Best Practice Dalam Tugas Pembelajaran Di Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Seiring dengan hal itu , batang tubuh UUD 1945 Pasal 31 ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia." Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal 28, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, dapat dipahami secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan manapun, secara yuridis formal dituntut harus diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan pendidikan yang berlaku di Indonesia, mengindikasikan pentingnya diterapkan strategi pembelajaran yang memperdayakan peserta didik. Dalam konteks ini, PAKEM sebagai salah satu pembelajaran yang telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan



2



implementasinya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia, memiliki singgungan dan relevansi yang kuat terhadap apa yang menjadi tuntutan yuridis formal ini (Ismail, 2008: 49-50). Prinsip pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) di antaranya adalah membentuk siswa berpikir secara logis, kritis, kreatif inovatif, memecahkan masalah serta berkomunikasi melalui berbagai media. Seirama dengan harapan tersebut, perlu adanya upaya agar siswa memiliki kecakapan hidup, yang dapat diupayakan melalui jalur pendidikan berdasarkan pencapaian standar kompetensi yang dicapai siswa. Di SD Negeri Ciracas 04 Pagi Jakarta Timur, motivasi siswa dalam melakukan pembelajaran masih kurang antusias. Hal tersebut ditunjukkan oleh perilaku siswa di dalam kelas ketika mengikuti pembelajaran karena masih banyak yang tidak konsentrasi, ‘ngobrol’, bercanda, bahkan jalan-jalan di antara kelompok, kadang banyak juga siswa yang tidak tahu apa yang harus dikerjakan, objek yang harus diamati. Masalah-masalah yang timbul dalam diri anak disebabkan perceraian dan kemiskinan menjadi trend zaman sekarang. Masalah dan konflik dalam keluarga anak akan berakibat terhadap masalah belajar baik bagi dirinya sendiri dan masalah di kelas, kenakalan remaja karena lingkungan yang keluarga dan masyarakat yang kurang mendukung yang jika dibiarkan menjadi putus sekolah. Dalam hal ini peran pendidik menjadi sangat berharga untuk membangkitkan motivasi belajarnya anak agar anak lebih bergairah dan antusias dalam belajar dan menggapai masa depannya. Tugas guru adalah mempersiapkan siswa siswi kita agar mampu menghadapi tantangan yang ada di masa datang. Dalam abad ini terjadi perubahan yang sangat besar dan sangat berbeda dengan masa lalu. Guru sebagai ujung tombak Pendidikan seyogiannya mampu memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan yang tidak hanya memikirkan jabatan dan profesi namun lebih pada penyelesaian masalah sehari-hari ( Buchori:21). Era ini adalah era digital dan siswa SD



3



adalah penduduk aslinya ( digital natives ) para guru adalah penduduk pendatang ( digital immigrant ). Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010:133) menyatakan bahwa pakem merupakan singkatan dari pembelajaran, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sedangkan Mohammad Jauhar (2011:5) menyatakan bahwa pakem dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis, dan berfikir kreatif. Selanjutnya Winastwan Gora dan Sunarto (2010:5) menyatakan bahwa pakem adalah sebuah pendekatan pembelajaran bukan strategi atau metode pembelajaran, dan Mohammad Syaifuddin (2008:4) menyatakan pakem adalah pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kreativitas sehingga proses pembelajaran efektif dalam suasana menyenangkan.



Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa guru harus mampu mengembangkan pembelajarannya dengan kemampuan anak sebagai digital native



untuk mewujudkan



belajar aktif, kreatif, menyenangkan,



menggunakan teknologi informasi dan komputer yang nantinya akan membuat anak berfikir kritis dan kreatif. Membaca adalah salah satu strategi dalam belajar dan belajar itu sendiri diwajibkan bagi laki-laki dan perempuan. Musuh utama kita adalah kebodohan dan untuk melawan kebodohan tentu saja melalui pendidikan. Pendidikan punya induk yaitu “membaca”. Selain membiasakan diri dalam membaca dan belajar, maka kita juga perlu beraktifitas atau bekerja. Dalam ajaran agama Islam dikatakan bahwa “jika kamu bekerja, maka cukupkanlah, bila selesai dalam satu pekerjaan maka pindah pada pekerjaan yang lain”. Selanjutnya dikatakan bahwa kita perlu untuk memiliki percaya diri yang baik. Seseorang yang memiliki percaya diri yang mantap maka ia berarti punya filsafat atau moto hidup yaitu “ yes I can and yes I will ” Dan meminjam pepatah asing yang berbunyi “ if there is a will so there is a way” Bahwa seorang guru mutlak untuk memiliki karakter. Guru yang berkarakter harus memiliki “kemandirian, profesional dan percaya diri’. Atau dalam program sertifikasi sekarang dikatakan bahwa setiap guru mutlak untuk



