13 0 337 KB
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II SAMPLING
2.1.
Pengertian Sampling Sampling merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas dan merupakan sebagian dari populasi statistik dimana sifat-sifatnya
telah
dipelajari
untuk
mendapatkan
informasi
keseluruhan. Secara
spesifik
sampling
dapat
dikatakan
sebagai
sekumpulan material yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. (Nurhakim, 2010) Sampling yang baik adalah sampling yang dilakukan dengan akurat dan presisinya tinggi, sehingga conto mewakili seluruh populasi dengan baik. (Anonim, 2015) Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam proses sampling batubara, yaitu : 1. Singkapan adalah tempat batubara yang sudah terekspos akibat kejadian alam seperti longsor, gerusan sungai, dan lainlain. 2. Bulk Sample adalah sampel yang diambil secara keseluruhan dari lapisan yang ada.
Khairi Ramdhani H1C113061
2-1
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Ply Sample adalah sampel yang diambil dari lapisan batubara berdasarkan perbedaan litotipe, adanya lapisan pengotor atau ketebalan secara sistematis dari top sampai bottom. 4. Composite Sample adalah sampel yang diambil dari masingmasing ply sampel secara representatif untuk selanjutnya dicampur
menjadi
satu
sebelum
dilakukan
analisis
di laboratorium. 5. Gross Sample adalah sampel yang terbentuk dari suatu gabungan semua increment yang diperoleh dari sebuah consignment (pengiriman waktu tertentu). 6. Replicate Sample adalah pengambilan
increment
dari
consignment pada selang waktu, berat dan ruang yang sama. 7. Cuplicate Sample adalah pengambilan sampel replikat dengan hanya 2 buah sampel untuk memperkirakan presisi dari sampling. 8. Bias adalah kesalahan sistematis yang mengakibatkan hasil yang lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil yang sebenarnya. 9. Sistematis Sampling adalah sampling yang dilakukan secara sistematis berdasarkan waktu atau posisi dari unit. 10. Random Sampling adalah sampling yang dilakukan pada waktu dan unit secara sembarang (acak). (Hendra, 2013) 2.2.
Jenis-Jenis Sampling Jenis sampling
berdasarkan
tempat
pengambilannya,
sebagai berikut : 1. Exploration sampling, merupakan tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik dengan cara channel sampling atau lebih detail lagi dengan cara pemboran. Tujuan dari sampling ini untuk menentukan karakteristik batubara secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara yang di eksploitasi. Khairi Ramdhani H1C113061
2-2
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Pit sampling, dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa bersamaan dengan perkembangan tambang di dalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkan data yang sudah ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling dilakukan oleh pit kontrol untuk mengetahui kualitas batubara. 3. Production sampling, dilakukan setelah batubara diproses dan diolah pada processing plant dimana proses ini dapat dimulai dari
penggilingan
(crushing),
pencucian
(washing)
dan
penyetokan. Tujuannya mengetahui secara pasti kualitas batubara yang dijual atau dikirim sesuai dengan spesifikasi kualitas yang disepakati. 4. Loading sampling, dilakukan pada saat batubara dimuat dan dikirim ke pembeli menggunakan barge atau kapal. Biasanya dilakukan oleh independent company karena kualitas yang ditentukan
harus
diakui
dan
terpercaya
oleh
penjual.
Tujuannya menentukan harga batubara dengan kualitas batubara yang aktual saat dikapalkan. (Widodo, 2012) 2.3.
Teknik dan Metode Sampling Pemilihan teknik dan metode sampling yang digunakan tergantung pada beberapa faktor, antara lain : 1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan. 2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi. 3. Lokasi pengambilan sampel. 4. Kedalaman pengambilan sampel, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan induk. 5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih atau batuan tersebut. Adapun teknik dan metode dalam pengambilan sampel, sebagai berikut : 1. Sampling Insitu
Khairi Ramdhani H1C113061
2-3
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sampel yang diambil dari singkapan, lapisan batubara yang terbuka, misalnya pada tambang terbuka atau dari inti bor. Adapun beberapa metode dari sampling insitu, yaitu : a. Grab sampling Pengambilan sampel tanpa memperhatikan orientasi material yang diambil. Cara ini biasa digunakan untuk mengetahui
rank
batubara
secara
umum
melalui
pengukuran. b. Channel sampling Pengambilan sampel secara sistematis pada arah tegak lurus perlapisan. c. Pillar sampling Cara yang biasanya dilakukan pada tambang bawah tanah. Pengambilan conto dengan membuat blok segi empat pada lapisan batubara. d. Core sampling Metode yang paling banyak dilakukan pada tahap eksplorasi rinci bertujuan dalam pengembangan tambang. Sampel diambil melalui pemboran inti.
