Bahan Ajar KD 3.14-4.14 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAHAN AJAR/MODUL PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN (PKKR) KELAS XI/SEMESTER 4



Penyusun Suwondo, S.Pd.



KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PANCA BHAKTI RAKIT 2017



VERIFIKASI BAHAN AJAR



Pada hari ini Senin tanggal dua bulan Oktober tahun 2017 Bahan Ajar Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Sekolah SMK Panca Bhakti Rakit telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan



Banjarnegara, Oktober 2017 Ketua Jurusan/ Ketua Program Keahlian



Penulis,



Wawan Kurniawan, S.Pd.



Suwondo, S.Pd.



ii



PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena dengan taufik dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan modul ini guna perencanaan dalam kegiatan pembelajaran pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Modul Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan adalah salah satu modul yang dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar siswa SMK Program Keahlian: Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan untuk mencapai salah satu kompetensi yang harus dikuasainya. Di dalam modul ini siswa dapat belajar tentang mendiagnosis kerusakan dan memperbaiki sistem pengisian. Dari kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa



seperti uraian tersebut, maka proses belajar dibagi dalam tahapan-tahapan seperti berikut: Kegiatan belajar pengetahuan, siswa mempelajari Menentukan cara pemeriksaan kerusakan sistem pengisian dan mendeteksi letak kerusakan sistem pengisian. Sedangkan kegiatan belajar praktik, siswa belajar tentang memperbaiki sistem pengisian dan mengontrol hasil perbaikan sistem pengisian.



Pada setiap akhir materi akan diberikan rangkuman yang berisi intisari dari materi, serta tugas-tugas yang terkait dengan materi. Selanjutnya disampaikan soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa serta kunci jawabannya. Untuk melatih ketrampilan disediakan lembar pekerjaan sebagai pedoman untuk praktik. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat bagi yang memerlukan. Semarang, Penulis



iii



DESKRIPSI MATA PELAJARAN A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 1. Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. 2. Melaksanakan tugas diagnosa kerusakan sistem pengisian dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas diagnosa kerusakan system pengisian di bawah pengawasan langsung. Kompetensi Dasar 3.14 Mendiagnosis kerusakan sistem pengisian 4.14 Memperbaiki sistem pengisian B. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.14.1 Menentukan cara pemeriksaan kerusakan sistem pengisian 3.14.2 Mendeteksi letak kerusakan komponen sistem pengisian 4.14.1 Memperbaiki kerusakan sistem pengisian



iv



4.14.2 Mengontrol hasil perbaikan sistem pengisian



C. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan observasi, diskusi, dan tanya jawab serta praktikum pada engine diharapkan peserta didik dapat: 3.14.1 Melalui menggali informasi dari referensi dan diskusi siswa dapat menentukan cara pemeriksaan kerusakan sistem pengisian sesuai buku literatur dengan teliti, santun, bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. 3.14.2 Melalui menggali informasi dari referensi dan diskusi siswa dapat mendeteksi letak kerusakan komponen sistem pengisian sesuai buku literatur dengan teliti, santun, bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. 4.14.1 Melalui praktik siswa dapat memperbaiki kerusakan sistem pengisian sesuai Service Manual dengan teliti, konsisten, rasa percayadiri, teliti dan disiplin 4.14.2 Melalui praktik siswa dapat mengontrol hasil perbaikan sistem pengisian sesuai Service Manual dengan teliti, konsisten, rasa percayadiri, teliti dan disiplin



v



DAFTAR ISI Sampul …………………………………………………………………….



i



Verifikasi Bahan Ajar ……………………………………………………



ii



Prakata ……………………………………………………………………



iii



Deskripsi Mata Pelajaran ………………………………………………..



iv



Daftar Isi ………………………………………………………………….



vi



BAB I



1



DIAGNOSA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGISIAN ………………………………….



