9 0 419 KB
BAB III PROFIL POTENSI KOTA PAYAKUMBUH
3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Struktur ekonomi Kota Payakumbuh dicerminkan oleh peranan masing-masing lapangan usaha dalam pembentukan PDRB Kota Payakumbuh, seperti pada tabel 1 Tabel 3.1 Distribusi Persentase PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambang Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB
Parsenta se (%) 11,34 0,42 6,77 1,51 70,43 19,06 18,21 9,66 25,6 100.00
Sumber: BPS Kota Payakumbuh.
Dari data tabel 3.1 diketahui bahwa struktur ekonomi Kota Payakumbuh didukung oleh 4 sektor dominan, yaitu sektor jasa-jasa (25,6
%)
yang
sebagian
besar
merupakan
kontribusi
jasa
pemerintahan sipil dan TNI/POLRI kemudian diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi (18,2 %), sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,06 %) dan sektor pertanian (11,34 %).
Profil Potensi Kota Payakumbuh Sektor
Payakumbuh 2004
perdagangan/hotel/restoran,
angkutan
dan
jasa
merupakan sektor dominan dalam struktur perekonomian Kota Payakumbuh dengan besar kontribusi mencapai 62,87% dan keseluruhan nilal produksi bruto. Tingginya peranan ketiga sektor tersebut disebabkan fungsi ganda Kota. Payakumbuh yang berperan dalam menampung aktifitas pemerintahan dan ekonomi lokal dan regional yaitu kawasan hinterlandnya (Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar dan sebagian Kabupaten Agam) sebagai simpul perdagangan dan jasa. Pertumbuhan
ekonomi
Kota
Payakumbuh
dan
sembilan
lapangan yang berperan dalam pembentukan Produk Domestik Regional (PDRB) dan tahun 1997 sampai dengan 2002 seperti terfihat pada 11 3.2. benikut.
Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Payakumbuh Berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 dan Harga Berlaku Tahun 1997 – 2002
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001
Harga Konstan Tahun 1993 (Rp. 000)
Harga Berlaku (Rp. 000)
180.934,78 172.173,28 175.604,71 181.588,11 188.542,36
233.246,31 399.096,73 468.976,06 504.423,06 562.991,39
Pertumbuh an Berdasarka n Harga Konstan -4,9 -4,74 1,66 3,41 3,82
Sumber: BPS Kota Payakumbuh
Berdasarkan Tabel 3.2 diketahui pertumbuhan ekonomi pada tahun 1997 menurun secara drastis sampai -4,9 % yang merupakan rentetan dan dampak krisis moneter yang benlanjut manjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia secara umum, keadaan ini masih dialami sampai tahun 1998 dengan pertumbuhan ekonomi -4,74 %,
CV. ARSINDAH
III-2
Profil Potensi Kota Payakumbuh kemudian
pada
tahun
1999
Payakumbuh 2004 seiring
dengan
dilaksanakannya
program penyelamatan (resque) dan program pemulihan (recovery) ekonomi di segala bidang melalui Program Janing Pengaman Sosial (Social Safety Net) atau lebih dikenal dengan Program JPS, secara signifikan dapat membantu upaya pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan mencapai 1,66 %, keadaan ini terus membaik pada tahun berikutnya, dimana pada tahun 2000 mencapai 3,41 % dan pada tahun 2001 mencapai 3,82 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa dukungan Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap kebijakan Pemerintah Pusat secara relatif dilaksanakan dengan baik dalam upaya keluar dari krisis ekonomi yang secara simultan berdampak terhadap pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat pada umumnya. Berdasarkan Payakumbuh
dan
perkembangan tahun
1997
pertumbuhan sampai
dengan
ekonomi
Kota
2001,
dapat
diproyeksi pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh seperti terlihat pada TabeL 3.3. berikut.
Tabel 3.3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kota Payakumbuh Tahun 2002 — 2007 Atas Dasar Harga Konstan 1993
Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Harga Konstan Tahun 1993 (Rp.000) 196.157,70 205.812,98 216.577,01 228.986,87 243.252,75 259623,66
Pertumbuhan Berdasarkan Harga Konstan (%) 4,23 4,73 5,23 5,73 6,23 6,73
(*) Data Diolah
CV. ARSINDAH
III-3
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut didasarkan kepada formulasi penghitungan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dengan
pertimbangan
tidak
dipengaruhi
faktor
internal
dan
eksternal, seperti pengaruh ekonomi global dan regional. Di samping itu, mempertimbangkan kondisi pemerintahan yang selalu stabil tanpa gejolak yang cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi.