4



memiliki 4 kompetensi; kompetensi paedagogik, kompetensi professional, kompetensi pribadi dan kompetensi sosial. Yang terpenting kita harus mampu menjadi diri sendiri- be ourself- kita harus menjadi yang terbaik- Ya menjadi yang terbaik dalam hidup kita. ”Maka untuk itu selalulah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman” Pemberian sarana dan prasarana berupa alat peraga pembelajaran dari Dinas Pendidikan dan Kementrian Pendidikan Nasional sejatinya bukan menjadi pajangan di dalam perpustakaan atau laboratorium kelas namun harus dimanfaatkan



sebagai



alat



untuk



pengembangan



pembelajaran



dan



pengembangan diri para pendidik di sekolah. Banyak guru yang tidak mau tahu tentang barang-barang peraga yang secara gratis sudah bisa digunakan untuk pembelajarannya, pada kenyataanya kepala sekolah sudah memberikan motivasi penggunaan tetap saja tidak digunakan, hebatnya lagi ada juga kepala sekolah yang juga tidak terlalu memusingkan hal ini alias didiamkan saja. Sekaranglah saatnya para guru berfikir bagaimana teknologi dapat menolong mereka, khususnya dalam pemanfaatannya dalam mewujudkan PAKEMATIK ( Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan Memanfaatkan Teknologi Informasi Komunikasi ) di dalam kelas. Teknologi Informasi harus diposisikan sebagai ‘alat’ mewujudkan tujuan pembelajaran. Di dalam kelas para siswa tidak belajar tentang teknologi walaupun secara tidak langsung siswa akan memberikan pengalaman menggunakan teknologi informasi dalam menyelesaikan permasalah sehari-hari. Jadi teknologi adalah hanya salah satu alat pencapaian tujuan bukan segala-galanya. Hadirnya pendekatan Pakematik dapat memberikan ide bagi sekolah dan staf pengajar untuk mengantarkan siswa ke arah yang lebih baik, “ sadar akan kebutuhan untuk membekali anak didik sesuai zamannya” agar mereka siap dalam menghadapi tantangan di masa depan.



5



B. Masalah yang dihadapi 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas yang masih rendah, diantaranya terlihat tidak serius, bercanda dengan teman, mengalihkan pandangan ke hal lainnya, tidak focus pada situasi pembelajaran, tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan dalam pembelajaran hanya 60% saja siswa yang memiliki motivasi belajar baik. b. Kedekatan dunia teknologi dan komputer di masa sekarang ini harus dimanfaatkan oleh pendidik dalam usaha tujuan pembelajarnnya, pendidik harus pandai memodifikasikan pembelajaranya dengan perkembangan teknologi dan informasi masa kini sehingga anak-anak merasa dekat dengan dunianya. Di sekolah banyak guru yang belum menguasai teknologi informasi dan komputer, karena TIK di masa sekarang



adalah



kebutuhan



guru



dalam



mengembangkan



pembelajarannya dan menyelsaikan tugas adminstrasinya. Guru baik senior apalagi yunior seharusnya memberdayakan dirinya agar dapat dekat dengan teknologi dan jadi alat bantu dalam bekerja dan berkarier. c. Gejolak sosial dan adanya penyimpangan perilaku sosial dalam keluarga ataupun masayarakat membuat banyak permasalahan prilaku dan masalah psikis di masa usia perkembangannya hal ini berpengaruh terhadap motivasi belajar dan masalah dalam belajarnya, diantaranya masalah perceraian, perkelahian anak, kurangnya perhatian dan kasih sayang , pelecehan seksual, kemiskinan, gaya hidup yang konsumeris dan kesehatan yang memburuk karena kurang gizi atau masalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat di masa sekarang ini semakin banyak mewabah anak usia sekolah. Hal ini menjadi kurang mendapat perhatian siswanya.



