Bab 4 Pasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 4 PASAR KOMPETENSI INTI Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KOMPETENSI DASAR Memahami pasar bentuk-bentuk pasar (monopoli,oligopoli,persaingan sempurna, persaingan monopolistik,dll) dan peranannya terhadap perekonomian TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat: 



Mendeskripsikan karakteristik dari pasar







Mendeskripsikan berbagai jenis pasar input







Mendeskripsikan berbagai jenis pasar output







Memberikan contoh campur tangan pemerintah dalam mekanisme harga pasar







Mendeskripsikan peranan pasar dalam perekonomian







Mengidentifikasi mekanisme terbentuknya harga pasar







Menghitung fungsi permintaan.







Menghitung fungsi penawaran dan keseimbangan pasar







Mendiskripsikan tentang elastisitas permintaan dan penawaran



1



PETA KONSEP Pasar Sumber Daya Alam



Pasar Tenaga kerja



Permintaan Input



Harga Keseimba ngan



Pasar Sumber Daya Modal



Kewirausahaan Pasar Pasar persaingan sempurna Output Pasar Monopolistik



Penawaran



Peran pemerintah



Pasar persaingan tidak sempurna



Penetapan harga eceran



Monopoli



Oligopoli



Elastisitas Pemberian Subsidi



Monopsoni



Penetapan pajak



Oligopsoni



2



KATA KUNCI: 1. 3. 5. 7.



Pasar F aktor produksi Sewa tanah Modal



2. 4. 6. 7.



Laba pengusaha Monopoli Monopsoni Permintaan



9. Penawaran 10. Mekanisme Harga 11. Elastisitas 12. Peranan Pasar



PENDAHULUAN



Gambar nelayan dengan hasil tangkapan ikan dibawa ke suatu tempat, dan tempat tersebut dipenuhi dengan orang-orang yang membawa tas belanjaan.



Coba anda amati gambar di atas dari seorang nelayan yang membawa hasil tangkapan ikan di bawa ke sekelompok kerumunan manusia yang sedang menanti kehadirannya. Setelah mengamati berilah suatu simpulan atau diskripsi menurut anda apa yang akan terjadi diantara sang nelayan dengan sekumpulan orang tersebut. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang akan muncul dari diri anda dari hasil pengamatan gambar tersebut ?. Dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul cobalah dijawab menurut anda sendiri. Jika anda ingin mengetahui lebih banyak tentang jawabannya bacalah pengembangan konsep di bawah ini.



PENGEMBANGAN KONSEP. Setiap hari masyarakat hilir mudik di pasar, ada yang berbelanja, ada yang berjualan , bahkan ada pula yang hanya sekedar melihat-lihat harga barang. Di pasar tradisional lebih disukai oleh ibu-ibu yang berbelanja untuk barang-barang kerperluan sehari-hari. Sedangkan di pasar swalayan atau supermarket lebih diminati oleh ibu-ibu kalangan ekonomi menengah ke atas. Jika kita bicara soal pasar banyak sekali jenis-jenis pasar yang dapat kita jelaskan. Dalam bab ini kita akan membahas masalah pasar dari sisi jenis-jenisnya, baik pasar faktor produksi maupun pasar barang dan jasa. Di samping macam-macam pasar tersebut juga akan kita bahas tentang mekanisme terjadinya harga pasar, terutama adalah untuk pasar barang dan jasa.



3



A.



PENGERTIAN PASAR



Pasar, dalam pikiran kita, sering kali diasosiasikan dengan pasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Pasar dengan demikian diartikan secara sempit atau tempat di mana pada umumnya barang atau jasa diperjualbelikan. Akan tetapi, pasar tidak sebatas itu. Ada pula pasar yang tidak mempertemukan pembeli dan penjual secara langsung, seperti pasar saham. Oleh karena itu, pasar juga dapat diartikan secara luas, sebagai proses di mana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan atau menetapkan harga keseimbangan. Untuk merangkum kedua arti ini, maka secara umum, pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa, atau faktor produksi tertentu. Pada pasar, ada barang yang dijual atau diproduksi oleh sekian banyak penjual atau produsen, ada pula yang hanya diproduksi oleh beberapa penjual atau produsen tertentu. Demikian pula dengan pembeli, ada barang yang dibeli oleh banyak pembeli, ada pula yang hanya dibeli oleh seorang pembeli atau beberapa pembeli saja. Dengan mengetahui jumlah pembeli dan penjual, serta barang atau jasa yang diperjualbelikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan yang terjadi dalam pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang akan menentukan bentuk-bentuk atau susunan pasar. Pada pasar, menurut pengertian pasar secara luas, sebuah perusahaan penghasil barang atau jasa tertentu dapat mempunyai skala yang sangat besar dan jumlah pesaingnya sedikit sehingga mampu mempengaruhi pasar barang atau jasa tersebut. Sebaliknya, sebuah perusahaan dapat pula mempunyai skala yang kecil dan mempunyai banyak pesaing, sehingga tidak dapat mempengaruhi pasar. Gambar 4.1 Gambar pasar tradisional tampak penjual, pembeli barang dagangan pembayaran dan penyerahan barang Keterangan gambar: Contoh pasar konkrit di mana pembeli dan penjual melakukan transaksi



4



B.



PERANAN PASAR DALAM PEREKONOMIAN Keberadaan pasar mempunyai peranan yang sangat penting. Bagi konsumen,



adanya pasar akan mempermudah mereka memperoleh barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. Adapun bagi produsen, pasar menjadi tempat untuk mempermudah proses penyaluran barang hasil produksi dan memperoleh faktor produksi. Bagi pemerintah dapat memperoleh pendapatan dari pajak. Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana distribusi, pembentukan harga, dan sebagai tempat promosi. 1.



Pasar sebagai Sarana Distribusi Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.



2.



Pasar sebagai Pembentuk Harga Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan barang-barang atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau jasa tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan demikian, pasar berfungsi sebagai pembentuk harga. Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan oleh penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya.



3.



Pasar sebagai Sarana Promosi Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang/jasa tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur, pameran, dan sebagainya. Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi pilihan konsumen 5



Gambar 4.2



Gambar Suasana dalam supermarket/SPG menawarkan produk Keterangan gambar: Suasana promosi di supermarket dengan jalan memperagakan secara langsung barang atau jasa yang diperjual belikan



C.



MACAM-MACAM PASAR



Pada dasarnya pasar dibagi dalam beberapa golongan yaitu sebagai berikut: 1.



Berdasarkan waktu Berdasarkan waktu terjadinya, pasar dapat dibedakan menjadi lima yaitu



a.



pasar harian Pasar harian adalah pasar yang aktivitasnya dilaksanakan setiap hari. Contohnya pasar tradisional, pasar swalayan, dan warung-warung.



b.



Pasar mingguan adalah pasar yang aktivitasnya dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Contohnya pasar di daerah pedesaan yang hanya ada pada hari tertentu, seperti pasar ada kativitas hanya setiap hari senin, rabu, atau minggu.



c.



Pasar



bulanan



adalah



pasar



yang



aktivitasnya



dilaksanakan satu bulan sekali, dan aktivitasnya bisa dilaksanakan lebih dari satu hari. Contohnya, pasar yang biasa terjadi di depan pabrik pada saat hari gajian atau di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan mengambil uang tunjangan pensiunannya. d.



Pasar



tahunan



adalah



pasar



yang



aktivitasnya



dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Umumnya aktivitasnya lebih dari satu hari, dan kadang bisa mencapai lebih dari satu bulan. Contohnya, Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran-pameran. e.



Pasar temporer adalah pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin). Pasar ini biasanya terjadi pada saat peristiwa tertentu. Contohnya, pasar murah dan bazar saat perayaan kemerdekaan RI, acara keagamaan seperti maulid dan lain-lain. Pasar ini juga disebut pasar kaget.



2.



Berdasarkan luas jangkauannya 6



Dilihat berdasarkan luas jangkauannya pasar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: a.



Pasar lokal Pasar lokal, yaitu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari daerah atau wilayah tertentu saja. Pasar dimana para pembelianya berasal dari daerah atau wilayah tertentu saja.



b.



Pasar nasional Pasar nasional adalah pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Pasar ini pembeli dan penjualnya berasal dari berbagai daerah atau wilayah dalam satu negara. Contohnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar tembakau di Deli.



c.



Pasar internasional. Pasar internasional adalah pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai negara. Pasar ini penjual dan pembelianya berdatangan dari berbagai negara. Misalnya pasar tembakau di Bremen Jerman.



3.



Berdasarkan wujudnya Berdasarkan wujudnya pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :



a.



Pasar konkret Pasar konkret (pasar nyata) adalah pasar di mana transaksi dilakukan secara langsung (tatap muka) antara pembeli dan penjual dan barang yang diperjualbelikan berada di tempat tersebut. Contohnya pasar tradisional dan swalayan.



b.



Pasar abstrak (tidak nyata). Pasar abstrak adalah pasar di mana transaksi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung namun barang yang diperjualbelikan tidak dapat diperoleh pembeli secara langsung (barang tidak ada di tempat). Contohnya pasar modal, forum jual-beli online.



4.



Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 7



a.



Pasar input. Pasar input (faktor produksi) adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap berbagai barang dan jasa yang digunakan sebagai input dalam proses produksi.



b.



Pasar output (pasar produk). Pasar output atau juga disebut pasar barang adalah pasar yang memperjualbelikan output hasil produksi (biasanya dalam bentuk barang jadi untuk konsumsi).



Gambar 4.3 Gambar suasana pabrik tektile sedang berproses produksi dari benang menjadi kain. Keterangan gambar: Dalam proses produksi tektile permintaan akan benang menggambarkan pasar input



D.



PASAR FAKTOR PRODUKSI



1.



Pengertian Pasar Faktor Produksi



Sampai sejauh ini kita telah mempelajari bahwa untuk menghasilkan barang/jasa, produsen memerlukan faktor produksi antara lain berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Faktor-faktor produksi tersebut dimiliki masyarakat atau rumah tangga konsumsi. Sementara itu, rumah tangga produksi memberikan sewa untuk penggunaan tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk modal, dan keuntungan untuk wirausahawan. Para produsen memperoleh faktor-faktor produksi melalui pasar faktor produksi. Di pasar ini, pengusaha sebagai pembeli faktor-faktor produksi, mengadakan interaksi dengan pemilik faktor produksi, dan kemudian menetapkan harga dan jumlah faktor produksi sedemikian rupa untuk menghasilkan barangbarang dan jasa-jasa sebagaimana diminta masyarakat. Dalam hal ini, permintaan faktor-faktor produksi dikatakan sebagai permintaan turunan (derived demand) dari penawaran pada pasar barang/jasa karena besar permintaan faktor-faktor produksi sangat bergantung pada keputusan seberapa besar produsen akan memproduksi barang dan jasa.



8



Perhatikan contoh dalam proses produksi baju berikut ini. Pada saat memproduksi baju, berbagai faktor produksi digunakan, termasuk kain, sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan baju. Sebut saja dua meter kain dapat dibuat menjadi satu buah baju. Terkait dengan asumsi itu, jika perusahaan ingin memproduksi baju sebanyak seribu potong, maka dibutuhkan dua ribu meter kain. Atau dengan kata lain, pada saat perusahaan menentukan penawaran sebanyak seribu potong baju di pasar baju, secara bersamaan perusahaan menentukan permintaan sebanyak dua ribu meter kain di pasar kain. Dalam hal ini, dikatakan bahwa permintaan kain menjadi permintaan turunan dari penawaran baju. Pasar faktor produksi memiliki karakter yang khas bila dibandingkan dengan pasar barang dan jasa. Adapun ciri-ciri pasar faktor produksi antara lain sebagai berikut: a.



Pasar faktor produksi tidak berwujud fisik tetapi berwujud dengan kegiatan.



b.



Permintaan faktor produksi datangnya dari rumah tangga produksi sedangkan penawaran datangnya dari rumah tangga konsumsi.



c.



Jenis penawaran dan permintaan faktor produksi sesuai dengan produksi yang dihasilkan.



d.



Penawaran faktor produksi sering kali merupakan monopoli, sementara permintaan faktor produksi bersifat kolektif. Pasar faktor produksi dapat pula dibagi menjadi beberapa macam, sesuai



dengan jenis faktor produksi yang diperjualbelikan. Umumnya pasar faktor produksi dibagi menjadi pasar faktor produksi untuk tanah, tenaga kerja, modal, dan pengusaha/wirausahawan. 2.



Sewa Tanah



Penggunaan tanah, selain untuk perluasan pertanian dan perumahan, juga untuk pembangunan pabrik. Faktor produksi tanah meliputi permukaan dan semua yang terkandung di dalamnya. Kawasan lepas pantai dewasa ini telah dimanfaatkan untuk pencarian minyak bumi. Dasar laut yang demikian luasnya telah menjadi daerah pertambangan. Balas jasa yang diterima dari penggunaan faktor ini adalah sewa (rent). Jadi, sewa tanah ialah sejumlah uang yang diserahkan kepada pemilik 9



tanah atas penggunaan pemakaian tanah. Berikut ini dijabarkan secara singkat beberapa teori yang berkenaan dengan sewa tanah: a



Teori sewa tanah Kaum Physiokrat Menyatakan bahwa sewa tanah disebabkan kesuburan tanah yang asli, yang menghasilkan hasil bersih (net product) yang lebih banyak. Sebagian dari hasil bersih inilah yang diberikan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah.



b



Teori sewa tanah dari David Ricardo Menyatakan bahwa sewa tanah disebabkan terbatasnya tanah yang subur. Sewa tanah bersifat diferensial, artinya perbedaan kesuburan dan letak tanah yang digunakan untuk produksi akan menentukan besaran dari sewa tanah tersebut. Tanah yang subur akan mengurangi biaya pengolahan tanah yang pada gilirannya akan mempengaruhi perolehan keuntungan. Sebagian perolehan keuntungan itu diberikan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah.



c



Teori sewa tanah dari Von Thunen Von Thunen hanya menambahkan konsep mengenai jarak tanah dari pasar. Semakin jauh jarak tanah dari pasar semakin tinggi biaya produksi karena biaya transportasi yang lebih mahal. Gambar 4.4 Gambar sawah yang terdapat padi sedang menguning dan dalam pondok terlihat petani dan istrinya sedang mengikat padinya. Keterangan gambar: Tingkat kesuburan tanah akan mempengaruhi tinggi rendahnya sewa tanah



d



Teori Harga Derivasi Tanah Menyatakan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah ditentukan oleh permintaan barang yang dihasilkan dari tanah tersebut. Sebagai contoh, besaran sewa tanah yang mengandung emas akan lebih tinggi dari tanah yang hanya mengandung bijih besi. Penggunaan tanah sebagai faktor produksi asli sangat penting untuk



dipahami. Ini tak lepas dari fakta bahwa tiap usaha produksi memerlukan tanah. Selain itu, perbedaan sifat tanah seperti kesuburannya, Ietak, banyaknya tanah yang digunakan untuk produksi dan tempat tinggal, menentukan jumlah 10



permintaan tanah. Hal ini semakin diperkuat dengan lahan untuk industri yang terus bertambah karena perkembangan industri begitu pesat, sehingga permintaan tanah semakin lama semakin bertambah. Hal yang menarik dalam pasar tanah ini adalah bentuk penawarannya. Persediaan tanah terbatas karena jumlah tanah di dunia tetap dan tidak bertambah, sementara permintaan selalu bertambah. Sehingga, proses pembentukan harga faktor produksi tanah akan tampak sebagaimana terlihat pada Peraga 4.1 PERAGA 4.1 Pasar Tanah



Keterangan: SS



: penawaran tanah



DD



: permintaan pertama



D1 D1



: permintaan kedua



D2 D2



: permintaan ketiga



R



: harga sewa tanah Kondisi awal keseimbangan terjadi pada titik E dengan tingkat sewa OR,



titik pertemuan kurva permintaan DD dan kurva penawaran SS. Bila permintaan akan tanah meningkat, yang terlihat dari bergesernya kurva permintaan menjadi D1D1, maka sewa tanah naik menjadi OR1. Sementara itu, apabila permintaan tanah turun menjadi D2D2, maka sewa tanah ikut turun pula menjadi OR2. Yang menarik di sini, adalah nilai keseimbangan tanah tidak berubah, tetap senilai OQ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga sewa tanah terbentuk dari permintaannya. Semakin tinggi permintaan semakin tinggi harga sewa tanah, dan sebaliknya semakin rendah permintaan semakin rendah harga sewa tanah. 11



3. Tenaga Kerja Pengertian pasar faktor produksi tenaga kerja adalah jumlah permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Dengan demikian pasar tenaga kerja tergantung dari luas dan sempitnya kegiatan produksi atau pemakaian input tenaga kerja akan ditentukan oleh tuntutan dunia usaha atau lapangan produksi. Sumber daya manusia memiliki karakteristik yang berbeda dengan faktor produksi lain. Sumber daya manusia berupa tenaga fisik, keterampilan, dan daya pikir.Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini diperlukan juga tenaga kerja yang yang berkualitas, yang mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi. Kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan cara-cara merekrut tenaga kerja berkualitas, menyediakan kondisi kerja yang aman dan layak, memberikan upah yang sesuai, dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Jumlah faktor produksi tenaga kerja (sumber daya manusia) semakin besar karena jumlah penduduk terus meningkat. Peningkatan tenaga kerja di Indonesia dewasa ini diakibatkan pertambahan penduduk. Kemampuan manusia yang dapat disumbangkan dalam produksi barang dan jasa dibedakan menurut kualitasnya adalah tenaga kerja terdidik (skilled labour), tenaga kerja terlatih (trained labour), dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour). Permintaan akan tenaga kerja datang dari rumah tangga produksi. Kurva permintaannya memiliki slope negatif, yang berarti semakin tinggi upah, semakin kecil permintaan terhadap tenaga kerja dan sebaliknya. Sedangkan penawarannya datang dari masyarakat. Kurva penawarannya memiliki slope positif, yang berarti semakin tinggi upah yang ditawarkan, semakin besar pula penawaran tenaga kerja. Interaksi di antara permintaan dan penawaran tenaga kerja inilah yang membentuk pasar tenaga kerja.



Gambar suasana pencari kerja dalam suatu bursa kerja Gambar 4.5 Keterangan gambar:



12



Naiknya permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi suatu negara



Pasar tenaga kerja ialah seluruh aktivitas atau kegiatan pelaku-pelaku untuk mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja yang tersedia. Dapat juga dikatakan bahwa pasar tenaga kerja ialah proses terjadinya hubungan kerja melalui penyediaan penempatan tenaga kerja. Pemerintah maupun swasta dapat bertindak sebagai pelaku pasar kerja, seperti Departemen Tenaga Kerja di pusat maupun di daerah, yayasan penampung pencari kerja, politeknik, balai latihan kerja, dan sebagainya. Balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja dalam proses produksi barang dan jasa disebut upah kerja. Tinggi rendahnya upah tergantung pada hukum permintaan dan penawaran pada pasar tenaga kerja. Berikut ini dijabarkan secara singkat beberapa teori mengenai upah tenaga kerja: 1.



