9 0 460 KB
BAB III METODE SEMBUR ALAM (NATURAL FLOW)
3.1. DASAR TEORI Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir / formasi di mana sumur berada. 3.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Peralatan Sumur Dalam merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu merupakan sasaran, sehingga berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi dapat direncanakan dengan baik dalam hal dimensi, kekuatan (grade), jumlah/ panjang, macam alat maupun spesifikasi lainnya. Faktor yang mendasari tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida untuk dapat diproduksi, interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di permukaan (Psp, Pwh). Disamping faktor di atas, faktor berikut ini dapat juga merupakan faktor yang mempengaruhi perencanaan peralatan produksi seperti : 1. Fleksibilitas untuk sistem produksi di masa yang akan datang (artificial lift). 2. Jenis material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb). 3. Faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta keamanan kerja. 3.1.2. Jenis-Jenis Peralatan dan Kegunaannya. Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari : 1. Peralatan di atas permukaan. a. Kepala sumur (well-head) b. Silang sembur (X-mastre) 2. Peralatan di bawah permukaan. a. Tubing (pipa alir vertikal) dan coupling b. Packer (penyekat annulus) c. Anchor 42
43
d. Peralatan pelengkap bawah permukaan/ asesories 3.1.2.1. Peralatan di Atas Permukaan 1. Kepala Sumur (Well head) Well head merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari besi baja membentuk suatu sistem seal/ penyekat untuk menahan semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan yang tersusun atas casing head (casing hanger) dan tubing head (tubing hanger). a. Casing hanger Merupakan fitting (sambungan) tempat menggantungkan casing. Diantara casing string pada casing head terdapat seal untuk menahan aliran fluida keluar. Pada casing terdapat pula gas-outlet yang berfungsi untuk : -
Meredusir tekanan gas yang berlebihan yang mungkin timbul di antara casing string.
-
Mengalirkan fluida di annulus (produksi).
b. Tubing head Alat ini terletak di bawah X-mastree untuk menggantungkan tubing dan menghubungkan tubing dengan sistem keranan (X-mastree). Fungsi utama dari tubing head, adalah : -
Sebagai penyokong rangkaian tubing.
-
Menutup ruang antara casing-tubing pada waktu pemasangan Xmastree atau perbaikan kerangan/ valve.
-
Fluida yang mengalir dapat dikontrol dengan adanya connection di atasnya.
2. Silang Sembur (X-mastree) Alat ini merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai pengaman dan pengatur aliran produksi di permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean (jepitan) berada. Peralatan pada X-mastree terdiri dari : a. Manometer tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line dan casing line.
44
b. Master valve/ gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur, jumlahnya satu atau tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja sumur. c. Wing valve/ gate, terletak di wing/ lengan dan jumlahnya tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja sumur yang berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida produksi sumur. d. Choke/ bean/ jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai penahan dan pengatur aliran produksi sumur melalui lubang (orifice) yang ada. Akibat adanya orifice ini, tekanan sebelum dan sesudah orifice menjadi berbeda yang besarnya tergantung dari diameter orificenya. Prinsip inilah yang digunakan untuk menahan dan mengatur aliran. Ada dua macam choke / bean / jepitan, yaitu : -
Positive choke
: merupakan valve dimana lubang (orifice) yang ada
sudah mempunyai diamater tertentu, sehingga pengaturan aliran tergantung pada diameter orificenya. -
Adjustable choke : choke ini lebih fleksibel karena diameter orifice dapat diatur sesuai posisi needle terhadap seat sehingga pengaturan alirannya pun fleksibel sesuai keperluan (tekanan dan laju aliran). Prinsip kerja : Dengan memutar hand wheel (1) yang berhubungan langsung dengan stem (4) dan needle valve (8) maka dapat diatur lubang antara needle dengan seat yang juga merupakan diameter choke, yang besarnya akan ditunjukkan pada skala (2) melalui indicator (3) yang ikut bergerak sesuai pergerakan stem.
e. Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada satu arah tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator. Pada X-mastree, check valve ini ditempatkan setelah choke sebelum masuk ke flow-line. 3.1.2.2. Peralatan Di Bawah Permukaan. 1. Tubing dan Coupling.