A. Deskripsi Singkat …………………………………………………...



1



B. Tujuan Pembelajaran ………………………………………………..



1



C. Materi ……………………………………………………………….



1. Uraian Sistem Pengisian ………………………………….



2



2. Alur Analisis ……………………………………………...



3



3. Analisis kerusakan menggunakan analisis Fishbone …….



4



4. Pemeriksaan dan Perbaikan ……………………………… D. Rangkuman ………………………………………………………….



13



E. Latihan Soal …………………………………………………………



13



Daftar Pustaka ……………………………………………………………



14



vi



BAB I DIAGNOSA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGISIAN A. Deskripsi Singkat Modul Pemeliharaan kepala silinder ini membahas tentang diagnosa kerusakan sistem pengisian dan perbaikan sistem pengisian . Materi kompetensi yang terdapat pada modul ini merupakan sub kompetensi dari kompetensi pemeliharaan mesin kendaraan ringan secara keseluruhan. Apabila siswa menguasai sub kompetensi ini, akan mudah mempelajari sub kompetensi berikutnya. Setelah



melaksanakan



modul



ini



diharapkan



siswa



dapat



mendiagnosis kerusakan sistem pengisian serta dapat memperbaiki sistem pengisian. Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali siswa pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar terhadap perbaikan sistem pengisian, sehingga siswa memiliki kemampuan yang dapat diterapkan di dunia industri perotomotifan. Modul ini dibagi menjadi 2 kegiatan belajar yaitu: kegiatan belajar 1 mendiagnosis kerusakan sistem pengisian, kegiatan belajar 2 memperbaiki sistem pengisian. B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan: 1. Mampu mendiagnosis kerusakan sistem pengisian 2. Mampu memperbaiki sistem pengisian



1



C. Uraian Materi I.



Uraian Gangguan yang parah pada sistem pengisian akan menyebabkan kualitas kerja mesin berkurang karena energi listrik yang diberikan kurang. Gangguan tegangan dalam system pengisian akan menyebabkan banyak kerusakan diantaranya bola lampu-bola lampu putus atau rangkaian peralatan elektronik akan rusak karena sensitive terhadap kondisi tegangan tinggi. Oleh sebab itu pengetahuan menganalisis dan diagnosis kerusakan pada system pengisian adalah sangat penting untuk seorang ahli otomotif. Analisis kerusakan system pengisian adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mencari masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem pengisian. Gangguan ini merupakan suatu masalah yang timbul pada sistem pengisian dimana gangguan ini bisa menghambat atau menurunkan kondisi kerja sistem pengisian tersebut. Penekanan pada sub-bab ini adalah pengenalan untuk menambah pengetahuan mengenai prosedur kerja untuk mendiagnosis gangguan pada sistem pengisian. Kemudian sasaran dari pendiagnosaan ini adalah untuk menentukan letak gangguan dengan mempertimbangkan prosedur yang cocok sesuai dengan standar operation prosedur (SOP). Materi yang akan dijelaskan pada sub-bab ini yaitu mengenai Cara mendiagnosis kerusakan, Pemeriksaan



komponen-komponen,



Memperbaiki



kerusakan



atau



gangguan, Perawatan komponen. II. Alur analisis



Gambar 1. Diagram alur analisis



2



III. Analisis kerusakan menggunakan analisis Fishbone 1.    Pengisian rendah



Gambar 2. Diagram Fishbone pengisian rendah a. Tali kipas Kendor Apabila tali kipas terpasang defleksinya terlalu kendor maka putaran yang diteruskan ke pulley alternator tidak akan sempurna akibatnya kemagnetan pada rotor coil tegangannya akan dibangkitkan oleh startor kurang kuat karena tegangan yang dihasilkan alternator sangat dipengaruhi oleh kemagnetan rotor coil dan dan besarnya putaran rotor coil, akibatnya alternator hanya membangkitkan



tegangan



dalam



jumlah



sedikit



sehingga



pengisianpun rendah. Penyebab



:Baud



pengikat



pengencangan ketegangan



tali



alternator yang kipas



kendor



kurang. kurang,



akibat



Kemudian maka



akan



menimbulkan bunyi dan slip. Penyelesaian



: Kencangkan baut-baut pengikat dan stel defleksi tali kipas.