3.2. Keunggulan Geografis Kota Payakumbuh dengan letak geografisnya yang dikelilingi wilayah
Kabupaten
Limapuluh
Kota,
tetah
menjadikan
Kota
Payakumbuh berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa perdagangan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan perbankan bagi kawasan hinterland disekitarnya terutama bagi daerah Kabupaten Limapuluh Kota, sebagian dan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam dengan jumlah kontnibusi dalam pembentukan PDRB (Produk Regional Domestik Bruto) Kota Payakumbuh sebesar 82,01 %. Kondisi geografis wilayah yang relatif datar dengan komposisi tata guna lahan sebagian besar merupakan lahan pertanian produktif untuk komoditas pertanian tanaman pangan, palawija dan sayuran merupakan peluang potensial dalam pengembangan usaha agribisnis dan agroindustri yang berbasis hasil produksi pertanian. Kontribusi
sektor
industri
dalam
pembentukan
PDRB
Kota
Payakumbuh walaupun relatif kecil yaitu sekitar 8,09 %, namun sektor ini mempunyal prospektif yang baik, terutama untuk pengembangan potensi industri kecil pengolahan pangan yang merupakan kelompok jenis usaha dominan yang dilakukan oleh masyarakat Kota Payakumbuh di samping usaha industri kerajinan bordir dan sulaman. Selanjutnya dilihat dan prospektif pengembangan ekonomi dan aspek pengembangan wilayah dengan posisi strategis Kota
CV. ARSINDAH
III-4
Profil Potensi Kota Payakumbuh Payakumbuh
yang
Payakumbuh 2004
merupakan
pintu
gerbang
wilayah
Timur
Sumatera Barat yang terletak di jalur jalan lintas regional dan Propinsi Sumatera Barat menuju Propinsi Riau yang relatif dekat dengan kawasan pertumbuhan ekonomi regional ASEAN meliputi Singapura — Johor — Riau (SIJORI), IMS-GT (lndonesia-MalaysiaSingapura
Growth Triangle)
dan IMT-GT
(Indonesia Malaysia-
Thailand Growth Triangle) menjadikan peluang potensial bagi Kota Payakumbuh
dalam
memanfaatkan
multiplier
effect
dengan
dilaksanakannya kesepakatan perdagangan bebas AFTA 2003. Kondisi ini terlihat dengan besaran kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam PDRB sebesar 16,20% kemudian dengan melihat fungsi Kota Payakumbuh yang berfungsi ganda sebagai ibukota Kabupaten Limapuluh Kota dan juga menjadi pusat aktifitas ekonomi bagi kawasan hinterland di sekitarnya. Dengan Gambaran Umum Kota Payakumbuh dan kondisi geografis Kota Payakumbuh tersebut diatas dapat dirumuskan keunggulan geografis sebagai berikut: a. Ibu Kota Kabupaten 50 Kota dan Kota Payakumbuh sendiri. Sekaligus sebagai pusat pelayananan jasa perdagangan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan perbankan bagi kawasan hinterland sekitarnya. b. Pintu gerbang Kawasan Timur Sumatera Barat melalui melalui jalur darat dan Propinsi Riau dan dekat dengan kawasan pertumbuhan ekonomi Regional ASEAN. c. lklim sedang dengan suhu rata-rata antara 200 C -200 C d. Daerah relatif datar dan subur e. Memiliki potensi alam yang dapat dikembangkan f. Memiliki wisata alam dan budaya g. Ruas jalan yang cukup banyak
CV. ARSINDAH
III-5
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
3.3. Tenaga Kerja Berbicara tentang tenaga kerja tak lepas dan membicarakan sumber daya manusia. Sumber daya manusia mengandung dua sisi pemahaman
pertama
dan
proses
pembentukan
mutu
modal
manusia dan kedua dari manfaat sumber daya manusia dimaksud. Proses pembentukan mutu berkaitan dengan pendidikan, pelatihan yang diberikan kepada manusia dimaksud dan kemudian bagaimana memanfaatkan tenaga kerja yang telah dididik atau dilatih tersebut. Untuk melihat tenaga kerja secara makro dapat dilihat dari data penyebaran penduduk sebagai berikut:
TabeI3.4 Penyebaran Penduduk Perkecamatan Tahun 2001 -2003 URAIAN
Jih Penduduk a. Laki-laki b. Perempuan Sex Ratio Kepadatan
Kec. Pyk. Barat
Kec. Pyk. Utara
Kec. Pyk. Timur
2001 45.47 9 22.33 9 23.14 0