45
Merupakan pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi yang berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan atau mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur. Di samping itu, tubing dapat pula digunakan dalam pekerjaan swabb, squeeze cementing, sirkulasi pembersihan sumur, dan mengalirkan fluida serta material peretak hidraulis dan pengasaman. Di dalam sumur, tubing digantungkan pada tubing hanger dan biasanya ditempatkan beberapa feet di atas zona perforasi. Diameter tubing berkisar antara 2 inci sampai 4,50 inci dengan panjang setiap single berkisar antara 6-9,50 meter. Baik tubing maupun coupling dispesifikasikan oleh API (American Petroleum Institute) atas grade, jenis sambungannya, bentuk ulir dan dimensinya. Terdapat sembilan grade tubing yaitu : H-40, J-55, K-55, C-75, L-80, N-80, C-95, P-105, dan P-110 dimana angka minimum yield strength dan abjad H, J, dan N hanyalah kependekan verbal, sedangkan untuk K berarti mempunyai ultimate strength yang lebih besar dibandingkan grade J, C, L berarti restricted yield strength P berarti high strength. Untuk jenis sambungan, baik tubing maupun coupling dibagi atas : ‒ External Upset End (EUE). ‒ Non External Upset End (NUE). ‒ Integral Joint. Sedangkan bentuk ulir dikenal dengan API round threads dan butterss threads. 2. Peralatan Perlengkapan Bawah Permukaan 1. Packer Fungsi pokok dari packer adalah memisahkan atau mengisolasi annulus tubing-casing dan membantu efisiensi produksi. 2. Landing nipple Adalah bagian dari sistem tubing dimana bagian dalamnya mempunyai profil untuk memasang alat kontrol aliran. Ada dua macam jenis nipple, yaitu jenis selective nipple dan jenis non selective nipple (nogo nipple), yang mempunyai diameter dalam sedikit lebih kecil dari jenis yang selective. Jenis selective bisa dipasang lebih dari satu pada suatu rangkaian
46
tubing, sedangkan jenis non selective hanya dipasang satu untuk setiap sumur dan ditempatkan pada bagian paling bawah dari susunan tubing. 3. Flow Coupling dan Blast Joint. Keduanya mempunyai dinding yang relatif tebal dan biasanya dipasang pada bagian bawah atau atas nipple, untuk mengatasi turbulensi aliran, blast joint dipasang berhadapan dengan lubang perforasi untuk mencegah pengaruh benturan kecepatan aliran (jet action) dari formasi. 4. Circulation device. Alat ini mirip pintu yang bisa digeser yang biasa disebut dengan sliding sleeve door (SSD). Alat ini dapat dibuka dan ditutup dengan menggunakan wire line unit. Bagian luar dari alat ini mempunyai lubang yang berguna untuk keperluan sirkulasi dan apabila diperlukan alat pengatur aliran dapat dipasang di bagian dalamnya yang berbentuk suatu profil. 5. Safety Joint. Alat ini dipasang apabila di dalam sumur dipasang beberapa packer (lebih dari satu) yang berguna untuk membantu melepas rangkaian tubing pada waktu mencabut rangkaian tubing tersebut untuk kerja ulang (work over). 6. Gas Lift Mandrel. Merupakan sambungan tempat duduk valve gas lift yang dipasang apabila sumur direncanakan akan diproduksikan dengan cara sembur buatan (gas lift) di masa yang akan datang. 7. Sub-Surface Safety Valve. Merupakan valve yang dipasang pada rangkaian tubing yang berfungsi untuk pengamanan aliran yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan tenaga hidrolis melalui pipa ¼ inchi dari permukaan, yang umumnya dipasang kira-kira 100 meter di bawah permukaan tanah atau dasar laut. Untuk sumur-sumur di lepas pantai alat ini mutlak harus digunakan.
