Bab 1 Hakikat Teknologi Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 HAKIKAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN



A. PENDAHULUAN



Teknologi Pendidikan menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) tahun 1994 adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar. Ada adalah 5 Kawasan Teknologi Pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan yaitu Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian untuk melihat kebenaran teori yang ada. Prof. Yusufhadi Miarso (2007) dalam bukunya Menyemai Benih, membagi kawasan bidang garapan teknologi pendidikan menjadi 6 bagian yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian. Tujuan utama Teknologi Pendidikan adalah untuk memudahkan pelaksanaan pendidikan, diantaranya pendidikan di sekolah yaitu memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Kawasan-kawasan Teknologi Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk mengatasi hambatan-hambatan belajar yang ada. Untuk itu, penerapannya perlu diperhatikan dan selalu diperbaharui ke arah yang lebih baik. Salah satu 1



peran kawasan tersebut adalah dalam pengembangan bahan ajar. Program Studi Teknologi Pendidikan mmempunyai visi, misi dan tujuan tertentu.hal ini menjadi tongak dalam menjalankan profesi teknologi pendidikan. Mahasiswa jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang berkompetensi perlu memahami visi, misi, dan penerapannya dalam kehidupan. Untuk itu, dalam bab ini akan diuraikan tentang hakekat Teknologi Pendidikan . B. TUJUAN Tujuan mempelajari hakikat teknologi Pendidikan ini adalah untuk : 1. Mengetahui pengertian Teknologi Pendidikan 2. Mengetahui peran, visi dan misi Teknologi Pendidikan 3. Mengetahui kawasan dan bidang garapan Teknologi Pendidikan 4. Mengetahui kedudukan mata kuliah pengembangan bahan ajar dalam Teknologi Pendidikan 5. Mengetahui apa saja kompetensi yang diharapkan dalam pengembangan bahan ajar 6. Mengetahui output dari pengembangan bahan ajar C. URAIAN MATERI 1. Pengertian Teknologi Pendidikan Istilah ―teknologi‖ berasal ari bahasa Yunani yaitu technologis. Technie berarti seni, keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu. Teknologi menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan sistematik



2



dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis. Sedangkan dalam arti luas menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dari definisi tersebut minimal ada dua hal yang penting digaris-bawahi: proses dan belajar manusia. Keduanya bersifat dinamis dan melibatkan human factor sebagai penggerak motor prosesitu sendiri. Berdasarkan definisi AECT 2004 (AECT Definition and Terminologi Committee Document #MM4.0), Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi. Definisi ini mengandung beberapa elemen kunci yaitu : a. Studi b. Etika Praktek c. Fasilitasi d. Pembelajaran e. Peningkatan f. Kinerja 2. Beberapa Defenisi Teknologi Pendidikan Banyak defenisi yang mengungkapkan mengenai teknologi pendidikan. Berikut defenisi teknologi



3



pendidikan dalam buku “Teknologi Pendidikan Karangan Fred Percival Dan Henry Ellington ,1984 ). a. Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan evaluasi sistem teknik dan alat dengan tujuan untuk meningkatkan proses belajar bagi manusia.For the unitet kingdom Council for educational technology (CET). b. Teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang belajar dan kondisi belajar untuk meningkatkan efektivitas dan efesiansi dalam mengajar dan latihan . ecara implisit adalah menetapkan prinsip-prinsip ilmiah , teknologi pendidikan adalah menerapkan teknik –teknik testing empiris untuk meningkatkan situasi belajar.National centure for programmed learning united kingdom c. Teknologi pendidikan adalah cara yang sistematik dalam desain , penerapan dan evaluasi proes belajar / mengajar secara keseluruhan untuk mencapai tujuan instruksional yang spesifik , berdasarkan pada penelitian teori belajar , komunikasi dan penggunaan secara kombiasi dari berbagai sumber manusia dan non manusia untuk memperoleh efektivitas pengajaran.Commision on instructional technology, USA Ketiga defenisi tersebut serupa, karena masingmasing menekankan fungsi-fungsi utama teknologi pendidikan yakni “meningkatkan efisiensi proses belajar “ oleh karena itu teknologi pendidikan melalui pendekatan sistem dalam merancang pelajaran, menjadi sangat luwes untuk berasimilasi dengan pengetahuan baru tentang proses belajar,



