9 0 211 KB
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Profil Puskesmas Kampung Sawah
2.1.1. Sejarah Puskesmas Kampung Sawah merupakan puskesmas pemerintah kota Bandar Lampung yang didirikan sekitar tahun 1970. Penetapan Puskesmas Kampung Sawah sebagai UPT Puskesmas didasarkan pada Surat Keputusan Walikota No. 39 Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Puskesmas Kampung Sawah membawahi tujuh kelurahan binaan, namun sejak tahun 2008 seiring dengan perkembangan pembangunan kesehatan yaitu dengan berubahnya status Puskesmas Pembantu Campang menjadi puskesmas induk maka jumlah kelurahan binaan berkurang menjadi 5 kelurahan binaan yaitu Kelurahan Sawah Lama, Kelurahan Sawah Brebes, Kelurahan Kebon Jeruk, Kelurahan Tanjung Agung, dan Kelurahan Kota Baru dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 berdasarkan data BPS yaitu 34.563 jiwa dan luas wilayah 239,25 Ha. Dan pada tahun 2012 berdasarkan Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 586/IV/HK/2012 tentang Pemberlakuan Pola Pengelolaan Keuangan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Bnadar 6
7
Lampung sebagai Badan Layanan Umum Daerah, Puskesmas Kampung terhitung mulai tanggal 01 April 2012 ditetapkan menjadi PPK BLUD bertahap dan pada tahun 2014 ditetapkan menjadi BLUD Penuh. 2.1.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah berlokasi tepatnya di Jalan Arjuna No. 14, Kelurahan Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Wilayah kerja Puskesmas Kampug Sawah terletak di kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 239,25 Ha , dan meliputi 5 kelurahan binaan, yaitu Kelurahan Sawah Lama, Kelurahan Sawah Brebes, Kelurahan Tanjung Agung, Kelurahan Kebon Jeruk, dan Kelurahan Kota Baru. Adapun batas batas wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Way Halim b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Enggal.
8
Tabel 1. Luas Wilayah Puskesmas Kampung Sawah No
Kelurahan
Luas Ha
1
Kelurahan Sawah Lama
20,3
2
Kelurahan Sawah Brebes
46,0
3
Kelurahan Tanjung Agung
25,0
4
Kelurahan Kebon Jeruk
13,0
5
Kelurahan Kota Baru
135,0
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah Dari tabel dan gambar di atas dapat terlihat bahwa penyebaran penduduk di kecamatan Tanjung karang Timur adalah sesuai dengan luas wilayahnya dimana penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Kota Baru yang memang memiliki luas wilayah yang lebih besar dibandingkan kelurahan lainnya. 2.1.3. Demografi
9
Menurut data BPS tahun 2020, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah pada Tahun 2020 sebanyak 40.516 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 19.858 jiwa dan perempuan 19.997 jiwa. Dari 5 Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah tercatat kelurahan yang paling banyak penduduknya adalah Kelurahan Kota Baru dengan jumlah penduduk sasaran 15.757 jiwa, sedangkan jumlah penduduk sasaran yang paling sedikit adalah kelurahan Tanjung Agung yaitu 3.942 jiwa..
Tabel 2. Data Jumlah KK, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah, dan Jumlah RT Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah Tahun 2020 No.
Kelurahan
Jumlah KK
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah
Jumlah RT
1
Kota Baru
3.228
16.019
2.894
36
2
Sawah Brebes
1.840
8.545
1.682
27
3
Kebon Jeruk
1.342
6.848
1.372
19
4
Sawah Lama
1.252
5.097
1.193
18
5
Tanjung Agung
738
4.007
941
9
8.400
40.516
8.082
109
Jumlah
Tabel 3. Data Penyebaran Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah Tahun 2020 No.