3



b.    Alternator Diode terbakar (rectifier mengalami ganguan) Apabila salah satu diode ada yang terbakar maka arus dari tegangan yang dibangkitkan akan tidak tersearahkan sehingga arus tidak bisa dialirkan, akan tetapi jika hanya beberapa diode yang putus hal tersebut akan mempengaruhi besarnya kecilnya pengisian karena arus hanya sebagian yang disearahkan. Penyebab



: Diakibatkan karena kemampuan diode sudah menurun atau karena ada arus yang melebihi kapasitas atau karena terjadi hubungan singkat yang menyebabkan diode terputus.



Penyelesaian



: Ganti rectifier dengan yang baru.



Startor Coil Putus Apabila kumparan dari startor coil ada yang putus sebagian maka kemagnetan tidak akan sempurna terjadi pada startor coil akibatnya tegangan yang dibangkitkan akan menjadi rendah. Penyebab



: Diakibatkan oleh adanya isolator yang terlepas yang



mengkibatkan



hubungan



singkat



dan



menyebabkan satartor coil putus. Penyelesaian



: Ganti startor dengan yang baru.



Slipring Kotor Atau Aus Apabila slip ring kotor atau aus maka arus yang dialirkan ke rotor coil tidak akan sempurna, tetapi hanya sebagian arus yang dapat dialirkan ke rotor coil jumlahnya sangat sedikit akibatnya kemagnetan pada rotor coil akan kecil sehingga pengisian akan menjadi rendah. Penyebab



: Disebabkan oleh serbuk brush yang aus, karena saling bergesekan dengan slip ring.



Penyelesaian



: Bersihkan slip ring dari kotoran.



c.    IC regulator MIC rusak Apabila rusak kotor maka kotoran yang mengendap akan menjadi hambatan akibatnya arus yang mengalir akan sebagian



4



tertahan sehingga arus yang mengalir pada sistem sangat kecil akibatnya kemagnetan rotor coil juga kecil sehingga tegangan yang dibangkitkan oleh alternator juga kecil sehingga pengisian menjadi rendah. d.   Baterai Lemah apabila baterai lemah maka arus yang mengalir ke terminal IG kecil sehingga arus yang masuk ke rotor coil sedikit akibatnya kemagnetan pada rotor coil menjadi kecil, akibatnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator menjadi kecil dan pengisian menjadi rendah. Penyebab



: Tegangan baterai kurang dari 12 V, Terjadi self discharging, Sistem pengisian tidsak bekerja, Air uccu kurang, Berat jenis berkurang



Penyelesaian



: charging baterai



Terminal kotor Apabila terminal baterai kotor maka kotoran yang mengendap akan manjadi hambatan akibatnya arus yang dialirkan akan terhambat sebagian dan arus yang mengalir ke rotor coil menjadi sedikit akibatnya kemagnetan rotor coil menjadi kecil, sehingga tegangan yang dibangkitkan oleh alternator menjadi kecil dan pengisianpun menjadi rendah. Penyebab



:



Terdapat



air



pada



terminal



karena



tidak



dibersihkan baik ketika selesai mencuci maupun ketika melewati jalan yang tergenang sehingga air itu menjadikan terminal berkarat. Perawatan yang kurang sehingga adanya penumpukan kotoran pada terminal. Penyelesaian



: Bersihkan terminal dengan menggunakan amplas atau dengan kain.



