Batuk Darah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENGENAL BATUK DARAH Batuk darah atau hemoptisis adalah keadaan ketika seseorang mengalami batuk yang disertai darah. Batuk darah sendiri merupakan suatu bentuk gejala yang bisa timbul akibat sejumlah kondisi. Jika batuk darah dialami oleh kalangan usia muda yang memiliki riwayat kesehatan baik, biasanya itu bukan merupakan pertanda dari suatu penyakit serius. Akan tetapi, jika yang mengalaminya adalah orang-orang berusia lanjut atau diketahui memiliki kebiasaan merokok, maka ada kemungkinan bahwa batuk darah merupakan gejala dari suatu penyakit serius.



Ciri-ciri darah dalam kasus batuk darah bisa bermacam-macam, ada yang berwarna merah muda atau merah terang, dan ada juga yang memiliki tekstur berbusa atau bahkan bercampur dengan lendir.Darah tersebut biasanya berasal dari paru-paru akibat infeksi atau batuk berkepanjangan. Sedangkan darah yang berwarna gelap dan disertai noda hitam seperti bubuk kopi kemungkinan berasal dari saluran pencernaan. Kondisi tersebut cukup serius dan memerlukan penanganan medis secepatnya. Begitu pula jika seseorang mengalami: 



Batuk disertai dengan dahak bercampur darah.







Batuk dengan volume darah cukup banyak.







Batuk darah disertai penurunan nafsu makan dan berat badan.







Batuk darah disertai dengan gejala sesak napas, demam lebih dari 38 derajat Celsius, pusing, berkeringat di malam hari, dan nyeri dada.







Batuk darah disertai dengan urine atau kotoran yang juga bercampur dengan darah.







Batuk darah yang berlangsung lebih dari seminggu.







Batuk darah yang sering muncul dan hilang.







Penyebab batuk darah Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan batuk darah di antaranya adalah: Bronkitis. Bronkitis merupakan peradangan pada jaringan paru-paru , dan merupakan penyebab batuk darah yang paling sering. Batuk berdarah yang disebabkan oleh kondisi ini biasanya tidak berbahaya atau bahkan mengancam nyawa.







Bronkiektasis. Selain batuk darah, jenis penyakit paru-paru ini juga menyebabkan penumpukan lendir di dalam saluran napas.







Infeksi paru. Selain batuk darah, penderita kondisi ini akan mengeluarkan dahak



 



berwarna kekuningan atau bernanah, serta sesak napas yang disertai demam Edema paru atau penumpukan cairan. Batuk berdarah biasanya terjadi pada penderita yang juga terdiagnosis memiliki masalah pada jantung. Darah yang keluar saat batuk







akanmemiliki tekstur berbusa dan berwarna merah muda Trombosis atau penggumpalan darah. Selain batuk darah, kondisi ini dapat







menyebabkan nyeri dada dan sesak napas secara tiba-tiba. Tuberkulosis atau TBC. Ini merupakan golongan infeksi paru-paru parah. Selain batuk







darah, TBC juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami demam dan berkeringat berlebihan. Kanker paru-paru. Gejala utama dari , terutama pada stadium akhir, adalah batuk darah,



      



mengi, serta sesak napas. Luka berat, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas atau terkena senjata. Penyakit autoimun, seperti lupus, granulomatosis Wegener, atau sindrom Churg-Strauss. Gagal jantung kongestif, terutama karena stenosis mitral. Batuk parah berkepanjangan. Efek samping obat-obatan pengencer darah. Efek samping penggunaan narkoba. Varises bronkial. Batuk darah bisa terjadi karena pecahnya varises bronkial, pada penderita sirosis hati dan keadaan hipertensi portal lainnya. Selain kondisi-kondisi tersebut, batuk darah juga bisa disebabkan oleh pendarahan di dalam tenggorokan, mulut, atau hidung yang bercampur dengan air liur ketika penderitanya batuk.







Diagnosis batuk darah Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus batuk darah bertujuan untuk mencari tahu penyebab dari kondisi tersebut, mengukur tingkat perdarahan, dan mewaspadai adanya risiko gangguan pernapasan. Diagnosis bisa didapat oleh dokter melalui gejala yang diperlihatkan oleh pasien, riwayat kesehatan mereka, serta melalui beberapa tes lanjutan seperti: Pemeriksaan sampel dahak. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan sampel







dahak apabila batuk darah yang Anda alami diduga disebabkan oleh infeksi. Sampel dahak ini akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Pemeriksaan darah. Tes ini sebenarnya mencakup banyak hal. Selain kadar sel darah merah dan putih, dokter juga dapat mengukur elektrolit serta fungsi ginjal pasien melalui pemeriksaan zat kimia darah. Dokter juga dapat mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam darah melalui pemeriksaan yang dinamakan oksimetri nadi dan analisis gas darah. Selain itu, dokter juga dapat mengukur kemampuan darah dalam membeku melalui tes koagulasi.