4



pengembangan mengajar.



metode



dan



pendekatan



belajar



Sedangkan di dalam buku “Teknologi / Metodologi Pengajaran Karangan Dr.Dadang Sulaeman “ ia mengungkapkan defenisi yang berbeda mengenai teknologi pendidikan, yang meskipun bukan semuanya defenisi dari teknologi pendidikan : a. Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,prosedur-prosedur, gagasan–gagasan, alat – alat dan organisasi untuk menganalisis masalah– masalah dan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengatur atau mengelola cara-cara pemecahan masalah tersebut yang terlibat dalam semua aspek belajar . b. teknologi merupakan sebuah teori, karena memenuhi kriteria adanya gejala,penjelasan, merangkum, orientasi mensistemasi identifikasi kesenggangan , melahirkan strategi-strategi penelitian , prediksi dan seperangkat prinsisp. c. Teknologi pendidikan memiliki suatu teknik intelektual yang khas suatu pendekatan terhadap penyelesaian masalah.setiap fungsi pengembangan dan management memiliki Suatu teknik tersendiri yang berkenan dengan hal tersebut. d. Teknologi pendidikan memiliki aplikasi-aplikasi praktis . adanya sumber-sumber untuk belajar dan perilaku untuk fungsi-fungsi pengembangan dan management merupakan evidensi yang paling dasar eplsit tentang aplikasi praktis ini.



5



Defenisi teknologi pendidikan Dalam buku “Bambang Warsita Defenisi Teknologi Pendidikan Di Defenisikan Menurut AECT,sebagai berikut: a. Defenisi Association For Educational Communication Technology (AECT , 1963). “komunikasi audio visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain dan menggunakan pesan untuk mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : a) mempelejari kelemahan dan kelebihan yang unik maupun yang relativ dari pesan, maupun yang bukan yang digunakan untuk tujuan apapun dalam proses pembelajaran. b) penstrukturan dan sistemasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan , meliputi : perencanaan , produksi , pemilihan , manajemen dan pemanfaatan dari komponen - komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaaatan setiap metode dan media komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensis peserta didik secara maximal“. Tujuannya adalah bagaimana pemanfaatan metode dan media komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi belajar. b. Defenisi Commision On Instruction Technology (CIT )1970 “Teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping 6



guru, buku teks , papan tulis bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, ohp, komputer dan bagian perangkat keras lainnya “teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan pembelajaran khusus , serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif .” c. Defenisi Silber 1970 teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain , produksi , ecvaluasi, dukungan-pasokan,dan pemanfaatan ) komponen sistem pembelajaran (pesan ,orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengembangan (organisasi dan personel ) secara sistematis , dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar “. d. Defenisi MacKenzie dan Eraut (1971) “Teknologi Pendidikan merupakan suatu study yang istematis mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai “ e. Defenisi AECT 1972 “Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang garapan yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematis dalam : identifikasi, pengembangan , pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta



7



dengan pengelolaan atas seluruh proses belajar tersebut “ Defenisi ini menyimpulkan bahwa : 1.menetapkan TP sebagai suatu bidang study 2.gagasan bahwa tp merupakan suatu profesi f. Defenisi AECT 1977 “Teknologi Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi orang,prosedur,gagasan,sarana,dan organisasi untuk menganalisis masalah , merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia “ Defenisi ini merupakan defenisi Teknologi pendidikan pertama yang paling lengkap dan mengidentifikasi : 1.TP sebagai suatu teori 2.TP sebagai bidang garapan 3.TP sebagai suatu profesi. g. Defenisi AECT 1994 “Teknologi Pendidikan merupakan teori dan praktek tentang perancangan, pengembangan , pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar “ h. Defenis Anglin 1995 “Teknologi pendidikan adalah kombinasi dari pembelajaran, belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk memecahkan masalah belajar “ i. Defenisi menurut Hackbart 1996 “Teknologi pendidikan adalah konsep multidimensional yang meliputi:



8



(1) suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat disunakan dalam memecahkan masalah – masalah belajar dalam pembelajaran; (2) produk seperti buku teks, program audio, program televsi, software computer dan lain-lain ; (3) suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan; dan (4) merupakan bagian spesifik dari pendidikan .”



j. Defenisi AECT 2004 “Educational Technology is the study and athical pratice facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources “ Defenisi terbaru dari teknologi pendidikan adalah study dan etika praktik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat, Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang garapan 2. istilah teknologi pendidikan dipakai bergantian dengan teknologi pembelajaran 3. tujuan utama teknologi pendidikan adalah; (a) memecahkan masalah, (b) untuk meningkatkan kinerja.



9



4. Menggunakan pendekatan sistematis (holistik atau menyeluruh ) 5. Teknlogi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolaha tapi juga dalam semua aktivitas manusia (seperti perusahaan , keluarga, organisasi masyarakat dll )sejauh berkaiatan dengan upaya memcahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja 6. Teknologi diartikan seca luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tetapi juga teknologi lunak (softtech). Teknologi pembelajarn baik secara disiplin ilmu , program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat.perkembangan teknologi pembelajaran yang pesat ini dapat mengambil 4 ciri utama : 1. Menerapkan pendekatan sistem. 2. Menggunakan sumber belajar seluas-luasnya 3. Bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia 4. Berorientasi pada kegiatan instructional individual (suparman, 2004 :30-31)



3. Teknologi Pendidikan Ditinjau Dari Aspek Ontologi, Estimologi Dan Aksiologi Filsafat dalam pendidikan merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan, atau dapat dikatakan sebagai teori yang dipakai dasar bagaimana ”pendidikan itu dilaksanakan” sehingga mencapai tujuan. Oleh karena itu, sebagai sebuah ilmu teknologi pendidikan juga memiliki landasan. Salah satunya adalah landasan filosofis yang dapat dikaji melalui tiga kajian filsafat yaitu ontology, epistimologi, dan aksiologi. 10



a. Ontologi Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being) (Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologi ini secara praktis akan menjadi masalah utama di dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.mengutip tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso bahwa ontology teknologi pendidikan adalah : 1) Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri. 2) Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum dimanfaatkann untuk keperluan belajar. 3) Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi. 4) Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien, dan selaras. Dibawah ini adalah empat revolusi yang terjadi di dunia pendidikan karena adanya masalah yang tidak teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, tetapi dilain 11



pihak juga menimbulkan masalah baru. Masalah – masalah itu dibatasi pada masalah utama, yaitu “belajar”. Menurut Sir Eric Ashby (1972, hal. 9-10) tentang terjadinya empat Revolusi di dunia pendidikan yaitu: Revolusi pertama terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian tanggung jawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi tanggung jawab untuk itu. Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri. Revolusi kedua terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat. Revolusi ketiga muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya. Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan pengatahuan yang telah diramuka oleh orang lain. Revolusi keempat berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lain-lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens daripada media cetak. 12



Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber dan saluran. Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi yang terjadi bahwa tujuan pendidikanlah yang harus menentukan sarana apa saja yang dipergunakan atau dengan kata lain media komunikasi menentukan pesan (dan karena itu tujuan) yang perlu dikuasai. Dengan ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa adanya masalah-masalah baru yaitu: a) adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prosedur media dll), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi, radio dll), alat (jaringan televisi, radio, dll) caracara tertentu dalam mengolah/ menyajikan pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung. b) Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun faktual. c) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar b. Epistemologi Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, 13



pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau sarana-prasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan. M. Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi pendidikan yaitu : 1) Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara stimulan. Semua situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara terpisahpisah. 2) Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan ditujukan untuk memecahkan masalah. 3) Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh, harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri. Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknologi pendidikan adalah dengan cara: 14