47
3.2.
DESKRIPSI ALAT
3.2.1. - Nama Alat - Fungsi
: Well Head : Untuk menahan semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan.
- Mekanisme
: Well head dipasang persis di atas lubang sumur. Well head dapat menjadi dudukan bagi BOP pada saat pemboran, maupun dudukan bagi x-mastree pada saat produksi.
Gambar 3.1. Well Head (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/Wellhead.jpg)
48
-
Spesifikasi
: Tabel III-1 Spesifikasi Well Head
Wellhead Specifications
FMC 20-in. (508 mm) x 13-3/8-in. (339.7 mm) x 10-3/4in. (273 mm) Wellhead with 3 1/2-in. (88.9 mm) Tubing Hanger, 5000 psi (34.4 MPa)
Tubing Tongs
2 1/16-in.(52.4 mm) to 5 1/2-in.(139.7 mm); 12,000 ft-lbs (16,270 Nm)
Casing/Drill Pipe Tongs
4 1/2-in. (114.3 mm) to 14-in. (355.6 mm); 100,000 ft-lbs (135,582 Nm)
49
3.2.2. - Nama Alat
: Tubing Hanger
- Fungsi
: Untuk menggantungkan tubing di permukaan.
- Mekanisme
: Untuk menggantungkan tubing dan menghubungkan tubing dengan system kerangan (X-mastree). Tubing Hanger terbuat dari bahan anti retak yang diakibatkan oleh tekanan sulfida dan berbagai pertemuan partikel perusak dari lingkungan dalam produksi minyak dan gas.
Gambar 3.2. Tubing Hanger (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/.jpg)
50
- Spesifikasi : Tabel III-2 Spesifikasi Tubing Hanger Model
Bowl Size (OD) 7-1/16"
T-M40S
9" 11” 9”
T-M56S
11” 13-5/8”
T-M68S
13-5/8”
Tubing Size 2-3/8" 2-7/8" 3-1/2" 2-3/8" 2-7/8" 3-1/2" 2-3/8' 2-7/8" 3-1/2" 4" 4-1/2" 4" 4-1/2" 4" 4-1/2" 5-1/2"
Optional CCL x x x x x x x x x x x x x x x x
51
3.2.3. - Nama Alat - Fungsi
: Casing Hanger : Untuk menggantungkan rangkaian casing yang ada di bawah permukaan.
- Mekanisme
: Casing hanger berada pada well head sebagai tempat menggantungkan rangkaian casing yang berada di bawah permukaan.
Gambar 3.3. Casing Hanger (http://www.alibaba.com/productgs/242306612/G_type_slip_casing_hanger.html)
52
- Spesifikasi : Tabel III-3 Spesifikasi Casing Hanger Part Numbers Nom.Bowl size
Casing Size
C-22 Casing Hangers
RC-22 Running Tools
10”
7”
400185-10
400198-10
10”
7 5/8”
400186-10
400199-10
12”
7”
400359-10
400360-10
12”
7 5/8”
400376-10
400372-10
12”
8 5/8”’
400398-10
400402-10
12”
9 5/8”
400187-10
400121-10
400188-10
400201-10
400393-10
400368-10
12” 16”
10 ¾” 9 5/8”
16”
10 ¾”
400401-10
400383-10
16”
13 3/8”
400363-10
400397-10
20”
10 3/8”
400382-10
400364-10
20”
13 3/8”
400189-10
400202-10
53
3.2.4. . - Nama Alat - Fungsi
: Master valve : Sebagai pengaman dan pengatur aliran produksi fluida dari suatu sumur, di permukaan, menutup atau membuka sumur.