Teori upah normal atau upah alami dari David Ricardo Upah diberikan sesuai kemampuan keuangan perusahaan berdasarkan biaya hidup pekerja. Biaya hidup pekerja meliputi kebutuhan minimal untuk hidup. Sedangkan kemampuan keuangan perusahaan bergantung pada kapasitas



2.



produksi dan hasil penjualan. Teori upah besi dari Ferdinand Lassalle Pemberian upah harus ditekan serendah mungkin untuk memperoleh keuntungan maksimal. Sistem upah ini menempatkan tenaga kerja pada posisi yang lemah dan dapat mengakibatkan pekerja tidak mampu memenuhi



3.



kebutuhan hidupnya. Teori dana upah dari John Stuart Mill Tinggi rendahnya upah tergantung pada jumlah modal yang tersedia. Jika laba perusahaan tinggi maka dana yang tersedia untuk membayar upah juga lebih besar dan sebaliknya saat laba menurun dana yang tersedia untuk upah juga



4.



akan menurun. Teori upah etis (kaum Utopis) dari Von Thunen Upah diberikan secara “etis”. Artinya upah diberikan bukan hanya berdasarkan kebutuhan hidup minimal pekerja, tetapi upah harus dapat mendorong pekerja dan keluarganya untuk hidup layak. 13



Peraga 4.2 untuk meyajikan penjelasan secara grafis mengenai pembentukan upah tenaga kerja. PERAGA 4.2 Pasar tenaga kerja



Keterangan: SS: penawaran tenaga kerja pertama S1S1: penawaran tenaga kerja kedua S2S2: penawaran tenaga kerja ketiga DD: permintaan tenaga kerja W: tingkat upah Kondisi awal keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada titik E yang merupakan perpotongan kurva permintaan DD dan kurva penawaran tenaga kerja SS. Di titik ini, tingkat upah yang terbentuk adalah W. Ketika penawaran berkurang, dari SS menjadi S1S1, upah menjadi naik, dari W menjadi W1. Sementara itu, ketika penawaran tenaga kerja bertambah menjadi S2S2, upah akan turun menjadi W2. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bila permintaan tenaga kerja tetap sementara penawaran tenaga kerja naik, maka upah menjadi turun. Begitu pula sebaliknya, bila penawaran tenaga kerja turun, maka upah akan menjadi naik. Tugas individu 1. Cari lima artikel di media cetak atau elektronika mengenai pasar tenaga kerja 2. Identifikasi berita yang sisampaikan pada artikel 3. Buat tugas tersebut dalam tugas dan dikumpulkan kepada guru 14



3.



Modal



Istilah modal mengandung dua pengertian, yaitu modal dalam pengertian seharihari adalah sebagai barang yang memberikan suatu pendapatan bagi pemiliknya, dan modal dalam ilmu ekonomi sebagai barang/produk yang digunakan untuk menghasilkan produk lain. Pasar faktor produksi modal di Indonesia terus berkembang. Permintaan akan modal datang dari para pengusaha dan penawarannya datang dari pemilik modal. Harga atau balas jasa yang diperoleh pemilik modal biasa disebut bunga. Bunga modal adalah pendapatan yang diterima oleh pemilik modal atas penggunaan modal yang dipinjamkan. Selain itu, pemilik modal dapat pula memperoleh jasa tabungan jika modal miliknya didepositokan di bank. Dari interaksi antara permintaan dan penawaran modal maka terbentuklah pasar modal. Permintaan modal akan dipengaruhi oleh tingkat pengembalian (rate of return) modal oleh peminjam. Tinggi rendahnya tingkat bunga atau suku bunga modal dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut. a.



Permintaan dan penawaran modal dalam masyarakat. Jika penawaran modal tetap sementara permintaan bertambah, otomatis bunga modal akan naik.



b. Risiko hilangnya modal yang dipinjamkan. Jika risiko modal yang dipinjamkan besar, maka bunga modal cukup tinggi. c.



Kondisi



perekonomian.



Dalam



keadaan



perekonomian



yang



sedang



berkembang dan tiap usaha memberikan harapan keuntungan, menyebabkan tingkat bunga naik. d. Campur tangan pemerintah dalam penetapan tingkat bunga atau suku bunga. Pemerintah melakukan ini agar suku bunga bank jangan sampai terlalu tinggi atau sebaliknya. Gambar 4.6 Gambar suasana mesin pabrik sedang beroperasi Keterangan gambar: Mesin pabrik adalah salah satu modal dalam perusahaan 15



Berikut ini dijabarkan secara singkat beberapa teori mengenai bunga modal: 1). Teori Produktivitas oleh Jean Baptiste Say Menyatakan bahwa modal yang dipinjamkan dapat dipergunakan secara produktif. Dengan modal tambahan tersebut produksi dapat ditingkatkan sehingga memberikan hasil yang lebih banyak. Sebagian dari kelebihan itu dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal. 2). Teori Pengorbanan Waktu/Teori Abstinence oleh Nassau Williem Sr. dan A. Marshall Menyatakan bahwa bunga modal adalah pengorbanan pemilik modal karena ia harus menunggu sampai modalnya diterima kembali dan dapat digunakannya untuk memenuhi kebutuhan lain. Bunga yang didapatkan merupakan balasan atas pengorbanan yang dilakukannya untuk menunggu modalnya kembali. 3). Teori Agio (time preference) oleh Eugene von Böhm-Bawerk Menyatakan bahwa bunga modal merupakan ganti rugi kepada pemilik modal karena modal yang dipinjam memberikan nilai lebih pada waktu sekarang dibandingkan pada waktu yang akan datang. Perbedaan nilai waktu dari modal inilah yang menimbulkan adanya bunga modal. Ada tiga alasan yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut, yaitu: a). alasan ekonomis, kepuasan marginal dari pendapatan seseorang akan menurun seiring waktu karena orang itu mengharapkan pendapatan yang lebih besar di masa depan. b). alasan psikologis, bahwan kepuasan marginal yang didapatkan dari suatu barang akan menurun seiring waktu. c). alasan teknis, bahwa barang (dalam hal ini modal) yang diperoleh sekarang lebih superior dibandingkan barang yang diperoleh di masa depan. 4). Teori Liquidity Preference oleh John Maynerd Keynes. Menurut teori ini bunga modal diberikan sebagai ganti rugi atas pengorbanan untuk tidak memakai uang yang bersifat likuid (lancar) karena dipinjam orang lain. Pada dasarnya orang lebih menyukai uang tunai. Menurut Keynes ada tiga alasan mengapa orang menyukai uang tunai: 16



(a). transaction motive, uang tunai digunakan untuk belanja konsumsi seharihari. (b)



precautionary motive, uang tunai digunakan untuk berjaga-jaga, mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga.



(c). speculative motive, uang tunai dapat digunakan untuk melakukan spekulasi yang mungkin dapat memberikan keuntungan. 5). Teori Bunga Dinamis oleh Schumpeter Menurut teori ini modal yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan laba. Sebagian dari laba tersebut diberikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal. Pasar faktor produksi modal, sebagaimana kita temui pada pasar lainnya, mencapai keseimbangannya di pasar ketika penawaran modal sama dengan permintaan modal. Setiap saat, keseimbangan ini dapat berubah, bergantung pada perubahan permintaan maupun penawarannya. Peraga 5.3 untuk meyajikan penjelasan secara grafis mengenai pembentukan keseimbangan pada pasar faktor produksi modal. PERAGA 4.3 Pasar Faktor Modal



Keterangan: DD



: permintaan modal pertama



D1 D1



: permintaan modal kedua 17



D2 D2



: permintaan modal ketiga



SS



: penawaran modal Pada kondisi awal, penawaran modal sebesar SS dan permintaan modal



sebesar DD, membentuk keseimbangan pada titik E, di mana jumlah investasi yang terbentuk adalah sebesar OQ dan suku bunga adalah sebesar OR. Jika permintaan modal naik menjadi D1D1, maka titik keseimbangan akan bergeser menjadi E1 dan bunga modal naik menjadi OR1. Sebaliknya, bila permintaan modal turun menjdi D2D2, titik keseimbangan turun menjadi E2 dan bunga modal turun menjadi OR2. Jadi turun naiknya bunga modal tergantung pada permintaan dan penawaran modal. 4.



Laba Pengusaha/Wirausahawan



Pengusaha adalah orang yang memiliki keahlian untuk mengelola dan mengombinasikan faktor-faktor produksi (entrepreneur skill). Seorang pengusaha harus mampu melihat peluang, mencari sumber dana dan daya untuk memanfaatkan peluang tersebut serta berani menanggung risiko atas pelaksanaan usaha untuk mengambil peluang itu. Balas jasa yang diterima pengusaha disebut laba pengusaha. Semakin kreatif seorang pengusaha dalam menciptakan barang baru, semakin tangguh dalam persaingan, semakin mampu menekan biaya produksi, maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh sebagai keuntungan atas inovasi dan efisiensi yang dilakukannya. Untuk itu seorang pengusaha dituntut memiliki keahlian: a. managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengelola semua faktor produksi guna mencapai tujuan; b. technical skill, keahlian teknis yang diperlukan dalam proses produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan baik; c. organizational skill, yaitu keahlian dalam mengorganisasikan, terutama mengorganisasikan struktur dan hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan usahanya. (1)



Laba Wirausaha / pengusaha



18



Dalam menjalankan suatu usaha, kemampuan pengusaha untuk mengelolanya sangat menentukan bagi keberhasilan kegiatan usaha tersebut. Salah satu ukuran kemajuan suatu perusahaan adalah meningkatnya keuntungan/laba perusahaan. Laba atau keuntungan perusahaan umumnya didapatkan setelah perusahaan mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan produk. Jika hasil penjualan lebih besar dari biaya, perusahaan mendapat laba. Jika penjualan lebih kecil dari biaya, perusahaan mengalami rugi. Dan jika penjualan sama dengan biaya perusahaan hanya mencapai impas (break even). Berikut ini dijabarkan secara singkat beberapa teori mengenai laba pengusaha: (a).



Teori Residu oleh David Ricardo Menyatakan bahwa pengusaha akan menerima laba jika terdapat kelebihan dari hasil pendapatannya. Kelebihan itu dihasilkan dari perhitungan pendapatan total dikurangi biaya total. Hal inilah yang disebut sebagai laba atau keuntungan yang diterima pengusaha.



(b). Teori Keuntungan Pengusaha oleh Jean Baptiste Say Menyatakan bahwa tugas utama pengusaha adalah memimpin dan mengamati perusahaan, dan laba merupakan upah bagi pengusaha untuk tugas. Say juga menyatakan bahwa bunga modal tidak termasuk ke dalam laba pengusaha. (c). Teori Nilai Lebih menurut Karl Marx Menyatakan bahwa laba pengusaha tercipta karena adanya pembayaran upah yang lebih rendah kepada pekerja dibandingkan dengan prestasi pekerja tersebut kepada perusahaan.Selisih antara tingkat upah dengan prestasi ini secara kumulatif akan membentuk laba pengusaha. (d). Teori Dinamis menurut J.B. Schumpeter Seorang pengusaha harus lebih dinamis mengembangkan kegiatan usahanya dan mampu mengombinasikan berbagai faktor produksi seefisien mungkin, sehingga jumlah penjualan semakin meningkat dan laba bisa diraih. 2. Unsur-unsur laba pengusaha Laba pengusaha umumnya terdiri dari unsur-unsur berikut: a



Upah yang diterima pengusaha atas kemampuannya dalam mengelola, memimpin, mengawasi , dan menjalankan perusahaan .



19



b



Bunga



modal



yang



diterima



jika



pengusaha



menginvestasikan modal di perusahaan. c



Sewa tanah yang diterima jika pengusaha juga memiliki tempat usaha tersebut.



d



Premi risiko yang diterima pengusaha atas risiko usaha yang dihadapi jika perusahaan menderita kerugian.



Keempat unsur-unsur laba pengusaha di atas disebut laba kotor, perhitungan laba bersih adalah premi resiko, oleh karena premi resiko tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Gambar 4.7 Gambar seorang manajer sedang melakukan aktifitas Keterangan gambar: Aktivitas perusahaan yang dikelola seorang manajer yang handal dalam menjalankan usahanya



E.



STRUKTUR PASAR Struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku



dan kinerja perusahaan dalam pasar, antara lain jumlah perusahaan dalam pasar, skala produksi, dan jenis produksi. Suatu struktur pasar dikatakan kompetitif jika perusahaan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga dan jumlah barang di pasar. Semakin lemah kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi pasar, semakin kompetitif struktur pasarnya. Demikian pula sebaliknya. Contoh sederhana dapat kita lihat pada pasar listrik di Indonesia. Pasar listrik di Indonesia dapat dikatakan tidak kompetitif karena Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebagai satu-satunya perusahaan yang memproduksi listrik, dapat menaikkan dan menurunkan harga maupun kuantitas listrik di Indonesia. Sebaliknya jika kita melihat penjual cabai di pasar-pasar tradisional memiliki struktur pasar yang kompetitif, karena secara individu, masing-masing penjual cabai tidak mampu mengubah harga maupun kuantitas cabai Indonesia secara signifikan.



20



Struktur pasar kompetitif berbeda dengan tingkah laku kompetitif. Tingkah laku kompetitif adalah kondisi di mana perusahaan harus bersaing secara aktif dengan perusahaan lain. Tingkah laku persaingan aktif menunjukkan bahwa pasar tidak bersaing secara sempurna. Sebagai contoh, penerbit majalah mingguan, agar majalahnya laku terjual, penerbit harus aktif bersaing dengan penerbit sejenis. Sebaliknya dengan petani, mereka tidak perlu bersaing karena tidak dapat mempengaruhi pasar. Dari sini, kita dapat memilah-milah struktur pasar dari persaingan sempurna sampai dengan monopoli, di mana setiap struktur pasar memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini kita akan membahas struktur pasar yang dibagi dalam dua bagian besar, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.



1.



Pasar Persaingan Sempurna



Pada pasar ini, kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara leluasa. Harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Bentuk pasar persaingan murni terdapat terutama dalam bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan minyak kelapa. Pada bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan kecil dan penyelenggaraan jasajasa yang tidak memerlukan keahlian istimewa (pertukangan, kerajinan). Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna. a.



Jumlah Pembeli dan Penjual Banyak. Pada pasar persaingan sempurna, pembeli dan penjual berjumlah banyak. Artinya, jumlah pembeli dan jumlah penjual sedemikian besarnya, sehingga masing-masing pembeli dan penjual tidak mampu mempengaruhi harga pasar, atau dengan kata lain, masingmasing pembeli dan penjual menerima tingkat harga yang terbentuk di pasar sebagai suatu datum atau fakta yang tidak dapat diubah. Bagi pembeli, barang atau jasa yang ia beli merupakan bagian kecil dari keseluruhan jumlah pembelian masyarakat. Begitu pula dengan penjual, sehingga jika penjual menurunkan harga, ia akan rugi sendiri, sementara jika ia menaikkan harga, maka pembeli akan lari kepada penjual lainnya. 21



b. Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen. Dalam hal ini, konsumen menganggap bahwa barang yang diperjualbelikan sama mutunya, atau paling tidak, konsumen tidak dapat membedakan antara barang satu dengan barang lainnya. Namun dalam kenyataan, barang atau jasa yang benar-benar homogen itu tidak mungkin ada, yang ada hanyalah barang atau jasa yang mendekati homogen, seperti beras, buah dukuh, daging, dan gula. c.



Faktor Produksi Bebas Bergerak. Faktor produksi, seperti bahan baku ataupun tenaga modal bebas bergerak, bebas berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain, yang lebih menguntungkan. Tidak ada yang menghalangi, baik kendala peraturan maupun kendala teknis.



d. Pembeli dan Penjual Mengetahui Keadaan Pasar. Pembeli dan penjual saling mengetahui dalam hal biaya, harga, mutu, tempat dan waktu barang-barang yang diperjualbelikan satu sama lain. Gambar 4.8 Gambar pasar tradisional pasar induk kramatjati Jakarta tampak penjual menawarkan barangnya dan pembeli membayar barang tersebut dengan latar belakang berbagai barang . Keterangan gambar: Pembeli maupun penjual mengetahui keadaan pasar



e.



Produsen Bebas Keluar Masuk Pasar. Ada kebebasan untuk masuk dan keluar dari pasar. Perusahaan yang mampu memproduksi barang dapat masuk secara bebas ke dalam industri, tidak ada yang dapat menahannya. Setiap perusahaan juga bebas keluar dari pasar jika diinginkan.



f.



Bebas dari Campur Tangan Pemerintah. Pada pasar ini tidak ada campur tangan pemerintah dalam menentukan harga. Sebagai akibatnya, harga barang atau jasa benar-benar terjadi sebagai akibat interaksi antara permintaan dan penawaran di pasar.