2002 45.66 4 22.41 2 23.25 2
2003 47.22 8 23.19 8 24.03 0
2001 32.57 8 15.92 2 16.65 6
2002 32.69 4 15.97 2 16.72 2
2003 33.32 7 16.28 8 17.03 9
2001 20.52 2 10.27 8 10.24 4
2002 20.67 4 10.31 7 10.35 7
2003 1.323 10.67 9 10.64 4
97
96
97
96
96
96
100
100
100
1.348
1.353
1.399
1.360
1.365
1.391
903
910
938
Sumber: BPS Kota Payakumbuh 2004 Dari data dimaksud terlihat penduduk Kota Payakumbuh berkembang dan tahun ketahun sehingga tahun 2003 berjumlah 101.876 jiwa dengan dengan kepadatan rata-rata 1.266 jiwa per Km Seterusnya
dari
indikator
untuk
mengetahul
kondisi
pendidikan di Kota Payakumbuh dapat dilihat dan persentase penduduk usia 10 tahun keatas menurut jenjang pendidikan yang tamat sepert tabel beriikut: Tabel 3.5
CV. ARSINDAH
III-6
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan Ditamatkan Tahun 2001 - 2002 N o 1 2 3 4 5 6 7
2001 (%)
Pendidikan Tidaklbelum pernah sekolah Tidak/belum tamat sekolah SD SLTP SLTA D D Ill D III Universitas/ S1, S2, S3
2002 (%)
1,77 28,77 26,63 19,68 17,68 3,17
25,37 22,55 20,15 24,84 3,14
2,69
3,96
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Sarana pendidikan di Kota Payakumbuh cukup tersedia mulai dan TK sampai Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan jumlah sarana pendidikan formal di Kota Payakumbuh adalah sebanyak 171 buah sebagaimana terlihat pada Tabel 3.6.A Tabel 3.6.A Jumlah Sarana Pendidikan Formal Di Kota Payakumbuh Tahun 2002
No 1 2 3 4
Tingkat Pendidikan
TK SD/MI SLTP/MTs SMU/MA Akademi/Diploma 5 (D-3) Universitas/STII/S6 1 Jumlah
Jumlah Sekolah Jumlah
85 11 9
Swast a 40 5 7 12
-
-
-
105
3
3 171
Negeri
40 90 18 21
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Kemudian dilihat dan mata pencaharian/lapangan usaha penduduk Kota Payakumbuh sebagal berikut: Tabel 3.6.B
CV. ARSINDAH
III-7
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
Jumlah Penduduk Usia 10 tahun keatas yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha Tahun 2001 N Lapangan Usaha o 1 Pertanian Pertambangan dan 2 Penggalian 3 Industri 4 Listrik, Gas, dan Air 5 Bangunan dan Konstruksi 6 Perdagangan 7 Angkutan dan Komunikasi 8 Lembagakeuangan 9 Jasa-jasa Jumlah
Perempua n 1.638 3.377
Laki-laki
33 2.202 332 1.899 7.607 3.215 571 4.140 26.890
Jumlah 10.015
41 2.058 0 39 7.401 39 247 5.508 17.964
74 4.260 332 1.938 14.608 3.254 818 9.198 44.554
Sumber: BPS, Kota Payakumbuh Dari tabel diatas terlihat, dari jumlah penduduk 48.847 Tahun 2001 yang bekerja sebanyak 44.554 orang, sementara konsentrasi penduduk dalam mata pencaharian pada sektor perdagangan, pertanian dan diikuti pula sektor jasa dan industri. Lebih lanjut ditinjau dan pemanfaatan tenaga kerja dilihat dan data pencari kerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Tenaga kerja dan sebagainya adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Pencari Kerja, Lowongan, Penempatan yang belum ditempatkan Menurut Tingkat Pendidikan Bulan Agustus 2003
No
Pencari Kerja
Pendidikan
L
Tidak 1 Tamat SD Sekolah 2 Dasar 3 SMP 4 SMA DI, DII, 5 DIII 6 Sarjana Jumlah
P
Lowongan
Jml
L
P
Jml
Penempatan
Yg Belum Ditempatkan
L
L
P
Jml
P
Jml
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 -
2 -
-
-
-
-
-
4
4
67
90
8 15 7 -
-
-
-
-
67
90
2 15 7
5 1
8 30 12 9
13 31 20 6 2 -
-
-
-
5 1
2 -
-
-
77
8 30 12 9
13 31 20 6
77
CV. ARSINDAH
2
III-8
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
Dari data tersebut hanya 206 orang pencani kerja dan tingkat SMP-Sanjana, sementara lowongan tidak ada sama sekali, namun bila ada lowongan terbuka, maka pencari pekerjaan akan meningkat contoh; Lowongan calon PNS di Kota Payakumbuh pada bulan Oktober 2003 sebanyak 85 orang yang mendaftar 6.000 orang. Berdasarkan uraian tersebut diatas, jelas tersedia tenaga kerja di Payakumbuh untuk dimanfaatkan dalam peluang investasi cukup tersedia.