5



e.    Wiring Socket kendor Apabila hubungan socket-socket kendor maka arus yang dialirkan tidak dapat sepenuhnya terhubung akibatnya arus yang mengalir ke rotor coil hanya separuhnya, akibatnya kemagnetan rotor coil menjadi kecil sehingga tegangan yang dibangkitkan kecil dan pengisianpun menjadi rendah. Penyebab



: Pemasangan tidak sempurna, Usia socket yang telah lama, Socket pecah



Penyelesaian



: Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket. Jika keadaan socket tiak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru



Hubungan ke masa kurang Apabila hubugan ke masa kurang maka kemagnetan rotor coil kecil, akibatnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator kecil sehingga arus untuk pengisianpun rendah juga. Penyebab



: Konektor longgar yang mengakibatkan arus yang terhubung ke masa kurang, Konektor terdapat kotoran yang menyebabkan arus ke masa tertahan.



Penyelesaian



: Perbaiki dan kencangkan konektor apabila ada kotoran maka bersihkan.



2.    Pengisian terlalu tinggi



Gambar 3. Diagram Fishbone pengisian terlalu tinggi



6



a.   Tegangan standar IC regulator pada alternator yang terlalu tinggi Apabila tegangan standar IC pada alternator tidak sesuai dengan spesifikasi maka IC tidak bisa mengatur arus dengan yang di standarkan. b.   IC Regulator rusak MIC rusak (arus IG tidak ada) Apabila MIC rusak atau jebol maka semua sistem tidak dapat bekerja dan arus tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil akibatnya tidak ada kemagnetan pada rotor coil sehingga alternator tidak dapat membangkitkan tegangan akibatnya tidak akan terjadi pengisian. Penyebab



: Diakibatkan oleh kelebihan tegangan yang masuk ke MIC, atau MIC terkena air akibatnya terjadi koslet.



Penyelesaian



: Ganti MIC dengan yang baru.



3.    Tidak ada pengisian



Gambar 4. Diagram Fishbone tidak ada pengisian



7



a.    Alternator Rotor coil putus Meski arus dari baterai diteruskan ke regulator kemudian ke rotor coil, alternator tetap tidak akan dapat membangkitkan tegangan karena arus yang mengalir tidak dapat diteruskan ke masa sehingga tidak terjadi kemagnetan pada rotor coil dan teganganpun tidak dapat dihasilkan dan pengisianpun tidak ada. Penyebab



: Diakibatkan karena kurang baik dalam perawatan, kemudian usia pemakaian yang sudah lama.



Penyelesaian: Ganti rotor dengan yang baru. Stator coil putus Apabila stator coil putus maka arus yang dibangkitkan tidak dapat dirubah menjadi arus DC dan arus yang dibangkitkan tidak dapat dialirkan. Sehingga tidak terjadi pengisian pada baterai. Penyebab



: Kurang baik dalam perawatan, usia pemakaian yang sudah lama.



Penyelesaian: Ganti stator dengan yang baru. Brush habis Apabila brush habis maka arus yang dialirkan dari terminal F regulator tidak dapat diteruskan ke rotor coil sehingga tidak ada arus yang masuk ke rotor coil sehingga kemagnetan pada rotor coil tidak ada, akibatnya alternator tidak bisa membangkitkan tegangan dan pengisianpun tidak ada. Penyebab



: Diakibatkan oleh usia pemakaian brush yang sudah lama karena brush terus bergesekan maka lama kelamaan brush akan habis.



Penyelesaian: Ganti brush dengan yang baru sesuai dengan ukuran yang dianjurkan. Diode putus Apabila diode putus maka tegangan yang dibangkitkan tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang dihasilkan dari rectifier, akibatnya pengisianpun tidak ada.



8



Penyebab



: Diakibatkan karena kemampuan diode sudah menurun atau karena ada arus yang melebihi kapasitas atau karena terjadi hubungan singkat yang menyebabkan diode terputus.