pendidik



dalam



memahami



perkembangan



psikologi



6



d. Kepemimpinan yang kurang situasional dimiliki oleh beberapa kepala sekolah atau pemangku kebijakan, dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang serba dadakan dan tidak melihat kondisi dan situasi di lapangan. Sehingga segala kebutuhan dan permasalahan di lapangan yang sering dikeluhkan tidak mendapat sambutan yang baik dan tepat. Pemimpin juga



kurang



mensupervisi,



kurang



mendorong,



memotivasi



penggunnaan media pembelajaran bahkan kadang ada pula pemimpin dan pemangku kebijakan yang tidak mau tahu kebutuhan TIK tersebut. e. Masyarakat yang menjadi manja dengan pemerintahan dan terkesan maunya dilayani dan menuntut tanpa ada keseimbangan anatar haknya dan kewjibannya. Dengan adanya pendidikan gratis dan peningkatan standar pelayanan minimal di DKI seharusnya menjadi langkah masyarakat dan komunitas pendidikan menjadi lebih berkembang ke arah yang dinamis dan berkelanjutan menuju Jakarta baru dalam menyongsong generasi emas 2045 yang berkarakter dan berbudaya. f. Pengadaan alat pembelajaran multimedia dan sarana prasarana lainnya yang berbasis Teknologi Informasi dan Komputer dari Dinas Pendidikan DKI yang dibagikan ke Sekolah Dasar Negeri dan Swasta diperuntukkan untuk pengembangan pembelajaran dan menutupi kebutuhan sarana prasarana di sekolah hanya sebagai barang penghias lemari alat peraga bahkan tidak jarang perangkat tersebut masih utuh bertahun-tahun hingga rusak. g. Di sekolah-sekolah negeri guru-guru muda yang notabene mempunyai ketrampilan dan pemikiran yang maju tidak memiliki motivasi mengembangkan pembelajaran bernuansa Teknologi dan Informasi yang baik, dan seharusnya dapat menjadi tutor seniornya. h. Kurangnya penggunaaan media pembelajaran di kelas yang merupakan hal yang patut disayangkan, dan banyak terjadi di harmpir setiap sekolah karena setiap sekolah memiliki banyak sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.



7



i. Penganggaran sarana dan prasarana yang hampir 25% dari penerimaan BOS



dan



BOP



seharusnya



menjadi



sarana



pengadaan



dan



pengembangan media, alat peraga dan bahan peraga khusunya media teknologi dan komputer. j. Tuntutan administrasi yang banyak seharusnya menjadi motivasi sebagai jalan untuk bisa menguasai teknologi Informasi dan Komputer dan



meningkatkan



semangat



kerja



dalam



usaha



melengkapi



adminsitrasi dan sebagai pengembangan pembelajaran di kelas baik pada materi pelajaran dan perkembangan diri sendiri. Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas , maka masalah yang akan diangkat dalam best practice saya sebagai berikut: “Apakah pemanfaatan



pendekatan



Menyenangkan



Pembelajaran



Memanfaatkan



Aktif



Teknologi



Kreatif



Efektif



Informasi



dan



Komunikasi



(PAKEMATIK) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?” 2. Pemecahan Masalah Pemanfaatan software multimedia dan media pembelajaran berbasi TIK dalam penyajian bahan pelajaran dalam bentuk penyajian materi yang lebih inovatif dan kreatif sebagai cara peningkatan motivasi belajar siswa di kelas. Dengan pemanfaatan software multimedia dan media pembelajaran berbasi TIK maka pendekatan pembelajaran akan mencapai hasil yang optimal, karena cara ini lebih mudah diingat, dipahami, dan ditransfer (untuk menghadapi pemecahan masalah). Pengetahuan dan kecakapan (intellectual potency) peserta didik yang bersangkutan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. C. Tujuan Best Practice ini merupakan wahana untuk mengembangkan pembelajaran dengan melakukan perbaikan, peningkatan serta perubahan pembelajaran. Tujuan dirumuskan sebagai berikut :



8



1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi sebagai salah satu solusi pembelajaran alternatif di sekolah. 2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi



guna



meningkatkan



motivasi



belajar



siswa



dalam



pembelajaran di sekolah sebagai tindakan perbaikan. 3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran melalui pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi yang lebih inovatif dan kreatif. 4. Untuk meningkatkan kema



mpuan mengajar khususnya penggunaan



teknologi dan informasi. D. Manfaat Melalui pengalaman ini akan diperoleh informasi mengenai upaya peningkatan



motivasi



belajar



siswa



melalui



pemanfaatan



software



multimedia dalam pembelajaran. Oleh karena itu tulisan ini diharapkan berguna untuk : 1.



Dapat menambah wawasan bagi pendidik mengenai masalah dan cara pemecahannya dalam pemanfaatan software dalam pembelajaran menggunakan multimedia.