3.4. Bahan Baku Bahan baku dan sumber daya alam dapat berupa; medium budi daya, bahan energi langsung atau tidak Iangsung; bahan mentah baku yang langsung atau tidak langsung atau diproses melalui kegiatan industri, untuk melihat bahan baku yang ada di Kota Payakumbuh dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Medium budi daya a. Sektor Pertanian Sektor
pertanian
merupakan
salah
satu
sektor
penunjang
perekonomian Kota Payakumbuh, karena di samping sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh bekerja di sektor ini juga hasil produksi tanaman pangan seperti padi, jagung dan ubi kayu merupakan juga bahan baku utama bagi sektor industri pengolahan pangan. Hasil produksi pertanian tanaman pangan pada tahun 2002 dapat dilihat pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Produksi Pertanian Tanaman Pangan Menurut Jenis Produksi di Kota Payakumbuh Tahun 2002
CV. ARSINDAH
III-9
Profil Potensi Kota Payakumbuh N o 1 2 3 4 5 6 7 8
Payakumbuh 2004
JENIS PRODUKSI
JUMLAH (TON)
Padi Jagung Ubi Jalar Ubi Kayu KacangTanah KacangPanjang Cabe Ketimun
33.835 2.516 368 1.750 57 117 734 441
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kota Payakumbuh
Berdasarkan
tabel
3.8
diketahui
potensi
hasil
produksi
pertanian tanaman pangan yang paling menonjol adaiah produksi padi, sehingga Kota Payakumbuh dikenal dengan daerah surplus beras yaitu disamping untuk pemenuhan kebutuhan konsumen dalam daerah juga dipasarkan sampai keluar daerah dan propinsi. Sedangkan produksi pertanian lainnya yang memiliki potensi adalah komoditas jagung yang merupakan bahan baku bagi industri pakan ternak unggas dan pengolahan pangan disamping ubi kayu dan ubi jalar. b. Sektor Peternakan dan Perikanan Pada sub sektor peternakan, Kota Payakumbuh dikenal sebagai daerah penghasil ternak terbesar di Propinsi Sumatera Barat dan sentra peternakan besar khususnya kuda dan sapi. Jumlah populasi dan produksi ternak menurut jenisnya seperti tertihat pada tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9 Populasi Dan Produksi Ternak Menurut Jenis Ternak di Kota Payakumbuh Tahun 2002 N o 1 2 3 4 5
Jenis Ternak Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing AyamBuras
CV. ARSINDAH
Populasi (ekor) 6.326 2.587 1.630 4.707 120.400
Produksi Daging (ton) 455 121,2 12,3 81,87 120
Telur (ton) 60,6
III-10
Profil Potensi Kota Payakumbuh Ayam Ras 6 Petelur Ayam Ras 7 Pedaging
Payakumbuh 2004
275.000
90,5
2.267.260
748,12
1.749 -
Sumber: Dinas Peternakan/Perikanan Kota Payakumbuh
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa potensi ternak terbanyak menurut jenisnya adafah ternak unggas ayam, puyuh dan itik, sedangkan untuk jenis ternak besar terdiri dari sapi potong, kambing, kerbau dan kuda. Potensi perikanan di Kota Payakumbuh terdiri dan produksi ikan kolam dengan jumlah produksi pada tahun 2002 mencapai 1.033,6 ton dengan luas kolam 225,935 Ha, kemudian produksi ikan keramba mencapal 12,4 ton dan 97 unit keramba dan produksi ikan sawah (inmindi) mencapai 9,6 ton dengan luas lahan sekitar31,5 Ha.
2. Bahan Energi Langsung Sumber energi yang berasal dari alam belum dimanfaatkan antara lain air, angin, panas walaupun potensi ini dimungkinkan untuk diolah seperti ; sumber tenaga listrik (PLTA) dengan memanfaatkan
Batang
Agam,
Batang
Lampasi
atau
Batang
Sinamar.