Gambar 4.9 Gambar suasana pasar tampak penjual dan pembeli berinteraksi dari kejauhan tampak petugas berpakaian dinas mengamati suasana tersebut. Keterangan gambar: Interaksi antara permintaan dan penawaran bebas dari campur tangan pemerintah 22



Pembentukan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna Pembentukan harga pada pasar persaingan sempurna ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan penawaran di pasar. Interaksi antara permintaan dan penawaran akan membentuk keseimbangan, atau harga dan jumlah keseimbangan. Kondisi keseimbangan itu menunjukkan kepuasan maksimum konsumen dan keuntungan produsen. Perhatikan Peraga 4.4(a). Peraga tersebut menggambarkan permintaan seluruh konsumen (market demand) dan penawaran seluruh produsen (market supply) terhadap barang atau jasa tertentu dalam pasar. Pada peraga tersebut, kurva permintaan (DD) berbentuk miring negatif, dan kurva penawaran (SS) berbentuk miring positif. Sekarang perhatikan Peraga 4.4(b). Peraga tersebut menggambarkan permintaan dan penawaran perusahaan secara individu pada pasar persaingan sempurna. Bagi perusahaan, bentuk kurva pada peraga tersebut dilatari oleh kapasitas produksi perusahaan yang relatif kecil dibandingkan dengan produksi pasar, sehingga harga diterima sebagai sesuatu yang baku, yang tidak dapat diubah begitu saja. Sebagai akibatnya, kondisi permintaan cenderung elastis sempurna sehingga kurva permintaan yang terbentuk merupakan suatu garis lurus mendatar yang sejajar sumbu Q. PERAGA 4.4 Pasar Persaingan Sempurna



23



Secara individu, masing-masing penjual dalam pasar persaingan sempurna, tidak mampu mempengaruhi harga. Tetapi penjual secara bersama-sama dalam satu pasar tentu akan bisa mempengaruhi harga, sehingga makin tinggi harga makin sedikit yang dibeli dan semakin rendah harga semakin banyak yang dibeli (SS). Artinya, para penjual secara bersama-sama mampu menaikkan atau menurunkan harga. Tentu saja, sebagai akibatnya, jumlah permintaan juga akan naik turun. Itulah mengapa kurva permintaan dan penawaran pasar menjadi berbentuk miring. Secara riil, bentuk pasar persaingan sempurna itu tidak ada, yang ada hanyalah kecenderungan ke bentuk pasar persaingan sempurna. Salah satu contoh paling jelas adalah pasar barang-barang makanan pokok, seperti pasar beras. Pada pasar macam ini, dinamika hubungan antara petani produsen, sebagai penjual, dengan pedagang, sebagai pembeli, mendekati bentuk pasar persaingan sempurna. Mari kita telusuri ciri-ciri pasar beras lebih lanjut! Coba perhatikan, dalam pasar beras, jumlah produsen (petani) sedemikian banyaknya. Masingmasing dari mereka menjual beras dalam jumlah yang relatif kecil sehingga masing-masing petani tidak mampu mempengaruhi harga yang sudah terbentuk. Jika sang petani menjual di bawah harga pasar, maka ia akan rugi. Tetapi jika ia menjual di atas harga pasar, ia pun akan ditinggalkan oleh pembeli. Kalau demikian, permintaan beras oleh pedagang kepada petani mendekati garis lurus mendatar. Lebih jauh lagi, beras sebagai barang dagang mempunyai sifat hampir homogen. Dikatakan hampir homogen karena beras ternyata juga memiliki perbedaan rasa dan mutu yang berakibat pada perbedaan harga. Selama petani (produsen beras) itu bersaing satu sama lain, selama itu pula mereka tidak mampu mempengaruhi harga. Mereka hanya menerima saja harga yang ditetapkan di pasar, atau dengan kata lain, mereka akan tetap kekurangan daya tawar saat menghadapi pembeli. Penjual/produsen agar mampu mempengaruhi harga dan agar daya tawarnya bertambah, mereka harus bergabung, paling tidak dalam pemasaran hasil produksi, antara lain melalui koperasi. Gambar 4.10 24



Gambar suasana pasar dimana tampak beberapa penjual dan beberapa pembeli dengan berbagai barang dagangan Keterangan gambar: Pembentukan harga pasar pada pasar persaingan sempurna ditentukan melalui mekanisme pasar



Intisari pasar persaingan sempurna, sebagaimana telah dijelaskan di atas, telah dikemukakan sebelumnya oleh Adam Smith Smith. Ia mengatakan, kalau setiap warga masyarakat diberi kebebasan ekonomi secara penuh untuk mengejar kepentingan pribadinya, maka kepentingan masyarakat pun secara otomatis terpenuhi pula. Selain itu perlu kita ketahui pula bahwa, meskipun hasil kajian mengenai pasar persaingan sempurna itu merupakan teori, kesimpulankesimpulan dari teori tersebut bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk mencapai kondisi perekonomian yang ideal.



2.



Pasar persaingan tidak sempurna



Pasar yang sering kali kita jumpai adalah pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition market). Pada pasar persaingan tidak sempurna, pihakpihak tertentu dapat mengendalikan harga, seperti tarif dasar listrik yang ditentukan PLN. Pada struktur pasar ini kita juga dapat temui penjualan barangbarang yang sama tetapi berbeda berdasarkan merek, kemasan, aroma, warna, atau ukuran. Lalu apakah yang dimaksud dengan pasar persaingan tidak sempurna itu? Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar di mana terdapat satu atau beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga. Jika suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga pasar, maka pasar tempat perusahaan itu menjual produknya digolongkan sebagai pasar persaingan yang tidak sempurna. Keberadaan sejumlah pihak yang menguasai pasar atau harga akan melahirkan keragaman bentuk pasar persaingan tidak sempurna. Secara umum, bentukbentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut. a.



Monopoli 25



Kata monopoli berasal dari bahasa Yunani, mono, yang artinya satu, dan poli, yang artinya penjual. Dari dua kata tersebut maka monopoli menunjuk pada suatu kondisi di mana dalam suatu pasar hanya ada satu penjual, sehingga tidak ada pihak lain yang menyaingi. Dalam monopoli, penjual tersebut adalah satu-satunya produsen dalam industri, dan tidak ada industri lain yang memproduksi barang subtitusinya. Seorang monopolis dapat bertindak sebagai penentu harga (price maker). Jika ia ingin menaikkan harga, maka ia dapat melakukannya dengan cara mengurangi jumlah produknya. Sekarang ini, perusahaan yang seratus persen bersifat monopoli jarang kita temui. Mungkin hanya beberapa produksi jasa saja, seperti telekomunikasi, gas, air, dan listrik yang benar-benar dikuasai oleh penjual tunggal. Di Indonesia, jasa-jasa yang baru saja disebut dikuasai oleh perusahaan negara, antara lain PDAM, PLN, dan Pertamina. Sebenarnya, sulit sekali kita untuk mendapatkan contoh pasar yang benarbenar bersifat monopoli ini, karena pada kenyataannya, di dalam pasar selalu saja ada persaingan. Sebagai contoh, Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT. KAI) tampaknya tidak mempunyai pesaing, karena perusahaan inilah satu-satunya perusahaan kereta api di tanah air kita, yang juga dimiliki oleh negara. Padahal, angkutan kereta api harus selalu siap bersaing dengan sekian banyak perusahaan bus dan berbagai jenis angkutan darat lainnya. Kenyataan semakin dipercantiknya akomodasi kereta api kiranya menyiratkan adanya persaingan itu. Pasar monopoli sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagai berikut berdasarkan sumbernya. 1) Monopoli alamiah. Monopoli alamiah timbul karena keadaan alam yang khas. Sebagai contoh, Palembang terkenal dengan buah dukuhnya sehingga buah tersebut cenderung memonopoli pasar. Begitu juga dengan apel hijau dari Malang, atau intan dari Martapura. 2) Monopoli masyarakat. Monopoli masyarakat terjadi akibat tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu hasil produksi. Sebagai contoh, kecap merek X memonopoli pasar karena kecap merek tersebut sudah menjadi favorit masyarakat, sehingga sulit beralih ke kecap merek lain.



26



3) Monopoli



undang-undang.



Monopoli



undang-undang



muncul



karena



pemberlakuan secara hukum, kebijakan, atau peraturan tertentu. Monopoli undang-undang ini antara lain berupa pemberian hak paten, pembatasan masuknya barang-barang baku dalam industri, dan pembatasan perdagangan luar negeri dalam bentuk tarif dan kuota oleh pemerintah. Hak paten merupakan bentuk khusus dari monopoli undang-undang untuk memasuki suatu industri. Hak paten ini diberikan kepada seorang penemu berupa hak eksklusif (monopoli). Sebagai contoh, karena perlindungan hak paten ini, perusahaan sepeda olah raga merek “T” memegang monopoli absolut terhadap pemasaran jenis sepeda yang bersangkutan. Hak paten ini diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk merangsang penemuan-penemuan baru, terutama bagi perusahaan kecil dan individu. Berikut ini secara singkat dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar monopoli. Gambar 4.11 Gambar suasana industri kapal terbang PT Dirgantara Indonesia Keterangan gambar: Industri pesawat terbang di Indonesia dimonopoli oleh industri pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia



Kelebihan: 1) Bila monopoli terbentuk karena pemberian hak cipta dan hak paten, monopoli dapat meningkatkan inovasi 2) Monopoli yang dilakukan negara akan memudahkan nnegara dalam mengendalikan kepentingan orang banyak 3) Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk yang sangat baik dengan berlimpahnya sumber daya yang dimiliki. 4) Bila monopoli diperoleh karena kemampuan efisiensi, monopoli dapat meningkatkan daya saing Kekurangan: 1) Biaya sosial yang tinggi, yang dapat menimbulkan eksploitasi terhadap pemilik faktor produksi dan pembeli/konsumen 27



2) Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan 3) Monopolis umumnya bertindak boros 4) Jumlah output yang dihasilkan tergantung monopolis 5) Perusahaan lain sulit memasuki pasar Akibat dari biaya sosial yang tinggi yang ditimbulkan monopoli, pemerintah kerap membatasinya dengan melakuka upaya: 1) Membuat peraturan antimonopoli (antitrust) 2) Turut menetapkan tinggi rendahnya harga dan jumlah barang 3) Mengizinkan adanya impor barang yang sama dengan barang monopolis 4) Mengenakan tarif pajak yang tinggi kepada monopolis 5) Mendirikan perusahaan sejenis b.



Oligopoli



Jika pada pasar monopoli hanya terdapat satu penjual, maka pasar yang memiliki beberapa penjual disebut oligopoli. Pada pasar oligopoli, masing-masing perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa. Ukuran perusahaan-perusahaan ini cukup besar untuk memengaruhi harga pasar. Sebagai contoh, industri mobil, pesawat terbang, atau industri logam dasar seperti tembaga. Strategi yang biasa ditempuh oleh perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menguasai dan menarik konsumen adalah dengan membuat model serta memberikan merek tertentu pada produk yang dijual. Model, dan terutama, merek ini sudah tentu harus berkesan di benak konsumen. Secara umum, konsumen yang sudah terikat pada produk merek tertentu akan sulit berpindah ke produk yang lain, meskipun produk merek ini sudah ganti model. Contoh yang paling kentara adalah produk elektronik dan obat-obatan. Jika kalian sakit, umumnya kalian memakai obat dengan merek yang sama, bukan? Demikian pula dengan barang elektronik, antara lain televisi, radio kaset, lemari es, dan lain-lain. Seorang bapak, misalnya, akan cenderung untuk membeli televisi berwarna terbaru yang bermerek sama dengan televisi hitam putihnya dulu. Berikut ini secara singkat dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli. 28



Kelebihan: 1) Adanya persaingan membuat perusahaan lebih memperhatikan kepuasan konsumen dibandingkan perusahaan monopolis 2) Memberi kebebasan yang lebih besar bagi pembeli dalam memilih 3) Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk yang baik dengan banyaknya sumber daya yang dimiliki. 4) Adanya penerapan teknologi baru Kekurangan: 1) Dapat berkembang ke arah monopoli jika para perusahaan ini bekerja sama membentuk kartel 2) Hambatan masuk bagi perusahaan baru tinggi 3) Dapat menimbulkan pemborosan biaya produksi karena kurangnya persaingan 4) Dapat menimbulkan eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi 5) Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan 6) Harga yang stabil dan terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya inflasi Usaha pemerintah mengatasi keburukan pasar oligopoli: 1) Mengeluarkan peraturan antimonopoli yang juga mencakup pencegahan timbulnya kartel 2) Memberikan kemudahan bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar Gambar 4.12 Gambar kereta api di bengkel PT KAI yang direparasi/service Keterangan gambar: PT KAI satu-satunya pembeli alat-alat kereta api



c.



Monopsoni



Pasar monopsoni serupa dengan pasar monopoli. Hanya saja, pasar ini dilihat dari sisi pembeli. Monopsoni menunjuk pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Kondisi ini lebih sering terdapat di kalangan produsen dan jarang di kalangan konsumen. Sebuah pabrik teh merek “G”, misalnya. Untuk menghasilkan produk bermutu, perusahaan ini membeli teh langsung dari para petani. Lantas, perusahaan ini melakukan pendekatan secara monopsoni terhadap petani teh di wilayah tertentu. Artinya, perusahaan itu 29



sendirilah yang menentukan harga teh. Dalam kasus ini, tampak bahwa harga produk ditentukan oleh pihak pembeli. Kedudukan sebagai price maker dalam hal pembelian tersebut, tidak bisa berlaku dalam penjualan. Perusahaan teh tadi tidak bisa begitu saja menentukan harga jual produknya, mengingat masih ada perusahaan lain yang meluncurkan produk sejenis. Berikut ini secara singkat dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar monopsoni. Kelebihan: 1)



Biaya produksi perusahaan (pembeli) rendah karena bisa mengendalikan harga bahan baku agar tetap rendah



2)



Kualitas produk lebih terjaga



Kekurangan: 1)



Produk dengan kualitas yang tidak sesuai tidak akan dibeli dan akan terbuang



2)



Pembeli bisa menekan penjual karena memiliki daya beli yang sangat tinggi.



d.



Oligopsoni



Oligopsoni merujuk pada suatu kondisi pasar di mana terdapat beberapa pembeli. Ciri-ciri pasar oligopsoni secara umum sama dengan pasar oligopoli. Hanya saja, pasar ini dilihat dari sudut pandang pembeli/konsumen. Setiap pembeli memiliki peran cukup besar untuk mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Barang yang dijual umumnya merupakan bahan mentah dan harga cenderung stabil. Berikut ini secara singkat dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar oligopsoni. Kelebihan: 1) Penjual memiliki pilihan untuk menjual ke pembeli lain 2) Pembeli tidak bisa seenaknya menekan penjual karena daya belinya tidak setinggi pembeli pada pasar monopsoni Kekurangan: 1) Bisa berkembang menjadi pasar monopsoni bila para pembeli bekerja sama 2) Kualitas barang tidak terjaga sebaik pada pasar monopsoni 3.



Pasar Persaingan Monopolistik



Suatu pasar dikatakan memiliki bentuk pasar persaingan monopolistik jika pada pasar tersebut terdiri dari cukup banyak penjual/produsen dan pembeli. Selain itu, 30



pada barang atau jasa tersebut, baik kualitas, bentuk, dan ukuran, saling berlainan, atau sering diistilahkan sebagai diferensiasi produk (product differentiation). Pada pasar persaingan monopolistik dapat kita temukan unsur-unsur monopoli sekaligus unsur-unsur persaingan. Produk-produk pada pasar persaingan monopolistik adalah homogen atau sejenis, antara lain sabun cuci, sabun mandi, minyak goreng, dan air mineral. Barang-barang semacam itu dibuat oleh beberapa pabrik (lebih dari satu pabrik) dan pada masing-masing barang tersebut memiliki merek atau cap dagang sendirisendiri. Lebih jauh, hak paten untuk tiap merek memperlihatkan unsur monopoli dalam pasar tersebut. Merek dagang yang sudah ada tidak boleh ditiru oleh produsen lain, meskipun produk yang dijual sama. Sementara unsur persaingannya terlihat dari adanya keragaman merek, kemasan, cita rasa, bahkan juga harga untuk jenis produk yang sama. Bagaimanakah kondisi penentuan



harga



dalam pasar



persaingan



monopolistik? Dalam pasar ini, para produsen atau penjual mempunyai sedikit kebebasan untuk menentukan harga jual produknya sendiri. Lebih bebas daripada pasar persaingan sempurna, tetapi tidak sebebas pada pasar monopoli. Alasannya, kalau harga produknya terlalu mahal, maka konsumen akan beralih ke produk lain yang sejenis. Dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan menghasilkan berbagai produk yang homogen (identik, standar), sementara dalam pasar persaingan monopolistik produk yang dihasilkan berbeda (didiferensiasikan). Akibatnya, dalam pasar ini, banyak perusahaan menjual produk yang serupa tapi tak sama, seperti air minum dalam kemasan dari berbagai merek, minuman ringan dengan berbagai rasa serta kemasan, sabun mandi berbagai aroma, dan kemeja dengan berbagai model serta ukuran. Mari kita beralih pada contoh lain. Pedagang kopi, misalnya. Kopi yang diperjualbelikan sama sifatnya, tetapi komoditi tersebut dapat kita bedakan dari segi mutu, ukuran, bungkus, dan merek, sehingga perusahaan bisa membuat kebijakan harga sendiri tanpa takut akan kehilangan konsumen. Akan tetapi, sudah tentu ia tidak akan menaikkan harga terlalu tinggi dibandingkan dengan harga kopi merek lain. la pun tidak akan menurunkan harga. Kalian tahu sebabnya, bukan? Sejumlah faktor dapat mengubah bentuk pasar persaingan bebas menjadi pasar 31



persaingan monopolistik. Selain disebabkan oleh diferensiasi produk, perubahan itu juga dilatari oleh intensifikasi dari pihak produsen untuk menarik hati konsumen, seperti pemberian pelayanan yang memuaskan, undian berhadiah, diskon, dan sebagainya. Secara singkat, keberagaman produk, dalam rangka mengimbangi keberagaman kebutuhan konsumen, membuat pasar persaingan sempurna menggelincir menjadi pasar persaingan monopolistik. Secara umum, ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah sebagai berikut. a. Jumlah penjual atau produsen cukup banyak, namun tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna. b. Masing-masing penjual atau produsen masih dapat mempengaruhi harga, meskipun tidak mutlak. c.



Barang yang diperjualbelikan tidak homogen sekali, melainkan ada perbedaan (product differentiation), meskipun perbedaan tersebut hanya pada warna, merek, mutu, dan ukuran.



d. Ada pembatasan dalam pendirian perusahaan, meskipun tidak sesulit pada monopoli dan tidak semudah pada pasar persaingan sempurna. e.



Penggunaan promosi penjualan sangat efektif karena untuk mempengaruhi cita rasa pembeli dengan menonjolkan kelebihan (perbedaan) produk perusahaan selain harga



Kelebihan pasar persaingan monopolistik: 1) Memberikan kepuasan lebih bagi pembeli karena persaingan yang cukup ketat akan membuat perusahaan berlomba-lomba untuk memuaskan pembeli 2) Memberikan kebebasan memilih bagi pembeli 3) Hambatan masuk bagi perusahaan baru rendah Kekurangan pasar persaingan monopolistik: 1) Tidak seefisien pasar persaingan sempurna 2) Bagi perusahaan kecil, tingkat efisiensinya relatif rendah 3) Tingkat efisiensi yang rendah pada perusahaan kecil menyebabkan harga barang yang dibayar konsumen masih cukup tinggi Gambar 4.13 Gambar counter HP dimana tampak berbagai merek dan tipe HP. Keterangan gambar: Produk telepon gemgam merupakan salah satu contoh pasar monopolistik 32



F.



PEMBENTUKAN HARGA PASAR.