1) Telaah secara simultan keseluruhan masalahmasalah belajar. 2) Pengintegrasian secara sistemik kegiatan pengembangan, produksi, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. 3) Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar c. Aksiologi Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) . (candilaras, 2007). Menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya : 1) Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan) 2) Penyempurnaan system Pendidikan 3) Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan 4) Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran 5) Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan 6) Peningkatan partisipasi masyarakat Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. 15



Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan saat ini adalah: 1) Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar. 2) Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain: Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan menjadikan pendidikan menjadi Produktif, Ilmiah, Individual, Serentak / actual, Merata, Berdaya serap tinggi Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang diberikan oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang strategi penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi (A.L Zachri:2004). Aksiologi (kegunaan ) Teknologi Pendidikan : 1.Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan cara : a.mempercepat tahapan belajar b.membantu guru menggunakan waktu lebih baik c.mengurangi beban guru menyajikan informasi 2.memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual a.mengurangi kontrol yang kaku dari guru b.memberikan kesempatan anak berkembang sesuai dengan kemampuannya 3.memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah a.perencanaan program lebih sistematis b.pengembangan bahan dilandasi penelitian prilaku 4.lebih memantapkan pengajaran dengan : a.meningkatkan kapasistas manusia dengan berbagai media komunikasi 16



b.penyajian data lebih kongkrit 5.memungkinkan belajar lebih akrab karena dapat : a.mengurangi jurang pemisah antara pelajaran didalam dan diluar sekolah b.memberikan pengetahuan dari tangan pertama 6.memungkinkan penyajian materi lebih luas dan merata : a.pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka secara lebih luas b serta penyajian informasi menembus batas geografi



4. Falsafah Teknologi Pendidikan Istilah falsafah‖ disini adalah rangkaian pernyataan yang didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau tujuan diambilnya. Rumusan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely, dimana seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti itu dalam tulisan ini didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati, merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan rujukan tertentu. Januszewski (2008:1) menyatakan bahwa: Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources. (Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi). Sementara itu, Miarso (2009:240) menyatakan Teknologi Pendidikan dapat 17



diartikan suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses teresebut. Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika prektek yang melibatkan orang, gagasan, prosedur, peralatan dan organisasi untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi dalam rangka untuk memecahkan masalah belajar manusia. Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Berbicara tentang landasan falsafah teknologi pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari filsafat pendidikan karena teknologi pendidik merupakan bagian dari filsafat pendidikan. Adapun filsafat yang dikembangkan akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh filsafat analitik sehingga disiplin ilmu pendidikan dalam konteks dasar-dasar pendidikan (foundations of educations) dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam disiplin ilmu pendidikan,yaitu sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi. Ada beberapa aliran filsafat yang begitu mempengaruhi filsafat pendidikan sampai saat ini, yakni: a. Filsafat analitik, menganalisis serta menguraikan istilsh-istilah dan konsep-konsep 18



pendidikan seperti pembelajaran (learning), kemampuan (ability), pendidikan (education), dan sebagainya. b. Progresivisme,berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan ketrampilan berpikir dengan memberikan rangsangan yang tepat. c. Eksistensialisme, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka. d. Rekonstruksionisme, terutama merupakan reformasi sosial yang menghendaki renaisans sivilasi modern. Para pendidik rekonstruksionisme melihat bahwa pendidikan dan reformasi sosial sesungguhnya sama. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya cakrawala manusia dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga setiapgenerasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi Manusia Terdidik Sesuai Dengan Perkembangan Zaman. 5. Peran Teknologi Pendidikan serta Visi, Misi , dan Tujuan Teknologi Pendidikan. a. Peran Teknologi Pendidikan 1) Pengembangan sistem belajar-pembelajaran yang Inovatif.