2.



Dapat menjadikan bahan masukan kepada pendidik dalam peningkatan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik.



3.



Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemimpin di satuan pendidikan maupun pemangku kebijakan agar selalu memperhatikan faktor sarana dan prasarana bidang teknologi dan informatika bagi pendidikan di wilayahnya.



3.



Memberikan bahan masukan bagi peserta didik agar mereka mampu meningkatkan hasil belajarnya yang lebih baik lagi.



9



BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Motivasi Motivasi dapat menjadi masalah yang penting dalam pendidikan, apalagi dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan seharihari. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Di dalam belajar banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap pelajaran termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu tujuannya. Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, bila guru tidak mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Siswa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik motivasi siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena motivasi menambah semangat kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Maka motivasi harus ada dalam diri seseorang, sebab motivasi merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal permulaan dari pada semua aktivitas. a. Pengertian Motivasi Beberapa pengertian motivasi antara lain : 1) Menurut Sardiman (2007: 73), motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. 2) Slavin yang dikutip oleh Catharina Tri Anni, et al. (2006: 156), Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus.



10



3) Menurut Slameto (2010: 170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkah kegiatan, intensitas, konsistensi,serta arah umum dari tingkah laku manusia. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah salah satu kunci utama untuk memperlancar dan menggairahkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Motivasi merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Teori Tentang Motivasi Menurut Sardiman (2007: 82-83) ada beberapa teori tentang motivasi, yakni : 1) Teori Insting Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. 2) Teori Fisiologis Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasaan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman,dan udara. 3) Teori Psikoanalitik Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Menurut Ngalim Purwanto (1997: 74-80) ada beberpa teori motivasi, yakni: 1) Teori Hedonisme Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang mementingkan kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan.



11



2) Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu, naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri, dan naluri mengembangkan/ mempertahakan jenis. Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakantindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakan oleh ketiga naluri tersebut. 3) Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkahlaku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. 4) Teori Kebutuhan Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia memilih aktivitas yang membuat dirinya merasa gembira dan senang, sesuai dengan naluri dan kebiasaan, sesuai dengan kebudayaan tempat dimana berada dan pada hakekatnya untuk memenuhi kebutuhannya. b. Macam-macam Motivasi Secara umum macam-macam motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Singgih D. Gunarsa (2004: 50-51) yaitu: 1) Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi instrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.



12



2) Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan segala sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran, atau dorongan dari orang lain. Faktor eksternal dapat mempengaruhi penampilan atau tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah seseorang akan menampilkan sikap gigih dan tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuannya. Menurut Sardiman (2007: 89-91) motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik : 1) Motivasi



intrinsik



adalah



motif-motif



yang



menjadi



aktif



atau



baerfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwamotivasi berasal dari dalam dan luar individu. Motivasi ada yang dapat dipelajari dan ada yang tidak dapat dipelajari, masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani harus memperhatikan hal ini agar pembelajaran pendidikan jasmani berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. c. Tujuan Motivasi Menurut Ngalim Purwanto (1997: 73), tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperolah hasil atau tujuan tertentu. Karena itu seorang guru pendidikan jasmani harus dapat menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan diterapkan dalam kurikulum sekolah. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Slameto (2010: 5471), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut.



13



1. Faktor intrinsik a) Kesehatan Sehat bararti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorangberpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. b) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseoarang, diperhatikan terusmenerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari itu diperoleh kepuasan. d) Bakat Bakat menurut Higard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena senang belajar.



14



2. Faktor Ekstrinsik a) Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Akibatnya siswa menjadi malas untuk belajar. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan efektif. b) Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. c) Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang dating dari luar diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya, ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik, dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman mialnya, sangat mempengaruhi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Yang termasuk dalam faktor intrinsik adalah kesehatan, perhatian, minat, dan bakat. Sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu bagi para guru hendaknya



15



memperhatikan faktor-faktor ini sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. d. Unsur-unsur Motivasi Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 97-100) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : 1. Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. 2. Kemampuan Belajar Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yangterdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi. Didalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya. 3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. 4. Kondisi Lingkungan Kelas Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.