Harga pasar terbentuk karena mekanisme pasar, artinya harga pasar terbentuk oleh kedua faktor yaitu faktor permintaan dan penawaran. Harga pasar terbentuk karena pertemuan antara kurva permintaan dan penawaran yaitu harga yang terbentuk pada saat jumlah permintaan dan penawaran sama besarnya. 1. Permintaan. Pernahkah kita memperhatikan penjual dan pembeli yang sedang melakukan kegiatan tawar-menawar di pasar-pasar tradisional? Di sana kita melihat bahwa pembeli yang akan membeli sejumlah barang dari penjual, mencoba untuk menawar harga yang diberikan oleh penjual. Pada harga tertentu, maka pembeli tersebut akan bersedia untuk membeli dengan jumlah yang tertentu. Ketika harga berubah, naik atau turun, maka kesediaan pembeli untuk membeli barang tersebut akan berubah, bisa naik atau turun pula. Itulah yang disebut dengan permintaan. Permintaan ( demand) mencerminkan banyaknya barang yang ingin dibeli konsumen pada harga tertentu. Permintaan sendiri memiliki beberapa bentuk. Ada permintaan konsumen atau pembeli yang disertai dengan kemampuan membayar. Pada kondisi ini, pembeli butuh, mampu, dan mau membayar harganya. Permintaan ini disebut permintaan efektif efektif. Lalu ada pula permintaan yang memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan pembelian. Permintaan semacam ini disebut dengan permintaan potensial potensial. Terakhir adalah permintaan yang tidak berdaya beli atau permintaan yang tidak disertai dengan kemampuan membayar. Permintaan ini disebut permintaan absurd absurd. a



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Telah disinggung secara sekilas di atas bahwa permintaan sebenarnya dapat berubah-ubah, kadang naik dan kadang turun. Kita melihat, misalnya, bagaimana permintaan barang-barang pokok selalu naik pada saat bulan Ramadhan kemudian turun kembali pada bulanbulan yang lain. Tentu saja naik atau turunnya permintaan tersebut tidak terjadi tanpa sebab. Ada faktor-faktor tertentu di balik naik atau turunnya permintaan akan suatu barang atau jasa. Permintaan akan barang dan jasa ternyata dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut. 1) Harga barang itu sendiri. Harga barang sangat mempengaruhi permintaan suatu barang. Hubungan antara harga barang dengan jumlah permintaan barang tersebut adalah negatif. Kenaikan harga akan direspon dengan penurunan permintaan barang, dan juga sebaliknya. 2) Selera. Perubahan selera konsumen atas suatu barang atau jasa tertentu tentu saja akan mengakibatkan jumlah permintaan atas barang atau jasa itu pun berubah. 33



Apabila barang atau jasa itu sedang banyak disukai, maka permintaan barang atau jasa itu pun akan meningkat. Keadaan sebaliknya akan terjadi apabila barang atau jasa itu tidak disukai lagi oleh konsumen. 3) Pendapatan. Apabila pendapatan masyarakat bertambah, maka tentu akan terjadi perubahan pola permintaan di pasar. Sebagai contoh, kenaikan gaji pegawai negeri dan karyawan swasta sudah pasti akan meningkatkan pendapatan pegawai negeri dan karyawan yang bersangkutan. Kenaikan ini akan mengakibatkan perubahan permintaan terhadap beberapa komoditi pada tingkat harga tertentu atas barangbarang kebutuhan pokok, pendidikan, rekreasi, dan lain-lain. 4) Jumlah Penduduk. Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Gejala ini mudah dimengerti, mengingat tidak mungkin seorang anak manusia yang lahir di dunia ini akan dibiarkan demikian saja tanpa perawatan, makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan sebagaimana layaknya manusia yang harus hidup wajar. Jadi jelaslah bahwa semakin banyak jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan permintaan atas barang dan jasa. 5) Harapan atau Ekspektasi. Harapan atau ekspektasi konsumen merupakan perkiraan yang ia tetapkan di kemudian hari atas pendapatan yang ia terima. Apabila ia memperkirakan bahwa tingkat pendapatannya akan meningkat, maka jumlah permintaan pun akan cenderung meningkat. Sebaliknya, apabila ia memperkirakan bahwa tingkat pendapatannya akan menurun, maka jumlah permintaan pun akan cenderung menurun. Gambar 4.14 Gambar suasana pembayaran gaji buruh di suatu perusahaan Keterangan gambar: Pendapatan / gaji yang meningkat akan mempengaruhi permintaan barang/jasa



6) Harga Barang Lain yang Berhubungan. Peningkatan harga barang substitusi akan mengakibatkan permintaan suatu barang tertentu akan meningkat, dan sebaliknya jika harga barang substitusi menurun, maka permintaan akan barang itu menurun. Sebagai contoh, permintaan akan gula impor akan meningkat ketika harga gula lokal meningkat. Kenaikan harga gula lokal ini akan menurunkan jumlah permintaan gula lokal dan meningkatkan permintaan jumlah permintaan gula impor. Sebaliknya, dengan kenaikan harga barang komplementer, permintaan suatu barang akan menurun. Sebagai contoh, kenaikan harga margarine tentu akan menurunkan permintaan roti. b



Hukum Permintaan Lebih jauh definisi permintaan di atas dapat digunakan untuk memperoleh norma atau hukum berlaku secara umum untuk setiap permintaan. Meskipun demikian, perlu kita ingat bahwa hukum permintaan ini hanya berlaku dalam keadaan di mana hal-hal lain yang mempengaruhi besar jumlah permintaan dianggap tidak berubah atau konstan. Ilmu ekonomi menyebut keadaan ini dengan istilah ceteris paribus. Hal-hal lain dianggap konstan itu adalah penghasilan konsumen, selera konsumen, harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut, juga harga barang subsitusi atau barang pengganti dari barang yang hendak dibeli konsumen. Hukum permintaan ini adalah sebagai berikut.



34



Jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah jika harga turun dan akan berkurang jika harga naik pada periode tertentu, ceteris paribus. c



Jenis –Jenis Permintaan. Yang memiliki permintaan terhadap barang / jasa bukan hanya konsumen semata, tetapi produsenpun memiliki permintaan. Bagi konsumen permintaan terhadap barang / jasa didasarkan oleh adanya kebutuhan, sedangkan bagi produsen permintaan terhadap barang / jasa dikarenakan diperlukannya sebagai input / masukan dalam proses produksi. Permintaan yang muncul dari konsumen maupun produsen dapat dibedakan menjadi 3 (tga) macam yaitu : 1). Permintaan potensial (Potential demand)



Sesuai dengan arti potensi yaitu kemampuan yang masih terpendam dan belum direalisa sikan sehingga belum terlihat dari pihak luarnya. Berdasarkan hal di atas maka permintaan potensial adalah suatu permintaan yang tidak disertai dengan daya beli atau kemampuan membeli. Sebagai contoh Pak Amir ingin sekali membeli sepada motor untuk transportasi ke kantor, namun karena ia belum mempunyai uang untuk membelinya maka keinginan itu belum bisa terpenuhi. 2). Permintaan efektif (Effectine demand). Berbeda dengan permintaan potensial, bahwa permintaan efektif adalah permintaan yang disertai dengan daya beli atau kemampuan membeli barang atau jasa yang dibutuhkannya. Oleh karena itu permintaan potensial ini jika telah didukung dengan kepemilikan uang maka akan berubah menjadi permintaan efektif. 3). Permintaan absolut (Absolute demand) Permintaan absolut adalah jumlah seluruh permintaan terhadap barang atau jasa baik yang disertai dengan daya beli maupun tidak disertai dengan daya beli.Dengan demikian jika dirumuskan secara matematika permintaan absolut adalah permintaan potensial ditambah dengan permintaan efektif. d



Kurva Permintaan Permintaan dapat digambarkan dalam bentuk grafik atau sering disebut sebagai kurva permintaan. Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta. Untuk menggambarkan kurva permintaan, harga dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor lain seperti selera konsumen, pendapatan konsumen, ekspektasi atau harapan konsumen, dan lain-lain, dianggap tidak berubah ( ceteris paribus). Supaya lebih jelas, perhatikan ilustrasi berikut ini. Ali, sebagai konsumen beras, memesan beras setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari. Pada bulan pertama, harga beras adalah Rp 6.500 per kg. Pada harga ini, Ali meminta beras sebanyak 70 kg. Ternyata, di bulan kedua terjadi kenaikan harga beras menjadi Rp 6.700 per kg. Jika faktor lain dianggap tetap, secara logis, Ali akan memesan lebih sedikit dari jumlah sebelumnya, dalam hal ini, menjadi 50 kg. Lalu di bulan berikutnya terjadi panen raya sehingga harga turun menjadi Rp 6.300 per kg. Kesempatan ini dimanfaatkan Ali untuk membeli lebih banyak, sebesar 90 kg, kemudian pada bulan berikutnya harga beras naik lagi menjadi menjadi Rp6.400 per kg maka Ali menurunkan permintaannya menjadi 80 kg. Kemudian bulan berikutnya terjadi 35



kenaikan harga Rp.6.600 per kg maka Ali akan meminta 60 kg. Permintaan beras Ali jika disusun dalam sebuah daftar permintaan maka akan tersaji sebagaimana dalam Tabel 4.1. TABEL 4.1 Permintaan beras Ali Situasi



Harga per (kg)



Jumlah permintaan (kg) A Rp.6.700,00 50 B Rp.6.600,00 60 C Rp.6.500,00 70 D Rp.6.400,00 80 E Rp.6.300,00 90 Dari contoh di atas dapat pula disusun suatu grafik permintaan beras. Sumbu Q ( quantity atau kuantitas) menunjukkan jumlah permintaan dan sumbu P (price atau harga) menunjukkan harga tiap-tiap kilogram beras dengan satuan rupiah. Jika titik-titik pertemuan antara harga barang dan jumlah permintaan maka akan terbentuklah suatu garis atau sering disebut dengan kurva permintaan (demand curve), dan sering dinyatakan dengan lambang D. Tampak bahwa bentuk kurva memiliki kemiringan ( slope) yang negatif. Slope itu bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva semacam itu menunjukkan bahwa semakin rendah harga barang di pasar maka akan semakin banyak barang yang akan dibeli oleh seorang individu. Sebaliknya, pada harga yang tinggi, jumlah Permintaan absolut = Permintaan potensial + Permintaan efektif barang yang akan dibeli menjadi sedikit. Selain itu, kenaikan harga akan memperkecil daya beli konsumen, atau akan mengurangi anggaran untuk alat pemuas kebutuhan yang lain (dengan catatan pendapatan tetap). Hal inilah yang mendorong konsumen untuk membatasi pembelian atau bahkan mengurangi konsumsinya ketika harga barang atau jasa itu sedang tinggi-tingginya. Implikasi apa lagi yang yang dapat kita tarik dari bentuk kurva permintaan? Dari Peraga 4.5 ini pula dapat dilihat bahwa permintaan beras bergerak di sepanjang kurva ( movement along the curve), dari titik A hingga titik E, sesuai dengan perubahan harganya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor harga mengakibatkan pergerakan di sepanjang kurva permintaan. Berdasarkan tabel pada peraga 4.5 daapat dibuat kurvanya pada peraga 4.5 di bawah PERAGA 4.5 Kurva permintaan beras P 6.700 6.600 6.500 6.400 6.300



36



5



6



7



8



9



0



Q



Sekarang perhatikan kurva permintaan Ali dan Banu sebagaimana tampak pada Peraga 4.6 Pada Peraga tersebut tampak bahwa antara kurva permintaan Ali dan Banu memiliki bentuk kurva yang berbeda. Bagaimana jika kedua kurva tersebut digabungkan? Penggabungan antara kurva permintaan Ali dan Banu akan membentuk kurva permintaan pasar. Jadi kurva permintaan pasar tidak lain adalah gabungan dari kurvakurva permintaan individu suatu kelompok masyarakat tertentu.



PERAGA 4.6



e



Pergeseran Kurva Permintaan Sampai sejauh ini kita telah mengetahui bahwa perubahan harga mengakibatkan pergerakan di sepanjang kurva permintaan. Lalu bagaimana dengan faktor-faktor lain, pendapatan konsumen misalnya. Apa yang terjadi pada kurva permintaan jika pendapatan konsumen mengalami peningkatan atau penurunan? Supaya lebih jelas, perhatikan contoh sederhana berikut ini. Seumpama pendapatan konsumen meningkat sehingga mampu meningkatkan permintaan konsumen terhadap suatu barang, katakanlah sepatu. Ini berarti, pada tingkat harga yang tetap, permintaan akan sepatu akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan konsumen itu. Supaya pada kurva harga dipertahankan kosntan sementara jumlah permintaan meningkat maka kurva permintaan akan bergeser ( shifting) ke kanan (lihat Peraga 4.6). Sebaliknya, pergeseran ke kiri terjadi jika pendapatan konsumen mengalami penurunan, ceteris paribus. Pergeseran kurva permintaan menunjukkan pergeseran kurva dari posisi semula, sehingga kurva yang dihadapi sekarang, berbeda dengan kurva sebelumnya. Pergeseran kurva tersebut terjadi oleh karena faktor-faktor selain harga barang itu sendiri. Pada permintaan, faktor-faktor tersebut adalah selera konsumen, pendapatan konsumen, ekspektasi atau harapan konsumen, dan lain-lain. Sejauh ini dapat kita simpulkan bahwa jika perubahan faktor selain harga itu mengakibatkan 37



permintaan bertambah maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan, dan sebaliknya jika faktor selain harga itu mengakibatkan penurunan permintaan. PERAGA 4.7 Pergeseran kurva permintaan



f Fungsi Permintaan Fungsi permintaan adalah fungsi yang menghubungkan antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta.Menurut hukum permintaan, jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta berkurang, sebaliknya jika harga barang / jasa turun, maka jumlah barang yang diminta bertambah. Hukum ini hanya akan berlaku jika keadaan yang lain tetap ( cetiris paribus ). Sebenarnya antara harga dan jumlah barang yang diminta terdapat hubungan fungsional yangsecara matematik hubungan tersebut dinyatakan dengan notasi Y = f (x). Dalam ekonomi fungsi tersebut biasanya diganti dengan Q = f (P) atau P = f (Q) dimana grafiknya dengan menggunakan sumbu datar Q dan sumbu tegaknya P. Fungsi permintaan linear kurvanya berbentuk garis lurus yang berada pada kuadran I dengan bentuk umum fungsi permintaan sebagai berikut :



Qd = a - bP



atau



Pd = a - bQ



Keterangan : Qd : Banyaknya unit barang yang diminta. Pd : Besarnya harga barang per unit a dan b : Konstanta Pd ≥ 0 dan Qd ≥ 0 serta dP ----- < 0 dQ artinya menunjukkan bahwa hubungan antara harga barang dan jumlah permintaan berhubungan negatif atau berbanding terbalik. Fungsi permintaan selalu berada pada kuadran I artnya bernilai positif. Apabila P = 0 berarti terjadi barang bebas ( barang diperoleh tanpa harga ) dan hal ini dikatakan sebagai permintaan maksimum. Demikian pula jika Q = 0 berarti terjadi harga maksimum yang tidak mampu dibayar oleh konsumen sehingga tak seorangpun konsumen yang mampu membelinya.



1.



Menentukan Fungsi Permintaan. 38



Seperti halnya pada matematika dalam menentukan fungsi persamaan linear dapat digunakan salah satu rumusnya sebagai berikut :



Y-Y1 X-X1 --------- = ---------Y2-Y1 X2-X1



Pada Matematika



P-P1 Q-Q1 --------- = -----------P2-P1 Q2-Q1



Pada Ekonomi



Contoh :



Diketahui tabel permintaan sebagai berikut :



P ( Harga per unit ) Q ( Jumlah Permintaan ) Rp. 800,20 unit Rp.1.000,18 unit Tentukan fungsi permintaannya ! Jawab : P–P1 Q – Q1 --------- = ----------P2 – P1 Q2 – Q1 P – 800 Q – 20 ----------- = ------------1000 – 800 18 – 20 P – 800 Q – 20 ----------- = ----------200 -2 P – 800 ( - 2 ) = - 2 P + 1.600 = - 2P = - 2P = Pd = 200 Q - 5.600 - 2



Q – 20 ( 200 ) 200 Q - 4.000 200 Q - 4.000 - 1.600 200 Q - 5.600



Pd = - 100 Q + 2.800. Dari fungsi permintaan di atas Pd = - 100 Q + 2.800 dapat dirubah fungsi permintaannya dalam bentuk fungsi Qd sebagai berikut : Pd = - 100 Q + 2.800 100 Q = - P + 2.800 Qd = - P + 2.800 100 39



Qd = - 0,01P + 28.



TUGAS MANDIRI. Diketahui data P Q 200 30 300 24 Tentukan fungsi permintaan dari data di atas



2.



Perhitungan Fungsi Permintaan Linear.



Dalam fungsi linear grafik atau kurva permintaannya berbentuk garis lurus pada kuadran I. Grafik atau kurva permintaan dibuat dengan menetapkan titik potong pada masing-masing sumbu terlebih dahulu. Titik potong pada sumbu P terjadi jika Q = 0 dan titik potong pada sumbu Q jika P = 0. Setelah kita tentukan titik potong masing-masing pada sumbu P dan Q maka tinggal kita tarik garis lurus pada kedua titik potong tersebut. Contoh Soal : 1 Diketahui fungsi permintaan Qd = 12 – 2P. Diminta : 1. Tentukan titik potong pada sumbu P dan sumbu Q 2. Gambarkan kurvanya. Jawab : 1. Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Qd = 12 – 2P Q = 12 – 2 (0) Q = 12 jadi titik potong pada sumbu Q pada titik koordinat ( 12,0 ) Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Qd = 12 – 2P 0 = 12 – 2 P 2P = 12 P = 6 jadi titik potong pada sumbu P pada titik koordinat ( 0,6 ) 2.



Untuk menggambar kurva hubungkan titik koordinat (12,0) dengan (0,6) P 6 4



(0,6) Qd = 12 –2P



2 (12,0)



Q 40



0



2



4



6



8



10



12



Contoh Soal: 2 Diketahui fungsi permintaan Pd = - 2Q + 8 Diminta : 1. Tentukan harga maksimum 2. Tentukan jumlah permintaan maksimumnya 3. Hitunglah jumlah permintaan pada saat tingkat harga = 6 4. Hitunglah jumlah harga pada saat jumlah permintaannya = 3 5. Gambarkan kurvanya. Jawab : 1. Harga tertinggi atau maksimum terjadi jika Q = 0 Pd = - 2Q + 8 P =-2(0)+8 P =8 2. Jumlah permintaan maksimum terjadi jika P = 0 Pd = - 2Q + 8 0 = - 2Q + 8 2Q = 8 Q = 4 (jumlah permintaan maksimum) 3.



Jumlah permintaan pada saat harga (P) = 6 Pd = - 2Q + 8 6 = - 2Q + 8 2Q = 8 – 6 2Q = 2 Q =1



4.