Penyelesaian: Ganti rectifier dengan yang baru. b.    IC regulator MIC rusak (arus IG tidak ada) Apabila MIC rusak atau jebol maka semua sistem tidak dapat bekerja dan arus tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil akibatnya tidak ada kemagnetan pada rotor coil sehingga alternator tidak dapat membangkitkan tegangan akibatnya tidak akan terjadi pengisian. Penyebab



: Diakibatkan oleh kelebihan tegangan yang masuk ke MIC, atau MIC terkena air akibatnya terjadi koslet.



Penyelesaian: Ganti MIC dengan yang baru. c.    Tali kipas Kendor Apabila tali kipas terpasang defleksinya terlalu kendor maka putaran yang diteruskan ke pulley alternator tidak akan sempurna akibatnya kemagnetan pada rotor coil tidak dapat dibangkitkan tegangannya oleh startor karena tegangan yang dihasilkan alternator sangat dipengaruhi oleh kemagnetan rotor coil dan besarnya putaran rotor coil, akibatnya alternator tidak dapat membangkitkan tegangan sehingga pengisianpun tidak ada. Penyebab



:Baud



pengikat



pengencangan



alternator yang



kendor



kurang.



akibat



Kemudian



ketegangan tali kipas kurang, maka akan menimbulkan bunyi dan slip. Penyelesaian: Kencangkan baut-baut pengikat dan stel defleksi tali kipas.



9



Putus Apabila tali kipas putus sama halnya dengan tali kipas kendor, apabila tali kipas putus maka tidak ada putaran pada pulley alternator dan rotor coil akibatnya tidak ada tegangan yang dibangkitkan oleh alternator sehingga pengisian tidak ada. Penyebab



:Usia pemakaian yang telah lama. Penggunaan tali kipas yang terlalu kencang (tali kipas terlalu kencang).



Penyelesaian: Gati tali kipas dengan yang baru. d.   Wiring Soket alternator kendor Apabila soket-soket pada alternator kendor terutama soket terminal F maka tidak akan ada arus yang mengalir ke rotor coil sehingga rotor coil tidak akan mengalami kemagnetan akibatnya tidak akan ada tegangan yang dibangkitkan sehingga tidak akan ada pengisian. Penyebab



: Pemasangan tidak sempurna, Usia socket yang telah lama, Socket pecah



Penyelesaian: Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket, Jika keadaan



socket



tidak



lagi



memungkinkan



sebaiknya diganti dengan yang baru Hubungan kabel dari voltage ke alternator putus Apabila hubungan dari voltage ke alternator terputus maka maka arus tidak dapat dialirkan ke alternator dan tidak ada juga arus yang masuk ke rotor coil sehingga tidak akan terjadi kemagnetan pada rotor coil akibatnya tidak ada tegangan yang dibangkitkan sehingga tidak ada pengisian. Soket regulator kendor Sama halnya dengan soket alternator kendor, arus tidak dapat dialirkan jika soket pada regulator juga kendor sehingga tidak ada arus yang masuk ke regulator apabila arus yang masuk ke regulator tidak ada maka arusyang masuk alternatorpun tidak



10



ada, akibatnya tidak akan ada tegangan yang dibangkitkan dan pengisian tidak akan terjadi. Penyebab



: Pemasangan tidak sempurna. Usia socket yang telah lama Socket pecah



Penyelesaian: Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket, Jika keadaan



socket



tiak



lagi



memungkinkan



sebaiknya diganti dengan yang baru IV. Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen 1.      Rotor a.   Ukur tahanan antar slip ring menggunakan multitester. Apabila tahanan melebihi standar maka ganti rotor dengan yang baru.



Gambar 5. Pemeriksaan open sircuit/terbuka rotor coil b.    Periksa bahwa tidak ada kontinuitas atau tidak ada hubungan antara slip ring dengan rotor core. Apabila ada kontinuitas ganti rotor coil dengan yang baru.