16



5. Unsur-unsur Dinamis Belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. 6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa. e. Cara Meningkatkan Motivasi Dalam upaya memelihara tingkat motivasi siswa agar selalu stabil, maka diperlukan cara-cara untuk meningkatkan motivasi. Guru di sekolah menghadapi siswa dengan banyak motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 101-106) ada beberapa upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, untuk itu guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. 2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran Guru lebih memahami keterbatasan bagi waktu siswa. Sering kali siswa lengah dengan tentang nilai kesempatan belajar, Oleh karena itu guru dituntut bisa mengoptimalkan unsurunsur dinamis yang ada dalam diri siswa maupun lingkungan siswa. 3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa Guru adalah penggerak sekaligus sebagai fasilitator belajar yang mampu memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar dan mampu mengatasi kesukaran belajar siswanya. 4) Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi Belajar Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikan cita-cita bangsa. Mendidikan cita-cita belajar pada siswa merupakan upaya untuk menghilangkan kebodohan masyarakat.



17



B. Pembelajaran



Aktif Kreatif Menyenangkan Menggunakan Teknologi



Informasi Komputer (Pakematik) 1. PAKEM PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan ketramilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. (Jamal Ma’ruf Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem, (Jogjakarta: Diva Press, 2010) hal. 59



PAKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. PAKEM juga merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif. Pengertian pembelajaran PAKEM dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Pembelajaran aktif Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa model pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si pelajar ( Wistawan Gora, Pakematik, hal.11). Dalam pembelajaran ini, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Sedangkan peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain (Jamal Maaruf, 7 Tip Aplikasi Pembelajaran). Active learning adalah nama suatu pendekatan untuk mendidik para siswa dengan memberikan peran yang lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Disisni guru berpindah kedudukannya, dari yang paling berperan di depan kelas dan



18



mempersentasikan materi pelajaran; menjadi para siswalah yang berada pada posisi pengajaran diri mereka sendiri, dan guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu. Jadi pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memfokuskan kepada para peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran aktif guru hanya sebagai orang yang mengamati dan menolong ketika peserta didik mengalami kesulitan sementara peserta didik harus aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk menumbuhkan kreativitas siswa. b. Pembelajaran kreatif Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran yang kreatif. Jerry Wennstrom (2005) mengatakan proses kreatif suatu format eksplorasi yang berbeda dari yang lain, yaitu proses yang dihubungkan dalam pengalaman hidup dan bukan merupakan suatu model umum. Proses kreatif adalah suatu tindakan untuk proses penemuan terus-menerus, penggalian yang dalam dengan hati, pikiran, semangat untuk mendapatkan keindahan dan pengalaman baru yang dapat ia rasakan. Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Untuk itu guru dituntut mampu merangsang kreatifitas peserta didik dalam hal kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kreatif adalah kegiatan belajar mengajaran yang mengharuskan guru untuk menumbuh kembangkan kratifitas siswa. Tidak hanya siswa yang kreatif akan tetapi guru juga harus menemukan hal – hal yang baru sehingga tidak hanya siswa akan tetapi guru juga kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam. c. Pembelajaran efektif Pembelajaran efektif berarti pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak



19



efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikusasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Pembelajaran ini juga perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan yang memadai. Untuk itu, guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar. Berdasarkan uraian diatas, dalam pembelajaran efektif keterlibatan peserta didik sangat penting karena mereka merupakan pusat kegiatan belajar mengajar dan pembentukan kompetensi. Selain itu guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik agar menjadi sebuah kegiatan belajar dan mengajar yang bermakna bagi peserta didik. d. Pembelajaran menyenangkan Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dalam pembelajaran ini guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik agar tercipta suasana keakraban antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti menaikkan hasil belajar peserta didik. Jadi, pembelajaran yang menyenangkan akan membuat suasana belejar menjadi lebih kondusif sehingga antara guru dan peserta didik sama – sama diuntungkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu siswa juga dapat mencurahkan perhatiannya kepada materi belajar untuk mempermudah mereka dalam pemehaman belajar. 1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah di tegaskan pula oleh pemerintah melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di dalam Bab II. Standar Penyelenggaran,