19



2) Penggunaan Teknologi komunikasi dan Informasi dalam proses belajar. 3) Peningkatan kinerja organisasi dan sumber daya manusia agar lebih produktif. (Zelhendri Zen) b. Visi Teknologi Pendidikan Visi Teknologi Pendidikan adalah terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkan dan dimanfaatkannya aneka proses dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. c. Misi Teknologi Pendidikan 1) Dilakukannya pendekatan integratif dengan semua kegiatan pembangunan di bidang pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. 2) Tersedianya tenaga ahli untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan. 3) Diusahakannya pertambahan nilai sosial dan ekonomi. 4) Dihindari adanya gejolak negatif. 5) Dikembangkannya pola dan sistem yang memungkinkan keterlibatan jumlah sasaran maksimal, perluasan pelayanan, dan desentralisasi kegiatan. 6) Dihasilkannya inovasi sistem pengajaran yang efektif. d. Tujuan Teknologi Pendidikan 1) Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu merancang,mengembangkan,memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi program,proses 20



2)



3)



4)



5)



dan produk pendidikan/pembelajaran dan pelatihan. Menghasilkan tenaga pendidik yang mengusai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia dijenjang pendidikan dasar dan menengah. Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum,pengelola atau teknisi sumber belajar termasuk perpustakaan sekolah,dan tenaga administratif yang menguasai teknologi informasai dan komunikasi. Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran. Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya tenologi pendidikan/pembelajaran.



e. Kompetensi Sarjana Teknologi Pendidikan Seorang sarjana Teknologi Pendidikan harus mampu : 1) Menguasai konsep-konsep baru tentang belajarpembelajaran. 2) Merancang, menghasilkan, dan menggunakan berbagai media untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar dan pembelajaran. 3) Merancang dan menerapkan pola pembelajar. 4) Mengelola sarana dan prasarana belajar dan pembelajaran. 5) Menyebarkan prosedur penggunaan sumber untuk belajar dan pembelajaran.



21



6. Kawasan dan Pendidikan



Bidang



Garapan



Teknologi



a. Peranan Kawasan Untuk menyempurnakan perumusan definisi sebuah bidang harus dikembangkan suatu cara untuk mengidentifikasi dan mengorganisasikan hubunganhubungan yang timbul dari teori dan praktek. Ada lima bidang garapan teknologi pendidikan/pembelajaran berlandaskan definisi AECT 1994 yaitu a. Desain b. Pengembangan c. Pemanfaatan d. pengelolaan, dan e. penilaian tentang proses serta sumber untuk belajar. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang sinergis. Berdasarkan perkembangan dalam bidang teknologi dan disiplin ilmu lainnya yang relevan sebagai landasan teknologi pembelajaran, kemungkinan ke depan jumlah kawasan beserta kategorinya akan semakin berkembang.Ronald L, Jacobs (1988) mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktek serta mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan oleh Jacobs terdapat tiga fungsi yaitu fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan sistem kinerja, dan komponen sistem kinerja manusia yang merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi yang lain.Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen. Subkomponen pengelolaan meliputi administrasi dan personalia. 22



Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses pengembangan. Subkomponen dari sistem perilaku manusia adalah konsep mengenai organisasi, motivasi, perilaku, kinerja, serta umpan balik. Jadi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian adalah lima kawasan teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktek pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. b.Hubungan Antar Kawasan Setiap kawasan dalam Teknologi Pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktek dan sebaliknya teori dan praktek dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan bersifat saling melengkapi.Jadi, berdasarkan kawasankawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai perancang proses dan sumber belajar; pengembangan proses dan sumber belajar; pemanfaatan/penggunaan proses dan sumber belajar; pengelola proses dan sumber belajar; dan evaluasi/penilaian. Para peneliti dapat berkonsentrasi pada satu kawasan sedangkan para praktisi harus melakukan fungsi dalam beberapa atau semua kawasan. Walaupun para peneliti tersebut dapat memfokuskan diri pada satu kawasan tetapi menarik manfaat teori dan praktek dari kawasan yang lain. 23



Hubungan antar kawasan bersifat sinergistik. Contohnya seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain sistem pembelajaran dan desain pesan. Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan desain menggunakan teori mengenai karakteristik media dari kawasan pengembangan dan kawasan pemanfaatan serta teori mengenai analisis masalah dan pengukuran dari kawasan penilaian. Sifat saling melengkapi dari hubungan antar kawasan dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini (Warsita Bambang, 2008:21).



