam



 Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol berat badan  Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg  Menggunakan energy untuk aktivitas sehari hari



berlebih dan penurunan BB  Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan  Perkirakan BB badan ideal pasien Nutrition Management  Kaji adanya alergi makanan  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C  Berikan substansi gula  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Weight reduction Assistance  Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan BB  Perkirakan bersama pasien mengenai penurunan BB  Tentukan tujuan penurunan BB  Beri pujian/reward saat pasien berhasil mencapai tujuan  Ajarkan pemilihan makanan



35



4. Implementasi Implementasi terdiri dari: a. Pemberian nutrisi melalui oral Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan. b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien. c. Pemberian nutrisi melalui parenteral Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). 5. Evaluasi a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan. b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan. c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.



B. Saran Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.



36



DAFTAR PUSTAKA A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta: EGC Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Gresik : Buku Kedokteran Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2010. Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Gresik : Buku Kedokteran http://askephima.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-kebutuhannutrisi.html (di akses tanggal : 30 September 2014) http://naynawhoshimeilie.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-gangguankebutuhan.html (di akses tanggal : 30 September 2014) http://kumpulanaskep-nurses.blogspot.com/2013/05/intervensi-nic-noc.html (di akses tanggal : 1 Oktober 2014)



37