Sasaran
Kota Baru
Kelurahan Sawah Kebon Sawah Brebes Jeruk Lama
Tanjung Agung
Jumlah
10
1
Jumlah Penduduk
16.019
8.545
6.848
5.097
4.007
40.516
2
Bayi
270
144
115
86
68
683
29
16
13
10
8
76
1.363
727
583
434
341
3.449
1.141
609
488
363
286
2.886
2.147
1.290
1.034
763
604
6.114
2.588
1.380
1.107
823
647
6.545
298
159
127
95
75
754
60
32
25
19
15
151
285
152
122
91
71
720
540
288
231
172
135
1.366
4.373
2.333
1.870
1.392
1.094
11.062
981
523
419
312
245
2.480
807
431
345
257
202
2.042
299
159
128
95
74
755
3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
13
14
15
Bayi BBLR Anak Balita Anak Pra Sekolah Remaja Pasangan Usia Subur Ibu Hamil Ibu Risiko Tinggi Ibu Bersalin Ibu Menyusui Wanita Usia Subur (15-49 th) Usia Lanjut (50-60 th) Lanjut Usia (>60th) Lanjut Usia Resiko Tinggi
2.1.4. Geografis Keadaan tanah terdiri dari sebagian besar daratan dan daerah perbukitan. 2.1.5. Mata Pencaharian
11
Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah Pegawai Negeri, Pedagang dan Buruh. 2.1.6. Agama Mayoritas penduduk memeluk Agama Islam, dan sebagian kecil ada pula yang beragama Kristen Katholik, Hindu dan Budha. 2.1.7. Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan yang terdapat pada wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah yaitu berupa Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Pos
Kesehatan
Kelurahan
(Poskeskel),
Pos
Pelayanan
Terpadu
(Posyandu), Balai Pengobatan, Bidan Praktik Mandiri, Dokter Praktik Mandiri, serta Apotek.
Tabel 4. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah Tahun 2020 No.
Fasilitas Kesehatan
Jumlah
1
Puskesmas Induk
1
2
Puskesmas Pembantu
0
3
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
31
4
Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)
5
12
5
Balai Pengobatan
3
6
Rumah Bersalin
1
7
Bidan Praktek Mandiri
4
8
Dokter Praktik Mandiri
6
9
Apotek
6
Jumlah
57
2.1.8. Sumber Daya Tenaga Kerja Kesehatan Tabel 5. Data Tenaga Kerja Kesehatan di Puskesmas Kampung Sawah Tahun 2020 No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan 1 2
S2 Umum Dokter Umum
1 6
1 PNS 1 Kepala Puskesmas 3 PNS 2 Tenaga Honor Daerah
3 4
Dokter Gigi Sarjana/D3 a. Sarjana KM b. S1 Perawat c. D4 Kebidanan d. Akper e. Akbid f. AKL g. Akademi Gizi
1
1 PNS/kontrak
2
2 PNS/kontrak
3 10 6 1 2
h. Akademi Analisis
2
3 PNS/kontrak 10 PNS/kontrak 6 PNS/kontrak 1 PNS 1 PNS 1 CPNS 2 PNS kontrak
i.
2
2 PNS kontrak 1 PNS 8 PNS kontrak 5 PNS/kontrak 1 PNS 1 CPNS 2 PNS/kontrak 1 PNS/kontrak 1 PNS 1 PNS 2 kontrak 2 kontrak TKS 1 TKS
D3 Gigi
5 6 7 8
TU Perawat(SPK) Bidan Promkes
1 8 5 2
9 10 11 12 13 14 15
Perawat Gigi Pengolahan Obat Pekarya kesehatan Pembantu Perawat Tenaga Administrasi Tenaga Kebersihan Supir
2 1 1 1 2 2 1
13
JUMLAH
2.2
63
Profil Program Program cakupan layanan kesehatan bagi lansia merupakan salah satu upaya puskesmas mengontrol kesehatan masyarakat lansia dengan kategori usia lebih dari 45 tahun. Penyakit yang dikontrol meliputi , hipertensi, artritis, stroke, PPOK, diabetes melitus, kanker, ISPA a. Tujuan Imunisasi Program imunisasi yang dilakukan adalah untuk memberikan kekebalan kepada bayi sehingga bisa mencegah penyakit dan kematian serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering terjangkit. Secara umum tujuan imunisasi antara lain adalah : 1.
Imunisasi dapat menurunkan angka morbiditas
(angka
kesakitan) dan mortilitas (angka kematian) pada bayi dan balita. 2.
Imunisasi sangat efektif untuk mencegah penyakit menular.
3.
Melalui imunisasi tubuh tidak akan mudah terserang penyakit menular.
b. Manfaat Imunisasi 1.