24



Pengembangan Teknologi cetak Teknologi audio visual Teknologi berbasis komputer Teknologi terpadu



Desain Desain sistem pembelajaran Desain pesan Stategi pembelajaran Karakteristik pembelajaran



Pemanfaatan Pemanfaatan media Difusi innovasi Implemental dan institusional Kebijakan dan regulasi



Kawasan Teknologi Pendidikan



Pengelolaan Penilaian Analisis masalah Pengukuran acuan patokan Evaluasi formatif Evaluasi sumatif



Manajemen proyek Manajemen sumber Manajemensistem penyampaian Manajemen informasi



Gambar 1.1 . Kawasan Teknologi Pendidikan Jadi dari gambar 1.1 terlihat jelas bahwa setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan penelitian serta teori yang digunakan bersama ialah teori mengenai umpan balik yang digunakan oleh setiap kawasan. 25



b. Deskripsi Kawasan Untuk melihat keterkaitan antara teori, praktek, dan penelitian maka akan diuraikan setiap kawasan teknologi pendidikan sebagai berikut : a. Kawasan Desain Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek yaitu : 1) Desain sistem pembelajaran. 2) Desain pesan. 3) Strategi pembelajaran 4) Karakteristik peserta didik, adalah aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karakteristik peserta didik mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik. Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan desain berpusat pada penggunaan desain sistem pembelajaran yang tradisional, aplikasi teori belajar dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain. Jadi kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran



26



dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep pembelajaran menjadi hidup. b. Kawasan Pengembangan Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena pesan yang didorong oleh isi; strategi pembelajaran yang didorong oleh teori; manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran dan bidang garapan teknologi pendidikan. Kawasan pengembangan meliputi: 1) Teknologi cetak, adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku, bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau fotografis. Pemanfaatan media cetak sangat fleksibel mencakup tempat (digunakan dimana saja), waktu (kapan saja), wujud (buku pelajaran), jenis cetakan (tulisan/gambar), serta kemampuan untuk dipadukan atau diintegrasikan dengan media lain (program audio dan video). 2) Teknologi audiovisual, adalah cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronik untuk menyajikan pesanpesan audio dan visual (Seels dan Richey,2000:41). Media audiovisual seperti video yang mempunyai potensi tinggi dalam penyampaian pesan dan mampu menarik minat serta perhatian peserta didik, VCD, DVD, serta televisi.



27



3) Teknologi berbasis komputer, adalah cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor atau diartikan sebagai pembelajaran dengan bantuan komputer.Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep.Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai bahan cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan: latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar mengakses sendiri. 4) Multimedia/teknologi terpadu, adalah cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer (Seels dan Richey, 2000:43). Komputer multimedia adalah sebuah komputer yang dilengkapi dengan perangkat keras dan lunak sehingga memungkinkan data berupa teks, gambar, animasi, suara, dan video dapat dikelola. Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook. 28



Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat warna.Sedangkan pada teknologi komputer dan teknologi terpadu terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif, penerapan konstruktivisme dan teori belajar sosial, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh. Jadi, kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat pada perubahan dalam kawasan. c. Kawasan Pemanfaatan Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran atau aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Kawasan pemanfaatan merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan pemanfaatan menurut Seels dan Richey (2000:46) terdiri dari: 1) Pemanfaatan media, adalah penggunaan secara sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. 2) Difusi inovasi, adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi (Seels dan Richey, 2000:50-51). Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya 29



perubahan. Tujuan utama aplikasi teknologi ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, efektivitas, dan efisiensi. Metode dan strategi pembelajaran juga merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran. 3) Implementasi dan institusionalisasi, Implementasi dan institusionalisasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya sedangkan institusionalisasi (pelembagaan) adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. 4) Kebijakan dan regulasi, adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer, maupun teknologi terpadu/multimedia. Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi, dan pelembagaan. Jadi semua yang terlibat dalam kawasan pemanfaatan mempunyai tanggungjawab untuk mencocokkan pemelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai



30



pemelajar, serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan. d. Kawasan Pengelolaan Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media, dan pelayanan pemanfaatan media. Kawasan pengelolaan terdiri dari : 1) Pengelolaan proyek. Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelola proyek bertanggungjawab atas perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis proyek yang lain. 2) Pengelolaan sumber. Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber dapat mencakup personel keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran. 3) Pengelolaan sistem penyampaian. Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian. Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk (persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator) dan permasalahan proses (pedoman bagi desainer, instruktur, dan pelatih).



31



4) Pengelolaan informasi. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian carapenyimpanan, pengiriman/pemindahan/ pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Kecenderungan terhadap peningkatan dan pengelolaan kualitas dari dunia industri nampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan, hal tersebut akan membawa dampak pada kawasan pengelolaan. Jadi untuk mengontrol organisasi, pengelola harus menciptakan struktur yang membantu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, pengelola harus menjadi pemimpin yang dapat memberikan motivasi, arahan, melatih, membina, memberi wewenang, dan mempunyai keterampilan berkomunikasi. e. Kawasan Penilaian Kawasan penilaianadalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar yang mencakup analisis masalah; pengukuran acuan patokan; penilaian formatif; dan penilaian sumatif. Kawasan penilaian terdiri dari : 1) Analisis masalah. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. 2) Pengukuran acuan patokan. Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan 32



patokan memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. 3) Penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Kecenderungan dan permasalahan penilaian tidak hanya berkonsentrasi pada isi melainkan juga pada analisis pemelajar, lingkungan, dan organisasi. Jadi penilaian dalam pendidikan berarti penentuan secara formal mengenai kualitas, efektivitas atau nilai dari suatu program, produk, proyek, proses, tujuan, dan kurikulum. 7. Bidang Garapan Teknologi Pendidikan Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai berikut : a. Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajar. b. Pengembangan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi terpadu.



33



c.



Pemanfaatan/penggunaan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan. d. Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan sistem informasi pendidikan. e. Evaluasi/ penilaian; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif. Dengan mengaplikasikan pengetahuan tentang kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan sesuai dengan perkembangan atau kemajuan zaman maka kita dapat meningkatkan mutu pendidikan.



8. Kedudukan Mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dalam Teknologi Pendidikan Mata kuliah pengembangan bahan ajar merupakan mata kuliah pada program S1 kurikulum dan Teknologi prodi Teknologi Pendidikan. Dalam hal ini mahasiswa TP yang mengambil mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar di harapkan mampu menjelaskan tentang konsep desain, pengembangan, pengelolaan dan evaluasi pembuatan bahan belajar. Ini berkaitan dengan ranah kawasan teknologi pendidikan. pengembangan bahan ajar termasuk pada ranah pengembangan (development domain), Kehadiran teknologi pembelajaran dalam dunia pendidikan pada umumnya dimaksudkan untuk memudahkan belajar. Tujuan utama teknologi pembelajaran dalam ruang lingkup TP adalah 34



mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah masalah belajar. Oleh karena itu, prinsip utama teknologi pembelajaran adalah memberikan perhatian pada kepentingan pebelajar, sedangkan prinsip utama pendidikan adalah membantu meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. Dalam perspektif teknologi pembelajaran, sumber belajar diakui sebagai komponen terpenting dalam pembelajaran. Menurut AECT (1986) sumber belajar terdiri dari enam komponen, yaitu: pesan, orang, bahan ajar, peralatan, teknik, dan lingkungan. Di antara keenam komponen sumber belajar tersebut, yang paling dominan adalah bahan ajar bagi pebelajar. Bahan ajar dapat dikembangkan dalam bentuk: print technologies, audio visual technologies, Audiovisual Techno-logies, Computer-Based Technologies, dan Integrated Technologies. Dalam kaidah teknologi pembelajaran, pengembangan bahan ajar merupakan usaha untuk memenuhi fungsi pengembangan sumber belajar, sehingga masalah belajar dapat diatasi. 9. Kompetensi yang diharapkan dalam Pengembangan Bahan Ajar Untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, diperlukan analisis terhadap SK-KD, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis dimaksud dapat dipahami sebagai berikut: a) Analisis SK-KD Analisis SK-KD dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan 35



bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. b) Analisis Sumber Belajar Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. c) Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya. 10. Output Pengembangan Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sedangkan dalam permendiknas no. 41 tahun 2007 dinyatakan materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar atau materi 36



ajar merupakan bagian dari sumber belajar dimana terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perangkat lunak yang mengandung pesan pembelajaran yang disajikan menggunakan peralatan tertentu. Bahan ajar berdasarkan kecanggihan teknologi yang digunakan dibagi menjadi 4 jenis. Bahan ajar tersebut meliputi: bahan ajar cetak, audio, audio visual, multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web. Bahan ajar cetak meliputi bahan ajar yang dicetak pada lembaran seperti buku teks/ buku ajar, modul, handout, LKS, brosur, leaflet, dll. bahan ajar audio berupa kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar audio visual meliputi video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif meliputi CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).



37



D. RANGKUMAN Teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang didesain secara sistematis. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 Kawasan Teknologi Pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. Dalam Pengembangan Bahan Ajar peran teknologi pendidikan di harapkan mampu menjelaskan tentang konsep desain, pengembangan, pengelolaan dan evaluasi pembuatan bahan belajar berkaitan dengan ranah kawasan teknologi pendidikan. Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching materials) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dalam Bahan ajar juga tercantum konsep dasar, tujuan, fungsi, manfaat, dan jenis-jenis bahan ajar yang hendak disusun atau di rancang. Sebagai seorang pendidik, Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer.



38



Untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, diperlukan analisis terhadap SK-KD, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar dan kebutuhan komponen bahan ajar lainnya. E. LATIHAN 1. Jelakan pengertian teknologi pendidiakan menurut bahasa sendiri! 2. jelaskan mengenai aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi dalam teknlogi pendidikan serta cara pengaplikasiannya di dalam pendidikan ! 3. Jelaskan Defenisi teknologi Pendidikan menurut beberapa ahli dan simpulkan menurut bahasa sendiri. ! 4. Bagaimana kedudukan matakuliah penegmbangan bahan ajar dalam Teknologi Pendidikan! 5. Bagaimana luluan S1 Teknologi Pendidikan menerapkan kawasan teknologi Pendidikan?



39



DAFTAR PUSTAKA Warsita,Bambang.2008.Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.Jakarta : PT.Rhineka Cipta. Soeharto,Karti dkk.1995.Teknologi Pembelajaran Pendekatan Sistem,konsepsi dan Model,Sumber Belajar dan Media.Surabaya : Surabaya Intelectual club. Mudhoffir.1990.Teknologi Instructional. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Sulaeman,Dadang.1988.Teknologi atau Metodologi Pengajaran. Jakarta : Departement Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Percival Fred, Henry Elington dkk.1988.Teknologi Pendidikan.Jakarta : Erlangga Defenisi TP AECT terjemahan Yusuf Hadi Miarso.1977.Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Nasution.1994.Teknologi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara Miarso,Yusuf Hadi.2004.Menyemai Benih-Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta : PT.Prenada Group Andi Afifuddin. 2007. Penggunaan metode E-Learning Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah pada Mata Pelajaran TIK Tingkat SMP. Majalengka, Jawa Barat Davil H. Jonassen. Tekonologi Pembelajaran dengan suatu pendekatan Perspektif (Construktif). Prof. Nyoman S. Degeng. 2004. Pembelajaran konstruktivistik Vs Behaviouristik. Malang : Universitas Negeri Malang Prof. Sutomo & Sugito M.Pd. 2005. Kapita Selekta & Problematika Teknologi Pendidikan. Surabaya UNIPA.



40