3. Bahan mentah/ Baku Bahan mentah/ baku yang dapat diolah yang berasal dan sumber alam langsung berupa air atau gas. Bahan baku yang berasal dan tanah yang telah diolah di Kota Payakumbuh adalah usaha batu bata. Usaha ini terdapat 30 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 15 orang dengan investasi Rp. 96.000.000,-. Produksi batu bata ini menghasilkan 4.430.000 bulan per tahun
CV. ARSINDAH
III-11
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
dengan nilai produksi sebesar Rp. 11.175.000,- adapun lokasi usaha Batu bata ini yaltu sekitar Ngalau dan Koto Panjang Lampasi. Disamping kualitas tanah tersebut baik untuk pembuatan batu bata, juga sangat baik untuk pengembangan usaha keramik. Kemudian bahan baku lain yaitu pasir batu (sirtu) dibeberapa pelabuhan pasir yaitu: Koto Panjang, Lampasi dan beberapa tempat sepanjang Batang Agam yang Iokasinya dibatasi. Bahan baku yang berasal dan air yaitu pemanfaatan air permukaan tanah (sungai) dan air yang berasal dan dalam tanah sendiri. Khusus pemanfaatan Air Sungai pada umumnya digunakan untuk irigasi sawah. Adapun sungai yang ada di Kota Payakumbuh adalah: •
Batang Agam, Panjang 14,6 Km, lebar 20 m melalui kelurahan Balai Panjang, Balai Nan Duo, P. Sinayan, Bulakan Balai Kandi, Tanjuang Gadang, Balai Nan Duo, Parit Rantang, Daya Bangun,
Labuah
Baru,
Pasir,
Taruko
dan
Koto
Baru
Payobasuang. •
Batang Lampasi ; panjang 11,6 Km lebar 15 m melalui Kelurahan Koto Panjang, Sungal Durian, Payonibuang, Talawi, BI. Batuang dan Tanjuang Anau.
•
Batang Sinama ; panjang 4,5 Km lebar 15 m melalul kelurahan Talawi dan Balai Batung.
Selain dan sungai-sungai tersebut diatas banyak lagi sumber air yang kecil seperti; Batang sikali, sungai Dareh, Kecing depek dan sebagainya yang airnya bersih yang dimanfaatkan, untuk PDAM Kota Payakumbuh dan menjadi potensi sebagai sumber air mineral.
3.5. Industri Pengolah Kota Payakumbuh merupakan salah satu daerah potensial di Propinsi
Sumatera
CV. ARSINDAH
Barat
dalam
hal
pengembangan
industri III-12
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
pengolahan terutama industri pengolahan hasil pertanian dan kehutanan berupa industri makanan spesifik daerah, makanan ningan, kerajinan dan bordir. Jumlah unit usaha masing-masing kelompok industri di Kota Payakumbuh dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 Jumlah Usaha Industri Dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Industri Di Kota Payakumbuh. Tahun 2002 No
181 643 83
Tenaga Kerja (Orang) 1.538 3.361 252
321 1.228
990 8.141
Unit Usaha
Kelompok Industri
1 Industri Aneka 2 lndustri Hasil Pertanian 3 Industri Kimia Industri Logam, Mesin, 4 elektronik Jumlah
Sumber: Dinas Perindagnaker Kota Payakumbuh
Kemudian dan 1.228 unit usaha industri yang potensial dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.11 Data Industri Kecil Potensial Kota Payakumbuh Tahun 2003 Produksi No
Jenis Industri
1
Industri makanan spesifik
2 3 4
Industri makanan ringan Sulaman bordir Alsintan
5
UU
TK
Investasi
10
62
121 52 2
921 704 25
42.400.000 16.938.637.0 00 821.111.000 361.000.000
30
159
96.000.000
6
batu-bata Moulding dan bahan bangunan
12
75
650.070.000
7 8 9
Bengkel Tas Kopi
34 10 13
188 73 58
737.800.000 450.500.000 243.750.000
Peti kemas dan kayu
33
131
519.750.000
10
CV. ARSINDAH
Jumlah 140 Ton 6.930 Ton 3.750 kodi 833 unit 4.430.000 bh 1.500 M3 17.255. buah 1.652 kodi 96.888 Kg 889.920 buah
III-13
Nilai (Rp.000) 1.680.000 34.650.00 0 2.115.000 1.616.000 11.075.00 0 2.250.000 345.000 24.780 1.356.432 2.669.760
Profil Potensi Kota Payakumbuh 11 12
Dari
Lilit songkok Konveksi
data
tersebut
Payakumbuh 2004 6 6
terlihat
35 41
industri
19.500.000 213.600.000
makanan
7.680 kodi 1.600 kodi
ningan
yang
mendominasi unit usahanya 121 buah dengan penyerapan tenaga kerja 921 orang, diikuti unit usaha sulaman bordir (52 buah), bengke( (34 buah) dan pembuatan peti kemas kayu.
3.6. Parawisata Kota Payakumbuh dengan keanekaragaman potensi wisata dan budaya termasuk dalam koridor aktual wisata yang merupakan satah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Propinsi Sumatera Barat. Jumlah objek wisata menurut jenisnya dapat dilihat pada tabel 3.12 benikut.