- Mekanisme
: Merupakan bagian dari X-mastree selain wing valve dan jumlahnya satu. Alat biasanya terletak ditengah. Valve ini dibuka dan ditutup dengan cara memutar roda pada bagian atasnya.
Gambar 3.4. Master Valve (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/.jpg)
54
- Spesifikasi : Tabel III-4 Spesifikasi Master Valve
Model
KQ
KQ
KQ
KQ
KQ
2 9/16”
2 9/16”
2 9/16”
3 1/6”
3 1/16”
2 1/16
2 1/16
2 1/16
2 9/16”
2 2/16”
2000 psi
3000 psi
5000 psi
10000 psi
20000 psi
P.U
P.U
P.U
P.U
P.U
Working Pressure (psi) Regulation Grade
55
3.2.5.
- Nama Alat
: Wing Valve
- Fungsi
:
Untuk mengarahkan fluida formasi yang terproduksi ke flow line.
- Mekanisme
: Fluida formasi yang telah terproduksi ke permukaan akan di arahkan oleh wing valve menuju flowline.
Wing Valve
Gambar 3.5. Wing Valve (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417jpg)
56
- Spesifikasi : Tabel III-5 Spesifikasi Wing Valve Valve Size
Dimensions, mm
Designation by API
Dw
d
D
V11 - 106
15.875
11.89
20.142
1 1/16
V11 - 125
19.05
14.61
23.317
1 1/4
V11 - 150
23.815
17.83
29.667
1 1/2
V11 - 175
28.575
21.08
35.255
1 3/4
V11 - 225
34.925
26.57
43.688
42.863
32.7
51.054
2 1/4
57
3.2.6. - Nama Alat - Fungsi
: Swab Valve : Valve yang digunakan untuk swab dengan muatan besar.
- Mekanisme
: Alat ini menjaga kemungkinan adanya over loading dari swab dan cups pada saat mengangkat muatan yang besar. Excess ini mengalir melalui internal spring loaded, slum, adjustable relive valve.
Swab Valve
Gambar 3.6. Swab Valve (http://img.en.china.cn/0/0,0,130,17471,240,200,66188fa9.jpg)
58
-
Spesifikasi Tabel III-6 Spesifikasi Swab Valve
Size
A
B
C
D
E
F
2x1¾
1 13/16
6 3/8
24
14
14 5/8
11 ½
2
2 1/16
6 3/8
24
14
14 5/8
11 ½
2½
2 9/16
7½
27
16
16 5/8
13
3
3 1/8
8
29 5/16
16
18 5/8
13 ¼
4
4 1/16
10
36 7/8
20
21 5/8
14
6
6 5/8
23
54
18
28
1/8
59
3.2.7. - Nama
Alat
: Single Production Packer
- Fungsi
: Menyekat annulus tubing dengan casing pada zona produktif.
- Mekanisme
: Production packer setelah dirangkaikan dengan tubing, dimasukkan ke dalam lubang sumur sampai ke formasi produktif. Alat ini bekerja secara hidrolis yang secara otomatis akan menyekat annulus tubing dengan casing pada zona produktif.
Gambar 3.7. Single Production Packer (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/.jpg)
60
- Spesifikasi Tabel III-7 Spesifikasi Single Production Packer Casing
Packer
OD (in.mm)
Min. ID (in./mm)
Max.OD (in./mm)
Min. ID (in./mm)
Max.OD (in./mm)
Box Up,Pin Down (in)
4-1/2 114.3
3.920 99.57
4.090 103.89
1.92 48.8
3.771 95.76
2-3/8 EU’8 RD
5 127.0
4.408 111.96 4.276 108.61
4.560 115.82 4.408 111.96
1.92 48.8
4.250 107.95 4.125 104.78
2-3/8 EU 8 RD
4.781 121.44
2-3/8 EU 8 RD 2-7/8 EU 8 RD
5-3/4 146.1
4.990 126.75
1.93 49.0 2.37 60.2
61
3.2.8. - Nama Alat - Fungsi
: Dual Production Packer : Menyekat annulus tubing dengan casing pada zona produktif.