Harga pada saat jumlah permintaan ( Q ) = 3 adalah Pd = - 2Q + 8 P =-2(3)+8 P =-6 +8 P = 2 ( jumlah harga pada saat jumlah permintaan 3 ).



5.



Gambar grafik / kurva P 8 (0,8) 6



Pd = - 2Q + 8



4 2 0



2



(4,0) 4



Q



2. PENAWARAN Dari pembicaraan kita mengenai permintaan, tampak bahwa permintaan merupakan kegiatan ekonomi dari sudut konsumen/ pembeli. Sementara itu, 41



pembicaraan mengenai penawaran ditinjau dari sudut produsen/penjual. Penawaran datang dari produsen/ penjual sebagai pihak yang menyediakan barang dan jasa dalam perekonomian. Dari sudut pandang produsen, jumlah barang yang akan dijual pada umumnya searah dengan harga barang tersebut, artinya semakin tinggi harga suatu barang, tentu saja semakin banyak barang yang akan dijual oleh produsen. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang, maka jumlah barang yang akan dijual oleh produsen akan semakin sedikit. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penawaran ( supply) adalah jumlah barang atau jasa yang akan dijual (ditawarkan) pada tingkat harga dan situasi tertentu.



a



Faktor-faktor Berpengaruh terhadap Penawaran



Sebagaimana pada permintaan, penawaran juga memiliki faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen. Faktor-faktor ini mengakibatkan penawaran akan barang dan jasa menjadi naik ataupun turun. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1). Harga Barang itu Sendiri. Semakin tinggi harga barang maka jumlah penawaran akan meningkat. Harga tinggi merupakan daya tarik bagi produsen untuk memproduksi lebih banyak lagi dan juga daya tarik bagi produsen baru untuk masuk ke pasar. Sebaliknya, semakin rendah harga barang, maka produsen semakin enggan untuk berproduski sehingga jumlah penawaran akan menurun. 2). Teknologi Produksi. Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan berproduksi perusahaan itu. Secara umum, semakin tinggi tingkat teknologi yang diterapkan, semakin efisien pula perusahaan itu, atau dengan kata lain, biaya produksi dapat ditekan, dan pada akhirnya barang dan jasa yang ditawarkan pun akan bertambah. 3). Munculnya Produsen Baru. Kemunculan produsen baru di pasaran akan menambah jumlah barang yang dijual dan ditawarkan. Sebaliknya, keluarnya produsen dari pasar barang dan jasa akan mengurangi jumlah barang yang dijual dan ditawarkan. 4). Harga Faktor-faktor Produksi. Naik atau turunnya harga faktor-faktor produksi akan mengakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi penawaran suatu jenis barang. 5). Harapan atau Ekspektasi Produsen. Apabila produsen memperkirakan kemungkinan peningkatan harga barang atau jasa, penurunan harga sumber-sumber produksi, juga peningkatan pendapatan konsumen, maka perkiraan produsen itu akan semakin meningkatkan besarnya penawaran kepada konsumen. b



Hukum Penawaran Penawaran, sebagaimana pada permintaan, juga memiliki hukum. Hukum penawaran juga berlaku dalam keadaan ceteris paribus. Jika faktor-faktor lain dianggap tetap, semakin rendah harga suatu barang, maka semakin sedikit pula jumlah yang akan ditawarkan, 42



dan sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin banyak pula jumlah yang akan ditawarkan. Berikut adalah hukum penawaran. Jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat apabila harga naik, dan akan berkurang jika harga turun, atau perubahan penawaran berbanding lurus dengan perubahan harga, ceteris paribus. c



Kurva Penawaran



Penawaran barang atau jasa untuk masing-masing tingkat harga dapat digambarkan dalam bentuk grafik, atau sering disebut sebagai kurva penawaran. Pada kurva penawaran digambarkan hubungan antara jumlah penawaran barang/jasa pada tingkat harga tertentu dengan tingkat harga. Tentu saja pada saat menggambar kurva penawaran tersebut digunakan asumsi ceteris paribus, atau dengan kata lain, faktor-faktor lain selain harga dianggap tetap. Berikut adalah contoh agar lebih jelas. Kali ini kita akan menggunakan penawaran Abas sebagai pedagang gula setiap bulan. Pada tingkat harga Rp 6.700, penawaran gula Abas pada bulan pertama adalah 15 ton. Jika pada bulan berikutnya, harga turun menjadi Rp 6.600, maka Abas akan mengurangi penawarannya menjadi 10 ton, karena pada tingkat harga tersebut, keuntungan Abas akan berkurang. Sebaliknya, jika pada bulan berikutnya lagi, harga gula naik menjadi Rp 6.800 maka Abas akan menambah penawarannya menjadi 28 ton. Ini terjadi karena keuntungan yang akan diperoleh Abas akan bertambah, kemudian terjadi kenaikan lagi sebesar Rp.6.900 maka Abas akan menambah jumlah penawarannya menjadi 42 ton, demikian seterusnya pada saat harga naik menjadi Rp.7.000 maka penawarannya menjadi 55 ton. Penawaran Abas ini jika dibuat tabel maka akan tampak pada Tabel 4.1. Sementara itu, jika dibuat grafik maka akan tampak pada Peraga 4.5 TABEL 4.2 Penawaran beras Abas Situasi Harga per Kg Penawaran (ton) A 6.600 10 B 6.700 15 C 6.800 28 D 6.900 42 E 7.000 55 PERAGA 4.8 Kurva kemungkinan produksi.



7.000 6.900 6.800 6.700 6.600 43 0



10



15



28



42



55



Peraga 4.8 menggambarkan hubungan timbal balik antara jumlah barang yang akan dijual ( quantity) dan harga ( price), atau sering pula disebut sebagai kurva penawaran ( supply curve). Kurva penawaran sering dinyatakan dengan lambang S. Kurva tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin banyak barang yang ditawarkan. Implikasi apakah yang dapat kita tarik berdasarkan grafik di atas? Tampak bahwa bentuk kurva penawaran memiliki slope positif, atau dengan kata lain, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bentuk kurva semacam itu memberi bukti bahwa semakin tinggi harga, semakin banyak barang atau jasa yang ingin dijual oleh produsen.Hal lain yang dapat kita tarik dari Peraga 4.9 adalah penawaran bergerak di sepanjang kurva ( movement along the curve) seiring dengan perubahan harga barang tersebut. Pada saat harga naik dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.700, penawaran bergerak di sepanjang kurva dari titik A ke titik B, demikian seterusnya. Ini berarti faktor harga mengakibatkan perubahan penawaran di sepanjang kurva penawaran. Jika kurva penawaran dari penjual atau produsen perorangan dapat digabungkan maka terbentuklah kurva penawaran pasar. Peraga 4.9 memperlihatkan kurva penawaran Abas dan kurva penawaran Sadli apabila digabungkan maka akan membentuk kurva penawaran pasar. PERAGA 4.9



d



Pergeseran Kurva Penawaran



Secara umum, pergeseran pada kurva penawaran sama dengan pergeseran pada kurva permintaan. Faktor-faktor penyebab pergeseran seran kurva penawaran adalah faktor- faktor selain faktor harga harga. Faktor-faktor ini meliputi teknologi baru, munculnya produsen baru, harga faktor-faktor produksi, dan ekspektasi. Bentuk pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada Peraga 4.10. Perubahan pada faktor-faktor sebagaimana telah disebutkan di atas dapat menggeser kurva penawaran ke kiri maupun ke kanan. Kurva penawaran akan bergeser ke kiri apabila penawaran berkurang dan bergeser ke kanan apabila penawaran bertambah. Jadi, apabila perubahan suatu faktor selain berakibat positif pada penawaran maka kurva 44



penawaran akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, apabila perubahan suatu faktor selain harga berakibat negatif pada penawaran maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri. PERAGA 4.10 Pergeseran kurva penawaran



e



Fungsi Penawaran



Fungsi penawaran adalah fungsi yang menghubungkan antara tingkat harga dengan jumlah barang yang ditawarkan. Menurut hukum penawaran apabila harga barang atau jasa naik maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan juga naik atau bertambah, dan sebaliknya apabila harga barang atau jasa turun makan jumlah barang atau jasa yang ditawarkan juga turun atau berkurang. Hukum penawaran ini berlaku jika dalam keadaan cetiris paribus. Dengan demikian hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah positif atau berbanding lurus. Seperti halnya dalam permintaan jika harga barang dinyatakan dengan P maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan dinyatakan dengan Q, maka Q merupakan fungsi dari harga yang notasinya dinyatakan Qs = f (P). Bentuk umum fungsi penawaran linear dinyatakan dengan: Qs = a + b P



Qs



= Banyaknya unit barang yang ditawarkan P = Harga barang per unit a dan b = Suatu konstanta. dP Ps ≥ 0 dan Qs ≥ 0 serta ----- > 0 dQ Penjelasan : a = adalah intercept yang menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan pada saat harga (P) = 0. b. dP > 0 = Menunjukkan kecenderungan / slope yang positif artinya bila P > dQ meningkat maka Q juga meningkat dan sebaliknya. Grafik atau kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas 1. Menentukan Fungsi Penawaran. Sama halnya pada permintaan jika kedua harga dan kedua jumlah penawarannya diketahui maka untuk menentukan fungsi penawaran dapat dilakukan dengan rumus : 45



P – P1 Q - Q1 ----------- = -----------P2 – P1 Q2 – Q1 Berdasarkan rumus di atas hasil perhitungan fungsi penawaran dapat berbentuk Qs = a + bP atau Ps = a + bQ. Contoh Soal. Sewaktu harga baraang Rp.50,- per unit jumlah barang yang ditawarkan 50 unit, setelah harga naik menjadi Rp.75,- per unit maka jumlah barang yang ditawarkan menjadi 100 unit. Tentukan fungsi penawarannya ! Jawab : Berdasarkan contoh soal di atas maka : P1 = Rp.50,- dan P2 = Rp.75,- sedangkan Q1 = 50 unit dan Q2 = 100 unit, maka fungsi penawarannya dicari dengan : P – P1 Q – Q1 P – 50 Q - 50 ---------- = --------------------- = ------------P2 – P1 Q2 – Q1 75 – 50 100 – 50 P – 50 Q – 50 --------- = ------------25 50 P – 50 ( 50 ) = Q – 50 ( 25 ) 50 P – 2.500 = 25 Q – 1.250 50 P = 25 Q – 1.250 + 2.500 50 P = 25 Q + 1.250 Ps = 25 Q + 1.250 50 Ps = 0,5 Q + 25 Fungsi penawaran di atas dapat dirubah dalam bentuk fungsi Qs = a + bQ sebagai berikut : Ps = 0,5 Q + 25 - 0,5 Q = - P + 25 Qs = - P + 25 -0,5 Qs = 2P - 50 2. Perhitungan Fungsi Penawaran Linear. Perhitungan fungsi penawaran linear tidak jauh berbeda dengan perhitungan fungsi permintaan linear. Contoh : Diketahui fungsi penawaran Qs = -4 + 2P. Ditanya : 1). Tentukan harga terendah ( titik potong pada sumbu P ) 2). Berapakah jumlah penawaran terendahnya ( titik potong pada sumbu Q) 3). Berapakah jumlah penawaran pada saat harganya 25. 4). Berapakah besarnya harga jika jumlah penawarannya 40 unit. 5). Gambarkan kurvanya Jawab: 46



1). Harga terendah (titik potong pada sumbu P ) jika Q = 0 Qs = -4 + 2P 0 = -4 + 2P 4 =2P P = 4 2 P = 2 ( Harga terendah ). 2).



3).



4).



5).



Penawaran terendah (titik potong pada sumbu Q) jika P = 0 Qs = -4 + 2P Q = -4 + 2 (0) Q = -4 Jumlah penawaran saat harga 25 Qs = -4 + 2P Q = -4 + 2 (25) Q = -4 + 50 Q = 46 Besarnya harga pada saat jumlah penawaran 40 unit. Qs = -4 + 2P 40 = -4 + 2P 40 + 4 = 2P 44 = 2P P = 22 Grafik / Kurvanya. P Qs = -4 + 2P 2 (0,2) (-4, 0) -4



0



Q



3. HARGA KESEIMBANGAN Secara mendasar, permintaan menghendaki harga pasar selalu rendah atau murah, sementara penawaran menghendaki harga pasar selalu tinggi. Kalau mengikuti keinginan masing-masing pihak, pasti tidak akan terjadi titik temu di antara dua keinginan yang berbeda itu. Padahal tujuan akhir dari keduanya adalah sama, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Konsumen berusaha memenuhi segala kebutuhannya secara proporsional. Sementara itu, produsen berusaha menyediakan barang dan jasa dengan keuntungan setinggi-tingginya. Supaya keinginan antara kedua belah pihak dapat bertemu, maka konsumen harus berani membayar lebih tinggi, dan produsen harus mau menurunkan harga, sehingga kesepakatan harga antara pihak konsumen dan pihak produsen pun dapat terbentuk. Pada keadaan semacam ini, keseimbangan antara permintaan dan penawaran terjalin. Harga ini disebut sebagai harga keseimbangan atau harga pasar. 47



Pada harga keseimbangan, jumlah barang yang diminta pada suatu waktu tertentu sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Telah kita ketahui, sifat kemiringan pada kurva permintaan adalah negatif, atau dengan kata lain, bergerak dari kiri atas menuju kanan bawah. Sementara itu, sifat kemiringan pada kurva penawaran adalah positif, atau dengan kata lain, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Kontradiksi sifat kemiringan itu mengisyaratkan kemungkinan terjalinnya keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Gambar 4.15 Gambar proses tawar menawar antara pembeli dan penjual di pasar tradisional Keterangan gambar: Harga barang / jasa akan terbentuk jika antara penjual dan pembeli sepakat a



Pembentukan Harga Keseimbangan Apabila kurva permintaan dan kurva penawaran digabungkan, akan terjadi titik potong antara kedua kurva tersebut. Titik potong ini disebut titik keseimbangan atau titik ekuilibrium . Titik keseimbangan ini mencerminkan harga dan juga jumlah keseimbangan tadi. Dengan kata lain, harga pasar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Sekarang mari kita telaah contoh berupa kebutuhan gula pasir sebagaimana ditawarkan oleh para produsen gula pasir ke masyarakat banyak. Permintaan gula pasir oleh masyarakat adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 10.9. Perhatikan pula Peraga 10.10. Peraga tersebut memperlihatkan bagaimana bentuk kurva permintaan tersebut. Sementara itu, penawaran gula pasir oleh produsen gula pasir adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 10.11. Perhatikan pula Peraga 10.12. Peraga tersebut memperlihatkan bagaimana bentuk kurva penawaran tersebut. TABEL 4.3. Permintaan gula pasir Situasi A B C D E



Harga per Kg 8.900 9.000 9.100 9.200 9.300



Permintaan (ton) 40 38 36 34 32



PERAGA 4.11 Kurva permintaan gula pasir P



9.300 9.200 9.100 9.000 8.900 48 32



34



36



38



40



Q



0 TABEL 4.3 Penawaran gula pasir Situasi Harga per Kg A 8.900 B 9.000 C 9.100 D 9.200 E 9.300



Penawaran (ton) 32 34 36 38 40



PERAGA 4.12 Kurva penawaran gula pasir P 9.300 9.200 9.100 9.000 8.900



0



32



34



36



38



40



Q



Jika kedua tabel dan kurva tersebut digabungkan maka titik ekuilibrium akan tampak jelas terlihat sebagaimana tampak pada Peraga 10.13 Kurva DD mengambarkan permintaan gula pasir dan kurva SS menggambarkan penawaran gula pasir. Tabel dan Peraga tersebut menunjukkan bahwa titik ekuilibrium berada pada titik (36,9100). Sampai di sini, kita dapat simpulkan bahwa pada tingkat harga gula sebesar Rp.9.100 per kg, terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Pada harga tersebut, jumlah permintaan dan penawaran berjumlah 36 ton. PERAGA 4.4 Tabel dan Grafik keseimbangan gula pasir Situasi Harga per Kg Permintaan (ton) Penawaran (ton) A 8.900 40 32 B 9.000 38 34 C 9.100 36 36 D 9.200 34 38 E 9.300 32 40 PERAGA 4.13 P



49



9.300 9.200



E



9.100 9.000 8.900



0



Q 32 34



36



38



40



Apabila pergeseran permintaan atau penawaran terjadi oleh karena faktor-faktor selain harga, maka dengan sendirinya, titik keseimbangan antara permintaan dan penawaran pun ikut bergeser. Perhatikan Peraga 4.13(a) dan Peraga 4.13 (b). Pada kedua grafik, titik P menunjukkan kondisi keseimbangan mula-mula. Sekarang perhatikan Peraga 4.13 (a). Jika penawaran bertambah ke S1 maka harga akan turun. Sekarang keseimbangan baru terjadi di P1 (Rp 800). Sebaliknya, jika penawaran berkurang ke S2, harga akan naik dan keseimbangan akan bergerak ke P2 (Rp 1.000). PERAGA 4.13 Pergeseran kurva permintaan dan penawaran