Bagi
keluarga:
dapat
menghilangkan
kecemasan
dan
memperkuat psikologi pengobatan bila anak jatuh sakit. Mendukung pembentukan keluarga bila orang tua yakin bahwa
14
anaknya akan menghadapi dan menjalani anak-anaknya dimasa kanak-kanak dengan tenang. 2.
Bagi anak: dapat mencegah penderitaan atau kesakitan yang ditimbulkan
oleh
penyakit
yang
kemungkinan
akan
menyebabkan kecacatan atau kematian. 3.
Bagi negara: dapat memeperbaiki tingkat kesehatan dan mampu menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
c. Jenis Pemberian Imunisasi Imunisasi
program
adalah
Imunisasi
yang diwajibkan
kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi
yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari
penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi. Imunisasi program terdiri dari imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus (Permenkes RI 12, 2017).
a)
Imunisasi Rutin Imunisasi rutin merupakan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan yang terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan(Permenkes RI 12, 2017). Imunisasi Dasar Imunisasi
dasar merupakan
diberikan kepada
bayi
sebelum
imunisasi berusia
awal satu
yang tahun.
15
Pada
kondisi
ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh
dapat bekerja secara optimal. Setiap bulan)
diwajibkan
untuk
bayi
(usia
0-11
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio tetes, dan 1 dosis campak/MR(Kemenkes RI, 2018). Imunisasi Lanjutan Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin terjaganya tingkat imunitas pada anak baduta, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (Permenkes RI 12, 2017). 1) Imunisasi Lanjutan Pada Anak Baduta Imunisasi lanjutan merupakan ulangan imunisasi dasar untuk dan anak
mempertahankan
untuk memperpanjang yang
tingkat masa
kekebalan perlindungan
sudah mendapatkan imunisasi dasar yaitu
dengan diberikan 1 dosis DPT-HB-Hib pada usia 18 bulan dan 1 dosis campak/MR pada usia Perlindungan
optimal
dari
pemberian
24
bulan.
imunisasi
lanjutan ini hanya didapatkan apabila anak tersebut telah mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap (Kemenkes RI, 2018). 2) Imunisasi Anak Sekolah
16
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia SD diberikan pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan kegiatan UKS. Imunisasi yang diberikan campak,
tetanus,
adalah
imunisasi
dan difteri. Imunisasi ini diberikan
pada kelas 1 (campak dan DT),kelas 2 (Td), dan kelas 5 (Td) (Kemenkes RI, 2018). 3) Imunisasi Pada Wanita Usia Subur Imunisasi yang diberikan pada wanita usia subur adalah imunisasi tetanus toksoid difteri (Td) yang berada
pada kelompok usia 15-39 tahun baik itu WUS
hamil (ibu hamil) dan tidak hamil (Kemenkes RI, 2018).
Imunisasi Tambahan Imunisasi
tambahan merupakan
jenis
Imunisasi
tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit kajian
epidemiologis
pada
periode
sesuai
dengan
waktu tertentu
(Kemenkes RI, 2018). Imunisasi Khusus Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu pada
17
situasi tertentu seperti persiapan jemaah dari
haji/umroh,
negara
keberangkatan
calon
persiapan perjalanan menuju atau
endemis
penyakit
tertentu,
dan kondisi
kejadian luar biasa/wabah penyakit tertentu (Kemenkes RI, 2018) d. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Menurut buku ajar imunisasi yang disusun oleh pusat pendidikan dan pelatihan bahwa
terdapat
tenaga
kesehatan
(2014),
dijelaskan
beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi yaitu sebagai berikut :
Tuberculosis (TBC) Penyakit TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah yang ditularkan melalui pernafasan dan melalui bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini
adalah
lemah
badan,
penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat
pada
malam
terus
hari,
gejala
selanjutnya
yaitu
batuk
menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah, sedangkan gejala lain timbul tergantung pada organ yang diserang. Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit TBC adalah kelemahan dan kematian.
Difteri
18
Difteri
merupakan
penyakit
yang
disebabkan
oleh
bakteri Corynebacterium diphtheriae yang ditularkan melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala yang timbul berupa radang
tenggorokan,
hilang
nafsu
makan,
demam
ringan,dalam2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit
difteri
adalah
gangguan
pernafasan
yang
berakibat kematian.