- Mekanisme
: Production packer setelah dirangkaian dengan tubing, dimasukkan ke dalam lubang sumur sampai ke formasi produktif. Production packer ini bekerja secara hidrolis yang secara otomatis akan menyekat annulus tubing dengan casing pada zona produktif.
Gambar 3.8. Dual Production Packer (http://img.alibaba.com/photo/233201063/Packers.jpg)
62
- Spesifikasi : Tabel III-8 Spesifikasi Dual Production Packer Hydro-12 Hydrolic Set Dual String Packer Specifications Casing
Size (in[mm])
Packer
Weight range (lbm/ft)
Long
Short
Differential
Max OD
String
String
Pressure
(in[mm])
Min ID
Min ID
Rating
(in[mm])
(in[mm])
(psi[kPa])
2.375[60]
2.375[60.3]
2.875[73]
2.875[73.0]
3.500[88]
3.500[88.9]
7000[177]
23.0-26.0
6089[154]
9.625[244]
40.5-43.5
8.537[216]
5000[34,47]
63
3.2.9.
- Nama Alat
: Flow Coupling
- Fungsi
: Digunakan sebagai tempat flow control device.
- Mekanisme
: Flow coupling, dipasang diatas selective atau no-go landing nipple sebagai tempat flow control device.
Gambar 3.9. Flow Coupling (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/jpg)
64
- Spesifikasi : Tabel III-9 Spesifikasi Flow Coupling Tubing Max OD (in[mm])
Min ID (in[mm])
4.6
3.063 (77.8)
1.995 (50.7)
2.875 (70.3)
6.5
3.668 (93.2)
2.441 (62.0)
3.500 (88.9)
9.3
4.500 (114.3)
2.992 (76.0)
4.500 (114.3)
12.8
5.563 (141.3)
3.883 (97.4)
5.500 (139.7)
17.0
6.050 (153.7)
4.767 (121.1)
7.000 (177.8)
26.0
7.656 (194.5)
6.151 (156.2)
Size (in[mm])
Weight (lbm/ft)
2.375 (60.3)
65
3.2.10. - Nama Alat - Fungsi
: Sliding Sleeve Door : Sliding
Sleeve
Door
ini
berfungsi
untuk
mengalirkan fluida dari dua formasi yang berbeda tekanannya. - Mekanisme
: Sliding Sleeve Door ini bekerja secara manual, sesuai dengan keadaan formasi. Sliding Sleeve Door terdiri dari bagian-bagian yang dapat berputar dan lubang-lubang melalui mana fluida dapat mengalir. Bagian-bagian yang berputar dapat menutup lubang-lubang tempat mengalirnya fluida apabila fluida mengalir berasal dari dua formasi yang berbeda tekanannya.
Gambar 3.10. Sliding Sleeve Door (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417jpg)
66
- Spesifikasi: Tabel. III-10 Spesifikasi ( S.S.D ) Sliding Sleeve Door OD (in.[mm])
Max. OD (in. [mm])
Min. OD (in. [mm])
2.875[73.0]
3.702[94.0]
3.500[88.9]
4.280[108.7]
2.312[58.7] 2.812[71.4] 2.750[69.9] 2.812[71.4] 3.687[93.6] 3.750[95.3] 4.500[114.3] 4.562[115.9]
4.500[113.3]
5.500[139.7]
5.500[139.7]
6.795[172.6]
Flow Area Through Ports (in.2 cm2) 6.39[41.2]
Pressure Rating (psi [kPa])
6.59[42.5] 7,500[51,711] 11.93[77.0] 18.6[120.0]
67
3.2.11.
- Nama Alat
:
- Fungsi
: Untuk pengamanan aliran.