Pemeriksaan foto Rontgen pada dada. Melalui pemindaian ini, dokter dapat







mengetahui adanya masalah pada saluran pernapasan bawah dan paru-paru, seperti infeksi atau penumpukan cairan di dalam paru-paru. Bronkoskopi. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan alat yang disebut endoskop ke







dalam saluran pernapasan melalui mulut atau hidung. Alat berbentuk selang yang dilengkapi kamera ini akan membantu dokter mengetahui penyebab batuk darah. CT scan. Pemindaian ini bertujuan menghasilkan gambar dari struktur dada secara







terperinci. Pemeriksaan urine. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kondisi yang tidak normal yang menjadi penyebab batuk darah.







Pengobatan batuk darah Pengobatan batuk darah harus didasarkan pada penyebabnya. Selain menghentikan batuk darah, tujuan pengobatan sendiri adalah menyembuhkan kondisi yang mendasarinya. Beberapa jenis penanganan batuk darah meliputi: Pemberian antibiotik untuk infeksi paru-paru akibat bakteri, seperti tuberkulosis atau







Pemberian steroid jika batuk darah disebabkan oleh radang.







Terapi radiasi atau kemoterapi jika batuk darah disebabkan oleh kanker paru-paru.







Embolisasi arteri bronkial jika batuk darah terjadi akibat pendarahan di dalam arteri. Melalui metode ini, dokter akan memblok arteri yang bermasalah dengan menggunakan suatu zat atau bahkan kumparan logam dan mengalihkan peredaran darah ke arteri lain yang lebih sehat. Identifikasi sumber pendarahan dapat dibantu dengan kateter melalui monitor.







Operasi untuk menangani gejala batuk darah akibat kondisi yang mengancam nyawa, misalnya operasi pengangkatan paru-paru pada penyakit paru-paru parah.







Bronkoskopi untuk mengatasi batuk darah dengan mengembangkan sebuah balon di dalam jalan napas yang bertujuan menghentikan perdarahan. Penatalaksanaan Penatalaksanaan tergantung beratnya perdarahan yang terjadi. Perdarahan yang massif dan mengancam jiwa penderita memerlukan usaha yang agresif-invasif, sedang perdarahan yang tidak massif dapat ditangani secara konvervatif. Selain jumlah perdarahan, juga perlu dipertimbangkan keadaan klinis, perdarahan cenderung berhenti atau bertambah, tanda-tanda asfiksia, gangguan faal paru, kadar hemoglobin dll. Tatalaksana konservatif Tatalaksana ini bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi dan mengganti darah yang hilang dengan transfusi atau pemberian cairan pengganti. Hal-hal yang perlu dilakukan pada upaya konservatif antara lain:







Menenangkan penderita sehingga perdarahan lebih mudah berhenti. Penderita tidak perlu takut membatukkan darah yang ada di saluran napasnya







Penderita berbaring dengan posisi bagian yang sakit di bawah dan sedikit trendelenberg, terutama apabila reflex batuknya tidak adekuat







Jaga jalan napas tetap terbuka. Bila terdapat tanda-tanda sumbatan jalan napas perlu dilakukan pengisapan. Pengisapan dengan bronkoskop lebih baik namun perlu ketrampilan khusus. Bila perlu pasang pipa endotrakeal. Pemberian oksigen tidak selalu diperlukan dan hanya berarti bila jalan napas telah bebas hambatan atau sumbatan.







Pasang IV line untuk penggantian cairan maupun untuk pemberian obat parentral







Pemberian obat hemostatik belum jelas manfaatnya pada penderita hemoptisis. Meskipun demikian dapat diberikan asam traneksamat, karbazokrom, atau koagulan lain, vitamin K atau vitamin C baik secara bolus intravena maupun perdrip.







Obat sedasi ringan dapat diberikanbila penderita gelisah. Obat penekan reflex batuk hanya diberikan apabila terdapat batuk yang berlebihan dan merangsang timbulnya perdarahan lebih banyak, dianjurkan kodein-sulfat 10-20 mg peroral tiap 3-4 jam.







Transfusi darah diberikan bila hematokrit turun di bawah nilai 25-30% atau Hb di bawah 10 gr% sedang perdarahan masih berlangsung. Tindakan operasi Operasi pada penderita batuk darah dapat dilakukan secara elektif atau cito (segera). Operasi cito dilakukan bila memenuhi persyaratan batuk darah massif, salah satu pedoman yang digunakan adalah: Batuk darah lebih dari 600 cc/24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti Batuk darah antara 250-600 cc/24 jam, kadar hemoglobin kurang dari 10 gr% dan batuk darah masih berlangsung terus Batuk darah antara 250-600 cc/24 jam, kadar hemoglobin lebih dari 10 gr% dan dalam pengamatan 48 jam batuk darah masih berlangsung. Sebelum melakukan pembedahan, sumber atau asal perdarahan harus sudah diketahui dengan pemeriksaan bronkoskopi, bila perlu dilakukan di atas meja operasi. Toleransi operasi harus mendukung, dapat dinilai dari anamnesis, foto toraks dan bila mungkin pemeriksaan spirometri atau analisis gas darah.



1. 2. 3.