Pada Peraga 4.13 (b), apabila permintaan bertambah ke D1, maka harga akan meningkat, dan keseimbangan menjadi P1 (Rp 1.000). Sebaliknya, jika permintaan berkurang ke D2, maka harga akan menurun, dan keseimbangan bergerak ke P2 (Rp 800). Pada kasus berikutnya akan kita lihat pengaruh pergeseran kurva permintaan dan penawaran pada kondisi yang unik. Perhatikan kurva pada Peraga 4.14 (a) dan 4.14 (b). Pada Peraga 4.14 (a) di bawah tampak bahwa penawaran barang dan jasa memiliki jumlah yang tetap. Perubahan harga tidak berpengaruh sama sekali terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Pada situasi semacam ini, apabila selera masyarakat terhadap suatu barang atau jasa meningkat, maka harga akan menjadi naik tanpa diikuti oleh 50



perubahan dalam jumlah barang atau jasa yang ditawarkan. Pada Peraga 4.14 (a) tampak titik P bergeser ke P2. Di sisi lain, penurunan selera masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut mengakibatkan harga dari barang atau jasa tersebut turun, tetapi jumlah barang atau jasa tidak berubah. Contoh sederhana berkaitan dengan kasus ini adalah dengan melihat pasar tanah di Jakarta. Tanah di Jakarta, jumlahnya tetap, tidak berubah-ubah dari dahulu hingga sekarang. Tetapi, selera masyarakat terhadap tanah Jakarta sangat tinggi karena dinilai strategis, berada di ibukota negara. Oleh karena itu, permintaan tanah di Jakarta dari masa ke masa semakin tinggi. Sekarang kita perhatikan Peraga 4.14 (b)! Situasi pada Peraga tersebut memperlihatkan bahwa penawaran sangat sensitif terhadap harga. Perubahan harga sekecil apapun akan direspon dengan hilangnya penawaran barang atau jasa di pasar. Pada situasi semacam ini, apabila pendapatan masyarakat naik, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan, sehingga tercipta ekuilibrium baru. Pada ekuilibrium baru, jumlah barang atau jasa meningkat, sementara harga tidak mengalami perubahan. Tampak titik P bergeser ke P1. Di lain pihak, apabila pendapatan masyarakat turun, maka permintaan akan bergeser ke kiri, sehingga jumlah barang atau jasa akan turun. Meskipun demikian, harga tidak mengalami perubahan. PERAGA 4.14



b



Fungsi Keseimbangan Pasar



Keseimbangan pasar atau juga disebut harga pasar secara teori merupakan harga yang terbentuk jika jumlah permintaan dan penawarannya sama. Dalam kurva atau grafik bahwa keseimbangan pasar adalah suatu titik koordinat yang terdapat pada kuadran I yaitu titik temu antara jumlah barang yang diminta dan ditawarkan ( Q ) dengan jumlah harga tertentu ( P ). Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa titik keseimbangan pasar adalah titik koordinat ( Q , P ). Jika permintaan dan penawarannya dinyatakan dalam bentuk fungsi Qd maupun Qs atau Pd maupun Ps maka keseimbangan pasar terjadi jika Qd = Qs ataupun Pd = Ps Dalam membuat kurva atau grafik keseimbangan pasar maka harus dicari masing-masing titik potong pada sumbu P maupun Q dari fungsi permintaan dan fungsi penawarannuya. Contoh Soal. 51



Diketahui fungsi permintaan Qd = 10 – 2P dan fungsi penawaran Qs = - 8 + 4P. Berdasarkan kedua fungsi tersebut : a. Tentukan titik koordinat keseimbangan pasar (Q,P). b. Gambarkan kurva / grafiknya Jawab : a. Keseimbangan harga pasar terjadi jika Qd = Qs Qd = 10 – 2P Qs = - 8 + 4P. 10 – 2P = - 8 + 4P 10 + 8 = 4P + 2P 18 = 6P P=3 Substitusikan P = 3 ke fungsi Qd atau Qs. Qd = 10 – 2P Q = 10 – 2 (3) Q = 10 – 6 Q =4 Jadi titik koordinat keseimbangan harga terletak pada ( 4,3). b. Dalam membuat grafik atau kurva kita cari masing-masing titik potong pada sumbu Q dan P dari fungsi permintaan maupun fungsi penawarannya. Menggambar kurva / grafik permintaan Qd = 10 – 2P Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Qd = 10 – 2 (0) Q = 10 Jadi memotong pada sumbu Q pada titik koordinat ( 10, 0 ) Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Qd = 10 – 2P 0 = 10 – 2P 2P = 10 P = 5 jadi memotong pada sumbu P pada titik koordinat ( 0, 5 ) Menggambar kurva / grafik penawaran Qs = - 8 + 4P Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Qs = - 8 + 4 (0) Q = - 8 Jadi memotong pada sumbu Q pada titik koordinat ( - 8, 0 ) Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Qs = - 8 + 4P 0 = - 8 + 4P 8 = 4P P = 2 jadi memotong pada sumbu P pada titik koordinat ( 0, 2 ) Setelah menentukan masing-masing titik potongnya maka hubungkan masingmasing titik potong tersebut baik fungsi permintaan maupun penawarannya ke dalam bidang kartesius. P



5



52



3



(4,3)



2 (0, 2) (-8,0) -8



(10,0) 0



4



10



Q



3. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Harga pasar.



Segala macam barang yang diproduk akan menimbulkan nilai tambah terhadap barang tersebut. Terkait dengan hal tersebut maka pemerintah mengenakan pajak terhadap pertambahan nilai barang yang disebut Pajak Pertambahan Nilai PPN. Dalam perhitungan pajak disini adalah perhitungan pajak tetap yang dihitung per unit produk. Pajak tetap ini dikenakan atas dasar unit barang tanpa memperhatikan tingkat harga barang tersebut. Pajak yang dikenakan terhadap suatu barang maka akan menyebabkan harga barang tersebut menjadi naik, dan jika harga naik maka pengaruhnya akan mengurangi omzet penjualannya. Dengan demikian pengenaan pajak terhadap suatu barang akan mempengaruhi terhadap keseimbangan pasar. Keseimbangan pasar setelah pajak terjadi pada saat Qd = Qs1 atau Pd = PS1. Qd atau Pd adalah fungsi permintaannya sedangkan Qs 1 atau PS1 adalah fungsi penawaran setelah pajak. Jika fungsi penawarannya dalam bentuk Qs = a + bQ maka Qs1 dicari dengan rumus Qs1 = b (P - t ) + a dan jika fungsi penawarannya dalam bentuk Ps = a + bQ, maka Ps 1 diperoleh dengan rumus Ps1 = bQ + a + t atau Ps1 = Ps + t Contoh. Diketahui fungsi permintaan Pd = 60 – 3Q dan fungsi penawaran Ps = 40 + Q jika pemerintah mengenakan pajak sebesar t = 4 per unit tentukan : Pertanyaan : a). Keseimbangan pasar sebelum pajak b). Keseimbangan pasar sesudah pajak c). Gambarkan kurvanya. d). Besarnya pajak yang diterima pemerintah e). Besarnya pajak yang ditanggung konsumen f). Besarnya pajak yang ditanggung produksen. Jawab : a). keseimbangan pasar sebelum pajak terjadi pada saat Pd = Ps 60 – 3Q = 40 + Q 60 – 40 = Q + 3Q 20 = 4Q Q=5 Substitusikan Q = 5 dalam fungsi Pd atau Ps. Pd = 60 – 3Q P = 60 – 3 (5) P = 60 – 15 P = 45 jadi keseimbangan pasar sebelum pajak pada titik koordinat ( 5, 45 ). 53



b). Keseimbangan pasar sesudah pajak terjadi pada saat Pd = Ps1. Ps1 diperoleh dengan rumus Ps1 = Ps + t Ps1 = Ps + t Ps1 = 40 + Q + 4 Ps1 = 44 + Q Keseimbangan pasar setelah pajak terjadi jika Pd = Ps1. 60 – 3Q = 44 + Q 60 – 44 = Q + 3Q 16 = 4Q Q=4 Substitusikan Q = 4 ke dalam fungsi Pd atau Ps1. Pd = 60 – 3Q P = 60 – 3 (4) P = 60 – 12 P = 48 jadi keseimbangan pasar sesudah pajak terjadi pada titik koordinat ( 4,48) c). Dalam menggambar kurva atau grafik maka terdapat 3 fungsi yang harus digambar dengan mencari titik potong paada sumbu P dan Q pada masingmasing fungsi tersebut.Tiga fungsi tersebut adalah: Fungsi permintaan Pd = 60 – 3Q Fungsi penawaran sebelum pajak Ps = 40 + Q Fungsi penawaran setelah pajak Ps1 = 44 - Q Grafik permintaan Pd = 60 – 3Q Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Pd = 60 – 3Q 0 = 60 – 3Q 3Q = 60 Q = 20 jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat (20,0) Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Pd = 60 – 3Q P = 60 – 3 (0) P = 60 jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( 0,60 ) Grafik penawaran sebelum pajak Ps = 40 + Q Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Ps = 40 + Q 0 = 40 + Q - 40 = Q jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( -40,0 ) Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Ps = 40 + Q P = 40 + 1 (0) P = 40 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat (0,40) Grafik penawaran setelah pajak Ps1 = 44 + Q Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Ps1 = 44 + Q 0 = 44 + Q - 44 = Q jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( -44,0 ) Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Ps1 = 44 + Q 54



P = 44 + 1 (0) P = 44 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat ( 0, 44 ) P 60



48



(4, 48)



45



(4, 45)



44 40 Q - 44 - 40



0



4



5



20



d). Besarnya pajak yang diterima dinyatakan dengan To yang diperoleh dengan megalikan besarnya pajak perunit dengan jumlah penawaran (Q) setelah pajak atau dirumuskan To = t x Qs1 To = 4 x 4 To = 16 e). Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen dinyatakan dengan Tk yang diperoleh dari selisih antara harga setelah pajak dengan harga sebelum pajak dikalikan dengan jumlah penawaran (Q) setelah pajak ataau dirumuskan Tk =(Ps1 – Ps) Qs1 = ( 48 – 45 ) x 4 =3x4 = 12 f). Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen dinyataakan dengan Tp yang diperoleh melalui rumus Tp = To – Tk Tp = To – Tk = 16 – 12 = 4. Contoh soal : Diketahui fungsi permintaan Qd = - P + 16 dan fungsi penawaran Qs = 6 + P jika pemerintah mengenakan pajak sebesar t = 2 maka tentukan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak. Keseimbangan pasar sebelum pajak Qd = Qs - P + 16 = 6 + P 16 – 6 = P + P 10 = 2P P=5 Substitusikan P = 5 ke dalam fungsi permintaan Qd = - P + 16 atau fungsi penawaran Qs = 6 + P . Qd = - P + 16 Q = - 5 + 16 Q =11 jadi keseimbangan pasar sebelum pajak terjadi pada titik koordinat (11,5) 55



Keseimbangan pasar setelah pajak terjadi Qd = Qs1 Qs1 =b(P–t)+a 1 Qs =1(P–2)+6 Qs1 =P–2+6 1 Qs = P+ 4 Qd = Qs1 - P + 16 = P + 4 16 – 4 = P + P 12 = 2 P P =6 Substitusikan P = 6 ke dalam Qd atau Qs1 Qd = 16 – P Q = 16 – 6 Q = 10 Jadi keseimbangan pasar setelah pajak pada titik koordinat ( 10, 6) 4. Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar.



Dalam rangka membantu bagi para produsen maka pemerintah dapat memberikan subsidi kepada para produsen. Dengan adanya subsidi yang diberikan maka biaya produksi yang ditanggung oleh produsen menjadi lebih kecil, sehingga harga barangpun bisa menjadi lebih murah. Pemberian subsidi oleh pemerintah dapat mempengaruhi terhadap keseimbangan pasar. Sama sepertihalnya pengaruh pajak terhadap keseimbangan harga, bahwa keseimbangan pasar setelah subsidi terjadi jika Qd = Qs1 atau Pd = Ps1 . Qs1 atau Ps1 adalah merupakan fungsi penawaran setelah adanya subsidi. Jika fungsi penawarannya berbentuk Qs maka Qs1 dapat dicari dengan rumus Qs1 = b ( P + S ) + a atau jika fungsi penawarannya berbentuk Ps maka Ps1 dapat dicari dengan rumus Ps1 = (a–S)+ bQ Contoh Soal. Diketahui fungsi permintaan Qd = - 2P + 1100 dan fungsi penawaran Qs = 2P - 400 Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar S = 10 perunit maka tentukan: a). Keseimbangan pasar sebelum subsidi b). Keseimbangan pasar setelah subsidi c). Gambarkan kurvanya. Jawab : a). Keseimbangan pasar sebelum subsidi terjadi pada saat Qd = Qs atau Pd = Ps Qd = Qs - 2P + 1100 = 2P - 400 1100 + 400 = 2P + 2P 1.500 = 4P P = 375 substitusikan ke dalam fungsi Qd atau Qs Qd = - 2P + 1100 Qd = - 2 ( 375 ) + 1100 Qd = - 750 + 1100 Qd = 350 Jadi keseimbangan harga sebelum subsidi pada titik koordinat ( 350,375) 56



b). Keseimbangan pasar sesudah subsidi terjadi jika Qd = Qs1 Qs1= b ( P + S ) + a Qs1 = 2 ( P + 10 ) - 400 Qs1 = 2P + 20 – 400 Qs1 = 2P – 380 Keseimbangan harga setelah subsidi Qd = Qs1 - 2P + 1100 = 2P - 380 1100 + 380 = 2P + 2P 1480 = 4P P = 370 Substitusikan ke dalam fungsi Qd atau Qs1 Qd = - 2P + 1100 Q = - 2 ( 370 ) + 1100 Q = - 740 + 1100 Q = 360 Jadi keseimbangan pasar setelah subsidi pada titik koordinat (360,370) c). Kurva atau grafik keseimbangan pasar sebelum dan setelah subsidi. Dalam menggambar kurva atau grafik maka terdapat 3 fungsi yang harus digambar dengan mencari titik potong paada sumbu P dan Q pada masingmasing fungsi tersebut.Tiga fungsi tersebut adalah: - Fungsi permintaan Qd = - 2P + 1100 - Fungsi penawaran sebelum pajak Qs = 2P - 400 - Fungsi penawaran setelah pajak Qs1 = 2P - 380 Fungsi permintaan Qd = - 2P + 1100 Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Qd = - 2P + 1100 0 = - 2P + 1100 2P = 1100 P = 550 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat ( 0,550 ) Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Qd = - 2P + 1100 Q = - 2 (0) + 1100 Q = 1100 jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( 1100, 0 ) Fungsi penawaran sebelum pajak Qs = 2P - 400 Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Qs = 2P - 400 0 = 2P - 400 400 = 2P P = 200 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat ( 0, 200 ) Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Qs = 2P - 400 Q = 2 ( 0 ) – 400 Q = - 400 Jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( - 400, 0 ) 57



Fungsi penawaran setelah pajak Qs1 = 2P - 380 Titik potong pada sumbu P jika Q = 0 Qs1 = 2P - 380 0 = 2P - 380 380 = 2P P = 190 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat ( 0, 190 ) Titik potong pada sumbu Q jika P = 0 Qs1 = 2P - 380 Q = 2 (0) – 380 Q = - 380 jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( - 380, 0 ) Qs = 2P - 400



P



Qs1 = 2P - 380 (350, 375)



550



375 (360, 370) 370 Qd = - 2P + 1100 - 400



-380



0



350 360



Q



TUAGAS MANDIRI 1.



Diketahui fungsi permintaan Qd = - 4P + 20 dan fungsi penawaran Ps = 10 + 2Q. Berdasarkan fungsi tersebut tentukan titik keseimbangan pasarnya. 2. Diketahui fungsi permintaan Pd = - Q + 16 dan fungsi penawaran Qs = 6 + P. Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar t = 4 maka : a. Tentukan keseimbangan pasar sebelum pajak b. Tentukan keseimbangan pasar setelah pajak c. Gambarkan kurvanya



3.



Diketahui fungsi permintaan Pd = - 0,5 Q + 550 dan fungsi penawaran Ps = 0,5 Q + 200. Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar S = 5 per unit maka : a. b. c.



G.



Tentukan keseimbangan pasar sebelum subsidi Tentukan keseimbangan pasar setelah subsidi Gambarkan grafiknya.



PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBENTUKAN HARGA



Keadaan pasar di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran secara bebas (tanpa campur tangan pemerintah) disebut pasar bebas. Meskipun demikian, peme intah kadang-kadan ikut campur tangan dan turut menentukan harga barang. 58



Bentuk campur tangan pemerintah ini antara lain menentukan batas harga tertinggi dan terendah. Pemerintah melindungi para konsumen dengan jalan menentukan harga tertinggi (maksimum). Jika harga suatu barang naik di atas tingkat yang menurut pemerintah melebihi daya beli konsumen, maka untuk melindungi konsumen, pemerintah menentukan harga maksimum yang sesuai dengan daya beli masyarakat. Sebagai contoh, harga beras per kg di pasar bebas naik menjadi P = Rp.3.000, dan kemudian pemerintah menetapkan harga maksimum beras tersebut P1 = Rp 2.500. Akibat langsung dari penetapan harga maksimum dapat dilihat pada Peraga 4.15.



PERAGA 4.15 Penetapan harga maksimum oleh pemerintah



Penetapan harga maksimum oleh pemerintah sebesar P1 mengakibatkan permintaan dan penawaran tidak seimbang. Pada harga itu jumlah permintaan adalah Q2 dan jumlah penawaran adalah Q1. Agar penetapan harga maksimum berhasil, pemerintah harus meningkatkan jumlah persediaan barang di pasar, atau mendistribusikan barang tersebut dengan sistem jatah di mana pada barang tersebut sudah ditetapkan harganya. Pengendalian harga selain bertujuan menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok, juga untuk melindungi konsumen terutama konsumen yang berpenghasilan rendah (konsumen marjinal dan sub marjinal). Jika harga terus turun dan membuat pengusaha-pengusaha yang bermodal kecil atau para pengusaha lemah tak dapat mengikuti penurunan harga, maka untuk melindungi mereka, pemerintah menetapkan harga minimum atau harga terendah. Sebagai contoh, pada waktu panen raya pemerintah menetapkan harga dasar gabah. Proses penetapan harga minimum merupakan kebalikan dari proses penetapan harga maksimum. Penetapan harga maksimum dan minimum seperti itu merupakan contoh keterlibatan pemerintah dalam perekonomian, khususnya untuk mengurangi dampak dari mekanisme pasar. Keterlibatan pemerintah dapat menghindarkan keadaan di mana yang kuat menindas yang lemah.



H.



ELASTISITAS HARGA 59



Sejauh ini pembahasan kita tentang permintaan itu bersifat kualitatif, tidak kuantitatif. Pada pembahasan tersebut, kita hanya membicarakan arah perubahannya (naik atau turun), tetapi tidak merinci seberapa besar kenaikan atau penurunannya. Untuk menghitung sejauh mana permintaan dan penawaran barang atau jasa itu bereaksi terhadap harga barang atau jasa, para ekonom menggunakan konsep elastisitas. Pemahaman tentang elastisitas ini sangat penting bagi para pengambil keputusan, antara lain bagi produsen atau pemerintah. Bagi produsen, sebelum ia memutuskan menurunkan harga suatu barang produksi, ia harus memastikan terlebih dahulu apakah penurunan harga jual barang tersebut juga akan meningkatkan permintaan dengan perbandingan yang sama. Begitu pula bagi pemerintah, pemahaman tentang elastisitas sangat penting terutama dalam penentuan besarnya pajak dan subsidi. Pemerintah harus memperhitungkan apakah kenaikan cukai berpotensi untuk menurunkan penjualan rokok atau tidak. Dalam hal penentuan subsidi, misalnya, pemerintah harus menganalisis apakah pengurangan subsidi pupuk berpengaruh pada pendapatan petani atau tidak. 1.



