Batuan Sedimen Klastik Dan Non Klastik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BATUAN SEDIMEN II



A.



Pembentukan Batuan Sedimen Batuan sedimen yang terbentuk akibat proses sedimentasi, dalam hal ini



pelapukan, transportasi dan pengendapan yang prosesnya berkesinambungan akan mempengaruhi penggolongan batuan sedimen. Pada proses pelapukan terbagi menjadi dua jenis pelapukan yaitu secara kimiawi atau dekomposisi dan secara mekanis atau disintegrasi. Proses pelapukan kimiawi yang meliputi dari proses pelarutan, yaitu penghancuran material oleh air, contohnya material yang berasal dari organisme laut terlarutkan oleh air laut. Kemudian proses dehidrasi yang dimana kondisi kadar air berkurang, lalu terakhir proses karbonisasi dimana pembentukan mineral karbonat yang pada akhirnya menjadi semen pada batuan sedimen. Proses pelapukan mekanis hanya terjadi secara dua tahapan yaitu pemecahan dan pelapukan yang dipengaruhi oleh angin, air ataupun sinar matahari. Dari proses pelapukan atau genesanya, batuan sedimen dapat diklasifikasikan yaitu secara mekanis dan kimiawi. Namun beberapa ahli geologi juga menyatakan ada batuan sedimen organik, yaitu proses keterbentukannya dibantu oleh organisme, hampir menyerupai proses kimiawi. Proses transportasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi mineral penyusun batuan sedimen baik itu berupa mineral stabil, mineral tak stabil dan campuran kedua mineral tersebut. Mineral penyusun batuan sedimen meliputi mineral kuarsa, terdapat pada batu lanau, serpih, dan patu pasir kuarsa. Mineral feldspar, terdapat pada batu lanau dan serpih sebagai mineral autigen, terdapat pada batu pasir sebagai komponen detritus. Mineral mika, yang merupakan campuran mineral biotit dan muskovit sebagai mineral autigen atau klastika. Namun di alam pada batuan sedimen jarang ditemukan mineral biotit. Mineral berat, mineral ini umumnya terdapat pada batuan beku namun dapat bertahan pada proses sedimentasi, contohnya rutil, zirkon, garnet, topaz, magnetit. Mineral lempung, kelompok mineral dengan kristal sangat kecil, biasanya dapat dilihat dengan mikroskop, merupakan gabungan dari alumina sheet dan silica sheet. Oksida besi dan alumina, hasil pelapukan dari bauksit, limonit, gibsit, magnetit dan hematit. Mineral karbonat, mineral yang mempunyai kandungan karbonat



dengan unsur Ca maupun Mg, seperti kalsit dan dolomit pada batuan sedimen. Mineral silika, pada umumnya berbentuk kuarsa, namun karena terjadi pengendapan dapat berubah menjadi opal, tridimit dan kristobalit. Mineral silikat, mineral sisa pelapukan seperti feldspar autigen. Mineral golongan sulfida, halida, dan fosfat yang keterdapatannya sangat sedikit pada batuan sedimen. Proses pengendapan yang terjadi pada daerah yang berbentuk cekungan dimana material yang mempunyai berat jenis lebih besar dari material lain akan tertumbuk terlebih dahulu pada zona pengendapan dibandingkan dengan material dengan berat jenis lebih kecil. Proses pengendapan ini bahan akan terkontaminasi



material-material



lain



yang



terdapat



di



alam



sehingga



mempengaruhi tekstur batuan yang terbentuk. Proses pengendepan identik dengan litifikasi, yaitu proses pemadatan atau pengompakan material dan diagenesa, yaitu pembentukan batuan untuk kedua kalinya, pembentukan pertama merupakan pembentukan batuan induk itu sendiri.



Sumber: riachr.wordpress



Gambar 1 Lingkungan Pengendapan



B.



Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan Pembentukan Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan genesanya dan



berdasarkan proses pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya, dibagi menjadi 2, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik. Berdasarkan genesanya, batuan sedimen dibagi menjadi 3, yaitu sedimen kimiawi, sedimen mekanis dan sedimen organik. Perbedaan yang jelas dari sedimen klastik dan non klastik yaitu pada butir, sedimen klastik mempunyai ukuran butir dan bentuk butir sedangkan non klastik tidak mempunyai keduanya.



1.



Batuan Sedimen Klastik Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil



penghancuran batuan lain, kemudian mengalami proses transportasi dan pengendapan. Batuan sedimen klastik didasarkan pada ukuran butir, mengacu pada skala Wentworth. Batuan sedimen klastik terdiri dari fragmen dan matriks, fragmen adalah butir itu sendiri sedangkan matriks adalah yang mengikat semua fragmen yang terdapat pada batuan. Contoh batuan sedimen klastik yaitu batu pasir, batu lempung, batu serpih, breksi dan konglomerat. 



Batu pasir (sandstones), batu yang terdiri dari partikel pasir berukuran mineral, batu maupun bahan organik, mempunyai matriks dan semen yang mengikat butiran pasir. Batu pasir merupakan batuan sedimen yang ada di semua cekungan sedimen di seluruh dunia.



Sumber: geology.com



Foto 1 Batu Pasir







Batu lempung, batu yang terangkai oleh mineral silikat dari hasil peleburan ataupun pelapukan batuan silika.



Sumber: geology.com



Foto 2 Batu Lempung







Batu serpih, batuan sedimen yang berbutir halus yang terbentuk dari kompaksi lumpur, mempunyai ciri khas yaitu berlaminasi.