20



Bagian Ketiga mengenai Standar Penyelenggaraan, dalam Pasal 5 Ayat 2 menyabutkan bahwa “Proses pembelajaran sebagaimana dimaksd ayat (1) menerapakan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan kominikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenanggkan dan kontekstual. Pada dasarnya peran TIK dalam PAKEM berfungsi sebagai media pembelajaran sebagaimana alat peraga. Jadi, fungsi TIK adalah untuk membantu proses pembelajaran agar lebih efektif dan lebih bermakna. PAKEMATIK adalah pengembangan dari strategi pembelajaran PAKEM, perbedaannya hanyalah penggunaan TIK sebagai alat bantu pembelajaran. TIK dalam proses pembelajaran untuk mendukung proses “Pembelajaran Aktif (Active Learning)” dengan tujuan utama meningktkan kualitas pembelajaran. Jadi, kata kunci utamanya adalah pada “ Pembelajaran Aktifnya ” bukan pada pengetahuan teknis mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) karena perangkat TIK hanya akan menjadi pendukung pembelajaran. Dalam pakem orang yang berperan penting adalah guru dan siswanya. Kalau keduanya pasif dan tidak kreatif maka PAKEM tidak akan berjalan sesuai dengan koridornya. Berikut ini gambaran lengkap mengenai peran guru dan siswa dalam PAKEM. a. Pembelajaran Aktif 1) Guru aktif : a) memantau kegiatan belajar siswa, b) memberi umpan balik, c) mengajukan pertanyaan yang menantang, d) mempertanyakan gagasan siswa. 2) Siswa aktif : a) membangun konsep bertanya, b) bertanya, c) berkerja, terlibat dan berpartisipasi, d) menemukan dan memecahkan masalah, e) mengemukakan gagasan, f) mempertanyakan gagasan. b. Pembelajaran Kreatif 1) Guru kreatif : a) mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, b) membuat alat bantu belajar, c) memanfaatkan lingkungan, d) mengelola kelas dan sumber belajar, e) merencanakan proses dan hasil belajar.



21



2) Siswa kreatif : a) membuat/merancang sesuatu b) menulis/mengarang c. Pembelajaran Efektif 1) Guru mencapi tujuan pembelajaran 2) Siswa mencapai kompetensi yang diharapkan d. Pembelajaran Menyenangkan 1) Guru senang karena mampu mengkondisikan anak agar mampu : a. berani mencoba/berbuat, b. berani bertanya, c. berani meberikan gagasan/pendapat, d. berani mempertanyakan gagasan orang lain. 2) Siswa senang karena : a. kegiatannya menarik, menantang dan meningkatkan motivasi, b. mendapat pengalaman secara langsung, c. kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah semakin menigkat, d. tidak membuat siswa takut. BAB III PENDEKATAN PAKEMATIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR A. Sebagai sarana dalam pendekatan pakematik guru dan sekolah menyiapkan perangkat keras (hard ware) di kelas dalam bentuk komputer, laptop atau desktop, LCD, Proyektor, CD room, Sound Stereo, kamera digital, printer, kabel data, USB, kabel VGA, Kertas gambar, Kertas Manila, Flash disk dan perangkat lunak berupa soft ware yang lengkap , aplikasi pembelajaran. Selain perangkat yang disebut kemampuan dan kemauan guru dalam menggunakan komputer juga diutamakan karena pakematik membutuhkan guru



yang



telah



menguasai



komputer



dan



juga



punya



niat



melaksanakannya. Dalam penggunaan pakematik ini disesuaikan dengan alokasi waktu, kegiatan kegiatan pakematik ini hanya sebuah pendekatan, dapat juga sebagai pengganti guru atau nara sumber, kemasan



22



pembelajaran



harus



sesuai



dengan



tujuan



pembelajaran,



standar



kompetensi dan kompetensi dasarnya. Dalam pembelajaran ini ada ketegasan dan syarat yang harus dipatuhi dan dipahami akan sisi negatif dan positif dari internet, banyak sekali gambar atau video yang menjadi sampah dan tidak baik dilihat oleh anak – anak, anak- anak biasanya akan menyadari hal itu dan patuh terhadap tujuan belajarnya. Dalam hal ini guru juga harus pandai menginput pencarian dengan kata-kata dan kalimat yang sesuai dengan materi yang akan dicari di internet. Pengawasan guru harus lebih ditingkatkan. B. Pembelajaran dan hasil yang dicapai. Di sekolah dasar negeri di DKI Jakarta mendapatkan beberapa soft ware dan



alat



peraga



berbasis



komputer



guru



dapat



mencari



dan



mengembangkan beberapa aplikasi pembelajaran lainnya. Di beberapa sekolah ada yang sudah mendapatkan sarana dan menggunakan papan tulis multimedia dan meja audio ( penulis sudah menggunakan keduanya ) akan lebih



baik



dalam



pendekatan



pakematik



ini.