Pertusis Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan
oleh
bakteri Bordetella
pertussis yang
ditularkan melalui percikan ludah (droplet infection) dari batuk atau bersin. Gejala yang timbul berupa pilek, mata merah, bersin, demam, batuk ringan yang lama kelamaan menjadi parah dan menimbulkan batuk yang cepat dan keras. Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit pertusis adalah Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Tetanus Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
menghasilkan
neurotoksin
dan
ditularkan melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal yang timbul berupa kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku
19
otot perut, berkeringat dan demam. Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek antara 3-28 hari setelah lahir dan gejala berikutnya berupa kejang yang hebat dan tumbuh menjadi kaku. Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit tetanus adalah patah tulang akibat kejang, Pneumonia, infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.
Hepatitis B Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning). Ditularkan secara horizontal dari produknya, suntikan yang tidak aman, transfusi darah, melalui hubungan seksual dan secara vertikal dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Gejala
yang
ditimbul
berupa
merasa
lemah, gangguan
perut, flu, urin menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, dan warna
kuning
Komplikasi
bisa
terlihat
pada
mata
ataupun
yang diakibatkan
dari
penyakit
kulit.
hepatitis
B
adalah penyakit bisa menjadi kronis yang menimbulkan pengerasan hati (Cirhosis Hepatitis), kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma) dan menimbulkan kematian.
Campak Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae measles dan ditularkan melalui udara (percikan ludah) dari bersin atau batuk penderita. Gejala awal
20
yang timbul berupa demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, konjungtivitis (mata merah) dan koplik spots, selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi yang diakibatkan dari penyakit campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga, infeksi saluran nafas (Pneumonia).
Rubella Rubella
atau
campak
jerman
merupakan
penyakit
yang disebabkan oleh virus rubella, sebuah togavirus yang menyelimuti dan memiliki RNA genom untai tunggal. Virus ini ditularkan melalui jalur pernafasan dan bereplikasi dalam nasofaring dan kelenjar getah bening serta ditemukan dalam darah 5-7 hari setelah infeksi dan menyebar ke seluruh tubuh. Rubella ditularkan melalui oral droplet, dari nasofaring atau rute
pernafasan.
Gejala
rubella
pada
anak
biasanya
berlangsung dua hari yang ditandai dengan ruam awal pada wajah yang menyebar ke seluruh tubuh, demam renposterior limfadenopati servikal. Sedangkan gejala pada anak yang lebih tua dan orang dewasa gejala tambahan berupa pembengkakan kelenjar, dingin seperti gejala, dan sakit sendi terutama pada wanita muda. Masalah serius dapat terjadi berupa infeksi otak dan perdarahan (Ankas, 2015).
Poliomielitis
21
Poliomielitis merupakan penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, atau 3 dan secara klinis menyerang anak di bawah usia 15 tahun dan menderita lumpuh layu akut kotoran
manusia
dengan
ditularkan
melalui
(tinja) yang terkontaminasi. Gejala yang
timbul berupa demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama. Komplikasi yang diakibatkan dari penyakit poliomielitis adalah bisa menyebabkan kematian jika otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
Radang Selaput Otak Radang
selaput
otak
(meningitis)
adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, jamur, cacing, dan protozoa. Penyebab paling sering adalah virus dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat. Penularan kuman
dapat
terjadi
secara
kontak
langsung
dengan
penderita dan droplet (tetesan) infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin, dan cairan tenggorokan penderita(Ariya, 2012). Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti panas mendadak, letargi, muntah, dan
22
kejang. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) melalui fungsi lumbal. Pada stadium I selama 2-3 minggu ditandai dengan gejala ringan dan nampak seperti gejala infeksi biasa, stadium II berlangsung selama 1-3 minggu ditandai dengan gejala penyakit lebih berat dimana penderita mengalami nyeri kepala yang hebat dan sangat gelisah, sedangkan stadium III ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran sampai koma. Pada stadium ini penderita dapat meninggal dunia dalam waktu tiga minggu
bila
tidak
mendapat
pengobatan
sebagaimana
mestinya (Ariya, 2012).
Radang Paru-Paru Radang paru-paru (pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru dimana (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh
cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan
oleh
beberapa
penyebab, termasuk infeksi oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.. Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru termasuk batuk, demam. Radang paru-paru terjadi di seluruh kelompok umur peringkat
atas
dan di
merupakan
penyebab
kematian
antara orangtua dan orang yang sakit
menahun (Sahroni, 2012).