-
Mekanisme
:
Sliding Safety Valve
Valve ini dipasang pada rangkaian tubing yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan tenaga hidrolis melalui pipa ¼ inchi dari permukaan, yang umumnya dipasang kira-kira 100 meter di bawah permukaan tanah atau dasar laut. Untuk sumur-sumur di lepas pantai alat ini mutlak harus digunakan.
Gambar 3.11. Sliding Safety Valve (http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/.jpg)
68
- Spesifikasi Tabel III-11 Spesifikasi Sliding Safety Valve Tubing Size (in)
Maximum OD (in)
Internal packing Bore (In)
Lock Profole
3,63”
5000 1,875
®
X
10000
4,56”
5000
4,65
5000 2,125-2,313
51,4 10000
5,03”
5000
5,37
2,562-2,813
X , R® ,RQ , RPT®
5000 10000
5,62
10000
5,965”
7500
6,62 4½
R,X
4,91
5,20 3½
47,9
3,97
2 7/8
6,73 6,97
Length (In)
5000
3,70 2 3/8
Pressure Rating (psi)
3,750-3,813
X , R ,RQ , RPT
56,1
5000 5000 7500
57,5
69
3.3. PEMBAHASAN Sembur alam merupakan metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/ formasi dimana sumur berada. Sumber tenaga untuk sembur alam antara lain berasal dari Overburden pressure, yaitu tekanan oleh beban batuan yang ada di atasnya sehingga akan terjadi proses kompaksi. Jika tekanan reservoir lebih besar dari tekanan overburden maka terjadi abnormal pressure dan jika sebaliknya akan terjadi subnormal pressure dan Pore Pressure, yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh pori batuan yang diakibatkan oleh fluida yang ada di dalamnya mengalami pengembangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan peralatan sumur adalah kondisi optimum sumur tersebut yang dapat tercapai dengan adanya faktor cadangan, ulah aliran fluida untuk diproduksi, interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di permukaan (Psp, Pwh), fleksibilitas untuk sistem produksi di masa yang akan datang (artificial lift), jenis material-material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb), dan faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta keamanan kerja. Sumur berproduksi secara sembur alam , terjadi jika tenaga alamiah dari reservoar masih mampu untuk mengalirkan fluida dari formasi produktif ke dasar sumur dan mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan. Untuk mempertahankan agar sumur berproduksi secara natural , maka diperlukan Tekanan di dasar sumur (Pwf) cukup untuk menopang aliran vertikal dari kolom fluida dan mempertahankan tekanan kepala sumur agar
mampu
mengalirkan sepanjang Cristmas tree sampai flow line dan surface facilities. Berdasarkan hal tersebut agar fluida reservoir dapat mengalir ke permukaan, maka tekanan dasar sumur (Pwf) harus lebih besar dari kolom fluida vertikal ditambah tekanan kepala sumur.
70
3.4.
KESIMPULAN 1. Metode sembur alam dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas dari peralatan, baik peralatan atas maupun bawah permukaan. 2. Sumur berproduksi secara sembur alam, terjadi jika tenaga alamiah dari reservoir masih mampu untuk mengalirkan fluida dari formasi produktif ke dasar sumur dan mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan. Untuk mempertahankan agar sumur berproduksi secara natural, maka diperlukan tekanan di dasar sumur (Pwf) cukup untuk : Menopang aliran vertikal dari kolom fluida, mempertahankan tekanan kepala sumur agar mampu mengalirkan sepannjang Cristmas tree sampai flow line dan surface facilities. 3. Berdasarkan hal tersebut agar fluida reservoar dapat mengalir ke permukaan, maka tekanan dasar sumur (Pwf) harus lebih besar dari kolom fluida vertikal ditambah tekanan kepala sumur. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya produksi sumur sembur alam adalah : a. Tekanan formasi di dasar sumur b. Kedalaman sumur c. Ukuran tubing dan ukuran choke 5. Sumber tenaga pada metode sembur alam adalah berasal dari : a. Tekanan Overburden (overburden pressure). b. Tekanan formasi