Beberapa



kegiatan



pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu ; 1. CD pembelajaran tentang sholat, membaca doa, Budaya dan alam Indonesia, Alam dan Sejarah 33 Provinsi di Indonesia, CD film anak, dan beberapa cd yang dapat juga dibeli di toko. Guru menampilkan beberapa video tentang film dokumenter perjuangan, kota-kota bersejarah di daerah atau Negara manapun. Banyak sekali pengetahuan dan wawasan yang dapat diberikan kepada anak. Jika masih kurang dan perlu guru dapat mencari di internet melalui Youtube semuanya disajikan dengan menarik dan menggunakan audio. Waktu tampilan disesuaikan dengan alokasi waktu lalu dilanjutkan dengan session Tanya jawab atau diskusi. Kita boleh mempause dulu atau berhenti sejenak untuk menjelaskan atau memberi elaborasi kepada siswa. Di beberapa session biarkan anak bertanya lalu guru menjelaskan. Anak-anak lebih bersemangat jika video



23



itu ada musiknya. Untuk penugasan siswa membuat ringkasan atau menceritakan kembali laporan, cerita atau film dokumenter yang telah ditontonnya. Kegiatan ini menghasilkan anak yang antusias dan bersemangat dalam belajar tidak monoton dan membosankan. Untuk anak yang rasa ingin tahunya besar biasanya akan terus meminta agar guru mencari lagi bahan cerita yang disenanginya. Melalui media inipun anak-anak lebih konkrit/ jelas membandingkan benda, gambar alam, tumbuhan,reaksi alam, atau tokoh. Guru memberikan penugasan anak untuk mencari materi pelajaran atau tugas-tugas yang bisa diakses di internet yang blog atau webnya sudah disiapkan guru misalnya blog cerita kancil, blog cinta matematika, blog sastra, blog IPA, goggle book, Wikipedia atau image goggle anak-anak juga dapat berkelompok mencari dan menyelasaikan tugas dari komputer di laboratorium sekolah dengan wifi sekolah. Anak dan guru pun dapat belajar dengan aplikasi teka teki silang yang materinya ada dalam kompetensi dasar. 2. Kegiatan menyanyi bersama biasanya lagu-lagu Nasional atau daerah dari berbagai daerah bahkan lagu dari berbagai Negara. Lebih suka lagi jika anak bernyanyi karaoke. Lebih mudah untuk menampilkan lagu baru. Dalam pembelajaran menyanyi ini cd hanya sebagai alat bantu artinya anak juga harus diberikan latihan tanpa musik agar dapat merasakan nada dan harmoninya. Di sinilah kemampuan guru untuk lebih menggali kemampuanya dalam mencari materi belajar yang sesuai dan menyenangkan, guru harus terus mencari temuan-temuan baru dalam perkembangan lagu nasional atau lagu anak lainya yang sesuai. 3. Pembelajaran



menggunakan



bilingual



dapat



digunakan



dengan



pendekatan pakematik ini, kita dapat belajar menggunakan bahasa Inggris ataupun Indonesia karena internet adalah milik dunia, artinya kita dapat menggunakan bahasa inggris dalam mencari ataupun dalam proses belajar



mengajarnya,



misalnya



jika



kita



ingin



belajar



tentang



pertumbuhan tumbuhan kita bisa mencari dengan youtube atau goggling



24



dengan menuliskan



how plant grow, atau trees n animals, evolution



proses, eqlipe, earth, sun, solar system, maka kita akan mendapatkan materi dan pembelajaran yang mendunia. Kemampuan guru dalam menggunakan bahasa inggrispun harus baik dan harus memiliki wawasan tentang pembelajaran dengan bahasa asing. Dengan pembelajaran bilingual juga siswa akan secara langsung belajar berbahasa inggris, siswa mengucapkan, menulis dan membaca materi dalam bahasa inggris. Wasawan dan pengetahuan akan bertambah dalam diri siswa didik termasuk gurunya. 4. Kegiatan menari dan senam sebagai refresh di dalam kelas dapat dilakukan bersama-sama dan serentak. Tarian apapun dapat dilakukan dan dapat dicontoh oleh anak anak, sekaligus anak-anak dapat mendapatkan ide-ide baru tentang tarian, kostum, dan pola lantainya. Anak akan bersemangat dan senang belajar di sekolah, tidak bosan dan selalu bersikap membutuhkan ilmu dan kesenangan berkumpul bersama teman. Biasanya anak yang kurang mendapatkan hiburan, perhatian dan kasih sayang di rumah akan suka masuk sekolah dan tidak malas lagi. 5. CPR atau Classroom Performance Respone yaitu software atau perangkat yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan remote control dan hasilnya langsung dapat diketahui bersama sekaligus analisisnya. Soft ware ini membuat anak senang karena seperti bermain game. Guru harus menginput data siswa dan data kelas lalu guru juga membuat dan menginput soal sesuai dengan pembelajaran yang sudah dilakukan siswa. 6. Permainan atau game edukasi yang dapat dilakukan siswa secara sendiri atau kelompok. Biasanya siswa diberi waktu untuk menyelesaikannya setelah itu anak anak diberi reward sebagai penghargaannya. Game atau permainan itu antara lain puzzle, ular tangga, teka teki silang, yang