Tabel 3.12 Objek Wisata Menurut Jenisnya Di Kota Payakumbuh
Jenis Wisata 1 Wisata Alam
No
Wisata 2 Purbakala Wisata.Sejar 3 ah 4 Wisata Fauna
Wisata 5 Budaya
CV. ARSINDAH
Obyek Wisata 1. Ngalau Indah 2. Ngalau Sampik 3. Panorama Ampangan 1. Rumah Gadang Tuanku Lareh 2.Mesjid Tuo Balai Nan Duo I. Tugu Ratapan Ibu 2. Tugu Pejuang Bukit Sibaluik Jariang 1. Pacu itik 2. Pacu Kuda Tradisional 3. Pacu jawi (sapi) 4. Pacu Belut 1. 2. 3. 4.
Randai Saluang Rabab Dikia
III-14
192.000 24.000
Profil Potensi Kota Payakumbuh 5. 6. 7. 8. 9.
Payakumbuh 2004
Dabuih Gamat Salaju Sampan Talempong Sikatuntuang Talempong Pacik
Dari berbagai jenis dan objek wisata yang dimiliki Kota Payakumbuh, maka wisata fauna Pacu Itik merupakan permainan khas anak nagari Payakumbuh yang tidak terdapat di daerah lain di Sumatera
Barat,
sehingga
merupakan
potensi
wisata
Kota
Payakumbuh yang unik dan perlu dikembangkan untuk lebih dikenal di luar daerah, luar propinsi dan bahkan di luar negeri. Adapun potensi wisata baru yang akan dikembangkari adalah terbang paralayang yang direncanakan di kawasan perbukitan kelurahan Talang Kec. Payakumbuh Barat.
3.7. Sarana dan Prasarana 3.7.1. Sarana 3.7.1.1. Transportasi
a. Sektor Perhubungan Prasarana perhubungan merupakan urat nadi perekonomian yang menunjang kelancaran arus orang, barang dan jasa di Kota Payakumbuh. Kondisi sarana perhubungan di Kota Payakumbuh tahun 2003 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.13 Kondisi Jalan Kota Payakumbuh Menurut Status dan Kondisi Tahun 2003 Kondisi
CV. ARSINDAH
III-15
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
Baik
Status Jalan
Sedang
(Km) 39 8,6 92,15 139,75
Negara Propinsi Kota Jumlah
Rusak
(Km) 9 49,50 58,5
Jumlah
(Km) 1 39,4 40,4
(Km) 39 18,6 181,05 238,65
Sumber: Dinas Kimpraswil Kota Payakumbuh
Dari tabel tersebut, diketahui kondii jalan di Kota Payakumbuh sekitar 58,55% diantaranya dalam kondisi baik, sedangkan 24,51% berada dalam keadaan sedang dan 16,92% dalam keadaan rusak. Secara simultan peningkatan panjang jalan dan kualitas jalan terus ditingkatkan.
Peningkatan
pembangunan
kawasan
ini
diarahkan
pinggiran
kota
untuk
percepatan
dan
merealisir
pembangunan jalan Payakumbuh by Pass meliputi jalan Lingkar Utara sepanjang 12 Km dan jalan Lingkar Selatan sepanjang 9 Km. Jalan Lingkar ini direalisir guna memperlancar peningkatan arus
transportasi
dari
dan
ke
Propinsi
Riau
melalui
Kota
Payakumbuh. Disamping itu juga untuk mendukung kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi sehubungan dengan rencana
pembangunan
mengantisipasi
”Kelok
meningkatnya
Sambilan
arus
Fly
transportasi
Over” dan
guna
aktivitas
perdagangan dari wilayah timur Propinsi Sumatera Barat dengan berlakungan perdagangan bebas di ASEAN.
3.7.1.2. Listrik Sumber listrik Kota Payakumbuh berasal dari PLTA Maninjau dan PLTA Batang Agam yang didistribusikan melalui gardu induk dengan kapasitas 20 KV dan berdaya 200 Kva. Jaringan listrik sudah menyebar hampir ke seluruh wilayah kota Payakumbuh, untuk melihat jumlah pelanggan dan daya tersambung dari tahun 2000 sampai dengan 2003 dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini:
CV. ARSINDAH
III-16
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
Tabel 3.14 Jumlah Langganan dan Daya Tersambung Menurut Kelompok Pelanggan Tahun 2000 - 2003 No
Klasifikasi
Tahun 2000 Pelangg VA
Tahun 2001 Pelangg VA
Tahun 2002 Pelangg VA
Tahun 2003 Pelangg VA
.