Gambar 6. Pemeriksaan ground test/hubungan dengan massa rotor coil



11



2.      Stator coil a.       Periksa hubungan antara stator coil dengan stator core.



Gambar 7. Pemeriksaan ground test/hubungan dengan massa stator coil b.      Periksa hubungan antar terminal stator coil



Gambar 8. Pemeriksaan open sircuit/terbuka stator coil 3.      Brush Periksa ketinggian minimum Brush dan bandingkan dengan spesifikasi. Apabila melebihi standar ganti brush dengan yang baru.



Gambar 9. Pemeriksaan panjang brush/sikat



12



4.      Brush Spring Ukur tekanan Brush spring menggunakan Spring preassure gauge.



Gambar 10. Pemeriksaan brush spring 5.      Rectifier Periksa hubungan antar sirkuit diode pada rectifier menggunakan multitester.



Gambar 11. Pemeriksaan rectifier 6.      Bearing Periksa bearing dari suara abnormal (kebisingan), kelonggaran, dan macet.



Gambar 12. Pemeriksaan bearing



13



D. Rangkuman 1. Sistem pengisian berfungsi mengembalikan tegangan baterai agar selalu terisi penuh setelah digunakan pada sistem-sistem kelistrikan pada mobil. 2. Komponen-komponen



sistem



pengisian



konvensional



antara



lain



Alternator, Regulator, Kunci kontak dan Baterai. 3. Gangguan-gangguan yang timbul pada sistem pengisian adalah tidak adanya pengisian, pengisian terlalu rendah, pengisian tinggi, adanya suara tidak normal pada alternator dan lampu pengisian mengalami gangguan. 4. Perawatan yang harus dilakukan pada sistem pengisian adalah periksa kekencangan V belt, periksa dan bersihkan kontak point pada regulator dan bersihkan terminal batterai terminal alternator dan regulator E. Latihan Soal 1. Sebutkan 5 bagian – bagian dari alternator dan jelaskan masing -masing fungsinya . 2. Jelaskan fungsi alternator pada mobil .! 3. Jelaskan fungsi sikat /brush pada alternator. 4. Apa fungsi stator pada alternator? 5. Apa akibatnya ,jika salah satu diode pada alternator rusak /putus? 6. Pada saat mesin hidup, kadang - kadang lampu charge menyala. Jelaskan ! Kunci Jawaban : 1. 5 bagian - bagian dari alternator dan fungsinya : a. Rotor berfungsi untuk membentuk medan magnet pada kuku rotor alternator b. Stator berfungsi untuk membangkitkan tegangan listrik arus bolak-balik 3 phase. c. Diode berfungsi untuk menyearahkan arus bolak-balik 3 phase menjadi arus searah . d. Kipas pendingin berfungsi untuk mendinginkan diode penyearah



14



e. Roda puli berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke rotor pada alternator. 2. Tugas alternator pada mobil adalah:sebagai sumber energi listrik untuk kebutuhan listrik dalam mobil. Seperti Sistem penerangan, sistem pengapian,sistem AC,sistem audio .Dan pengisian baterai agar isi baterai selalu penuh dan siap di pergunakan sebagai energy listrik. 3. Fungsi sikat atau brush pada alternator ,adalah meneruskan arus listrik dari kunci kontak ke rotor pada alternator, sehingga rotor menjadi magnit. 4. Fungsi stator pada alternator adalah:untuk menghasilkan arus listrik 3 phase 5. Jika salahsatu diode alternator rusak akibatnya adalah:arus yang di hasilkan oleh alternator akan menurun kapasitasnya. 6. Pada saat mesin hidup kadang – kadang lampu charge menyala. Hal ini disebabkan bahwa alternator tidak membangkitkan listrik



15



Daftar Pustaka Amirono. 2016. Perbaikan Sistem Pengapian, Sistem Starter dan Pengisian. Malang : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan



Anonim, 1994. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor Anonim, 1981. Pedoman Reparasi Mesin Seri K. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor



.



16