25



sifatnya belajar. Siswa akan merasa bermain game padahal dia sedang belajar dalam kelompok dan bersaing sehat dengan kelompok lainnya. 7. Belajar menggunakan power poin untuk mata pelajaran apapun, siswa dapat mengamati tentang bagaimana sisi, sudut, jaring-jaring bangun datar atau ruang terbentuk, siswa dapat mengetahui bagaimana proses hitungan bilangan positif dan negative, siswa dapat mengetahui cara rumus didapatkan, siswa dapat mengetahui bagaimana mencari volume dan luas bangun dengan rumus. Siswa juga dapat menemukan pencerminan, simetri putar, simetri lipatnya. 8. Alat peraga lingkungan hidup berbasis mikro kontrol yang kita dapat dari dinas juga membutuhkan komputer dalam menggunakannya, dengan alat ini siswa akan memahami bagaimana pencemaran terjadi, proses rumah kaca, dapat membedakan zat atau gas yang berada di alam dengan mengukur tingkat pencemaran yang standar alam ataupun merusak kehidupan. Siswa mampu mengukur kelayakan dikonsumsi makanan yang boleh dimakan atau tidak boleh dimakan. Alat peraga ini menggunakan maket maket kehidupan alam di lingkungan kita dengan berbasis mikro control dan menggunakan media komputer .



26



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Penerapan pendekatan Pakematik menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dalam pembelajaran. 2. Ketrampilan menggunakan komputer dan teknologi informasi menjadi kebutuhan dalam mengembangkan diri guru dan pembelajarannya. 3. Penerapan Pakematik meningkatkan motivasi belajar anak dan membangkitkan rasa ingin tahu tentang banyak hal. 4. Memberikan apresiasi dan inspirasi untuk dapat berkreasi sendiri bagi guru dan siswa. B. Saran 1. Agar Innovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan-kegiatan belajar mengajar. 2. Agar mengembangkan sikap scientist, menjawab, menyampaikan 3.



pendapat, kesan dan menulis, dan memerlukan banyak latihan. Agar Guru dan Kepala Sekolah menjadi wajib meng-upgrade dirinya sendiri sebagai bagian dari tanggung jawabnya atas amanat jabatan yang diembannya.



DAFTAR PUSTAKA



27



Ali Imron, (1994) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pustaka Jaya. Basuki Wibawa, (2004) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Depdiknas. FX. Soedarsono, (2001) Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas, Dikti. Jamal Ma’ruf Asmani (2010) , 7 Tips Aplikasi Pakem, (Jogjakarta: Diva Press)



Margaret E. Bell Gradler. (1994). Belajar dan Membelajarkan, penerjemah Munandir. Jakarta : PT. Raja Grafindo. M. Ngalim Purwanto, (2002) Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Karya. Oemar Hamalik, (1983) Metode dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung : Tarsito. ----------, Pengaruh metode pembelajaran PAKEMATIK terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Ma’arif Srengat Rhenald Kasali, Re-Code Your Cahnge DNA Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2007 Robert M. Gagne, (1977) The Conditions of Learning and Theory of Instruction, New York: Hlt Rinehart and Wingston Siti Sakinatul Muslihah (2008) , Upaya Guru Fikih membangkitkan motivasi siswa kelas VII Magelang, UNSKJ, Yogjakarta,



28



Syaiful Bahri Djamarah ( 2002), Psikologi Belajar Jakarta, Rineka Cipta Yosal Iriantara (2014), Komunikasi Pembelajaran Bandung, Simbiosa Rekatama Media W.Gulo ( 2007), Metodologi Penelitian Jakarta Grasindo Winastawan Gora, (2009) PAKEMATIK (Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK ), Jakarta, PT.Elex Medi Komputindo, Wikidpedia.com Youtube.com