Pelanggan Sosial (S)
an 407
593.950
an 412
593.950
an 414
601.500
an 424
657.500
Rumah
15.562
9.964.35
15.671
9.964.35
15.756
10.141.5
16.224
10.920.8
Tangga (R) Usaha (B)*
1.687
0 2.224.80
1.705
0 2.224.80
1.715
00 2.260.60
1.761
50 2.349.60
Industri (I)*
13
0 245.700
13
0 245.700
13
0 245.700
12
0 179.700
Gedung
148
461.500
149
461.500
151
471.200
153
476.900
an (P1) Penerangan
21
119.890
21
119.890
21
119.890
25
124.390
Jalan (P3) Jumlah (M3)
17.838
13.610.1
119.890
13.610.1
18.070
13.840.3
18.599
14.708.9
1 2 3 4 5
6
Pemerintah
90
90
90
40
Sumber: PT. PLN (Persero) Kota Payakumbuh
Daya terpasang ini di Kota Payakumbuh adalah 14.708.940 VA perkiraan kebutuhan listrik Kota Payakumbuh sampai akhir tahun rencana (tahun 2012) adalah sebesar 25.996 KWH untuk memenuhi ini masih diperlukan tambahan daya dari PLN sebagai penyedia listrik.
3.7.1.3. Telekomunikasi Perkembangan
pemekaran
telepon
cukup
meningkat
terutama sambungan induk dengan pertumbuhan 10,5% dan wartel 25% sementara telepon umum kartu dan telepon umum coin terjadi penurunan. Untuk melihat perkembangan dimaksud secara rinci daru tahun 2000 s/d 2003 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.15 Kapasitas Sambungan Telepon Tahun 2000 - 2003
CV. ARSINDAH
III-17
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Uraian
Payakumbuh 2004
Tahun 2001 2002
2000
Pertumbuha 2003
n
Kapasitas
6.474
6.474
6.474
6.474
Rata-rata 0%
Sentra (SST) Sambungan
5.120
5.931
5.931
6.332
10,5%
Induk (SST) Sambungan
0
0
0
0
-
Cabang (SST) Wartel (SST) Telepon
97 11
125 5
125 0
127 0
-
10
6
6
3
-
Umum
Kartu
(SST) Telepon Umum
Coin
(SST) Sumber: PT. Telkom (Persero) Kota Payakumbuh
3.7.1.4. Air Pada awalnya sumber air bersih yang dikelola PDAM Kota Payakumbuh berasal dari Batang Tabik, kemudian dikembangkan dengan penambahan pada lokasi Sungai Dareh Padang Ambacang dengan investasi sebagai berikut: - Sumber air - Penyediaan pipa
Rp.
175.000.000,-
Rp. 2.755.323.000,-
- Pemasangan pipa
Rp.
537.134.000,-
- Penambahan sambungan
Rp.
400.000.000,-
Investasi tersebut berasal dari dana ABT sehingga perkembangan jumlah pemakai air PDAM dari tahun 2000 s/d 2003 adalah sebagai berikut: Tabel 3.16 Perkembangan Pelanggan PDAM Kota Payakumbuh Tahun 2000 - 2003
CV. ARSINDAH
III-18
Profil Potensi Kota Payakumbuh Klasifikasi Pelanggan
Payakumbuh 2004
Perumahan
2000 2.127.57
Tahun 2001 2002 2.572.96 2.533.09
2003 1.923.67
Industri Niaga Pemerintah Sosial PDAM, DSAM, PBAM Mobil Tangki Jumlah
6 3.620 272.048 383.548 260.083 8.622 3.055.49
1 4.321 304.900 371.365 267.296 8.486 3.529.32
4 2.609 275.159 302.614 244.127 4.928 3.362.53
5 2.076 207.571 207.350 177.151 2.497 2.520.50
7
9
2
0
Sumber: PDAM Kota Payakumbuh
3.7.1.5. Bank Lembaga keuangan (perbankan) merupakan salah satu sarana yang cukup penting untuk mendukung kegiatan ekonomi. Di Kota Payakumbuh terdapat 3 Lembaga Keuangan (Perbankan) yaitu Bank BNI 1946, Bank Nagari (Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat) dan Bank Rakyat Indonesia serta didukung oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank BNI 1946 dan Bank Nagari mempunyai 1 kantor cabang sedangkan BRI terdiri dari BRI Cabang dan BRI Unit yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tersebar pada wilayah kecamatan dan nagari yang dikelola oleh Bank Nagari dan BPO Gebu Minang. 3.7.1.6. Penginapan Sarana dan prasarana penginapan merupakan faktor penting terutama untuk menunjang kegiatan pariwisata. Di Kota Sawahlunto tersedia fasilitas penginapan yang terdiri dari beberapa hotel kelas melati dan wisma/penginapan.