Sumber: geology.com



Foto 3 Batu Serpih







Breksi, batuan sedimen klastik yang mempunyai fragmen besar bersudut, ruang antar fragmen diisi oleh matriks yang berukuran kecil atau semen yang saling mengikat.



Sumber: geology.com



Foto 4 Breksi







Konglomerat, batuan yang mempunyai fragmen besar membundar.



Sumber: geology.com



Foto 5 Konglomerat



2.



Batuan Sedimen Non Klastik Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk akibat



proses kimiawi maupun organik, ataupun dari proses penghabluran, dapat juga dari proses biokimia yang disebabkan oleh organisme yang terdapat pada saat proses pembentukan batuan sedimen. Batuan sedimen non klastik dicirikan tidak mempunyai butir, baik bentuk butir maupun ukuran butir, contohnya adalah batu gamping.



Sumber: geology.com



Foto 6 Batu Gamping



C.



Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan Genesanya Berdasarkan genesanya, batuan sedimen dibagi menjadi 3 jenis batuan



yaitu batuan sedimen mekanis, batuan sedimen kimiawi dan batuan sedimen organik. 



Batuan sedimen mekanis, keterbentukannya dipengaruhi oleh faktor mekanik seperti suhu dan sinar matahari.







Batuan sedimen kimiawi, keterbentukannya dipengaruhi oleh proses reaksi kimia.







Batuan sedimen organik, keterbentukannya dipengaruhi oleh makhluk hidup seperti lumut, fosil tumbuhan. Batuan sedimen organik yang terkenal adalah batu bara yang terbentuk



dari fosil-fosil tumbuhan yang mengendap di rawa-rawa. Kemudian ada juga yang dikenal dengan kerangka kersik, bangkainya yang tertimbun di laut sehingga membentuk batuan sedimen, lalu ada karang yang dibangun oleh binatang koral. Pada dasarnya batuan sedimen organik dan batuan sedimen kimiawi saling berkaitan.



Sumber: suaratambang.com



Foto 7 Batubara



D.



Tekstur Batuan Sedimen 



Besar butir, menggunakan Skala Wentworth.







Pemilahan, terdiri dari pemilahan baik dan pemilahan buruk.







Kebulatan, terdiri dari membundar baik, membundar, membundar tanggung, menyudut tanggung, dan menyudut.







Porositas, terdiri dari porositas baik, sedang dan buruk.







Kekompakan, terdiri dari padat, lunak, mudah hancur.







Kemas, terdiri dari kemas terbuka dan kemas tertutup.



E.



Struktur Batuan Sedimen 



Perlapisan, menunjukkan perbedaan besar butir.







Perlapisan bersusun, perlapisan butir kasar hingga halus.







Perlapisan silang siur, lapisan yang berpotongan berlainan sudut.







Gelembur gelombang, perlapisan yang bergelombang.



Sumber: fossilaustralia.com



Foto 8 Graded Bedding



KESIMPULAN



Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, termasuk pelapukan, pengangkutan dan pengendapan dapat mengklasifikasikan batuan sedimen dari proses pelapukan, yaitu pelapukan secara mekanis dan kimiawi. Batuan sedimen yang proses pelapukannya secara mekanis berarti termasuk batuan sedimen klastik yang dimana mempunyai butir, sedangkan batuan sedimen yang proses pelapukannya secara kimiawi maka batuan sedimen tersebut termasuk batuan sedimen non klastik yang tidak mempunyai butir. Ada pula batuan sedimen organik yang proses sedimentasinya dipengaruhi oleh organisme, yang paling terkenal dari batuan sedimen organik yaitu batubara. Pengangkutan yang akhirnya mempengaruhi mineral yang terbentuk berupa mineral stabil dan mineral tak stabil atau gabungan diantara keduanya, pada dasarnya mineral penyusun batuan sedimen hampir sama dengan mineral penyusun batuan beku. Proses pengendapan yang terjadi pada daerah yang berbentuk cekungan dimana material yang mempunyai berat jenis lebih besar dari material lain akan tertumbuk terlebih dahulu pada zona pengendapan dibandingkan dengan material dengan berat jenis lebih kecil. Tekstur batuan sedimen dan struktur batuan sedimen adalah parameter untuk pendeskripsian batuan sedimen.



DAFTAR PUSTAKA



Atmanto, Kukuh, 2012. ”Batuan Sedimen Klastik dan Non Klastik”, http://atmantokukuh.blogspot.co.id/2012/11/batuan-sedimen-klastikdan-nonklastik.html. Diakses tanggal 1 Desember 2015 pukul 20.00 WIB. (Referensi Internet) Nawipa,



Demianus,



2013.



“Tekstur



Batuan



Sedimen”,



https://demimaki.wordpress.com/geologi/petrologi/tekstur-batuansedimen/. Diakses tanggal 1 Desember 2015 pukul 19.00 WIB. (Referensi Internet) Pratama,



Rizki,



2014.



”Struktur



Batuan



Sedimen”,



http://rhaydenmazzrhezky.blogspot.co.id/2014/06/struktur-batuansedimen.html. Diakses tanggal 2 Desember 2015 pukul 21.00 WIB. (Referensi Internet) Setiawan,



Agnas,



2013.



”Jenis



Batuan



Sedimen”,



http://geograph88.blogspot.co.id/2013/03/jenisbatuan-sedimen.html. Diakses tanggal 2 Desember 2015 pukul 21.00 WIB. (Referensi Internet)



https://www.academia.edu/19403763/Batuan_Sedimen_Klastik_dan_Non_Klastik