Elastisitas Permintaan Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang, ceteris paribus, akan menaikkan kuantitas atau tingkat permintaan barang tersebut. Elastisitas permintaan (pemuluran permintaan) terhadap harga mengukur seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut. Dapat pula dikatakan bahwa elastisitas permintaan mengukur seberapa peka jumlah permintaan barang tertentu apabila harga barang tersebut berubah-ubah. Nilai elastisitas permintaan itu selalu negatif mengingat hukum permintaan menunjukkan hubungan negatif atau berbanding terbalik antara harga dan jumlah permintaan. Jumlah pembeli yang berkumpul di toko pakaian pada saat “cuci gudang” misalnya, menunjukkan kepekaan permintaan barang tersebut terhadap perubahan harga. Begitu pula dengan merosotnya permintaan TV merek tertentu akibat kenaikan harga, menunjukkan kepekaan produk tersebut terhadap perubahaan harga. Sementara itu, tetap stabilnya permintaaan beras, meskipun harga dinaikkan menunjukkan tidak pekanya barang kebutuhan pokok tersebut terhadap perubahan harga. Implikasi apakah yang dapat kita tarik dari contoh-contoh di atas? Contoh-contoh di atas memperlihatkan pengaruh perubahan harga terhadap tingkat permintaan atau pembelian. Begitu juga sebaliknya. Elastisitas permintaan berarti menunjukkan perbandingan antara perubahan relatif antara jumlah barang atau jasa yang dibeli (Δ Q ) dengan perubahan relatif harga (Δ P). Hasil perbandingan tersebut lazim dinamakan koefisien elastisitas permintaan. Secara sederhana koefisien elastistas permintaan ( Ed) dapat dirumuskan sebagai berikut.



60



Dalam simbol akan menjadi: Keterangan: q = jumlah permintaan awal P = harga awal q = perubahan jumlah permintaan p = perubahan harga 2.



Macam-Macam Elastisitas Permintaan Dari berbagai koefisien elastistas permintaan sebagaimana dihasilkan oleh rumus di atas, dapat kita rincikan macam-macam elastistas permintaan sebagai berikut. a.



Permintaan Elastis ( Ed > 1 1). ). Suatu permintaan dikatakan elastis, jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan lebih besar daripada 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga celana jeans di suatu toko turun dari Rp 50.000 menjadi Rp 49.000 sementara kuantitas permintaan melonjak dari 5.000 menjadi 6.000. Elastisitas permintaan berdasarkan rumus di atas dapat dihitung sebagai berikut.



PERAGA 4.16 Kurva permitaan elastis



Dari Peraga 4.16 terlihat bahwa perubahan harga dari P0 ke P1 mengakibatkan perubahan permintaan dari Q0 ke Q1. Kenyataan bahwa garis Q0 Q1 > P0 P1 menunjukkan bahwa permintaan tersebut bersifat mulur (elastis), E > 1. Jadi permintaaan elastis adalah permintaan yang mudah dipengaruhi oleh perubahan harga. Jika harga berubah sedikit saja maka akan diikuti oleh perubahan permintaan lebih besar. Permintaan elastis umumnya berlaku untuk barang-barang mewah. 61



b.



Permintaan Inelastis ( Ed < 1). Suatu permintaan dikatakan inelastis jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas lebih kecil daripada 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jumlah permintaan kue bolu di suatu toko makanan merosot dari 25.000 menjadi 24.500. Gejala itu merupakan akibat dari kenaikan harga kue bolu dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.000. Elastisitas permintaan kue bolu tersebut dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut.



PERAGA 4.17



Kurva permintaan inelastis Permintaan kue bolu di atas dengan demikian adalah inelastis. Dari Peraga 4.17 terlihat bahwa perubahan harga dari P0 ke P1 diikuti oleh perubahan permintaan dari Q0 ke Q1, dan besar perubahan kuantitas barang diminta ternyata lebih kecil dari perubahan harga barang tersebut, Q0Q1 < P0 P1. Hal ini menunjukkan permintaan barang bersifat tidak elastis (inelastis) karena Ed < 1. Jadi permintaan inelastis adalah permintaan yang tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan harga. Permintaan inelastis umumnya berlaku pada bahan makanan dan bahan kebutuhan pokok. c.



Permintaan Elastis Uniter ( Ed = 1 ). ). Suatu permintaan dikatakan elastis uniter jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan sama dengan 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga seperangkat komputer turun dari Rp 3.000.000 menjadi Rp 2.800.000. Gejala ini diikuti dengan kenaikan permintaan dari 6.000 unit menjadi 6.400 unit. Pada kasus ini, elastisitas permintaan dapat dihitung sebagai berikut.



62



PERAGA 4.18 Kurva permintaan elastis uniter



Dari Peraga 4.18 terlihat bahwa perubahan harga dari P0 ke P1 diikuti oleh perubahan permintaan dari Q0 ke Q1, dan besar perubahan kuantitas barang diminta sama dengan perubahan harga barang tersebut, Q0 Q1 = P0 P1. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan itu elastis uniter. d.



Permintaan Elastis Sempurna ( Ed = ~ ( tak terhingga terhingga). Suatu permintaan dikatakan elastis sempurna jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan sama dengan tidak terhingga. Keadaan ini terjadi apabila pada harga yang tetap, besarnya permintaan tidak terhingga. Dengan kata lain, pada harga tetap, berapa pun banyaknya suatu barang tersedia akan habis dibeli. Contoh paling jelas adalah BBM (Bahan Bakar Minyak). Dalam keadaan harga tetap, permintaan BBM terus mengalir. Perhatikan Peraga 10.20 dan perhatikan pula perhitungan elastisitas tersebut. PERAGA 4.19 PERMINTAAN ELASTIS SEMPURNA



Kurva permintaan elastis sempurna



Dari Peraga 4.19 terlihat kurva permintaan DD membentuk garis horizontal setinggi harga. Pada tingkat harga yang sama, permintaan terus bertambah. e. Permintaan Inelastis Sempurna ( Ed= 0 ). Suatu permintaan dikatakan inelastis sempurna jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan sama dengan 0. Keadaan ini terjadi apabila pada tingkat harga yang berbeda-beda, besarnya permintaan tidak berubah. Dengan kata lain, berapapun besarnya harga 63



suatu barang sama sekali tidak berpengaruh pada jumlah barang yang diminta. Sebagai contoh, kenaikan harga garam dapur dari Rp 450 menjadi Rp 500 atau turun menjadi Rp 400 sama sekali tidak berpengaruh terhadap besarnya permintaan garam. Meskipun keadaan harga berubah-ubah, jumlah permintaan garam tetap. Perhatikan Peraga 4.20 dan perhatikan pula perhitungan elastisitas tersebut. PERAGA 4.20



Kurva permintaan elastis sempurna



Peraga 4.20 menunjukkan bahwa kurva permintaan berbentuk vertikal (tegak lurus) pada Q. Hal ini menunjukkan bahwa berapa pun tingkat harganya, jumlah permintaannya tetap. 3.



Faktor-Faktor



Yang



Mempengaruhi



Elastisitas



Permintaan Dari penjelasan di atas, paling tidak ada 4 faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan. Keempat faktor itu adalah sebagai berikut. a.



Tingkat Besar Kecilnya Intensitas Kebutuhan Atas Benda Itu. Jika kebutuhan akan benda itu sangat besar, maka pengaruh kenaikan harga terhadap permintaan sedikit sekali. Jumlah permintaan itu tetap atau sedikit sekali berkurang. Itulah mengapa angka elastisitas permintaan semacam itu kecil.



b.



Keberadaan Benda Substitusi yang Dapat Menggantikan Benda Tersebut. Mentega, misalnya. Mentega merupakan pengganti margarine. Jika harga mentega naik maka orang tidak akan lagi membeli mentega tetapi akan menggantinya dengan margarine yang lebih murah harganya. Dalam hal itu angka permintaan sangat besar. Jika suatu benda tidak ada substitusinya, maka angka elastisitasnya kecil, berarti perubahan harga sedikit pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Besar Kecilnya Penghasilan Konsumen. Konsumen yang memiliki penghasilan yang tinggi tidak akan banyak mengurangi jumlah permintaannya atas suatu benda meskipun harga benda tersebut naik. 64



c.



d.



Sebaliknya, konsumen yang tingkat penghasilannya rendah akan banyak mengurangi jumlah permintaannya. Jadi, konsumen yang penghasilannya tinggi memiliki angka elastisitas permintaan yang kecil, sementara konsumen yang penghasilannya rendah memiliki angka elastisitas yang besar. Bagian dari Pendapatan yang Dibelanjakan untuk Suatu Barang atau Perbandingan Pendapatan dan Harga. Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu barang tidak begitu besar, maka peningkatan harga barang tersebut kemungkinan tidak akan mempengaruhi permintaan. Sebagai contoh, apabila sekantong plastik garam meja hanya berharga Rp 100, maka kenaikan harga menjadi Rp 125 tidak akan mempengaruhi jumlah permintaan. Contoh lain, apabila orang tidak membeli suatu produk dengan frekuensi yang tinggi (misalnya jas hujan atau payung), maka kenaikan harga produk tersebut kemungkinan hanya memberi pengaruh yang kecil terhadap permintaan. Gambar 4.18 Gambar Toko Sembako yang sedang banyak dikunjungi pembeli Keterangan gambar: Kebutuhan pokok masyarakat permintaanya bersifat inelastis



4.



Perhitungan Koefisien Elastisitas Permintaan.



Salah satu tujuan mencari koefisien elastisitas permintaan adalah untuk mengetahui seberapa besar kepekaan perubahan jumlah barang / jasa yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan harga barang / jasa tersebut. Secara matematis hasil perhitungan koefisien elastisitas permintaan hasilnya adalah negatif, hal ini disebabkan karena hubungan antara perubahan jumlah permintaan dengan perubahan harga berbanding terbalik atau hubungan yang bersifat negatif ( ingat hukum permintaan ). Meskipun hasil perhitungannya negatif namun yang kita lihat adalah harga atau nilai mutlaknya. Untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan dapat digunakan beberapa rumus sebagai berikut : a. Jika datanya dalam bentuk tabel, maka koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: Ed = elastisitas permintaannya ΔQ ΔP Δ Q = perubahan permintaan Ed = ------ : ------Δ P = perubahan harga Q P Q = jumlah permintaan awal P = jumlah harga awal Contoh soal. Diketahui data sebagai berikut : P Q Rp.300 20 unit Rp.400 18 unit Berdasarkan data di atas hitunglah koefisien elastisitas permintaannya ! Jawab 65



ΔQ ΔP -2 100 -2 300 - 600 Ed = ------ : ------- = ------- : ------- = ------ x --------- = --------Q P 20 300 20 100 2000 Ed = - 0,3 dilihat nilai mutlaknya jadi Ed = 0,3



b.



Jika datanya berbentuk fungsi permintaan Qd = a – bp, maka koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : P Ed = Koefisien elastisitasnya Ed = Q1 x -----Q1 = Turunan pertama dari Q fungsi permintaannya P = pada tingkat harga ertentu Q = jumlah permintaan pada saat harga tertentu Contoh Soal : Diketahui fungsi permintaan Qd = 42 – 6P Hitunglah elastisitas permintaan pada saat P=3 Jawab : Q1 = - 6 yaitu turunan dari Qd = 42 – 6P Qd = 42 – 6P Q = 42 – 6 ( 3 ) Q = 42 – 18 Q = 24 jadi P Ed = Q1 x -----Q 3 Ed = - 6 x ------24 - 18 Ed = -------- Ed = - 0,75 dilihat nilai mutlaknya jadi Ed = 0,75 24



c.



Jika datanya berbentuk fungsi permintaan Pd = a – bQ, maka koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : 1 P Ed = ------- x -----P1 Q



Ed = Koefisien elastisitas P = pada harga tertentu Q = jumlah permintaan pada harga tertentu 66



P1 = turunan pertama dari fungsi permintaan Contoh soal : Diketahui fungsi permintaan Pd = - Q + 100. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 60 Jawab : P1 = -1 yaitu turunan dari Pd = - Q + 100. Pd = - Q + 100 60 = - Q + 100 Q = 100 – 60 Q = 40 Jadi : 1 P Ed = ------- x ------



P1



Q



1 60 Ed = ------- x ------



-1



40



60 Ed = ------- = - 1,5 dilihat nilai mutlaknya jadi Ed = 1,5



I.



40



Elastisitas Penawaran



Dari pengertian kita mengenai elastisitas permintaan, maka dengan mudah kita dapat mengartikan elastisitas penawaran penawaran. Selain itu, kita pun telah mengetahui hukum penawaran di mana pada hukum itu dikatakan bahwa kenaikan harga suatu barang akan menaikkan kuantitas atau tingkat penawarannya. Itulah mengapa elastisitas penawaran itu selalu memiliki nilai positif, sebab kenaikan harga barang berbanding lurus dengan kenaikan jumlah barang yang ditawarkan. Elastisitas penawaran mengukur seberapa banyak kuantitas penawaran atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut. Dapat pula dikatakan bahwa elastisitas penawaran merupakan kepekaan penawaran terhadap perubahan harga. Kenaikan harga kendaraan bermotor di Eropa, misalnya. Kenaikan harga kendaraan bermotor tersebut menggugah industri otomotif di Amerika Serikat dan Jepang untuk meningkatkan pemasaran produknya. Gejala ini menunjukkan kepekaan penawaran barang tersebut terhadap perubahan harga. Begitu pula dengan melorotnya persediaan tekstil di pasar akibat naiknya harga benang juga menunjukkan kepekaan produk tersebut terhadap perubahan harga. Implikasi apakah yang dapat kita tarik dari kedua contoh di atas? Dari kedua contoh tersebut dapat kita lihat pengaruh perubahan harga terhadap tingkat penawaran. Begitu juga sebaliknya. Elastisitas penawaran berarti menunjukkan perbandingan antara perubahan relatif jumlah barang atau jasa yang ditawarkan (Δ Q) dengan perubahan 67



harga (Δ P). Hasil perbandingan tersebut lazim disebut sebagai koefisien elastisitas penawaran. Secara sederhana, koefisien elastisitas penawaran (Es) dapat dirumuskan sebagai berikut. dan dalam simbol akan menjadi:



Keterangan: Es = elastisitas penawaran q = jumlah penawaran p = harga awal q = perubahan jumlah penawaran p = perubahan harga Peraga 4.21 menunjukkan bahwa kurva penawaran ( SS) tidak berubah pada tingkat harga berapa pun.



PERAGA 4.21 Kurva penawaran inelastisitas sempurna



1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran. Sejumlah faktor sebagai berikut dapat mempengaruhi tingkat elastisitas penawaran. a.



Kapasitas Produksi. Apabila industri berada di bawah kapasitas (tidak beroperasi optimal) dan sumber daya tidak seluruhnya dipakai, kurva penawaran cenderung elastis. Industri dapat segera meningkatkan kapasitas dengan mengikutsertakan faktorfaktor produksi yang belum sepenuhnya digunakan. Sebagai contoh, jika kapasitas mesin belum digunakan sepenuhnya dan permintaan meningkat, perusahaan tinggal menambahkan jumlah tenaga kerja. b. Besarnya Jumlah Persediaan. Apabila pemasok menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva penawaran akan elastis. Perusahaan dapat segera memasok pasar jika ada permintaan. Jika persediaan sudah habis, perusahaan akan sulit menyiapkan keperluan pasar dengan segera sehingga kurva penawaran akan inelastis. c. Jangka Waktu Produksi. Jangka waktu berproduksi suatu barang sangat mempengaruhi elastisitas penawaran barang yang bersangkutan. Penawaran barang hasil industri dan hasil pertanian berbeda. Untuk menambah penawaran, sektor pertanian membutuhkan waktu yang relatif panjang. Ini terjadi karena kegiatan produksi dilakukan sejak melakukan penanaman sampai hasil itu dapat dipanen. Sementara untuk penambahan hasil industri, sangat bergantung dari persediaan bahan baku, atau apabila sarana industri telah 68



terpasang dan dapat digunakan secara penuh (optimum), penambahan produksi harus menunggu sampai ada pembukaan/perluasan pabrik yang siap berproduksi. Itulah mengapa penawaran hasil pertanian dan hasil industri elastis untuk jangka panjang, namun inelastis dalam jangka pendek. d. Daya Tahan Penyimpanan. Barang-barang yang tidak tahan lama, lekas busuk, dan mudah rusak seperti sayuran, buah memiliki kecenderungan penawaran yang inelastis.



2. Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran Dari berbagai koefisien elastistas penawaran sebagaimana dihasilkan dari rumus di atas, dapat kita rincikan macam-macam elastistas penawaran sebagai berikut. a.



Penawaran Elastis ( Es > 1 Suatu penawaran dikatakan elastis jika penawaran tersebut memiliki koefisien elastitisitas penawaran lebih besar daripada 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan penawaran lebih besar daripada persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jumlah penawaran kue donat di suatu toko makanan meningkat dari 25.000 menjadi 30.000. Gejala ini merupakan dampak dari kenaikan harga kue donat dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.0000. Elastisitas penawaran berdasarkan rumus di atas dapat dihitung sebagai berikut.



Peraga 4.22 menunjukkan bahwa kenaikan harga dari P0 ke P1 mengakibatkan kenaikan penawaran dari Q0 ke Q1. Tampak bahwa Q0 Q1 > P0 P1. Jadi penawaran tersebut bersifat elastis. PERAGA 4.22 Kurva penawaran elastis



69



b.



Penawaran Inelastis ( Es < 1 ). Suatu penawaran dikatakan inelastis jika penawaran tersebut memiliki koefisien elastisitas penawaran lebih kecil daripada 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan penawaran lebih kecil daripada persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga tomat di pasar naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 3.500, sementara kuantitas penawaran hanya meningkat dari 8.000 menjadi 8.500. Elastisitas penawaran dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut. PERAGA 4.23 Kurva penawaran inelastis



Kurva pada Peraga 4.23 menunjukkan bahwa kenaikan harga dari P0 ke P1 mengakibatkan kenaikan penawaran dari Q0 ke Q1. Tampak bahwa Q0 Q1 < P0 P1. Jadi penawaran ini bersifat inelastis. c.



Penawaran Elastis Uniter. Suatu penawaran dikatakan elastis uniter jika penawaran tersebut memiliki koefisien elastisitas penawaran sama dengan 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan penawaran sama dengan persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga seperangkat radio kaset naik dari Rp 3000.000 menjadi Rp 3500.000. Gejala ini diikuti oleh kenaikan penawaran dari 6.000 menjadi 7.000. Elastisitas penawaran dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut. ΔQ ΔP Es = ------ : ------Q P 500.000 1.000 Es = -------------- : ------------3.000.000 6.000 500.000 6.000 3.000.000.000 Es = -------------- x ------------ = ------------------3.000.000 1.000 3.000.000.000 Es = 1



PERAGA4.24 Kurva penawaran elastis uniter



70



Kurva pada Peraga 4.24 menunjukkan bahwa kenaikan harga dari P0 ke P1 diikuti oleh kenaikan penawaran dari Q0 ke Q1. Tampak bahwa Q0 Q1 = P0 P1. d.