23
e. Jadwal Pemberian Imunisasi Rekomendasi Jadwal Pemberian Imunisasi Anak 0-18 Tahun IDAI Tahun 2017
Gambar 2. Rekomendasi Imunisasi IDAI Tahun 2017 Rekomendasi Jadwal Pemberian Imunisasi Anak 0-18 Tahun IDAI Tahun 2020
24
Gambar 3. Rekomendasi Imunisasi IDAI Tahun 2020 f. Sosialisasi Program Sosialisasi kegiatan Imunisasi dilakukan melalui Musrenbang kecamatan, posyandu, rapat Koordinasi Lintas Sektor sehingga semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan imunisasi
dapat
berpartisipasi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan yang ada di puskesmas dan masyarakat. g. Kegiatan Program Kegiatan imunisasi di Puskesmas Kampung Sawah sebagai berikut: 1) Imuniasi Dasar dan Imunisasi Lanjutan: a) Kegiatan Imunisasi survailens KIPI (rutin) b) Kegiatan Pertemuan monev program imunisasi c) Kegiatan Sweeping imunisasi (rutin) d) Kegiatan DOFU (Droup Out Follow Up) e) Kegiatan Validasi data hasil cakupan Imunisasi Supervisi Suportif (Bimtek) f) Kegiatan pembekalan kader (imunisasi tentang pengenalan program imunisasi, strategi komunikasi, pelaksanaan imunisasi, pencatatan dan pelaporan imunisasi
25
2) Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) : a) Validasi Cakupan imunisasi anak sekolah b) Pelayanan imunisasi di sekolah (BIAS MR) c) Kegiatan sweping BIAS MR d) Pelayanan imunisasi di sekolah (BIAS DT- Td) e) Kegiatan sweping BIAS DT-Td f)
kegiatan pembekalan Nakes bidang imunisasi rutin, BIAS,IDL
g) Sosialisasi pelaksanaan imunisasi BIAS kepada guru dan orang tua murid (Komite Sekolah) 2.3
Bulan Imunisasi Anak Sekolah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dan imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri maupun swasta, institusi pendidikan SD lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB) laki-laki dan perempuan (Dinas Pendidikan dan Tim Pembina UKS Kota Surabaya, 2004). Berdasarkan Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 bahwa imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak sekolah dasar terdiri atas imunisasi terhadap penyakit campak, tetanus, dan difteri. Imunisasi lanjutan tersebut diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang diintergrasikan dengan usaha kesehatan sekolah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
26
Lingkungan sekolah merupakan tempat dimana anak-anak berkumpul, dan peluang terjadinya penyebaran penyakit meningkat (Population Health Division San Fracisco Department of Publich Health Disease Prevention and Control, 2018). Guru dan staf di sekolah memainkan peran penting dalam memastikan masa depan yang aman dan sehat bagi anak didiknya salah satunya adalah memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap selama di sekolah. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 1984 telah melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah. Program yang kemudian dikenal dengan istilah BIAS diresmikan pada tanggal 14 November 1987 melalui Surat Keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik
Indonesia,
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, 2014). Pada usia sekolah diperlukan vaksinasi ulang atau booster untuk hampir semua jenis vaksinasi dasar yang ada pada usia lebih dini. Masa tersebut penting untuk dipantau dalam upaya pemeliharaan kondisi atau kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit infeksi yang disebabkan karena kuman, virus maupun parasit dalam kehidupan menuju dewasa (I.G.N. Ranuh, et al, 2008). Infeksi dapat terjadi di lingkungan sekolah melalui kulit sebagai lahan penularan penyakit. Sedangkan, pada lingkungan Sekolah Luar Biasa (SLB), siswa
27
mengalami perkembangan mental yang kurang, dapat terjadi penularan melalui fekal-oral dan urin (Ranuh, et al, 2008). Imunisasi BIAS pada anak SD/MI dan yang sederajat baik negeri serta swasta merupakan sesuatu yang wajib diberikan oleh pemerintah dan merupakan hak yang harus didapat oleh anak-anak tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No.36 tahun 2009 dan Undang-Undang Perlindungan Anak No.35 tahun 2014. Pemerintah menyelenggarakan BIAS dengan tujuan imunitas yang diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungai terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah (Kemenkes RI, 2009).