e. Cutting sampling Metode yang
dilakukan
untuk
mengetahui
karakteristik umum suatu lapisan batubara. Sampel ini diperoleh melalui operasi pemboran non inti dan metode ini kurang akurat. 2. Sampling Non Insitu Sampel yang biasanya diambil pada stockpile, belt conveyor, barge atau truck. Pengambilan dapat dilakukan baik secara manual atau mekanik. Tiap kali pengambilan disebut increment yang dapat diambil baik secara sistematis atau random. (Jaya, 2010)
Khairi Ramdhani H1C113061
2-4
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun beberapa kesalahan yang terjadi dalam sampling, sebagai berikut : 1. Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto. 2. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibat masuknya waste ke dalam conto. 3. Erratic High Assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan
posisi
(lokasi)
sampling
karena
tidak
memperhatikan kondisi geologi. 4. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif. (Anonim, 2015) 2.4.
Peralatan Sampling Peralatan-peralatan yang dapat dilakukan dalam sampling terbagi 2, antara lain : 1. Peralatan Mekanis Peralatan mekanis yang digunakan dalam sampling, sebagai berikut : a. Breeches Chute Breeches Chute merupakan peralatan mekanis sampling yang dapat digunakan untuk batubara curahan .
Gambar 2.1 Sketsa Breeches Chute b. Slottes Arm
Khairi Ramdhani H1C113061
2-5
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Slottes Arm merupakan alat sampling yang terdapat pada curahan. Alat ini biasanya tidak digunakan untuk batubara yang berukuran > 20 mm.
Gambar 2.2 Sketsa Slottes Arm c. Ram Operate Cart Ram Operate Cart merupakan alat sampling yang digunakan untuk batubara sedang dicurahkan.
Gambar 2.3 Sketsa Ram Operate Cart d. Scrapper Arm Scrapper Arm merupakan alat sampling di conveyor yang sedang bergerak terutama untuk batubara yang berukuran sampai 50 mm.
Khairi Ramdhani H1C113061
2-6
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.4 Sketsa Scrapper Arm
e. Swinging Arm Swinging Arm merupakan alat sampling pada curahan di ujung conveyor dan sesuai untuk posisi dimana tinggi ruangan terbatas.
Gambar 2.5 Sketsa Swinging Arm 2. Peralatan Manual Peralatan manual yang digunakan untuk mengambil sampel, sebagai berikut : a. Laddle Laddle merupakan alat sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari falling stream. Alat ini tidak cocok untuk batubara dengan ukuran > 80 mm.
Khairi Ramdhani H1C113061
2-7
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.6 Sketsa Laddle b. Sekop Sekop merupakan alat sampling yang digunakan para pekerja untuk mengangkut batubara yang diam. Tidak cocok untuk batubara yang sedang bergerak dan ukuran top size > 80 mm.
Gambar 2.7 Sketsa Sekop c. Sampling Frame Sampling Frame merupakan alat sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel di atas belt conveyor.
Gambar 2.8 Khairi Ramdhani H1C113061
2-8
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sketsa Sampling Frame (Aisyah, 2012)
2.5.
Manfaat Sampling Adapun manfaat sampling yang didapatkan, sebagai berikut : 1. Menghemat biaya dalam proses pengambilan sampel, apabila yang diteliti seluruh populasi maka akan banyak biaya yang digunakan. 2. Mempersingkat waktu penelitian hanya mengambil sebagian sampel tertentu tanpa mengambil seluruh bagian populasi. 3. Mengurangi pengerusakan anggota populasi dengan hanya mengambil sampel, maka hanya sebagian dari populasi yang ada
sudah
mewakili
seluruh
bagian
populasi
tanpa
merusaknya. 4. Menghemat tenaga karena dalam pelaksanaannya hanya mengambil salah satu conto dari populasi yang ada. (Anonim, 2015)
Khairi Ramdhani H1C113061
2-9