3.7.1.7. Rumah Sakit Sarana kesehatan di Kota Payakumbuh yang terdiri dari Rumah
Sakit
Umum,
Rumah
Sakit
Swasta,
Puskesmas
dan
Puskesmas Pembantu serta Klinik Bersalin cukup memadai untuk melayani
masyarakat
CV. ARSINDAH
baik
untuk
pemeliharaan
kesehatan, III-19
Profil Potensi Kota Payakumbuh perawatan
maupun
Payakumbuh 2004
pengobatan
yang
tidak
hanya
melayani
masyarakat Kota Payakumbuh tetapi juga pasien dari Kabupaten tetangga. Jumlah sarana kesehatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.17 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Payakumbuh Tahun 2003 No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Jenis Pelayanan Pemerinta
Pengelola Swasta/Yayasan
Lainnya
Rumah Sakit Umum Rumah Bersalin Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Praktek Dokter Bidan Praktek Posyandu Dukun Terlatih Balai Pengobatan
h 1 5 24 5 -
1 3 37 47 34 1
158 -
Lain Jumlah
35
122
158
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
CV. ARSINDAH
III-20
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
3.7.2. Prasarana 3.7.2.1. Tata Guna Tanah Pada saat ini telah terdapat data yang terperinci luas lahan kering menurut penggunaannya dalam satuan hektar. Penggunaan lahan untuk perumahan masih yang terbesar dalam penggunaan lahan di Kota Payakumbuh yaitu sebesar 44,57% kemudian sebagian besar peruntukan lahan juga digunakan untuk tegalan atau kebun sebesar 56.62% sedangkan ladang atau huma belum digunakan sebagai lahan di Kota Payakumbuh, lainnya adalah ditanami pohon atau hutan rakyat sebesar 1,16%. Untuk lahan pengembalaan atau padang rumpur di Kota Payakumbuh sendiri digunakan sebesar 22 hektar atau sebesar 1,16%. Selengkapnya data-data tersebut tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 3.18 Perincian Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya Kota Payakumbuh Tahun 2003 (ha) No .
Penggunaan Lahan
Persenta se
Jumlah (Ha)
1 Perumahan & Pekarangan
1.581
44,57%
2 Tegal/Kebun
1.902
53,62%
0
0,00%
22
0,62%
1
0,03%
41
1,16%
3.547
100%
3 Ladang/Huma Pengembalaan/Padang 4 Rumput Sementara Tidak 5 Diusahakan Ditanami Pohon/Hutan 6 Rakyat Total Sumber: BPN Kota Payakumbuh
3.7.2.2. Tata Ruang Kota (RUTRK) Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh No.18 tahun 2003 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Payakumbuh, telah
CV. ARSINDAH
III-21
Profil Potensi Kota Payakumbuh
Payakumbuh 2004
dirancang bermacam-macam materi yang berkaitan dengan RUTRK. Khusus yang berkaitan dengan peluang investasi adalah materi struktur pemanfaatan ruang.Kota Payakumbuh dibagi atas 3 Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan 12 sub BWK sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.19 Pembagian BWK dan Sub BWK di Kota Payakumbuh
BWK
Sub
A1 A2 BWK A
A3 A4 A5
B1 BWK B
Fungsi
BWK
B2
B3
CDB
skala
regional
dan
kawasan
pemukiman
kepadatan tinggi Pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan dan pemukiman kepadatan tinggi Kawasan perkantoran, pengembangan rumah sakit dan pemukiman kepadatan tinggi Kawasan pemukiman kepadatan
tinggi,
pusat
perdagangan dan jasa skala lingkungan Kawasan pemukiman kepadatan tinggi,
pusat
perdagangan dan jasa skala lingkungan Kawasan pemukiman kepadatan sedang, sub pusat perdagangan atau pasar satelit, kawasan pertanian terbatas dan sebagai kawasan industri Kawasan pemukiman kepadatan sedang, kawasan pendidikan dan kawasan pertanian terbatas Kawasan pemukiman kepadatan sedang, sub pusat perdagangan atau pasar satelit, kawasan pertanian terbatas dan sebagai kawasan industri Kawasan pemukiman kepadatan rendah/pemukiman
C1 BWK C
C2 C3
pedesaan, kawasan peternakan terpadu dan kawasan pertanian Kawasan pemukiman kepadatan rendah/pemukiman pedesaan dan kawasan pertanian Kawasan pemukiman kepadatan rendah/pemukiman
CV. ARSINDAH
III-22