Penawaran Elastis Sempurna. Suatu penawaran dikatakan elastis sempurna jika penawaran tersebut memiliki koefisien elastisitas penawaran sama dengan tidak terhingga. Kasus ini termasuk kasus yang ekstrem, karena penurunan harga sedikit saja akan mengurangi jumlah penawaran sampai dengan nol. Atau sebaliknya, kenaikan harga sedikit saja akan menaikkan jumlah penawaran luar biasa besarnya. Dalam kasus ini rasio persentase perubahan antara jumlah penawaran terhadap persentase perubahan harga sangatlah besar, sehingga kurva penawarannya berbentuk horizontal. Perhatikan perhitungan elastisitas penawaran sebagai berikut.



PERAGA 4.25 Kurva penawaran elastis sempurna



Peraga 4.25 menunjukkan bahwa kurva penawaran sangat rentan perubahan harga lainnya. e.



terhadap



Penawaran Inelastis Sempurna. Suatu penawaran dikatakan inelastis sempurna jika penawaran tersebut memiliki koefisien elastisitas penawaran sama dengan 0. Keadaan ini merupakan kasus ekstrem lainnya karena pada tingkat harga berapa pun, besarnya penawaran tidak berubah, atau dengan kata lain, penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya meskipun harga bertambah tinggi. Perhatikan perhitungan elastisitas penawaran dan kurvanya pada peraga 4.26. sebagai berikut.



71



P S Es = 0



S 0



Q



Peraga 4.26 kurva penawaran inelastis sempurna



3. Perhitungan Koefisien Elastisitas Penawaran. Seperti halnya dalam koefisien elastisitas permintaan dalam perhitungan koefisien elastisitas penawaranpun menggunakan rumus-rumus yang sama seperti dalam elastisitas permintaan. Hanya saja perbedaannya jika dalam elastisitas permintaan hasilnya negatif tetapi dalam perhitungan koefisien elastisitas penawaran hasilnya akan positif, hal ini disebabkan karena hubungan antara perubahan jumlah penawaran dengan perubahan harga berbanding lurus atau searah atau berhubungan positif. Ada tiga rumus yang dapat diterapkan dalam perhitungan koefisien elastisitas penawaran seperti pada elastisitas permintaan yaitu : a Jika datanya dalam bentuk tabel, maka koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :



ΔQ ΔP Es = ------ : ------Q P



Keterangan: Es = elastisitas penawaran Δ Q = perubahan jumlah penawaran Δ P = perubahan harga Q = jumlah penawaran awal P = jumlah harga awal



Contoh soal : Diketahui data sebagai berikut : P Q Rp.300 20 unit Rp.400 24 unit Berdasarkan data di atas hitunglah koefisien elastisitas penawarannya ! Jawab 72



ΔQ ΔP 4 100 4 300 1.200 Es = ------ : ------- = ------- : ------- = ------ x --------- = --------Q P 20 300 20 100 2.000 Es = 0,6



b



Jika datanya berbentuk fungsi permintaan Qs = a + bP, maka koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : P 1 Es = Koefisien elastisitasnya Es = Q x -----Q1 = Turunan pertama dari fungsi Q penawarannya P = pada tingkat harga tertentu Q = jumlah penawaran pada saat harga tertentu



Contoh Soal : Diketahui fungsi permintaan Qs = - 40 + 2P Hitunglah elastisitas permintaan pada saat P = 30 Jawab : Q1 = 2 yaitu turunan dari Qs = - 40 + 2P Qs = - 40 + 2P Q = - 40 + 2 ( 30 ) Q = - 40 + 60 Q = 20 Jadi P Es = Q x -----Q 30 Es = 2 x ------20 60 Es = ---- . Es = 3 20 1



c



Jika datanya berbentuk fungsi permintaan Ps = a + bQ, maka koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : 1 P Es = Koefisien elastisitas penawaran Es = ------- x -----P = pada harga tertentu P1 Q Q = jumlah penawaran pada harga tertentu P1 = turunan pertama dari fungsi penawaran Contoh soal : Diketahui fungsi permintaan Ps = 2Q + 20. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50 Jawab : 73



P1 = 2 yaitu turunan dari Ps = 2Q + 20. Ps = 2Q + 20 50 = 2Q + 20 50 - 20 = 2Q 30 = 2Q Q = 15 Jadi : 1 P Es = ------x -----free trade agreement



P1



Q



SEBELUM terkecoh dan keblinger, mari kita menoleh ke belakang sejenak sehingga nantinya kita menjadi tahu apa s esungguhnya yang menyemangati 1 agar 50dunia harus melaksanakan perdagangan bebas. Padahal dunia dagang sudah ada sejak abad lampau, yang paling sederhana bentuknya adalah pola barter yang pada saat itu berlaku.



Es = ------- x ------



2 paling umum 15 adalah ada pertukaran barang /jasa untuk pemenenuhan kebutuhan hajad hidup orang banyak Prinsipnya yang dimanapun mereka 50 berada. Mendengar istilah perdagangan bebas, kita pasti ingat Adam Smith yang terkenal dengan bukunya berjudul “The Wealth of Nation” (1776) atau di abad 18. Yang paling pokok menjadi doktrin pemikirannya adalah bahwa Es = ------= 3,33 mekanisme pasar sebagai sebuah sistem dengan sendirinya akan menghasilkan segala sesuatu secara optimal tanpa campur tangan pemerintah. 15 Berikutnya bung Adam Smith berujar bahwa invisible hand bekerja mengelola keuntungan individual dan memaksimalkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Coba kita cermati ada tidak “perintah” agar semua negara melakukan perdagangan bebas. Tidak ada bukan. Yang ada hanyalah suatu pemahaman bahwa kalau seperti itu kosepnya, AS menyebutnya sebagai doktrin liberal yang kemudian dianutnya habis-habisan tahun 1800-an hingga depresi besar terjadi pada tahun 1930-an. Krisis akbar ini berakibat ambruknya ekonomi AS dan negara-negara di dunia. Wall Street tumbang, harga saham jatuh dan akhirnya terjadi instabilitas ekonomi dan politik. Pandangan Smith yang liberal mulai dikoreksi dan muncul pandangan John Maynard Keynes yang dikenal dengan konsep negara kesejahteraan. Peran negara dalam bidang ekonomi tidak dibatasi hanya sebagai regulator saja melainkan memiliki kewenangan melakukan intervensi fiskal untuk menggerakkan sektor riil agar tercipta lapangan pekerjaan.



Tugas individu



Faham ini dianut oleh banyak negara hingga sekarang termasuk Indonesia. Pakar ekonomi mengatakan hadirnya doktrin negara



kesejahteraan versi Keynesian menandai berakhirnya ekonomi Laissez Faire. Pertanyaannya apa betul seperti itu. Jawabannya Lengkapilah tabel macam-macam pasar dan ciri-cirinya tidak, karena pada kenyataannya doktrin ekonomi liberal masih berjalan seperti apa adanya.



Macam-macam



Pasar



Pasar



Pasar



Pasar persaingan



Tidak ada kapoknya para penggiat dan para pengikutnya untuk terus menerapkan faham liberal, meskipun akhirnya terjadi krisis kembali pada tahun 1998,2008, krisis di zona Euro dan AS. Mudah-mudahanOligopoli habis ini tidak ada krisis lagi asal mereka “kapok” Pasar persaingan Monopoli Monopolistik bahwa liberalisasi membuat orang lupa diri dan tambah egois bahwa faham liberalisme adalah masih tetap yang terbaik.



Ciri -Cirinya sempurna Krisis terjadi karena tata kelola ekonomi yang buruk ujarnya. Meskipun banyak korban berguguguran tetap saja kita dipaksa untuk Jumlah menjalankan konsep ekonomi liberal hingga kini. Dari dua pendekar Adam dan Keynes dan sebagai orang awam mencatat pesan yang paling penting, adalah agar terjadi efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan perlu ada campur tangan pemerintah jika



perusahaan mekanisme pasar tidak bekerja maksimal. Jenis Produk Perdagangan bebas sejatinya kehendak politik dari para penggagas dan pengikut faham liberal. Kehendak politik pasti tidak bisa Campur tangan lepas dari adanya kepentingan. Perdagangan bebas bukan konsep ekonomi tapi keputusan politik yang selalu berbasis kepentingan. Intervensi pemerintah diplesetkan menjadi “campur tangan” negara asing atas pengelolaan ekonomi suatu negara.



Kekuasaan Sebenarnya tidak perlu ada perdagangan bebas, karena secara alamiah aliran barang dan jasa akan bergerak laksana air mengalir. Keluar masuk Yang diperlukan adalah mengalirnya lancer dan kelancaranya dijamin masing-masing negara dengan menjalankan sistem



pelayanan yang efisien baik di pelabuhan atau di bea cukai. pasar Persaingan di Tidak harus menghilangkan bea masuk impor dan pajak-pajak tertentu. Bagaimana negara bisa membangun dan bisa



memberikan stimulus fiskal melalui anggaran negara kalau bea masuk dihapus sehingga pendapatan negara tidak ada. Defisit



luar pasar anggaran dibatasi hanya sampai batas maksimum 3% dari GDP.



Hutangpun dibatasi sampai maksimum 60% dari GDB.Ketentuan ini kan yang membuat PBB dan diadop oleh seluruh anggotanya



EKONOMIKA yang dituangkan dalam kebijakan fiskal masing-masing negara. Indonesia menuangkannya dalam UU no 17/2003 tentang keuangan negara. PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS



Konsep perdagangan bebas adalah konsep politik kepentingan yang rada beraroma kolonisasi sumber daya ekonomi suatu negara yang memilki resource besar dan pasar dlm negeri yang juga besar. Oleh sebab itu logika ekonomi penulis opini cenderung menyatakan bahwa perdagangan bebas no, peningkatan efisiensi dan produktifitas yes, campur tangan pemerintah perlu dan 74 peningkatan kesejahteraan rakyat yes. *** Berita: Buah Bibir Topik: free trade agreement



J.



RANGKUMAN



1. Pasar adalah kegiatan keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa, atau faktor produksi tertentu. 2. Struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar, antar lain jumlah perusahaan dalam pasar, skala produksi dan jenis produksi 3. Pasar faktor produksi meliputi sumber daya alam/tanah, manusia, modal, dan pengusaha. 4. Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana kekuatan permintaan beserta kekuatan penawaran dapat bergerak dengan bebas, sehingga harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan pihak konsumen dan produsen 5. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna meliputi jumlah pembeli dan penjual banyak, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen, sumber produksi bergerak bebas,pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar dan tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan harga 6. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar dimana terdapat satu atau beberapa penjual yang mengusai pasar atau harga, dan atau beberapa pembeli menguasai pasar atau harga 7. Pasar persaingan tidak sempurna antara lain berbentuk monopoli, monopsoni, oligopopsoni, dan pasar persaingan monopolistik 8. Pasar monopoli menunjuk pada suatu kondisi dimanadalam satu pasar hanya ada satu penjual, sehingga tidak ada pihak lain yang menyaingi 9. Pasar yang memiliki beberapa penjual disebut oligopoli, pada pasar oligopoli masingmasing penjual memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa 10. Pasar monopsoni menunjuk pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai pembeli tunggal 75



11. Pasar persaingan monopolistik memiliki kondisi pasar diantara pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna 12. Campur tangan pemerintah dalam penentuan harga dilakukan untuk melindungi kepentingan konsumen sekaligus produsen. Campur tangan itu dilaksanakan antara lain melalui penetapan harga eceran, penetapan pajak,pemberian subsidi dan operasi pasar. 13. Penelusuran kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga dilakukan dengan menelaah elastisitas harga. 14. Elastisitas harga terdiri dari elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran. 15. Elastisitas permintaan adalah kepekaan permintaan terhadap perubahan harga. 16. Macam-macam elastisitas permintaan: a. Permintaan Elastis, Ed > 1, b. Permintaan Inelastis, Ed < 1 c. Permintaan Elastis uniter, Ed = 1, d. Permintaan Elastis sempurna, Ed = ~ e. Permintaan Inelastis sempurna, Ed = 0 17. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan: a. Tingkatan besar kecilnya intensitas kebutuhan akan benda itu. b. Adanya benda substitusi yang dapat menggantikan benda tersebut. c. Besar kecilnya penghasilan konsumen. d. Bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk sesuatu barang atau perbandingan pendapatan dan harga. e. Elastisitas penawaran adalah kepekaan penawaran terhadap perubahan harga. 18. Macam-macam elastisitas penawaran: a. Penawaran Elastis, Es > 1, b. Penawaran Inelastis, Es < 1 c. Penawaran Elastis uniter, Es = 1, d. Penawaran Elastis sempurna, Es = ~ e. Penawaran Inelastis sempurna, Es = 0 19. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran: a. Kapasitas produksi. b. Besarnya jumlah persediaan. c. Jangka waktu produksi. d. Daya tahan penyimpanan. 20. Permintaan mencerminkan banyaknya barang yang ingin dibeli konsumen pada harga tertentu. 21. Permintaan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain harga barang itu sendiri, selera, pendapatan, jumlah penduduk, harapan atau ekspektasi, dan harga barang lain yang berhubungan. 22. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah jika harga turun dan akan menurun jika harga naik pada periode tertentu, ceteris paribus. 23. Hukum permintaan dijelaskan dengan hukum psikologis tentang semakin menurunnya utilitas marjinal. 24. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang akan dijual/ ditawarkan pada tingkat harga tertentu. 25. Penawaran dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain harga barang itu sendiri, teknologi prduksi, munculnya produsen baru, harga-harga faktor produksi, dan harapan atau ekspektasi konsumen. 26. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat apabila harga naik, dan akan berkurang jika harga turun, atau perubahan penawaran berbanding lurus dengan perubahan harga, ceteris paribus. 27. Pergeseran kurva permintaan dan penawaran adalah perubahan kuantitas barang atau jasa yang dijual sebagai akibat pengaruh faktor-faktor lain selain harga. 28. Pada harga keseimbangan jumlah barang yang diminta pada suatu waktu tertentu sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. 29. Apabila kurva permintaan dan penawaran digabungkan akan terjadi titik potong antara kedua kurva tersebut, titik potong ini disebut titik keseimbangan atau titik ekuilibrium.



76



K.



EVALUASI



1.



SOAL URAIAN



Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar 1. Bagaimanakah pembentukan harga pada pasar persaingan sempurna? Jelaskanlah dengan menggunakan kurva beserta contoh konkret! 2. Sebutkan campur tangan pemerintah dalam pasar monopoli 3. Jelaskan sifat dari suatu produk yang dapat membedakan antara pasar persaingan monopolistik dengan pasar persaingan sempurna 4. Mengapa kurva permintaan memiliki slope (kemiringan) negatif? 5. Jelaskan perbedaan antara permintaan efektif dengan permintaan potensial! 6. Mengapa penawaran memiliki slope (kemiringan) positif? 7. Jelaskan perbedaan antara hukum permintaan dengan hukum penawaran! 8. Sebutkanlah dua tujuan penetapan harga oleh pemerintah! 9. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi apakah elastisitas permintaan suatu produk bersifat elastis atau inelastis! 10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penawaran yang elastis sempurna! REFLEKSI DIRI : Setelah anda mempelajari tentang pasar diharapkan dapat terbentuk karakter: 1.



Religius Dengan mempelajari tentang pasar diharapkan dapat terbentuk rasa bersukur, karena masih bisa mendapatkan ilmu tentang pasar sehingga dapat bermanfaat pada masa yang akan datang, dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta masih bisa membantu memberikan rejeki kepada penjual .



2.



Jujur



:



Dengan mempelajari tentang pasar diharapkan dapat terbentuk sikap jujur sebagai pedagang akan menjual barang dagangannya dengan kejujuran tanpa menipu kepada pembelinya, mutu barang harus terjamin, barang yang diperdagangkan harus sesuai jumlah maupun isi yang dijual, dan harga yang memadai, hal ini akan membentuk kepercayaan masyarakat pembeli yang akhirnya akan membentuk perilaku jujur. 3.



Kreatif : Dengan mempelajari tentang pasar secara konseptual dan prosedural, diharapkan dapat terbentuk sikap yang kreatif sebagai seorang pedagang harus mempunyai kreatifitas dalam rangka menarik pembelinya dan sebagai seorang konsumen dengan mengetahui keadaan pasar dapat bersikap sebagai konsumen yang cerdas dan rasional.



4.



Bertanggung jawab



:



Dengan mempelajari tentang pasar secara konseptual dan prosedural, diharapkan dapat terbentuk sikap yang bertanggung jawab. Sebagai seorang penjual dan pembeli 77



akan menjual atau membeli barang berlebel halal, dan tanpa pengawet yang berlebihan atau menjual /membeli barang yang kadaluarsa, merupakan wujud dari sikap dan perilaku yang bertanggung jawab.



PENILAIAN DIRI. Setelah mempelajari masalah pasar lakukanlah penilaian diri tentang sikap anda dengan memberikan tanda (v) pada pernnyataan di bawah dengan ketentuan sebagai berikut: a.



Bacalah pernyataan-pernyataan dalam kolom secara teliti.



b.



Berilah tanda (v) sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari secara jujur dengan kriteria sebagai berikut: 4. = Selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati. 3 = Sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati 2 = Kadang-kadang, , apabila cenderung lebih melakukan aspek yang diamati 1 = Tidak pernah, , apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati



c.



Jika anda mendapatkan jumlah skor dari masingmasing aspek yang diamati/dinilai maka disimpulkan sebagai berikut: 1.



Kurang



2.



Sedang



3.



Baik



4.



Amat baik



Nama Peserta Didik Kelas Materi Pokok Tanggal Penilaian No



:.......................................................... : X (.......) : Refleksi diri tentang Pasar : ...................................... PERNYATAAN NILAI 1



1



2



3



JUMLAH 4



SKOR



Saya akan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa saya masih bisa 78



mendapatkan pengetahuan tentang pasar. 2



Jika saya menjadi penjuali saya akan berlaku jujur kepada pembeli terhadap barang-barang yang dierjual belikan



3



Jika saya menjadi pedagang saya akan kreatif dalam berjualan sehingga menarik dan memuaskan para konsumen.



4



Jika saya menjadi pedagang saya akan menjual barang berlebel halal, dan tanpa pengawet yang berlebihan atau tidak mennipu kepada pembelinya, mutu barang harus terjamin, barang yang diperdagangkan harus sesuai jumlah maupun isi yang dijual, dan harga yang memadai, hal ini akan membentuk kepercayaan masyarakat pembeli yang akhirnya akan membentuk perilaku jujur.



79



80